• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra TIK Unnes final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renstra TIK Unnes final"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

disusun oleh:

TIM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak perubahan dari IKIP Semarang menjadi Universitas Negeri Semarang berdasarkan Keppres Nomor 124 Tahun 1999, jumlah program studi, mahasiswa dan dosen Unnes bertambah secara signifikan. Jumlah Prodi di Unnes dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan penambahan walaupun kecil. Pada tahun 2003 jumlah Prodi adalah 57 buah. Kemudian, pada tahun 2004, jumlah Prodi bertambah menjadi 62 buah, yaitu melalui penambahan 9 prodi baru (Pendidikan Matematika S2, Pendidikan Seni S2, Seni Rupa S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu Kesehatan Masyarakat S1, Akuntansi S1, Bahasa Prancis D3, Bahasa Jepang D3, Desain Komunikasi Visual D3). Pada tahun 2005 jumlah Prodi bertambah menjadi 64 dengan turunnya 2 izin Dirjen Dikti untuk Prodi Manajemen Pendidikan S3 dan Pendidikan IPA S2. Selanjutnya, pada tahun 2006 jumlah itu bertambah lagi menjadi 70 buah dengan dibukanya Prodi Pendidikan Bahasa S3, Pendidikan Olahraga S3, Kurikulum dan Teknologi Pendidikan S2, Pendidikan IPS S2, Manajemen Perkantoran D3, dan Akuntansi D3. Seiring dengan pertumbuhan prodi baru maka jumlah mahasiswa baru yang diterima Unnes mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai semester gasal 2006 jumlah mahasiswa Unnes telah mencapai 22.640 orang.

Kebijakan pengembangan SDM di Unnes saat ini adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas dosen. Jumlah dosen meningkat dari 829 orang pada tahun 2000 menjadi 968 orang pada tahun 2006 atau meningkat 16,8 %. Sampai dengan tahun 2006, dari jumlah dosen tersebut, 590 orang (61,0%) berkualifikasi S2, dan 58 orang (6,0%) berkualifikasi S3. Kualifikasi dosen dipastikan akan semakin meningkat karena pada saat ini terdapat 84 orang dosen yang sedang menempuh studi lanjut jenjang S2 dan 60 orang sedang studi lanjut jenjang S3 di dalam maupun luar negeri. Direncanakan pada akhir tahun 2010, jumlah dosen yang berkualifikasi pasca sarjana mencapai 95%.

(3)

menuntut perubahan pola pengelolaan dari pengelolaan konvensional menjadi pengelolaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Implementasi Sistem Informasi Manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi diharapkan mampu memberikan dukungan bagi pengelolaan institusi, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan-keputusan strategis, secara cepat, akurat dan efisien. Disamping itu, meningkatnya jumlah doktor dan magister di masa datang membawa implikasi terhadap meningkatnya tuntutan akses terhadap sumber-sumber informasi akibat meningkatnya kebutuhan belajar dan kebutuhan penelitian.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menghantarkan dunia maya menjadi nyata di hadapan setiap manusia. Dunia tidak lagi dibatasi lagi oleh ruang dan waktu dan dapat dijelajahi dengan hanya termenung di depan layar komputer (a universe exists behind the computer screen). Hanya dalam hitungan milidetik ungkapan perkataan, senyuman kepada rekan nan jauh di belahan bumi yang lain dapat dihulurkan dengan sentuhan lewat tombol-tombol yang ada dalam komputer.

Keberadaan TIK mampu menghilangkan berbagai hambatan geografis dan waktu sehingga terjadi transformasi pola hidup manusia di berbagai bidang menuju masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based society). Kini telah lahir dunia cyber dalam segala aspek kehidupan. Segala aktivitas ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, hiburan, pemasaran, promosi, dan surat menyurat kini berjalan dengan lebih mudah dan cepat.

Paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, dengan sentuhan dunia cyber (maya) akan beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Universitas Negeri Semarang (Unnes) sangat menyadari akan kondisi tersebut sehingga Unnes berusaha berbenah diri menyongsong Unnes baru di era teknologi komunikasi dan informasi.

(4)

society. Dengan visi ini diharapkan terwujud Unnes sebagai organisasi perguruan tinggi moderen yang sehat, unggul dan sejahtera dengan menghasilkan pengetahuan, teknologi, seni, dan konten pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui Surat Tugas No 4536/J.40/TU/2006 Tahun 2006, dibentuk Tim penyusun Renstra TIK Unnes 2006-2010 sebagai landasan penataan kelembagaan, arah, tahapan dan strategi pengembangan TIK untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi Unnes secara bermutu.

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Utama

1. Visi

Mewujudkan Unnes Smart Campus sebagai perguruan tinggi moderen yang sehat, unggul dan sejahtera (SUTRA)

2. Misi

a. Mengembangkan TIK untuk mendukung tugas manajemen menuju Unnes sebagai organisasi moderen yang sehat.

b. Mengembangkan TIK untuk menumbuhkan potensi keunggulan Unnes.

c. Mengembangkan TIK untuk meningkatkan kinerja Unnes dalam fungsi pelayanan.

3.

Tujuan

Renstra Pengembangan TIK Unnes 2006-2010 memberikan landasan bagi penataan kelembagaan, arah, tahapan dan strategi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

4.

Sasaran

a. Pada akhir tahun 2010 seluruh kampus Unnes yang lokasinya terpencar dapat disatukan dalam satu sistem tata kelola melalui jaringan TIK.

(5)

c. Pada akhir tahun 2010, Unnes telah mampu menjadi salah satu content provider untuk bidang pendidikan.

d. Pada akhir tahun 2010, Unnes meraih sertifikasi ISO atau sejenisnya dalam bidang sistem informasi manajemen.

e. Pada akhir tahun 2010 telah terwujud infrastruktur yang mantap bagi terbentuknya lembaga baru pengembangan TIK Unnes yang berfungsi sebagai resources center, tidak sekedar unit pelayanan teknis dan birokratis.

5.

Kebijakan Utama

a. Strategi pengembangan TIK didasarkan atas kebijakan sentralisasi sistem dan desentralisasi kewenangan.

b. Arah pengembangan TIK mengikuti kebijakan taat azas dan jaminan keamanan dengan memanfaatkan perangkat open source dan perangkat legal lainnya.

(6)

BAB II

ANALISIS KONDISI TIK

A. KEKUATAN

Faktor Internal yang menjadi elemen kekuatan (strength) yang dimiliki oleh Unnes saat ini dalam hal pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dapat dijabarkan dalam 5 (lima) komponen berikut.

1. Manajemen dan Kebijakan

a. Komitmen Pimpinan, yang berupa kebijakan untuk pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung (backbone) serat optik yang menghubungkan 7 Fakultas, Perpustakaan Pusat dan Rektorat kampus utama Sekaran pada tahu 2006;

b. Memperbesar Langganan bandwith dari 512Kbps pada tahun 2005 menjadi 2Mbps pada akhir tahun 2006;

c. Pemberdayaan UPT Komputer untuk mengadopsi Sistem Informasi Akademik yang dikembangkan oleh FMIPA Unnes; d. Kebijakan alokasi dana dari mahasiswa baru untuk

mengembangkan teknologi informasi.

e. Pembentukan tim penyusun Renstra TIK Unnes 2006-2010.

2. Sumber daya Manusia dan Implementasi

Aplikasi/Layanan

a. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh UPT Komputer dan Perpustakaan Pusat dan beberapa dosen yang kompeten dibidang TIK dari FMIPA dan FT.

b. Unnes memiliki FMIPA dan FT yang SDM nya menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

c. Unnes berhasil memperoleh Program Hibah Kompetisi INHERENT pada tahun 2006.

(7)

Office, Network monitoring dan troubleshooting, Pemeliharaan dan pengembangan E-mail Server, Aplikasi Teleconference, dan lain-lain.

3. Infrastruktur

Jaringan intranet mencapai hampir seluruh gedung di kampus utama dan jumlah komputer terhubung terus bertambah. Jaringan tersebut didukung dengan adanya backbone utama serat optik dan perangkat server, router dan switch.

4. Kondisi Kampus dan Tingkat Kebutuhan

a. Letak geografis kampus Unnes dan Ketinggian Gedung Rektorat yang banyak menunjang untuk keperluan teknologi informasi dan komunikasi terutama akses wireless.

b. Komunitas kampus yang besar jumlahnya (Mahasiswa, dosen, karyawan) dan juga masyarakat sekitar kampus, baik masyarakat akademis (mahasiswa lain) maupun masyarakat biasa.

B. KELEMAHAN (WEAKNESS)

6. Manajemen, Kebijakan dan Struktur Organisasi

a. Belum ada arah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi Unnes yang dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan penerapan teknologi informasi di masa mendatang dengan pola berkesinambungan dan terarah. b. Keterpaduan antar unit baik dalam kaitan dengan

teknologi informasi maupun unit-unit lainnya belum baik, karena belum ada struktur dan aturan detail yang komprehensif mengenai hubungan antar unit, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi. Pembentukan unit masih sering tambal sulam.

(8)

d. Belum ada badan usaha profit resmi kampus.

e. Pendanaan untuk pelayanan dan pengembangan teknologi informasi masih mengandalkan pada dana hasil hibah kompetisi, dana universitas dan mahasiswa, belum pada ke arah sustainabilitas pendanaan.

7. Sumber Daya Manusia dan Implementasi Aplikasi Layanan

a. Jumlah dan mutu SDM yang ada saat ini masih dirasakan kurang. Selain itu belum ada mekanisme pengkaderan/rekrutmen yang jelas untuk sustainibilitas SDM. b. Penghargaan kepada SDM teknologi informasi dan

komunikasi masih relatif rendah jika dibandingkan dengan penghargaan yang diberikan oleh dunia industri.

c. Belum cukupnya penghargaan bagi Dosen dan tenaga administrasi yang mengahsilkan karya inovatif berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

d. Unnes belum dapat menjual produk teknologi informasi dan komunikasinya karena belum mempunyai lisensi dan belum mempunyai tim marketing khusus.

e. Sosialiasi pemanfaatan produk dan layanan teknologi informasi dan komunikasi Unnes masih belum optimal.

f. Publikasi ke media masih sangat rendah.

g. Publikasi sosialisasi pembentuk opini masyarakat/sivitas akademika belum memadai

8. Infrastruktur

a. Infrastruktur teknologi informasi yang ada belum menjangkau seluruh kampus Unnes yang tersebar di beberapa tempat yang berjauhan, yaitu kampus utama Sekaran, kampus Pegandan, Bedan Ngisor, Kelud, Karanganyar dan Tegal.

(9)

c. Jumlah fasilitas teknologi informasi belum sebanding dengan jumlah SDM baik dosen, staf administrasi, maupun mahasiswa.

C. PELUANG

1. Peluang Usaha / Bisnis / Profit

a. Seiring dengan implementasi paradigma baru pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, kebutuhan konten dan SDM di bidang TIK di Unnes sebagai LPTK makin meningkat.

b. Seiring dengan makin besarnya jumlah dosen yang berkualifikasi doktor dan magister serta besarnya jumlah mahasiswa, kebutuhan informasi akademik juga makin meningkat.

c. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat berfungsi sebagai profit center kampus.

d. Pasar teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dan pemerintahan masih terbuka luas.

e. Hasil pengembangan produk internal siap dipasarkan ke luar kampus.

f. Belum banyak lembaga pendidikan yang menyertakan sertifikasi teknologi informasi berstandar nasional dan internasional bagi lulusannya.

g. Adanya kemungkinan Unnes untuk menjadi BHPT/BHMN, terbuka luas bagi lembaga ini untuk melakukan restrukturisasi di segala bidang.

2. Pendidikan dan Penelitian

a. Seiring dengan implementasi pendidikan jarak jauh dalam rangka peningkatan kualifikasi guru dan sertifikasi guru, kebutuhan akan akses TIK juga semakin meningkat.

(10)

salah satu universitas terkemuka dalam pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi

c. Perkembangan riset di bidang teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia masih cukup terbuka karena dilakukan oleh sedikit Universitas dan swasta. Unnes memiliki cukup riset unggulan yang dapat dijadikan andalan.

d. Adanya Dana-dana kompetitif baik dari Dikti maupun dari sumber lainnya yang dapat juga digunakan untuk pengadaan infrastruktur dan peningkatan kemampuan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

e. Adanya opensource yang dapat digunakan dan dikembangkan dengan murah, sehingga akan memacu kreativitas bagi pengembang dan mahasiswa.

f. Sebagai sarana untuk penelitian dosen dan mahasiswa g. Teknologi informasi dan komunikasi secara langsung

maupun tidak langsung dapat memberikan imbas pada peningkatan daya saing mutu layanan dan mutu pendidikan. h. Kerja sama dan bantuan riset dengan pihak luar skala

nasional/internasional.

D. ANCAMAN

1. Membanjirnya konten produksi negara asing dapat memberikan dampak negatif terhadap motivasi pengembangan konten secara mandiri sehingga ketergantungan lembaga terhadap asing sulit dihilangkan.

2. Dengan meningkatnya kualitas TIK lembaga lain, mau tidak mau Unnes harus mengembangkan diri dibidang TIK dengan serius agar tidak ketingalan dengan lembaga lain.

3. Ketergantungan Unnes pada perangkat lunak buatan asing dapat menghambat kinerja lembaga ini.

4. Berdirinya lembaga pendidikan asing di Indonesia dapat mengakibatkan ketatnya persaingan dalam memperebutkan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

(11)

mengakibatkan menurunnya atau bahkan terhentinya arus informasi.

BAB III

PROGRAM PENGEMBANGAN TIK

A. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Pengembangan infrastruktur TIK Unnes mengarah pada integrasi digital kampus. Integrasi ini menjadikan kampus Unnes yang tersebar secara geografis menjadi satu kesatuan yang utuh secara digital. Integrasi dilakukan dengan mengandalkan jaringan tulang-punggung serat optik yang saat ini telah menghubungkan seluruh gedung di kampus utama (garis unggu padat pada Gambar 1). Menurut rencana, jaringan tulang-punggung yang sudah ada akan dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan jaringan pengaman fiber optik dengan bertopologi ring (garis unggu putus pada Gambar 1). Tahapan pengembangan jaringan pengaman disajikan pada Tabel 1.

(12)

universitas menggunakan VPN-Library (garis putih putus Gambar 1). Tahapan pengembangan LAN untuk setiap unit disajikan pada Tabel 1.

Saat ini kampus Pegandan, Bendan Ngisor, Kelud, Karanganyar dan Tegal belum terhubung dengan kampus utama. Direncanakan pengembangan jaringan fisik dari kampus Sekarang ke kampus Bendan, Karanganyar dan kampus Tegal dengan menggunakan teknologi radio-link (lingkaran hitam garis putus pada Gambar 1). Tahapan pengembangan jaringan antar kampus disajikan pada Tabel 1.

Selain memiliki jaringan intranet tersebut di atas, Unnes juga terhubung dengan jaringan INHERENT yang menghubungkan perguruan tinggi di Indonesia melalui simpul lokal UNDIP. Menurut rencana, pada tahap selanjutnya jaringan ini akan dihubungkan dengan jaringan pendidikan nasional (JARDIKNAS). Tahapan pengembangan jaringan tersebut disajikan pada Tabel 1.

Melengkapi jaringan intranet, Unnes juga terhubung dengan internet melalui Astinet bekerjasama dengan PT TELKOM yang saat ini kapasitas aksesnya sebesar 2 Mbps. Menurut rencana, kapasitas ini akan dinaikkan menjadi 5 Mbps pada tahun 2008 dan >15 Mbps pada akhir tahun 2010. Rencana pengembangan kapasitas akses dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rencana pengembangan kapasitas akses internet

No. Tahun

Kapasistas Akses

1. 2006 2 Mbps

2. 2007 5 Mbps

3. 2008 10 Mbps

4. 2009 15 Mbps

5. 2010 >15 Mbps

(13)

Terabyte. Adapun server-server tersebut diantaranya meliputi hosting,

web, database, email, dan digital library. Selain itu untuk kelancaran arus informasi juga diperlukan proxy, router dan switch.

B. PENGEMBANGAN SISTEM DAN AKSES LAYANAN

Untuk mengembangkan sistem TIK di Unnes, ada sejumlah langkah-langkah yang akan diambil, yaitu:

1.

Rencana Legalisasi Software Unnes

Rencana legalisasi software di Unnes akan dilaksanakan untuk mendukung Pemerintah dalam menekan angka pembajakan software. Selain itu, dampak legalisasi tersebut akan mendorong penggunaan software berbasis open-source yang relatif lebih murah sehingga mampu menurunkan biaya belanja pengadaan software. Alokasi dana pengadaan software bisa dialihkan untuk peningkatan sumber daya manusia atau pendidikan dan pelatihan.

2.

Keterpaduan

Sitem Informasi dan Basis Data

(14)

Gambar 2 Diagram Pengembangan Sistem Informasi

3.

Akses Layanan untuk Semua

(15)

pendukung. Layanan inti saling bertumpu, dimana layanan level level yang lebih tinggi bertumpu pada layanan yang lebih rendah. Layanan tersebut terdiri dari:

 Layanan inti level satu adalah layanan akses dan infrastruktur fisik.

 Router

 Local Area Network Campus

 Wide Area Network

 Network Operation Center

 Data Center

 Network Storage Center

 Internet Connection

 Students Computer Services

 Computer Support Center

 Data Security System

 Technical Support Computer and Network

 Layanan inti level dua adalah layanan komputasi dan komunikasi, yakni komputasi dan pemrograman, aplikasi dasar, dan komunikasi/Internet.

 Publishing, printing, word processing, spreadsheet

 Web Hosting Service

 Internet Access User

 Content Management System

 Email Service

 Logger System

 Official Web Site

 Voice Over IP

 Campus Telephone Services

 Internet Facsimile

 Messenger System

 Video Conference System

(16)

management, financial tracking, material and resource planning, human resource management, dsb.

 Layanan inti level empat adalah layanan konten dan informasi.

 Sistem Informasi Akademik Terpadu (Sikadu)

 Sistem Informasi Perpustakaan (Digital Library)

 Sistem Informasi Aset dan Fasilitas

 Sistem Informasi Keuangan

 Sistem Informasi Kemahasiswaan dan Alumni

 Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

 Sistem Informasi Kepegawaian (Simpeg)

 Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru

 Layanan pendukung user care, untuk memperoleh, memelihara, dan mengembangkan pelaku/pemakai layanan (Helpdesk/Call Center/Customer Care).

Walaupun dalam penyajian layanan TIK memerlukan biaya, layanan dasar TIK harus dapat dinikmati komunitas UNNES dengan bebas biaya tambahan. Layanan dasar adalah layanan minimum yang memadai untuk melaksanakan kebutuhan akademis. Komunitas UNNES dipicu dan didorong untuk membangun layanan TIK untuk kebutuhan akademis, korporasi, dan komunitas. Selain memenuhi kebutuhan komunitas, layanan atas prakarsa komunitas ini akan dengan cepat dan sustainable membangun Cyber UNNES. Selain itu, hal ini menjadi indikator dikuasainya TIK di UNNES. Dengan demikian komunitas UNNES dapat terlepas dari ketergantungan digital (digital dependency). Layanan yang disediakan tidak terbatas pada layanan dasar. Pada prinsipnya kebutuhan komunitas perlu dilayani dalam Cyber UNNES, termasuk kebutuhan khusus (yakni yang dibutuhkan sebuah kelompok dalam komunitas). Layanan khusus ini mungkin membutuhkan biaya tambahan yang dibayar pemakai per pemakaian.

(17)

Informasi yang disajikan dalam Cyber UNNES datang dari berbagai sumber. Pengelola Cyber UNNES menangani kandungan informasi resmi (official contents). Kandungan informasi lainnya selayaknya datang dari komunitas. Dalam hal ini pengelola Cyber UNNES memfasilitasi dan mendorong kandungan informasi akademis dan komunitas (academic and community contents). Dengan demikian kandungan informasi di UNNES menjadi semakin meningkat baik kualitas dan kuantitasnya. Kadang-kadang informasi yang dibutuhkan berada di luar Cyber UNNES sehingga harus diambil menggunakan saluran Internet. Namun saluran Internet saat ini masih mahal, sehingga kapasitas yang dapat disediakan untuk saluran ke luar kampus masih terbatas. Selama kapasitas ini masih terbatas, kandungan informasi akademis seharusnya tersedia secara lokal dalam Cyber UNNES. Hal ini dapat dicapai dengan menggalakkan pembuatan konten akademis oleh komunitas UNNES sendiri.

Selain itu, konten Internet yang diperlukan banyak orang dapat di simpan dalam buffer, cache, atau penyimpanan (storage) lokal. Pola penjadwalan pemakaian Internet eksternal dapat juga dilakukan. Dengan meningkatnya jumlah informasi di

Cyber UNNES, diperlukan kepastian validitas informasi agar pemakai dapat menggunakannya sebagai acuan. Validitas informasi yang disajikan dalam Cyber UNNES merupakan tanggungjawab unit/kelompok yang (berwewenang) mengeluarkannya.

Sebagai kampus pendidikan, pengembangan program konten semacam e-learning di Unnes atau pengembangan software

pendidikan sangat diharapkan. Dengan mengembangkan

(18)

menyampaikan material kepada para anak didik. Diharapkan sebagian besar sivitas akademika terutama dosen di Unnes dapat menggunakan alat bantu software pendidikan sebagai salah satu alat bantu mengajar. Pengembangan bisa diarahkan ke basis presentasi, program aplikasi khusus maupun penggunaan LMS (Learning Management System).

C. PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN

Pembangunan dan pengembangan TIK perlu didukung oleh penyiapan sumber daya manusia yang handal dan berkompeten. Pengembangan SDM ini merupakan salah satu usaha pengembangan konten perguruan tinggi khususnya Unnes sebagai kampus pendidikan. Selain itu dengan adanya pengembangan konten tersebut diharapkan menjadi alternatif dalam menghadapi perkembangan teknologi konvergensi TIK yang meliputi telekomunikasi, komputer, elektronik, teknologi informasi. Kondisi itu perlu didukung oleh sejumlah kebijakan dan komitmen untulk mewadahinya dan menaunginya. Dalam hal ini perlu kiranya Unnes segera memiliki Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) yang langsung bertanggung jawab kepada Rektor.

(19)

Unnes. Aplikasi Smart Campus Unnes dibangun oleh dan untuk komunitas Unnes sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan untuk juga menggunakan produk luar UNNES apabila memang diperlukan. Smart campus harus dibangun melalui perangkat yang legal, yang terdiri dari perangkat berlisensi, public domain, atau buatan sendiri.

Pengembangan komunitas Cyber UNNES pada dasarnya adalah peningkatan lima aspek: (1) pelaku/pemakai, (2) kapasitas, (3) layanan, (4) bisnis, dan (5) kompetensi dari komunitas Cyber

UNNES.

Kriteria 1: Peningkatan Pelaku/Pemakai berarti peningkatan kualitas dan kuantitas pelaku/pemakai dalam Cyber UNNES.

Kriteria 2: Peningkatan Kapasitas berarti perluasan cakupan akses dan penambahan kapasitas Cyber UNNES (yakni kekuatan komputasi, luas dan kecepatan jaringan, dan kapasitas penyimpanan/repositori). Untuk itu perlu penyesuaian kapasitas bandwidth yang memadai, peningkatan kualitas dan kuantitas storage, dan infrastruktur jaringan yang standar. Kriteria 3: Peningkatan Layanan berarti peningkatan (kualitas

dan kuantitas) layanan dalam Cyber UNNES secara lebih efektif, cerdas, dna efisien.

Kriteria 4: Peningkatan kinerja bisnis berarti tujuan bisnis UNNES semakin tercapai.

Gambar

Tabel 2. Rencana pengembangan kapasitas akses internet
Gambar 2 Diagram Pengembangan Sistem Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan alat peraga lebih baik. dibandingkan hasil belajar dengan model

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Psomas (2010) dijelaskan bahwa terdapat lima faktor yang mendorong industri kecil dan menengah dalam menerapkan standar antara

Bagi tenaga kesehatan dokter, Ikatan Dokter Indonesia yang mendapat amanah untuk menyusun standar profesi bagi seluruh anggotanya, dimulai dari standar etik (Kode Etik

This research was aimed at knowing students difficulties in speaking English and also the strategies used to cope with the difficulties faced by fourth semester

Sasaran yang ingin dicapai : Dengan adanya penanaman tanaman hias tersebut dapat memperindah lahan pekarangan Meunasah Gampong Rambayan kupula dan dapat menjadi contoh

Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan

Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan harus meliat pemberdayaan rakyat sehingga mereka dapat mandiri baik secara ekonomi, politik, sosial dan