Bagaimana kondisi obyektif lingkungan penganut Ormas “Taman Sholaya
NKRI di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto
Kedua, Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan Ormas “Taman
Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto tahun 1994-2016. Ketiga, Apa ajaran dan ritual dalam Ormas“Taman Sholaya NKRI”.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode historis untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan Ormas “Taman
Sholaya NKRI” yaitu melalui tahapan Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Dalam skripsi ini menggunakan pendekatan historis untuk mengungkapkan kronologis bagaimana peristiwa masa lampau terjadi. Adapun teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah dua teori yakni teori Arnold Joseph Toynbe yang menghubungkan teori Challenge and respone dan teori gerakan sosial keagamaan yang dibangun Glock dan Stark, serta weber dan Troeltch kemudian disempurnakan oleh Niebuhr yang menguraikan secara rinci masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI”, serta ajaran dan ritual dalam Ormas“Taman Sholaya NKRI”.
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kondisi obyektif lingkungan penganut Ormas “Taman Sholaya NKRI di
desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto meliputi kondisi keagamaan, kondisi sosial-budaya dan pendidikan, kondisi ekonomi. Kedua, Sejarah lahir Ormas “Taman Sholaya NKRI” awal
mulanya adalah sebuah organisasi keagamaan yang berbentuk majlis dzikir dan doa yang kemudian dirubah penamaanya menjadi organisasi
masyarakat. Perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI” dari berbagai
aspek yakni dari aspek perkembangan jamahnya, hubungan dengan pemerintah serta organisasi cabang. Ketiga, ritual dan ajaran Ormas
how is the environmental objective condition of the community
organization “Taman Sholaya NKRI” in the village of Ngares Kidul gedeg
sub-district Mojokerto. Second, how the history of standing and
development of community organization “Taman Sholaya NKRI” in the
village of Ngares Kidul Gedeg sub-district Mojokerto regency year 1994-2016. Third, what teachings and rituals in community organization
“Taman Sholaya NKRI”
To answer the problem, the author uses the historical of development of
community organization “Taman Sholaya NKRI” that is through heuristic,
criticism, interpretation, and historiography. In this paper uses a historical approach to reveal chronologically how past event occur. As for the theory used in this paper are two theories namely the theory of Arnold Joseph Toynbe that connects the theory ofChallenge and responean the theory of social movement og Glock and built Glock and Star, and weber and troeltch then refined by Niebuhr which describes in detail the problems associated with history of development of community organization
“Taman Sholaya NKRI”, as well as teachings and ritual in community organization “Taman Sholaya NKRI”.
From the research conducted it can be concluded that:First,environmental
objective condition of the community organization “Taman Sholaya NKRI” in the village of Ngares Kidul gedeg sub-district Mojokerto include religious condition, social-culture condition, economic condition.
Second he birth history of the community organization “Taman Sholaya
NKRI” originally is a religious organization in the from of majlis dzikir
and prayer which then changed its name into a community organization.,
PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI...iv
PEDOMAN TRANSLITERASI...v
MOTTO...vi
PERSEMBAHAN...vii
ABSTRAK...viii
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR ISI...xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...7
C. Tujuan Penelitian...7
D. Kegunaan Penelitian...8
E. Pendekatan dan Kerangka Teori...9
F. PenelitianTerdahulu...12
G. Metode Penelitian...13
H. Sistematika Pembahasan...17
BAB II : KONDISI OBYEKTIF LINGKUNGAN PENGANUT ORMAS “TAMAN SHOLAYA NKRI” DI DESA NGARES KIDUL KECAMATAN GEDEG KABUPATEN MOJOKERTO A. Kondisi Keagamaan...20
B. Kondisi Sosial-Budaya dan Pendidikan...28
C. Kondisi Ekonomi...31
Kabupaten Mojokerto...35 B. Profil Singkat Pondok Pesantren Roudlotul Muttaqin “Taman Sholaya NKRI”...54 C. Tokoh-Tokoh yanng Berperan dalam Struktur Kepengurusan
Ormas “Taman Sholaya NKRI”...56
BAB IV: AJARAN-AJARAN DAN RITUAL DALAM ORMAS “TAMAN SHOLAYA NKRI”
A. Ajaran- Ajaran KH Khabib Mastur Al-Matarami Al-Qudussi
dalam Ormas“Taman Sholaya NKRI”...64 B. Ritual- Ritual yang dibaca dalam Ormas “Taman Sholaya NKRI” ...69 C. Pengalaman para pengikutOrmas “Taman Sholaya NKRI”...74
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan...79 B. Saran...80
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia, termasuk menjunjung tinggi kebebasan beragama dan
memberikan perlindungan penuh terhadap pemeluk agama dalam
mengamalkan keyakinan agamanya. Beberapa faktor pendorong yang
menyebabkan aliran gerakan keagamaan berdiri di Indonesia ialah
pengaruh lingkungan dimana aliran keagamaan itu tumbuh, baik dalam hal
kondisi ekonomi, kondisi kegamaan, dan lain sebagainya.1
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang bertuhan, disadari
atau tidak setiap manusia akan mencari tempat untuk berlindung. Kemana
dia harus berlindung? Hal ini bergantung pada keyakinan dari setiap insan.
Disaat bangsa kita dilanda berbagai bencana seperti bencana alam,
kemunduran moral dan sosial. Pada akhirnya manusia harus pandai-pandai
dalam intropeksi diri, apakah yang menyebabkan semua ini terjadi ?, Bagi
kita orang-orang yang beriman jawabannya adalah akan kembali kepada
Allah Subh nah wa Ta ll . Sang khalik pencipta semesta alam yang merupakan sumber dari segala kehendak. Bukankah manusia sudah tidak
1Nuhrison M. Muh,Respon Masyarakat Terhadap Aliran dan Paham Keagamaan Kotemporer di
bisa lagi diingatkan dengan kata-kata? Maka kehendak-Nyalah yang akan
berbicara.2
Pasca kemerdekaan Indonesia ummat Islam khususnya dan dunia
pada umumnya sudah terlampau menenggelamkan nilai-nilai keislaman.
Sehingga mulai bermunculan Ormas-ormas Islam yang menyikapi masalah
tersebut. Munculnya organisasi keagamaan adalah dalam rangka atau
untuk mengakomodasi dan mewadahi terdapatnya keanekaragaman corak
berpikir, kepentingan, orientasi, dan tujuan penganut agama itu sendiri.3 Sedangkan organisasi keagamaan mulai muncul di Indonesia ketika zaman
penjajahan, dimana pada masa itu banyak organisasi keagamaan yang
berdiri seperti Tareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah, Nahdlotul Ulama,
dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, setelah bangsa Indonesia
merdeka mulai banyak organisasi keagamaan yang muncul dan berdiri.
Dengan demikian, timbullah pemikiran ulama untuk membuat sebuah
kegiatan keagamaan yang bernilai ibadah salah satunya ialah organisasi
keagamaan yang berbentuk majlis dzikir dan doa yang bernama Ormas
“Taman Sholaya NKRI”.
Adapun faktor yang melatarbelakangi berdirinya Ormas “Taman Sholaya” ialah melihat kondisi lingkungan serta kondisi bangsa yang mulai memprihatinkan salah satunya dengan munculnya berbagai
kemaksiatan, kerusakan moral. Bangsa kita dilanda berbagai bencana
2
Khabib Mastur Al- Matarami Al-Quddusi, SK TAMAN SHOLAYA NKRI PUSAT (Mojokerto: T.P, 1999), 5.
3M. Ilham Nugraha,“Agamadan Organisasi keagamaan“, dalamwww.hanz-one.blogspot.co.id
seperti bencana alam, Selain itu faktor penyebab didirikannya Ormas
“Taman Sholaya NKRI” juga karena melihat kondisi umat Islam yang terpecah bela. Hal itu muncul disebabkan adanya perbedaan pemikiran
antara organisasi keagamaan Nahdlotul Ulama dan Muhammadiyah yang merambah ke ranah politik.4
Jika dilihat dari pengertiannya Organasasi Keagamaan ialah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan
dan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu.
Penamaan Ormas“Taman Sholaya NKRI“ adalah kependekandari kata Ormas ialah organisasi masyarakat, Taman adalah singkatan dari
Tahl l, Man qib. Dan Sholaya adalah singkatan dari Shol wat dan Y s n. Sedangkan nama NKRI sendiri adalah singkatan dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang mempunyai arti ingin mempersatukan,
merangkul semua golongan yang ada di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini tanpa membeda-bedakan antara golongan yang satu dengan
yang lainnya.5
Sedangkan Ormas “Taman Sholaya NKRI” adalah sebuah Organisasi keagamaan yang berbentuk kegiatan majlis dzikir dan do’a,
yang mana kegiatan ini mengajak masyarakat untuk berdzikir dan berdoa
bersama-sama dalam satu wadah tanpa menonjolkan fanatisme golongan,
etnis, suku, kelompok atau faham tertentu, yang terpenting adalah masih
4
Khabib Mastur Al- Matarami Al-Quddusi,Wawancara, Mojokerto, 19 Mei 2017.
5
dalam paham Ahlu Sunnah wal Jama ah, guna mengharapkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah dariAllah Subh nah wa Ta ll .6
Sedangkan mengapa organisasi masyarakat ini hanya mengarah
kepada majlis dzikir dan doa saja, dikarenakan Ormas ini ialah ini ingin
membenahi bangsa dan mempersatukan umat Islam yang terpecah belah
lewat ibadah salah satunya adalah mengajak berdzikir dan berdoa.
Majlis dzikir merupakan tempat yang paling bersih, mulia
bermanfaat dan tinggi derajatnya, majelis dzikir juga majlis para malaikat,
karena bagi mereka, tidak ada tempat di dunia selain tempat yang disebut
nama Allah didalamnya. Selain itu, majlis dzikir juga menyelamatkan
hamba dari perkataan-perkataan buruk serta menyadarkan diri dari
penyesalan dosa dari kiamat.7
Keutamaan majlis dzikir ialah sebagai penghidup hati, penumbuh
iman dan poenyuci diri. Majlis dzikir juga diibaratkan taman-taman surga
didunia, dzikir yang dilakukan dalam suatu tempat secara berjama’ah,
orang yang bersangkutan akan mendapat rahmat, ampunan dan akan
dihapus keburukannya oleh Allah Subh nah wa Ta ll .8 Maka, apabila seseorang telah merasa senang dan akrab dengan dzikrullah (ketika hidup di dunia), hakikatnya adalah dzikir terus-menerus yang disertai dengan
kehadiran hati sehingga akan membawa pengaruh yang bermanfaat bagi
6
Khabib MasturAl- Matarami Al-Quddusi, “Tausyiah Tentang Taman Sholaya", Majalah Fajar Shodiq Taman Sholaya (April 2007), 1.
7
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan dan Kesan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 124.
8
pedzikir terhadap ketenangan hati. 9 Dzikir dan doa yang dibaca dalam Ormas “Taman Sholaya NKRI” ialah perpaduan dari amaliyah-amaliyah yang dibaca oleh orang-orangNahdlotul UlamadanTareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah yakni seperti Tahl l, Man qib, Shol wat dan Y s n. Dengan membaca berbagai dzikir dan doa tersebut dapat menjadikan jiwa
menjadi tenang, merantas kerusakan moral yang sudah meracuni otak
bangsa, serta mewujudkan suasana Ukhuwah Islamiyah (hubungan antar umat Islam), Ukhuwah Basyariyah (hubungan antar umat manusia),
Ukhuwah Wathoniyah (hubungan antar bangsa, negara, etnis, suku maupun golongan). Dan agar terwujudnya kerukunan, keharmonisan,
kesejukan, persatuan dan kesatuan demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) di mata bangsa-bangsa Internasional.10
Adapun alasan peneliti memilih judul sejarah perkembanagan
Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg
kabupaten Mojokerto Tahun 1994-2016. Keunikan dari Ormas “Taman
Sholaya NKRI” adalah kegiatan keagamaan yang murni mengarah kepada kegiatan dzikir dan doa bersama dengan membaca berbagai bacaan seperti
Tahl l, Man qib, Shol wat dan Y s n tanpa memcampuradukkan dengan kegiatan politik yang terjadi saat ini, dapat dilihat pada zaman sekarang
banyak organisasi keagamaan yang mendukung terhadap calon politik.
Selain itu Taman Sholaya memiliki tujaun yang jelas yakni mengisi
kemerdekaan NKRI dengan mengadakan kegiatan yang bernilai ibadah
9
William C. Chittik, Tasawuf di Mata Kaum Sufi, penerjemah Zainum Am (Bandung: Mizan Media Utama, 2002), 102.
10
tanpa memandang ras, suku, bahkan aliran yang terpenting adalah masih
dalam paham Ahlu Sunnah wal Jama ah. “Taman Sholaya NKRI”
merangkul semua golongan baik dari Muhammadiyah, Nahdlotul Ulama, dll.11 serta mengajak duduk bersama dalam majlis dzikir dan doa agar tercapainya Indonesia yang damai, tentram, dan noyaman. Meskipun
Mojokerto tak jauh dari kota Jombang sebagai pusat atau embrio lahirnya
berbagai aliran keagamaan yang bersifat moderat 12maupun radikal, tetapi tidak membuat semangat dakwah atau penyebaran “Taman Sholaya
NKRI” menjadi surut, karena banyaknya persaingan dalam organisasi keagamaan.
Alasan, yang membuat “Taman Sholaya NKRI” menarik untuk dikaji ialah karena majlis ini bersifat independen13 atau berdiri sendiri tanpa adanya hubungan dengan organisasi keagamaan lainnya. Selain itu,
Ormas “Taman Sholaya NKRI” ini juga bersifat konsisten dalam jalur keagamaan, tidak ada turut campur dalam dunia perpolitikan.
Sebagaimana yang umum kita jumpai dalam organisasi keagamaan
lainnya.
Dengan ditelitinya Ormas “Taman Sholaya NKRI”ini, masyarakat sekitar dan dunia intelektual akan mengetahui sejarah lahir dan
11
Ahmad Rifa’i, Tentang Taman Sholaya”, dalam http:/www.TamanSholaya.blogspot.com.Diakses tanggal 30 April 2017.
12
Menurut Kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pengertian moderat ialah selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstream, berkecenderungan kearah dimensi atau jalan tengah, dalam http.//id.mwikipedia.org.Diakses tanggal 9 April 2017.
13Independenadalah berdiri sendiri, yang berjiwa bebas, tidak terikat, tidak larut terhadap
perkembangannya, aktivitas –aktivitasnya, serta ajaran-ajaran yang ada didalam Ormas tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi obyektif lingkungan penganut Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten
Mojokerto ?
2. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan Ormas “Taman Sholaya
NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto Tahun 1994-2016?
3. Apa ajaran dan ritual dalam Ormas“Taman Sholaya NKRI”? C. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentunya mempunyai tujuan dan maksud
tertentu yang mendasarinya, adapun berikut ini adalah tujuan dari
penelitian ini :
1. Untuk menguraikan kondisi obyektif lingkungan penganut Ormas
“Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg
kabupaten Mojokerto
2. Untuk menguraikan secara kronologis dan sistematis mengenai hal-hal
yang berkaitan bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan Ormas
3. Untuk mengetahui ajaran dan ritual dalam Ormas “Taman Sholaya NKRI”di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto
pada tahu 1994-2016
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan dan pengetahuan tentang Sejarah dan Peradaban Islam
terutama mengenai masalah sejarah perkembangan Ormas “Taman
Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto tahun 1994-2016. Dan dijadikan sebagai bahan informasi
dan memberikan sumbangsih, kontribusi, tambahan perpustakaan, dan
menjadi salah satu referensi bagi penelitian berikutnya khususnya
dalam studi Sejarah organisasi keagamaan Islam di Indonesia
2. Praktis
Bagi jurusan Sejarah Peradaban Islam, penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pembelajaran mengenai
organisasi keagamaan khususnya tentang sejarah perkembangan Ormas
E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
historis, pendekatan historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek,
latar belakang, dan perilaku dari peristiwa tersebut. Dalam hal ini sudah
barang tentu penulisan sejarah perkembang ormas “Taman Sholaya NKRI” dengan cara melihat kapan peristiwa terjadi terhadap ormas “Taman Sholaya NKRI” dengan cara melihat kapan peristiwa terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.14 Sehingga dapat mendeskripsikan dan mengananalisis sejarah awal berdiri dan
perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto Tahun 1994-2016. Pendekatan ini
diharap menghasilkan sebuah penjelasan yang mampu mengungkap
gejala-gejala yang berkaitan erat dengan waktu dan tempat berlangsungnya
kegiatan Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto.
Sedangkan untuk menganalisis sejarah perkembangan Ormas
“Taman Sholaya NKRI”di desa NgaresKidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto, maka digunakan teori Arnold Joseph Toynbe. Arnoid
menghubungkan teori Challenge and respone yang diciptakannya dengan tumbuhnya suatu peradaban (Civilization). Kemudian menghasilkan suatu perubahan, penelitian ini menggunakan Growth of Civilization, yaitu
14
perkembangan peradaban.15 Sehingga perubahan yang dimaksud ialah
pendiri dari Ormas “Taman Sholaya NKRI” ini mencoba membenahi
akhlak para pengikut agar mengalami perubahan dari akhlak yang buruk
menjadi baik, selain itu pendiri juga bermaksud untuk mengembangkan
ormas “Taman Sholaya NKRI” yang awalnya hanya berupa majlis dzikir
dan doa, kemudian terjadi perubahan penamaannya dijadikan organisasi
masyarakat (Ormas) “Taman Sholaya NKRI”. Dalam penelitian ini tantangan dari pemimpin Ormas yang berbentuk majlis dzikir dan doa itu
yang menjadiChallage (tantangan), dan tantangan tersebut mendorongnya untuk terus mengembangkan dan menciptakan sebuah kebudayaan
Jama’ah Dzikir “Taman Sholayah”, agar tidak mengalami kemandegan dalam kebudayaanya tersebut, dan tantangan itu mendorong pemimpin
atau pengasuh “Taman Sholayah NKRI” khususnya di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto terus melakukan usaha
mengembangkan dan menciptakan kreatifitas kebudayaannya. Tantangan
yang dialami dari berbagai hal yakni dari masyarakat yang menganut
organisasi lain yang beranggapan ormas ini adalah aliran baru diluar
Nahdlotul Ulama dengan memakai amaliyah-amaliyah Nahdlotul Ulama. Maka timbullah pemikiran respone (jawaban) dari masyarakat terhadap
Ormas tersebut, ada yang menerima ajaran dan amaliyah ormas “Taman
Sholaya NKRI” ada pula yang tidak menerima dengan keberadaan ormas
tersebut.
15
Lahirnya gerakan, tentu saja tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi
melalui proses panjang pula dari penggeraknya, sehingga tokohnya
memutuskan untuk mendirikan organisasi keagamaan. Dengan demikian,
peneliti juga mencoba menggunakan teori Glock dan Stark, serta weber
dan Troeltch sebagai analisis skripsi yang peneliti tulis yang berjudul
sejarah perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares
Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto.
Teori Glock dan Stark, serta weber dan Troeltch, sebagian dalam M.
Ilham Nugraha16 menjelaskan mengenai beberapa kemungkinan kemunculan gerakan keagamaan yang secara gaaris besar dapat dijelaskan
karena pergulatan sosial dikalangan penganut agama sendiri. Ada
pertimbangan-pertimbangan khusus mengapa sebuah gearakan keagamaan
akhirnya harus dalam bemtuk semacam organisasi sosial keagamaan. Akan
tetapi teori tersebut belum dapat menjawab secara memuaskan mengapa
sebuah gerakan keagamaan muncul. Sehingga belum bisa dimanfaatkan
secara umum untuk melihat kondisi-kondisi yang melandasi lahirnya aliran
atau gerakan keagamaan. Niebuhr kemudian menyempurnakannya,
sehingga teori yang dibangun Glock dan Stark, serta weber dan Troeltch
dapat digunakan untuk melihat dan menjelaskan kondisi yang melahirkan
suatu gerakan keagamaan baru. Sehingga dengan memakai teori sebagai
menganalisis keadaan yang menjadi faktor sejarah perkembangan Ormas
16Nuhrison M. Muh,Respon Masyarakat Terhadap Aliran dan Paham Keagamaan Kotemporer di
“Taman Sholaya NKRI”di desa NgaresKidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan pencarian penelitian
terdahulu gunanya ialah untuk membandingkan antara penelitian yang
peneliti tulis dengan penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian
terdahulu yang pembahasannya terkait dengan pembahasan dalam proposal
skripsi yang berjudul Sejarah Perkembangan Ormas “Taman Sholaya
NKRI” desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto Tahun 1994-2016:
1. Kharisudin Aqib, Hikmah Memahami Teosofi Tareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000. Dalam karya ini membahas tentang hikmah-hikmah memahami pemikiran atau ajaran
yang terdapat dalamTareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah.
2. Dimyati Sejari,Dzikir: Makanan Spiritual Sufi, Juni, 2014. Dalam jurnal ini membahas tentang kutamaan atau faedah dalam melantunkan dzikir
dan doa, khususnya bagi spritual orang sufi.
3. Ajib Thohir, Historisitas dan Signifikasi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir Jaelani dalam Historiogafi Islam, 2011. Dalam karya tulis ini membahas perjalanan hidup dan Sejarah Syekh Abdul Qadir Jaelani
4. Nasrudin,Konsep Dzikir didalam Al-Quran,Dalam jurnal ini membahas tentang konsep – konsep dzikir didalam al-quran, yang mana lebih menekankan pada ayat-ayat yang membahas masalah dzikir.
5. Soelaiman Fadeli, Antologi Sejarah Istilah Amaliah dan Uswah NU,
Surabaya: Khalista, 2007. Dalam buku ini membahas tentang sejarah
berdirinya NU, amaliyah-amaliyah serta sejarah singkat para tokoh NU.
6. Skripsi Kusairi 2012 Jurusan SPI, UIN Sunan Ampel Surabaya, KH Asrori Al Ishaqi (Studi historis tentang KemursyidanTarekat Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah Al Utsmaniyah Al Fitrah Kedinding Lor). Dalam hal ini membahas tentang biografi dan kemursyidan KH Asrori dalam
Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah di Al-Fitrah Kedinding Lor dan sejarah pondok, fokus penelitian yang lebih menekankan pada studi
tentang kemursyidan tarekat itu sendiri.
Adapun perbandingan penelitian terdahulu diatas dengan skripsi
yang peneliti tulis ialah membahas tentang Sejarah Perkembangan Ormas
“Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto Tahun 1994-2016.
G. Metode penelitian
Metode adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu pengetahuan, sedangkan mengguankan metode
sejarah hendaknya diartikan secara luas, tidak hanya pelajaran mengenai
analisis kritis, melainkan meliputi usaha sintesa dari data yang ada,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis,
yaitu proses menguji dan menganalisis secara mendalam setiap rekaman
peritiwa masa lampau berdasarkan data yang telah diperoleh.17Adapun langkah-langkah dalam metode historis ialah sebagai berikut:
Adapun langkah pertama adalah teknik pengumpulan data (Heuristik
Pengumpulan data atau heuristik adalah suatu teknik yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak
sejarah.18
Sumber primer adalah pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa
sejarah atau pihak yang menjadi saksi mata dalam peristiwa sejarah,
sumber primer dalam skripsi ini adalah berupa wawancara yakni
wawancara dengan pendiri, pengasuh umum “Taman Sholaya NKRI” di Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto yakni Khabib
Mastur Al- Matarami Al-Qudussi. Wawancara dengan pimpinan pusat
Ormas “Taman Sholaya NKRI” yakni H. Suaidi Ahmad serta para pengurus dan tokoh lainnya Ormas“Taman Sholaya”. Wawancara dengan
beberapa Jama’ah Ormas “Taman Sholaya NKRI” seperti santrinya, masyarakat sekitar Mojokerto dan lain sebagainya. Adapun sumber primer
yang lain dalam penulisan penelitian skripsi ini adalah menggunakan buku
19
yang diterbitkan oleh Ormas tersebut yang berjudul SK TAMAN SHOLAYA NKRI PUSAT.Arsip berupa foto-foto kegiatan Ormas “Taman
17
Nugroho Noto Susanto,Mengerti Sejarah(Jakarta:UI Press, 1985), 32
18
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011), 55.
19
Sholaya NKRI”, Surat Keputusan Ormas“Taman Sholaya NKRI” dan lain
sebagainya.
Dalam laporan penelitian ini dibutuhkan data yang obyektif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan sumber-sumber sekunder
merupakan referensi pendukung dalam penelitian ini, sumber-sumber
tersebut dapat diperoleh, jurnal, artikel atau yang lainnya yang berkaitan
dengan tema yang penulis bahas yakni artikel dari Majalah Fajar Shodiq
Taman Sholayah (April 2007) membahas tentang“Tausyiah Tentang Taman Sholaya”.“Mojokerto Bermunajat, Ajak Ormas-Ormas Islam Tnam Kembali
Religius Bangsa”, Majalah Fajar Shodiq Taman Sholaya (April 2007). dan juga buku yang mendukung dari penulisan skripsi ini seperti buku karya
AM, Sardiman. Memahami Sejarah. Yogyakarta: Bigraf Publising, 2004.
Buku karya Chittik, William C. Tasawuf di Mata Kaum Sufi. Bandung: Mizan Media Utama, 2002. Buku karya Nawawi, Ismail.Risalah Dzikir dan
Do a Penerobos Tirai Rahasia Ilahi. Surabaya: Karya Agung Surabaya,
2008 dan lain sebagainya.
Kemudian langkah selanjutnya ialah verifikasi, apabila semua data
yang ditemukan dilapangan sudah terkumpul, kemudian dicatat dan
interventarisasi, maksudnya ialah data-data yang sudah peneliti peroleh
kritik ekstern dan intern.20 Adapun perbedaan kritik intern dan ekstern adalah sebagai berikut:
a. Kritik Ektern
Kritik ektern digunakan untuk keaslihan suatu sumber sejarah
dengan melihat sisi luarnya.Adapaun dalam skripsi ini penulis melakukan
kritik ekstern terhadap beberapa sumber berupa dokumen-dokumen yang
mendukung.
b. Kritik Intern
Kritik ini digunakan untuk menentukan apabila suatu sumber dapat
memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak.21Adapun kritik intern penulis terapkan dalam skripsi ini setelah sumber-sumber sejarah
telah dianalisis dengan kritik ektern, maka dianalisis lagi dengan kritik
intern. Dengan cara membandingkan beberapa sumber yang telah
diperoleh dengan sumber yang lainnya. Dengan tujuan ini agar dapat
diketahui bahwa isi sumber dapat dipercaya.
Setelah itu diseleksi dan koreksi data tersebut, serta peneliti
melanjutkan dengan proses interpretasi atau penafsiran, pada proses ini
peneliti melakukan sebuah penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh
dari sumber data tersebut. Penafsiran diuraikan secara deskriptif dengan
merangkai fakta yang diperoleh peneliti dari sumber data seperti wawancara
dengan pengasuh dan pengurus Ormas “Taman Sholaya NKRI” dan buku
20
Aminuddin Kasdi,Pengantar Dalam Studi Suatu Sejarah(Surabaya: IKIP, 1995), 30.
21
yang diterbitkan pengasuh yang berjudul SK TAMAN SHOLAYA NKRI PUSAT serta yang lainnya dalam kesatuan yang bersifat logis. Selain itu peneliti juga melakukan penafsiran secara menyeluruh terhadap konteks
peristiwa yang ada, sehingga berbagai fakta yang ada dalam sumber data
tersebut terlepas satu sama lainnya, kemudian dapat disusun dan
dihubungkan kembali menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan dan
masuk akal seperti yang tertuang dalam penelitian ini. Kemudian sebagai
langkah terakhir yakni ditarik beberapa kesimpulan pokok yang bersifat
umum dan menyeluruh.
Sebagai fase terakhir dalam metode sejarah, historiografi disini ialah
merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian
sejarah yang telah dilakukan.22 Dalam langkah ini penulis dituntut untuk menyajikan dengan bahasa yang baik, yang dapat di pahami oleh orang
lain dan dituntut untuk menguasai teknik penulisan karya ilmiah.
Penulisan hasil penelitian sejarah ini memberikan gambaran yang jelas
mengenai proses sejak awal penelitian samai dengan kesimpulan terakhir.
Berdasarkan penulisan sejarah itu pula akan dapat dinilai apakah
penelitiannya berlangsung sesuai dengan prosedur yang digunakan.23
H. Sistematika penulisan
Secara umum Sistematika pembahasan disusun untuk mempermudah
pemahaman terhadap penulisan ini, dalam hal ini akan di paparkan tentang
hubungan yang sistematis antara bab awal hingga bab yang lainnya yang
22
Abdurrahman,Metodologi Penelitian Sejarah Islam, 116-117.
23
terkait dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan
beberapa bab yang akan dibahas.
Pada bab Pertama, penulis akan memaparkan mengenai
pendahuluan, yang didalamnya terdiri dari latar belakang, rumusan masalah
atau batasan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan atau manfaat
diadakannya penelitian ini. Pendekatan dan kerangka teori, penelitian
terdahulu. Metodologi penelitian dan yang terakhir sistematika pembahasan.
Bab Kedua, penulis akan menjelaskan dan memaparkan secara
deskriptif, kronologis dan sistematis tentang kondisi obyektif lingkungan
penganut Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto, hal-hal yang dibahas berkaitan dengan kondisi
keagamaan, kondisi sosial-budaya, dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar.
Bab Ketiga, penulis akan menjelaskan dan memaparkan secara
sistematis sejarah dan Perkembangan “Taman Sholaya NKRI” di desa
Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto tahun 1994-2016.
Hal-hal yang berkaitan dengan ini latar belakang berdiri dan perkembangan
Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto serta Perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI”
terdiri dari : perkembangan jama’ah Dzikir, perkembangan organisasi cabang, perkembangan hubungan organisasi dengan pemerintah, profil
singkat Pondok Pesantren Salafiyah Roudlotul Muttaqin “Taman Sholaya NKRI”, Tokoh-tokoh yang berperan dalam struktur kepengurusan Ormas
Bab Keempat, penulis akan menjelaskan dan memaparkan secara
deskriptif tentang Ajaran dan Ritual dalam Ormas “Taman Sholaya NKRI”, hal-hal yang berkaitan dengan ini adalah ajaran- ajaran dalam Ormas“Taman
Sholaya NKRI”, ritual- ritual yang dibaca dalam Ormas “Taman Sholaya
NKRI”, serta pengalaman para pengikut Ormas“Taman Sholaya NKRI”.
Dalam bab Kelima, Peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan
dan saran yang ditulis pada bagian penutup sebagai akhir dari dari sebuah
BAB II
KONDISI OBYEKTIF LINGKUNGAN DAN PENGANUT ORMAS “TAMAN SHOLAYANKRI“DI DESA NGARES KIDUL KECAMATAN
GEDEG KABUPATEN MOJOKERTO
A. Kondisi Keagamaan
Jika dilihat dari letak geografisnya, desa Ngares Kidul kecamatan
Gedeg kabupaten Mojokerto adalah sebuah daerah yang terletak dipinggir
utara sungai brantas yang tak jauh letaknya dari kota Jombang bagian
utara. Desa Ngares Kidul dibagi menjadi tiga dusun yakni Ngares Wetan,
Ngares Kulon, Ngares Lor. Adapun dua agama yang dianut oleh
masyarakatnya yaitu agama Islam dan Kristen. Akan tetapi 95% dari
penduduknya memeluk agama Islam.24Berikut dibawah ini adalah jumlah penduduk menurut agama yang dianut di desa Ngares Kidul kecamatan
Gedeg kabupaten Mojokerto yang penulis peroleh dari kantor Desa
Ngares Kidul.
Tabel 1
Jumlah Penduduk menurut agama yang dianut Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 2029 1971 4000
2 Kristen 2 3 5
Jumlah 2031 1974 4005
24
Sebagaimana masyarakat Indonesia pada umunya bahwa
masyarakat di desa Ngares Mojokerto merupakan masyarakat keturunan
Jawa yang masih mempertahankan budaya leluhurnya, tak heran jika
masyarakatnya mencampuradukkan antara adat istiadat dan agama. Selain
itu kebiasaan masyarakatnya menjalankan amaliah Nahdlotul Ulama
dengan kental sebagaimana ajaran para Walisongo meski sebagaian juga
masih menggabungkan ajaran Hindu sebagai warisan dari Kerajaan
Majapahit .25
Kondisi keagamaan di desa Ngares Kidul sangat beragam, terdapat
beberapa organisasi sosial keislaman yang berkembang. Diantaranya
organisasi Nahdlotul Ulama, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia),
Jama’ah Islamiyahdan Muhammadiyah.Selain itu terdapat tarekat yang berkembang, yakniTareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah
Di desa Ngares Kidul terdapat empat Masjid dan sepuluh mushola
yang tersebar di setiap dusun. Adapun kegiatan keagamaan di desa
Ngares Kidul cukup beragam seperti pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak,
hampir di setiap mushola ada TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) sebagai
sarana belajar Al-Quran bagi anak-anak kecil, tak hanya itu terdapat juga
pondok pesantren yang berdiri di desa Ngares Kidul yakni pondok
pesantren Salafiyah Roudlotul Muttaqin Taman Sholaya. Pondok pesantren ini ialah tempat lahir dan berkembangnya Ormas “Taman Sholaya NKRI”.
25
Jama’ah yang mengikuti majlis dzikir “Taman Sholaya NKRI”
merupakan campuran dari berbagai ormas yakni dari Nahdlotul Ulama,
Muhammadiyah dan lain sebagainya. Ada pula yang dari Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.26 Selain itu pengikut majlis dzikir dan doa “Taman Sholaya NKRI” juga di ikuti semua kalangan masyarakat yang beragamana Islam. Bahkan jama’ahnya ada dari kalangan para tentara, polisi, pejabat daerah, pegawai Negeri, para Kyai, para Khabaib,
para ustad, para guru, para pedagang, para petani, para buruh tani, para
pekerja pabrik, para pengusaha, dan lain sebagainya tanpa pandang
[image:31.595.133.518.269.693.2]bulu.27
Tabel 2
Daftar Organisasi Keagamaan yang anut masyarakat Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto28
26
H. Suadi Ahmad,wawancara, Surabaya 20 Mei 2017.
27Khabib Mastur ,wawancara, Mojokerto, 10 Juni 2017. 28
Arsip Kantor Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, 13 Juni 2017.
No Organisasi Keagamaan Prosentasi
1 Nahdlotul Ulama 60%
2 Muhammadiyah 20%
3 LDII 10%
4 Jama’ah Islamiyah 5%
Menurut keterangan tabel diatas, sekitar 60% masyarakat desa
Ngares Kidul merupakan pengikut organisasi Nahdlotul Ulama’.Terdapat
satu masjid dan sepuluh mushola yang dikelola dan mengamalkan ajaran
Nahdlotul Ulama’. Tak heran jika organisasi Nahdlotul Ulama’ paling
banyak pengikutnya, dilihat dari silsilah pendiri dari perkumpulan
“Taman Sholaga NKRI” sendiri adalah tokoh yang berperan dalam mengembangkan amalanNahdlotul Ulama’.
Pada zaman dahulu sebelum didirikan kegiatan ini, Nahdlotul Ulama sudah masuk di daerah ini, yang membawa pertama kali adalah para sesepuh atau pendahulu dari pendiri Ormas ini yakni Mbah Kyai
Khambali Al-Matarami, ia adalah kakek buyut dari Khabib Mastur dan
pernah menjabat sebagai pengurus Syuriah pertama PBNU (Pengurus
Besar Nahdlotul Ulama’) tahun 1926,29 tak hanya itu ayah dari Khabib Mastur yang bernama Kyai Haji Raden Mukhammad Sjoehoed Miftakhul
Falaq Al-Matarami, ia permah menjabat sebagai Sekjen PBNU pertama,
sehingga dari dua tokoh ini yang menyebabkan berkembangnya
Nahdlotul Ulama menyebar di daerah Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto.30
29
Chairul Anam, KH Wahab Chasbullah Hidup dan Perjuangannya (Surabaya: Duta Aksara Mulia, 2015), 241.
30Khabib Mastur Al-Matarami Al-Quddusi,SK TAMAN SHOLAYA NKRI PUSAT(Mojokerto: T.P,
1999), 3.
Berikut ini adalah wawancara saya dengan pengikut jama’ah dzikir “Taman Sholaya NKRI” dengan warga Nahdlotul Ulama, yang bernama ibu siti mengatakan bahwa :
“Dzikir Taman Sholaya itu tidak memandang bulu baik itu jama’ahnya dari orang Nahdlotul Ulama atau Muhammadiyah, alasan saya mengikuti ini karena para pendahulu dari pendiri majlisndzikir ini adalah orang-orang Nahdlotul Ulama, maka dari itu sepatutnya saya sebagai warga Nahdlotul Ulama yang baik harus mengikuti ulama-ulamaNahdlotul Ulama“ .31
Sedangkan penduduk desa Ngares yang mengikuti ajaran dan
amalan organisasi Muhammadiyah sekitar 20%. Dapat dilihat adanya satu masjid yang dikelola serta dijadikan tempat beribadah dan
berdakwah orangMuhammadiyah.
Salah satu jama’ah yang mengikuti kegiatan Ormas “Taman SholayaNKRI” yang berlatar belakang dari ormas Muhammadiyah yang bernama ibu Nuraini, ia mengatakan bahwa:
“Mengikuti majlis dzikir Ormas Taman Sholaya ialah ingin lebih menghargai antara sesama organisasi keagamaan supaya tidak
saling terpecah belah, saling mencemo’oh dan saling merasa
sombong dan unggul dengan golongan masing-masing dan pula agar bisa hidup berdampingan dengan tentram damai, dan saling
menghargai satu sama lain”.32
Kemudian organisasi keagamaan lain yang berkembang di desa
Ngares Kidul ialah LDII(Lembaga Dakwah Islam Indonesia) sekitar 10% dari penduduk desa Ngares menjadi pengikut organisasi tersebut. Perlu
diketahui bahwa terdapat satu masjid yang dikelola dan dijadikan tempat
31
Siti,Wawancara, Mojokerto, 13 Juni 2017.
32
beribadah serta aktivitas kegiatan mereka. Namun dari organisasi ini tidak
ada jama’ahnya yang mengikuti kegiatan “Ormas Taman Sholaya NKRI”.
Selain itu terdapat pula kegiatan keagamaan yang berkembang di
desa Ngares yakni Jama’ah Islamiyah, sekitar 5% penduduknya
mengikuti kegiatan ini, bahkan jama’ah ini mempunyai satu masjid yang
dijadikan tempat beribadah dan aktivitas kegiatan mereka.
Mojokerto adalah kota yang tak jauh letaknya dari Kabupaten
Jombang. Diketahui bahwa kabupaten Jombang adalah pusat dari
berkembangnya berbagi aliran-aliran Tasawuf seperti Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang pusatnya di daerah Pondok Pesantren Darul Ulum Perterongan Jombang.
Seiring dengan perkembangan waktu tarekat tersebut mulai
menyebar ke daerah Mojokerto, khususnya di desa Ngares Kidul, sekitar
5% jamaah yang mengikutiTareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Selain itu, Khabib Mastur adalah putra ketujuh dari Mbah Shoejoed. Mbah
Shoejoed termasuk keturunan dari Syekh Moch Sholeh Jabal Qubes yang
merupakan Al-Mursyid Akbar Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Secara tidak langsung Mbah Soejoed juga sebagai pengikut Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyahmulai mengenalkan Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyahkepada masyarakat sekitar desa Ngares Kidul.33 Menurut observasi yang peneliti lakukan. Tidak terdapat suatu tempat baik masjid
maupun mushola yang dijadikan tempat mengembangkan ajaran Tareqat
33
Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Akan tetapi kebanyakan pengikut adalah orang–orang Nahdliyin atau Nahdlotul Ulama. Biasanya jama’ahnya
berkumpul langsung di pusat Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
yakni di Jombang ketika ada acara atau rutinan terkait dengan Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Namun, jarang sekali mengadakan acara di sekitar daerah Ngares Kidul.
Berikut dibawah ini peneliti akan mencantumkan demografi
[image:35.595.143.503.242.700.2]penduduk desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokrto.
Tabel 3
Stuktur Pendududk Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun 201234
No Struktur Laki-laki Perempuan
1 Usia 75 81 69
2 Usia 60_74 90 12
3 Usia 55-59 109 102
4 Usia 50-54 204 201
5 Usia 45-49 220 215
6 Usia 40-44 232 224
7 Usia 35-39 227 221
34
8 Usia 30-34 221 217
9 Usia 25-29 225 221
10 Usia 20-24 231 251
11 Usia 15-19 65 55
12 Usia 10-14 47 43
13 Usia 5-9 54 46
14 Usia 0-4 35 37
Jumlah
2031 1974
[image:36.595.135.513.105.744.2]4005
Tabel 4
Stuktur Pendududk Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun 201635
No Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Ngares Lor 684 626 1310
2 Ngares Kulon 678 725 1404
3 Ngares Wetan 639 629 1268
Jumlah 2002 1980 3982
35
Menurut tabel diatas jumlah penduduk dari tahun 2012 hingga
2016 menunjukkan penurunan, pada tahun 2012 jumlah penduduk desa
Ngares 4005 jiwa sedangkan pada tahun 2016 jumlah penduduk 3982.
Penurunan jumlah penduduk disebabkan karena penduduk desa Ngares
banyak yang pindah rumah, meninggal dan lain sebagainya disetiap
bulannya.
B. Kondisi Sosial-Budaya dan Pendidikan
Rata-rata penduduk desa Ngares Kidul ialah keturunan Jawa asli,
yang masih mempertahankan tradisi para leluhurnya. Dikarenakan
masyarakatnya masih merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit yang
beragama Hindu yang kemudian memeluk agama Islam.36 Berikut ini
adalah jama’ah Ormas “Taman Sholaya NKRI” yang masih mempertahankan adat istiadat atau tradisi Jawa yang dicampuradukkan ke
dalam ajaran Islam. Rata –rata yang masih melakukan tradisi tersebut adalah orang-orang Nahdlotul Ulama. Misalnya, peringatan Islam yang masih tercampur dengan budaya Jawa setempat ialah seperti :
1. Saat menjelang bulan puasa biasanya masyarakat di daerah ini
melaksanakan ritual Megengan atau disebut dengan acara syukuran dengan makan-makan, yang mana menu utamanya bukan nasi
melainkan adalah kueApem.37
36Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 10 Juni 2017
37Kue Apem adalah sejenis kue yang terbuat dari tepung beras.Biasanya kue-kue ini dibuat dalam
2. Budaya Syukuran Malam Jum’at Kliwon, Syukuran ini biasanya di
adakan di Masjid setelah shalat Magrib didahului dengan membaca
SuratYasindanTahlil.
3. SykuranMuludanyang mana acara imi diadakan ketika hari kelahiran Nabi Muhammad dengan membawa makanan seperti tumpeng Nasi,
jajan pasar, atau buah-buahan untuk dimakan secara bersama-sama
setelah pembacaanDibaiyahyang acaranya dilakukan di Masjid. 4. Tradisi Malam ketujuh setelah hari atau disebut dengan hari ketujuh
setelah hari raya Idul Fitri, biasanya masyarakat setempat membuat
ketupat dan lepet, 38 kemudian makanan tersbut dibawa ke masjid atau balai desa untuk didoai setelah itu di makan secara
bersama-sama.
Dari keadaan sosial-budaya yang berkembang di desa Ngares
Kidul adalah berlatar belakang Islam Jawa. Bahkan organisasi keagamaan
pun jika berdiri dan mampu diterima oleh masyarakat luas juga harus
mengikuti keadaan sosial-budaya daerah setempat. Seperti yang
dilakukan perkumpulan “Taman Sholaya NKRI” ini mencoba netral dan
menghargai kepada semua golongan dan lapisan masyarakat. Alasannya,
ialah mengikuti dan mencontoh dakwah para Wali Songo saat
menyebarkan agama Islam dengan menghargai dan memadukan tradisi
yang ada pada masyarakat setempat. Selain itu pendiri daripada
38
perkumpulan Ormas “Taman Sholaya NKRI” yakni Khabib Mastur masih
keturunan dari Wali Songo yakni dari Sunan Kudus Jawa Tengah.39
Adapun kondisi pendidikan masyarakat desa Ngares terbilang
cukup baik. Berikut di bawah ini adalah jumlah penduduk menurut
pendidikan di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto
[image:39.595.140.518.247.670.2]yang penulis peroleh dari kantor Desa Ngares Kidul.
Tabel 5
Jumlah penduduk menurut pendidikan Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
No Jenis Pendidikan Jenis Kelamin
Total
Pria Wanita
1 Tidak Tamat SD 16 14 30
2 SD 189 203 392
3 SMP 247 271 520
4 SLTA 367 344 711
5 DIPLOMA 14 7 21
6 SARJANA 19 13 32
39
Dapat di lihat tabel di atas jumlah penduduk desa Ngares Kidul
menurut pendidikan yang paling banyak ialah tamat ditingkat SLTA yang
berjumlah 711 jiwa. Sedangkan ditingkat SD dan SMP cukup stabil yakni
SD berjumlah 392 jiwa dan SMP 520 jiwa. Desa Ngares adalah daerah
pedesaan yang letaknya di pinggiran sungai brantas yang jauh dari kota,
tamatan tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana juga cukup stabil.
Tamatan Diploma berjumlah 21 jiwa sedangkan tingkat Sarjana S1
berjumlah 32 jiwa. Dari sini menunjukkan bahwa semangat belajar
masyarakatnya pada jenjang perguruan tinggi masih ada. Akan tetapi
dilihat dari berbagai tingkat pendidikan yang sudah dicapai
masyaraktanya, terdapat 30 jiwa yang tidak menamatkan pendidikanya
ditingkat SD. Walaupun begitu, Setidaknya masyakatnya masih pernah
mengenyam pendidikan walau tidak tamat SD. Adapun sarana pendidikan
di desa Ngares terdapat dua sekolah dasar, satu sekolah menengah
pertama dan satu sekoalah menengah keatas. Pada tahun selanjutnya
yakni sekitar tahun 2016. Setidaknya kondisi pendidikan masyarakat desa
Ngares Kidul semakin baik dan banyak yang mengenyam pendidikan
sampai perguruan tinggi mencapai 50 jiwa.40
C. Kondisi Ekonomi
Adapun mata pencaharian atau kondisi ekonomi para pengikut
Ormas “Taman Sholaya NKRI” di desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto. Rata-rata mata pencahariaannya adalah sebagai
40
petani dikarenakan daerahnya merupakan daerah persawahan yang
memungkinkan untuk ditanami padi dan tebu. Jika dilihat dari luas
keseluruhan desa Ngares Kidul adalah 248.648 ha, dimana luas sawah
ialah 83.590 ha.
Selain itu mata pencahariaan masyarakat desa Ngares sangat
beragam, seperti pegawai negeri sipil, guru, polisi, tentara, pedagang,
karyawan, buruh dan lain sebagainya. Tetapi ada pula penduduk desa
Ngares yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sedikit sekali dari mereka
yang mempunyai keahlian khusus, sehingga mereka harus bekerja sebagai
penambang pasir dan tidak sedikit pula yang menjadi TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) di luar negeri seperti di Malaysia, Arab Saudi dan lain
sebagainya.
Sedangkan para kaum wanita rata-rata hanya bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Lain halnya dengan pemuda desa Ngares Kidul
[image:41.595.133.517.255.571.2]kebanyakan dari mereka pengangguran.41
Tabel 6
Prosentase mata pencaharian penduduk Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten MojokertoTahun 2010
No Pekerjaan Prosentase
1 Pegawai negeri 0.8 % 2
2 Petani 28,7 %
41
3 Wiraswasta 45,6 % 4
[image:42.595.143.517.276.631.2]4 Lain-lain 4,7 %
Tabel 7
Jumlah mata pencaharian penduduk Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun 2016
No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 157
2 PNS/Guru 27
3 Karyawan Swasta 345
4 Buruh 185
5 TNI 14
6 POLRI 5
7 BUMN 17
8 Ibu Rumah Tangga 579
Dari kondisi ekonomi masyarakat desa Ngares Kidul dari tahun
2010 sampai 2016 bertambah stabil.42Mata pencahariaan masyarakat yang
42
beraneka ragam, turut serta menghantarkan perekonomian desa Ngares
Kidul menjadi lebih baik lagi, akan tetapi dengan kondisi ekonomi yang
sedemikian hanyalah mengarah pada benda dunia semata, Sehingga
dengan hadirnya kegiatan Dzikir dan doa Ormas Taman Sholaya NKRI,
dapat menjadi penyeimbamg antara dunia dan Akherat.43
Dari perkembangan ekonomi yang semakin baik, masyarakat desa
Ngares Kidul tak sepenuhnya sejahtera dari 100% penduduknya. Sekitar
30% masyarakatnya yang masih belum sejahtera atau tergolong tidak
mampu. Berikut ialah tabel jumlah penduduk kategori miskin desa Ngares
[image:43.595.137.522.244.565.2]Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto.
Tabel 8
Jumlah Penduduk Kategori Miskin menurut Kepala Keluarga (KK) di Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun
2016
No Desa Jumlah KK Sejahtera Jumlah KK Miskin
Ngares Kidul 977 372
Adapun sarana dan prasarana perekonomian desa Ngares Kidul
kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto ialah terdapat satu pasar sebagai sarana
jual beli. Dan juga terdapat toko bahan makanan berjumlah 45, dan lain
sebagainya.44
43Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 10 Juni 2017. 44
BAB III
SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN ORMAS“TAMAN SHOLAYA NKRI”DI DESA NGARES KIDUL KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 1994-2016
A. Latar Belakang Berdiri dan Perkembangan Ormas “Taman Sholaya NKRI”
Ormas “Taman Sholaya NKRI” merupakan tempat berkumpulnya
para ulama’, kyai, ustad, dan segenap kaum khabaib, kaum muslimin dan muslimat yang ada di Nusantara, sebagai organisasi masyarakat yang
konsisten pada kegiatan keagamaan yakni kegiatan majlis dzikir dan doa.
Ormas “Taman Sholaya NKRI” tidak berafiliansi pada partai politik manapun, para anggota dan jama’ahnya merupakan campuran dari berbagai Ormas sepertiMuhammadiyah, Nahdlotul Ulama’ serta golongan
lainnya yang berpaham Ahlu Sunnah wal Jama’ahtanpa membedakan dari
golongan, suku dan ras manapun. Sesuai dengan konsep kejama’annya Ormas “Taman Sholaya NKRI” mengajarkan umat Islam untuk terus
membina kerukunan hidup dan senantiasa menyambung silaturahni dengan
konsep inilah Rasulullah mencetak pilar-pilar persatuan dan pilar-pilar persatuan dan kesatuan tersebut.45
Adapun faktor yang melatar belakangi berdirinya Ormas “Taman Sholaya NKRI” ialah melihat kondisi lingkungan serta kondisi bangsa yang mulai memprihatinkan dengan munculnya berbagai kemaksiatan,
kerusakan moral. Bangsa kita yang dilanda berbagai bencana seperti
✂✄
bencana alam, Selain itu faktor penyebab didirikannya perkumpulan
“Taman Sholaya NKRI” juga karena melihat kondisi umat Islam yang
terpecah bela. Hal itu muncul disebabkan adanya perbedaan pemikiran
antara organisasi keagamaan Nahdlotul Ulama dan Muhammadiyah yang merambah ke ranah politik.46 Dimana kedua organisasi ini tidak lagi konsisten dalam organisasi keagamaan yang menjadi awal tujuan mereka.
Ormas “Taman Sholaya NKRI” didirikan oleh seorang ulama
bernama S.K.K.H.R.G.N.M.47 Khabib Mastur Al- Matarami Al-Quddusi sekitar tahun 1994 di Desa Ngares Kidul, Kecamatan Gedeg, Kabupaten
Mojokerto. Ia mendirikan kegiatan ini atas saran dari ayahnya yakni KH
Raden Mukhammad Sjoehoed Miftakhul Falaq Al-Matarami.48Sebelum ia wafat pada tahun 1996. Ia berpesan kepada khabib mastur bahwa:
“Indonesia sekarang sudah merdeka, akan tetapi rakyatnya masih terpecah bela, kerusakan moral dan sosial mulai meracuni masyarakat, bencana alam mulai terjadi dimana-dimana, wahai khi49 buatlah kegiatan yang mana dunianya dapat, akheratnya dapat sebagai tawasul kita kepada Allah dan dapat menjaga keutuhan,
ketentraman NKRI”.
Atas ide dari ayahnya tersebut Khabib Mastur kemudian membuat
terobosan baru dengan membuat kegiatan yang dapat menyatukan semua
46
Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 19 Mei 2017.
47
S.K.K.H.R.G.N.M adalah gelar yang diberikan kepada keturunan kerajaan Mataram dan Sunan Kudus yakni singkatan dari Sayyid Kyai Kanjeng Haji Raden Gusti Nur Muhammad, karena sejatinya Khabib Mastur adalah keturunan dari kerajaan Majapahit, Mataram Islam dan waliyullah, ayahnya adalah seorang keturunan dari kerajaan Mataram sedangkan ibunya nasab dari keturunan Sunan Qudus Jawa Tengah. Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto,19 Mei 2017.
48
Raden Mukhammad Sjoehoed Miftakhul Falaq Al-Matarami adalah tokoh pengagas ide terbentuknya Taman Sholaya NKRI yang pernah menjabat sebagai komando pemberontakan dan gerilya revolusi kemerdekaan se-Jawa melawan penjajah mulai tahun 1922 sampai merdeka.Suaidi Ahmad,Wawancara, Surabaya, 20 Mei 2017.
49Khi adalah panggilan kesayangan ayahnya kepada Khabib Mastur. Khabib Mastur,Wawancara,
umat muslim di Nusantara tanpa memandang ras, suku, dan golongan.
Sehingga pada akhirnya muncullah pemikiran membuat kegiatan
keagamaan yang berbentuk majlis dzikir “Taman Sholaya NKRI”.
Alasan Khabib Mastur memberi nama majlis dzikir “Taman Sholaya NKRI” ialah singkatan dari Taman (Tahl l, Man qib) dan Sholaya (Shol wat dan Y s n). Sedangkan pengambilan nama NKRI dibelakangnya ialah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang mempunyai arti ingin mempersatukan, merangkul semua golongan
yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tanpa
membeda-bedakan antara golongan yang satu dengan yang lainnya.50
Khabib Mastur Al-Matarami Al-Quddusi lahir di desa Ngares Kidul
kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto pada tanggal 12 Desember 1968,
ayahnya Raden Mukhammad Sjoehoed Miftakhul Falaq Al-Matarami
adalah seorang keturunan dari kerajaan Mataram sedangkan ibunya yang
bernama Nyai Hj. Raden Ajeng Sayyidatina Sa’adah Al-Quddusi adalah nasab dari keturunan Sunan Kudus Jawa Tengah. Pada masa kecilnya
Khabib Mastur sudah menampakkan kecerdasaan dan keistimewaan
sebagai keturunan bangsawan dan wali. Pada masa kecilnya pula, ia
pernah tinggal di Jakarta, karena pada saat itu ayahanda tercinta
mempunyai jabatan penting sebagai penasehat umum presiden Soeharto
sekitar tahun 1978. Dalam riwayat pendidikannya, ia pernah belajar di MI,
SMP, dan SMA di pondoknya sendiri yakni pondok pesantren Roudlotul
50
Muttaqin “Taman Sholaya NKRI”. Kemudian ia melanjutkan studinya di Universitas Gajah Madah, Yogjakarta, mengambil jurusan Hukum. Setelah
menyelesaikan pendidikannya ia kembali ke Jakarta, ia juga pernah
menjadi calon anggota DPR dari partai Golkar termuda, kemudian ia
diminta ayahnya untuk kembali ke kampung halamannya dan mulai
mendirikan majlis dzikir dan do’a “Taman Sholaya NKRI”.51
Muncul ide membuat perkumpulan “Taman Sholaya NKRI” ialah ia
memadukan amaliyah-amaliyah yang biasanya dibaca oleh orang- orang
Nahdlotul Ulama dan Tareqat Qadriyah wa Naqsabandiyah.52 Akan tetapi, majlis dzikir “Taman Sholaya NKRI” sendiri bukan embrio dari organisasi Nahdlotul Ulama. Majlis tersebut berdiri sendiri yang ingin mengajak semua golongan untuk berdzikir bersama. Jika dilihat dari
daerah Mojokerto sendiri yang banyak orang-orang Nadliyin dan tak jauh dari kota Jombang yang banyak terdapat tarekat-tarekat yang berkembang
akhirnya beliau memadukan dua amaliyah tersebut.53
Tujuan diadakan kegiatan ini ialah untuk mengisi kemerdekaan
NKRI dengan mengajak masyarakat untuk berdzikir dan do’a bersama
tanpa memandang perbedaan dari golongan manapun, agar terciptanya
Negara Indonesia yang damai, tentram, bersatu, dijauhkan dari segala
pengaruh buruk serta meneruskan perjuangan para Nabi, Waliyullah,
51Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 19 Mei 2017.
52Amaliyah-amaliyah yang dibaca orang- orang Nahdlotul Ulama dan Tarekat Qadriyah wa
Naqsabandiyah seperti Tahlil, Manaqib Syeh Abdul Qadir Jaelani, Surat Yasin, serta Sholawat– Sholawat yang dilantunkan kepada Nabi Muhammad SAW yangtercantum didalam kitab Diba’. Suadi Ahmad,Wawancara, Surabaya, 20 Mei 2017.
53
Ulama, Kyai serta para Khabaib dalam membenahi akhlaq bangsa,
khususnya bangsa Indonesia yang saat ini mengalami berbagai kerusakan
moral, terpecah belahnya beberapa organisasi masyarakat. Serta
mewujudkan suasana Ukhuwah Islamiyah (hubungan antar umat Islam),
Ukhuwah Basyariyah (hubungan antar umat manusia), Ukhuwah Wathoniyah (hubungan antar bangsa, negara, etnis, suku maupun golongan). Dan agar terwujudnya kerukunan, keharmonisan, kesejukan,
persatuan dan kesatuan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) di mata bangsa-bangsa Internasional.54
Sesuai dengan konsep kejama’ahan, “Taman Sholaya NKRI”
mengajak kepada umat islam untuk terus membina kerukunan hidup dan
senantiasa menyambung hubungan silaturrohim. Dengan konsep inilah,
Rasululloh meletakkan pilar-pilar Negara. Dan dengan pilar-pilar
persatuan dan kesatuan tersebut Rasulullah mengantarkan masyarakatnya
pada satu kehidupan yang baldatun, toyyibatun, wa ro'bunghofur atau dalam bahasa jawanyagemah, ripah loh jinawe, tata tentrem kertaraharja
artinya, tidak kekurangan sandang, pangan, dan keamanan terjamin.
Dengan membaca lantunan Tahl l, Man qib, Shol wat dan Y s n
yang berpedoman kepada Al-Quranul Karim, Al-Hadits, As-Sunnatur Rosulillahi Muhammadin Shall Allah Alasyh Wassalam, Al-Ijmak dan
Al-Qiyasul Ulama’ Warosul Ambiya’ Ala Ahlusunnah Wa Jama’atun
54
Nabiyullahi Muhammad Shall Allah ’Alayh Wassalam yang berarti kita semua meneruskan perjuangan Nabi, Waliyullah para ulama dalam
membenahi ahklaq bangsa dan negara, khususnya Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).55
Adapun firman Allah yang dijadikan dasar oleh Ormas “Taman Sholaya NKRI” ialah Surat Al-Maidah ayat 35 :
َن ْﻮ ُﺤ ِﻠْﻔُﺗ ْﻢُﻜ
)
٣ ٥
(
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) dijalan-Nya, agar kamu beruntung”.
Atas usaha Khabib Mastur dan semua pengurus,56 majlis dzikir
“Taman Sholaya NKRI” mampu berkembang ke berbagai wilayah,
awalnya ia perkenalkan kepada santrinya yakni di pondoknya sendiri,
Pondok PesantrenSalafiyah Roudlotul Muttaqin, disusul dengan tentangga
kampung, hingga beliau mengadakan majlis dzikir dan do’a akbar di
berbagi lapangan setiap kecamatan di wilayah Mojokerto. Seiring dengan
berjalannya waktu pada tahun 2004 majlis ini terus berkembang hingga ke
luar kota seperti Jombang, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, bahkan santri dan
jama’ahnya juga mulai memperkenalkan di kampung halamannya masing -masing.
55
Al-Quddusi,SK TAMAN SHOLAYA NKRI PUSAT, 4.
56
Sekitar pertengahan tahun 2007 jamaa’ahnya mulai bertambah
hingga ke Bali dan provinsi lannya di Indonesia. Bahkan jama’ah dzikir
“Taman Sholaya” juga berkembang pesat sampai di luar negeri salah satunya ialah di Mekkah, yang diperkenalkan langsung oleh Khabib
Mastur ketika ia sedang melaksanakan ibadah haji sekitar tahun 1998.57 Ketika di Mekkah Khabib Mastur berkenalan dengan seorang Ustad asal
Indonesia yang bernama Ustadz Yusuf dan Aziz yang sudah bermukim
lama di Mekkah kemudian ia memperkenalkan majlis dzikir yang ia bawa,
kedua Ustadz tersebut diberi amanah Khabib Mastur untuk
mengembangkan Taman Sholaya di negeri Mekkah.58
Sedangkan tantangan yang dialami dalam mengembangkan Ormas
“Taman Sholaya NKRI”, salah satunya ialah dianggap sebagai aliran baru di luar Nahdlotul Ulama’ dengan memakai amaliyah NU, namun dengan
bertambahnya waktu, Taman Sholaya NKRI mampu diterima dikalangan
masyarakat di karenakan masyarakat mulai mengetahui bahwa pendiri dari
Ormas ini adalah masih keturunan Kerajaan Mataram dan Sunan Kudus
Jawa Tengah.59
Mulanya Ormas Taman Sholaya NKRI ini hanya sebuah Jama’ah Majlis Dzikir dan Do’a saja tanpa ada tambahan Ormas (Organisasi Masyarakat) yang murni kearah kegiatan keagamaan. Atas Kegigihan
pendiri serta pengurus membuahkan hasil pada 07 Januari 2009 nama
57
Suaidi Ahmad,Wawancara,Surabaya, 20 Mei 2017.
58Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 19 Mei 2017. 59
Majlis“Taman Sholaya NKRI”dirubah menjadi Ormas“Taman Sholayah NKRI”, yang ketika itu masih di bilang sebagai Ormas
Independen.60Kemudian baru resmi diakui pemerintah menjadi Ormas tanggal 22 Juli 2016.61
Majlis dzikir merupakan tempat yang paling bersih, mulia
bermanfaat dan tinggi derajatnya, majlis dzikir juga majlis para malaikat,
karena bagi mereka, tidak ada tempat di dunia selain tempat yang disebut
nama Allah didalamnya. Selain itu, majlis dzikir juga menyelamatkan
hamba dari perkataan-perkataan buruk serta menyadarkan diri dari
penyesalan dosa dari kiamat.62
Keutamaan majlis dzikir ialah sebagai penghidup hati, penumbuh
iman dan poenyuci diri. Majlis dzikir juga diibaratkan taman-taman surga
didunia, dzikir yang dilakukan dalam suatu tempat secara berjama’ah,
orang yang bersangkutan akan mendapat rahmat, ampunan dan akan
dihapus keburukannya oleh Allah Subh nahū wa Ta’ ll .63Maka, apabila seseorang telah merasa senang dan akrab dengan dzikrullah (ketika hidup di dunia), hakikatnya adalah dzikir terus-menerus yang disertai dengan
kehadiran hati sehingga akan membawa pengaruh yang bermanfaat bagi
pedzikir terhadap ketenangan hati.64
60
Independen berarti berdiri sendiri, bebas, tidak terikat dengan manapun. , dalam http.//id.mwikipedia.org.Diakses tanggal 9 April 2017.
61
Khabib Mastur,Wawancara, Mojokerto, 19 Mei 2017.
62
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah Pesan dan Kesan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 124.
63
Ismail Nawawi, Risalah Dzikir dan Do’a Penerobos Tirai Rahasia Ilahi (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 123-124.
64
Terkait dengan masalah ini, dzikir yang dilakukan oleh Ormas
“Taman Sholaya NKRI” yang didalamnya juga membaca dzikir Man qib
dapat dipahami sebagai upacara pembacaan kitab riwayat hidup (man qib) seorang wali yang menceritakan sikap terpuji, keistimewaan (karomah)
seorang wali yang bersangkutan. Sedangkan pelaksanaan dzikir dan do’a
Ormas “Taman Sholaya NKRI” ini harus memakai penanggalan Qamariyah atau rembulan yang ditetapkan oleh Ormas Taman Sholaya
pusat, biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap sebulan sekali khususnya
pada pertengahan 3, 15, 16 penanggalan Qamariyah.
Setelah majlis dzikir ini berubah nama menjadi Ormas “Taman Sholaya NKRI”, segala kebutuhan demi mengembangkan Ormas Taman
ini dilakukan, seperti memilih pengurus yang dibagi menjadi beberapa
departemen, membuat visi dan misi, tujuan, anggaran dasar dan rumah
tangga (AD-ART) serta membuat surat keputusan (SK) bagi para
pengurus yang ditunjuk dan lain sebagainya. Berikut ini adalah Visi Ormas
“Taman Sholaya NKRI” ialah Beriman, berilmu, berwawasan luas, berakhlaqul karimah, bertaqwa kepada Allah Subh nahū wa Ta’ ll , berani mengorbankan kepentingan pribadi, pangkat, derajat, harkat dan
martabat dan harta kekayaan untuk keutuhan bangsa dan negara kesatuan
republik Indonesia (NKRI) khususnya, juga bangsa-bangsa dan
negara-negara dunia Internasional umumnya.65 Sesuai dengan Visi tersebut, Misi
Ormas “Taman SholayaNKRI”dirumuskan sebagai berikut ;
65
1. Melaksanakan kegiatan dzikir dan do’aTahl l,Man qib,Shol wat dan
Y s n bersama berpedoman kepadaAl-Quranul Karim, Al-Hadits, As-Sunnatur Rosulillahi Muhammadin Shall Allah ’Alasyh Wassalam,
Al-Ijmak dan Al-Qiyasul Ulama’ Warosul Ambiya’ Ala Ahlusunnah
Wa Jama’atun NabiyullahiMuhammad Shall Allah ’Alayh Wassalam
untuk mewujudkan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) khususnya, juga bangsa-bangsa dan negara-negara dunia
Internasional pada umumnya yang beriman kepada Allah Subh nahū wa Ta’ ll dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Negara-Negara Dunia Internasional.
2. Mengembangkan pembelajaran pengetahuan tentang nilai-nilai Islam
yang sesuai dengan Al-Quranul Karim, Al-Hadits, As-Sunnatur Rosulillahi Muhammadin Shall Allah ’Alasyh Wassalam, Al-Ijmak dan Al-Qiyasul Ulama’ Warosul Ambiya’ Ala Ahlusunnah Wa
Jama’atun Nabiyullahi Muhammad Shall Allah ’Alayh Wassalam
untuk menjaga toleransi dan kerukunan Bangsa Indonesia,
Bangsa-Bangsa Internasional baik ditingkat lokal maupun global serta demi
terwujudnya kerukunan dan keutuhan NKRI.
3. Mengembangkan pendidikan berkarakter baik dalam skala nasional
maupun Internasional yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Quranul Karim, Al-Hadits, As-Sunnatur Rosulillahi Muhammadin Shall Allah
’Alasyh Wassalam, Al-Ijmak dan Al-Qiyasul Ulama’ Warosul
Shall Allah ’Alayh Wassalam untuk mewujudkan Bangsa Indonesia dan Bangsa-Bangsa Dunia Internasional yang menguasai Teknologi
dan informasi demi kerukunan dan keutuhan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
4. Berperan aktif mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang berdasarkan nilai-nilaiQuranul Karim, Al-Hadits, As-Sunnatur Rosulillahi Muhammadin Shall Allah ’Alasyh
Wassalam, Al-Ijmak dan Al-Qiyasul Ulama’ W