BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Oksalat
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele
melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis dengan
hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang
industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan
kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam
produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat
diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam
oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus
karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang mempunyai
rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih sampai tidak
berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer, 2007).
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat
Asam oksalat dihidrat (C2H2O4.2H2O)
Berwarna putih, berbentuk kristal dan tidak berbau
Melting point : 101,5 oC
Densitas : 1,653 gr/cm3
∆Hf (18 OC) : -1422 kJ/mol
Berat molekul : 126 gr/mol
pH : 1 (10 g/l H2O, 20oC)
Tidak berbau
Hidroskopis
2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat
Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada
industri sebagai berikut :
Sebagai bahan peledak
Sebagai bahan pembuatan zat warna
Sebagai bahan analisa laboratorium
Sebagai bahan dalam industri lilin
Sebagai bahan kimia dalam fotografi.
2.2 Tanaman Alang-alang
Alang-alang atau Imperata Cylindrica adalah tanaman liar dan merupakan
tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan
cepat berkembang biak, di berbagai tempat terlebih di tempat yang tanahnya subur
dapat mencapai ketinggian 1,0 – 2,0 meter.
Gambar 2.1. Alang alang
Klasifikasi tanaman alang-alang adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Liliopsida
Kelas : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Species : Imperata Cylindrica
Di beberapa daerah di Indonesia alang-alang dikenal dengan nama ilalang.
Alang-alang merupakan tumbuhan menahun dan tumbuh liar di lahan terbuka atau
sedikit terlindung, seperti ladang atau perkebunan. Alang-alang banyak terdapat di
pulau Jawa dengan ketinggian tempat tumbuh dari 0-2700 mdpl (Djauhariya dan
Hernani, 2009). Alang-alang dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain karena
Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitritifikasi menunjukkan
korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang (Santoso, 1990).
2.3 Sifat-sifat Bahan Utama 2.3.1 Sifat Bahan Utama
A. Alang-alang
Komposisi Alang-alang :
Abu : 5,42 %
Silika : 3,6 %
Lignin : 18,12 %
Pentosan : 28,58 %
Alfa Selulosa : 44,28%
B. Ca(OH)2 (Kalsium Hidrosida)
Dalam proses bereaksi dengan selulosa membentuk calcium oksalat.
Sifat Fisika :
Putih berbentuk kristal
Berat molekul : 74,1 gr/mol
Spesifik Gravity : 2.130 pada 70 oF(21,1 oC)
Density : 2.126 gr/cm3
Sifat Kimia :
Higroskopis
Kelarutan : Air dingin (10 oC) 17,6/ gr/l
C. Asam Sulfat (H2SO4)
Bereaksi dengan kalsium oksalat membentuk asam oksalat (C2H2O4.2H2O)
Sifat Fisika
Berupa cairan kental tidak berwarna/jernih
Berat Molekul : 98,08 g/mol
Spesifik Gravity : 1,839 pada 14,5 oC
Melting Point : 10,49 oC
Sifat Kimia
Korosif
Termasuk asam kuat
Dapat bereaksi dengan berbagai macam campuran organik untuk
produksi yang berguna
Dapat melarutkan logam
Merupakan pengoksidasi kuat
Bersifat higroskopis
D. CaSO4.H2O
Merupakan limbah hasil reaksi pembentukan asam oksalat pada reaktor asam
oksalat.
Sifat Fisika
Berat Molekul : 171,1798 g/mol
Spesifik Gravity : 2,32
Kelarutan : 0,92 pada 100 g H2O (15 oC)
Sifat Kimia
Keras, berupa serbuk putih pada waktu kering, berbentuk paste putih
ketika tercampur air.
E. CaC2O4 (Kalsium oksalat )
Merupakan hasil reaksi intermediet dari keseluruhan proses untuk
mengikat (C2O4)2- dari reaksi pembentukan kalsium oksalat pada reaktor
kalsium oksalat, setelah C5H10O5 direaksikan dengan Ca(OH)2
Sifat Fisika
Berat Molekul : 176,18
Spesifik Gravity : 1,55 pada 20 oC
Kelarutan : 5 pada 5 oC
: 45,5 pada 80 oC
Boiling Point : 1200 30
Sifat Kimia
2.4 Pembuatan Asam Oksalat
Asam Oksalat dapat disintesis dengan beberapa metode yaitu :
1. Oksidasi Karbohidrat
Cara ini ditemukan oleh “Scheele” pada tahun 1776. Asam oksalat
diproduksi dengan mengoksidasi karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, starch,
dextrin dan selulosa dengan menggunakan asam nitrat. Biasanya untuk proses
ini bahan yang digunakan adalah bahan yang banyak mengandung karbohidat,
misalnya tepung. Dimana tepung yang digunakan biasanya adalah tepung
jagung, tepung gandum, tepung ubi jalar atau tepung yang lainnya dan bisa juga
menggunakan gula atau mollases. Ketika digunakan bahan baku seperti
selulosa maka harus dihidrolisa terlebih dahulu dengan asam sulfat, sehingga
menjadi monosakarida. Glukosa ini kemudian dioksidasi dengan asam nitrat
pada temperatur 63-85oC dengan katalis vanadium pentoksida (Kirk Othmer,
2007).
Reaksi :
5C6H12O6 + 30HNO3 15C2H2O4 + 3NO + 9N2O + 9NO2 + 30H2O
Glukosa Asam Nitrat As.Oksalat N.oksida Nitro oksida Nitrit Air
Produksi asam oksalat dengan oksidasi karbohidrat masih dapat
dikembangkan karena banyaknya bahan baku seperti limbah pertanian
(Kirk-Othmer, 2007).
Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini bahan dasarnya
mengandung 60 % larutan glukosa. Temperatur pada proses ini perlu dikontrol
dan dijaga. Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat menjadi
karbondioksida, maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat.
Kemurnian produk akhir adalah 99 % dengan konversi asam oksalat pada proses
ini adalah 63 – 65 %. Prosesnya dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu
(Kirk Othmer, 2007).
Proses
Mother Liquor dari asam oksalat Proses
Evaporasi
Proses Pelarutan kembali kristal Asam
Oksalat
Proses Pemisahan Mother liquor yang terikut dari kristal asam
oksalat
Liquor Asam Oksalat
mother liquor
Produk asam oksalat 99 %
Gambar 2.3. Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat
2. Proses Etilen Glikol
Dalam proses ini etilen glikol dioksidasi dalam campuran 30-40 % asam
sulfat dan asam nitrat 20-25 % dengan 0,001-0,1 % vanadium pentoksida pada
suhu 50-70oC untuk menghasilkan asam oksalat lebih dari 93 % (Kirk
Othmer, 2007).
Proses ini telah dikembangkan di Jepang oleh Mitsubishi Gas Chemical
yang memproduksi 12.000 Ton/tahun asam oksalat. Etilen Glikol teroksidasi
dengan konsentrasi 60 % asam nitrat pada 0,3 MPa (43,5 psi), 80oC dengan
oksigen. Inisiator seperti NaNO2 dapat membantu menghasilkan oksida
nitrogen dan promotor seperti senyawa vanadium atau asam sulfat yang
digunakan untuk mempercepat reaksi oksidasi. Yield asam oksalat yang
Reaksi berlangsung sesuai persamaan reaksi berikut mother liquor dari Asam
Oksalat terikut dari kristal Asam
Oksalat
3. Proses Propilen
Pembuatan asam oksalat dengan oksidasi propylene, menggunakan gas
bersih dari stok umpan pada operasi cracking minyak bumi. Pada proses
propilen, propilen dioksidasi oleh asam nitrat melalui 2 tahap: Tahap pertama
propilen direaksikan dengan NO2 cair untuk menghasilkan produk antara
berupa asam α-nitrotolactid yang selanjutnya dioksidasi pada temperatur tinggi untuk menghasilkan asam oksalat (Kirk Othmer, 2007).
Rhone-Poulenc (Prancis) mengembangkan sebuah versi modifikasi dari
proses pembuatan asam oksalat atau asam laktat, atau keduanya dari propilen.
Pada tahun 1978, 65.000 ton/tahun asam oksalat diproduksi di seluruh dunia
dengan proses ini, Pada 1990-an proses ini dioperasikan hanya oleh
Rhone-Poulenc (Kirk Othmer, 2007).
Reaksi oksidasi Rhone-Poulenc seperti persamaan reaksi berikut:
CH3CH=CH2 + 3HNO3 CH3CHCOOH + 2NO + 2H2O
CH3CHCOOH + 5/2 O2 (COOH)2 + CO2 + HNO3 + H2O
Pada langkah pertama, propylene dicampurkan pada 10-40oC dengan
asam nitrat, konsentrasi dijaga pada 50-75 w% dan perbandingan rasio molar
untuk propilena 0,01-0,5 hingga terkonversi menjadi asam α-nitratolactic dan
asam laktat. Pada tahap kedua asam α-nitratolactic teroksidasi oleh oksigen
dengan adanya katalis pada 45-100oC untuk menghasilkan asam oksalat
dihidrat. Secara keseluruhan dengan konsentrasi propylene lebih besar dari
90% untuk menghasilkan konversi propylene 77,5% (Kirk Othmer, 2007).
ONO2
Propilen As.Nitrat α-nitrolactid N.oksida
ONO2
Proses Kondensasi
Proses oksidasi kedua Proses
Oksidasi Pertama
Proses Kristalisasa
Proses Penyaringan
H2SO4 dari asam oksalat
Proses Pengeringan Asam Sulfat
Asam Oksalat
Air Asam Oksalat Alfa Nitrolactic
Acid
Propylene 100 %
Liquid NO2
Gambar 2.5. Proses Oksidasi Propilen Glikol
4. Proses Dialkil Oksalat
Asam oksalat dihasilkan dengan hidrolisis diester asam oksalat dengan gas
CO dengan produk samping alkohol. Pada tahun 1978 UBE Industries (Jepang)
mengkomersialisasikan proses dua-langkah ini (Kirk Othmer, 2007).
Sintesis pertama yang dilaporkan dengan menggunakan contoh PdCl2-CuCl2
dalam system redoks dengan persamaan reaksi berikut :
2CO + 2 ROH + PdCl2 (COOR)2 + 2HCl + Pd0
Karbon D Alkohol Pd.Klorida Dialkil Oksalat As.Klorida
Paladium
Pd0 + 2CuCl2 PdCl2 + Cu2Cl2
Paladium Cu,Klorida Pd.Kloridda Cu(II) klorida
Cu2Cl2 + 2HCl + ½ O2 2 Cu2Cl2 + H2O
Cu(II) klorida As.Klorida Oksigen Cu(II) klorida Air
Karbon D Alkohol Oksigen Dialkil Oksalat Air
(COOR)2 + H2O (COOH)2 + 2ROH
Dialkil Oksalat Air As.Oksalat Alkohol
5. Proses Peleburan Alkali
Pembuatan asam oksalat dengan proses peleburan alkali menggunakan
bahan baku yang mengandung selulosa tinggi seperti serbuk gergaji, sekam,
tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan calcium hidroksida pada
suhu 240 – 285ºC.
Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat untuk membentuk asam
oksalat.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
CaC2O4 + H2SO4 (COOH)2 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan kemurnian
produk sebesar 60 % (Isti Azra, dkk., 2011).
Gambar 2.6. Proses Peleburan Alkali
6. Fermentasi Glukosa
Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi gula
dengan menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium) sebagai
Bahan Baku Proses Pemasakan
dengan NaOH
Proses
Pendinginan Proses Penyaringan
Proses Pengkristalan
Kristal Asam Oksalat CaCl2
pengurainya. Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan dan
dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan
evaporator dan hasilnya dikristalkan. Kemudian dilakukan pengeringan untuk
memisahkan produk dengan airnya. Hasil dari asam oksalat tergantung dari
nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.
Persiapan
Gambar 2.7. Proses Fermentasi Glukosa
7. Metode Baru
Banyak upaya telah dilakukan untuk mensintesis asam oksalat dengan
reduksi elektrokimia karbon dioksida baik dengan elektrolit cair maupun tidak
cair, misalnya, asam oksalat dibuat dari CO2 sebagai garam Zn yang dalam sel
terbagi atas Zn anoda dan katoda stainless steel di asetonitril yang mengandung
Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa Asam
Oksalat
Metode Keuntungan Kerugian
1. Oksidasi
Karbohidrat
Dihasilkan asam oksalat
dalam jumlah besar (yield 63-65 %).
Bahan bakunya mahal
seperti tepung tapioka, tepung jagung dan lain-lain.
Diperlukan katalis
tertentu yaitu
V2O5/Fe3+.
2. Etilen Glikol Dihasilkan asam oksalat
dalam jumlah besar (yield > 90 %).
Menggunakan bahan
baku yang mahal, yaitu etilen glikol.
3. Proses Propilen Dihasilkan asam oksalat
dalam jumlah besar (yield 75 %).
Menggunakan proses
yang cukup sulit.
4. Proses Dialkil
Oksalat
Menggunakan proses
yang kompleks.
5. Proses
Peleburan Alkali
Bahan yang digunakan
tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, dll.
Proses yang digunakan
cukup sederhana yaitu hanya dengan
penambahan Ca(OH)2
dan H2SO4.
Asam oksalat yang
dihasilkan tidak terlalu besar (yield < 45 %).
6. Fermentasi
Glukosa
Bahan utama yang
berasal dari karbohidrat mudah didapat.
Prosesnya yang cukup
panjang yaitu gula difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan jamur aspergillus atau penicillium.
7. Metode Baru Efisiensi proses yang
sangat tinggi (>90%).
Prosesnya memerlukan
biaya yang cukup mahal dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan metode proses pembuatan asam oksalat, dipilih salah satu yaitu
proses peleburan alkali. Dengan alasan bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah
yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, disamping itu
proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan penambahan Ca(OH)2,
dan H2SO4 .
Dalam pembuatan asam oksalat dihidrat dengan proses peleburan alkali ini,
terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Proses Pembentukan Natrium Oksalat (Peleburan Alkali)
Alang-alang yang mengandung selulosa tinggi dan larutan Ca(OH)2 dengan
konsentrasi 50% dengan perbandingan 1:1,5 dialirkan ke dalam reaktor dimana
operasi berlangsung pada suhu 98oC. Didalam reaktor terjadi reaksi antara
alang-alang dan larutan Ca(OH)2 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
2. Proses Pemisahan I
Sebelum masuk pada proses pemisahan, bahan yang keluar dari reaktor terlebih
didinginkan. Pada proses pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan filtrat yang
mengandung kalsium oksalat.
3. Proses Pengasaman
Setelah hasilnya masuk pada tahap pengasaman dengan menggunakan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaC2O4 + H2SO4 C2H2O4 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
4. Proses Pemisahan II
Asam oksalat dan kalsium sulfat dipisahkan hingga memperoleh asam oksalat
5. Proses Evaporasi I
Pada proses evaporasi ini filtrat yang berupa asam oksalat dipekatkan
kemudian dialirkan menuju tahap kristalizer.
6. Proses Kristalizer
Asam oksalat dari evaporator dialirkan menuju kristalizer untuk didinginkan
sampai 30oC hingga terbentuknya kristal dihidrat. Kemudian asam oksalat dialirkan
menuju proses pemisahan.
7. Proses Pemisahan III
Pada tahap ini bertujuan memisahkan kristal dari mother liquornya (yang
berupa asam oksalat yang tidak mengkristal, H2O dan impurities
TK-01
CTWR COOLING WATER RETURN
(TOWER)
25 CF-01 Centrifuge 1
23 C-02 Cooler 1
22 EV-01 Evaporapor 1
21 P-01 Pompa 1
20 BP-01 Bak Penampung 1
1 12 11 11
18 C-01 Cooler 1
19 FP-01 Ftlter Prees 1
1 12 11 11
16 TP-03 Tangki Penampung H2SO4 1
17 R-02 Reaktor Asam Oksalat 1
15 BE-02 Bucket Elevator 1
14 RVF-01 Rotary Vacuum Filter 1
13 SC-03 Screw Conveyor 1
12 VS-01 Vibrating Screen 1
11 SC-02 Screw Conveyor 1
10 TP-01 Tangki Pendingin 1
9 BC-01 Bucket Conveyor 1
8 SC-01 Screw Conveyor 1
7 R-01 Reaktor Kalsium Oksalat 1
6 TK-02 Tangki Penampung Oksigen 1
5 TK-01 Tangki Penampung Ca(OH)2 50% 1
4 BC-01 Belt Conveyor 1
3 BP-01 Tangki Penampung Alang-alang 1
2 RC-01 Rotary Cutter Knife 1
30 BP-03 Bak Penampung 1
29 VS-02 Vibrating Screen 1
28 BM-01 Ball Mill 1
27 SC-04 Screw Conveyor 1
1 G-01 Gudang Bahan Baku 1
No KODE KETERANGAN JUMLAH
26 BP-02 Bak Penampung 1
24 K-01 Kristalizer 1
SC-03
32 G-02 Gudang Produk 1
31 SC-05 Screw Conveyor 1
TEKANAN (Atm)
Skala : Tanpa Skala
Nama : Andrew Faguh Sitanggang NIM : 120425002
DIAGRAM ALIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN
KAPASITAS 3.000 TON/TAHUN PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
Selulosa 1055,815 1055,815 1055,815 1055,815
Abu 129,235 129,235 129,235 129,235
Silika 85,839 85,839 85,839 85,839
Lignin 432,054 432,054 432,054 432,054
Pentosan 681,463 681,463 681,463 681,463
Ca(OH)2 1788,305 1064,876 1064,876 1064,876 1064,8761058,902 5,974 1058,902 1057,880 1,022
O2 677,807
CaC2O4 417,112 417,112 417,112 417,112 417,112 414,772 2,340 414,772 414,772
Ca(CH3COO)2 514,873 514,873 514,873 514,873 514,873 512,533 2,340 512,533 512,038 0,495
Ca(HCOO)2 423,630 423,630 423,630 423,630 423,630 420,741 2,888 420,741 420,335 0,406
H2O 1788,305 2316,2132316,213 2316,213 2316,213 2316,2132303,219 12,993 2303,219103,693 2404,688 2,224 1956,290 1959,0121959,0121955,260 3,752 1955,2601955,2601663,199 292,060292,060 185,091 5,094 179,997 5,094 5,145 0,051 5,094
CO2 573,529
Humus 1328,5911328,591 1328,591 1328,591 1328,591 1328,591
C2H2O4 291,637 291,637 291,078 0,559 291,078 291,078 291,078291,078 23,655 0,651 23,004 0,651 0,658 0,007 0,651
CH3COOH 0,376 0,376 0,375 0,001 0,375 0,375 0,375
HCOOH 0,288 0,288 0,287 0,001 0,287 0,287 0,287
CaSO4 63,905 63,905 443,426
H2SO4 383,433 443,426 443,426 63,783 0,122 63,783 63,783 63,783
Impuritis 64,445 64,445 2,394 62,051 2,394 1,774 0,018 1,756
C2H2O4.2H2O 374,393 370,649 3,744 370,649 375,038 3,750 371,287