• Tidak ada hasil yang ditemukan

12 PS 2015 TUK dan Sertifikasi International

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "12 PS 2015 TUK dan Sertifikasi International"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Pendidikan Menengah Universal (PMU) sebagai pijakan kebijakan dalam menyediakan layanan pendidikan di SMK untuk mendukung ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan keterjaminan layanan pendidikan menengah bagi masyarakat sehingga pada tahun 2020 Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah menjadi 97%.

Pada tahun anggaran 2015, program bantuan Pembinaan SMK dialokasikan melalui dana pusat dan dana dekonsentrasi. Program Bantuan pusat disampaikan kepada SMK dan Institusi dalam bentuk uang atau barang/jasa. Sedangkan program dana dekonsentrasi dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembinaan SMK secara swakelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

Melalui Petunjuk Teknis (Juknis) ini dimuat penjelasan tentang tujuan program, tugas dan tanggung jawab pihak-pihak terkait, persyaratan, mekanisme pelaksanaan, pemanfaatan dana, ketentuan pertanggungjawaban fisik, administrasi, keuangan, dan pelaporan hasil pelaksanaan. Juknis ini diharapkan dapat membantu Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/Kota, SMK, atau Institusi dalam memahami dan menjalankan program dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.

Kepada semua pihak, disampaikan terima kasih atas apresiasi dan partisipasinya sehingga SMK menjadi salah satu satuan pendidikan yang semakin diminati oleh masyarakat. Dukungan, masukan, pemikiran, dan keterlibatan semua pihak dalam penyempurnaan Juknis ini menjadi unsur penting kebersamaan dalam memajukan pendidikan kejuruan di Indonesia. Namun begitu apabila dalam Juknis ini terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai ketentuan yang berlaku.

Jakarta, 13 Maret 2015 Direktur Pembinaan SMK

Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

(3)

ii

DESKRIPSI PROGRAM

BANTUAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) DAN SERTIFIKASI PROFESI

1. KODE JUKNIS : 12 – PS – 2015

2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PENGEMBANGAN TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) DAN SERTIFIKASI PROFESI

3. TUJUAN PROGRAM

: a. Mendorong terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi pihak pertama (LSP-P1) pada SMK yang telah ditunjuk sebagai TUK;

b. Meningkatkan jumlah asessor sesuai dengan jenis TUK yang dibuka dan atau ditambah..

4. SASARAN : 100 (seratus) SMK

5. NILAI BANTUAN : Rp. 75.000.000 (tujuh pulih lima juta rupiah) per SMK

6. PEMANFAATAN DANA

:

Dana diperuntukkan antara lain sebagai berikut:

a. Pengadaan komponen pendukung TUK b. Pelatihan atau sertifikasi asesor

kompetensi bagi guru

c. Bimtek penyusunan skema atau klaster sertifikasi sesuai dengan TUK

1.

7. PRINSIP DASAR PEMBERIAN BANTUAN

: a. Bantuan diberikan dalam bentuk uang; b. Penerima bantuan adalah sekolah yang

memenuhi persyaratan;

c. Kewenangan penetapan penerima bantuan sepenuhnya oleh Direktorat Pembinaan SMK.

(4)

iii 8. PERSYARATAN

PENERIMA

: a. Diprioritaskan bagi SMK yang telah mempunyai TUK yang ditetapkan oleh LSP pihak ketiga (LSP-P3);

b. SMK yang direkomendasi untuk ditetapkan menjadi TUK oleh LSP; c. SMK yang telah ditetapkan oleh Direktur

Pembinaan SMK sebagai SMK Center dan SMK Sister calon LSP-P1

9. JADUAL

Penerima Bantuan Agustus 3. Bimbingan Teknis dan

MoU September

4. Penyaluran Dana September 5. Laporan Awal diterima

Direktorat Pembinaan SMK

Oktober

6. Waktu Pelaksanaan Oktober - November

7. Visitasi November

8. Laporan Akhir diterima Direktorat Pembinaan SMK

Desember

Catatan : Jadwal dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

10. LAYANAN INFORMASI

: Subdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah Komplek Kemendikbud Senayan Gedung E Lt. 12/13

Telp. 021 – 5725477,5725474 Website : www.ditpsmk.net

(5)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DESKRIPSI ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Dasar Hukum dan Kebijakan ... 2

D. Sasaran ... 3

E. Hasil yang diharapkan ... 3

F. Nilai Bantuan ... 3

G. Karakteristik Program Bantuan ... 3

H. Jadual Kegiatan ... 4

BAB II ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB ... 5

A. Organisasi ... 5

B. Tugas dan Tanggungjawab ... 5

1. Direktorat Pembinaan SMK ... 5

2. Badan Nasional Sertifikasi Profesi ... 5

3. Dinas Pendidikan Provinsi ... 6

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ... 6

5. Sekolah ... 6

6. Komite Sekolah ... 7

7. Tim Pelaksana SMK Pembentukan LSPP1... 7

BAB III PERSYARATAN, PROGRAM KEGIATAN,BIMBINGAN TEKNIS DAN PENYALURAN DANA ... 9

A. Persyaratan Penerima Bantuan ... 9

B. Program Kegiatan ... 9

C. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan ... 12

D. Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis ... 12

E. Penyaluran Dana ... 12

BAB IV KETENTUAN PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA ... 14

A. Ketentuan Penggunaan Dana ... 14

B. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana ... 14

BAB V PELAPORAN ... 15

BAB VI PENUTUP ... 16

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 61 ayat 2 bahwa sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakanoleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Pasal 2 ayat 2 menyebutkan untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu adalah adanya tuntutan sistem pendidikan kejuruan yang dipacu oleh dunia usaha/industri. Konsekuensi atas tuntutan tersebut, bahwa sistem pendidikan dan latihan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus mampu menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi sesuai dengan standar industri baik secara nasional maupun internasional. Untuk dapat diterima bekerja di dunia kerja seseorang harus kompeten yang antara lain dibuktikan dengan sertifikat kompetensi melalui uji kompetensi.

Uji kompetensi yang dilakukan SMK saat ini belum sepenuhnya mendapat pengakuan dari industri. Artinya bahwa sertifikat kompetensi lulusan SMK belum diakui oleh dunia usaha/ industri. Konsep pengujian dan sertifikasi kompetensi keahlian pada Ujian Nasional (UN) tahun untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan rumusan kebijakan yang diberlakukan untuk memperoleh nilai komponen produktif sebagai salah satu nilai UN disamping nilai mata pelajaran normatif dan adaptif lain yang diujikan.

(7)

B. Tujuan

Tujuan program bantuan pengembangan Tempat Uji Kompetensi SMK dan Sertifikasi Profesi adalah sebagai berikut:

a. Mendorong terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi pihak pertama (LSP-P1) pada SMK yang telah ditunjuk sebagai TUK;

b. Meningkatkan jumlah asessor sesuai dengan jenis TUK yang dibuka dan atau ditambah.

C. Dasar Hukum dan Kebijakan

Dasar hukum pemberian program bantuan adalah:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan perubahannya;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

5. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan perubahan terakhir Nomor 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah;

6. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 204422/A.A3/KU/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2014;

(8)

10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Direktorat Pembinaan SMK Tahun Anggaran 2015 Nomor: SP DIPA-023.12.1. 666053/2015 tanggal 14 November 2014 dan perubahannya.

D. Sasaran

Sasaran bantuan adalah 100 SMK

E. Hasil yang diharapkan

1. Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) di SMK-TUK;

2. Tersedianya jumlah dan jenis bidang assesor berlisensi dari BNSP.

F. Nilai Bantuan

Bantuan diberikan dengan nilai Rp. 75.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) per SMK.

G. Karakteristik Program Bantuan

1. Bantuan Rintisan Tempat uji Kompetensi (TUK) dimaksudkan untuk peningkatan kompetensi keahlian yang bersertifikasi profesi nasional maupun internasional;

2. Dalam hal sekolah melakukan Pengadaan Barang dan Jasa, harus mengikuti prosedur Perpres 54 Tahun 2010 dan perubahannya; 3. Bantuan Rintisan Tempat uji Kompetensi (TUK) diberikan secara utuh

melalui rekening sekolah dan tidak ada pemotongan dengan alasan apapun oleh pihak manapun;

4. Jangka waktu penggunaan dana ini sampai dengan bulan Desember 2015 dan proses pelaksanaan dimulai paling lambat 14 (empat belas) hari setelah dana diterimadi rekening sekolah;

(9)

H. Jadual Kegiatan

No KEGIATAN WAKTU

(2015)

1. Seleksi SMK Agustus

2. Penetapan SMK Penerima Bantuan Agustus

3. Bimbingan Teknis dan MoU September

4. Penyaluran Dana September

5. Laporan Awal diterima Direktorat Pembinaan SMK

Oktober

6. Waktu Pelaksanaan Oktober -

November

7. Visitasi November

8. Laporan Akhir diterima Direktorat Pembinaan SMK

(10)

BAB II

ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Organisasi, tugas, dan tanggungjawab didalam pelaksanaan program Bantuan Pengembangan Pembelajaran Tempat uji Kompetensi (TUK) dan Sertifikasi Profesi dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Organisasi

Organisasi pelaksanaan kegiatan akan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMK;

2. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 3. Dinas Pendidikan Provinsi;

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 5. Sekolah (SMK);

6. Tim Pelaksana

B. Tugas Dan Tanggung Jawab

Setiap unsur yang terlibat dalam Rintisan Tempat uji Kompetensi (TUK) sebagaimana tersebut di atas memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMK

a. Berkoordinasi dengan BNSP;

b. Menyiapkan dokumen yang berkaitan dengan Tempat uji Kompetensi (TUK) dan pembentukan LSP-P1;

c. Melaksanakan sosialisasi pemberian bantuan dan penyampaian dokumen;

d. Menetapkan SMK penerima dana bantuan;

e. Melakukan Bimbingan Teknis bagi SMK penerima bantuan; f. Mengatur tata cara penyaluran dana dan menyalurkan dana ke

rekening SMK penerima bantuan;

g. Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan.

2. Badan Nasional Sertifikasi Profesi

a. Berkoordinasi dengan Direktorat Pembinaan SMK;

b. Menyiap Trainer dan materi penyusunan dokumen mutu dan skema sertifikasi;

(11)

d. Menyiapkan asesor untuk visitasi SMK-TUK calon LSP-P1;

e. Menyiapkan sertifikat asesor untuk peserta pelatihan dan lisensi LSP-P1 yang dinyatakan lulus berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh BNSP.

3. Dinas Pendidikan Provinsi

a. Melakukan sosialisasi pelaksanaan program kepada SMK dan institusi terkait;

b. Merekomendasikan SMK yang telah mengoperasikan TUK dan Sertifikasi keahlian;

c. Bersama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap SMK penerima bantuan.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Menjadi saksi dalam penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan antara SMK dengan Direktorat Pembinaan SMK;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan program pengembangan pembelajaran Tempat uji Kompetensi (TUK) sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di lapangan;

d. Menerima laporan pelaksanaan kegiatan bantuan pengembangan pembelajaran Tempat uji Kompetensi (TUK) dari sekolah;

e. Menerima dan mencatat aset barang yang diadakan menggunakan dana bantuan Tempat uji Kompetensi (TUK) sebagai aset Pemerintah Kabupaten/Kota

f. Mengetahui serah terima hasil bantuan pengembangan pembelajaran Tempat uji Kompetensi (TUK) dari SMK Swasta Penerima bantuan ke Yayasan yang selanjutnya dicatat sebagai aset Yayasan yang diperuntukan bagi SMK Penerima bantuan dan tidak dapat dipindahtangankan.

5. Sekolah

a. Mengangkat Tim Pelaksana;

(12)

c. Kepala Sekolah menandatangani surat perjanjian bersama dengan Pejabat Pembuat Komitmen Subdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK;

d. Menugaskan staf atau guru untuk pelatihan penyusunan dokumen dan skema sertifikasi;

e. Menugaskan guru produktif untuk pelatihan asesor; f. Melaksanakan kegiatan pembentukan LSPP1;

g. Bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan fisik, pengelolaan administrasi dan keuangan bantuan SMK Pengembangan TUK dan Sertifikasi Profesi;

h. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan bantuan Rintisan Tempat uji Kompetensi (TUK) kepada Direktorat Pembinaan SMK dan Dinas Pendidikan Provinsi, diketahui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

i. Melakukan serah-terima aset pengadaan dari bantuan pengembangan pembelajaran Tempat Uji Kompetensi (TUK) kepada :

1) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang selanjutnya dicatatkan sebagai aset Pemerintah Kabupaten/Kota bagi SMK Negeri; 2) Yayasan yang selanjutnya dicatatkan sebagai aset Yayasan

bagi SMK Swasta, yang diperuntukan bagi SMK Penerima bantuan dan tidak dapat dipindahtangankan.

6. Tim Pelaksana

Tim Pelaksana terdiri dari:

a. Ketua Tim merangkap anggota adalah unsur sekolah yang bersangkutan(Wakil Kepala Sekolah);

b. Pengelola keuangan merangkap anggota (berasal dari unsur sekolah yang mempunyai kemampuan administrasi keuangan); c. Sekretaris merangkap anggota adalah guru SMK yang

bersangkutan;

d. Anggota (jumlah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah);

Selain tugas di atas, Tim Pelaksana berkewajiban:

a. Membuat program kerja pelaksanaan yang memuat :

1) Formulasi konsep TUK SMK menjadi LSP-P1 sesuai dengan ketentuan BNSP;

(13)

3) Rencana kebutuhan anggaran pengembangan;

4) Pengawasan pelaksanaan kegiatan SMK menjadi LSP-P1; b. Membuat rekapitulasi pembelanjaan/pengeluaran dilengkapi bukti

nota/faktur penerimaan dan kuitansi secara rinci;

c. Membuat pembukuan penggunaan dana SMK Pengembangan TUK dan Sertifikasi Profesi dengan memperhatikan hal sebagai berikut:

1) Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dana harus dibukukan secara rinci;

2) Pembukuan ditutup setiap akhir bulan;

3) Bukti-bukti pembayaran/kuitansi diberi nomor urut sesuai tanggal transaksi sebelum dibukukan pada Buku Kas Umum; 4) Buku Kas Umum tidak boleh ada bekas hapusan/tip-ex, jika

ada kesalahan menulis agar dicoret dan dikoreksi, kemudian diparaf oleh bendahara;

5) Setiap laporan penggunaan dana dibundel beserta lampiran bukti-bukti pembayaran dan nota/faktur penerimaan barang/bahan serta upah kerja sesuai dengan urutan nomor bukti;

6) Pembukuan dan bukti-bukti pengeluaran dana sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh instansi yang berwenang ataupun masyarakat.

d. Membuat laporan-laporan yang terdiri dari : 1) Laporan Pembukuan Bulanan;

(14)

BAB III

PERSYARATAN, PROGRAM KEGIATAN, MEKANISME PENETAPAN SMK PENERIMA BANTUAN, PENANDATANGANAN SURAT

PERJANJIAN DAN BIMBINGAN TEKNIS DAN MEKANISME PENYALURAN DANA

A. Persyaratan Penerima Bantuan

1. Diprioritaskan bagi SMK yang telah mempunyai TUK yang ditetapkan oleh LSP pihak ketiga (LSP-P3);

2. SMK yang direkomendasi untuk ditetapkan menjadi TUK oleh LSP; 3. SMK yang telah ditetapkan oleh Direktur Pembinaan SMK sebagai SMK

Center dan SMK Sister calon LSP-P1

B.

Program Kegiatan

Pelaksanaan Tempat Uji Kompetensi SMK menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) dilaksanakan di lima region yaitu;

1. Region 1 Jakarta

Meliputi 13 SMK Center dan 46 Sister yang berada di seluruh provinsi pulau Sumatra, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Banten. 2. Region 2 Bandung

Meliputi 7 SMK Center dan 35 Sister yang berada di provinsi Jawa Barat.

3. Region 3 Yogyakarta

Meliputi 11 SMK Center dan 62 Sister yang berada di provinsi DIY dan Jawa Tengah.

4. Region 4 Surabaya

Meliputi 11 SMK Center dan 52 Sister yang berada di provinsi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Kalimantan Selatan.

5. Region 5 Makassar

Meliputi 11 SMK Center dan 34 Sister yang berada di seluruh provinsi pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Timur.

Selanjutnya program kegiatan pembentukan Tempat Uji Kompetensi SMK menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) meliputi;

(15)

Terbentuknya persiapan organisasi LSP-P1 dan kelengkapan manajemen LSP-P1, meliputi:

1) Rencana Kerja persiapan lisensi LSP-P1;

2) Dokumen pendirian dan pembentukan SMK TUK menjadi LSP-P1;

3) Organisasi dan pengurus LSP-P1 di 293 SMK. b. Peserta

1) Kepala Sekolah atau yang dapat mewakili kebijakannya; 2) Calon personil pengurus LSP-P1.

c. Durasi dan tahap kegiatan Durasi kegiatan selama 8 jam d. Fasilitator

Fasilitator berasal dari BNSP yang menguasai sistem lisensi LSPP1 dan memiliki kualifikasi minimal Asesor Lisensi BNSP.

2. Pelatihan penyusunan Dokumen Mutu LSP-P1 a. Sasaran pencapaian

Tersusunnya dokumen mutu dan sistem mutu LSP-P1, meliputi; 1) Dokumen level 1 berupa panduan mutu LSP;

2) Dokumen level 2 berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) 3) Dokumen level 3 berupa Instruksi Kerja;

4) Dokumen level4 berupa Formulir rekaman pelaksanaan sertifikasi profesi.

b. Peserta

Personil pengurus LSP-P1 utusan masing-masing SMK TUK yang telah ditetapkan

c. Durasi dan tahap kegiatan

1) Satu kelas berjumlah minimal 20 orang (5 Center TUK dan 15 SMK aliansinya);

2) Durasi kegiatan selama 3 hari (24 jam kegiatan). d. Fasilitator

Fasilitator berasal dari BNSP yang memiliki kualifikasi Lead Asesor Lisensi.

3. Pelatihan pengembangan Skema Sertifikasi LSP-P1 a. Sasaran pencapaian

1) Tersusunnya skema sertifikasi kualifikasi KKNI level 2 sesuai dengan bidang keahlian yang dikembangkan;

(16)

b. Peserta

Personil pengurus LSPP1 utusan masing-masing SMK TUK yang telah ditetapkan dan memiliki kepakaran pada bidang keahlian yang dikembangkan.

c. Durasi dan tahap kegiatan

1) Satu kelas berjumlah minimal 20 orang (5 Center TUK dan 15 SMK aliansinya);

2) Durasi kegiatan selama 2 hari (16 jam kegiatan). d. Fasilitator

Fasilitator berasal dari BNSP yang memiliki kualifikasi Master Asesor Kompetensi atau Lead Asesor Kompetensi dan Lead Asesor Lisensi.

4. Pelatihan calon Asesor Kompetensi LSP-P1 berlisensi BNSP a. Sasaran pencapaian tahap awal

Setiap SMK TUK yang akan menjadi LSP-P1 minimal memiliki 2 orang Asesor Kompetensi.

b. Peserta

1) Memiliki kompetensi kepakaran sesuai bidang keahliannya; 2) Mengerti skema sertifikasi standar kompetensi lulusan; 3) Memiliki kompetensi mengoperasikan komputer; 4) Memiliki kompetensi komunikasi.

c. Durasi dan tahap kegiatan

1) Satu kelas berjumlah minimal 20 orang (5 Center TUK dan 15 SMK aliansinya);

2) Durasi kegiatan selama 6 hari (48 jam kegiatan)

a)) Tahap I : Pelatihan Asesor Kompetensi (40 jam kegiatan); b)) Tahap II : Uji dan Sertifikasi Asesor Kompetensi (8 jam Kegiatan).

d. Fasilitator

Fasilitator berasal dari BNSP yang memiliki kualifikasi Master Asesor Kompetensi atau Lead Asesor Kompetensi dan Kompetensi Teknis.

5. Asesmen/Visitasi SMK TUK calon LSP-P1 a. Sasaran pencapaian

Verifikasi kesiapan SMK TUK menjadi LSP-P1. b. Petugas

Asesor kompetensi dari Dit.PSMK dan BNSP c. Durasi dan tahap kegiatan

(17)

C.

Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan:

1. Direktorat Pembinaan SMK melakukan seleksi calon penerima bantuan berdasarkan hasil verifikasi wilayah dan klarifikasi dokumen terkait lainnya;

2. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK calon penerima bantuan Pengembangan Pembelajaran Tempat Uji Kompetensi dan Sertifikasi Profesi sesuai kriteria yang telah ditetapkan;

3. Direktorat pembinaan SMK menyampaikan Undangan Bimbingan Teknis SMK calon penerima bantuan ke Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota, untuk diteruskan kepada SMK calon penerima bantuan;

4. Bagi SMK yang ditetapkan sebagai calon penerima bantuan wajib menyampaikan persyaratan sebagai penerima bantuan dalam bentuk proposal yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan penerima bantuan yang telah dievaluasi dan disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

5. Direktorat Pembinaan SMK menetapkan SMK penerima bantuan dengan surat keputusan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan;

D.

Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis

1. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan menandatangani:

a. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan; b. Pakta Integritas;

c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

2. Sekolah yang telah menandatangani Surat Perjanjian mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMK, dengan materi:

a. Kebijakan Pengembangan SMK;

b. Program Pengembangan Tempat Uji Kompetensi dan Sertifikasi Profesi;

c. Prosedur pendirian dan persyaratan LSPP1 (first party);

d. Penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) SMK center;

E. Mekanisme Penyaluran Dana

1. Dana bantuan Tahun 2015 disalurkan langsung ke rekening Sekolah; 2. Proses penyaluran dana Tahun 2015 dilakukan oleh Direktorat

(18)

1. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) ke Bendahara Pengeluaran dengan melampirkan:

1) SK Penetapan SMK Penerima bantuan tahun 2015 yang diterbitkan Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Direktorat Pembinaan SMK;

2) Naskah perjanjian kerjasama/kontrak antara Direktorat PSMK dengan bank penyalur;

3) Daftar rekapitulasi penerima bantuan 2015.

2. Bendahara Pengeluaran melalui Pejabat Penandatangan SPM Direktorat PSMK menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM); 3. SPM tersebut disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) Jakarta III, untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

4. Dana disalurkan oleh KPPN ke bank penyalur. Selanjutnya bank penyalur menyalurkan dana langsung ke rekening Sekolah. Teknis penyaluran dana tersebut diatur dalam Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Pembinaan SMK dengan bank penyalur; 5. Bank penyalur akan meneruskan dana bantuan ke Sekolah

(19)

BAB IV

KETENTUAN PENGGUNAAN DANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN

A. Ketentuan Penggunaan Dana

Penggunaan dana Bantuan Pengembangan Pembelajaran Tempat Uji Kompetensi (TUK) tahun2015 dipergunakan untuk

1. Pengadaan komponen pendukung TUK

2. Pelatihan dan atau sertifikasi asesor kompetensi bagi guru

3. Bimtek penyusunan skema atau klaster sertifikasi sesuai dengan TUK

B. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pengelola dana antara lain:

1. Setiap penggunaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan dan didukung dengan bukti fisik, administrasi dan keuangan;

2. Menyiapkan dokumen teknis, administrasi dan keuangan untuk kepentingan pemeriksaan oleh aparat pengawas terkait dikemudian hari;

3. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai ketentuan yang berlaku;

4. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai peruntukannya (misalnya honor, transport, dan pembelian barang/jasa), diberi tanggal dan nomor bukti pengeluaran, termasuk pembayaran pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku;

5. Memiliki NPWP dan memungut pajak-pajak serta menyetor ke Kas Negara atas pembayaran uang lelah/honor, pembelian/ pengadaan barang/jasa dalam jenis dan jumlah tertentu sesuai denga ketentuan yang berlaku;

6. Melaporkan hasil kegiatan program bantuan secara administrasi, keuangan dan teknis kepada Direktur Pembinaan SMK dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi;

(20)

BAB V PELAPORAN

Laporan pelaksanaan program memuat data dan informasi tentang tahapan setiap pelaksanaan sampai dengan selesai pekerjaan.

Laporan Akhir Pelaksanaan Program terdiri : A. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan pelaksanaan pekerjaan merupakan laporan kegiatan setelah seluruh dana bantuan selesai dibelanjakan yang memuat:

1. Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan; 2. Susunan Tim Tempat Uji Kompetensi; 3. RAB pelaksanaan kegiatan;

4. Realisasi penggunaan dana bantuan;

5. Pelaksanaan dan masalah yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya.

B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

Laporan pertanggungjawaban keuangan disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Bantuan Tempat Uji Kompetensi dan Sertifikasi Internasional.

Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dibuat rangkap 4 dalam format ukuran kertas A4 dijilid rapi, 1 (satu) asli untuk pertinggal sekolah, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, 1 (satu) copy tembusan untuk Dinas Pendidikan Provinsi, dan 1 (satu) copy tembusan untuk Direktorat Pembinaan SMK.

Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban keuangan disimpan di sekolah untuk bahan pertanggungjawaban dan pemeriksaan lebih lanjut.

Laporan untuk Direktorat Pembinaan SMK dikirim ke alamat:

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan u.p. Kepala Subdit Pembelajaran

Komp. Kemdikbud Senayan Gedung E Lt. 12 Jl. Jenderal. Sudirman, Jakarta 10270

Telp. 021-5725473, 5725477;

(21)

BAB VI PENUTUP

Panduan pelaksanaan pengembangan pembelajaran Tempat Uji Kompetensi (TUK) merupakan pilar utama pengembangan peningkatan mutu di SMK. Salah satu Ketercapaian mutu SMK adalah memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang akan dibentuk menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak pertama (LSP-P1).

Dengan tersusunnya Petunjuk Teknis (Juknis) ini diharapkan SMK dapat mewujudkan rencana Program SMK Pengembangan TUK dan Sertifikasi Profesi melalui bantuan yang digulirkan oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2015. Diharapkan semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan program baik langsung maupun tidak langsung dapat memahami isi Petunjuk Teknis program bantuan ini, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(22)

Lampiran

SISTEMATIKA LAPORAN PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) TAHUN 2015

Sebagai referensi dalam penulisan laporan pelaksanaan, dapat disusun dengan sistematika seperti berikut ini :

1. Bagian Depan; meliputi : a. Halaman Sampul;

b. Halaman Identitas Sekolah; c. Halaman Pengesahan; d. Halaman Kata Pengantar; e. Halaman Daftar Isi.

2. Bagian Isi; meliputi : Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Visi dan Misi

C. Tujuan dan Sasaran

Bab II HASIL PELAKSANAAN SMK PENGEMBANGAN TUK DAN SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2015

A. Laporan kegiatan penyusunan dokumen mutu dan skema sertifikasi B. Laporan kegiatan pelatihan calon asesor dan ujian calon asesor C. Pembiayaan sertifikasi bagi peserta didik dan calon assesor; D. Laporan Visitasi kesiapan LSP-P1

E. Pengadaan peralatan/pendukung lain untuk pemenuhankebutuhan sebagai TUK menjadi LSP-P1;

Bab III GAMBARAN ATAU PROFIL CALON LSP-P1 Bab IV SUMBER PENDANAAN

Dana Bantuan dari Pusat sesuai penetapan RAB dari Direktorat PSMK Bab V PENUTUP

LAMPIRAN

- Data Sarana dan Prasarana TUK

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian mendapati bahawa persepsi pelancong terhadap negeri Melaka sebagai destinasi pelancongan lestari adalah pada tahap kepuasan yang tinggi.. Ini menunjukkan bahawa

• Penilaian PKGPAI diawali dengan kegiatan evaluasi diri/pemetaan kompetensi sistem daring guru PAI di awal tahun dan diakhiri dengan penilaian oleh penilai PKGPAI pada akhir

[r]

Hasil pengujian SPSS 15.0 penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja memiliki nilai signifikasi sebesar 0,052 dimana nilai signifikasi lebih besar dari 0,05

tentang tingkat pendidikan penduduk yang menikah pada usia muda di Pekon Pagarbukit, dapat diketahui bahwa pelaku nikah muda sebagian besar hanya melaksanakan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SDN 2 Dongos Jepara dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran role playing, terbukti

This study was performed to understand wood durability to climate deterioration of planted Indonesian wood specie such as Albizia, Gmelina, Mangium and Mindi.. Wood samples were

Utilization of e-commerce that is conducted at a firm will influence and impact. These impacts can be positive impact so the excess and create a competitive