Ti g a
MET ODE PENELIT IAN
Pengalaman Penelitian
Bagian ini berisi cerita mengenai perjalanan dan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian lapangan. Dimulai dari sebuah ketertarikan karena pengalaman hidup terhadap topik tentang pertanian, kemudian pengambilan data serta menjalani segala proses dalam aturan sebuah penelitian baku. Semua itu dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang kehidupan dan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat petani secara khusus di Kecamatan M ori Utara. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menceritakan bagaimana peneliti melakukan proses penelitian, pengumpulan data lapangan dan juga suka-duka selama melakukan penelitian di Kecamatan M ori Utara.
Ketertarikan Yang Berawal Dari Pengalaman
Peneliti berasal dari desa yang terpencil tepatnya Desa Era, salah satu desa di sudut Kecamatan M ori Utara. Karena berasal dari keluarga petani, membuat peneliti tidak merasa asing dengan kegiatan pertanian. Peneliti memiliki ayah seorang petani yang aktivitasnya dihabiskan di ladang (kebun). Semasa kecil, peneliti sering diajak oleh beliau untuk mengikutinya di lahan pertanian bahkan sampai sekarang saat peneliti pulang kampung. Ciri umum pertanian di pedesaan adalah petani subsisten, tidak terkecuali keluarga peneliti sebelum tahun 2000. Umur 7 tahun, peneliti pernah diajak untuk mengambil rotan di hutan dan pulang dengan mengendarai dan mengemudikan gerobak1
bermuatkan beratus-ratus kilogram rotan mentah, dan juga menemani
sang ayah mosensor2 di hutan. Selain itu, sejak masih duduk dibangku
sekola dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SM A) saat pulang sekolah atau waktu libur, peneliti ikut menanam padi atau jagung di ladang, menggendong tangki penyemprot untuk menyemprot hama di sawah, menumbuk padi3 dan lain-lain. Suka-duka petani subsisten
dirasakan dan dilakoni oleh ayah peneliti sampai pada tahun 2000. Setelah itu beliau beralih mengusahakan perkebunan padi dan kakao. Sekarang ini beliau beralih dari kakao dengan mengusahakan perkebunan kelapa sawit dan karet (sejak tahun 2011-sekarang).
Peneliti merasa beruntung karena merupakan salah satu anak dari desa yang bisa menempuh pendidikan, bahkan sampai diperguruan tinggi. Banyak pengalaman dan cerita berharga yang peneliti dapatkan sebagai anak seorang petani bahkan yang suka-dukanya pun peneliti telah rasakan. Setelah peneliti mendapat kesempatan untuk kuliah di luar pulau, peneliti mulai belajar tentang berbagai ilmu sosial khususnya tentang ekonomi dan pembangunan. Dari proses belajar tersebut peneliti terus membuka, melatih dan membiarkan pikiran diisi oleh berbagai persoalan pembangunan baik secara umum maupun secara khusus masalah pembangunan di daerah peneliti sendiri. Dari sini juga peneliti mulai mengetahui tentang begitu banyak dan kompleksnya persoalan pembangunan khususnya di sektor pertanian. Persoalan itu pula yang mendorong peneliti selalu mengangkat topik pertanian untuk setiap tugas-tugas kuliah bahkan sampai saat ini. W alaupun secara pribadi peneliti ingin atau memiliki misi khusus untuk memperkenalkan daerah peneliti melalui tugas-tugas dan tulisan tesis ini, juga ingin memberikan sedikit kontribusi terhadap daerah peneliti dengan memperkenalkannya melalui karya ilmiah ini.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, topik yang peneliti angkat dalam tulisan tesis ini merupakan kelanjutan dari penelitian dan tulisan skripsi peneliti saat mengambil gelar S1. Setelah selesai mengikuti ujian
2 Kegiatan memotong kayu di hutan menggunakan Sensor (alat pemotong kayu) untuk dijadikan balok atau papan yang kemudian dijual untuk mendapatkan uang.
skripsi tanggal 10 Agustus 2012 dan dinyatakan lulus, beberapa saat kemudian peneliti menyampaikan keinginan untuk melanjutkan studi S2 di Program Pascasarjana Studi Pembangunan M agister Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya W acana (PPS M SP UKSW ) kepada pembimbing, Bapak Prof. Daniel Kameo. Beliau menyarankan agar peneliti melanjutkan topik penelitian skripsi tersebut menjadi sebuah tulisan tesis. Oleh karena itu, peneliti tetap pertahankan topik tersebut sampai menjadi sebuah proposal tesis dengan permasalahan baru yang lebih kompleks.
Pulang Kampung Untuk Penelitian
Untuk melanjutkan topik skripsi tentang pertanian kakao menjadi sebuah tesis, membutuhkan sebuah perenungan. Perenungan tersebut berhubungan dengan masalah yang harus diangkat sesuai dengan standar sebuah penelitian tesis. Proses tersebut dimulai sejak awal perkuliahan (semester 1) sampai peneliti mendapatkan kesempatan untuk pulang libur di kampung (Desa Era) pada bulan Desember tahun 2012 dan menyaksikan perkembangan serta masalah pertanian sub sektor perkebunan yang sedang terjadi. Sepulangnya dari liburan dan memulai kembali aktivitas perkuliahan, peneliti mulai merancang permasalahan penelitian sesuai dengan hasil pengamatan awal. Permasalahan tersebut kemudian peneliti diskusikan dengan pembimbing yang kemudian dituangkan dalam proposal penelitian.
Agar proses penelitian lapangan berjalan lancar, diperlukan beberapa alat penunjang. Beberapa alat penunjang penelitian tersebut adalah: pedoman wawancara dan kuesioner, voice recorder, kamera digital, buku catatan penelitian, dan laptop yang digunakan penulis untuk menginput data hasil penelitian.
Penelitian di Kecamatan M ori Utara
Untuk kelancaran proses penelitian di Kecamatan M ori Utara, peneliti sudah merencanakan untuk terlebih dahulu melaporkan tujuan kedatangan peneliti dan meminta ijin dari pihak kecamatan. Namun karena minggu pertama penelitian lapangan (tanggal 5-10 Agustus 2013) pegawai kantor kecamatan sedang libur dan juga karena beberapa kesibukan lain, peneliti baru dapat bertemu dengan Bapak Royke Tobigo (camat M ori Utara) dikantornya pada tanggal 29 Agustus 2013. Saat peneliti mengutarakan maksud kedatangan peneliti, menyerahkan surat ijin penelitian dan meminta maaf atas keterlambatan laporan, beliau memaklumi dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah karena peneliti merupakan anak daerah dan datang untuk meneliti di kampung sendiri. Saat itu juga peneliti langsung memperoleh surat ijin penelitian dari pihak kecamatan dengan No. 070/126/CM U/VIII/2013.
Karena perjalanan yang cukup melelahkan sebelumnya, peneliti membutuhkan waktu istirahat, dan baru melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi semua desa di Kecamatan M ori Utara pada tanggal 6 Agustus 2013. Pada kesempatan tersebut peneliti menemui para kepala desa untuk mengutarakan keinginan dan memohon ijin melakukan penelitian di desa-desa tersebut dengan menyerahkan surat ijin penelitian yang telah disiapkan sebelumnya. Namun demikian, pada awal perjalanan tersebut peneliti tidak dapat bertemu dengan beberapa kepala desa karena kesibukan mereka.
M asuu, dan Bapak C. Lolo petani di Desa Tabarano; Bapak D. M peana petani sekaligus kepala Desa W awondula; Bapak M. Pombile, Bapak R. Ragumpi dan Bapak M . Ratang petani di Desa Tamonjengi; Bapak P. Labiro, Bapak B. Nante dan Bapak U. Nante petani di Desa Peleru; serta Bapak B. Guampe petani di Desa Era.
Informan yang cukup banyak, tersebar dibeberapa desa dan kesibukan para petani tersebut di lahan perkebunan, membuat peneliti harus mengatur hari dan waktu untuk bertamu dengan mereka. Berikut beberapa pengalaman peneliti saat melakukan penelitian lapangan:
o Karena melakukan observasi keliling Kecamatan M ori Utara sampai sore menjelang malam hari, peneliti memutuskan untuk singgah dan bermalam bersama keluarga Bapak A. W unto (keluarga peneliti) di pondok yang terletak di persawahan milik paman yang berjarak sekitar 1,5 km dari Desa Peleru dan 6,5 km sebelum Desa Era. Pada waktu itu Bapak A. W unto baru saja selesai melakukan pemanenan padi sawah. W aktu bermalam tersebut peneliti gunakan untuk berbincang-bincang dengan beliau mengenai pertanian khususnya sawah, perkebunan kakao dan kelapa sawit. Beliau juga termasuk petani yang memiliki lahan dan mengusahakan ketiga komoditi tersebut. Keesokan harinya, hampir pukul 07.00 W ITA melanjutkan perjalanan pulang ke Desa Era kemudian pukul 14.15 W ITA kembali melakukan perjalanan ke Desa Tabarano untuk mewawancarai seorang informan dan kembali lagi ke Desa Peleru pukul 17.30 W ITA.
o Pada tanggal 11 Agustus 2013 pukul 16.10 W ITA peneliti ditemani ayah berangkat ke Desa Tamonjengi untuk melakukan wawancara dengan tiga orang informan yang ada di desa tersebut. Karena tidak dapat melakukan wawancara sekaligus pada malam harinya, maka kami bermalam di rumah Bapak Y. M oenggo dan keesokan harinya melanjutkan wawancara dengan salah seorang informan.
kecamatan (Desa M ayumba) untuk mengikuti rapat. Kesempatan tersebut juga peneliti gunakan untuk bertemu dengan camat guna meminta ijin melakukan penelitian. Kami berangkat dari Desa Era pukul 07.45 W ITA dengan kondisi cuaca sedang hujan sehingga jalan menjadi sangat licin dan berlumpur. Dalam perjalanan, saat menyeberang di jembatan kuse, sepeda motor yang peneliti kendarai terpeleset dan kami pun terjatuh. Untung saja kami tidak sampai terjatuh ke kali yang pada saat itu arus dan debit airnya meningkat karena hujan.
o Tanggal 2 September 2013 setelah melakukan wawancara dengan sekretaris Kecamatan M ori utara, pukul 12.15 W ITA, peneliti langsung melanjutkan perjalanan menuju Desa W awondula. Namun demikian setibanya di desa tersebut peneliti tidak langsung dapat melakukan wawancara dengan petani informan (Bapak D. M peana) karena sedang ada kegiatan di luar perkampungan. Setelah beliau pulang, peneliti langsung melakukan wawancara di rumah beliau dari pukul 18.00-20.20 W ITA. Setelah selesai melakukan wawancara dan walaupun sudah malam hari dengan kondisi hujan, peneliti tetap memberanikan diri untuk pulang ke Desa Peleru yang berjarak 12 km dan kemudian menginap di rumah salah satu keluarga peneliti.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Gambar 2. M emasak Inuyu, M akanan Khas Acara Padungku
o W alaupun dalam suasana padungku di Desa Era tanggal 14 September 2013, peneliti tetap melaksanakan proses penelitian dengan mengunjugi kantor Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) untuk memperoleh data pertanian Kecamatan M ori Utara. Karena beberapa hal, peneliti baru dapat memperoleh data tersebut pada tanggal 16 September 2013.
Oleh karena aktivitas penelitian yang cukup padat dari awal turun lapangan, membuat ketahanan fisik peneliti sempat menurun. Namun demikian peneliti berusaha untuk tetap bersemangat untuk merampungkan penelitian dengan meminta surat keterangan telah melakukan penelitian yang ditandatangani oleh camat M ori Utara tanggal 16 September 2013 dengan No.048/133/IX/CM U/2013.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.
Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, S. (1992) dalam Rahmat (2009) adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan uraian yang mendalam berupa ucapan atau tulisan dan perilaku individu, kelompok masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus itu sendiri mencakup serumpun metode penelitian yang sama-sama memumpunkan perhatiannya pada penelaahan diseputar suatu kejadian atau dapat dikatakan sebagai penyelidikan sistematis atas suatu kejadian khusus (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo, 1994). Kasus yang dikaji dalam hal ini telah dijabarkan secara rinci pada bagian masalah penelitian sebelumnya. Untuk pengumpulan data, peneliti memadukan metode pengamatan (observasi), wawancara mendalam yang tentunya bersifat subyektif, serta metode analisis data dokumen.
Selanjutnya demi mengetahui dan memahami lebih mendalam masalah di tingkat petani, digunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam dengan para informan yang telah dipilih. Pemilihan informan berdasarkan pertimbangan bahwa mereka mengalami, mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang objek atau masalah yang berkaitan dengan penulisan tesis ini. W awancara yang dilakukan menggunakan pedoman yang berisi pokok-pokok pertanyaan fokus permasalahan di dalam penelitian seperti pengalaman atau sejarah usaha tani kakao milik petani, alasan tetap bertani kakao, alasan memilih untuk beralih dari usaha tani kakao, faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani, dan lain-lain. Setiap informan diberi kesempatan atau ruang yang lebih untuk memberikan tanggapannya dengan caranya sendiri demi memperoleh data yang lebih mendalam dan luas, tetapi peran pewawancara tidaklah pasif karena harus memberikan petunjuk tentang topik umum yang dimaksudkan dalam wawancara tersebut. Selain pokok pertanyaan, alat yang akan digunakan dalam teknik wawancara ini adalah alat perekam suara (voice recorder) dan buku catatan. Data primer yang bersifat kuantitatif diperoleh melalui pertanyaan dengan alat kuesioner terkait usaha tani seperti luas lahan, biaya produksi, jumlah produksi, pendapatan usaha tani serta ekonomi rumah tangga petani secara umum. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner, observasi dan wawancara tersebut, dalam sebuah penelitian merupakan data primer.
Data lain yang tidak kalah diperlukan adalah data sekunder. Data sekunder berupa dokumen-dokumen dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini sendiri adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa literatur atau laporan studi, data statistik dari BPS dan dari dinas terkait lainnya yang tentunya berhubungan dengan objek atau masalah penelitian. Data tersebut diantaranya, luas lahan dan produksi kakao secara umum (tingkat Nasional) dan secara khusus di Kabupaten M orowali Utara dan Kecamatan M ori Utara. Tanaman apa saja yang menjadi pengganti kakao serta beberapa data lainnya.
Penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dengan memilih 14 orang yang terbagi dari 5 orang petani kakao yang tetap mempertahankan lahan dan mengolah perkebunan komoditi kakao, 5 orang petani kakao yang melakukan alih komoditi di beberapa desa di Kecamatan M ori Utara, 2 orang petani komoditi pertanian lain di luar kakao, dan 2 orang dari dinas terkait (pihak kecamatan dan Balai Penyuluh Kecamatan M ori Utara) yang mengetahui peta atau kondisi lingkungan pertanian dan perkebunan di Kecamatan M ori Utara secara umum.
Kecamatan M ori Utara yang merupakan bagian dari Kabupaten M orowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah dipilih sebagai tempat penelitian. Tempat penelitian ini ditentukan dengan sengaja oleh peneliti karena dianggap dapat menjawab masalah pokok penelitian, dan dari pengamatan awal, lokasi ini merupakan daerah yang sedang mengalami kondisi seperti yang telah digambarkan sebelumnya pada bagian pendahuluan dan sesuai masalah penelitian.
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data merupakan proses yang cukup panjang dan menjemukan. Proses ini dikatakan cukup panjang karena data primer yang diperoleh melalui kuesioner harus direkap satu per satu dan kemudian diolah menggunakan M icrosoft Excel maupun secara manual (menggunakan kalkulator). Pada tahap ini diperlukan ketelitian dan pengecekan data berulang-ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam penginputan, sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat. Hasil olahan data kuesioner tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk tabel-tabel kemudian dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif. Untuk memperoleh gambaran usaha tani kakao terutama pada segi pendapatan petani, peneliti menggunakan rumus:
Π = TR-TC TR = Q.P
Keterangan:
Π = Pendapatan Bersih (Rp)
TR =Total Revenue/ Penerimaan (Rp)
adalah jumlah penerimaan petani yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah produksi dengan harga kakao.
Q = Produksi Kakao (Kg)
adalah hasil pengolahan usaha tani kakao yang berupa biji kakao kering P =Harga Kakao Per Kg (Rp)
adalah harga jual biji kakao kering TC =Total Cost/ Total Biaya Produksi (Rp)
adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel FC =Fexed Cost/ Biaya Tetap (Rp)
adalah biaya yang harus dikeluarkan meskipun tidak menghasilkan output, dan besarnya biaya tersebut tidak berubah meskipun output atau jumlah produksi berubah, contoh: sewa lahan, peralatan, bembayaran utang dan lain-lain.
VC =Vriable Cost/ Biaya Variabel (Rp)
adalah biaya yang jumlahnya berubah ketika terjadi perubahan output produksi, contoh: biaya sarana produksi, tenaga kerja, upah, pengemasan, transportasi dan lain-lain.
OC =Opportunity Cost
adalah biaya atau nilai dari barang dan jasa yang hilang atau tidak jadi dilaksanakan yang kadang lupa untuk diperhitungkan. Contohnya seperti biaya waktu yang dihabiskan petani untuk bekerja pada usaha pertaniannya.
Selanjutnya beberapa jenis data yang diperoleh baik data dari hasil pengamatan, wawancara mendalam maupun data dari dokumen-dokumen, dikelompokan berdasarkan pertanyaan menjadi sebuah transkrip. Proses ini juga cukup menjemukan peneliti, karena peneliti harus mendengarkan kembali, memahami kata-perkata yang diucapkan informan dan menulisnya di lembar transkrip sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan wawancara. Setelah proses transkrip selesai, tahap selanjutnya adalah analisis untuk menemukan topik yang akan diuraikan pada bagian pembahasan sebagai temuan penelitian.
hasil wawancara informan satu dengan informan yang lainnya, dan menguji apa yang telah mereka katakan dengan isi dokumen yang ada. Proses ini disebut trianggulasi (J.Nisbet & J.W att dalam L.W ilarjo, 1994;22).