SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI – GUNUNG
TALANG,
KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT
Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
KPP Bawah Permukaan
”
Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah panas bumi Bukit Kili –Gunung Talang sebanyak
30 titik, penyebaran titik ukur meliputi daerah panas Bumi Bukit Kili yang berada disebelah utara dengan
daerah panas bumi Gunung Talang yang berada di sebelah selatan. Survei MT ini bertujuan untuk
meng-etahui hubungan/korelasi antara sistem panas bumi Bukit Kili dan Gunung Talang.
Daerah panas bumi Bukit Kili – Gunung Talang terdapat dalam zona depresi struktur Sumatera yang
berarah baratlaut-tenggara, Satuan batuan daerah survei secara umum terdiri Satuan Batuan Malihan,
Satuan Batuan Vulkanik Tua, Satuan Batuan Lava Bukit Kili, Satuan Batuan Lava Bukit Bakar, Satuan
Batuan Lahar Bukit Bakar, Satuan Batuan Lahar Gunung Talang, batuan produk vulkanik Jantan
Enda-pan Danau, dan EndaEnda-pan Permukaan.
Berdasarkan hasil survei MT di daerah Bukit Kili-Gunung Talang, daerah prospek panas bumi Bukit Kili
- Gunung Talang berada dibagian selatan yaitu disekitar mata air panas Batu Berjanjang daerah Gunung
Talang. Daerah prospek ini dibatasi oleh kontras tahanan jenis di sebelah utara dan selatannya dan
diba-tasi struktur geologi di sebelah barat dan timurnya. Luas daerah prospek ini terdiri dari luas daerah
terduga sekitar 30 km
2dan luas daerah hipotetis sekitar 17.5 km
2.
PENDAHULUAN
Secara adminitrasi daerah panas bumi Bukit Kili-Gunung Talang termasuk ke dalam Kabu-paten Solok, Provinsi Sumatera Barat(Gambar 1).Daerah panas bumi Bukit Kili telah dilakukan penyelidikan terpadu (Geologi,geokimia,gaya berat, geomagnet dan geolistrik) pada tahun 2004 sedangkan daerah Gunung Talang pada tahun 2003. Manifestasi panas bumi permu-kaan berupa mata air panas, tanah panas, letusan freatik fumarola/solfatara, batuan uba-han, dan hembusan uap panas. Mata air panas tersebut keluar melalui rekahan-rekahan pada batuan vulkanik muda (lahar Bukit Bakar dan G. Talang) dan aluvium. Pemunculan mata air panas ini dikontrol oleh sesar Batu Berjanjang dan Danau Kembar yang berarah barat laut-tenggara). (Survei Terpadu 2003 dan 2004)
Metode Magnetotellurik merupakan metode yang paling baik dalam menggambarkan kondisi bawah permukaan berdasarkan nilai kondukti-fitasnya pada suatu area panas bumi, informasi tersebut dapat digunakan untuk mendeliniasi area prospek, ketebalan dan kedalaman lapisan penudung dan resevoir sehingga besarnya potensi panas bumi suatu area dapat diketahui.
GEOLOGI
Daerah Bukit Kili mempunyai delapan sat-uan batsat-uan dengan urutan dari tua ke muda yaitu Satuan Batuan Malihan, Satuan Batuan Vulkanik Tua, Satuan Batuan Lava Bukit Kili, Satuan Batuan Lava Bukit Bakar, Satuan Bat-uan Lahar Bukit Bakar, SatBat-uan BatBat-uan Lahar
Gunung Talang, Endapan Danau, dan Endapan Permukaan (Gambar 2)
Stratigrafi Gunung Talang adalah sebagai berikut: batuan malihan/metamorf, batuan vulkanik tua, batuan intrusi (?), batuan produk Bukit Bakar, batuan produk vulkanik D. Talang, batuan produk vulkanik Batino, batuan produk vulkanik Jantan, dan endapan permukaan (Gambar 3)
Struktur yang berkembang di daerah ini tidak lepas dari pengaruh struktur yang dihasilkan dari tektonik regional Sumatera. Struktur yang dikenali berupa struktur sesar normal, umum-nya berarah baratlaut-tenggara dan sebagian berarah timur laut-baratdaya serta utara-selatan.
AKUISISI DATA DAN PROSESSING
Pengukuran MT telah dilakukan pada tahun 2011 didaerah Bukit Kili-Gunung Talang den-gan titik ukur sebanyak 30 titik ukur, mencakup daerah prospek Bukit Kili dan Gunung Talang yaitu dengan jarak antara titik ukur 1000-2000 meter (Gambar 4), Data time series didapatkan dari pengukuran 2 komponen medan listrik (Ex dan Ey) serta 3 komponen medan magnet (Hx, Hy dan Hz), alat yang digunakan adalah MTU-5A dari Phoenix..
Data MT tidak dilengkapi dengan data remote reference, sehingga data yang digunakan merupakan data murni yang tidak dilakukan penghilangan noise dari data remote reference.
– 0.01 Hz. (Gambar 5). Koreksi statik dilakukan untuk mengurangi efek statik dari data dian-taranya pengaruh topografi dan kondisi bawah permukaan yang tidak homogen. Koreksi sta-tik ini menggunakan metode geostatissta-tik yaitu perata-rataan dari data-data disekitar titik pen-gukuran yang akan dikoreksi sehingga menjadi homogen. (Gambar 6). Sedangkan pemode-lan tahanan jenis 2D dengan software WinGlink menggunakan algoritma inversi 2D yang dija-barkan oleh Rodi & Mackie (2001). Program ini dapat melakukan inversi TE dan TM serta gabungan TE dan TM.
Hasil pengolahan data MT berupa peta tah-anan jenis berdasarkan hasil pemodelan 2D pada elevasi -500 asl, -1000 asl, -1500 asl dan -2000 asl (Gambar 7) dan sebaran tahanan jenis secara vertikal berarah baratdaya-timurlaut (Gambar 8).
DISKUSI
Hasil survei MT memperlihatkan di daerah Bukit Kili-Gunung Talang sebaran tahanan jenis rendah <20 Ohm-m yang diinterpretasikan sebagai batuan penudung tersebar di sekitar mata air panas Batu Berjanjang, tahanan jenis rendah ini tersebar dari mulai kedalaman seki-tar 500 meter, sedangkan reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung dengan ditandai oleh sebaran tahanan jenis 20-100 Ohm-m yang tersebar di bagian utara yaitu di daerah Gunung Talang disekitar mata air panas Batu Berjanjang dengan kedalaman sekitar 1500 meter di bawah permukaan.
Puncak reservoir ini semakin mendalam ke sebelah utara dan selatan yang dapat mencapai kedalaman sekitar 2500 meter di bawah per-mukaan.
KESIMPULAN
Batuan penudung yang merupakan batuan ubahan akibat adanya interaksi antara fluida panas dengan batuan ditunjukkan dengan res-pon tahanan jenis rendah. Tahanan jenis rendah ini tersebar di daerah graben mulai manifes-tasi Bukit Kili dibagian selatan hingga daerah Gunung Talang disebelah Utara. Tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan penudung ini tersebar dari mulai permukaan hingga kedalaman sekitar 1800 meter den-gan ketebalan antara 1000 meter hingga 2500 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung yang terda-pat di bagian selatan yaitu di daerah Gunung Talang. Puncak dari reservoir ini berada pada kedalaman sekitar 1800 meter dan semakin mendalam ke arah utara yang dapat mencapai kedalaman sekitar 2500 meter. Daerah prospek panas bumi dibagi dua yaitu disebelah selatan dengan luas daerah prospek terduga 30 km2
dan dibagian tengah dengan luas daerah pros-pek hipotetis 17.5 km2
Penyusunan makalah ini tentulah berkaitan dengan informasi dan data yang telah terse-dia di instansi pemerintah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebe-sar-besarnya atas digunakan-nya data - data dari Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N., 1972. Inventarisasi dan Penyelidikan Pendahuluan terhadap gejala-gejala Panas bumi di daerah Sumatera Barat, Direktorat Geologi.
Bemmelen, van R.W., 1949. “The Geology of Indonesia”. Vol. I A. The Hague. Netherlands.
Purbawinata, M.A., dkk., 2001, Laporan Penye-lidikan Peningkatan Kegiatan G. Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.
Rodi, W. & Mackie, R.L., 2001. Nonlinear conjugate gradients algorithm for 2-D
magne-totelluric inversions, Geophysics, 66, 174–187
Silitonga dan Kastowo., 1995, edisi 2, Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera Barat Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Tim Survei Terpadu, 2003, Penyelidikan terpadu geologi, geokimia dan geofisika daerah panas bumi Gunung Talang, Kabupaten Solok-Sumat-era Barat. Dit. Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Laporan.
JAMBI
Gambar 1. Peta Indeks Daerah Bukit Kili-Gunung Talang
Gambar 4. Distribusi titik ukur Daerah Bukit Kili-Gunung Talang
Gambar 5. Contoh Data MT
Gambar 8. Penampang 2D Tahanan Jenis Daerah Bukit Kili-Gunung Talang