BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur berdasarkan
tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan
maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara,
maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut. Hal ini
mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan
tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya
alam yang mereka miliki dan meningkatkan industrialisasi.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak hanya
mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga
memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang (keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam), sistem ini disebut
Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu
pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.
A. Rumusan Masalah
Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?
Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?
Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di masa yang
akan datang?
B. Maksud dan Tujuan
Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatu negara.
Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara
berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan Keuntungan
Semata
Pembangunan besar-besaran tengah terjadi di Indonesia, mereka tidak
memikirkan apa yang akan terjadi jika pembangunan terus berlanjut tanpa
diimbangi dengan pencegahannya, yang dipikirkan hanyalah bagaiman cara agar
bangsa Indonesia mendapatkan keuntungan semata. Menurut Wardhana (2008)
pembangunan yang terjadi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang
berasal dari faktor internal dan eksternal.
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam
bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses
alami pada bumi yang sedang mencari keseimbangan dirinya. Adapun faktornya
adalah letusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan sekitarnya, gempa
bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan karena prose
salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh embun yang berfungsi
sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun belum
menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.
Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang di
akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan
kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan oleh
karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran udara
yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari limbah
buangan industri, penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari
perut bumi.
mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf
hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi
pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan
pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa
berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan
distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi
bangsa tersebut.
Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa
generasi yang akan datang harus berada dalam posisi yang tidak lebih buruk
daripada generasi sekarang. Generasi sekarang boleh memiliki sumber daya alam
serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun harus tetap
menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang akan datang walaupun
memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta persediaan
kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini
adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam
keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan
pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan antar
generasi (intergenerational inequality).
B. Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan
hendak dicapai masih sulit dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian
terdapat dampak industri dan teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu
adanya dampak langsung dan tidak langsung.
a. Dampak Tidak langsung
Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:
1. Urbanisasi: perpindahan dari desa ke kota karena orang-orang di desa
ingin mencari pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian
2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong royong,
tolong menolong tetapi setelah pindah ke kota kehidupannya berubah
sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan individualis.
3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian
dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka
yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan tindakan
kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.
4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat
ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti
bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah pornografi dan
prostitusi.
b. Dampak Langsung
1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.
2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.
3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat berlangsung,
tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika
keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah
C. Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland
Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari
Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup,
termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan (Sugandhy, Hakim 2009).
pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya
(UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan
dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian
“pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga
sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan
spiritual”. dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat
dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah contoh
pembangunan berkelanjutan:
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan,
dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di
atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan
berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan
menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit
diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan
limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat
berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
D.
Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Menurut Mellor
(1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang
dengannya perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar pedesaan dan
pertanian menjadi sebagian besar perkotaan, industri, dan jasa–jasa. Jadi inti dari
pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada
peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada
kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi
pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional ini sering dikaitkan
dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal
dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi sumberdaya
alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.
E. Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita
suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur
dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang
besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang
umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk
industry pulp, industri furnitur, dan sebagainya.
pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan
ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.
F.
Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain
menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.
a. Dampak Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran
udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan
manusia saja tetapi
juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan,
tanaman, gedung, dan
lain sebagainya.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun
1980,
kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 51.000
orang.
angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan
angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti jantung, kanker, AIDS
dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
b. Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/ sungai,
sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air
Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang
menggunakan air tercemar tersebut.
Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan,
merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk
mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam air tercemar
dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang dapat menular dengan
mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan lain
sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya
mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh
tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya
tekanan darah menjadi tinggi kemudian mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun
dapat rusak dari keracunan Cd.
Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang
mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai
denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat menurun. kematian
dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah.
c. Pencemaran Daratan
G. Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi
Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya
manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai
dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang
wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan
WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita Bersama) yang
diterbitkan pada 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan
sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari pembangunan
konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan
konvensional yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan eksplotasi
sumberdaya alam, tentunya hanya mengedepankan keuntungan pembangunan
sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap
mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sendiri mencakup tiga dimensi yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam dimensi ekonomi terdapat beberapa
tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang
seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah
kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan,
dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain
upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta
konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan demikian tujuan pembangunan
berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan
kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan
ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan, yaitu:
1. Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya
2. Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan,
energy, air, dan sanitasi.
3. Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya
dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.
4. Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia.
5. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga
6. mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam
pengambilan keputusan.
pemerintahan yang lebih baik. Pembangunan yang terkendali dengan baik tidak
akan merusak sumber daya alamnya. Penggunaan sumber daya alam harus
dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar persediaan sumber daya
terjamin guna mendukung pembangunan.
Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya
industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap
mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada
dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.
BAB III
A. KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di sektor
ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat
dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi
sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat merugikan
mengakibatkan alam kita rusak sehingga terjadi pencemaran dimana-mana.
Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang dihasilkan sebaliknya.
Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki mulai dari
sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dan sejahtera.
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur
berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut. Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomi yang dilakukan, umumnya menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah yang besar dan waktu yang cepat. Seperti, penebangan liar hutan secara massal, penangkapan ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan liar, maupun tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan secara keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor industrialisasi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan seperti limbah pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.
tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara? Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?
Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di masa yang akan datang?
1.3 Maksud dan Tujuan
Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatu negara.
Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara berkembang.
Mengidentifikasi alternatif solusi bagi pembangunan dimasa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan Keuntungan Semata
semata. Menurut Wardhana (2008) pembangunan yang terjadi
menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang berasal dari faktor internal dan eksternal.
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses alami pada bumi yang sedang mencari
keseimbangan dirinya. Adapun faktornya adalah letusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan sekitarnya, gempa bumi yang
menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan karena prose salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun belum menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.
Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang di akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan oleh karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari limbah buangan industri,
penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari perut bumi.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan yang dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan
ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut.
memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya,
sedangkan generasi yang akan datang walaupun memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan antar generasi (intergenerational inequality).
2.2 Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan
Penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan terkurasnya sumber daya keanekaragaman hayati merupakan ancaman bencana yang besar, yang tanpa kita sadari, disebabkan oleh umat manusia dalam mengejar kebutuhan hidup yang berlebihan (Sugandhy, Hakim 2009). Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat-alat bantu lainnya yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu singkat. Kegiatan tersebut hari demi hari terus meningkat padahal kenyataannya kualitas hidup yang hendak dicapai masih sulit dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian terdapat dampak industri dan teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu adanya dampak langsung dan tidak langsung.
2.2.1 Dampak Tidak langsung
Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:
2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong royong, tolong menolong tetapi setelah pindah ke kota kehidupannya berubah sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan individualis.
3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan
tindakan kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.
4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah pornografi dan prostitusi.
2.2.2 Dampak Langsung
Kegiatan suatu industri dan teknologi akan berjalan baik jika antara unsur penunjang dan industry dan teknologi tersedia. Adapun unsur-unsur pokok yang dimaksud adalah
1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.
2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.
3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat berlangsung, tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas
2.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009).
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam
Gambar 1.Skema Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana
pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang
terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman hayati antara lain dengan gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan pemilihan bibit lokal atau yang akan ditanami
disertai tindak lanjut yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup keanekaragaman hayati setempat. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan, masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan daerah dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat setempat.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui studi pustaka (bahan bacaan dari buku dan internet)
3.2 Analisis Data
Dalam menulis makalah Ekonomi Pembangunan yang berjudul
“Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Alternatif Solusi Pembangunan Ekonomi ” menggunakan metode kualitatif.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan
pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang dengannya
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi
sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.
4.2 Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industry pulp, industri furnitur, dan sebagainya.
dicapai dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.
4.3 Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.
Dampak Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan manusia saja tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, gedung, dan lain sebagainya.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 51.000 orang. angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/ sungai, sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang menggunakan air tercemar tersebut.
Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi kemudian
mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan Cd.
Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah.
Pencemaran Daratan
4.4 Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi
Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara
menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita
Bersama) yang diterbitkan pada 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan konvensional yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.
Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok, yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta
kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk
melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan
demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:
Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan, energy, air, dan sanitasi.
Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.
Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.
Apabila langkah-langkah pembangunan berkelanjutan tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya akan memberikan manfaat yang nyata bagi pemerintah, usaha swasta dan masyarakat, yang ketiganya merupakan pilar utama dalam pemerintahan baru yang lebih baik (Good Governance). Hal ini terjadi karena dapat menjaga
Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar
pertumbuhan ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat merugikan mengakibatkan alam kita rusak
sehingga terjadi pencemaran dimana-mana. Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki mulai dari sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dan sejahtera.
5.2 Saran
Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan harus ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat Indonesia agar sumberdaya alam yang dimiliki tetap terjaga dan dapat dilestarikan, serta
pembangunan ekonomipun dapat berjalan.
Barber, dkk. 2005. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan di Indonesia . Jakarta : Obor Indonesia.
Sugandhy,dkk.2000. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk, penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.
Wardhana, Wisnu Arya.2008.Dampak Pencemaran Lingkungan.Penerbit Andi:Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/pembangunan.
www.syamsiahbadruddin.wordpress.com
[1] UNESCO merupakan singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan)
Posted in Academic Comments are closed.
Log in
Copyright © 2014 nindan08's blog. All Rights Reserved.