• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

DAN

LINGKUNGAN HIDUP

(2)

LATAR BELAKANG PKLH

LATAR BELAKANG PKLH

2 (dua) sumber masalah kehidupan di dunia

akhir abad XX: 1. kependudukan 2. lingkungan hidup

Kependudukan dan lingkungan hidup seperti dua sisi mata

(3)

tingkat kelahiran tinggi disertai

pendapatan per kapita rendah

makin merosotnya kualitas lingkungan

(4)

SEJARAH PERKEMBANGAN

PKLH

(5)

RESPON KEPENDUDUKAN

• Konferensi Internasional Kependudukan I, dilaksanakan PBB di Roma tahun 1954  “membahas masalah kepadatan

penduduk”

• Konferensi Kependudukan Dunia II, dilaksanakan PBB di Beograd tahun 1965  “masalah kependudukan adalah

masalah dunia yang harus segera ditangani”

• Konferensi Hak-Hak Azasi Manusia; Teheran, Iran; 12 Mei 1968 (Deklarasi Pemimpin-Pemimpin Dunia tentang

Kependudukan)  “Presiden Soeharto termasuk dari 30

(6)

lanjutan

• UNESCO, 1970 (dalam rangka Tahun Pendidikan

Internasional) diadakan kegiatan Seminar Antar Negara-Negara Asia di Bangkok  Indonesia ikut serta dan

ditindaklanjuti dengan kegiatan Seminar Nasional

Pendidikan Kependudukan I di Ciloto Puncak  “Titik tolak perkembangan PKLH di Indonesia

(7)

RESPON LINGKUNGAN HIDUP

Konferensi internasional I Lingkungan Hidup;

dilaksanakan PBB di Stockholm (Swedia), 5-16 Juni 1972. Tanggal 5 Juni  diperingati sebagai “Hari Lingkungan

Hidup Dunia”

(8)

lanjutan

Juni 1992; Rio de Janeiro, Brasil; KTT Bumi

5 dokumen kesepakatan internasional :

Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan

Agenda 21 yang membahas program kerja menyongsong

abad 21

Prinsip-prinsip kehutananKonvensi Perubahan Iklim

Konvensi Keanekaragaman Hayati

KTT Bumi 2002; World Summit on Sustainable

(9)

Konferensi Stockholm Tahun 1972

Konferensi Rio de Janeiro Tahun 1992Konferensi Johannesburg Tahun 2002

Undang-undang No. 4 Tahun

1982

Undang-undang No. 23 Tahun

1997

Undang-undang No. 32 Tahun

2009

Implementasi di

Indonesia

(10)

KONSEP DASAR PKLH

Dinamika penduduk dan keuntungan yang ditimbulkan oleh

keluarga kecil

Besar kecilnya keluarga mempunyai hubungan erat dengan

kemampuan penyediaan makanan, kesehatan, pendidikan, dsb

Perlunya membangun budaya peduli terhadap kelestarian

lingkungan hidup

(11)

DEFINISI PKLH

Suatu program kependidikan untuk membentuk dan membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap

dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh pertumbuhan penduduk dan kondisi lingkungan hidup serta pengaruhnya terhadap aspek-aspek kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia

(12)

TUJUAN PKLH

mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan penduduk serta

interaksinya dengan program pembangunan

mengetahui akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi

kehidupan di keluarga dan masyarakat

memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan

bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan hidup

(13)

MANFAAT PKLH

membina “sikap positif” di kalangan peserta didik khususnya,

(14)

HAKIKAT PKLH

PKLH merupakan respon atas masalah-masalah ekonomi,

sosial, politik, dan lingkungan hidup dalam masyarakat

Masalah-masalah tersebut semakin kompleks dan perlu upaya

penanganan terpadu secara cermat dan bijaksana, salah satunya dengan pemasyarakatan PKLH

(15)

MASALAH KEPENDUDUKAN DI DUNIA

JUMLAH

STRUKTUR

PERTUMBUHAN

(16)

JUMLAH PENDUDUK DUNIA

(17)

PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

PENDUDUK SAAT INI

(18)

LEDAKAN PENDUDUK

1800 1930 1960 1975 1987 2000 130 th 30 th 15 th 12 th 13 th 250 JT 250 JT

PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

(19)
(20)

LEDAKAN PENDUDUK DUNIA

TAHUN ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK 1600 0,5 milyar

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Negara ASEAN Tahun 2005

 

 

(26)
(27)

Struktur Penduduk

1) Piramida Penduduk Ekspansif (Struktur Penduduk Muda)

menggambarkan keadaan penduduk yang sedang mengalami

pertumbuhan

jumlah kelahiran lebih besar dibandingkan jumlah kematianbanyak terjadi di negara-negara berkembang

2) Piramida Penduduk Stasioner (Struktur Penduduk Dewasa)

menggambarkan keadaan penduduk yang mengalami pertumbuhan relatif

stabil

jumlah kelahiran sebanding jumlah kematianbanyak terjadi di negara-negara maju

3) Piramida Penduduk Konstruktif (Struktur Penduduk Tua)

menggambarkan keadaan penduduk yang cenderung mengalami

penurunan

(28)

Struktur Penduduk

1) Struktur Penduduk Muda

Jika kelompok penduduk umur < 15 tahun jumlahnya > 40%, kelompok

penduduk umur 15-64 tahun < 55%, dan kelompok penduduk umur 65+ tahun < 5%

Misalnya di Indonesia, Myanmar, India, dll

2) Struktur Penduduk Tua

Jika kelompok penduduk umur < 15 tahun jumlahnya < 30%, kelompok

penduduk umur 15-64 tahun > 60%, dan kelompok penduduk umur 65+ tahun > 10%

Misalnya di Jepang, Amerika serikat dan negara-negara maju Eropa

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

TRANSISI DEMOGRAFI

Fase I: kelahiran dan kematian tinggi, masyarakat

pertanian dengan pendapatan rendah

Fase II: kelahiran tinggi, kematian rendah (pengetahuan

kesehatan dan gizi), awal industrialisasi/modernisasi

Fase III: kelahiran dan kematian rendah (populasi

(34)

Angka Kelahiran

Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000

penduduk

Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000

penduduk

Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000

(35)

Angka Kematian

Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000

penduduk

Angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000

penduduk

Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000

(36)
(37)
(38)

Pertumbuhan Penduduk Dunia dalam persen Tahun 2000

(39)

Angka Pertumbuhan Penduduk (r)

Angka pertumbuhan penduduk rendah apabila < 1%

(40)
(41)
(42)

MASALAH KEPENDUDUKAN MENURUT

PENDAPAT PARA AHLI

DR. PAUL EHRLICH: “Sementara anda membaca tulisan saya

(The Population Bomb), empat orang mati kelaparan dan kebanyakan anak-anak”

THOMAS ROBERT MALTHUS (1798): “Penduduk meningkat

seperti deret ukur, sedangkan produksi pangan meningkat seperti deret hitung”

JARED DIAMOND(2005): “Pertumbuhan penduduk yang tidak

terkendali bisa menyebabkan kepunahan umat manusia

(43)

lanjutan

• JEFFREY D. SACHS:

4 tantangan berat dekade mendatang: Pemanasan global dan

kerusakan lingkungan; laju pertumbuhan penduduk; pengentasan kemiskinan; kebuntuan politik yang menghalangi kerjasama global

PROF. DR. JOHN BEDDINGTON: Akibat perubahan iklim dan

ledakan penduduk, menjelang tahun 2030 akan terjadi kelangkaan pangan, air, dan energi luar biasa yang memicu kerusuhan sosial dan konflik internasional karena akan terjadi migrasi besar-besaran dari daerah terkena dampak

NINA FEDOROFF: Jumlah manusia di bumi sudah melebihi daya

dukung dan daya tampung lingkungan. Kita harus berupaya agar pertumbuhan penduduk terkendali. Perubahan iklim akibat

(44)

MASALAH KEPENDUDUKAN

DI INDONESIA

(45)

KONDISI KEPENDUDUKAN

DI INDONESIA

Faktor penyebab pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia:

1. Kelahiran 2. Kematian

3. Migrasi atau perpindahan penduduk

Perubahan keadaan penduduk dinamakan “dinamika

penduduk”

Dinamika penduduk cenderung kepada pertumbuhan

Pertumbuhan penduduk: perkembangan jumlah penduduk

(46)

lanjutan

Jumlah penduduk Indonesia dapat diketahui melalui: sensus, melalui: sensus, registrasi, dan survei penduduk

registrasi, dan survei penduduk

Sensus I di Indonesia tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Sensus I di Indonesia tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda

Belanda

Sensus yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah tahun Sensus yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah tahun 1961, 1971, 1980, 1990,

1961, 1971, 1980, 1990, 2000 2000 dan terakhir tahun 20 dan terakhir tahun 201100

Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sepuluh tahun sekali

(47)
(48)

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tahun 1961 – 2009

Tahun Jumlah

(Ribuan) Pertumbuhan(%)

1961 97.010 2,13 1971 119.183 2,08 1980 147.490 2,32 1990 178.631 1,98 2000 203.456 1,70 2007 231,627 1,2 2009 243,300 1,5

(49)

Analisis Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tahun 1961-2009

Tahun 1961: 97,01 juta jiwa; tahun 2009: 243,3 juta jiwa → Jadi selama 48

tahun terjadi penambahan 146 juta jiwa

Laju pertumbuhan penduduk sebelum tahun 1990 > 2% (tinggi); saat ini

berkisar 1,5% (sedang)

Laju pertumbuhan penduduk negara-negara maju < 1% dan sebagian besar

negara belum berkembang > 2%

Tahun 2009, tingkat kelahiran bayi di Indonesia mencapai 21 jiwa (rendah);

artinya setiap 1000 orang penduduk terjadi kelahiran 21 orang bayi

Tahun 2009, tingkat kematian di Indonesia mencapai 6 jiwa per 1000 orang

penduduk (rendah)

Migrasi penduduk di Indonesia yang memiliki intensitas yang besar adalah

migrasi lokal

Peranan emigrasi dan imigrasi terhadap pertumbuhan penduduk di

(50)

Analisis Jumlah dan Pertumbuhan

Penduduk Indonesia

Besarnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin

menipisnya sumber-sumber alam karena kekayaan alam yang tersedia tidak pernah bertambah (bersifat terbatas)

Penipisan sumber alam termasuk penyempitan lahan

pertanian, lahan permukiman

Dengan berbagai usaha (misal sejak tahun 1970an

(51)

0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00

1600 1700 1800 1900 2000

205.8

18.3 14.2

10.8

40.2

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 1600 – 2000

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 1600 – 2000

5 x lipat 2 x lipat

(52)

0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00

1600 1700 1800 1900 2000

205 JT 18.3 14.2 10.8 40.2 250.00 275.00 300.00 285 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA (JUTA)

(53)

0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 125.00 150.00 175.00 200.00 225.00

Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA 1950 - 2005

250.00

1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015

PROYEKSI 248 234 219 206 180 148 119 97 77

PENDUDUK LIPAT DUA DALAM 30 – 40 TAHUN

PDDK LIPAT DUA DLM: 70

(54)

Pt = Po e

r t

Pt

Po =

e

r t

Pt

Po =

r t ln e

ln

ln 2

= r t

= r t

0,70

t

=

70

r (LPP)

Pt = penduduk pada tahun t; Po = penduduk pada tahun dasar; t = tahun;

(55)

Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Dengan tingkat pertumbuhan penduduk (r) = 2%; maka

jumlah penduduk pada tahun tertentu akan menjadi dua kali lipat (double) selama 35 tahun

Makin tinggi tingkat pertumbuhan (r), makin pendek waktu

yang diperlukan untuk menjadi dua kali lipat (doubling time)

Doubling time = 70

(56)

Kepadatan Penduduk

adalah jumlah penduduk rata-rata yang

mendiami wilayah seluas 1 km

2
(57)

Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau

No. Pulau Luas

(km2) 1990Kepadatan Penduduk per km22000 2005

1 2 3 4 5 6 7 8 Sumatra Jawa Bali NTT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua JUMLAH 473.606 132.187 5.633 73.137 539.460 189.216 85.728 410.660 1.919.443 77 808 493 139 17 86 22 4 93 68 904 555 152 20 73 23 5 109 72 1085 666 182 30 88 28 7 130

(58)

Analisis Persebaran Penduduk Indonesia

Persebaran penduduk Indonesia di setiap pulau tidak merataPulau yang terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa; > 50%

penduduk tinggal di Jawa, padahal luasnya hanya 6,6% dari luas wilayah Indonesia

Jawa memiliki tanah subur, CH cukup, topografi relatif datar,

fasilitas ekonomi, pendidikan, pemerintahan, kebudayaan, transportasi, komunikasi, keamanan terjamin

Jawa dengan penduduk padat mengakibatkan masalah

(59)
(60)

Struktur Penduduk Indonesia

keempat piramida menunjukkan adanya perubahan struktur umur

penduduk

tahun 1971 akibat baby boom melebar di bawah, yang berarti masih

banyaknya jumlah penduduk muda (0-14 tahun)

Sejalan pertambahan tahun, bentuk piramida semakin cembung di tengah

dan semakin sempit di bagian bawah, yang berarti jumlah penduduk muda semakin turun, sedangkan jumlah penduduk dewasa semakin meningkat

akhirnya, bagian atas piramida yang sedikit melebar menunjukkan

(61)
(62)

Analisis Struktur Penduduk Indonesia

Struktur penduduk Indonesia berdasar sensus sebagian besar

adalah kelompok umur muda (< 15 tahun)

Penduduk muda merupakan penduduk belum produktif dan

kehidupannya menjadi beban orang dewasa

Indonesia dengan struktur muda mempunyai beban

tanggungan (dependency ratio= DR) cukup besar

DR adalah perbandingan antara banyaknya orang usia tidak

(63)

1. Kerusakan dan menipisnya sumber daya lingkungan global

Kerusakan atmosfir

Kerusakan lapisan ozon

Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutanMenipisnya keanekaragaman hayati

Pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan

2. Konsumsi berlebihan

3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 63-88)

(64)

Isu lingkungan global semakin berkembang karena perilaku

manusia dalam mengeksploitasi ekosistem alami dan

buatan sehingga dapat memuaskan kebutuhan hidupnya yang selalu meningkat

Isu-isu lingkungan global bersifat antroposentrik (aktivitas

manusia); yang kemudian diperkuat pengaruhnya oleh mekanisme dan proses yang bersifat hayati/alami

Permasalahan isu global hanya dapat diselesaikan secara

bersama-sama oleh semua negara di muka bumi ini

(65)

Pengurangan SDA dan Energi

Sumber energi yang non-renewable Sumber energi yang renewable

SUMBER ENERGI

CO CO2 N2O CH4

  Batubara   Minyak Bumi   Gas Alam   Biomassa     1.97   15.96   0.15   5.28   19.72   79.79   14.95   29.63       0,002 0,012

3 x 10-15

14.8

 

2.61 x 10-14   0.065   0.002   0.008 Ekivalen CO2

(66)

Pencemaran Lingkungan

Polusi Udara: Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat Polusi Air: Air permukaan dan Air tanah

Polusi Limbah B3: Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang

mudah terbakar/meledak

(67)

Perubahan Iklim

Skala global dan lokalDipengaruhi oleh:

– peningkatan konsentrasi CO2 di udara (efek rumah kaca),

polusi partikulat/debu,

kecepatan penggundulan hutan,

pencemaran panas (industri maupun transportasi)

(68)

Gas-Gas Rumah Kaca

Berdasarkan Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate

Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas yang menyebabkan efek rumah kaca, yaitu :

Karbondioksida (CO2)Dinitro Oksida (N2O)Metana (CH4)

(69)
(70)
(71)

Peringkat Negara Pencemar

Emisi Karbon di Dunia

Negara Peringkat Kontribusi (%)

 Amerika Serikat

Uni Sovyet (lama) Brasil

Cina India Jepang

(72)

Perubahan Tata Guna Lahan

Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di daerah

urban

Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi dalam

luasan area yang diperlukan untuk produksi (misal : hidroelektrik/Kedungombo?)

Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan

(73)

Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Akibat aktivitas manusiaDampaknya:

Hilangnya sumber-sumber genetik

Hilangnya sumber pangan potensial dan pengendali

penyakit

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

PERUBAHAN IKLIM

(79)
(80)

MASALAH SAMPAH

(81)

1. Persediaan air dan sanitasi

2. Pengelolaan limbah padat

3. Emisi kendaraan di daerah urban

4. Polusi industri, terutama di pulau

pulau yang menjadi

lokasi industri

5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area konsesi

hutan di berbagai pulau

6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)

7. Proteksi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan dari

ekosistem global

(82)

MASALAH KEPENDUDUKAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

KEPENDUDUKAN

Pertumbuhan penduduk cepat

Sebagian besar penduduk usia muda

(68%)

Jumlah pencari kerja banyak (50-60

juta jiwa)

Persebaran penduduk tidak merata80% penduduk hidup dari pertanian

sederhana dengan pendapatan rendah

Kesehatan dan gizi balita rendah

sehingga rentan penyakit (rendahnya kualitas penduduk)

Tingginya arus migrasi desa-kota

LINGKUNGAN HIDUP

Jumlah/kepadatan penduduk

menekan sumber daya

Minimnya pengetahuan

lingkungan mengakibatkan kerusakan sumber daya

(83)

KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk Kualitas penduduk

Peningkatan dalam pendidikan,

kesehatan, dan kesejahteraan

Pemukiman penduduk daerah

perkotaan maupun pedesaan

Peningkatan pengetahuan dan

kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup melalui

pendekatan: monolitik-integratif

LINGKUNGAN HIDUP

Pengelolaan pertanianPertambangan dan

industri

Pendayagunaan kekayaan

laut

Kegiatan penunjang (ilmu,

teknologi, peraturan, sanksi)

(84)

PENDEKATAN MONOLITIK-INTEGRATIF PKLH

PADA PROGRAM SEKOLAH

MONOLITIK

Dilakukan dengan membangun

PKLH sebagai mata pelajaran sendiri, dengan guru dan waktu khusus

Keuntungan: sistematika bahan

PKLH dapat disusun dengan baik

Kelemahan: terkesan PKLH

hanya tanggung jawab seorang guru

INTEGRATIF

Dilakukan dengan

mengintegrasikan pokok

bahasan mata pelajaran yang relevan dengan pokok bahasan PKLH

Keuntungan: keterlibatan banyak

guru di sekolah dalam PKLH

Kelemahan: memerlukan kerja

(85)

KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Kebijakan kependudukan dan lingkungan hidup tersebut

ditetapkan pelaksanaannya untuk tahap periode

pembangunan, yaitu Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) I – VI

Repelita I : Tahun 1969/70 - 1973/74Repelita VI : Tahun 1994/95 - 1998/99

Setelah Repelita VI hingga tahun 2020 dituangkan dalam

(86)

AGENDA 21 INDONESIA

A. Agenda 21 Global

(87)

AGENDA 21 GLOBAL

Tindak lanjut konferensi Stockholm 1972, maka Juni 1992 diadakan

konferensi Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro Brazil, dikenal pula sebagai Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit), dihadiri 179 negara

Konferensi menyatakan bahwa antara pembangunan lingkungan, ekonomi,

dan sosial harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

Konferensi menyadari bahwa komitmen dam kerja sama dunia menjadi

sangat penting untuk mewujudkan keberlanjutan perekonomian dan masyarakat yang berwawasan lingkungan

Agenda 21 global berisikan program aksi “pembangunan berkelanjutan”

untuk saat ini dan abad 21

(88)

Deklarasi Rio; menekankan keterkaitan pembangunan dan lingkunganPernyataan prinsip-prinsip kehutanan; hutan merupakan sumber

daya penting bagi pembangunan ekonomi, penyerapan CO2 dan untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan pengelolaan DAS

Konvensi perubahan iklim; ditujukan untuk menurunkan emisi CO2,

CH4 dan GRK lainnya

Konvensi keanekaragaman hayati; ditujukan untuk mencegah

kerusakan keanekaragaman hayati serta untuk memperkenalkan

dasar-dasar pelaksanaan kerja sama penelitian, informasi, kegunaan dan teknologi untuk sumber daya genetik

(89)

AGENDA 21 INDONESIA

Agenda 21 Indonesia merupakan strategi nasional menuju

pembangunan berkelanjutan

Tujuan Agenda 21 Indonesia:

1. Mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial ,dan lingkungan menjadi satu paket kebijakan dalam melanjutkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

2. Memberikan serangkaian pandangan dan inspirasi dalam proses perencanaan dan program pembangunan Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang

(90)

CAKUPAN AGENDA 21 INDONESIA

BAGIAN I

BAGIAN II

BAGIAN III

BAGIAN IV

(91)

BAGIAN I

Pelayanan Masyarakat, meliputi berbagai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup untuk meningkatkan kualitas masyarakat, antara lain:

Pengentasan kemiskinan

Perubahan pola produksi dan konsumsiMengelola dinamika kependudukan

Pengelolaan dan peningkatan kesehatan

Pengembangan perumahan dan pemukiman

Sistem perdagangan global, instrumen ekonomi, serta neraca

ekonomi dan lingkungan terpadu

(92)

BAGIAN II

Pengelolaan Limbah, berisi strategi perlindungan global yang ditimbulkan oleh limbah global dan nasional, meliputi:

Perlindungan atmosfer

Pengelolaan bahan kimia beracunPengelolaan limbah B3

Pengelolaan limbah radioaktif

Pengelolaan limbah padat dan cair

(93)

BAGIAN III

Pengelolaan Sumber Daya Lahan/Tanah, mencakup

pengelolaan sumber daya lahan, hutan, pertanian, dan air secara berkelanjutan, meliputi:

Penatagunaan sumber daya tanahPengelolaan hutan

Pengembangan pertanian dan pedesaanPengelolaan sumber daya air

(94)

BAGIAN IV

Pengelolaan Sumber Daya Alam, menguraikan strategi untuk melestarikan keanekaragaman hayati, bioteknologi dan sumber daya pesisir dan laut, meliputi:

Konservasi keanekaragaman hayatiPengembangan bioteknologi

Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan

(95)

PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN

(PBBL)

(96)

“Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya”

PBBL?

Pengelolaan LH/SDA Pelestarian LH/SDA

(97)

Asas-Asas Pengelolaan Lingkungan:

1.Asas Kesejahteraan Sosial 2.Asas Keuntungan Ekonomi 3.Asas Kelestarian Lingkungan

Sumber Kaidah Dasar:

1. Konvensi Internasional

(98)

 

Pentingnya PENGELOLAAN LINGKUNGAN :

Pembangunan dapat terlaksana dengan berkelanjutan

Lingkungan dapat terus menyediakan sumberdaya dan kondisi yang diperlukan

oleh makhluk hidup

Waduk

(99)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

MENURUT BEBERAPA PAKAR (1)

• EMIL SALIM

Pembangunan berkelanjutan: suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia

dalam pembangunan

IGNAS KLEDEN

Pembangunan berkelanjutan: jenis pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara

(100)

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

MENURUT BEBERAPA PAKAR (2)

• SOFYAN EFFENDI

1. Pembangunan berkelanjutan: proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan

teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara

harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat 2. Pembangunan berkelanjutan: dapat juga diartikan sebagai

transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian masyarakat Indonesia dalam

(101)

CIRI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1. Memberi kemungkinan kelangsungan hidup dengan melestarikan fungsi & kemampuan ekosistem yang mendukung; langsung/tidak langsung

2. Memanfaatkan SDA sebanyak alam atau teknologi pengelolaan mampu menghasilkannya secara lestari

3. Memberi kesempatan sektor & kegiatan lain untuk berkembang bersama; di daerah dengan kurun waktu sama atau berbeda secara kontinu

4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok sumber alam dan melindungi serta mendukung peri kehidupan secara kontinu

5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung perikehidupan; masa kini maupun y.a.d.

(102)

CAKUPAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

(Kantor Meneg Kepend. dan LH: 1990)

1. Menggiatkan kembali pertumbuhan 2. Mengubah kualitas pertumbuhan

3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 4. Jumlah penduduk berkelanjutan

5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya 6. Reorientasi teknologi dan mengelola resiko

7. Menyatukan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan

(103)

1. Menggiatkan Kembali Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan peningkatan

kesejahteraan

Pendapatan per kapita adalah salah satu indikator tingkat

kesejahteraan suatu negara; untuk NSB pertumbuhan minimum

pendapatan nasional = 5% per tahun; untuk negara maju = 3-4% per tahun

Penetapan tingkat pertumbuhan ekonomi agar jumlah penduduk

(104)

2. Mengubah Kualitas Pertumbuhan

Pertumbuhan berkualitas memerlukan tindakan pelestarian SDA,

pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Pertumbuhan ekonomi memperhatikan pelestarian SDA; misal:

pendapatan sektor kehutanan adalah pendapatan bersih setelah dikurangi biaya peningkatan kualitas dan kelestarian SD hutan seperti biaya reboisasi untuk mencegah penyusutan hutan masa y.a.d.

Pertumbuhan ekonomi memperhatikan pemerataan pendapatan; dalam

hal ini pertumbuhan yang rendah dengan distribusi merata lebih baik daripada pertumbuhan tinggi dengan distribusi timpang; upaya yang dilakukan adalah memacu peningkatan pendapatan golongan ekonomi lemah dengan tidak mengesampingkan golongan ekonomi kuat

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; menuntut pemenuhan

kebutuhan non ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, air, udara bersih, dan pelestarian keindahan alam; pemenuhan kebutuhan tersebut

(105)

3. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia adalah pangan, sandang, papan, air dan

udara bersih, serta sanitasi dan pelayanan kesehatan

Kebutuhan mendasar lainnya adalah lapangan pekerjaan

Kebutuhan di atas diupayakan untuk menunjang pembangunan

(106)

4. Jumlah Penduduk Berkelanjutan

Jumlah penduduk berkelanjutan adalah jumlah penduduk yang

stabil dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya

Memerlukan kebijakan menuju tingkat pertumbuhan 0% = zero

population growth

Kebijakan dipadukan dengan program pembangunan ekonomi dan

(107)

5. Menjaga Kelestarian dan Meningkatkan

Sumber Daya

Penciptaan dan perluasan pilihan mata pencaharian rumah tangga miskinPerlindungan pendapatan petani, nelayan, dan pengumpul hasil hutanKajian ilmiah terhadap pengikisan tanah atas, stok ikan, dan hutan agar

pemanfaatan tidak melebihi laju regenerasi

Peningkatan produktivitas lahan dengan pengendalian pupuk anorganik,

pestisida, dan tata air

Penelitian terhadap substitusi kayu bakar, peningkatan sumber daya ikan

dan hasil hutan dengan melihat aspek lingkungan

Pelestarian dan penggunaan energi efisien

(108)

6. Reorientasi Teknologi dan Mengelola Resiko

Penciptaan inovasi teknologi (seperti konservasi teknologi informasi dan

bioteknologi); melalui peningkatan penelitian, perancangan, pengembangan, dan perluasan kemampuan

Perubahan pengembangan teknologi yang memperhatikan faktor

lingkungan

Pengembangan teknologi penghasil barang-barang sosial, yang tetap

menjaga kualitas udara, air, tanah, flora, dan fauna

Deseminasi informasi proses penciptaan teknologi alternatif,

pengembangan teknologi tradisional, seleksi dan adaptasi teknologi impor

Analisis kegagalan perancangan teknologi, SOP untuk mencegah

kecelakaan dan kegagalan serupa

Penyusunan mekanisme kelembagaan untuk menaksir besar dampak

(109)

7. Menyatukan Lingkungan dan Ekonomi

dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pembangunan berkelanjutan/pembangunan yang

berwawasan lingkungan, kepentingan ekonomi dan kepentingan lingkungan harus dipersatukan sejak penentuan kebijakan

Contoh kebijakan efisiensi penggunaan energi, dalam hal ini

pemenuhan kepentingan ekologi dan kepentingan ekonomi (mengurangi biaya produksi) harus selaras; jadi tidak ada

kemungkinan usaha memaksimalkan keuntungan pribadi/ kelompok dan mengesampingkan pelestarian lingkungan

(110)

INDIKATOR KEPENDUDUKAN

(111)

Indikator Kualitas Manusia

(112)

Indikator Kualitas Penduduk

1. Fisik: angka kematian kasar; angka kematian

bayi; harapan hidup; angka kelahiran; angka

kesakitan

(113)

Hal-Hal Berkaitan dengan

Kualitas Penduduk

1. Kualitas masukan: gizi; pendidikan;

lingkungan (fisik, biologis, sosial ekonomi)

2. Kualitas output: kreativitas; produktivitas;

(114)

INDIKATOR KUALITAS

LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2009

INDIKATOR TARGET KETERANGAN

Kualitas Air Sungai: -TSS (mg/l) -COD (mg/l) -DO (mg/l) 50 25 > 4

PP 82 Tahun 2001

Kualitas Udara: -SO2 (μg/m3)

-NO2 (μg/m3) 10060 PP 41 Tahun 1999

(115)

Hasil Analisis Kualitas Lingkungan

Hidup Tahun 2009

IKLH tidak berkorelasi dengan PDRB

IKLH berkorelasi negatif dengan kontribusi pertambangan dan

industri pengolahan dalam PDRB

IKLH berkorelasi negatif dengan kepadatan penduduk

Urutan tertinggi nilai IKLH: Sulawesi Utara dan Gorontalo (nilai

IKLH: 88,21)

Urutan terendah (ke-28): DKI Jakarta (nilai IKLH: 41,73)DIY urutan ke-21 (nilai IKLH: 53,52)

Nilai IKLH Indonesia: 59, 79

Perhitungan nilai IKLH; Pulau Jawa adalah terendah (nilai IKLH:

(116)

DAMPAK MASALAH KEPENDUDUKAN

DI INDONESIA

1. Jumlah penduduk yang terus meningkat cepat, sementara daya dukung alam yang tersedia terbatas, mengakibatkan kesejahteraan penduduk

Indonesia belum menggembirakan atau dapat dikatakan miskin

2. → Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan sosial, seperti kurangnya lapangan kerja yang menyebabkan tingginya angka pengangguran yang selanjutnya mengakibatkan penduduk menderita

kemiskinan. Dampak besarnya angka pengangguran dan kemiskinan menyebabkan munculnya kriminalitas, seperti penipuan, pencurian, pemerasan, perampokan, dll

→ Pertumbuhan penduduk tinggi juga berakibat kesempatan memperoleh

pendidikan, kesehatan, dan fasilitas lainnya sulit untuk dijangkau

(117)

lanjutan

3. Besarnya kelompok penduduk usia muda yang menunjukkan penduduk belum ekonomis/produktif cukup besar (angka ketergantungan tinggi) mengakibatkan perlunya fasilitas pendidikan dan kesehatan, utamanya

kebutuhan hidup pokok (sandang, pangan, dan papan)

4 . Persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan masalah sosial ekonomi

→ Pulau Jawa dengan penduduk padat, tidak didukung sumber daya alam dan kurangnya lapangan kerja mengakibatkan munculnya kriminalitas,

sementara banyak pulau di Indonesia kekurangan penduduk (SDM) sehingga tidak menimbulkan kemakmuran karena kekurangan tenaga kerja dan

akibatnya keamanan negara terancam infiltrasi dari luar untuk pencurian SDA

5 . Tingginya arus urbanisasi desa-kota

→ Tingginya arus urbanisasi didukung adanya pusat-pusat pertumbuhan (pusat pendidikan, perdagangan, industri) dan sarana transportasi

(118)

lanjutan

5 . Tingginya arus urbanisasi desa-kota (lanjutan)

→ Di Prov. Jabar ada 2 daerah metropolitan terkenal dengan nama Jabotabek dan Bandung Raya

→ Di Prov. Jatim ada pengembangan wilayah Gerbangkertosusila, yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan

→ Di Prov. Sumut ada wilayah metropolitan Mebidang (Medan, Binjai, dan Deli Serdang)

→ Survai Antar Sensus (1995) menunjukkan hampir semua prov. di

Indonesia menunjukkan peningkatan urbanisasi, kecuali Prov. DKI Jakarta; sejak tahun 1990 urbanisasi di Prov. DKI Jakarta mencapai 100 % dan tidak berubah sampai tahun 1995; dapat dikatakan DKI Jakarta benar-benar

daerah perkotaan, tanpa adanya wilayah pedesaan. Prov. kedua setelah DKI Jakarta adalah DI Yogyakarta

→ Menurut ahli demografi; tingkat urbanisasi di suatu wilayah

(119)

lanjutan

6.. Rendahnya kualitas penduduk

→ Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda-beda; hal ini disebabkan lingkungan, letak geografis, dan ras genetiknya

→ Negara-negara di sekitar khatulistiwa kualitas penduduk tergolong rendah sehingga umumnya digolongkan negara terbelakang, sementara negara-negara di daerah iklim subtropis dan sedang umumnya termasuk negara maju dan kualitas hidupnya baik

→ Salah satu ukuran untuk menentukan kualitas hidup penduduk

adalah Human Development Index (HDI); dengan tiga faktor penentu HDI menurut UNDP, yaitu Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi

(120)

lanjutan

6.. Rendahnya kualitas penduduk (lanjutan)

→ Bidang Kesehatan (termasuk gizi); masih tergolong tertinggal dan belum ada kemajuan berarti. Tahun 1999 diperkirakan 1,7 juta balita bergizi buruk, 42 juta jiwa tinggal di daerah rawan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI), dan 51,8 juta penduduk usia produktif mengalami kekurangan zat besi sehingga produktivitas kerja rendah → Bidang Ekonomi; tingkat kemakmuran belum menggembirakan. Indikatornya adalah rendahnya Pendapatan Per Kapita Penduduk (GNP). Tahun 1990 GNP Indonesia sebesar 570 US$, tahun 1998 sebesar

(121)

DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

DI INDONESIA

1. Kerusakan Daya Dukung Alam

→ Kita ketahui kemampuan daya dukung alam terbatas; jika

kemampuan ini menurun karena dirusak manusia maka pemulihannya membutuhkan waktu lama mengingat proses pembentukan juga sangat lama

→ Dua faktor penentu, yaitu faktor internal dan eksternal

→ Faktor internal adalah kerusakan alam yang disebabkan oleh alam sendiri, misalnya: letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitar, gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah,

kebakaran hutan karena proses alam waktu musim kemarau (kebakaran akibat proses pemanasan sinar matahari pada embun yang ada di

(122)

lanjutan

1. Kerusakan Daya Dukung Alam (lanjutan)

→ Faktor eksternal adalah kerusakan yang faktor utamanya adalah manusia, misalnya: pencemaran udara berasal dari cerobong pabrik dan gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, pencemaran air berasal dari limbah buangan industri, pencemaran daratan (tanah) oleh kegiatan industri maupun penumpukan limbah, penambangan untuk mengambil kekayaan alam, dll

→ Cara mengatasi untuk faktor eksternal adalah dengan menyadarkan manusia agar tidak serakah, egois, ceroboh, dan materialistik sehingga tidak mengeksploitasi alam sebanyak mungkin tanpa memikirkan

generasi y.a.d.

2. Tekanan Atas Lingkungan

(123)

lanjutan

2. Tekanan Atas Lingkungan (lanjutan)

→ Beberapa contoh kegiatan antara lain: menangkap ikan melampaui kemampuan ladang ikan memulihkan diri, menebang hutan secara besar-besaran, memelihara ternak cukup banyak sampai merusak padang rumput, menyedot minyak tanah, membajak melampaui batas hingga memasuki tanah tepi (lahan kritis), pencemaran lingkungan, dll

→ Beberapa akibat fisik dari tekanan terhadap lingkungan melampaui batas kemampuan alam adalah: habisnya lahan pertanian (secara alami karena: erosi tanah, gempa, perkembangan padang pasir; secara tidak alami karena: dijadikan pemukiman, perkantoran, perdagangan; eksploitasi bahan tambang; untuk jalan raya); perluasan lahan kritis dan gurun disebabkan lahan dibiarkan kering dan air dari pengairan digunakan untuk kepentingan lain; perubahan iklim tidak disengaja karena penebangan hutan, efek

rumah kaca, el nino (kemarau panjang) dan lanina (banjir); dan dunia yang makin miskin akibat besarnya jumlah penduduk dan eksploitasi

(124)

KETERKAITAN PERMASALAHAN

KEPENDUDUKAN & LINGKUNGAN HIDUP

Pertumbuhan penduduk dan keselarasan lingkungan kependudukan dan

lingkungan hidup dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan; keduanya saling mempengaruhi dan saling tergantung jika diamati dari eksistensinya

Penduduk ingin survival (bertahan hidup) dan unsur-unsur lingkungan juga

harus tetap memberikan peranan dan fungsinya dalam ruang permukaan bumi sebagai suatu ekosistem

Eksositem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan

kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

(125)

lanjutan

Singkatnya lingkungan hidup adalah gabungan dari faktor-faktor fisik, kimia,

hayati, dan sosial yang dapat mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan jasad-jasad → pengetahuan tentang hubungan timbal balik antar organisme dengan lingkungan hidupnya disebut EKOLOGI

Dalam ekosistem makhluk hidup/organisme saling berinteraksi. Proses

interaksi berlangsung antar makhluk hidup sendiri maupun dengan lingkungannya

Ada 2 komponen fungsional dalam ekosistem, yaitu komponen abiotik

(hayati) yang merupakan bagian-bagian tidak hidup dan komponen biotik

yang merupakan seluruh makhluk hidup

Komponen abiotik umumnya merupakan faktor lingkungan yang

mempengaruhi makhluk hidup; berupa tanah sebagai media tumbuh bagi tumbuhan, tempat tinggal manusia dan hewan; atmosfer yang merupakan kumpulan gas-gas dan udara, manusia memanfaatkan oksigen untuk

(126)

lanjutan

Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang terdapat di

dalam ekosistem yang dibedakan menjadi kelompok produsen,

konsumen, dan pengurai

Kelompok produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan

bahan makanan, terutama kelompok tumbuhan yang berhijau daun

Kelompok konsumen merupakan kelompok makhluk hidup yang

menggunakan atau makan bahan makanan yang dibuat oleh produsen; terutama kelompok hewan dan manusia

Kelompok pengurai merupakan makhluk hidup/organisme yang

(127)

PRODUSEN KONS I

(HERB) (KARNI)KONS II

KONS III (OMNI)

DEKOMPOSER

BAHAN/ MATERI (NUTRISI)

MATAHARI

Siklus materi

Arus energi

RANTAI MAKANAN: TRANSFER ENERGI DAN MATERI MELALUI SERANGKAIAN ORGANISME

(128)

DEKOMPOSER KONSUMEN III

KONSUMEN II

KONSUMEN I

PRODUSEN

RANTAI MAKANAN

(FOOD CHAIN) JARING MAKANAN(FOOD WEB)

(129)

PERANAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM

Antara MH dan lingkungan fisik terdapat proses interaksi; dan manusialah

yang paling besar pengaruhnya terhadap lingkungannya

Sejarah peradapan menunjukkan bahwa manusia selalu berusaha

meningkatkan dan menyempurnakan kesejahteraan hidupnya yaitu dari hidup sederhana dan menggembara, kemudian sampai kehidupan menetap mulai dari bersawah hingga disusul perubahan terbentuknya permukiman kota dan kemajuan lebih baik dari sebelumnya

Perubahan lingkungan hidup oleh manusia mempunyai pengaruh positif dan

negatif

Pengaruh positif jika mendatangkan keuntungan bagi kehidupan

Pengaruh negatif jika perubahan justru mengurangi potensi lingkungan

hidup untuk mendukung kehidupan umumnya. Tegasnya perubahan justru menimbulkan masalah LH karena ulah manusia sendiri yang tidak

(130)

lanjutan

Masalah LH pada dasarnya timbul jika terdapat ketidak seimbangan antara

kebutuhan hidup manusia dengan produksi dari sumber daya lingkungannya

Penyebab utamanya disamping pertumbuhan penduduk yang cepat,

terutama sekali karena konsep mental dan perilaku penduduk yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak mendukung kelestarian lingkungan hidupnya. Oleh karenanya sebagai penentu manusia yang sangat berperan

Disinilah peranan manusia sebagai unsur utama dalam ekosistem karena

(131)

SEE YOU NEXT WEEK…

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini membahas tentang dinamika penduduk, persebaran, pertumbuhan, mobilitas, kebijakan kependudukan dan ketenagakerjaan. Mengaitkan hubungan sumber daya alam

Inggris memiliki sumber daya alam yang memadai seperti: besi, batu-bara, dan bahan mentah.... Protestant

Mahasiswa memiliki keahlian berkarya dalam teknik Kewirausahaan dalam hal sumber daya manusia dan penggunaannya.. Mahasiswa memiliki keahlian berkarya dalam bahasan

memisahkan dan atau memurnikan senyawa tunggal, kelompok senyawa dengan susunan yang berkaitan atau suatu zat yang terdapat dalam bahan alam, hasil proses reaksi baik dalam

Anggaran (dengan sumber pembiayaan dari pemerintah) untuk membiayai kegiatan rutin yang tercantum dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK). • Peran anggaran rutin dalam proses

Dalam mata kuliah ini akan disajikan mengenai makna dan hakekat pendidikan pendidikan kecakapan hidup dan pelatihan kerja dalam upaya peningkatan sumber daya manusia,

Sumber daya yang berupa tenaga kerja manusia yang Sumber daya yang berupa tenaga kerja manusia yang terlibat dalam opersional organisasi atau perusahaan terlibat dalam

segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah sebagai sumber daya manusia yang vital, yang