PENGARUH PELATIHAN SELF MOTIVATION DALAM MENINGKATKAN NILAI AQIDAH AKHLAQ SISWA XI-IPA
SMA WACHID HASYIM 5 SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
NURUL FACHMAWATI NIM. B03213020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAKSI
Nurul Fachmawati (B03213020), Pengaruh Pelatihan Self Motivation dalam Meningkatkan Nilai Aqidah Akhlaq Siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya
Fokus penelitian ini adalah sering kali anak mendapatkan kendala ataupun hambatan dalam belajar baik itu dari dalam diri ataupun dari luar. Selain itu anak juga kurang dalam memahami aqidah akhlak yang harus mereka mengerti lebih dalam dan luas. Yang mana ini dapat berpengaruh dengan ahsil nilai aqiah akhlaq mereka. Rumusan penelitian ini adalah (1) apakah pelatihan self motivation mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya? (2) Bagaimana hasil nilai aqidah akhlaq siswa XI IPA setelah melakukan pelatihan self motivasion di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya?.
Dalam menjawab permasalah diatas peneliti menggunakan metode kuantitatif dimana metode ini menghasilkan data berupa angka yang menunjukkan hasil nilai aqidah akhlaq mereka. Peneliti menggunakan pelatihan Self Motivationnya dengan materi Super Student yang mana untuk menambah semangat dan mengetahui motivasi diri dalam hal meningkatkan nilai aqidah akhlaq mereka. Dan instrument kuisioner menggunakan jenis rating scale dimana jenis ini tidak terbatas pada pengukuran sikap saja melainkan lebih fleksibel.
Hasil menunjukkan bahwa pelatihan self motivation dengan materi super student dapat mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa. Adapun hasil dari post-test memiliki nilai signifikan sebanyak 0,000 < 0,05 yang menyebutkan bahwasannya ada Pengaruh Pelatihan Self Motivation Dalam Meningkatkan nilai aqidah akhlaq Siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan di dukung dengan hasil nilai ulangan harian yang sudah peneliti rekap yang mana nilai ulangan harian pada kelompok eksperimen sebelum mendapatkan kan pelatihan rata-rata sebesar 76,31. Dan setelah mendapatkan pelatihan nilai ulangannya meningkat rata-rata menjadi 93,09. Sedangakan pada kelompok kontrol, yang tidak mendapatkan pelatihan, rata-rata nilai ulangannya tidak jauh berbeda yaitu yang awalnya 75,47 menjadi 76,81. Sehingga hasil nilai aqidah akhlaq pada kelas eksperimen lebih banyak mengalami peningkatan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
F. Metode Penelitian ... 11
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 11
2. Populasi, Sampel, Tekhnik Sampling ... 14
3. Variabel dan Indikator Penelitian ... 16
4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 17
5. Tekhnik Analisis Data ... 19
G. Sistematika Pembahasan ... 20
BAB II : KAJIAN TEORI A. Self Motivation ... 22
1. Pengertian Self Motivation ... 22
2. Peran Motivasi ... 24
3. Kebutuhan Motivasi ... 25
5. Prinsip Motivasi ... 27
6. Ciri-ciri Motivasi ... 30
7. Pandangan Islam tentang Motivasi ... 31
B. Tinjauan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq ... 34
C. Penelitian yang Relevan ... 45
D. Hipotesis Penelitian ... 46
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian ... 48
1. Setting Penelitian ... 48
a. Profil SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya ... 48
b. Visi-Misi Sekolah ... 48
c. Data Rinci ... 49
d. Data Sarana dan Prasarana ... 51
e. Struktur Organisasi Sekolah ... 49
f. Daftar Nama Guru dan Karyawan ... 52
g. Tata Tertib Sekolah ... 54
h. Reward ... 56
i. Sanksi ... 57
2. Pelaksanaan Pelatihan ... 57
a. Deskripsi Client ... 57
b. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
B. Pengujian hipotesis ... 80
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pengujian Hipotesis ... 81
B. Analisis Nilai Aqidah Akhlaq ... 91
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 94
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sering kali anak mengalami hambatan dalam belajar. Baik hambatan
dalam dirinya sendiri maupun hambatan dari luar. Dari dalam dirinya seperti
tidak ada motivasi untuk maju kedepan dalam meraih kesuksesan. Sedangkan
menurut M. Ngalim Purwanto motivasi adalah pendorong suatu usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.1
Begitupun dengan hambatan dari luar yang tidak mendukung
perubahan baik terjadi pada individu. Seperti teman yang suka membolos
ataupun hal yang bisa membuat anak semakin tidak memiliki dan melakukan
dorongan dengan tingkah laku. Yang hal itu bertujuan untuk mencapai apa
yang dia inginkan. Padahal motivasi itu sendiri tebagi menjadi dua motivasi
instrinsik dan ekstrinsik adapun pengertian keduanya yakni:2
1
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Cet ke 5( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998)hal. 71 2
2
1. Motivasi instrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dalam diri
seseorang tanpa adanya dari paksaan orang lain melainkan atas kemauan
sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalahjenis motivasi yang timbul sebagai akibat tapi
terpengaruhnya oleh lingkungan atau di luar individu itu sendiri. Bisa
berupa suatu ajakan dari teman atau juga bisa suruhan dari guru, paksaan
dari orang tua yang mengakibatkan individu tersebut melakukan sesuatu.
Motivasi diatas memiliki hubungan dimana ketika anak sudah
memiliki motivasi dalam diri namuntidak memiliki motivasi dari luar maka
anak akan stagnan sedangkan anak yang memiliki motivasi luar namun tidak
memiliki motivasi dalam diri maka anak tersebut bisa dikatakanikut-ikutan.
Untuk merubahnya perilaku yang seperti itu maka harus merubah keyakinan
dan pandangannya.3
Berbeda dengan mereka yang memiliki kedua motivasi dan kemauan
yang kuat untuk belajar maka segala sesuatunya akan mudah dilakukan
meskipun terjadi hambatan. Sehingga anak tersebut akan lebih mudah dalam
mengatasinya. Karena kemauan itu sendiri bisa diartikan sebagai pengendali
dari keinginan. Meskipun kemauan tidak selamanya bebas. Namun ada sebuah
kemauan bekerja yang dilakukan secara paksaan. Dimana kemauan yang
bebas adalah kemauan yang di dasari oleh diri sendiri sedangkan kemauan
3
3
paksaan adalah kemauan yang dibatasi norma sosial ataupun kondisi
lingkungan.
Namun ada juga fenomena yang terjadi bahwa orang tua juga di
hadapkan dengan problem anak yang kurang memiliki motivasi untuk belajar
disisi lain anak beralasan bahwa hal ini di karenakan salah satu diantaranya
kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Begitupun dengan orang
tua yang menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan secara materi itu sudah
lebih dari cukup untuk putra ataupun putrinya.
Karena menurut orang tua juga anak tidak akan mengalami
kesenjangan sosial dengan teman apabila materi yang diberikan itu cukup
sehingga tidak membuat orang tua malu. Ternyata terjadi miss komunikasi bahwa anak berharap tidak hanya pemenuhan materi yang senantiasa di
berikan tapi juga perhatian dan kasih sayang dari orang tua karena itu bisa
menambah semangat dan motivasi anak dalam belajar. Motivasi belajar dalam
diri seseorang hanya bisa terlaksana kepada yang bersangkutan namun
outputlah yang menjadi rangsangan dari munculnya motivasi dalam diri individu.
Seperti yang ada dalam pengertian motivasi dari kamus besar bahasa
Indonesia adalah keinginan ataupun dorongan yang timbul dalam diri
4
perbuatan dengan tujuan tertentu.4 Jika anak sadar akan kebutuhan yang dia
butuhkan untuk mencapai sebuah tujuan maka dia akan memenuhi
kebutuhannya. Memiliki dorongan yang kuat supaya bisa memenuhi
kebutuhan dalam mencapai apa yang dia inginkan. Tak jarang pula bahwa
ketika ingin memenuhi kebutuhan dalam pencapaian tujuan muncul rasa
kurang percaya diri yang di karenakan pernah mengalami kegagalan.
Kegagalan dalam menerima pelajaran dengan baik, kegagalan dalam
mendapatkan informasi yang dia butuhkan dan lain sebagainya. Hendaknya
itu menjadi acuan agar anak selalu mencari tahu supaya apa yang dia ingin
tahukan segera terpenuhi.
Seperti studi kasus yang pernah saya temui. Sebut saja dia Farhan. Dia
sering bolos sekolah. Prestasi belajarnya di bawah rata-rata ketika di gali
sebuah informasi karena faktor keluarga dan lingkungan. Farhan anak ke dua
dari empat bersaudara dia jarang mendapatkan perhatian orang tua karena
ayahnya sibuk bekerja sedangkan ibunya kalau berada di rumah terfokus
kepada kedua adiknya. Kakaknya pun sibuk bekerja. Sedangkan faktor
lingkungan dia sering di katakan “bodoh” dan berteman dengan teman yang
suka bolos juga. Farhan juga merasakan bahwa dia tidak memiliki motivasi
dalam diri untuk belajar di karenakan terkontaminasi oleh perkatan
teman-teman yang tak patut dia dengarkan dan akhlaq yang tidak pantas ditiru. Al
hasil nilai aqidah akhlaq Farhan tak sesuai dengan harapan. Karena motivasi
4
5
dalam diri dan luar belum dia dapatkan. Pernah juga dia berfikir sampai kapan
akan seperti itu. Tapi pemikiran itu hanya sekedar melawatinya atau
terhempas begitu saja. Susah untuk farhan suapaya bisa berubah menjadi anak
yang berperilaku baik tanpa dia pertimbangkan dan mendapatkan prestasi
yang membanggakan.
Dengan studi kasus yang di atas Mc Donald memberikan tiga ciri
pokok dalam motivasi yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.5
Dari ciri pokok Mc Donald apalagi yang pertama sering diremehkan
oleh orang tua mereka menganggap bahwa hal itu sepele bahkan perkataan
seperti “bodoh” dan tindakan yang kurang baik dalam berbuat pun mereka
anggap bahwa hal itu tidak memberikan energi apa-apa kepada anaknya.
Sehingga anak mereka pun semakin malas untuk belajar karena sudah
men-judge dirinya itu bodoh dan mendapatkan contok akhlaq yang kurang baik.
Tanpa individu sadari bahwa yang mengetahui pandai atau tidaknya seseorang
itu yang mengetahui hanya dirinya sendiri. Dan yang mampu merubah
kehidupan dirinya adalah dia sendiri. Harusnya dengan perkataan itu individu
memiliki batu lunjatan tinggi dengan terus belajar membuktikan bahwa dia
tidak serendah yang dinilaikan orang lain dan membuktikan bahwa dirinya
lebih pandai dan berakhalq baik dari pada apa yang orang lain duga.
5
6
Sehingga dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang dilihat dari hasil nilai ulangan harian di mata pelajaran Aqidah Akhlaq
siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan alasan mengapa peneliti
memilih aqidah akhlaq. Karena aqidah akhlaq merupakan dasar bagi
seseorang untuk bertindak yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari serta
latar belakang dari peneliti adalah dari jurusan BKI dimana nilai spiritual itu
penting bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang masalah yang telah di uraikan oleh peneliti
sebelumnyamaka rumusan masalah yang akan di kaji oleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apakah pelatihan self motivation mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya?
2. Bagaimana hasil dari nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5
Surabaya setelah dilakukan pelatihan self motivasion?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang ada diatas maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui engaruh pelatihan self motivation yang dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5
7
2. Untuk mengetahui hasil nilai aqidh akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5
Surabaya setelah dilakukan pelatihan self motivasion.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, di harapakan dapat bermanfaat secara
teoritis dan praktis bagi para pembacanya.
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah keilmuan ataupun wawasan mengenai pelatihan self motivation bagi peneliti yang lain dalam hal meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa.
b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa Bimbingan
dan Konseling Islam, khususnya bagi mahasiswa yang melakukan
proses pelatihan self motivation dalam peningkatan nilai aqidah akhlaq siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu peningkatan nilai aqidah
akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan juga untuk
mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam sebagai calon konselor.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam menangani kasus yang sama dengan menggunakan pelatihan
8
E. Definisi Operasional
1. Self motivation
Dalam perkembangan kepribadian seseorang terdapat pandangan
pribadi yang berkembang yakni mampu menilai tentang pribadinya sendiri
atau diri sendiri.6
Ketika seorang laki-laki merasa bahwa dirinya adalah pemain sepak
bola yang hebat dan seorang wanita menganggap bahwa dirinya adalah
bunga paling indah maka manusia itu memiliki anggapan mengenai
dirinya sendiri. Baik disadari ataupun tidak disadari.
Adapun self itu sendiri adalah bagaimana seseorang menganggap ataupun memandang dan merasakan tentang dirinya sendiri.7
Adapun dorongan yang terlahir dari dalam biasa disebut dengan
motif. Motif disini berasal dari bahasa latin yakni movere yang berarti bergerak atau to move. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah keadaan dalam diri individu ataupun organisme yang mendorong untuk berperilaku
demi mencapai sebuah tujuan.8
Atau bisa juga Motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan
tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk
melakukan sesuatu. motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada
6
Samuel Soeitoe, psikologi pendidikan, ( Jakarta: Fakultas Ekonom, 1982), hal. 58 7
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Cet ke 5, ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998), hal.122
8
9
tingkah laku kita. juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari, yang mempunyai motif-motifnya.9
Apabila dikaitkan antara keduamya bisa di artikan bahwa yang
mengetahui motivasi seseorang adalah dirinya sendiri dan yang mampu
melakukan semuanya tentu diri orang tersebut. Selain itu motivasi juga
terlahir dalam diri individu jika motivasi yang ada dalam diri individu itu
jalan maka tingkah lakunya akan mengarah kepada sebuah tujuan.
Untuk pelatihan inidiharapkan mampu memberikan gambaran yang
mampu meningkatkan motivasi dalam diri siswa dan siswa mampu
mengetahui kebutuhan, karakter, kelebihan dan kekuranganyang ada
dalam dirinya sehingga bisa melakukan tindakan yang tepat dan mampu
menilai dirinya sendiri dan menjadikan siswa berkepribadian yang optimis
bukan pesimis.
2. Aqidah Akhlaq
istilah aqidah berasal dari bahasa arab “aqd” yang berarti
pengikatan. Dimana yang dimaksud pengikatan disini adalah mengikat
hati terhadap sesuatu. Salah satu dari kesan sebuah pengikat disini adalah
keimanan yang memiliki sebuah perasaan bahwa Allah dan Rosul adalah
yang paling utama dari pada dunia dan seisinya.10 Sedangkan akhlaq
9
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2002), hlm.141 10
10
adalah sifat yang telah terpatri dan melekat dalam jiwa manusia untuk
melakukan perbuatan secara spontan dan mudah, tanpa dibuat-buat.11
Dimana ruang lingkup aqidah adalah sebagai berikut :
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat Allah
3) Iman kepada Kitab-Kitab Allah
4) Iman kepada Nabi dan Rosul
5) Iman kepada Hari Akhir
Sedangkan ruang lingkup dari aklaq adalah sebagai berikut :
1) Membahas tentang cara-cara menilai baik dan buruknya suatu
pekerjaan
2) Menyelidiki faktor-faktor penting yang mempengaruhi dan
mendorong lahirnya tingkah laku manusia
3) Menerangkan mana akhlaq yang baik dan mana akhlaq yang buruk
menurut ajaran Islam yang bersumber pada Qur’an dan
al-Hadits
4) Mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh untuk meningkatkan
budi pekerti ke jenjang kemuliaan
5) Menegaskan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya, supaya bisa
menjahui laranganNya dan dekat dengan perintahNya.
11
11
F. Metode penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian
terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah
sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya
dicari solusinya.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena
analisis data dilakukan secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan
semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan statistik atau secara
computerized berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan dalam desain
penelitian.12Menggunakan data-data statistik dengan pendekatan eksperiment.
Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel penelitian yang akan digunakan
adalah pendekatan eksperimen.13
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental. Metode Quasi Experimental merupakan metode eksperimen yang sebenarnya. Metode Quasi Experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka cipta, 1993) hal. 69
13
12
Metode penelitian eksperimenquasi dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui keefektifan pelatihan self motivasion dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang di lihat dari nilai ulangan harian siswa di SMA
Wachid Hasyim 5 Surabaya di bidang pelajaran Aqidah Akhlaq.
Bentuk metode eksperimen kuasi yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design karena kelompok tidak dipilih secara random. Pada Non Equivalent Control Group Design dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi akan ada
pembagian kelompok dari populasi menuju kelompok ekperimen dan kontrol.
Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan karena kelompok kontrol
sebagai kelompok pembanding. Sedangkan untuk kelompok eksperimen
diberikan perlakuan.14Adapun perlakuan yang di berikan adalah berupa
pelatihan self motivation terhadap siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang dilihat dari nilai ulangan harian.
14
13
Keterangan dari bagan 1.1 struktur non equivalent Control Grup Design, adalah sebagai berikut:
Q1 X Q2
Q3 Q4
Adapun keterangan dari bagan 1.1 struktur non equivalent Control Grup Design, adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Keterangan Struktur Non Equivalent Control Grup Design
Q1 Nilai pre-test (sebelum diberikan perlakuan) pada kelas
eksperimen
Q2 Nilai post-test (sesudah diberikan perlakuan) pada kelas
eksperimen
X Treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen.
Q3 Nilai pre-test pada kelas kontrol.
14
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
a. Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi
amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh
karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.15
Populasi juga bisa disebut sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bisa diartikan
sebagai keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti.16
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA
Wachid Hasyim 5 Surabaya yang akan naik kelas XII- IPA
sebanyak 64 siswa.
15
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 109.
16
15
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi.17Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
polulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat munggunakan sebagian dari jumlah populasi
itu.
Adapun sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari
siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Tapi sampel
menggunakan semua populasi kelas XI IPA di SMA Wachid
Hasyim, karena Gay dan Diehl menyatakan bahwa penelitian
paling sedikit menggunakan 30 populasi, dan untuk penelitian
eksperimen 15 elemen per kelompok.18
c. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan peneliti adalah
teknik area probability sampling. Teknik ini menghendaki cara
pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area
(daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah-daerah
yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang
lebih kecil.19
17
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: ANDI, 2002), Cet. 32, hlm. 70. 18
Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS17, (Yogyakarta: Cakrawala, 2012) hal.23 19
16
Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
dengan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.20 Alasan
mengambil total sampling karena jumlah populasi kelas XI-IPA
kurang dari 100 jadi seluruh populasi dijadikan sampel penelitian
semuanya.
3. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.21Jadi variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan.22
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variable bebas
(X) dan variabel terikat (Y).Variabel dalam penelitian perlu ditentukan
agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat
dipastikan secara tegas dan jelas. Penentuan variabel dalam suatu
penelitian berkisar pada variable bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol.
20
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal.122
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118
22
17
Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel yakni X (variable
bebas) dan Y (variabel terikat).
a. Variabel bebas (VX) adalah pelatihan self motivation.
b. Variabel terikat (VY) adalah nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid
Hasyim 5 Surabaya.
Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini adalah:
a. Indikator variabel bebas (X):
Self Motivation dibatasi pada:
1) Mampu berpikir positif dengan keadaan yang sedang dialami.
2) Mampu menjadi diri sendiri dalam keadaan apapun
3) Tidak berputus asa dalam menghadapi sebuah kesulitan
b. Indikator variabel terikat (Y):
Nilai aqidah akhlaq dalam hal ini dibatasi pada:
1) Usaha yang telah dilakukan siswa dalam mendapatkan nilai
yang baik
2) Kesadaran diri bahwa belajar tentang akidah akhlaq merupakan
sebuah kewajiban siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
melalui pengamatan ataupun catatan data mengenai gejala-gejala
yang ada di lokasi penelitian. Observasi itu sendiri terbagi menjadi
18
keadaan keduanya bisa dibuat ataupun secara sebenarnya namun
yang membedakan adalah observasi secara langsung maka peneliti
melakukannnya secara langsung terjun ke lokasi penelitian
sedangkan observasi secara tidak langsung maka peneliti tidak ada
di lokasi penelitian pada saat peristiwa.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan
tujuan tertentu.23
Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi pendukung. Wawancara yang dilakukan
pada penelitian ini bersifat tidak struktur. Pedoman yang
digunakan dalam wawancara hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku
tentang pendapat teori, dalil atau hukum-hukum lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
23
19
d. Angket(kuesioner)
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara tertulis pada sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban
atau anggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.24
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan secara langsung dan tertulis kepada
responden yang dalam hal ini diberikan kepada siswa SMA
Wachid Hasyim 5 Surabaya.
5. Teknik Analisis Data
a. Memeriksa (Editing)
Hal ini dilakukan setelah semua data yang kita kumpulkan
melalui kuesioner atau angket atau instrumen lainnya.Langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua
kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud
untuk mengecek apabila terjadi kesalahan maka responden diminta
untuk mengisi angket kembali.
b. Memberi Tanda Kode (Coding)
Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan.Hal ini, dimaksudkan untuk mempermudah waktu
mengadakan tabulasi dan analisa.
24
20
c. Tabulasi Data
Tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan
codingkita selesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam editing dan coding atau semuanya telah selesai. Analisis perhitungan rumus statistik dengan menggunakan tabel
data.Ragam tabel data disesuaikan dengan kebutuhan komponen
rumus tersebut. Dengan demikian, rumus perhitungan analisis
rumus-rumus tersebut hanya dilakukan dalam tabel itu.
G. Sistematika Pembahasan
Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa
yang ada dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat
dibagi dalam beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan
susunan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisi operasional, kerangka teori dan hipotesis,
metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian,
populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian,
teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data serta dalam bab satu ini
juga berisi tentang sistematika pembahasan.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengertian
21
motivasi. Selain itu juga menjelaskan tentang pengertian aqidah akhlaq,
ruang lingkup aqidah akhlaq, manfaat dan tujuan aqidah akhlaq,
menjelaskan pembelajaran aqidah akhlaq. serta menjelaskan tentang
penelitian terdahulu yang relavan.
BAB III: Penyajian Data
Bab ini dalamnya berisi tentang deskripsi umum objek penelitian,
deskripsi hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang deskripsi
proses pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya, dan juga
pengujian hipotesis.
BAB IV: Analisis Data
Bab ini membahas tentang analisis data tentang proses pelatihan
self motivation terhadap nilai aqidah akhlaqdi SMA Wachid Hasyim 5
Surabaya. Dan juga pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5
Surabaya.
BAB V: Penutup
Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi Kesimpulan
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
23
Hal ini bisa di ambil sebuah kesimpulan dari self motivation adalah sebuah kondisi psikologis yang mendorong seseorang tersebut untuk
melakukan sesuatu untuk dirinya dan mencapai tujuannya. 28 Atau bisa juga
bahwa self motivation keadaan dalam diri pribadi yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.
Dimana motivasi itu sendiri bukanlah hal yang dapat diamati, akan tetapi hal
yang bisa di simpulkan karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas
yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam
dirinya.
Kekuatan pendorong yang membuat seseorang melakukan sesuatu bisa
di sebut dengan motif. Motif itu sendiri memiliki cabang. Macam-macam
motif ada dua yakni:29
a. Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa adanya
sebuah pembelajaran ataupun di pelajari. Seperti dorongan untuk makan,
dorongan untuk minum, dorongan untuk bergerak dan beristirahat, dan
dorongan seksual. Bisa dikatan juga motif motif yang diisyartkan oleh
biologis artinya dalam warisan biologis manusia.
b. Motif dipelajariadalah motif-motif yang timbulnya karena dipelajari.
Seperti dorongan untuk belajar akan berbagai cabang ilmu pengetahuan,
28
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 189 29
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
24
dorongan untuk mengajar suatu kedudukan. Dimana motif-motif ini
diisyaratkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial
dengan sesama manusia maka motif-motif golongan ini terbentuk.
2. Peran motivasi
Motivasi melibatkan proses yang memberikan energi mengarahkan
dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang yang mengandung energi, miliki arah
yang jelas, dan dapat di pertahankan. 30Sehingga motivasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pencapaian sebuah tujuan. Adapun
peranan motivasi itu sendiri adalah:31
a. Peran motivasi sebagai penggerak, dalam hal ini motivasi sebagai
penggerak utama seseorang baik penggerak itu dari diri sendiri
ataupun diluar diri sendiri untuk mencapai sebuah tujuan.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan. Motivasi berhubungan
dengan tujuan jika tidak ada tujuan maka tidak ada sebuah motivasi.
Dengan demikian motivasi berperan untuk memberikan arah agar bisa
mencapai tujuan yang di inginkan ataupun di butuhkan. Dan mampu
mencapai hasil yang diharapkan.
30
John W. Santrock Psikologi Pendidikan (Jakarta:Salemba Humanika, 2009), hal. 104 31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
25
c. Peran motivasi yang menyeleksi arah perbuatan. Disini dimaksudkan
bahwa dengan adanya motivasi maka tindakan seseorang akan
diseleksi guna mencapai tujuan yang di inginkan. Seperti dengan
melakukan kegiatan yang mengarah pencapaian tujuan.
d. Peran motivasi dalam eksternal dan internal. Ketika ingin pencapaian
tujuan yang maksimal maka kedua motivasi tersebut harus
disinergikan.
e. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang yang
ingin mendapatkan hasil yang baik maka motivasi seseorang dalam
belajar tinggi maka dia akan belajar dengan tekun dan semaksimal
mungkin. 32
f. Peran motivasi dalam melahirkan prestasi. tinggi rendahnya sebuah
prestasi siswa maka hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya
motivasi yang dimiliki oleh orang tersebut. Makin tepat motivasi yang
dimiliki maka semakin berhasil pula pencapaian dalam sebuah tujuan.
3. Kebutuhan motivasi
Motif itu sendiri ada karena sebagai pemenuhan kebutuhan seperti
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow bahwa manusia membutuhkan
kebutuhan dasar untuk memunculkan adanya motivasi. Kebutuhan dasar
itu terbagi menjadi lima tingkatan yakni: a. kebutuhan fisiologis, b.
32
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
26
kebutuhan keamanan c. kebutuhan sosial, d. kebutuhan akan harga diri,
dan e. kebutuhan akan aktualisasi diri33
a. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi dengan segera kebutuhan fisiologi ini bisa seperti kebutuhan
untuk makan, untuk minum, berpakaian dan memiliki tempat tinggal.
b. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan
seseorang untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan dan
perlindungan dari ancaman yang bisa membahayakan dirinya.
c. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk dicintai dan mencintai,
menyukai dan disukai, bermasyarakat berbangsa dan bernegara,
d. Kebutuhan akan harga diri yakni kebutuhan individu akan
mendapatkan penghormatan, kehormatan, pengakuan dan penghargaan
e. Kebutuhan aktualisasi yaitu kebutuhan seseorang untuk memperoleh
kebanggaan, kekaguman atas sebuah prestasi yang pernah didapatkan
dan itu hasil dari sebuah potensi bakat yang di keluarkan oleh
individu.
Seperti halnya yang dikatan oleh Mc Donald dalam pembahasan
sebelumnya bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri.
Ditandai dengan feeling dan didahului dengan tanggapan tujuan. 34 Jadi
33
Djaali, Psikologi Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara,2011), hlm. 102 34
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
27
sebenarnya motivasi disini adalah respon dari suatu aksi yakni tujuan. Dan
tujuan ini akan berhubungan dengan tujuan seperti diatas.
4. Fungsi motivasi
Selain memiliki kebutuhan dalam melakuan sebuah motif. Maka
motivasi yang baik akan menunjukkan hasil yang baik pula. Adapun
fungsi motivasi itu sendiri adalah adalah sebagai berikut:35
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Dengan tidak
adanya sebuah motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti
belajar. Seperti halnya motivasi bisa dikatakan sebagai motor
penggerak.
b. Sebagai pengarah mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan
yang diinginkan.
c. Sebagai penggerak dimana dia berfungsi sebagai mesin bagi mobil.
Karena dengan besar kecilnya sebuah motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu pekerjaan.
5. Prinsip Motivasi
Selain itu didalam motivasi dalam diri juga memiliki
prinsip-prinsip diantaranya adalah:
35
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
28
a. Ketika pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bisa
menghentikan perbuatan seseorang. Berbeda dengan memberikan
pujian karena pujian bentuk dari apresiasi dari apa yang individu
lakuakn. Sehingga pujian lebih memiliki dampak yang baik bagi
seseorang.
b. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis. (bersifat dasar) yang
harus mendapat pemuasan. Saat siswa mampu memenuhi
kebutuhannya secara efektif dalam kegiatan belajar maka tidak akan
membutuhkan motivasi yang banyak hanya sesuai dengan
keperluannya saja.
c. Motivasi yang berasal dari dalam individu akan lebih efektif dari pada
motivasi yang di paksakan dari luar. Karena kepuasan yang didapat
oleh individu akan sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.
d. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)
memerlukan usaha penguatan. Ketika seorang siswa dalam perbuatan
belajar sudah mencapai tujuan maka kegiatan itu perlu di ulang
kembali dalam waktu beberapa menit kemudian agar hasil yang
diharapkan lebih maksimal.
e. Motivasi mudah menyebar dan menjalar kepada orang lain. Disini
dimaksudkan ketika guru memiliki semangat, minat yang tinggi dan
antusias dalam setiap kegiatan pembelajaran maka hal itu akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
29
f. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang
motivasi. 36 Apabila seorang siswa sudah menyadai tujuannya maka
perbuatan untuk mencapai tujuan lebih besar dorongannya.
g. Pujian-pujian yang datangnya dari luar juga akan diperlukan dan ini
cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. Sehingga
memungkinkan anak belajar dengan sendiri sesuai kemampuan dan
minatnya 37
h. Tekhnik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif
untuk memelihara minat siswa. Dalam hal ini agar siswa merasa
tertantang dan akan membuat siswa senang karena tidak jenuh.
i. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk
mempelajari hal-hal lainnya.
j. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang
tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong
pandai.
k. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dari pada
tekanan dari orang dewasa. Karena menurut Hurlock yang dikutip
dalam buku interpersonal intellegecet bahwa hubungan dengan teman
36
Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm. 13 37
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
30
sebaya mampu menentukan penyesuaian anak dimasa yang akan
datang. 38
l. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar karena dengan
kecemasan mampu mengganggu mengalihkan perhatian siswa
sehingga kegiatan belajar menjadi tidak efektif.
m. Setiap siswa memiliki tingkat frustasi dan toleransi yang
berbeda-beda. Ada siswa yang ketika mengalami sebuah kegagalan maka
menimbulkan insentif dan ada pula siswa yang dalam hidupnya selalu
berhasil malah menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya
sebuah kegagalan.
6. Ciri-ciri Motivasi
Selain didalam self motivation memiliki peranan fungsi dan prinsip disini juga akan di jelaskan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi.
Adapaun ciri-cirinya yaitu:
a. Tekun dalam menghadapi tugas. Maksudnya dapat bekerja
terus-menerus tanpa berhenti sebelum tugas selesai.
b. Ulet dalam mengahdapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak
mudah dengan prestasi yang didapat.
c. Lebih senang bekerja sendiri
38
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
31
d. Cepat bosan dengan tugas yang selalu seperti itu. Karena dengan tugas
yang mekanik atau begitu saja tidak dapat mengembangkan kreatifitas
seseorang.
e. Mampu mepertahankan pendapat. Apabila sudah yakin dengan sesuatu
yang telah dipercayai.
f. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Sehingga orang yang memiliki ciri-ciri diatas maka orang tersebut
memiliki motivasi yang tinggi ataupun kuat. Apalagi dalam hal belajar
maka untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik dan bagus maka
siswa harus tekun dalam belajar, ulet dalam memecahkan berbagai
masalah dan menyelesaikan secara mandiri, serta berusaha dengan tidak
mengenal kata lelah, putus asa dan puas dengan prestasi yang sudah
didapat.
7. Pandangan islam tentang motivasi
Motivasi manusia harusnya terarah pada sebuah qiblah yakni masa
depan. Pada dasarnya masa depan manusia yang hakiki yang dimana
semua orang akan kembali kepadanya yaitu alam akhirat. Disini di
jelaskan bahwa kondisi dan situasi itu sebenarnya lebih bersifat psikis.
Potensi dasar manusia sebenarnya diambil dari wujud
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
32
nafsu pokok yada ada di dalam hal ini bisa di sebut dengan naluri. Adapun
tiga dorongan tersebut adalah39:
a. Dorongan naluri untuk mempertahankan diri.
Naluri dalam mempertahankan diri disini terwujud secara
biologis yakni dorongan untuk mencari makanan ketika lapar,
menghindari diri ketika bahaya, menjaga diri agar tetap sehat,
sebab dengan pemenuhan kebutuhan fisiologi secara tepat dan
benar mampu mengusahakan kelangsungan hidup seseorang.
b. Dorongan naluri untuk mengembangkan diri
Naluri mengembangkan diri disini menjelaskan bahwa potensi
dsar manusia adalah hasil dari bentukan senyawa dari unsur ruhiy
dan jism. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kedua dimensi
saling melengkapi akan menghasilkan sebuah sinergi unsur yang
berdinamika. Yang dimana dinamika ini akan terarah usaha
pencapaian diri dalam aspek pengetahuan atau juga bisa dalam
aspek aktualisasi diri. Dorongan untuk mencari tahu dan
mempelajari sesuatu yang belum diketahui mampu menjadikan
budaya manusia semakin maju dan tinggi. Begitu pula dengan
siswa yang memiliki naluri mengembangkan diri dengan baik
39
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
33
maka akan merubah sebuah kehidupan baik di sadari atau tidak
yang ada dalam diri ataupun lingkungan sekitar.
Dalam konsep islam pengembangan diri merupakan hal yang
di istimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi
dirinya sehingga menjadi pakar dalam sebuah disiplin ilmu maka
kedudukan yang didapat adalah sebuah kemuliaan dari Allah
SWT. Seperti halnya dalam Quran surah Al Mujadilah ayat 11
yang artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “
berlapang-lapanglag dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan:
“berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan. ”40
c. Dorongan naluri untuk mempertahankan jenis
Dorongan ini secara sadar ataupun tidak baik manusia ataupun
hewan selalu menjaga agar jenis atau keturunannya masih bisa
berkembang dan hidup. Disi lain juga bahwa dengan
mempertahankan jenis mampu menciptakan generasi yang luar
40
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
34
biasa bagi kehidupan. Sehingga di dalam naluri untuk
mempertahankan jenis adalah perlu ataupun penting. Dimana
dalam dorongan ini terbagi lagi menjadi dorongan seksual,
dorongan keibuan. Seperti contoh seorang mahasiswa sangat tekun
dan rajin dalam belajar meskipun sebenarnya dia hidup penuh
dengan serba kekurangan bersama keluarganya. Hal apakah yang
menggerakkan mahasiswa itu rajin dan tekun dalam belajar?
Mungkin karena ia benar-benar ingin pandai (naluri perkembangan
diri) tetapi bisa juga karena ia ingin meningkatkan karier pekerjaan
sehingga dapat hidup senang bersama keluarganya dan dapat
membiyayai anaknya (naluri meletarikan jenis dan
mempetahankan hidup)
B. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Mata pelajaran aqidah Akhlaq adalah salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang di pelajari di madrasah-madrasah, baik
madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyag dan madrasah aliyah. Untuk
mengrtahui lebih detail, berikut peneliti paparkan tentang konsep dasar dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Motivation
1. Pengertian Self motivation
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
35
1. Konsep Dasar Ilmu Aqidah
a. Pengertian Aqidah
Menurut bahasa istilah aqidah berasal dari bahasa arab “aqd” yang
berarti pengikatan. Dimana yang dimaksud pengikatan disini adalah
mengikat hati terhadap sesuatu. Dan lebih lugasnya aqidah adalah apa
yang telah di yakini oleh seseorang. Sedangkan menurut syariah aqidah
yakni iman. Iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para
Rosul-Nya, kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik ataupun yang
buruk.41
Menururt M. syaltut aqidah adalah pondasi yang di diatasnya
dibangun hukum syariat. Yang mana syariat adalah perwujudan dari
akidah. Sehingga hukum yang kuat berasal dari aqidah yang kuat pula.
Tidak ada aqidah tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir tanpa
adanya aqidah.42
Sehingga dapat dirumuskan berdasarkan pengertian – pengertian
yang ada diatas yakni bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok
kepercayaan atau bisa disebut sebagai keyakinan hati seorang muslim
yang bersumber untuk mengikat ke-Esa-an Allah. Dan perkara yang
lainnya yang wajib diyakini dan yang sudah terangkum di dalam rukun
41
Ismail Nawawi Uha, Pendidikan Agama Islam : Isu-isu Pengembangan Kepribadian dan Pembentukan Karakter Muslim Kaffah (Jakarta: VIV Press,2013), hlm. 120
42
Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara
pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif
menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25
Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah
yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang
semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
sebuah dorongan.
Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27
25
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26
Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70
36
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan
Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
b. Tujuan dan manfaat ilmu Aqidah
Dalam ilmu Aqidah terdapat tujuan dan manfaat untuk di
pelajari dianataranya yaitu :
1) Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan
keutamaan.
2) Membimbing ke arah jalan yang benar dan sekaligus pendorong
untuk mengerjkan ibadah yang penunh dengan kesadaran diri dan