• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

II. KONDISI UMUM KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN

2.1 Sejarah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS)

Sejak zaman penjajahan Belanda, Pangalengan dikenal sebagai daerah peternakan sapi perah yang dikelola oleh Belanda. Perusahaan tersebut adalah Friesche Terp, Almanak, Van Der Els, dan Bigman. Keempat perusahaan tersebut melakukan pemasaran bersama melalui Bandungsche Melk Center ( BMC ). Ketika berlangsung pendudukan Jepang di Indonesia, perusahaan-perusahaan tersebut hancur. Sapi-sapi yang masih hidup diselamatkan dan dipelihara oleh penduduk sekitarnya. Pada saat itulah peternakan sapi perah dijadikan masyarakat sebagai usaha keluarga. Pemeliharaan sapi ini kemudian digunakan sebagai pendukung usaha pertanian.

(2)

segala aktivitrasnya dan selanjutnua tata niaga susu di Pangalengan diambil alih oleh para tengkulak.

Para peternak adalah pihak yang paling banyak dirugikan dengan hancurnya GAPPSIP mereka terpaksa harus menjual susunya kepada para tengkulak dengan harga yang sangat rendah yaitu Rp. 9 per liter. Sementara itu para tengkulak menjual susu dengan harga Rp. 60 per liter kepada konsumen. Kondisi ini berlangsung sepanjang tahun 1963-1968.

Menyadari buruknya keadaan tersebut, maka disepakati untuk mendirikan lagi wadah koperasi. Kesepakatan ini didorong oleh adanya kesadaran kepemilikan sapi perah dalam skala kecil, jauhnya ke tempat pemasaran dan sifat susu yang mudah rusak. Bersamaan dimulainya REPELITA I pada tanggal 1 April 1969 berdirilah KPBS Pangalengan dengan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung, bantuan Gubernur Jawa Barat, Dirjen Peternakan, dan UNICEF. Pada tanggal 8 Juli 1969 KPBS memperoleh Hak Badan Hukum No.4353/BH/IX-18, yang kemudian pada tanggal 31 Desember 1969 diperbaharui menjadi No. 4353 A/BH/DK-X/20. Tugas pokok yang diemban oleh KPBS pada mulanya adalah sebagai berikut: Memulihkan iklim perkoperasian dalam bidang peternakan di Bandung Selatan, ikut serta dalam usaha peningkatan pendapatan peternak sapi perah bersama pemerintah, berperan aktif dalam melaksanakan program pemerintah yang digariskan dalam pola pengembangan lima tahun.

(3)

a. Penerimaan susu oleh IPS hanya pada hari kerja, sehingga produksi susu pada hari libur tidak tertangani,

b. Penerimaan susu oleh IPS harus telah diproses pendinginan dan pasteurisasi,

c. Pemasaran susu secara langsung ke konsumen cukup sulit karena tidak terjaminnya kualitas atau karena pemalsuan oleh pengecernya, d. Tingginya tingkat kerusakan susu di koperasi dan peternak.

Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, dilakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 1976 dan 1977 dan memutuskan untuk mendirikan Milk Treatment (MT). Didasari keputusan RAT tersebut KPBS Pangalengan menjalin kemitraan dengan PT Ultra Jaya untuk mendirikan Milk Treatment pada 16 Juli1979 dengan pembayaran secara kredit selama jangka waktu 5 tahun melalui angsuran saham anggota sebesar Rp. 25/liter. Tanggal 1 Januari 1979 dimulai pembangunan Milk Treatment (MT) dan diresmikan pada tanggal 16 Juli 1979 oleh Mentri Muda Urusan Koperasi Republik Indonesia. Manajemen MT untuk sementara dilakukan oleh PT Ultra Jaya. Pada November 1982 dilaksanakan penandatanganan peralihan manajemen dari PT Ultra Jaya disaksikan Mentri Koperasi dan Wakil Gubernur Propinsi Jawa Barat dan Juli 1983 angsuran dapat dilunasi. Manfaat dengan dioperasionalkan MT KPBS:

a. Produksi susu dapat diserap setiap hari walaupun IPS hanya menerima padahari kerja.

b. Kerusakan susu ditingkat koperasi maupun dipeternak dapat ditekan, c. Meningkatnya Pelayanan dan Usaha dalam bentuk investasi

(4)

d. Tahun 1980-1983 KPBS Pangalengan dapat membantu penerimaan susu dari KUD/koperasi susu di Jawa Barat.

Selama perkembangannya sampai dengan tahun 1988, pemerintah memberikan perhatian dan bantuan kredit sapi perah dari New Zealand, Australia, dan Amerika dengan jangka waktu 7 tahun namun dapat dilunasi selama 5 tahun. Pada tahun 1994 didatangkan sapi perah dari New Zealand secara mandiri sebanyak 2.400 ekor dara bunting dan 1 ekor pejantan unggul untuk meningkatkan mutu genetik ternaknya. Selain itu, pada tahun 1997 KPBS Pangalengan merintis pemasaran langsung kepada konsumen berupa susu pasteurisasi dalam kemasan cup dan kemasan bantal dengan merk KPBS Pangalengan. Perkembangan sampai dengan saat ini dalam pelayanan dan usahanya adalah menerapkan pola agribisnis dan agroindustri dengan tahapan: Pra-Produksi, Proses Produksi, Pemasaran Hasil Produksi dan Penunjang Usaha, serta mendapatkan pembinaan dari Unsur Perguruan Tinggi, Badan-Badan Usaha, Mitra Usaha, Pakar, Tokoh Masyarakat, dan Koperasi. Pelayanan dan usaha yang dilakukan adalah usaha pokok produksi susu dengan pelayanan beragam.

(5)
[image:5.595.115.513.227.585.2]

dimaksud berupa penyediaan bahan baku susu dan bahan tambahan sesuai dengan permintaan industri rumah tangga, Pembinaan manajemen usaha industri rumah tangga, membantu pemasaran produk industri rumah tangga, dan membantu promosi produk industri rumah tangga melalui pameran yang diadakan pada tingkat kabupaten, kotamadya sampai pada tingkat nasional.

Tabel 1. Penghargaan-Penghargaan KPBS

No Tahun Penghargaan Pemberi

1. 1976 Unit Usaha Sektor Pertanian Bidang Peternakan Menteri Peternakan 2. 1981 Koperasi Sukses menangani Bidang Peternakan Menteri Muda Urusan Koperasi 3. 1981 Koperasi Terbaik I Menteri Perdagangan dan Koperasi 4. 1982 Koperasi Teladan Nasional Menteri Perdagangan dan Koperasi 5. 1984 Koperasi/KUD Teladan

Nasional Menteri Koperasi

6. 1985 Koperasi Teladan Nasional Menteri Koperasi

7. 1988 Koperasi Mandiri Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 8. 1987 Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Presiden Republik Indonesia

9. 2004 Koperasi Berprestasi Bidang

Produsen Bupati Bandung

10. 2004 Koperasi Berprestasi Bidang

Produsen Gubernur Jawa Barat

2007 Cooperative Award Tahun 2007 Menteri Koperasi dan UKM 12. 2007 Koperasi Berprestasi Menteri Koperasi dan UKM 13. 2010 BAKTI KOPERASI (Ketua

Umum) Menteri Koperasi dan UKM

(Sumber: Dokumentasi KPBS, 2016)

(6)

disebabkan jalan rusak dan berdebu sehingga menyebabkan terkontaminasinya susu segar oleh mikroorganisme dari tangki.

2.2 Visi, Misi dan Tujuan KPBS 2.2.1 Visi

Menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental serta unggul di tingkat regional & nasional.

2.2.2 Misi

Beberapa misi utama KPBS antara lain :

1. Menumbuhkembangkan koperasi secara berkesinambungan, sehingga menjadi Koperasi Besar dalam Agribisnis dan Agroindustri Persusuan 2. Meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan pendapatan usaha

Agribisnis Persusuan

3. Meningkatkan daya beli melalui peningkatan efisiensi biaya rumah tangga anggota

4. Meningkatkan tingkat kesejahteraan sosial anggota melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dalam Teknik dan Manajemen Agribisnis Persusuan

2.2.3 Tujuan KPBS

(7)

2. Menumbuhkembangkan skala usaha dan cakupan wilayah pemasaran koperasi sebagai Perusahaan Agribisnis dan Agroindustri Persusuan

3. Meningkatkan efisiensi biaya Agribisnis Persusuan Anggota

4. Meningkatkan efektifitas pemasaran output Agribisnis Persusuan Anggota 5. Meningkatkan skala dan produktifitas Agribisnis Persusuan Anggota serta

memperbaiki genetik sapi

6. Meningkatkan efisiensi biaya rumah tangga anggota

7. Meningkatkan kualitas sumberdaya insani anggota melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dalam teknik dan manajemen Agribisnis Persusuan

8. Memelihara kelestarian dan mencegah pencemaran lingkungan wilayah kerja dan sekitarnya

9. Berperan aktif membangun kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi koperasi, sosial dan budaya anggota dan masyarakat diwilayah kerja dan sekitarnya dalam upaya turut serta meningkatkan kualitas sumberdaya insani bangsa Indonesia

2.3 Lokasi dan Tata Letak

(8)

Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian diatas permukaan laut antara 1.000 – 1.420 meter, suhu udara antara 12 – 28oC, basah udara (kelembaban) antara 60 - 70 %. Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan serta tanaman sayuran. Pangalengan berbatasan langsung dengan Kecamatan Pasir Jambu, di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Garut dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pacet.

Wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu : a. Kecamatan Pangalengan

b. Kecamatan Kertasari c. Kecamatan Pacet

Desa yang termasuk wilayah kerja KPBS yaitu Desa Pangalengan, Margamukti, Warnasari, Margaluyu, Sukaluyu, Banjarsari, Sukamanah, Santosa, Raruma Jaya, Wanasuka, Cikembang, Neglawasi, dan Cikalong. Wilayah kerja KPBS juga terbagi dalam 24 komisaris daerah dengan 189 kelompok peternak sapi perah dengan 37 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK).

2.4 Struktur Organisasi

(9)

Proses pengolahan dan produksi susu yang baik tentunya diatur dengan sistem manajemen yang baik pula. Sistem manajemen terdiri dari unit-unit yang mampu menangani dan bertanggung jawab dalam setiap aspek yang bersangkutan dengan proses produksi susu. Masing-masing unit tersebut dibantu oleh tenaga pelaksana sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing. Tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing staf/karyawan unit pengolahan susu di MT KPBS, antara lain :

1. Pengurus

Pengurus bertugas mengelola koperasi, mengajukan rancangan kerja, membuat rencana anggaran pendapatan, membuat rencana belanja koperasi, dan mengembangkan unit usaha MT KPBS sebagai unit kerja yang efektivitasnya tinggi di dalam pengolahan susu.

2. Manajer

Manajer bertugas memimpin dan mengaur segala permasalahan baik keluar ataupun kedalam unit usaha demi kemajuan perusaan. Manajer, dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh masing-masing kepala bagian dan administrasi umum. Manajer di MT KPBS dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Manajer Produksi dan Manajer Pengolahan dan Pemasaran.

3. Kepala Bagian Penyuluhan

(10)

4. Kepala Bagian Tester, Recorder, dan Supir

Kepala bagian tester, recorder, dan supir bertugas dalam mengkoordinir pembagian wilayah kerja penerimaan susu di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Tester bertugas melakukan pemeriksaan terhadap susu yang akan diterima. Recorder bertugas melakukan pendataan terhadap jumlah susu yang disetorkan. 5. Kepala Bagian Laboratorium (Quality Control)

Kepala bagian laboratorium bertugas untuk mengendalikan mutu (kualitas) berdasarkan hasil penelitian laboratorium, keadaan bahan baku dan pengemas, pengendalian proses dan keadaan produk jadi, serta tugasnya dalam bertanggung jawab terhadap manajer. Laboratorium dibagi menjadi dua bagian, yakni laboratorium mikrobiologi dan laboratorium fisika-kimia. Bagian laboratorium bertugas menganalisa susu meliputi uji sifat kimia, berat jenis, uji alkohol, solid non fat, uji keasaman, uji pemalsuan, dan uji organoleptik.

6. Kepala Bagian Proses (Produksi)

(11)

7. Kepala Bagian Maintanance Service

Kepala bagian maintanance service bertugas mengawasidan mengatur mesin-mesin yang digunaka dalam proses produksi, memperbaiki dan memelihara mesin-mesin pengolahan, serta bertugas mengawasi bagian bengkel dan bahan bakar.

8. Kepala Bagian Cooling Unit

Kepala bagian cooling unit ini bertugas mengawasi jalannya proses produksi di unit pendingin susu. Kepala bagian cooling unit akan dibantu oleh staf produksi dalam pelaksanaannya.

9. Kepala Bagian Administrasi

Administrasi umum bertugas mengelola kegiatan administrasi, bertanggungjawab atas kearsipan perusahaan yang berhubungan dengan produksi, kepegawaian, dan keuangan.

2.5 Ketenagakerjaan

Karyawan yang bekerja di KPBS Pangalengan merupakan penduduk asli Pangalengan. Hal ini berdasarkan kebijakan dari pengurus pusat untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah Pangalengan. Penempatan tenaga kerja di KPBS disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pendidikannya, kenaikan pangkat atau tingkatan kerja dan penilaian prestasi kerja.

(12)

dilaksanakan secara bertahap. Calon tenaga kerja yang lulus dalam seleksi peneriman akan menjalani masa percobaan selama 6 bulan. Dalam masa percobaan itu, tenaga kerja baru di berikan upah sebesar 80% dari gaji pokok. Jika selama masa percobaan itu, calon tenaga kerja memiliki prestasi yang baik dalam bekerja, disiplin waktu, kesetiaan dan pengabdian tinggi, maka dapat di angkat sebagai tenaga kerja. Usia tenaga kerja untuk taraf pendidikan SD sampai dengan SMA atau kejuruan yang dapat bekerja di Milk Treatment KPBS yaitu berumur tidak lebih dari 28 tahun, sedangkan untuk lulusan sarjana usianya tidak di batasi. Selain pemberian gaji, perusahaan memberikan kesejahteraan pada karyawan, diantaranya tunjangan kesejahtaraan berupa pelayanan asuransi kesehatan bagi seluruh keluarga karyawan, tunjangan di hari tua sebesar 5%, tunjangan hari raya berupa gaji tambahan yang besarnya satu bulan gaji atau bonus merata untuk seluruh karyawan pada tahun berikutnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas para karyawan. Biaya kesehatan bagi anggota koperasi yaitu sebesar 3 kali dari gaji dalam satu bulan dan SIMKA (Simpanan Karyawan) digunakan untuk memfasilitasi anggota berupa penampungan dan pemasaran susu, pengadaan pakan ternak, jasa simpan pinjam, pengadaan unit sapi perah, pelayanan kesehatan sapi, pelayanan inseminasi buatan dan penyediaan kebutuhan pokok bagi para ternak. Pakaian seragam diberikan satu tahun sekali bagi karyawan tetap. Bagi karyawan yang lembur pemberian gaji diperhitungkan setiap jamnya dan diberikan bersamaan dengan pemberian gaji pokok setiap bulan. 2.5.1 Sistem Pengaturan Jam Kerja

(13)

Gambar

Tabel 1. Penghargaan-Penghargaan KPBS

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dipimpin oleh seorang Kepala Pengolahan yang bertanggung jawab terhadap seluruh proses pengolahan tebu menjadi gula yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh

Dalam melaksanakan aktifitasnya, PB dibantu oleh Badan Koordinator (Badko). Badko HMI dibentuk tahun 1963 bertugas sebagai pembantu Pengurus Besar. Badko HMI dibentuk

Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku bertugas untuk membantu Manager Factory dalam menangani seluruh kegiatan penerimaan dan sortasi bahan baku.. Mengatur jadwal penerimaan

Normalizing adalah jenis perlakuan panas yang berfungsi untuk memperhalus butir, menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki mampu mesin, dan memperbaiki sifat mekanik pada

Montir bertugas untuk memperbaiki dan memeriksa kendaraan milik pelanggan dengan mengacu pada data yang dimiliki bagian pelayanan..

Kepala Sekolah beserta dewan guru mengadakan rapat perencanaan penerimaan siswa dan membentuk panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) yang bertugas menangani kegiatan Penerimaan Siswa

Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kasir bersamaan setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan tunai dari pembeli sekaligus mengoperasikan mesin

Hal ini terbukti dengan adanya perangkapan fungsi pada bagian keuangan, yang bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas, membuat daftar gaji dan upah, membuat bukti kas keluar