• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELATIHAN SELF MOTIVATION DALAM MENINGKATKAN NILAI AQIDAH AKHLAQ SISWA XI IPA SMA WACHID HASYIM 5 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELATIHAN SELF MOTIVATION DALAM MENINGKATKAN NILAI AQIDAH AKHLAQ SISWA XI IPA SMA WACHID HASYIM 5 SURABAYA."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN SELF MOTIVATION DALAM MENINGKATKAN NILAI AQIDAH AKHLAQ SISWA XI-IPA

SMA WACHID HASYIM 5 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

NURUL FACHMAWATI NIM. B03213020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAKSI

Nurul Fachmawati (B03213020), Pengaruh Pelatihan Self Motivation dalam Meningkatkan Nilai Aqidah Akhlaq Siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya

Fokus penelitian ini adalah sering kali anak mendapatkan kendala ataupun hambatan dalam belajar baik itu dari dalam diri ataupun dari luar. Selain itu anak juga kurang dalam memahami aqidah akhlak yang harus mereka mengerti lebih dalam dan luas. Yang mana ini dapat berpengaruh dengan ahsil nilai aqiah akhlaq mereka. Rumusan penelitian ini adalah (1) apakah pelatihan self motivation mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya? (2) Bagaimana hasil nilai aqidah akhlaq siswa XI IPA setelah melakukan pelatihan self motivasion di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya?.

Dalam menjawab permasalah diatas peneliti menggunakan metode kuantitatif dimana metode ini menghasilkan data berupa angka yang menunjukkan hasil nilai aqidah akhlaq mereka. Peneliti menggunakan pelatihan Self Motivationnya dengan materi Super Student yang mana untuk menambah semangat dan mengetahui motivasi diri dalam hal meningkatkan nilai aqidah akhlaq mereka. Dan instrument kuisioner menggunakan jenis rating scale dimana jenis ini tidak terbatas pada pengukuran sikap saja melainkan lebih fleksibel.

Hasil menunjukkan bahwa pelatihan self motivation dengan materi super student dapat mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa. Adapun hasil dari post-test memiliki nilai signifikan sebanyak 0,000 < 0,05 yang menyebutkan bahwasannya ada Pengaruh Pelatihan Self Motivation Dalam Meningkatkan nilai aqidah akhlaq Siswa XI IPA SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan di dukung dengan hasil nilai ulangan harian yang sudah peneliti rekap yang mana nilai ulangan harian pada kelompok eksperimen sebelum mendapatkan kan pelatihan rata-rata sebesar 76,31. Dan setelah mendapatkan pelatihan nilai ulangannya meningkat rata-rata menjadi 93,09. Sedangakan pada kelompok kontrol, yang tidak mendapatkan pelatihan, rata-rata nilai ulangannya tidak jauh berbeda yaitu yang awalnya 75,47 menjadi 76,81. Sehingga hasil nilai aqidah akhlaq pada kelas eksperimen lebih banyak mengalami peningkatan.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Metode Penelitian ... 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 11

2. Populasi, Sampel, Tekhnik Sampling ... 14

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... 16

4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 17

5. Tekhnik Analisis Data ... 19

G. Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II : KAJIAN TEORI A. Self Motivation ... 22

1. Pengertian Self Motivation ... 22

2. Peran Motivasi ... 24

3. Kebutuhan Motivasi ... 25

(8)

5. Prinsip Motivasi ... 27

6. Ciri-ciri Motivasi ... 30

7. Pandangan Islam tentang Motivasi ... 31

B. Tinjauan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq ... 34

C. Penelitian yang Relevan ... 45

D. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian ... 48

1. Setting Penelitian ... 48

a. Profil SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya ... 48

b. Visi-Misi Sekolah ... 48

c. Data Rinci ... 49

d. Data Sarana dan Prasarana ... 51

e. Struktur Organisasi Sekolah ... 49

f. Daftar Nama Guru dan Karyawan ... 52

g. Tata Tertib Sekolah ... 54

h. Reward ... 56

i. Sanksi ... 57

2. Pelaksanaan Pelatihan ... 57

a. Deskripsi Client ... 57

b. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

B. Pengujian hipotesis ... 80

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pengujian Hipotesis ... 81

B. Analisis Nilai Aqidah Akhlaq ... 91

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sering kali anak mengalami hambatan dalam belajar. Baik hambatan

dalam dirinya sendiri maupun hambatan dari luar. Dari dalam dirinya seperti

tidak ada motivasi untuk maju kedepan dalam meraih kesuksesan. Sedangkan

menurut M. Ngalim Purwanto motivasi adalah pendorong suatu usaha yang

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya

untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu.1

Begitupun dengan hambatan dari luar yang tidak mendukung

perubahan baik terjadi pada individu. Seperti teman yang suka membolos

ataupun hal yang bisa membuat anak semakin tidak memiliki dan melakukan

dorongan dengan tingkah laku. Yang hal itu bertujuan untuk mencapai apa

yang dia inginkan. Padahal motivasi itu sendiri tebagi menjadi dua motivasi

instrinsik dan ekstrinsik adapun pengertian keduanya yakni:2

1

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Cet ke 5( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998)hal. 71 2

(10)

2

1. Motivasi instrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dalam diri

seseorang tanpa adanya dari paksaan orang lain melainkan atas kemauan

sendiri.

2. Motivasi ekstrinsik adalahjenis motivasi yang timbul sebagai akibat tapi

terpengaruhnya oleh lingkungan atau di luar individu itu sendiri. Bisa

berupa suatu ajakan dari teman atau juga bisa suruhan dari guru, paksaan

dari orang tua yang mengakibatkan individu tersebut melakukan sesuatu.

Motivasi diatas memiliki hubungan dimana ketika anak sudah

memiliki motivasi dalam diri namuntidak memiliki motivasi dari luar maka

anak akan stagnan sedangkan anak yang memiliki motivasi luar namun tidak

memiliki motivasi dalam diri maka anak tersebut bisa dikatakanikut-ikutan.

Untuk merubahnya perilaku yang seperti itu maka harus merubah keyakinan

dan pandangannya.3

Berbeda dengan mereka yang memiliki kedua motivasi dan kemauan

yang kuat untuk belajar maka segala sesuatunya akan mudah dilakukan

meskipun terjadi hambatan. Sehingga anak tersebut akan lebih mudah dalam

mengatasinya. Karena kemauan itu sendiri bisa diartikan sebagai pengendali

dari keinginan. Meskipun kemauan tidak selamanya bebas. Namun ada sebuah

kemauan bekerja yang dilakukan secara paksaan. Dimana kemauan yang

bebas adalah kemauan yang di dasari oleh diri sendiri sedangkan kemauan

3

(11)

3

paksaan adalah kemauan yang dibatasi norma sosial ataupun kondisi

lingkungan.

Namun ada juga fenomena yang terjadi bahwa orang tua juga di

hadapkan dengan problem anak yang kurang memiliki motivasi untuk belajar

disisi lain anak beralasan bahwa hal ini di karenakan salah satu diantaranya

kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Begitupun dengan orang

tua yang menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan secara materi itu sudah

lebih dari cukup untuk putra ataupun putrinya.

Karena menurut orang tua juga anak tidak akan mengalami

kesenjangan sosial dengan teman apabila materi yang diberikan itu cukup

sehingga tidak membuat orang tua malu. Ternyata terjadi miss komunikasi bahwa anak berharap tidak hanya pemenuhan materi yang senantiasa di

berikan tapi juga perhatian dan kasih sayang dari orang tua karena itu bisa

menambah semangat dan motivasi anak dalam belajar. Motivasi belajar dalam

diri seseorang hanya bisa terlaksana kepada yang bersangkutan namun

outputlah yang menjadi rangsangan dari munculnya motivasi dalam diri individu.

Seperti yang ada dalam pengertian motivasi dari kamus besar bahasa

Indonesia adalah keinginan ataupun dorongan yang timbul dalam diri

(12)

4

perbuatan dengan tujuan tertentu.4 Jika anak sadar akan kebutuhan yang dia

butuhkan untuk mencapai sebuah tujuan maka dia akan memenuhi

kebutuhannya. Memiliki dorongan yang kuat supaya bisa memenuhi

kebutuhan dalam mencapai apa yang dia inginkan. Tak jarang pula bahwa

ketika ingin memenuhi kebutuhan dalam pencapaian tujuan muncul rasa

kurang percaya diri yang di karenakan pernah mengalami kegagalan.

Kegagalan dalam menerima pelajaran dengan baik, kegagalan dalam

mendapatkan informasi yang dia butuhkan dan lain sebagainya. Hendaknya

itu menjadi acuan agar anak selalu mencari tahu supaya apa yang dia ingin

tahukan segera terpenuhi.

Seperti studi kasus yang pernah saya temui. Sebut saja dia Farhan. Dia

sering bolos sekolah. Prestasi belajarnya di bawah rata-rata ketika di gali

sebuah informasi karena faktor keluarga dan lingkungan. Farhan anak ke dua

dari empat bersaudara dia jarang mendapatkan perhatian orang tua karena

ayahnya sibuk bekerja sedangkan ibunya kalau berada di rumah terfokus

kepada kedua adiknya. Kakaknya pun sibuk bekerja. Sedangkan faktor

lingkungan dia sering di katakan “bodoh” dan berteman dengan teman yang

suka bolos juga. Farhan juga merasakan bahwa dia tidak memiliki motivasi

dalam diri untuk belajar di karenakan terkontaminasi oleh perkatan

teman-teman yang tak patut dia dengarkan dan akhlaq yang tidak pantas ditiru. Al

hasil nilai aqidah akhlaq Farhan tak sesuai dengan harapan. Karena motivasi

4

(13)

5

dalam diri dan luar belum dia dapatkan. Pernah juga dia berfikir sampai kapan

akan seperti itu. Tapi pemikiran itu hanya sekedar melawatinya atau

terhempas begitu saja. Susah untuk farhan suapaya bisa berubah menjadi anak

yang berperilaku baik tanpa dia pertimbangkan dan mendapatkan prestasi

yang membanggakan.

Dengan studi kasus yang di atas Mc Donald memberikan tiga ciri

pokok dalam motivasi yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan

energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.5

Dari ciri pokok Mc Donald apalagi yang pertama sering diremehkan

oleh orang tua mereka menganggap bahwa hal itu sepele bahkan perkataan

seperti “bodoh” dan tindakan yang kurang baik dalam berbuat pun mereka

anggap bahwa hal itu tidak memberikan energi apa-apa kepada anaknya.

Sehingga anak mereka pun semakin malas untuk belajar karena sudah

men-judge dirinya itu bodoh dan mendapatkan contok akhlaq yang kurang baik.

Tanpa individu sadari bahwa yang mengetahui pandai atau tidaknya seseorang

itu yang mengetahui hanya dirinya sendiri. Dan yang mampu merubah

kehidupan dirinya adalah dia sendiri. Harusnya dengan perkataan itu individu

memiliki batu lunjatan tinggi dengan terus belajar membuktikan bahwa dia

tidak serendah yang dinilaikan orang lain dan membuktikan bahwa dirinya

lebih pandai dan berakhalq baik dari pada apa yang orang lain duga.

5

(14)

6

Sehingga dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang dilihat dari hasil nilai ulangan harian di mata pelajaran Aqidah Akhlaq

siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan alasan mengapa peneliti

memilih aqidah akhlaq. Karena aqidah akhlaq merupakan dasar bagi

seseorang untuk bertindak yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari serta

latar belakang dari peneliti adalah dari jurusan BKI dimana nilai spiritual itu

penting bagi manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang masalah yang telah di uraikan oleh peneliti

sebelumnyamaka rumusan masalah yang akan di kaji oleh peneliti dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apakah pelatihan self motivation mempengaruhi nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya?

2. Bagaimana hasil dari nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5

Surabaya setelah dilakukan pelatihan self motivasion?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang ada diatas maka tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui engaruh pelatihan self motivation yang dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5

(15)

7

2. Untuk mengetahui hasil nilai aqidh akhlaq siswa SMA Wachid Hasyim 5

Surabaya setelah dilakukan pelatihan self motivasion.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, di harapakan dapat bermanfaat secara

teoritis dan praktis bagi para pembacanya.

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah keilmuan ataupun wawasan mengenai pelatihan self motivation bagi peneliti yang lain dalam hal meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa Bimbingan

dan Konseling Islam, khususnya bagi mahasiswa yang melakukan

proses pelatihan self motivation dalam peningkatan nilai aqidah akhlaq siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu peningkatan nilai aqidah

akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Dan juga untuk

mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam sebagai calon konselor.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam menangani kasus yang sama dengan menggunakan pelatihan

(16)

8

E. Definisi Operasional

1. Self motivation

Dalam perkembangan kepribadian seseorang terdapat pandangan

pribadi yang berkembang yakni mampu menilai tentang pribadinya sendiri

atau diri sendiri.6

Ketika seorang laki-laki merasa bahwa dirinya adalah pemain sepak

bola yang hebat dan seorang wanita menganggap bahwa dirinya adalah

bunga paling indah maka manusia itu memiliki anggapan mengenai

dirinya sendiri. Baik disadari ataupun tidak disadari.

Adapun self itu sendiri adalah bagaimana seseorang menganggap ataupun memandang dan merasakan tentang dirinya sendiri.7

Adapun dorongan yang terlahir dari dalam biasa disebut dengan

motif. Motif disini berasal dari bahasa latin yakni movere yang berarti bergerak atau to move. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah keadaan dalam diri individu ataupun organisme yang mendorong untuk berperilaku

demi mencapai sebuah tujuan.8

Atau bisa juga Motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan

tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk

melakukan sesuatu. motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada

6

Samuel Soeitoe, psikologi pendidikan, ( Jakarta: Fakultas Ekonom, 1982), hal. 58 7

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Cet ke 5, ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998), hal.122

8

(17)

9

tingkah laku kita. juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan

dalam kehidupan sehari-hari, yang mempunyai motif-motifnya.9

Apabila dikaitkan antara keduamya bisa di artikan bahwa yang

mengetahui motivasi seseorang adalah dirinya sendiri dan yang mampu

melakukan semuanya tentu diri orang tersebut. Selain itu motivasi juga

terlahir dalam diri individu jika motivasi yang ada dalam diri individu itu

jalan maka tingkah lakunya akan mengarah kepada sebuah tujuan.

Untuk pelatihan inidiharapkan mampu memberikan gambaran yang

mampu meningkatkan motivasi dalam diri siswa dan siswa mampu

mengetahui kebutuhan, karakter, kelebihan dan kekuranganyang ada

dalam dirinya sehingga bisa melakukan tindakan yang tepat dan mampu

menilai dirinya sendiri dan menjadikan siswa berkepribadian yang optimis

bukan pesimis.

2. Aqidah Akhlaq

istilah aqidah berasal dari bahasa arab “aqd” yang berarti

pengikatan. Dimana yang dimaksud pengikatan disini adalah mengikat

hati terhadap sesuatu. Salah satu dari kesan sebuah pengikat disini adalah

keimanan yang memiliki sebuah perasaan bahwa Allah dan Rosul adalah

yang paling utama dari pada dunia dan seisinya.10 Sedangkan akhlaq

9

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2002), hlm.141 10

(18)

10

adalah sifat yang telah terpatri dan melekat dalam jiwa manusia untuk

melakukan perbuatan secara spontan dan mudah, tanpa dibuat-buat.11

Dimana ruang lingkup aqidah adalah sebagai berikut :

1) Iman kepada Allah

2) Iman kepada Malaikat Allah

3) Iman kepada Kitab-Kitab Allah

4) Iman kepada Nabi dan Rosul

5) Iman kepada Hari Akhir

Sedangkan ruang lingkup dari aklaq adalah sebagai berikut :

1) Membahas tentang cara-cara menilai baik dan buruknya suatu

pekerjaan

2) Menyelidiki faktor-faktor penting yang mempengaruhi dan

mendorong lahirnya tingkah laku manusia

3) Menerangkan mana akhlaq yang baik dan mana akhlaq yang buruk

menurut ajaran Islam yang bersumber pada Qur’an dan

al-Hadits

4) Mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh untuk meningkatkan

budi pekerti ke jenjang kemuliaan

5) Menegaskan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya, supaya bisa

menjahui laranganNya dan dekat dengan perintahNya.

11

(19)

11

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian

terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah

sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya

dicari solusinya.

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena

analisis data dilakukan secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan

semua dan biasanya diolah dan dianalisis dengan statistik atau secara

computerized berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan dalam desain

penelitian.12Menggunakan data-data statistik dengan pendekatan eksperiment.

Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel penelitian yang akan digunakan

adalah pendekatan eksperimen.13

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental. Metode Quasi Experimental merupakan metode eksperimen yang sebenarnya. Metode Quasi Experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka cipta, 1993) hal. 69

13

(20)

12

Metode penelitian eksperimenquasi dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui keefektifan pelatihan self motivasion dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang di lihat dari nilai ulangan harian siswa di SMA

Wachid Hasyim 5 Surabaya di bidang pelajaran Aqidah Akhlaq.

Bentuk metode eksperimen kuasi yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design karena kelompok tidak dipilih secara random. Pada Non Equivalent Control Group Design dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi akan ada

pembagian kelompok dari populasi menuju kelompok ekperimen dan kontrol.

Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan karena kelompok kontrol

sebagai kelompok pembanding. Sedangkan untuk kelompok eksperimen

diberikan perlakuan.14Adapun perlakuan yang di berikan adalah berupa

pelatihan self motivation terhadap siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq yang dilihat dari nilai ulangan harian.

14

(21)

13

Keterangan dari bagan 1.1 struktur non equivalent Control Grup Design, adalah sebagai berikut:

Q1 X Q2

Q3 Q4

Adapun keterangan dari bagan 1.1 struktur non equivalent Control Grup Design, adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Keterangan Struktur Non Equivalent Control Grup Design

Q1 Nilai pre-test (sebelum diberikan perlakuan) pada kelas

eksperimen

Q2 Nilai post-test (sesudah diberikan perlakuan) pada kelas

eksperimen

X Treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen.

Q3 Nilai pre-test pada kelas kontrol.

(22)

14

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

a. Populasi

Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi

amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau

sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh

karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)

dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian.15

Populasi juga bisa disebut sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bisa diartikan

sebagai keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti.16

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA

Wachid Hasyim 5 Surabaya yang akan naik kelas XII- IPA

sebanyak 64 siswa.

15

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 109.

16

(23)

15

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi.17Bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

polulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,

maka peneliti dapat munggunakan sebagian dari jumlah populasi

itu.

Adapun sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari

siswa SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya. Tapi sampel

menggunakan semua populasi kelas XI IPA di SMA Wachid

Hasyim, karena Gay dan Diehl menyatakan bahwa penelitian

paling sedikit menggunakan 30 populasi, dan untuk penelitian

eksperimen 15 elemen per kelompok.18

c. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan peneliti adalah

teknik area probability sampling. Teknik ini menghendaki cara

pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area

(daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah-daerah

yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang

lebih kecil.19

17

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: ANDI, 2002), Cet. 32, hlm. 70. 18

Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS17, (Yogyakarta: Cakrawala, 2012) hal.23 19

(24)

16

Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

dengan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.20 Alasan

mengambil total sampling karena jumlah populasi kelas XI-IPA

kurang dari 100 jadi seluruh populasi dijadikan sampel penelitian

semuanya.

3. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.21Jadi variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulan.22

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variable bebas

(X) dan variabel terikat (Y).Variabel dalam penelitian perlu ditentukan

agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat

dipastikan secara tegas dan jelas. Penentuan variabel dalam suatu

penelitian berkisar pada variable bebas, variabel terikat, dan variabel

kontrol.

20

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal.122

21

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118

22

(25)

17

Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel yakni X (variable

bebas) dan Y (variabel terikat).

a. Variabel bebas (VX) adalah pelatihan self motivation.

b. Variabel terikat (VY) adalah nilai aqidah akhlaq siswa SMA Wachid

Hasyim 5 Surabaya.

Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini adalah:

a. Indikator variabel bebas (X):

Self Motivation dibatasi pada:

1) Mampu berpikir positif dengan keadaan yang sedang dialami.

2) Mampu menjadi diri sendiri dalam keadaan apapun

3) Tidak berputus asa dalam menghadapi sebuah kesulitan

b. Indikator variabel terikat (Y):

Nilai aqidah akhlaq dalam hal ini dibatasi pada:

1) Usaha yang telah dilakukan siswa dalam mendapatkan nilai

yang baik

2) Kesadaran diri bahwa belajar tentang akidah akhlaq merupakan

sebuah kewajiban siswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan

melalui pengamatan ataupun catatan data mengenai gejala-gejala

yang ada di lokasi penelitian. Observasi itu sendiri terbagi menjadi

(26)

18

keadaan keduanya bisa dibuat ataupun secara sebenarnya namun

yang membedakan adalah observasi secara langsung maka peneliti

melakukannnya secara langsung terjun ke lokasi penelitian

sedangkan observasi secara tidak langsung maka peneliti tidak ada

di lokasi penelitian pada saat peristiwa.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan

tujuan tertentu.23

Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk

memperoleh informasi pendukung. Wawancara yang dilakukan

pada penelitian ini bersifat tidak struktur. Pedoman yang

digunakan dalam wawancara hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku

tentang pendapat teori, dalil atau hukum-hukum lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

23

(27)

19

d. Angket(kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data

melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara tertulis pada sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban

atau anggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.24

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara memberikan

seperangkat pertanyaan secara langsung dan tertulis kepada

responden yang dalam hal ini diberikan kepada siswa SMA

Wachid Hasyim 5 Surabaya.

5. Teknik Analisis Data

a. Memeriksa (Editing)

Hal ini dilakukan setelah semua data yang kita kumpulkan

melalui kuesioner atau angket atau instrumen lainnya.Langkah

pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua

kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud

untuk mengecek apabila terjadi kesalahan maka responden diminta

untuk mengisi angket kembali.

b. Memberi Tanda Kode (Coding)

Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah

diajukan.Hal ini, dimaksudkan untuk mempermudah waktu

mengadakan tabulasi dan analisa.

24

(28)

20

c. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan

codingkita selesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam editing dan coding atau semuanya telah selesai. Analisis perhitungan rumus statistik dengan menggunakan tabel

data.Ragam tabel data disesuaikan dengan kebutuhan komponen

rumus tersebut. Dengan demikian, rumus perhitungan analisis

rumus-rumus tersebut hanya dilakukan dalam tabel itu.

G. Sistematika Pembahasan

Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa

yang ada dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat

dibagi dalam beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan

susunan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi operasional, kerangka teori dan hipotesis,

metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian,

populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian,

teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data serta dalam bab satu ini

juga berisi tentang sistematika pembahasan.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini meliputi: kerangka teoritik, membahas tentang pengertian

(29)

21

motivasi. Selain itu juga menjelaskan tentang pengertian aqidah akhlaq,

ruang lingkup aqidah akhlaq, manfaat dan tujuan aqidah akhlaq,

menjelaskan pembelajaran aqidah akhlaq. serta menjelaskan tentang

penelitian terdahulu yang relavan.

BAB III: Penyajian Data

Bab ini dalamnya berisi tentang deskripsi umum objek penelitian,

deskripsi hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang deskripsi

proses pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya, dan juga

pengujian hipotesis.

BAB IV: Analisis Data

Bab ini membahas tentang analisis data tentang proses pelatihan

self motivation terhadap nilai aqidah akhlaqdi SMA Wachid Hasyim 5

Surabaya. Dan juga pengaruh pelatihan self motivation dalam meningkatkan nilai aqidah akhlaq siswa di SMA Wachid Hasyim 5

Surabaya.

BAB V: Penutup

Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi Kesimpulan

(30)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

23

Hal ini bisa di ambil sebuah kesimpulan dari self motivation adalah sebuah kondisi psikologis yang mendorong seseorang tersebut untuk

melakukan sesuatu untuk dirinya dan mencapai tujuannya. 28 Atau bisa juga

bahwa self motivation keadaan dalam diri pribadi yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.

Dimana motivasi itu sendiri bukanlah hal yang dapat diamati, akan tetapi hal

yang bisa di simpulkan karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas

yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam

dirinya.

Kekuatan pendorong yang membuat seseorang melakukan sesuatu bisa

di sebut dengan motif. Motif itu sendiri memiliki cabang. Macam-macam

motif ada dua yakni:29

a. Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa adanya

sebuah pembelajaran ataupun di pelajari. Seperti dorongan untuk makan,

dorongan untuk minum, dorongan untuk bergerak dan beristirahat, dan

dorongan seksual. Bisa dikatan juga motif motif yang diisyartkan oleh

biologis artinya dalam warisan biologis manusia.

b. Motif dipelajariadalah motif-motif yang timbulnya karena dipelajari.

Seperti dorongan untuk belajar akan berbagai cabang ilmu pengetahuan,

28

Iskandar, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 189 29

(32)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

24

dorongan untuk mengajar suatu kedudukan. Dimana motif-motif ini

diisyaratkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial

dengan sesama manusia maka motif-motif golongan ini terbentuk.

2. Peran motivasi

Motivasi melibatkan proses yang memberikan energi mengarahkan

dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian perilaku yang

termotivasi adalah perilaku yang yang mengandung energi, miliki arah

yang jelas, dan dapat di pertahankan. 30Sehingga motivasi mempunyai

peranan yang sangat penting dalam pencapaian sebuah tujuan. Adapun

peranan motivasi itu sendiri adalah:31

a. Peran motivasi sebagai penggerak, dalam hal ini motivasi sebagai

penggerak utama seseorang baik penggerak itu dari diri sendiri

ataupun diluar diri sendiri untuk mencapai sebuah tujuan.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan. Motivasi berhubungan

dengan tujuan jika tidak ada tujuan maka tidak ada sebuah motivasi.

Dengan demikian motivasi berperan untuk memberikan arah agar bisa

mencapai tujuan yang di inginkan ataupun di butuhkan. Dan mampu

mencapai hasil yang diharapkan.

30

John W. Santrock Psikologi Pendidikan (Jakarta:Salemba Humanika, 2009), hal. 104 31

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

25

c. Peran motivasi yang menyeleksi arah perbuatan. Disini dimaksudkan

bahwa dengan adanya motivasi maka tindakan seseorang akan

diseleksi guna mencapai tujuan yang di inginkan. Seperti dengan

melakukan kegiatan yang mengarah pencapaian tujuan.

d. Peran motivasi dalam eksternal dan internal. Ketika ingin pencapaian

tujuan yang maksimal maka kedua motivasi tersebut harus

disinergikan.

e. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang yang

ingin mendapatkan hasil yang baik maka motivasi seseorang dalam

belajar tinggi maka dia akan belajar dengan tekun dan semaksimal

mungkin. 32

f. Peran motivasi dalam melahirkan prestasi. tinggi rendahnya sebuah

prestasi siswa maka hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya

motivasi yang dimiliki oleh orang tersebut. Makin tepat motivasi yang

dimiliki maka semakin berhasil pula pencapaian dalam sebuah tujuan.

3. Kebutuhan motivasi

Motif itu sendiri ada karena sebagai pemenuhan kebutuhan seperti

yang dikemukakan oleh Abraham Maslow bahwa manusia membutuhkan

kebutuhan dasar untuk memunculkan adanya motivasi. Kebutuhan dasar

itu terbagi menjadi lima tingkatan yakni: a. kebutuhan fisiologis, b.

32

(34)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

26

kebutuhan keamanan c. kebutuhan sosial, d. kebutuhan akan harga diri,

dan e. kebutuhan akan aktualisasi diri33

a. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pokok yang harus

dipenuhi dengan segera kebutuhan fisiologi ini bisa seperti kebutuhan

untuk makan, untuk minum, berpakaian dan memiliki tempat tinggal.

b. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan

seseorang untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan dan

perlindungan dari ancaman yang bisa membahayakan dirinya.

c. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk dicintai dan mencintai,

menyukai dan disukai, bermasyarakat berbangsa dan bernegara,

d. Kebutuhan akan harga diri yakni kebutuhan individu akan

mendapatkan penghormatan, kehormatan, pengakuan dan penghargaan

e. Kebutuhan aktualisasi yaitu kebutuhan seseorang untuk memperoleh

kebanggaan, kekaguman atas sebuah prestasi yang pernah didapatkan

dan itu hasil dari sebuah potensi bakat yang di keluarkan oleh

individu.

Seperti halnya yang dikatan oleh Mc Donald dalam pembahasan

sebelumnya bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri.

Ditandai dengan feeling dan didahului dengan tanggapan tujuan. 34 Jadi

33

Djaali, Psikologi Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara,2011), hlm. 102 34

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

27

sebenarnya motivasi disini adalah respon dari suatu aksi yakni tujuan. Dan

tujuan ini akan berhubungan dengan tujuan seperti diatas.

4. Fungsi motivasi

Selain memiliki kebutuhan dalam melakuan sebuah motif. Maka

motivasi yang baik akan menunjukkan hasil yang baik pula. Adapun

fungsi motivasi itu sendiri adalah adalah sebagai berikut:35

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Dengan tidak

adanya sebuah motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti

belajar. Seperti halnya motivasi bisa dikatakan sebagai motor

penggerak.

b. Sebagai pengarah mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan

yang diinginkan.

c. Sebagai penggerak dimana dia berfungsi sebagai mesin bagi mobil.

Karena dengan besar kecilnya sebuah motivasi akan menentukan cepat

atau lambatnya suatu pekerjaan.

5. Prinsip Motivasi

Selain itu didalam motivasi dalam diri juga memiliki

prinsip-prinsip diantaranya adalah:

35

(36)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

28

a. Ketika pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bisa

menghentikan perbuatan seseorang. Berbeda dengan memberikan

pujian karena pujian bentuk dari apresiasi dari apa yang individu

lakuakn. Sehingga pujian lebih memiliki dampak yang baik bagi

seseorang.

b. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis. (bersifat dasar) yang

harus mendapat pemuasan. Saat siswa mampu memenuhi

kebutuhannya secara efektif dalam kegiatan belajar maka tidak akan

membutuhkan motivasi yang banyak hanya sesuai dengan

keperluannya saja.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu akan lebih efektif dari pada

motivasi yang di paksakan dari luar. Karena kepuasan yang didapat

oleh individu akan sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.

d. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)

memerlukan usaha penguatan. Ketika seorang siswa dalam perbuatan

belajar sudah mencapai tujuan maka kegiatan itu perlu di ulang

kembali dalam waktu beberapa menit kemudian agar hasil yang

diharapkan lebih maksimal.

e. Motivasi mudah menyebar dan menjalar kepada orang lain. Disini

dimaksudkan ketika guru memiliki semangat, minat yang tinggi dan

antusias dalam setiap kegiatan pembelajaran maka hal itu akan

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

29

f. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang

motivasi. 36 Apabila seorang siswa sudah menyadai tujuannya maka

perbuatan untuk mencapai tujuan lebih besar dorongannya.

g. Pujian-pujian yang datangnya dari luar juga akan diperlukan dan ini

cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. Sehingga

memungkinkan anak belajar dengan sendiri sesuai kemampuan dan

minatnya 37

h. Tekhnik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif

untuk memelihara minat siswa. Dalam hal ini agar siswa merasa

tertantang dan akan membuat siswa senang karena tidak jenuh.

i. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk

mempelajari hal-hal lainnya.

j. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang

tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong

pandai.

k. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dari pada

tekanan dari orang dewasa. Karena menurut Hurlock yang dikutip

dalam buku interpersonal intellegecet bahwa hubungan dengan teman

36

Robert S. Feldman, Pengantar Psikologi (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm. 13 37

(38)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

30

sebaya mampu menentukan penyesuaian anak dimasa yang akan

datang. 38

l. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar karena dengan

kecemasan mampu mengganggu mengalihkan perhatian siswa

sehingga kegiatan belajar menjadi tidak efektif.

m. Setiap siswa memiliki tingkat frustasi dan toleransi yang

berbeda-beda. Ada siswa yang ketika mengalami sebuah kegagalan maka

menimbulkan insentif dan ada pula siswa yang dalam hidupnya selalu

berhasil malah menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya

sebuah kegagalan.

6. Ciri-ciri Motivasi

Selain didalam self motivation memiliki peranan fungsi dan prinsip disini juga akan di jelaskan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi.

Adapaun ciri-cirinya yaitu:

a. Tekun dalam menghadapi tugas. Maksudnya dapat bekerja

terus-menerus tanpa berhenti sebelum tugas selesai.

b. Ulet dalam mengahdapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak

mudah dengan prestasi yang didapat.

c. Lebih senang bekerja sendiri

38

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

31

d. Cepat bosan dengan tugas yang selalu seperti itu. Karena dengan tugas

yang mekanik atau begitu saja tidak dapat mengembangkan kreatifitas

seseorang.

e. Mampu mepertahankan pendapat. Apabila sudah yakin dengan sesuatu

yang telah dipercayai.

f. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Sehingga orang yang memiliki ciri-ciri diatas maka orang tersebut

memiliki motivasi yang tinggi ataupun kuat. Apalagi dalam hal belajar

maka untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik dan bagus maka

siswa harus tekun dalam belajar, ulet dalam memecahkan berbagai

masalah dan menyelesaikan secara mandiri, serta berusaha dengan tidak

mengenal kata lelah, putus asa dan puas dengan prestasi yang sudah

didapat.

7. Pandangan islam tentang motivasi

Motivasi manusia harusnya terarah pada sebuah qiblah yakni masa

depan. Pada dasarnya masa depan manusia yang hakiki yang dimana

semua orang akan kembali kepadanya yaitu alam akhirat. Disini di

jelaskan bahwa kondisi dan situasi itu sebenarnya lebih bersifat psikis.

Potensi dasar manusia sebenarnya diambil dari wujud

(40)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

32

nafsu pokok yada ada di dalam hal ini bisa di sebut dengan naluri. Adapun

tiga dorongan tersebut adalah39:

a. Dorongan naluri untuk mempertahankan diri.

Naluri dalam mempertahankan diri disini terwujud secara

biologis yakni dorongan untuk mencari makanan ketika lapar,

menghindari diri ketika bahaya, menjaga diri agar tetap sehat,

sebab dengan pemenuhan kebutuhan fisiologi secara tepat dan

benar mampu mengusahakan kelangsungan hidup seseorang.

b. Dorongan naluri untuk mengembangkan diri

Naluri mengembangkan diri disini menjelaskan bahwa potensi

dsar manusia adalah hasil dari bentukan senyawa dari unsur ruhiy

dan jism. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kedua dimensi

saling melengkapi akan menghasilkan sebuah sinergi unsur yang

berdinamika. Yang dimana dinamika ini akan terarah usaha

pencapaian diri dalam aspek pengetahuan atau juga bisa dalam

aspek aktualisasi diri. Dorongan untuk mencari tahu dan

mempelajari sesuatu yang belum diketahui mampu menjadikan

budaya manusia semakin maju dan tinggi. Begitu pula dengan

siswa yang memiliki naluri mengembangkan diri dengan baik

39

(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

33

maka akan merubah sebuah kehidupan baik di sadari atau tidak

yang ada dalam diri ataupun lingkungan sekitar.

Dalam konsep islam pengembangan diri merupakan hal yang

di istimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi

dirinya sehingga menjadi pakar dalam sebuah disiplin ilmu maka

kedudukan yang didapat adalah sebuah kemuliaan dari Allah

SWT. Seperti halnya dalam Quran surah Al Mujadilah ayat 11

yang artinya:

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “

berlapang-lapanglag dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan:

“berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan. ”40

c. Dorongan naluri untuk mempertahankan jenis

Dorongan ini secara sadar ataupun tidak baik manusia ataupun

hewan selalu menjaga agar jenis atau keturunannya masih bisa

berkembang dan hidup. Disi lain juga bahwa dengan

mempertahankan jenis mampu menciptakan generasi yang luar

40

(42)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

34

biasa bagi kehidupan. Sehingga di dalam naluri untuk

mempertahankan jenis adalah perlu ataupun penting. Dimana

dalam dorongan ini terbagi lagi menjadi dorongan seksual,

dorongan keibuan. Seperti contoh seorang mahasiswa sangat tekun

dan rajin dalam belajar meskipun sebenarnya dia hidup penuh

dengan serba kekurangan bersama keluarganya. Hal apakah yang

menggerakkan mahasiswa itu rajin dan tekun dalam belajar?

Mungkin karena ia benar-benar ingin pandai (naluri perkembangan

diri) tetapi bisa juga karena ia ingin meningkatkan karier pekerjaan

sehingga dapat hidup senang bersama keluarganya dan dapat

membiyayai anaknya (naluri meletarikan jenis dan

mempetahankan hidup)

B. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

Mata pelajaran aqidah Akhlaq adalah salah satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang di pelajari di madrasah-madrasah, baik

madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyag dan madrasah aliyah. Untuk

mengrtahui lebih detail, berikut peneliti paparkan tentang konsep dasar dari

(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Self Motivation

1. Pengertian Self motivation

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

35

1. Konsep Dasar Ilmu Aqidah

a. Pengertian Aqidah

Menurut bahasa istilah aqidah berasal dari bahasa arab “aqd” yang

berarti pengikatan. Dimana yang dimaksud pengikatan disini adalah

mengikat hati terhadap sesuatu. Dan lebih lugasnya aqidah adalah apa

yang telah di yakini oleh seseorang. Sedangkan menurut syariah aqidah

yakni iman. Iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para

Rosul-Nya, kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik ataupun yang

buruk.41

Menururt M. syaltut aqidah adalah pondasi yang di diatasnya

dibangun hukum syariat. Yang mana syariat adalah perwujudan dari

akidah. Sehingga hukum yang kuat berasal dari aqidah yang kuat pula.

Tidak ada aqidah tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir tanpa

adanya aqidah.42

Sehingga dapat dirumuskan berdasarkan pengertian – pengertian

yang ada diatas yakni bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok

kepercayaan atau bisa disebut sebagai keyakinan hati seorang muslim

yang bersumber untuk mengikat ke-Esa-an Allah. Dan perkara yang

lainnya yang wajib diyakini dan yang sudah terangkum di dalam rukun

41

Ismail Nawawi Uha, Pendidikan Agama Islam : Isu-isu Pengembangan Kepribadian dan Pembentukan Karakter Muslim Kaffah (Jakarta: VIV Press,2013), hlm. 120

42

(44)

Diri manusia tidak seakan-akan tunduk pada kodratnya dan secara

pasif menerima keadaannya. Akan tetapi dia menjadikan dirinya secara aktif

menjadi sesuatu. Proses perkembangan diri di tentukan oleh dirinya sendiri.25

Diri manusia memang tidak bergantung kepada alam seperti makhluk Allah

yang lainnya. Semakin berputarnya waktu manusia memiliki kebutuhan yang

semakin banyak. Dan dalam memenuhi kebutuhannya manusia memiliki

sebuah dorongan.

Motivasi itu sendiri diambil dari kata motion (gerakan) yang di bawahnya di jabarkan lagi dengan kata motivate (mendorong, menggerakkan, menyebabkan). 26 Yang menurut Sumadi Suryabrata sendiri motivasi adalah

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan. 27

25

Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm. 26-27 26

Amin Syukur dan Fathimah Usman, Terapi Hati ( Surabaya: Erlangga, 2012), hlm. 125 27

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 70

36

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

(mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun

(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami

dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan

Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

b. Tujuan dan manfaat ilmu Aqidah

Dalam ilmu Aqidah terdapat tujuan dan manfaat untuk di

pelajari dianataranya yaitu :

1) Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan

keutamaan.

2) Membimbing ke arah jalan yang benar dan sekaligus pendorong

untuk mengerjkan ibadah yang penunh dengan kesadaran diri dan

Gambar

Tabel 1.1 Keterangan Struktur Non Equivalent Control Grup Design
Gambar 3.1
gambar (kecuali tim peneliti), dilarang membuat gaduh,
Tabel 3.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sama seperti pemberitaan mengenai Teror Paris, pemberitaan yang terus diulang mengenai para korban bom Manchester juga menimbulkan bodybag effect yaitu kesedihan yang mendalam

Apabila dibandingkan dengan kandungan karbon terikat pada hutan rawa gambut primer (virgin forest) sebesar 172,16 ton/ha (Perdhana 2009) menunjukkan bahwa

Dalam hal ini, para manajemen toko buku online di Indonesia perlu untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas situs (website) yang merupakan media pemasaran utama di internet

• Laju hidrasi tergantung dari kehalusan partikel semen dan untuk memperoleh pertumbuhan kekuatan yang cepat. diperlukan kehalusan

Penulis juga ingin mengungkap lebih jauh tentang bagaimana proses pelaksanaan pemenuhan hak pekerja dalam mendapatkan DIKLAT, sampai kepada masalah- masalah apa saja yang

Hasil penelitian Lestari relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriyani dan Zulfadin (2003), bahwa perbedaan kinerja antara bank devisa dan non devisa adalah pada rasio LDR

sesuatu terjadi pada adik kesayanganku yang malang, Si Bisu yang memiliki kemampuan luar biasa yang tidak tahu datangnya darimana.. Aku percaya kemampuan yang dia miliki adalah