• Tidak ada hasil yang ditemukan

T SEJ 1201225 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T SEJ 1201225 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Adela Siahaan, 2014

Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pembelajaran Sejarah Berbasis

Multikultural dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Nasionalisme Siswa Etnik

Tionghoa yang dilakukan oleh peneliti sehingga pada bagian ini peneliti akan

mencoba menarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi dengan tidak terlepas dari

fokus masalah yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan dan rekomendasi yang

peneliti dapat kemukakan adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Pertama, dalam penyampaian pendidikan nilai terhadap siswa di SMA St.

Angela kota Bandung dimana terlihat bahwa guru telah menyampaikan pendidikan

nilai kepada siswa berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi sejarah seperti

rela berkorban, bertanggung jawab, persatuan, kepemimpinan, dan sebagainya.

Namun sangat disayangkan, nilai-nilai tersebut ketika perencanaannya dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurang diseriusi karena disusun hanya

sebatas pada tujuan pembelajaran. Adapun pelaksanaan penyampaian pendidikan

nilai tersebut, guru melakukan entry behavior yang mengawali apersepsi, kegiatan

inti menggunakan metode yang yaitu Contextual Teaching and Learning (CTL),

menggunakan sumber belajar dalam penyampaian pendidikan nilai seperti media

audiovisual. Guru tidak hanya mengajarkan pendidikan nilai tersebut secara verbal

saja kepada siswa melainkan juga melalui tindakan. Namun tidak ada evaluasi

(penilaian) terhadap pendidikan nilai tersebut. Penyampaian pendidikan nilai yang

(2)

Adela Siahaan, 2014

Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdapat dalam pembelajaran sejarah yang termasuk di dalamnya ialah nilai-nilai

multikultural dan nilai-nilai nasionalisme yang merupakan semangat kebangsaan,

terlebih pada diri siswa etnik Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung.

Kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural di

SMA St. Angela dilakukan mengalir saja di dalam kelas sesuai yang terdapat dalam

materi sejarah yang dirasakan oleh guru mengandung nilai-nilai multikultural. Namun

sangat disayangkan, pembelajaran sejarah berbasis multikultural tersebut ketika

perencanaannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurang diseriusi

karena disusun hanya sebatas pada tujuan pembelajaran. Entry behavior dan

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah metode yang digunakan oleh guru

ketika apersepsi dan kegiatan inti pada pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis

multikultural. Selain itu, guru juga menggunakan media audiovisual untuk

mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural tersebut,

sedangkan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural

tersebut hany berupa penugasan baik itu individu ataupun kelompok dan pengamatan

guru terhadap sikap siswa selama di kelas. Adapun kendala-kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural ialah tidak meratanya

penulisan tokoh-tokoh ataupun peristiwa sejarah yang mewakili semua etnik di

Indonesia, khususnya bagi etnik-etnik minoritas seperti etnik Tionghoa yang sama

sekali tidak disinggung dalam kurikulum sejarah Indonesia yang sebenarnya banyak

tokoh dari etnik Tionghoa tersebut yang ikut berjuang melawan penjajahan Belanda

sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa etnik Tionghoa dalam mengembangkan

(3)

Adela Siahaan, 2014

Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, dalam hal manifestasi nasionalisme yang diwujudkan oleh siswa etnik

Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung dengan adanya pembelajaran sejarah

berbasis multikultural yaitu siswa etnik Tionghoa menjadi lebih terbuka dengan

tumbuhnya kesadaran akan perbedaan atau keberagaman latar belakang sehingga

mereka lebih saling menghormati dan menghargai antara sesama tanpa meilihat

perbedaan agama, etnik, bangsa, dan ras. Pembelajaran sejarah berbasis multikultural

juga membangkitkan kesadaran akan kehidupan bersama dalam komunitas sebesar

bangsa Indonesia sehingga menumbuhkan kesadaran kolektif yang memiliki

persamaan dalam sejarah, kebersamaan dan keterikatan (sense of solidarity), serta

rasa memiliki (sense of belonging) yang mendorong mereka untuk menunjukkan

perilaku yang dilandasi tingginya semangat nasionalisme dan budaya multikultural,

seperti : memperingati hari nasional dengan antusias dan kepedulian terhadap sesama.

Adapun manifestasi nasionalisme tertinggi yang ditunjukkan oleh siswa etnik

Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung ialah dengan prestasi mereka di kancah

nasional maupun international dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal yang

berkaitan dengan pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan

nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa. Rekomendasi ini disampaikan kepada

berbagai pihak yang memiliki kontribusi kuat terhadap pembelajaran sejarah. Adapun

beberapa rekomendasi yang peneliti sampaikan, sebagai berikut :

1. Kepada guru sejarah di lapangan diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai

(4)

Adela Siahaan, 2014

Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sejarah berbasis multikultural dengan meningkatkan kemampuan

profesionalnya sebagai guru guna menanamkan prinsip-prinsip multikulturalisme

melalui keteladanan perilaku sebagai upaya penyebaran semangat hidup saling

menghargai dan menghormati keanekaragaman budaya yang berbeda sekaligus dapat

hidup berdampingan secara damai dengan cara menyajikan pokok-pokok bahasan

sejarah yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dengan model

pembelajaran tersebut dalam pendidikan sejarah berbasis multikultural dapat lebih

mengembangkan nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam diri siswa etnik

Tionghoa.

2. Pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah diharapkan dapat selalu memotivasi

dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensinya dalam

melaksanakan pembelajaran. Selain itu juga, kepala sekolah sebagai pimpinan

sekaligus manager di sekolah harus mendorong pengembangan pendidikan nilai

seluas-luasnya. Dalam proses pembelajaran sejarah, kepala sekolah juga diharapkan

memberikan kesempatan kepada guru untuk melaksanakan penyampaian pendidikan

nilai guna mengembangkan nilai-nilai yang ada pada diri siswa, termasuk nilai-nilai

multikultural dan nasionalisme.

3. Kepada para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, terutama para

pengembang kurikulum sejarah dalam pendidikan nasional direkomendasikan untuk

menciptakan kemerataan dalam penulisan materi sejarah yang dengan mewakilkan

berbagai etnik, agama, dan budaya, khususnya keterwakilan etnik Tionghoa baik itu

dalam tokoh maupun peristiwa sejarah yang tentunya hal tersebut disemangati oleh

prinsip multikulturalisme sehingga terjadinya pengembangan nilai-nilai nasionalisme

(5)

Adela Siahaan, 2014

Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kepada siswa SMA St. Angela Kota Bandung baik itu etnik Tionghoa ataupun

etnik lainnya yang adalah generasi penerus bangsa, penulis sarankan agar terus

mengembangkan nasionalisme dengan memberdayakan segenap kemampuan dan

kreatifitas yang dimiliki melalui pembelajaran sejarah berbasis multikultural. Selain

itu diharapkan agar para siswa lebih toleran serta mau bekerjasama dengan tidak

membeda-bedakan latar belakang yang masing-masing mereka miliki, baik itu

perbedaan status sosial, etnik, jenis kelamin, maupun bahasa dan agama yang dianut.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan tersebut

direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah masalah-masalah

mengenai pembelajaran sejarah berbasis multikultural yang dilakukan oleh guru

sejarah guna memberikan rangsangan kepada para guru untuk mencoba

mengimplementasikan pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam menjawab

tantangan pendidikan sekarang ini dengan melihat kondisi multikulturalnya bangsa

Indonesia sehingga diharapkan dapat membangun aktivitas dan kreativitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pembuatan kolam penampungan (Pond) disebelah utara Bandar Udara Ahmad Yani dengan luas 10 ha, disebelah timur Bandara Ahmad Yani dengan luas 0,36 ha yang fungsinya untuk menampung

Pengadaan Jasa Perencanaan Perluasan Gedung LPSE Bagian Pengendalian Program dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kab.Lebong. APBD

Konsultansi Perencanaan Jaringan Irigasi Air Ketenong I, Jaringn Irigasi Air Baes Bawah, Dan Air Udik Desa Ketenong, SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lebong, maka

Mempunyai persamaan pada pokoknya atau Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain1. keseluruhannya dengan Merek milik

Steep losses in corn and wheat futures weighed on soybeans while rainfall in parts of the Midwest was likely to boost yield potential for soybean plants. USDA after the close

BAB IV: KEBERAGAMAN WARGA SEKOLAH DAN PERAN GURU PAI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL A9. Keberagaman Warga (guru, siswa,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan reaksi pasar di seputar pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA), yang mana reaksi pasar