• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SEBAGAI ALTERN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SEBAGAI ALTERN (1)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur berdasarkan

tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan

maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara,

maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut. Hal ini

mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan

tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya

alam yang mereka miliki dan meningkatkan industrialisasi.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak hanya

mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga

memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang (keberlanjutan

pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam), sistem ini disebut

Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja

berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan

berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu

pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.

A. Rumusan Masalah

Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?

Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?

Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di masa yang

akan datang?

B. Maksud dan Tujuan

Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatu negara.

Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara

berkembang.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan Keuntungan

Semata

Pembangunan besar-besaran tengah terjadi di Indonesia, mereka tidak

memikirkan apa yang akan terjadi jika pembangunan terus berlanjut tanpa

diimbangi dengan pencegahannya, yang dipikirkan hanyalah bagaiman cara agar

bangsa Indonesia mendapatkan keuntungan semata. Menurut Wardhana (2008)

pembangunan yang terjadi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang

berasal dari faktor internal dan eksternal.

Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam

bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses

alami pada bumi yang sedang mencari keseimbangan dirinya. Adapun faktornya

adalah letusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan sekitarnya, gempa

bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan karena prose

salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh embun yang berfungsi

sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun belum

menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.

Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang di

akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan

kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan oleh

karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran udara

yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari limbah

buangan industri, penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari

perut bumi.

(4)

mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf

hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi

pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan

pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa

berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan

distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi

bangsa tersebut.

Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa

generasi yang akan datang harus berada dalam posisi yang tidak lebih buruk

daripada generasi sekarang. Generasi sekarang boleh memiliki sumber daya alam

serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun harus tetap

menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang akan datang walaupun

memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta persediaan

kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini

adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam

keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan

pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan antar

generasi (intergenerational inequality).

B. Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan

(5)

hendak dicapai masih sulit dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian

terdapat dampak industri dan teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu

adanya dampak langsung dan tidak langsung.

a. Dampak Tidak langsung

Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:

1. Urbanisasi: perpindahan dari desa ke kota karena orang-orang di desa

ingin mencari pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian

2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong royong,

tolong menolong tetapi setelah pindah ke kota kehidupannya berubah

sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan individualis.

3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian

dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka

yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan tindakan

kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.

4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat

ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti

bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah pornografi dan

prostitusi.

b. Dampak Langsung

(6)

1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.

2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.

3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.

Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat berlangsung,

tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika

keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah

C. Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,

masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa

mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland

Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari

Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi

untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki

kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi

dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup,

termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan (Sugandhy, Hakim 2009).

(7)

pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya

(UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan

dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia

sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian

“pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga

sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan

spiritual”. dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat

dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah contoh

pembangunan berkelanjutan:

Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan,

dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di

atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan

berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan

menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit

diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan

limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat

berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.

(8)

D.

Pembangunan Ekonomi

Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau

rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam

rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Menurut Mellor

(1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

dengannya perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar pedesaan dan

pertanian menjadi sebagian besar perkotaan, industri, dan jasa–jasa. Jadi inti dari

pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic

growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula

sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

(9)

Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada

peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada

kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi

pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional ini sering dikaitkan

dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal

dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi sumberdaya

alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.

E. Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita

suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur

dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang

besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang

umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk

industry pulp, industri furnitur, dan sebagainya.

(10)

pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan

ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.

F.

Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan

Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain

menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.

a. Dampak Pencemaran Udara

Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran

udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan

manusia saja tetapi

juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan,

tanaman, gedung, dan

lain sebagainya.

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun

1980,

kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 51.000

orang.

angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan

angka

kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti jantung, kanker, AIDS

dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).

(11)

b. Pencemaran Air

Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/ sungai,

sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air

Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang

menggunakan air tercemar tersebut.

Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan,

merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk

mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam air tercemar

dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang dapat menular dengan

mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan lain

sebagainya (Wardhana, 2008).

Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya

mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh

tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya

tekanan darah menjadi tinggi kemudian mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun

dapat rusak dari keracunan Cd.

Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang

mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai

denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat menurun. kematian

dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah.

c. Pencemaran Daratan

(12)

G. Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi

Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses

pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya

manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai

dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang

wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000)

Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan

WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita Bersama) yang

diterbitkan pada 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan

sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa

mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri.

Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari pembangunan

konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan

konvensional yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan eksplotasi

sumberdaya alam, tentunya hanya mengedepankan keuntungan pembangunan

sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap

mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.

(13)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sendiri mencakup tiga dimensi yaitu

ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam dimensi ekonomi terdapat beberapa

tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang

seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah

kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan,

dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain

upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta

konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan demikian tujuan pembangunan

berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan

kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan

ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).

Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan

pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya

2. Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan,

energy, air, dan sanitasi.

3. Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya

dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.

4. Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia.

5. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga

6. mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam

pengambilan keputusan.

(14)

pemerintahan yang lebih baik. Pembangunan yang terkendali dengan baik tidak

akan merusak sumber daya alamnya. Penggunaan sumber daya alam harus

dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar persediaan sumber daya

terjamin guna mendukung pembangunan.

Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya

industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar pertumbuhan

ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap

mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada

dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.

BAB III

(15)

A. KESIMPULAN

Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di sektor

ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat

dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi

sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat merugikan

mengakibatkan alam kita rusak sehingga terjadi pencemaran dimana-mana.

Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang dihasilkan sebaliknya.

Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki mulai dari

sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dan sejahtera.

B. SARAN

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur

berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut. Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomi yang dilakukan, umumnya menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah yang besar dan waktu yang cepat. Seperti, penebangan liar hutan secara massal, penangkapan ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan liar, maupun tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan secara keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor industrialisasi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan seperti limbah pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.

(17)

tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara? Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?

Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di masa yang akan datang?

1.3 Maksud dan Tujuan

Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatu negara.

Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara berkembang.

Mengidentifikasi alternatif solusi bagi pembangunan dimasa yang akan datang.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan Keuntungan Semata

(18)

semata. Menurut Wardhana (2008) pembangunan yang terjadi

menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang berasal dari faktor internal dan eksternal.

Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses alami pada bumi yang sedang mencari

keseimbangan dirinya. Adapun faktornya adalah letusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan sekitarnya, gempa bumi yang

menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan karena prose salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun belum menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.

Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang di akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan oleh karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari limbah buangan industri,

penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari perut bumi.

Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan yang dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan

ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut.

(19)

memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya,

sedangkan generasi yang akan datang walaupun memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan antar generasi (intergenerational inequality).

2.2 Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan

Penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan terkurasnya sumber daya keanekaragaman hayati merupakan ancaman bencana yang besar, yang tanpa kita sadari, disebabkan oleh umat manusia dalam mengejar kebutuhan hidup yang berlebihan (Sugandhy, Hakim 2009). Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat-alat bantu lainnya yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu singkat. Kegiatan tersebut hari demi hari terus meningkat padahal kenyataannya kualitas hidup yang hendak dicapai masih sulit dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian terdapat dampak industri dan teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu adanya dampak langsung dan tidak langsung.

2.2.1 Dampak Tidak langsung

Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:

(20)

2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong royong, tolong menolong tetapi setelah pindah ke kota kehidupannya berubah sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan individualis.

3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan

tindakan kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.

4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah pornografi dan prostitusi.

2.2.2 Dampak Langsung

Kegiatan suatu industri dan teknologi akan berjalan baik jika antara unsur penunjang dan industry dan teknologi tersedia. Adapun unsur-unsur pokok yang dimaksud adalah

1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.

2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.

3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.

Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat berlangsung, tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas

(21)

2.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan

sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki

kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009).

Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi,

pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam

(22)

Gambar 1.Skema Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana

pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang

terbatas.

Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman hayati antara lain dengan gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan pemilihan bibit lokal atau yang akan ditanami

disertai tindak lanjut yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup keanekaragaman hayati setempat. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan, masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan daerah dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat setempat.

(23)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui studi pustaka (bahan bacaan dari buku dan internet)

3.2 Analisis Data

Dalam menulis makalah Ekonomi Pembangunan yang berjudul

“Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Alternatif Solusi Pembangunan Ekonomi ” menggunakan metode kualitatif.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembangunan Ekonomi

Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan

pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang dengannya

(24)

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi

keberhasilan pembangunan ekonomi.

Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi

sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.

4.2 Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industry pulp, industri furnitur, dan sebagainya.

(25)

dicapai dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.

4.3 Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan

Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.

Dampak Pencemaran Udara

Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan manusia saja tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, gedung, dan lain sebagainya.

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 51.000 orang. angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).

(26)

Pencemaran Air

Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/ sungai, sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang menggunakan air tercemar tersebut.

Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).

Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi kemudian

mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan Cd.

Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah.

Pencemaran Daratan

(27)

4.4 Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi

Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara

menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000)

Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita

Bersama) yang diterbitkan pada 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan konvensional yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.

Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok, yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta

kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk

melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.

(28)

pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan

demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).

Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:

Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan, energy, air, dan sanitasi.

Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.

Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.

Apabila langkah-langkah pembangunan berkelanjutan tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya akan memberikan manfaat yang nyata bagi pemerintah, usaha swasta dan masyarakat, yang ketiganya merupakan pilar utama dalam pemerintahan baru yang lebih baik (Good Governance). Hal ini terjadi karena dapat menjaga

(29)

Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar

pertumbuhan ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat merugikan mengakibatkan alam kita rusak

sehingga terjadi pencemaran dimana-mana. Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki mulai dari sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dan sejahtera.

5.2 Saran

Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan harus ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat Indonesia agar sumberdaya alam yang dimiliki tetap terjaga dan dapat dilestarikan, serta

pembangunan ekonomipun dapat berjalan.

(30)

Barber, dkk. 2005. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan di Indonesia . Jakarta : Obor Indonesia.

Sugandhy,dkk.2000. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk, penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.

Wardhana, Wisnu Arya.2008.Dampak Pencemaran Lingkungan.Penerbit Andi:Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/pembangunan.

www.syamsiahbadruddin.wordpress.com

[1] UNESCO merupakan singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan)

Posted in Academic Comments are closed.

Log in

Copyright © 2014 nindan08's blog. All Rights Reserved.

Referensi

Dokumen terkait

Bahagian A mengandungi tujuh item berkaitan latar belakang responden iaitu tingkatan, jantina, umur, keputusan peperiksaan Penilaian Menengah Rendah, keputusan bahasa Inggeris dalam

Because motive merupakan faktor yang berhubungan dengan sebab dari tindakan yang melatar belakangi ODOJers untuk ikut bergabung dalam komunitas One day

Perkembangan fisik pada masa anak – anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3 tahun anak sudah dapat

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) 3M plus dengan keberadaan densitas larva Aedes aegypti.

Adanya komitmen yang dimiliki oleh konsumen dapat menciptakan nilai lebih bagi produk air minum dalam kemasan (AMDK) merk Aqua kemasan galon karena pengartian dari

Proses identifikasi unsur gerak dasar beladiri langga sebetulnya untuk memudahkan pengembangan beladiri langga, hal dilakukan agar beladiri langga yang masih

Produk motor Cina memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan motor Jepang, sehingga memiliki daya tarik bagi konsumen untuk membeli motor Cina. Keunggulannya