• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng Gondok

Disusun oleh :

Jennifer Adelia Latif XIIB / 11 Joel Darren Permana XIIB / 12

Johanes XIIB / 13

Jordan Sebastian XIIB / 14 Josephine Vania Josary XIIB / 15

SMA Santo Aloyius Jalan Sultan Agung no. 4

(2)

DAFTAR ISI

BAB 2 MATERI DAN PEMBAHASAN

(3)

2.1.5 Asam Oksalat... 5

2.1.5.1 Pengertian... 5 2.1.5.2 Identifikasi dan Sifat... 6

2.1.6 Alkali... 6 2.1.6.1 Pengertian... 6 2.1.6.2 Identifikasi dan Sifat... 6

2.2 Alat dan Bahan... 7

2.2.1 Alat... 7 2.2.2 Bahan... 8

2.3 Cara Kerja... 8

2.4 Pembahasan... 8

BAB 3 KESIMPULAN SEMENTARA DAN INOVASI

3.1 Kesimpulan... 9 3.2 Inovasi... 9

(4)

LATAR BELAKANG

Asam Oksalat yang mempunyai banyak kegunaan, antara lain untuk menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleaching, sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat, dimana kebutuhannya sampai saat ini masih mengimpor dari luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Asam Oksalat yang terkandung dalam batang eceng gondok, metode yang digunakan adalah peleburan hemiselulosa (suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tumbuhan dan tergolong senyawa organik) dengan pelarut alkali (NaOH).

Pemilihan tumbuhan batang eceng gondok ini didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan berikut ini : Tumbuhan eceng gondok merupakan jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Indonesia serta dari segi ekonomi tumbuhan eceng gondok harganya relatif murah.

Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok ternyata juga mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai bahan untuk kerajinan, sebagai adsorben logam yang berbahaya dan juga sebagai pakan ternak, namun sampai sekarang eceng gondok tetap dianggap sebagai tumbuhan pengganggu.

(5)

digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol yang sekarang ini amat diperlukan untuk mengatasi berkurangnya produksi minyak dunia.

Dari bagian-bagian eceng gondok yang ada, yang akan saya gunakan adalah bagian batang, mengapa? Karena batang eceng gondok memiliki konsentrasi hemiselulosa paling banyak dari bagian yang lain, sehingga Asam Oksalat yang terbentuk akan lebih banyak.

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah

Makalah ini memiliki rumusan masalah seperti berikut :

1. Dapatkah batang eceng gondok menjadi 100% Asam Oksalat (H2C2O4)?

2. Dibutuhkan berapa banyak batang eceng gondok untuk menghasilkan Asam Oksalat yang mempunyai kualitas yang baik?

3. Apakah perbandingan antara batang eceng gondok dengan NaOH berpengaruh?

4. Berapa banyak kadar alkali yang baik untuk pembuatan Asam Oksalat?

5. Apakah ada pelarut yang dapat membuat batang eceng gondok menjadi Asam Oksalat selain alkali yaitu NaOH?

6. Apakah ada perbedaan hasil dengan menggunakan saringan yang berbeda?

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai keuntungan untuk kehidupan sehari-hari. Menghasilkan Asam Oksalat dengan kualitas yang baik.

1.3 Manfaat

(6)

1. Menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan bleaching. 2. Bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat.

1.4 Alasan

Sampai saat ini eceng gondok masih dianggap sebagai gulma, yaitu tumbuhan yang mengganggu. Maka dari itu berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi tumbuhan ini. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya dengan cara mengubahnya menjadi salah satu senyawa organik yang ada yaitu Asam Oksalat (H2C2O4). Selain itu Asam Oksalat

sendiri memiliki kegunaan, yaitu, dapat menetralkan kelebihan alkali dalam pencucian dan bleaching, lalu sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat. Yang dimana sampai saat ini dengan kebutuhan yang tinggi dan keberadaan yang belum mendukung membuat Indonesia mengimpor Asam Oksalat.

BAB II

pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

(7)

demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.

2.1.1.3 Macam-macam Gulma Macam-macam gulma:

Berdasarkan siklus hidup :

 Gulma setahun.

 Gulma dua tahun.

 Gulma tahunan.

Berdasarkan cara berkembangbiak :

 Simple perennial.

 Creeping perennial.

Berdasarkan habitat :

 Gulma darat.

 Gulma air.

Berdasarkan tempat tumbuh :

 Tanah sawah.

 Tanah kering atau tegalan.

(8)

Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Commelinales Famili : Pontederiaceae

Genus : Eichhornia

Spesies : Eichhornia crassipes

2.1.2.2 Habitat

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang

mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya

akan nitrogen, fosfat dan potasium. Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau. Eceng gondok termasuk dalam gulma air.

2.1.2.3 Dampak Negatif

(9)

 Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daun-daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.

 Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).

 Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.

 Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

 Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.

 Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.

2.1.3 Hemiselulosa

2.1.3.1 Pengertian

Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tumbuhan dan tergolong senyawa organik.

2.1.3.2 Komponen Penyusun

Komponen utama hemiselulosa pada Dicotyledoneae didominasi oleh xiloglukan, sementara pada Monocotyledoneae komposisi hemiselulosa lebih bervariasi. Pada gandum, ia didominasi oleh arabinoksilan, sedangkan pada jelai dan haver didominasi oleh beta-glukan.

(10)

2.1.2.3 Perbedaan dengan Selulosa

Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mudah larut dalam alkali tapi sukar larut dalam asam, sedang selulosa adalah sebaliknya. Hemiselulosa juga bukan merupakan serat-serat panjang seperti selulosa. Hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis hemiselulosa akan menghasilkan D-xilosa dan monosakarida lainnya.

2.1.4 Senyawa Organik

2.1.4.1 Pengertian

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang

molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

2.1.4.2 Perbedaan dengan Senyawa Anorganik

Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemakpertama, organik.

2.1.5 Asam Oksalat

2.1.5.1 Pengertian

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH.

2.1.5.2 Identifikasi dan Sifat

(11)

Nama IUPAC : Asam etanadioat Nama lain : Asam Oksalat

Identifikasi Massa Molar 90.03 g mol−1 Penampilan Kristal Putih

Densitas 1,90 g cm-3

Titik Lebur

Kelarutan dalam Air 90 g dm-3 (pada 20 °C) Keasaman (pKa) 1,38; 4,28

2.1.6 Alkali

(12)

Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik, kecuali hidrogen.

2.1.6.2 Identifikasi dan Sifat

Logam alkali terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tidak pernak ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat rektivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium minyak.

Nama golongan IUPAC : 1

Nama berdasarkan unsur : Golongan litium Nama Trivial : logam alkali Nama golongan CAS : 1A

(13)

2.3 Cara Kerja

Cara kerja pembuatan Asam Oksalat :

 Timbang batang eceng gondok sebanyak x gram.

 Tambahkan pelarut alkali (NaOH) dengan perbandingan yang berbeda-beda.

 Campuran dengan memasukkan kedalam tabung reaksi.

 Panaskan diatas pembakar spiritus selama 1 jam.

 Putar tabung reaksi selagi di panaskan.

 Hasil peleburan dilarutkan dengan air panas.

 Tambahkan 50 ml CaCl2.

 Larutkan endapan dalam 100 ml H2SO4.

 Saring dengan penyaring dan dianalisis kadar Asam Oksalatnya.

2.4 Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai keuntungan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu untuk membuat atau menghasilkan Asam Oksalat dengan kualitas yang baik. Mengapa menggunakan bagian batang eceng gondok? Karena batang eceng gondok yang mampu mengeluarkan hemiselulosa paling banyak dari bagian yang lain.

(14)

BAB III

KESIMPULAN SEMENTARA DAN INOVASI

3.1 Kesimpulan

(15)

3.2 Inovasi

Penggunaan pelarut alkali bisa diganti, dengan senyawa lain di golongan 1A kecuali hirdrogen. Ada beberapa bahan dasar untuk membuat Asam Oksalat. Diantaranya dengan menggunakan sekam padi, ampas tebu, sukrosa, gula pasir, dan kulit ubi jalar.

DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok

 https://id.wikipedia.org/wiki/Hemiselulosa

 http://iepoktarina.blogspot.co.id/2009/11/apa-itu-hemiselulosa.html

 https://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik

(16)

 http://rika0502.blogspot.co.id/2012/05/pembuatan-asam-oksalat-dari-batang.html

 https://id.wikipedia.org/wiki/Gulma

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan asam oksalat dengan proses peleburan alkali menggunakan bahan baku yang mengandung selulosa tinggi seperti serbuk gergaji, sekam, tongkol jagung, dan

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.. L aporan

Sintesis asam oksalat dari getah batang tanaman Sri Rejeki menggunakan metode hidrolisis secara optimum terjadi pada penggunaan larutan asam fosfat konsentrasi 5 M dan suhu

Dari Tabel 3 dan Gambar 4 dapat dilihat, semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH maka % hasil asam oksalat semakin naik dan mencapai hasil maksimum pada konsentrasi

Dari tabel 5 dapat dibuat hubungan antara rasio asam sulfat dengan gula jagung terhadap persen kristal asam oksalat yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa hubungan

Konsentrasi bahan organik akar, batang dan daun Eceng Gondok ( Eichhornia sp.) yang terkandung dalam tanah pada proses pembusukannya menggambarkan bahwa akar Eceng

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan serat batang Eceng Gondok terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton mutu K-225 pada konsentrasi serat

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat dari Alang-Alang dengan Metode