• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01121

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01121"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

431

FUZZY LINEAR PROGRAMMING DENGAN FUNGSI

KEANGGOTAAN KURVA-S UNTUK PENILAIAN KINERJA

KARYAWAN

Astuti Irma Suryani1), Lilik Linawati2) dan Hanna A. Parhusip2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW

2) Dosen Pembimbing Program Studi Matematika

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52 60 Salatiga 50711

[email protected] 1)[email protected])[email protected] 2)

ABSTRAK

Analisis penilaian kinerja karyawan terhadap aspek-aspek kompetensi untuk menentukan posisi yang sesuai dengan kemampuan seorang karyawan pada bagian/divisi tertentu, menggunakan fuzzy linear programming (FLP) telah dibahas berdasarkan fungsi keanggotaan fuzzy berbentuk bahu/linear. Hasil yang diperoleh dari model FLP yaitu

= 0,8 yang menjelaskan bahwa hasil penilaian yang diperoleh FLP 80% sempurna terhadap nilai benchmark yang ditetapkan [4]. Dalam makalah ini, data yang sama akan dianalisis menggunakan fungsi keanggotaan non-linear yaitu fungsi kurva-S, dengan parameter yang berbeda untuk mengetahui fungsi keanggotaan mana yang paling cocok dalam model FLP. Dalam hal ini, solusi model yang diperoleh menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S yaitu nilai > 1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model FLP untuk penilaian kinerja karyawan menggunakan fungsi keanggotaan bentuk bahu/ linear lebih baik dibandingkan jika menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S.

Kata Kunci : Penilaian Kinerja, Kurva-S, Fuzzy Linear Programming (FLP).

PENDAHULUAN

Fuzzy Linear Programming (FLP)

telah banyak diterapkan untuk

menyelesaikan berbagai jenis masalah salah satunya untuk penilaian kinerja karyawan, seperti analisis penilaian kinerja karyawan untuk penentuan posisi yang sesuai bagi

seorang karyawan berdasarkan benchmark

yang ditentukan, dengan menggunakan fungsi keanggotaan bentuk bahu/linear [4].

Benchmark ini terdiri dari beberapa aspek

kompetensi yang disyaratkan pada

bagian/divisi tertentu, dalam hal ini bagian

front office dan back office. Untuk masing-masing bagian ditetapkan tiga benchmark

yang memuat sepuluh aspek kompetensi yang dinilai, setiap aspek terdiri dari lima

level penilaian. Solusi model FLP

memberikan suatu nilai optimum level-level pada tiap aspek, sehingga dapat dihitung nilai untuk setiap benchmarknya [4].

Ada beberapa model fungsi

keanggotaan fuzzy yang dikenal, baik

bentuk linear maupun non-linear. Model

fuzzy linear programming dalam makalah ini menggunakan fungsi keanggotaan

non-linear bentuk kurva-S. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi keanggotaan fuzzy yang terbaik diantara fungsi keanggotaan bentuk bahu/linear dan bentuk kurva-S dalam memodelkan FLP untuk penilaian kinerja karyawan.

Penggunaan fungsi keanggotaan

bentuk kurva-S pada FLP sudah pernah dilakukan oleh Vasant utuk perencanaan produksi beberapa jenis produk [5]. Penelitian senada juga dilakukan oleh Marie yaitu perencanaan produksi pada suatu industri pangan untuk menghasilkan output produksi yang sesuai dengan permintaan pasar [6].

FUZZY LINEAR PROGRAMMING (FLP)

FLP adalah program linear yang diterapkan dalam lingkungan fuzzy, dimana akan dicari nilai dari fungsi objektif yang akan dioptimalkan sedemikian sehingga

tunduk pada kendala-kendala yang

dimodelkan menggunakan himpunan fuzzy.

(2)

432

pertidaksamaan kendala memiliki

parameter fuzzy. Model FLP dapat

direpresentasikan dengan rumusan sebagai berikut :

bernilai fuzzy. Tiap-tiap kendala akan

direpresentasikan sebagai sebuah himpunan

fuzzy dengan fungsi keanggotaan pada

himpunan ke- adalah [ ]. Nilai

akan turun secara monoton pada selang [0,1], dan fungsi keanggotaan seperti rumus (2) :

Gambar 1. Fungsi Keanggotaan Bentuk

Bahu/Linear Turun Monoton

dengan � adalah toleransi interval yang

diperbolehkan untuk melakukan

pelanggaran baik pada fungi obyektif maupun kendala. Pada Gambar 1, terlihat bahwa semakin besar nilai domain, akan memiliki nilai keanggotaan yang cenderung semakin kecil secara linear. Sehingga untuk mencari nilai λ-cutdapat dihitung sebagai λ

= 1− �, dengan +�� = ruas kanan

kendala ke- . Selanjutnya model (1) dapat dirumuskan bentuk FLP baru sebagai berikut [1]:

Maksimumkan: λ (3)

Dengan kendala: λ� + +�

0 = 1,2,…,

FUNGSI KEANGGOTAAN KURVA-S TERMODIFIKASI

Representasi kurva-s atau sigmoid

berhubungan dengan kenaikan atau

penurunan permukaan secara tak linear [3].

Menurut Vasant, ada dua keadaan

himpunan fuzzy tak linear, yaitu:

a. Kurva-S untuk Pertumbuhan kenaikan

himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol (0) bergerak ke kanan menuju ke nilai

domain yang memiliki derajat

keanggotaan lebih tinggi (1), seperti pada Gambar 2:

Gambar 2. Himpunan fuzzy kurva Pertumbuhan.

b. Kurva-S untuk Penyusutan dimulai dari

nilai domain dengan derajat

(3)

433

Gambar 3 Himpunan fuzzy kurva-S Penyusutan

Berikutnya persamaan diatas dapat

diselesaikan hingga diperoleh nilai

sebagai berikut :

sedangkan α bernilai 13,81350956 [5].

Dengan memperhatikan rumus (6) dan (7), maka mengacu pada rumus (3), disusun model FLP untuk penilaian kinerja sebagai berikut :

: Level tertinggi dalam suatu aspek; : Kendala jumlah nilai level terendah; : Kendala jumlah nilai level tertinggi; : Kendala selisih nilai antara satu level dengan level sebelumnya.

METODE PENELITIAN

Tahap 1: Data yang digunakan adalah data penilaian kinerja karyawan oleh Biro HRD suatu institusi pendidikan di Salatiga.

Tahap 2: Membuat benchmark penilaian

berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2.

Tahap 3: Menyusun model FLP

menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S termodifikasi.

Tahap 4: Menyelesaikan model FLP

menggunakan Solver.

Tahap 5: Hasil pada tahap 4

dinterpretasikan pada penilaian kinerja karyawan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, penilaian

kinerja karyawan berdasarkan beberapa aspek kompetensi yang disyaratkan pada

bagian/ divisi tertentu dianalisis

menggunakan kurva-S termodifikasi. Penilaian didasarkan pada 10 aspek kompetensi seperti tersaji pada Tabel 1. Nilai setiap aspek dinyatakan sebagai salah satu dari 5 level penilaian pada Tabel 2.

Tabel 1 Aspek Kompetensi yang Dinilai

No. Aspek No. Aspek

1 Disiplin terhadap

jam kerja 6

7 Terbuka terhadap pendapat dan saran

3

Ucapan dan tindakan dapat

dipercaya

8 Bersedia bekerja ekstra (lembur)

4 Ramah dan sopan dalam pelayanan 9

(4)

434 Tabel 2 Level Penilaian Pada Aspek

Kompetensi

Level Ke- Tingkat

Pencapaian Keterangan

1 Tidak Setuju Kinerja sangat buruk, tidak dapat diperbaiki

2 Kurang Setuju Kinerja buruk, namun masih dapat diperbaiki

3 Cukup Kinerja cukup, memenuhi

persyaratan dasar

4 Setuju Kinerja bagus, lebih dari

yang diharapkan

5 Sangat Setuju

Kinerja sangat bagus, selalu lebih dari yang diharapkan

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 maka ditetapkan Benchmark penilaian ( ) dalam 3 peringkat dan toleransi untuk setiap

benchmark yaitu sebagai berikut [4] :

1 � = 1.5+ 2.5+ 3.5+ 4.5+ 5.5+

Tabel 3 Toleransi yang Ditetapkan pada 3 Benchmark memiliki batasan lebih besar atau sama dengan 100 dan jumlah nilai level tertinggi

ditetapkan memiliki batasan lebih kecil atau sama dengan 300. Nilai selisih

minimum antar satu level dengan level sebelumnya adalah 2. Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S termodifikasi, maka akan dicari nilai :

Memaksimumkan

Model diatas diselesaikan

menggunakan Solver, sehingga = 85,6

dengan penyelesaian untuk setiap level pada setiap aspek tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Nilai Level pada Setiap Aspek

Aspek Level

keanggotaan dari fungsi tujuan yang mengandung arti bahwa model diatas kurang baik karena derajat keanggotaan harus berada pada interval [0,1] sedangkan

nilai yang diperoleh sangat besar.

Sehingga standar nilai yang baru setiap

(5)

435 Tabel 5 Standar Nilai Benchmark yang Baru

Benchmark ke- Skor

1 299.92

2 281.92

3 263.92

Seorang karyawan yang sesuai untuk ditempatkan pada bagian FO, disyaratkan mempunyai aspek dan level penilaian sebagai berikut : Disiplin terhadap jam

kerja (� . ); Menyelesaikan pekerjaan

secara mandiri (� . ); Ucapan dan tindakan

dapat dipercaya (� . ); Ramah dan sopan

dalam pelayanan pelayanan (� . );

Menunjukkan keterampilan dan

pengetahuan (� . ); Peduli terhadap

harus dimiliki oleh karyawan front office

untuk semua aspek adalah = 1.5 + 2.3 +

3.5+ 4.5 + 5.5 + 6.5 + 7.5 + 8.3+ 9.3+ 10.3 = 122,50 + 21,18 + 19,03 + 19,03 + 19,03

+ 19,03 + 19,03+ 15,03 + 15,03 + 15,03 = 283,92.

Jika nilai benchmark dinyatakan

sebagai skor 100, maka nilai minimum

untuk karyawan FO dengan benchmark

ke-1 adalah = 283,92

299,92 100 = 94,66. Jadi,

seorang karyawan pada FO harus memiliki nilai kinerja diatas 94,66.

Selanjutnya, seorang karyawan yang sesuai untuk ditempatkan pada bagian BO, disyaratkan mempunyai aspek dan level penilaian sebagai berikut :Disiplin terhadap jam kerja (� . ); Menyelesaikan pekerjaan

secara mandiri (� . ); Ucapan dan tindakan

dapat dipercaya (. ); Ramah dan sopan

dalam pelayanan pelayanan (� . );

Menunjukkan keterampilan dan

pengetahuan (� . ); Peduli terhadap

Jika nilai benchmark dinyatakan

sebagai skor 100, maka nilai minimum

karyawan BO dengan benchmark ke-1

adalah = 287,92

299,92 100 = 95,99. Jadi,

seorang karyawan pada BO harus memiliki nilai kinerja diatas 95,99. Pada Tabel 6 disajikan skor minimum sebagai syarat penilaian dibagian FO dan BO untuk

Front Office Back Office

Nilai Skor Nilai Skor

1 283,92 94,66 287,92 95,99

2 273,92 97,16 275,92 97,87

3 253,92 96,21 255,92 96,96

Sebagai contoh penerapan, diambil

penilaian kinerja karyawan “Y” yaitu

5,4,3,3,4,3,3,3,4,4, dan akan digunakan benchmark-1. Hasil penilaian kinerja karyawan tersebut untuk semua aspek adalah 271,92. Skor penilaian untuk

persyaratan FO adalah 271,92

283,92 100 =

95,77 dan skor penilaian untuk persyaratan

BO adalah 273,92

287,92 100 = 95,13. Karena

nilai skor yang diperoleh lebih besar dari syarat minimum bagi FO dan lebih kecil

dari syarat minimum BO, maka

disimpulkan bahwa karyawan “Y” lebih

tepat menduduki posisi di FO.

Perbandingan hasil yang diperoleh FLP dengan fungsi keanggotaan linear [4]

dan fungsi keanggotaan kurva-S

termodifikasi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Perbandingan Hasil FLP dengan

(6)

436 KESIMPULAN

Berdasarkan kajian diatas hasil nilai yang diperoleh model FLP menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S termodifikasi lebih besar dari 1, sedangkan hasil nilai yang diperoleh model FLP menggunakan fungsi keanggotaan bentuk bahu/linear yaitu 0.8 atau kurang dari 1. Maka dapat

disimpulkan bahwa model FLP

menggunakan fungsi keanggotaan linear lebih baik untuk analisis penilaian kinerja karyawan dalam penentuan posisi yang

sesuai bagi seorang karyawan jika

dibandingkan dengan menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Klir George J, dan Yuan Bo. 1995.

Fuzzy Sets and Fuzzy Logic Theory and Applications. USA: Prentice-Hall International,Inc

[2]. Kusumadewi, S, dan Purnomo, H. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk pendukung keputusan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

[3]. Kusumadewi, S. 2004. Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

[4]. Suryani, I, A., Linawati, L., Parhusip, A, H. 2013. Analisis Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Fuzzy Linear Programming (FLP). Prosiding

Seminar Nasional Penelitian,

Pendidikan dan Penerapan MIPA UNY tanggal 18 Mei 2013. ISBN. 978-979-968880-7-1

[5]. Web 1 : Jurnal Application of

Multiobjective Fuzzy Linear

Programming in Supply Production

Planning Problem oleh Pandiant

Vasant, http://www.generation5.

org/content/2004/data/pandianvasant.p df Diakses tanggal 8 Mei 2013.

[6]. Web 2 : Jurnal

Penentuan Jumlah

Produksi

Menggunakan

Model

Fuzzy

Multiobjective

Linear

Programming Pada Industri Pangan

oleh Iveline Anne Marie,

http://blog.

trisakti.ac.id/jurnalti/files/2012/06/3

8-46.pdf

Diakses tanggal 13

November 2012.

[7]. Web 3 : Jurnal Optimization in Product Mix Problem Using Fuzzy Linear Programming oleh Pandiant Vasant, http://www.generation5.org/content/20

04/data/productmix.pdf Diakses

Gambar

Gambar 2. Himpunan fuzzy kurva Pertumbuhan.
Gambar 3  Himpunan  fuzzy kurva-S Penyusutan
Tabel 2 Level Penilaian  Pada Aspek Kompetensi Tingkat
Tabel 5 Standar Nilai Benchmark yang Baru

Referensi

Dokumen terkait

1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan. 2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara. 3) Lihat, dengarkan,

Variabel pada faktor facilitating condition yang berpengaruh besar, yaitu facilitating condition karena sebagian pengguna merasakan adanya fasilitas yang disediakan

Hal ini dapat dilihat ketika guru menggunakan non-corporal punishmentyangberimbas terhadap perubahandalam proses pembelajaran.Non-Corporal punishment adalah wujud dari

Skripsi STUDI LAJU KOROSI BAJA SS-316L TERHADAP VARIASI KONSENTRASI Artha Hutama Wiraraja.. Berdasarkan Gambar 4.14 terlihat adanya perbedaan antara

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, permasalahan pada penelitian ini ada- lah bagaimanakah implementasi pembelaja- ran matematika dengan strategi TTW berba- sis

Dari sekian banyak ion-ion anorganik tubuh hanya yang termasuk "mayor phisiological ions" dan 'trace ions" esensiel saja yang sudah diketahui fungsinya pada

 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.  Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi

Menurut Muflihun dan Mohammad dalam Yusianto (2009) masalah yang sering dihadapi supermarket adalah sistem layanan check-out dalam hal ini waktu menunggu pada saat