PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM
OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN
METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN
KAPASITAS 2.500 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sidang Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
RAHMAD DENNIE AGUSTIN POHAN
120425009
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN KAPASITAS 2.500
TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
RAHMAD DENNIE AGUSTIN POHAN
NIM : 120425002
Telah Diperiksa / Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Iriany, M.Si
NIP. 19640613 199003 2 001
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
Dr. Ir. Iriany. M.Si Ir. Renita Manurung, MT Dr. Eng. RondangTambun, ST. MT NIP. 196406131990032001 NIP : 196812141997022002 NIP : 197206122000121001
Mengetahui,
Kooerdinator Tugas Akhir
Mhd. Hendra S. Ginting, ST. MT
NIP : 19700919 199903 1 001
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat dari Alang-Alang dengan
Metode Peleburan Alkali dengan Kapasitas 2.0500 Ton/Tahun”. Tugas Akhir
ini dikerjakan sebagai syarat untuk kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dan memberikan masukan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Eng. Irvan, MT selaku Ketua Departemen Teknik Kimia.
3. Ibu Dr. Ir. Fatimah, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Kimia
4. Bapak Mhd. Hendra S.Ginting, ST, MT, selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
kepada penulis selama menjalani studi.
6. Orang tua saya Edison Pohan dan Ivone Victoria Laemers, abang saya
Muhammad Henry Pohan dan kakak saya Fitry Patricia Pohan, Evy Junita
Pohan yang selalu mendukung penulis dalam melaksanakan studi dan dalam
proses pengerjaan skripsi ini.
7. Teman-teman angkatan 2011, 2012 dan 2013 Program Ekstensi Teknik Kimia
yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
8. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan
berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2015
Penulis,
Rahmad Dennie Agustin Pohan
INTI SARI
Pabrik asam oksalat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas
2.500 ton tahun (315.657 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia terhadap kebutuhan
asam oksalat dan ditargetkan dapat mengimpor asam oksalat.
Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 8.774 m2 untuk wilayah pabrik dan 2.000 m2 untuk perumahan karyawan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 141 orang. Bentuk badan usaha yang direncakan adalah Perseroan Terbatas dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik asam oksalat ini adalah:
- Modal Inversatasi = Rp 170.468.165.821,-
- Biaya Produksi Per Tahun = Rp 196.284.469.644,-
- Harga Jual Produk Per tahun = Rp. 288.530.476.532,-
- Laba Bersih Per Tahun = Rp. 60.205621.243,-
- Profit Margin (PM) = 30,4 %
- Break Even Point (BEP) = 28,3 %
- Return on Investment (ROI) = 35,3 %
- Pay Out Time (POT) = 2,83 tahun
- Return on Network (RON) = 58,8 %
- Internal Rate of Return (IRR) = 46,59 %
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah ... I-2
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ... I-2
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Asam Oksalat ... II-1
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat ... II-1
2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat ... II-1
2.2 Tanaman Alang- Alang ... II-3
2.3 Sifat – Sifat Bahan Utama ... II-3
2.4 Proses Pembuatan Asam Oksalat ... II-5
25 Deskripsi Proses ... II-12
BAB III NERACA MASSA ... ...III-1
3.1 Gudang Penyimpanan Alang-Alang ... III-1
3.2 Rotary Cutter Knife ... III-1
3.3 Tangki Penyimpan Alang-Alang ... III-1
3.4 Reaktor Kalsium Oksalat ... III-1
3.5 Tangki Pendingin ... III-2
3.6 Vibrating Screen ... III-2
3.7 Rotary Vacuum Filter ... III-3
3.8 Reaktor Asam Oksalat ... III-3
3.9 Filter Press ... III-4
3.10 Evaporator ... III-4
3.11 Kristalizer ... III-4
3.12 Centrifuge ... III-5
3.13 Ball Mill ... III-6
3.14 Vibrating Screen II ... III-6
BAB IV NERACA PANAS ... IV-1
4.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... IV-1
4.2 Tangki Pendingin ... IV-1
4.4 Reaktor Asam Oksalat ... IV-2
4.5 Cooler I ... IV-2
4.6 Filter Press ... IV-2
4.7 Evaporator ... IV-3
4.8 Cooler II ... IV-3
4.9 Kristalizer ... IV-3
4.10 Centrifuge ... IV-3
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1
5.1 Gudang Bahan Baku Alang-Alang (GB-01) ... V-1
5.2 Rotary Cutter Knife (RCK-01) ... V-1
5.3 Tangki Penampung Alang-Alang (TP-01) ... V-1
5.4 Belt Conveyer (BC-01) ... V-2
5.5 Tangki Penampung Ca(OH)2 (TP-02) ... V-2
5.6 Tangki Oksigen (TP-03) ... V-3
5.7 Reaktor Asam Oksalar (R-01) ... V-3
5.8 Screw Conveyer (SC-01) ... V-3
5.9 Bucket Elevator (BE-01) ... V-3
5.10 Tangki Pendingin (TP-04) ... V-4
5.11 Screw Conveyer (SC-02) ... V-4
5.12 Vibrating Screen (VS-01) ... V-4
5.14 Rotary Vacuum Filter (RVF-01) ... V-5
5.15 Bucket Elevator (BE-02) ... V-6
5.16 Tangki Penampung H2SO4 (TP-05) ... V-6
5.17 Reaktor Asam Oksalat (R-02) ... V-6
5.18 Cooler I (C-01) ... V-7
5.19 Filter Press (FP-01) ... V-7
5.20 Bak Penampung (BP-01) ... V-7
5.21 Pompa (P-01) ... V-8
5.22 Evaporator (EV-01) ... V-8
5.23 Cooler (C-02) ... V-9
5.24 Kristalizer (K-01) ... V-9
5.25 Centrifuge (CF-01) ... V-10
5.26 Bak Penampung (BP-02) ... V-10
5.27 Screw Conveyer (SC-04) ... V-10
5.28 Ball Mill (BM-01) ... V-11
5.29 Vibrating Screen (VS-02) ... V-11
5.30 Bak Penampung (BP-02) ... V-11
5.31 Screw Conveyer (SC-05) ... V-11
5.31 Gudang Penyimpan Produk(GB-02) ... V-12
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-3
BAB VII UTILITAS ... VII-1
7.1 Unit Penyedia Uap (Steam) ... VII-1
7.2 Unit Penyedia Air ... VII-5
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia untuk Utilitas ... VII-14
7.4 Unit Penyedia Listrik ... VII-14
7.5 Unit Penyedia Bahan Bakar ... VII-12
7.6 Unit Pengolahan Limbah ... VII-18
7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-22
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-5
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional ... IX-2
9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3
9.1.4 Bentuk Oraganisasi Fungsional dan Staf ... IX-3
9.2 Bentuk Perusahaan ... IX-4
9.3 Uraian, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-4
9.3.2 Pemegang Saham ... IX-5
9.3.3 Dewan Komisaris ... IX-5
9.3.4 Dewan Direksi ... IX-5
9.3.5 Pembagian Devisi dan Tugasnya ... IX-6
9.4 Status Karyawan dan Upah ... IX-9
9.5 Jadwal Kerja Karyawan ... IX-9
9.6 Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Karyawan ... IX-11
9.7 Sistem Pengajian ... IX-14
9.8 Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-15
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap/Fixed Capital Investment (FCI) X-1
10.1.2 Modal Kerja/Working Capital (WC) ... X-3
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-4
10.2.1 Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) ... X-4
10.2.2 Biaya Variabel/Variable Cost (VC) ... X-4
10.3 Perkiraan Rugi/Laba Usalah ... X-5
10.4 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
10.4.1 Profit Margin (PM) ... X-5
10.4.2 Break Even Point (BEP) ... X-5
10.4.4 Pay Out Time (POT) ... X-7
10.4.5 Return on Network ... X-7
10.4.6 Internal Rate of Return ... X-7
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1
DAFTAR PUSTAKA ... xii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Impor Asam Oksalat di Indonesia ... I-2
Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa
Asam Oksalat... II-12
Tabel 3.1 Gudang Penyimpan Alang-Alang... III-1
Tabel 3.2 Rotary Cutter Knife ... III-1
Tabel 3.3 Tangki Penyimpan Alang-Alang ... III-1
Tabel 3.4 Reaktor Kalsium Oksalat ... III-1
Tabel 3.5 Tangki Pendingin... III-2
Tabel 3.6 Vibrating Screen ... III-2
Tabel 3.7 Rotary Vacuum Filter ... III-3
Tabel 3.8 Reaktor Asam Oksalat ... III-3
Tabel 3.9 Filter Press ... III-4
Tabel 3.10 Evaporator ... III-4
Tabel 3.11 Kristalizer ... III-4
Tabel 3.12 Centrifuge ... III-5
Tabel 3.13 Ball Mill... III-5
Tabel 3.11 Vibrating Screen II ... III-5
Tabel 4.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... IV-1
Tabel 4.3 Rotary Vacuum Filter ... IV-2
Tabel 4.4 Reaktor Asam Oksalat ... IV-2
Tabel 4.5 Cooler I ... IV-2
Tabel 4.6 Filter Press ... IV-3
Tabel 4.7 Evaporator ... IV-3
Tabel 4.8 Cooler II... IV-3
Tabel 4.9 Kristalizer ... IV-3
Tabel 4.10 Centrifuge ... IV-3
Tabel 6.1 Alat Instrument yang digunakan ... VI-6
Tabel 6.2 Alat Pengaman yang digunakan ... VI-8
Tabel 7.1 Kebutuhan Steam untuk Pemanas dan Proses ... VII-2
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendigin pada Peralatan Proses ... VII-6
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses ... VII-7
Tabel 7.4 Karakteristik Air Sungai ... VII-8
Tabel 7.5 Kebutuhan Bahan Kimia Untuk Utilitas ... VII-14
Tabel 7.6 Kebutuhan Tenaga Listrik Proses ... VII-15
Tabel 7.7 Kebutuhan Tenaga Listrik Utilitas ... VII-16
Tabel 7.8 Analog Perhitungan Pompa Utilitas ... VII-23
Tabel 8.1 Luas Lokasi Pabrik Asam Oksalat ... VIII-6
Tabel 8.2 Tata Letak Pabrik Asam Oksalat ... VIII-7
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan Pabrik Asam Oksalat ... IX-12
Tabel 9.3 Sistem Pengajian ... IX-14
Tabel LA.1 Daftar Nilai Berat Molekul ... LA-1
Tabel LA.2 Komposisi Alang-alang ... LA-1
Tabel LA.3 Gudang Penyimpan Alang-alang ... LA-2
Tabel LA.4 Rotary Cutter Knife ... LA-2
Tabel LA.5 Tangki Penampung alang-Alang ... LA-2
Tabel LA.6 Reaktor Asam Oksalat ... LA-5
Tabel LA.7 Tangki Pendingin... LA-5
Tabel LA.8 Vibrating Screen ... LA-8
Tabel LA.9 Rotary Vacuum Filter ... LA-10
Tabel LA.10 Reaktor Asam Oksalat ... LA-14
Tabel LA.11 Filter Press ... LA-16
Tabel LA.12 Evaporator ... LA-18
Tabel LA.13 Kristalizer ... LA-20
Tabel LA.14 Centrifuge ... LA-22
Tabel LA.15 Ball Mill... LA-25
Tabel LA.16 Vibrating Screen II ... LA-28
Tabel LB.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... LB-9
Tabel LB.2 Tangki Pendigin... LB-12
Tabel LB.4 Reaktor Asam Oksalat ... LB-21
Tabel LB.5 Cooler I ... LB-23
Tabel LB.6 Filter Press ... LB-25
Tabel LB.7 Evporator ... LB-27
Tabel LB.8 Cooler II... LB-28
Tabel LB.9 Kristalizer ... LB-30
Tabel LB.10 Centrifuge ... LB-31
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Bangunan ... LE-2
Tabel LE.2 Penafsiran Indeks Harga dengan Least Square ... LE-3
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-5
Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas ... LE-6
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-8
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai... LE-11
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas selama 3 bulan ... LE-13
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ... LE-14
Tabel LE.9 Perhitungan Biaya Depresiasi... LE-15
Tabel LE.10 Data Perhitungan BEP ... LE-22
DAFTAR GAMBAR
... Hal
Gambar 2.1 Alang-Alang ... II-2
Gambar 2.2 Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat ... II-6
Gambar 2.3 Proses Oksidasi Etilen Glikol dengan Asam Nitrat ... II-7
Gambar 2.5 Proses Oksidasi Propilen Glikol ... II-9
Gambar 2.6 Proses Peleburan Alkali ... II-10
Gambar 2.7 Proses Fermentasi Glukosa... II-11
Gambar 7.1 Unit Penyedia Listrik Pabrik Asam Oksalat ... VII-14
Gambar 8.1 Lokasi Pabrik Asam Oksalat ... VIII-4
Gambar 8.2 Tata letak Pra Rncangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat ... VIII-7
Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Asm Oksalat ... IX-16
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT UTILITAS ... LD-1
INTI SARI
Pabrik asam oksalat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas
2.500 ton tahun (315.657 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia terhadap kebutuhan
asam oksalat dan ditargetkan dapat mengimpor asam oksalat.
Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 8.774 m2 untuk wilayah pabrik dan 2.000 m2 untuk perumahan karyawan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 141 orang. Bentuk badan usaha yang direncakan adalah Perseroan Terbatas dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik asam oksalat ini adalah:
- Modal Inversatasi = Rp 170.468.165.821,-
- Biaya Produksi Per Tahun = Rp 196.284.469.644,-
- Harga Jual Produk Per tahun = Rp. 288.530.476.532,-
- Laba Bersih Per Tahun = Rp. 60.205621.243,-
- Profit Margin (PM) = 30,4 %
- Break Even Point (BEP) = 28,3 %
- Return on Investment (ROI) = 35,3 %
- Pay Out Time (POT) = 2,83 tahun
- Return on Network (RON) = 58,8 %
- Internal Rate of Return (IRR) = 46,59 %
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin meningkatnya perkembangan industri yang diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi menuntut dibutuhkannya bahan-bahan kimia yang
beraneka ragam dalam jumlah yang cukup besar. Namun Indonesia saat ini masih
bergantung akan produksi luar negeri, dengan lebih banyak mengimpor
bahan-bahan kimia tersebut. Dilihat dari beraneka ragamnya sumber daya alam di
Indonesia, harusnya Indonesia mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada
secara maksimal yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara dan
mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Adapun bentuk pemanfaatan sumber daya alam yaitu dengan pemanfaatan
tanaman alang-alang yang ketersedianya cukup melimpah dan kurang begitu
termanfaatkan dengan luas wilayah 16.000 juta hektar di Indonesia, dimana
4.363,72 hektar terletak di asahan. Alang –alang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan asam oksalat.
Asam oksalat,”Ethanedioic Acid” merupakan salah satu anggota dari asam karboksilat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4. Asam oksalat tidak
berbau, higroskopis, berwarna putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat
molekul 90,04 gr/mol. Secara komersial asam oksalat dikenal dalam bentuk
padatan dihidrat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4.2H2O dan berat
molekulnya 126,07 gr/mol. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang
industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam,
penyamakan kulit, produksi kobalt dan pemisahan dan pemulihan unsur tanah.
Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi
dan turunan kimia lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia masih mengimpor
asam oksalat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti ditunjukkan
asam oksalat dengan kapasitas yang memadai. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan data impor asam oksalat dari tahun 2009-2013 di Indonesia.
Tabel 1.1. Impor Asam Oksalat di Indonesia
Tahun Impor (ton)
2009 1183.856
2010 1498.327
2011 1312.355
2012 1438.517
2013 1469.626
(Sumber : Badan Pusat Statistik 2014)
Kebutuhan Asam Oksalat dunia pada tahun 2009 adalah 450.000 ton,
dimana sebanyak 300.000 ton asam oksalat dihasilkan di China pada tahun yang
sama.
1.2. Perumusan Masalah
Kebutuhan asam oksalat di Indonesia belum dapat terpenuhi, dan di
Indonesia belum berdiri pabrik yang memproduksi asam okslat, sehingga untuk
menanggulangi kebutuhan asam oksalat di dalam negeri dan dapat diekspor keluar
negeri maka pabrik pembuatan asam oksalat perlu untuk didirikan.
1.3. Tujuan Pra Perancangan Pabrik
Tujuan pra perancangan pabrik pembuatan asam oksalat dari alang-alang
ini
adalah mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa,
ilmu teknik kimia lainnya serta mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan
pabrik.
1.4. Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asam okaslat adalah
memberikan informasi mengenai pabrik asam oksalat sebagai tolak ukur sehingga
dapat dijadikan referensi untuk pendirian suatu pabrik asam oksalat. Pra
rancangan pabrik ini juga memberikan manfaat bagi perguruan tinggi sebagai
suatu karya ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan, masukan dalam
perkembangan studi di kalangan akademis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Oksalat
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele
melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis
dengan hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam
berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan
logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga
dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk
Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat
diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam
oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus
karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang
mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer,
2007).
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat
ilmu teknik kimia lainnya serta mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan
pabrik.
1.4. Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asam okaslat adalah
memberikan informasi mengenai pabrik asam oksalat sebagai tolak ukur sehingga
dapat dijadikan referensi untuk pendirian suatu pabrik asam oksalat. Pra
rancangan pabrik ini juga memberikan manfaat bagi perguruan tinggi sebagai
suatu karya ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan, masukan dalam
perkembangan studi di kalangan akademis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Oksalat
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele
melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis
dengan hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam
berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan
logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga
dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk
Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat
diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam
oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus
karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang
mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer,
2007).
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat
Berwarna putih, berbentuk kristal dan tidak berbau
Melting point : 101,5 oC
Densitas : 1,653 gr/cm3
∆Hf (18 OC) : -1422 kJ/mol
Berat molekul : 126 gr/mol
pH : 1 (10 g/l H2O, 20oC)
Tidak berbau
Hidroskopis
2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat
Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada
industri sebagai berikut :
Sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari kerak.
Sebagai bahan peledak
Sebagai bahan pembuatan zat warna
Sebagai bahan analisa laboratorium
Sebagai bahan dalam industri lilin
Sebagai bahan kimia dalam fotografi.
2.2 Tanaman Alang-alang
Alang-alang atau Imperata Cylindrica adalah tanaman liar dan merupakan
tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan
cepat berkembang biak, di berbagai tempat terlebih di tempat yang tanahnya subur
Gambar 2.1. Alang alang
Klasifikasi tanaman alang-alang adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Liliopsida
Kelas : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Species : Imperata Cylindrica
Di beberapa daerah di Indonesia alang-alang dikenal dengan nama ilalang.
Alang-alang merupakan tumbuhan menahun dan tumbuh liar di lahan terbuka atau
sedikit terlindung, seperti ladang atau perkebunan. Alang-alang banyak terdapat
di pulau Jawa dengan ketinggian tempat tumbuh dari 0-2700 mdpl (Djauhariya
dan Hernani, 2009). Alang-alang dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain
karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Alang-alang dapat menurunkan pH
tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitritifikasi
menunjukkan korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang (Santoso, 1990).
2.3 Sifat-sifat Bahan Utama
2.3.1 Sifat Bahan Utama
A. Alang-alang
Komposisi Alang-alang :
Abu : 5,42 %
Silika : 3,6 %
Pentosan : 28,58 %
Alfa Selulosa : 44,28%
B. Ca(OH)2 (Kalsium Hidrosida)
Dalam proses bereaksi dengan selulosa membentuk calcium oksalat.
Sifat Fisika :
Putih berbentuk kristal
Berat molekul : 74,1 gr/mol
Spesifik Gravity : 2.130 pada 70 oF(21,1 oC)
Density : 2.126 gr/cm3
Sifat Kimia :
Higroskopis
Kelarutan : Air dingin (10 oC) 17,6/ gr/l
C. Asam Sulfat (H2SO4)
Bereaksi dengan kalsium oksalat membentuk asam oksalat (C2H2O4.2H2O)
Sifat Fisika
Berupa cairan kental tidak berwarna/jernih
Berat Molekul : 98,08 g/mol
Spesifik Gravity : 1,839 pada 14,5 oC
Melting Point : 10,49 oC
Titik didih : 270 0C Sifat Kimia
Korosif
Termasuk asam kuat
Dapat bereaksi dengan berbagai macam campuran organik untuk produksi yang berguna
Dapat melarutkan logam
Merupakan pengoksidasi kuat
D. CaSO4.H2O
Merupakan limbah hasil reaksi pembentukan asam oksalat pada reaktor asam oksalat.
Sifat Fisika
Berat Molekul : 171,1798 g/mol
Spesifik Gravity : 2,32
Kelarutan : 0,92 pada 100 g H2O (15 oC) Sifat Kimia
Keras, berupa serbuk putih pada waktu kering, berbentuk paste
putih ketika tercampur air.
E. CaC2O4 (Kalsium oksalat )
Merupakan hasil reaksi intermediet dari keseluruhan proses untuk mengikat (C2O4)
2-
dari reaksi pembentukan kalsium oksalat pada reaktor kalsium oksalat, setelah C5H10O5 direaksikan dengan Ca(OH)2
Sifat Fisika
Berat Molekul : 176,18
Spesifik Gravity : 1,55 pada 20 oC
Kelarutan : 5 pada 5 oC : 45,5 pada 80 oC
Boiling Point : 1200 30
Sifat Kimia
Larut Dalam air
2.4 Pembuatan Asam Oksalat
Asam Oksalat dapat disintesis dengan beberapa metode yaitu :
1. Oksidasi Karbohidrat
Cara ini ditemukan oleh “Scheele” pada tahun 1776. Asam oksalat
diproduksi dengan mengoksidasi karbohidrat seperti glukosa, sukrosa,
untuk proses ini bahan yang digunakan adalah bahan yang banyak
mengandung karbohidat, misalnya tepung. Dimana tepung yang digunakan
biasanya adalah tepung jagung, tepung gandum, tepung ubi jalar atau tepung
yang lainnya dan bisa juga menggunakan gula atau mollases. Ketika
digunakan bahan baku seperti selulosa maka harus dihidrolisa terlebih
dahulu dengan asam sulfat, sehingga menjadi monosakarida. Glukosa ini
kemudian dioksidasi dengan asam nitrat pada temperatur 63-85oC dengan
katalis vanadium pentoksida (Kirk Othmer, 2007).
Reaksi :
5C6H12O6 + 30HNO3 15C2H2O4 + 3NO + 9N2O + 9NO2 + 30H2O
Glukosa Asam Nitrat As.Oksalat N.oksida Nitro oksida Nitrit Air
Produksi asam oksalat dengan oksidasi karbohidrat masih dapat
dikembangkan karena banyaknya bahan baku seperti limbah pertanian
(Kirk-Othmer, 2007).
Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini bahan dasarnya
mengandung 60 % larutan glukosa. Temperatur pada proses ini perlu
dikontrol dan dijaga. Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat
menjadi karbondioksida, maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat.
Kemurnian produk akhir adalah 99 % dengan konversi asam oksalat pada
proses ini adalah 63 – 65 %. Prosesnya dapat dilakukan secara batch maupun
Proses Hidrolisa
Proses Oksidasi Glukosa Proses Pemisahan
Mother Liquor dari asam oksalat Proses
Evaporasi
Proses Pelarutan kembali kristal Asam
Oksalat
Proses Pemisahan Mother liquor yang terikut dari kristal asam
oksalat
Proses Penkristalan kembali asam
oksalat
Asam Oksalat mother liquor Recycle mother
liquor
Kristal asam oksalat
Mother
Liquor Asam Oksalat
mother liquor
Produk asam oksalat 99 %
Gambar 2.3. Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat
2. Proses Etilen Glikol
Dalam proses ini etilen glikol dioksidasi dalam campuran 30-40 %
asam sulfat dan asam nitrat 20-25 % dengan 0,001-0,1 % vanadium
pentoksida pada suhu 50-70oC untuk menghasilkan asam oksalat lebih dari
93 % (Kirk Othmer, 2007).
Proses ini telah dikembangkan di Jepang oleh Mitsubishi Gas
Chemical yang memproduksi 12.000 Ton/tahun asam oksalat. Etilen Glikol
teroksidasi dengan konsentrasi 60 % asam nitrat pada 0,3 MPa (43,5 psi),
80oC dengan oksigen. Inisiator seperti NaNO2 dapat membantu
menghasilkan oksida nitrogen dan promotor seperti senyawa vanadium atau
asam sulfat yang digunakan untuk mempercepat reaksi oksidasi. Yield
Reaksi berlangsung sesuai persamaan reaksi berikut mother liquor dari Asam
Oksalat
Proses Penkristalan
Asam Oksalat Proses Oksidasi Etilen
Glikol
Proses Absorber
Proses Pelarutan kembali kristal Asam
Oksalat
Proses Pemisahan Mother liquor yang terikut dari kristal Asam
Oksalat
Recycle mother liquor
Kristal Asam Oksalat
Mother Liquor
Kristal As. Oksalat
Produk Asam Oksalat 99 %
3. Proses Propilen
Pembuatan asam oksalat dengan oksidasi propylene, menggunakan gas
bersih dari stok umpan pada operasi cracking minyak bumi. Pada proses
propilen, propilen dioksidasi oleh asam nitrat melalui 2 tahap: Tahap
pertama propilen direaksikan dengan NO2 cair untuk menghasilkan produk
antara berupa asam α-nitrotolactid yang selanjutnya dioksidasi pada temperatur tinggi untuk menghasilkan asam oksalat (Kirk Othmer, 2007).
Rhone-Poulenc (Prancis) mengembangkan sebuah versi modifikasi dari
proses pembuatan asam oksalat atau asam laktat, atau keduanya dari
propilen. Pada tahun 1978, 65.000 ton/tahun asam oksalat diproduksi di
seluruh dunia dengan proses ini, Pada 1990-an proses ini dioperasikan
hanya oleh Rhone-Poulenc (Kirk Othmer, 2007).
Reaksi oksidasi Rhone-Poulenc seperti persamaan reaksi berikut:
CH3CH=CH2 + 3HNO3 CH3CHCOOH + 2NO + 2H2O
CH3CHCOOH + 5/2 O2 (COOH)2 + CO2 + HNO3 + H2O
Pada langkah pertama, propylene dicampurkan pada 10-40oC dengan
asam nitrat, konsentrasi dijaga pada 50-75 w% dan perbandingan rasio
molar untuk propilena 0,01-0,5 hingga terkonversi menjadi asam α
-nitratolactic dan asam laktat. Pada tahap kedua asam α-nitratolactic teroksidasi oleh oksigen dengan adanya katalis pada 45-100oC untuk
menghasilkan asam oksalat dihidrat. Secara keseluruhan dengan konsentrasi ONO2
Propilen As.Nitrat α-nitrolactid N.oksida
ONO2
propylene lebih besar dari 90% untuk menghasilkan konversi propylene
77,5% (Kirk Othmer, 2007).
Proses Kondensasi
Proses oksidasi kedua Proses
Oksidasi Pertama
Proses Kristalisasa
Proses Penyaringan
H2SO4 dari asam oksalat
Proses Pengeringan Asam Sulfat
Asam Oksalat
Air Asam Oksalat Alfa Nitrolactic
Acid
Propylene 100 %
Liquid NO2
Gambar 2.5. Proses Oksidasi Propilen Glikol
4. Proses Dialkil Oksalat
Asam oksalat dihasilkan dengan hidrolisis diester asam oksalat dengan gas
CO dengan produk samping alkohol. Pada tahun 1978 UBE Industries
(Jepang) mengkomersialisasikan proses dua-langkah ini (Kirk Othmer, 2007).
Sintesis pertama yang dilaporkan dengan menggunakan contoh
PdCl2-CuCl2 dalam system redoks dengan persamaan reaksi berikut :
2CO + 2 ROH + PdCl2 (COOR)2 + 2HCl + Pd0
Karbon D Alkohol Pd.Klorida Dialkil Oksalat As.Klorida
Paladium
Pd0 + 2CuCl2 PdCl2 + Cu2Cl2
Cu2Cl2 + 2HCl + ½ O2 2 Cu2Cl2 + H2O
Cu(II) klorida As.Klorida Oksigen Cu(II) klorida Air
Overall 2CO + 2ROH + ½ O2 (COOR)2 +H2O
Karbon D Alkohol Oksigen Dialkil Oksalat Air
(COOR)2 + H2O (COOH)2 + 2ROH
Dialkil Oksalat Air As.Oksalat Alkohol
5. Proses Peleburan Alkali
Pembuatan asam oksalat dengan proses peleburan alkali menggunakan
bahan baku yang mengandung selulosa tinggi seperti serbuk gergaji, sekam,
tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan calcium hidroksida
pada suhu 240 – 285ºC.
Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat untuk membentuk asam
oksalat.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
CaC2O4 + H2SO4 (COOH)2 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan
kemurnian produk sebesar 60 % (Isti Azra, dkk., 2011).
Bahan Baku Proses Pemasakan
dengan NaOH
Proses
Pendinginan Proses Penyaringan
Proses Pengkristalan
Kristal Asam CaCl2
Gambar 2.6. Proses Peleburan Alkali
6. Fermentasi Glukosa
Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi
gula dengan menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium)
sebagai pengurainya. Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan
dan dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya
dengan evaporator dan hasilnya dikristalkan. Kemudian dilakukan
pengeringan untuk memisahkan produk dengan airnya. Hasil dari asam oksalat
tergantung dari nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.
Persiapan
gypsum dari asam oksalat Gambar 2.7. Proses Fermentasi Glukosa
7. Metode Baru
Banyak upaya telah dilakukan untuk mensintesis asam oksalat dengan
reduksi elektrokimia karbon dioksida baik dengan elektrolit cair maupun tidak
cair, misalnya, asam oksalat dibuat dari CO2 sebagai garam Zn yang dalam
mengandung (C4H9)4NClO4 dengan efesiensi lebih besar dari 90 % (Kirk
Othmer, 2007).
Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa
Asam Oksalat
Metode Keuntungan Kerugian
1. Oksidasi Karbohidrat
Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 63-65 %).
Bahan bakunya mahal seperti tepung tapioka, tepung jagung dan lain-lain.
Diperlukan katalis tertentu yaitu V2O5/Fe3+.
2. Etilen Glikol Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield > 90 %).
Menggunakan bahan baku yang mahal, yaitu etilen glikol.
3. Proses Propilen Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 75 %).
Menggunakan proses yang cukup sulit.
4. Proses Dialkil Oksalat
Menggunakan proses yang kompleks.
5. Proses Peleburan Alkali
Bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, dll.
Proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan
penambahan Ca(OH)2 dan H2SO4.
6. Fermentasi Glukosa
Bahan utama yang berasal dari karbohidrat mudah didapat.
Prosesnya yang cukup panjang yaitu gula difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan jamur aspergillus atau penicillium.
7. Metode Baru Efisiensi proses yang sangat tinggi (>90%).
Prosesnya memerlukan biaya yang cukup mahal dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
2.5Deskripsi Proses
Berdasarkan metode proses pembuatan asam oksalat, dipilih salah satu
yaitu proses peleburan alkali. Dengan alasan bahan yang digunakan tersedia
dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam
padi, disamping itu proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan
penambahan Ca(OH)2, dan H2SO4 .
Dalam pembuatan asam oksalat dihidrat dengan proses peleburan alkali
ini, terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Proses Pembentukan Natrium Oksalat (Peleburan Alkali)
Alang-alang yang mengandung selulosa tinggi dan larutan Ca(OH)2 dengan
konsentrasi 50% dengan perbandingan 1:1,5 dialirkan ke dalam reaktor dimana
operasi berlangsung pada suhu 98oC. Didalam reaktor terjadi reaksi antara
(C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
2. Proses Pemisahan I
Sebelum masuk pada proses pemisahan, bahan yang keluar dari reaktor
terlebih didinginkan. Pada proses pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan
filtrat yang mengandung kalsium oksalat.
3. Proses Pengasaman
Setelah hasilnya masuk pada tahap pengasaman dengan menggunakan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaC2O4 + H2SO4 C2H2O4 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
4. Proses Pemisahan II
Asam oksalat dan kalsium sulfat dipisahkan hingga memperoleh asam
oksalat sebagai filtat.
5. Proses Evaporasi I
Pada proses evaporasi ini filtrat yang berupa asam oksalat dipekatkan
kemudian dialirkan menuju tahap kristalizer.
6. Proses Kristalizer
Asam oksalat dari evaporator dialirkan menuju kristalizer untuk didinginkan
sampai 30oC hingga terbentuknya kristal dihidrat. Kemudian asam oksalat
dialirkan menuju proses pemisahan.
7. Proses Pemisahan III
Pada tahap ini bertujuan memisahkan kristal dari mother liquornya (yang
BAB III
NERACA MASSA
Pra Rancangan Pabrik Asam Oksalat direncanakan beroperasi dengan
kapasitas produksi 2.500 ton/tahun. Setelah dilakukan perhitungan pada lampiran
A maka didapat hasil perhitungan neraca massa pada tabel 3.1 – 3.2 di bawah ini :
Satuan dalam kg/jam
1. Gudang Penyimpanan Alang-Alang
Komponen Masuk Keluar
F F1
Alang-alang 1.987,006 1.987,006
2. Rotary Cutter Knife
Komponen Masuk Keluar
F1 F2
Alang-alang 1.987,0069 1.987,006
3. Tangki Penyimpan Alang-alang
Komponen Masuk Keluar
F2 F3
4. Reaktor Kalsium Oksalat
Komponen Masuk Keluar
F4 F5 F6 F7
Selulosa 879,846 - - -
Abu 107,696 - - -
Silika 71,532 - - -
Lignin 360,045 - - -
Pentosan 567,886 - - -
Ca(OH)2 - 1490,254 - 887,397
O2 - - 564,839 -
CaC2O4 - - - 347,594
H2O - 1490,254 - 1930,177
Ca(CH3COO)2 - - - 429,061
Ca(HCOO)2 - - - 353,025
CO2 - - - 477,941
Humus - - - 1107,159
Total 1987,006 2980,508 564,839 5532,353
5532,353 5532,353
5. Tangki Pendingin
Komponen Masuk (kg) keluar (kg)
F9 F10
Ca(OH)2 887,397 887,397
CaC2O4 347,594 347,594
H2O 1930,177 1930,177
Ca(CH3COO)2 429,061 429,061
Ca(HCOO)2 353,025 353,025
CO2 477,941 477,941
Humus 1107,159 1107,159
6. Vibrating Screen
7. Rotary Vacuum Filter
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F14 F15 F16 F17
Ca(OH)2 882,419 -
0,85208 881,567
CaC2O4 345,644 - 345,644 -
H2O 1919,349 86,411 1,853 2003,907
Ca(CH3COO)2 427,111 - 0,412 426,698
Ca(HCOO)2 350,618 - 0,339 350,279
Total 3925,140 86,411 349,100 3662,451
4011,551 4011,551
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F11 F12 F13
Ca(OH)2 887,397 882,419 4,978
CaC2O4 347,594 345,644 1,950
H2O 1930,177 1919,349 10,828
Ca(CH3COO)2 429,061 427,111 1,950
Ca(HCOO)2 353,025 350,618 2,407
Humus 1107,159 - 1107,159
Total 5054,412 3925,140 1129,272
8. Reaktor Asam Oksalat
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F17 F18 F19
Ca(OH)2 0,852 - -
CaC2O4 345,644 - -
Ca(CH3COO)2 0,412 - -
Ca(HCOO)2 0,339 - -
H2O 1,853 1630,242 1632,510
C2H2O4 - - 243,031
CH3COOH - - 0,313
HCOOH - - 0,240
H2SO4 - 319,527 53,255
CaSO4 - - 369,521
Total 349,100 1949,769 2298,869
2298,869
9. Filter Press
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F20 F21 F22
H2O 1632,510 1629,383 3,127
C2H2O4 243,031 242,565 0,465
CH3COOH 0,313 0,313 0,001
HCOOH 0,240 0,239 0,000
H2SO4 53,255 53,153 0,102
CaSO4 369,521 - 369,521
Total 2.298,869 373,217 1925,653
10. Evaporator
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F24 F25 F26
H2O 1629,383 1386,000 243,384
C2H2O4 242,565 - 242,565
CH3COOH 0,313 - 0,313
HCOOH 0,239 - 0,239
H2SO4 53,153 - 53,153
Total 1.925,653 1386,000 539,653
1.925,653
11. Kristalizer
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F27 Kristal (F28) Larutan (F28)
H2O 243,384 - 154,242
C2H2O4 242,565 - 19,712
Impurities 53,704 0,537 53,167
C2H2O4.2H2O - 311,994 -
Total 539,653 312,531 227,122
539,653 539,653
12. Centrifuge
Komponen
Masuk (kg) Keluar (kg)
F28 F29
(kristal) F30 (larutan) Kristal Larutan Kristal Larutan Kristal Larutan
H2O - 154,242 - 4,245 - 149,997
C2H2O4 - 19,712 - 0,542 - 19,170
Impurities 0,537 53,167 0,532 1,463 0,005 51,704
Total 312,531 227,122 309,406 6,251 3,125 220,871
539,653 539,653
13.Ball Mill
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F31 F33 F32
C2H2O4.2H2O 309,406 3,125 312,531
H2O 4,245 0,043 4,288
Impurities 1,463 0,015 1,478
C2H2O4 0,542 0,005 0,548
Total 315,657 3,188 318,845
318,845
14.Vibrating Screen II
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F32 F34 F33
C2H2O4.2H2O 312,531 309,406 3,125
H2O 4,288 4,245 0,043
Impurities 1,478 1,463 0,015
C2H2O4 0,548 0,542 0,005
Total 318,845 315,657 3,188
BAB IV
NERACA ENERGI
Pra Rancangan Pabrik Asam Oksalat direncanakan beroprasi dengan
kapasitas 2.500 ton/tahun. Setelah dilakukan perhitungan pada lampiran B maka
didapatkan hasil perhitungan neraca energi pada tabel di bawah ini :
1. REAKTOR KALSIUM OKSALAT
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
Alang-Alang 3541,895 CaC2O4 7239,627
Ca(OH)2 2154,827 Ca(CH3COO)2 24086,182
O2 553,444 Ca(HCOO)2 14452,264
H2O 7463,533 H2O 146396,377
CO2 7525,230
Ca(OH)2 18733,663
Humus 31180,720
Jumlah 13713,699 Jumlah 249614,065
Q yang disuplai
3097612,038 Q loss 147505,335
steam ΔHr o25 2714206,338
Jumlah 3111325,738 Jumlah 3111325,738
2. TANGKI PENDINGIN
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
CaC2O4 7239,627 CaC2O4 991,730
Ca(CH3COO)2 24086,182 Ca(CH3COO)2 3299,477
Ca(HCOO)2 14452,264 Ca(HCOO)2 1979,762
Ca(OH)2 18733,663 Ca(OH)2 2566,255
H2O 146396,377 H2O 19333,537
Humus 31180,720 Humus 4268,507
Q yang diserap pendingin 197545,124
Jumlah 242088,835 Jumlah 242088,835 3. ROTARY VACUUM FILTER
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
H umpan 28824,311 H filtrat 26839,840
H air pencuci 431,579 H cake 974,835
Q loss 1441,216
Jumlah 29255,890 Jumlah 29255,890
4. REAKTOR ASAM OKSALAT
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 974,835 H produk 97635,412
H H2SO4 557,575 ΔH reaksi -27335,827
H H2O 8164,624 Q air pendingin -60602,552
Jumlah 9697,034 Jumlah 9697,034
5. COOLER
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 97635,412 H produk 54343,167
Q media pendingin 38410,475
Q loss 4881,771
Jumlah 97635,412 Jumlah 97635,412
6. FILTER PRESS
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 54343,167 H produk 49616,471
H Cake 2009,537
Jumlah 54343,167 Jumlah 54343,167
7. EVAPORATOR
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 49616,471 H produk 20571,982
Q Steam 841500,378 H Vapour 830473,421
Q loss 40071,447
Jumlah 891116,849 Jumlah 891116,849
8. COOLER II
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 20571,982 H produk 7996,464
Q media pendingin 12575,518
Jumlah 20571,982 Jumlah 20571,982
9. CRYZTALIZER
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 7996,464 H produk 1437,947
Q kristalisasi 36726,724 Q loss 399,823
Q media pendingin 42885,418
Jumlah 44723,188 Jumlah 44723,188
10. CENTIFUGE
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 1437,947 H cake 590,005
Q larutan 847,942
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang Bahan Baku Alang-Alang (GB-01)
Fungsi : Untuk menyimpan bahan baku alang-alang.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Kondisi Penyimpanan : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Lama Persediaan : 3 hari
Kondisi Fisik : Panjang = 8 m
Lebar = 6 m
Tinggi = 8 m
5.2 Rotary Cutter Knife (RCK-01)
Fungsi : Memotong alang-alang yang berasal dari gudang.
Bahan konstruksi : Carbon steel
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Power : 2,5 Hp
5.3 Tangki Penampung Alang-Alang (TP-01)
Fungsi : Menampung alang-alang setelah dipotong-potong.
Bentuk : Horizontal Silinder
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Waktu Tinggal : 4 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft
5.4 Belt Conveyer (BC-01)
Fungsi : Mengankut alang-alang dari TP-01 ke reaktor
kalsium oksalat
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Panjang belt = 10,198 m
Power : 3 Hp
5.5 Tangki Penampung Ca(OH)2 (TP-02)
Fungsi : Menampung larutan Ca(OH)2 50 %
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah datar.
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Waktu Tinggal : 4 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft
Tinggi = 8,5 ft
5.6 Tangki Oksigen (TP-03)
Fungsi : Menyimpan Oksigen
Bahan konstruksi : Stainless Stell SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah
standart dished head.
Waktu tinggal : 6 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 5 ft
Tinggi = 9,5 ft
Fungsi : Mereaksikan antara alang-alang dengan Ca(OH)2
50% .
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah
Torispherical.
Kondisi Operasi : Temperatur = 98 oC
Tekanan = 1 atm
Waktu tinggal : 1 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft
Tinggi = 11 ft
Power : ¼ Hp
5.8 Screw Conveyer (SC-01)
Fungsi : Mengangkut produk dari reactor kalsium oksalat
ke bucket elevator.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in
Diameter Shaft = 2 in
Diameter flights = 10 in
Ukuran lumps = 1 1/2
Kecepatan : 55 rpm
Power : 7 Hp
5.9 Bucket Elevator (BE-01)
Fungsi : Mengangkut bahan dari screw conveyer ke tangki
pendingin.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Kondisi Fisik : Elevasi Center = 25 ft
Ukuran Bucket = 8 x 5 ½ x 7 ¾ in
Head Shaft : 28 rpm
Power : 1 Hp
5.10 Tangki Pendingin(TP-04)
Fungsi : Mendinginkan Produk dari reactor kalsium
oksalat.
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Bentuk : Horizontal Silinder
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft
Tinggi = 8,2 ft
5.11 Screw Conveyer (SC-02)
Fungsi : Mengangkut produk dari tangki pendingin ke
vibrating screen.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in
Diameter Shaft = 2 in
Diameter flights = 10 in
Ukuran lumps = 2 1/2 in
Kecepatan : 55 rpm
Power : 7 Hp
5.12 Vibrating Screen (VS-01)
Fungsi : Memisahkan hasil reaksi dari reaktor kalsium
oksalat dengan humus.
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Panjang = 1 ft
Lebar = 1 ft
Power : 5 Hp
5.13 Screw Conveyer (SC-03)
Fungsi : Mengangkut cake dari vibrating screen ke rotary
vacuum filter
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in
Diameter Shaft = 2 in
Diameter flights =9 in
Ukuran lumps = 2 1/4
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.14 Rotary Vacuum Filter (RVF-01)
Fungsi : Memisahkan antara CaC2O4 dengan filtrate
(CH3COO)2Ca, (HCOO)2Ca, Ca(OH)2, H2O
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah
Torispherical.
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 0,6 atm
Kondisi Fisik : Diameter = 1,43 ft
Tinggi = 2,87 ft
Fungsi : Mengangkut cake dari RVF-01 ke reactor asam
oksalat.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Elevasi Center = 25 ft
Ukuran Bucket = 8 x 5 ½ x 7 3/4
Head Shaft : 28 rpm
Power : 1 Hp
5.16 Tangki Penampung H2SO4 (TP-05)
Fungsi : Menampung larutan asam sulfat.
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup alas dan bawah
standart dished heads
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter = 4 ft
Tinggi = 6 ft
5.17 Reaktor Asam Oksalat(R-02)
Fungsi : Mereaksikan CaC2O4 dengan larutan H2SO4 4 N
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup alas dan bawah
standart dished heads
Kondisi Operasi : Temperatur = 80 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter = 5,5 ft
Tinggi = 10 ft
Fungsi : Mendinginkan produk dari reaktor asam oksalat
Bahan konstruksi : Stell Pipa
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger.
Dipakai : 1 in OD tube 12 BWG, panjang 16 ft
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 80 oC
Temperatur akhir (T2) : 55 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC
5.19 Filter Press(FP-01)
Fungsi : Memisahkan antara gypsum (cake) dengan filtrat,
Bentuk : Horizontal plate and frame filter press.
Kondisi Operasi : Temperatur = 54,614 oC
Tekanan = 1 atm
Waktu Filtrasi= 30 menit
5.20 Bak Penampung (BP-01)
Fungsi : Untuk menampung filrat dari filter press.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 2 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 4,13 ft
Lebar : 2,75 ft
Tinggi : 1,38 ft
5.21 Pompa (P-01)
Fungsi : Memopakan larutan dari bak penampung (BP-01)
Tipe : Centifugal pump
Kondisi Operasi : Temperatur = 54,614 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Panjang pipa lurus : 14 m
Tinggi : 9,8 m
Diameter (OD) : 0,07 m
Kecepatan aliran : 2,8 ft/s
Power : 1/4 Hp
5.22 Evaporator (EV-01)
Fungsi : Memekatkan filtrat asam oksalat.
Bentuk : Short tube evaporator dengan tutup atas dan
bawah berbentuk dished head.
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger.
Dipakai : ½ in OD tube 20 BWG, panjang 12 ft
Jumlah tube : 115 buah
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 148 oC (g)
Temperatur akhir (T2) : 148 oC (l)
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 55 oC
Temperatur akhir (t2) : 100 oC
Kondisi Fisik : Diameter : 4,5 ft
Tinggi : 8 ft
5.23 Cooler(C-02)
Fungsi : Mendinginkan larutan asam oksalat dari 100oC ke
55oC
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger.
Dipakai : 1/2 in OD tube 12 BWG, panjang 16 ft
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 100 oC
Temperatur akhir (T2) : 55 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC
5.24 Kristalizer (K-01)
Fungsi : Mengkristalkan larutan asam oksalat.
Jenis : Swenson Walker
Waktu tinggal : 12 jam
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 55oC
Temperatur akhir (T2) : 30 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC
Kondisi fisik : Diameter : 6 ft
tinggi : 10 ft
5.25 Centrifuge(CF-01)
Fungsi : Memisahkan Kristal asam oksalat dengan
filtratnya.
Waktu tinggal : 1 jam
Kecepatan : 7500 rpm
Kondisi Fisik : diameter bowl : 13 in
Diameter disk : 9,5 in
Jumlah disk : 107 buah
5.26 Bak Penampung (BP-02)
Fungsi : Untuk menampung filrat dari centifuge.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 2 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 2 ft
Lebar : 1,5 ft
Tinggi : 0,64 ft
5.27 Screw Conveyer (SC-04)
Fungsi : Mengangkut Kristal asam oksalat ke ball mill
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2,5 in
Diameter Shaft =2 in
Diameter flights = 9 in
Ukuran lumps = 1 1/2 in
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.28 Ball Mill (BM-01)
Fungsi : Menghaluskan Kristal asam oksalat dengan
ukuran 200 mesh.
Tipe : Continious ball mill no 200
Kapasitas maksimal : 14 ton/jam
Kecepatan : 35 rpm
Kondisi Fisik : Panjang : 4 ft
Lebar : 3 ft
5.29 Vibrating Screen (VS-02)
Fungsi : Memisahkan asam oksalat yang sesuai sepsifikasi
dengan yang tidak
Tipe : High Speed Vibrating Screen.
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Panjang = 3,241 ft
Lebar = 3,241 ft
Power : 5 Hp
5.30 Bak Penampung (BP-03)
Fungsi : Untuk menampung Kristal asam oksalat
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 3 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 1,96 ft
Lebar : 1,31 ft
Tinggi : 0,65 ft
5.31 Screw Conveyer (SC-05)
Fungsi : Mengangkut Kristal asam oksalat ke ball mill
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in
Diameter Shaft = 2 in
Diameter flights = 9 in
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.32 Gudang Penyimpan Produki (GB-02)
Fungsi : Untuk menyimpan kristal asam oksalat.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Kondisi Penyimpanan : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Lama Persediaan : 3 hari
Kondisi Fisik : Panjang = 12 m
Lebar = 8 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Untuk mengatur dan mengendalikan kondisi operasi peralatan sehingga
didapatkan produk sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya alat
kontrol dan instrumentasi. Instrumentasi ini dapat merupakan suatu petunjuk
(indicator), suatu perekam (recorder) atau suatu pengontrol (controller). Dalam
industri kimia banyak variabel proses yang perlu dikontrol seperti temperatur,
tekanan, ketinggian cairan, dan kecepatan alir.
Pada perancangan pabrik asam oksalat dihidrat ini instrumen yang
digunakan berupa alat kontrol otomatis dan manual. Hal ini tergantung dari sistem
peralatan dan faktor pertimbangan teknis dan ekonomisnya.
Dengan penggunaan alat-alat kontrol ini diharapkan tercapai hal-hal
sebagai berikut :
1. Dapat menjaga variabel proses pada operasi yang dikehendaki.
2. Laju produksi dapat diatur dalam batas-batas yang aman.
3. Kualitas produksi lebih terjamin.
4. Membantu mempermudah pengoperasian suatu alat.
5. Kondisi-kondisi yang berbahaya dapat diketahui secara dini melalui alarm
peringatan sehingga lebih terjamin keselamatan kerja.
6. Efesiensi akan lebih meningkat.
Beberapa alat kontrol atau instrumen yang digunakan pada pabrik asam
oksalat dihidrat ini adalah sebagai berikut :
1. Speed Controller (SC)
Fungsi : untuk mengatur kecepatan motor penggerak alat angkut bahan padatan
mengumpankan bahan padatan ke dalam peralatan proses.
2. Temperature Controller (TC)
Fungsi : untuk mengatur, mengontrol dan mengendalikan temperatur operasi.
Fungsi : untuk mengontrol laju alir bahan ke dalam suatu peralatan proses.
4. Feed Ratio Controller (FRC)
Fungsi : untuk mengontrol perbandingan laju alir bahan ke dalam suatu peralatan
proses.
Tabel. 6.1. Alat Instrumentasi yang Digunakan
No Nama Peralatan Kode Alat Instrumentasi Parameter
1.
Rotary Cutter Knife
Belt Conveyor
Tangki Penampung Ca(OH)2
Tangki Oksigen
Reaktor Kalsium Oksalat
Screw Conveyer
Bucket Elevator
Tangki Pendingin
Screw Conveyer
Vibrating Screen
Screw Conveyer
Rotary Vacuum Filter
Bucket Elevator
Tangki Penampung H2SO4
Reaktor Asam Oksalat
Filter Press
Pompa
Evaporator
Kristalizer
Centrifuge
Screw Conveyer
Ball Mill
Vibrating Screen II
Screw Conveyer
RCF-01
Kecepatan motor
Kecepatan motor
Laju Alir
Laju alir
Temperatur
Kecepatan motor
Kecepatan motor
Temperatur
Kecepatan motor
Kecepatan motor
Kecepatan Motor
Laju Alir
Kecepatan motor
Laju alir
Kecepatan motor
Kecepatan motor
Kecepatan motor
Kecepatan motor
6.2 Keselamatan Kerja
Memasuki era globalisasi, Indonesia ditantang untuk memasuki
perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor industri
akan bertambah sejalan dengan pertambahan industri. Dengan pertambahan
tersebut, maka konsekuensi permasalahan industri juga semakin kompleks,
termasuk masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Kemajuan teknologi dan perubahan struktur ekonomi akan menuntut
perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat, sikap dan disiplin kerja,
lingkungan dan kondisi kerja. Demikian juga dalam menghadapi resiko kerja,
perlu kerjasama yang baik antara pengusaha, karyawan dan semua pihak yang
terkait dalam proses produksi.
Unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek
yang mendapat perhatian dalam pembangunan ketenagakerjaan. Dijelaskan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992, pasal 23 (ayat 1)
bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan
tenaga kerja.
Berkaitan dengan itu, pemerintah mendorong pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan industri serta
mengusahakan agar keselamatan dan kesehatan kerja dapat menjadi naluri dan
budaya masyarakat. Berbagai upaya untuk menciptakan K3 telah dilakukan, antara
lain melalui perundang-undangan seperti Undang-Undang Keselamatan Kerja
Nomor 1 Tahun 1970 yang mewajibkan setiap perusahaan melaksanakan
usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja, juga melalui kampanye K3 sejak bulan
Januari 1993, pembentukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) disetiap perusahaan, penyediaan alat-alat pengaman dan peralatan K3,
pengadaan tenaga ahli K3 dan sebagainya. Apabila keselamatan kerja diperhatikan
dan dilaksanakan dengan baik maka dampaknya adalah para pekerja dapat bekerja
dengan perasaan aman, sehingga meningkatkan efisiensi kerja.
disebabkan karena kecelakaan mesin-mesin pabrik, kebocoran bahan-bahan yang
berbahaya, peledakan, kebakaran. Usaha untuk mengurangi dan mencegah
terjadinya bahaya yang timbul di dalam pabrik antara lain :
1. Bangunan Pabrik
Bangunan pabrik meliputi gedung maupun unit peralatan :
a. Konstruksi gedung harus mendapat perhatian yang cukup besar.
b. Perlu memperhatikan kelengkapan peralatan penunjang untuk pengamanan
terhadap bahaya alamiah, seperti untuk bangunan yang tinggi dipasangkan
penangkal petir, bahaya alamiah lain seperti angin dan gempa. Oleh karena itu
perusahaan bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam hal ini Badan
Metereologi dan Geofisika agar dapat mengetahui lebih awal tentang bahaya
alamiah tersebut.
2. Ventilasi
Pada ruang proses maupun ruang lainnya, pertukaran udara diusahakan berjalan
baik sehingga dapat memberikan kesegaran kepada karyawan serta dapat
menghindari gangguan pernapasan.
3. Perpipaan
Jalur proses yang terletak di atas tanah lebih baik dibandingkan yang letaknya
dibawah permukaan tanah, karena hal tersebut akan mempermudah pendeteksian
terjadinya kebocoran.
4. Alat-alat penggerak
Peralatan yang bergerak hendaknya ditempatkan pada tempat yang tertutup. Hal
ini untuk mempermudah penanganan dan perbaikan serta menjaga keamanan dan
keselamatan para pekerja.
5. Listrik
Pada pengoperasian maupun perbaikan instalasi listrik hendaknya selalu
menggunakan alat pengaman yang telah disediakan. Dengan demikian para
pekerja dapat terjamin keselamatannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a. Keselamatan listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda-tanda tertentu.