• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192009028 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192009028 Full text"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

Oleh, Retno Tiyas NIM: 192009028

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

v

MOTTO

“MENYERAH BERARTI KALAH

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya-lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Skripsi ini ditulis dan disusun guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Keberhasilan yang penulis capai dalam menyelesaikan tugas akhir ini tentu saja tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Marmi Sudarmi selaku pembimbing I dan Ibu Diane Noviandini selaku pembimbing II yang penulis sangat hormati, terima kasih atas waktu untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepala sekolah dan guru-guru MTS Sudirman Truko yang penulis hormati yang sudah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Siswa kelas VIII MTS Sudirman Truko yang penulis kasihi, yang sudah mau bekerjasama dengan penulis selama penelitian berlangsung.

4. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas semua yang penulis dapatkan selama perkuliahan. Semoga apa yang telah penulis dapatkan selama perkuliahan dapat berguna baik bagi penulis maupun orang lain. 5. Semua laboran Fisika UKSW. Mas Sigit, Pak Tafip dan Mas Tri terima kasih

untuk bantuannya selama ini.

6. Keluarga tercinta (bapak, ibu, kakak, dan jonas). Terima kasih atas semua dukungan selama ini. Semoga berkat dan rahmatNya selalu menyertai kita.

7. Sahabat yang selalu berada disamping penulis untuk menolong, memotivasi dan mendengarkan keluh kesah penulis, Erma, Lilis, Devi, Yanti, Sahidah, Sinta, Riska, kristy. Terima kasih sahabat-sahabat terbaikku.

8. Teman-teman pendidikan fisika khususnya angkatan 2009. Terima kasih atas kebersamaan dan kerja sama kalian selama 4 tahun ini.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis minta maaf.

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberkati kita semua.

Salatiga, 7 Januari 2014

(9)

7

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

Retno Tiyas1, Marmi Sudarmi1, Diane Noviandini1 1

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

Email: tiyas1607@gmail.com Sampel yang dipakai adalah 30 orang siswa MTS di Kabupaten Semarang. Data yang diperoleh dari pemebelajaran menggunakan komik fisika berupa lembar observasi untuk mengamati efektifitas komik dan pembelajaran secara keseluruhan, hasil tes tertulis siswa untuk mengetahui pemahaman materi, dan kuisioner untuk mengetahui minat siswa terhadap komik fisika. Dari hasil penelitian didapat bahwa komik sebagai media pembelajaran fisika efektif dalam memotivasi siswa dalam belajar. Komik juga memberi pengaruh positif berupa keberanian mengemukakan pendapat dan interaksi dalam pembelajaran, sedang dari segi kognitif komik dapat membantu memahami konsep prinsip kerja kamera.

Kata kunci: media pembelajaran, komik, prinsip kerja kamera PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama ini fisika dianggap oleh sebagian besar anak sebagai mata pelajaran yang kurang menyenangkan, ditambah lagi buku teks fisika yang digunakan isinya didominasi dengan tulisan panjang dan rumus sehingga membuat anak kurang tertarik untuk membacanya. Kebanyakan anak lebih suka membaca komik karena menyajikan banyak gambar baik anime atau tokoh binatang, sehingga mereka tidak merasa bosan membacanya. Oleh karena itu dibuatlah komik fisika. Komik yang memuat konsep-konsep fisika tetapi dikemas dengan dialog ringan berupa bahasa sehari-hari sehingga memudahkan anak untuk memahami materi yang disampaikan.

Kemudian masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana desain komik fisika yang bisa menjadi buku pegangan tentang prinsip kerja kamera, bagaimana cara pembelajaran yang menggunakan komik dalam mata pelajaran fisika topik prinsip kerja kamera, dan bagaimana keberhasilan pembelajaran menggunakan media komik dalam pelajaran fisika.

(10)

8

Keterlibatan seperti ini yang menentukan suksesnya proses pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran fisika. Komik fisika sebelumnya juga telah dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Kristen Satya (UKSW) Petrus Ongga (Terapung, Tenggelam, dan Melayang), Silindung Ester Hanaya (Arus Listrik), dan Otha Supa (Kemagnetan). Dan topik yang akan dipakai untuk komik fisika kali ini adalah prinsip kerja kamera.

LANDASAN TEORI

1. Komik

Komik merupakan media gambar dimana tersusun panel-panel yang berurutan membentuk sebuah cerita narasi, komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk meletakkan gambar demi gambar. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

2. Mata

Gambar 1. Mata manusia 1. Kornea

Fungsinya untuk melindungi bagian dalam mata. Transparan agar supaya dapat meneruskan cahaya masuk ke mata.

2. Pupil

Merupakan lubang yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Dalam keadaan terang secara otomatis lubang pupil mengecil dan sebaliknya, di tempat yang gelap, lubang pupil membesar.

3. Iris atau selaput pelangi

Merupakan bagian mata yang berwarna tergantung suku bangsa. Iris berfungsi mengatur ukuran pupil.

4. Lensa mata

Berfungsi membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil supaya,dan bisa ditangkap oleh retina yang ukurannya kecil secara utuh.

5. Retina

Sebagai layar untuk menangkap bayangan. Retina penuh dengan syaraf-syaraf, yang jika terkena cahaya akan diteruskan ke otak untuk diterjemahkan.

3. Prinsip kerja kamera

(11)

9

terletak diruang III (di depan 2F) lensa obyektif, sehingga bayangan jatuh tepat pada film yang sifatnya nyata, terbalik, dan diperkecil.

Gambar 2. Kamera analog

Pada dasarnya prinsip kerja kamera sama dengan prinsip kerja mata manusia. Mata dan kamera sama-sama punya lensa. Bagian kamera yang memiliki fungsi seperti seperti kornea adalah apertur. Bagian kamera yang memiliki fungsi seperti pupil adalah diafragma, dan bagian kamera yang memiliki fungsi seperti retina adalah film.

Bagian-bagian pada kamera dan fungsinya :

a. Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan pada film

b. Aperture (lubang kamera) lubang tempat masuknya cahaya

c. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kamera

d. Film berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan guru sebagai peneliti. [2]

SAMPEL PENELITIAN

Obyek penelitian yang dipakai adalah siswa kelas VIII sebanyak 30 orang.

INSTRUMEN PENELITIAN

a. Komik tentang prinsip kerja kamera sebagai media pembelajaran. b. Rencana proses pembelajaran ( RPP ) dengan topik prinsip kerja kamera.

c. Soal tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi yang disampaikan yaitu prinsip kerja kamera.

d. Lembar observasi untuk mengetahui respon ketertarikan siswa pada pembelajaran. e. Kuisioner guna mengetahui ketertarikan siswa terhadap komik tentang prinsip kerja

kamera dan pembelajaran menggunakan komik fisika yang dibuat.

PROSEDUR PENELITIAN A. Persiapan

Tahap persiapan diisi dengan pembuatan komik fisika, didalamnya termasuk

(12)

10

Selanjutnya menyusun RPP, soal tes evaluasi, lembar observasi, dan pertanyaan kuisioner

B. Pelaksanaan

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan berdasarkan RPP, ketika KBM berlangsung seorang observer ditugasi mengisi lembar observasi. Kemudian dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi, dan selanjutnya siswa diminta untuk mengisi lembar kuisioner.

C. Refleksi

Kriteria penelitian yang dipakai adalah jika 70 % siswa mendapatkan nilai minimal 70 maka penelitian ini dikatakan berhasil, jika belum mencapai target tersebut maka komik akan dianalisis bagian mana yang kurang tepat berdasar lembar observasi dan kuisioner kemudian diperbaiki dan dilakukan siklus ke-2 (pengambilan data ulang).

TEKNIK ANALISA DATA

Dalam tahap analisis, data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif melalui soal yang diberikan setelah pembelajaran menggunakan media komik. Selain itu data juga diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh siswa dan Lembar Observasi KBM yang telah diisi oleh observer. Data tersebut kemudian dianalisis untuk menentukkan keberhasilan pembelajaran menggunakan media komik. Keberhasilan kognitif akan dilihat dari hasil tes siswa, kuisioner dan lembar observasi guna menganalisis pembelajaran secara keseluruhan didalam kelas dan minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media komik fisika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran diawali dengan menunjukkan kamera analog kepada siswa. Kemudian guru menjelaskan bahwa kamera analog adalah kamera yang masih menggunakan roll film. Guru menanyakan apakah mereka pernah berfoto menggunakan kamera ini, kebanyakan dari mereka menjawab sudah, bahkan beberapa dari mereka memiliki kamera ini. Tetapi ketika ditanya apakah mereka tahu bagaimana cara kerja kamera analog sampai menghasilkan foto, sebagian besar menjawab tidak tahu, sisanya tidak menjawab.

Guru menugaskan siswa untuk membaca komik halaman 1 - 2 untuk mengetahui apa yang akan dipelajari.

(13)

11

Halaman 1 - 2 ini berisi pengantar dan motivasi agar siswa tertarik untuk membaca keseluruhan isi komik, yaitu cara kerja kamera analog sampai menghasilkan foto. Mereka juga dapat mengetahui prinsip dasar yang dipakai di kamera yaitu pembentukan bayangan dan diawali dengan pembentukan bayangan pada lubang kecil.

Kegiatan Inti : Kegiatan 1

Siswa ditanya bagaimana lubang kecil dapat menghasilkan bayangan? Beberapa dari siswa menjawab karena cahaya menerobos lubang, tetapi kebanyakan dari mereka tidak menjawab. Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik halaman 3 – 4 agar mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Gambar 4. Komik halaman 3-4

Setelah siswa selesai membaca guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menggiring siswa mengamati dan memahami isi komik, diantaranya : Ketika bendanya sama, Apakah lubang besar dan lubang kecil menghasilkan bayangan yang sama? Semua anak menjawab tidak. Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang besar? Bulat. Kemudian dipancing lagi kalau lubangnya segitiga bagaimana, mereka menjawab bayangannya segitiga. Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang kecil ? Mereka dapat menjawab seperti bentuk bendanya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa digiring untuk menyimpulkan perbedaan bentuk bayangan yang dihasilkan oleh lubang besar dan lubang kecil, mereka dapat menyimpulkan bahwa ketika lubangnya kecil, bayangan yang terbentuk akan sama dengan bendanya. Tetapi ketika lubangnya besar, bayangan yang terbentuk akan sama dengan bentuk lubang.

Dapat dilihat dari pembelajaran diatas bahwa komik hal ini membantu memahami materi yang disampaikan, hal ini dibuktikan dengan kelancaran siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Komik ini mampu menarik minat siswa, hal ini dapat dilihat dari antusias siswa ketika diminta untuk membaca, siswa langsung membaca.

Kegiatan 2

(14)

12

bagaimana perbandingan jarak antara benda dengan lubang dan lubang dengan layar agar bayangan yang dihasilkan menjadi lebih kecil dari aslinya?

Beberapa anak dapat menjawab karena mereka sudah membaca halaman selanjutnya. Karena belum semua anak dapat menjawab, maka siswa ditugaskan membaca komik halaman 5 – 8.

Gambar 5. Komik halaman 5-6

Halaman 5 – 6 merupakan penegasan bagaimana cahaya masuk kelubang dan dapat membentuk bayangan yang terbalik dari benda pada layar. Yaitu percobaan dengan menganalogikan cahaya dengan benang agar jalannya cahaya yang abstrak dapat dilihat siswa secara jelas.

Gambar 6. Komik halaman 7-8

Setelah itu siswa diajak berdiskusi tentang isi dari halaman 7 – 8 dengan diberi pertanyaan, bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan yang terbentuk, ketika jarak antara lubang dengan benda sama dengan jarak lubang ke layar, dan dibuat variasi. Mereka menemukan bahwa untuk membuat bayangan yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dari benda, jarak antara benda ke lubang lebih jauh dibandingkan jarak antara lubang kelayar.

(15)

13 Kegiatan 3

Siswa ditanya apakah mata manusia dan kamera sama? Semua anak menjawab tidak dengan berbagai alasan, diantaranya karena kamera buatan manusia sedangkan mata ciptaan Tuhan, dilihat dari bentuknya saja sudah berbeda dan lain-lain. Ada beberapa anak yang berkomentar bahwa mata jelas-jelas beda dengan kamera, kemudian disadari bahwa yang salah adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian guru mengulang pertanyaan apakah ada kesamaan antara mata manusia dan kamera? Dari pertanyaan ini sebagian besar anak masih menjawab tidak ada, tetapi beberapa dari mereka mulai ragu menjawab antara ada kesamaan atau tidak.

Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik halaman 9 – 11 untuk mengetahui apakah ada persamaan antara mata manusia dan kamera, dan apa persamaannya.

Gambar 7. Komik halaman 9-11

Setelah selesai membaca halaman 9 – 11, mereka ditanya apakah ada kesamaan diantara keduannya, mereka menjawab ada. Guru bertanya kembali apa kesamaannya, diantara mereka menjawab fungsinya, ada beberapa yang menjawab lensanya. Guru menggali lebih dalam dimana kesamaan diantara keduanya, dan siswa pun berhasil menjawab dengan benar. Dari sini dapat dilihat bahwa isi komik tidak bermasalah karena setelah guru mengkoreksi pertanyaan dan siswa membaca komik, mereka menjadi tahu bahwa ada kesamaan diantara mata dan kamera.

Seperti halnya kegiatan 1 dan 2, dapat dilihat bahwa siswa semakin berani berhipotesa ketika diberi permasalahan, kemudian mereka juga mau menjawab pertanyaan guru. Dari jawaban-jawaban siswa yang diberikan, menunjukkan bahwa isi komik halaman 9 – 11 dapat membantu siswa memahami bahwa ada kesamaan fungsi antara bagian-bagian mata dan kamera.

Kegiatan 4

Setelah berhasil menemukan persamaan antara mata dan kamera, kemudian siswa ditanya apakah ada perbedaan diantara keduanya? Hampir semua menjawab ada, dengan beragam alasan, mulai dari ukuran sampai bentuknya, tetapi beberapa menjawab tidak ada bedanya.

(16)

14

mengulang kembali materi pada kegiatan sebelumnya, tetapi belum sampai selesai mereka sudah menyadari kesalahan mereka, dan mereka berhasil menyimpulkan dengan benar.

Kemudian siswa ditugaskan membaca komik halaman 11 – 12 untuk membantu siswa menjawab permasalahan tersebut.

Gambar 8. Komik halaman 11-12

Setelah membaca komik halaman 11 – 12, mereka akhirnya berhasil bahwa lensanya berbeda. Lensa mata kenyal dan dapat berakomodasi sedangkan lensa pada kamera keras. Guru bahkan belum menginstruksikan mengamati, tetapi siswa sudah aktif memberikan gagasan-gagasan dari komik yang mereka baca. Siswa dapat menjawab digeser-geser lensanya dan memotret benda dari jarak yang jauh ketika ditanya bagaimana caranya agar bayangan jatuh di film.

Halaman ini juga berisi informasi tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung sehingga siswa dapat memahami benda yang dipotret harus di jauh tak hingga supaya bayangan yang dihasilkan jatuh di film. Dan perbedaan antara mata dan kamera yang paling mendasar yaitu, mata tidak bisa mengabadikan gambar tetapi kamera bisa.

Semakin lama siswa makin serius untuk membaca komik, ini dimungkinkan karena siswa makin tertarik dengan kelanjutan cerita dari kamera ini. Hal ini juga didukung dari jawaban kuisioner bahwa mereka merasa tertarik untuk membaca komik. Pada kegiatan 4 ini siswa juga berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan guru baik itu pertanyaan untuk mengamati ataupun untuk menarik kesimpulan, berarti komik mampu membantu mereka memahami bahwa meskipun fungsi bagian-bagian mata dan kamera ada kemiripan tetapi ada perbedaan cara kerja pada lensa dan layar masing-masing.

Kegiatan 5

(17)

15

Gambar 9. Komik halaman 13-14

Dari setiap kegiatan selalu ada siswa yang ketika ditanya diam saja sebelum mereka membaca komik, tetapi hal ini wajar karena memang mereka belum pernah mendapat materi ini sebelumnya. Setelah siswa membaca, mereka dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang langkah-langkah mencuci dan mencetak film secara runtut dan benar. Dari sini dapat dilihat bahwa dari halaman per halaman siswa menanggapi pertanyaan guru dengan positif, mereka mau membaca komik dengan antusias sampai mereka menemukan jawaban yang mereka cari. Hal ini juga didukung dengan kuisioner yang diisi bahwa siswa merasa tertarik untuk membaca komik. Mereka juga dapat memberikan jawaban yang benar dengan kata-kata mereka sendiri, tidak persis dalam komik, berarti komik ini dapat membantu mereka memahami materi.

Pemahaman Siswa Terhadap Materi Berikut hasil evaluasi siswa :

Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa Siswa

(18)

16

70 dan 26 anak atau 86,67% siswa berhasil mendapat nilai 70 keatas. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan komik pada topik prinsip kerja kamera ini dapat dikatakan berhasil. Dari keempat anak yang mendapat nilai dibawah 70 didapatkan kemiripan pada jawaban mereka yaitu ketika diminta menyebutkan kesamaan fungsi dari bagian-bagian mata dan kamera, mereka hanya menyebutkan bagian kamera yang fungsinya mirip dengan bagian mata, tetapi mereka tidak menyebutkan fungsinya.

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik fisika

Dari jawaban yang diberikan siswa, dapat dilihat bahwa siswa tertarik dalam pembelajaran yang menggunakan komik dengan beragam alasan, diantaranya karena bergambar jadi tertarik untuk membaca, karena bahasanya mudah dimengerti, kata-katanya yang pendek-pendek, tidak membosankan, karena belajar tetapi yang dibaca komik jadi tidak terasa sedang belajar, dan membaca komik adalah hobi mereka. Komik juga dapat membantu mereka dalam memahami materi yang dipelajari, hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran dan hasil tes evaluasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa pembuatan komik sebagai media pembelajaran fisika dapat dikatakan efektif. Karena dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuisioner siswa, bahwa komik mampu menarik minat mereka untuk membaca meskipun itu materi fisika karena disajikan dalam gambar yang menarik dan bahasa sederhana sehingga lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Media komik juga memberikan pengaruh positif pada pembelajaran yang berlangsungyaitu berani mengemukakan pendapat dan berinteraksi dalam kelas sedangkan dari segi kognitif komik mampu membantu siswa memahami konsep mengenai prinsip kerja kamera analog. RPP yang telah didesain juga dapat diimplementasikan dalam kelas, kemudian hasil evaluasi dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan.

REFERENSI

1. Halliday and Resnick, 1984. Fisika edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2. Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

3. Hanaya, Silindung Ester. 2011. Desain Komik untuk Pembelajaran Topik Arus Listrik serta ujicoba keberhasilannya. Salatiga : UKSW.

4. Ongga, Petrus. 2011. Pembuatan komik sebagai media pembelajaran fisika topik terapung, melayang, dan tenggelam serta ujicoba keberhasilannya. Salatiga : UKSW.

5. Supa, Otha. 2012. Pembuatan komik fisika tentang kemagnetan sebagai media pembelajaran. Salatiga : UKSW.

6. Kusyanti, RN. dan Kristiyanto, WH. 2009. Mendukung Komik Sebagai Media Pembelajaran Fisika dan Desain Pembelajarannya. Salatiga : Widya Sari

(19)
(20)

18 LAMPIRAN 1

Rancangan Rencana Pembelajaran

Topik : Alat Optik

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator : Mengenali bagian-bagian kamera analog

Mengenali bagian-bagian mata yang mirip dengan kamera analog

Menjelaskan prinsip kerja kamera dan membandingkannya dengan prinsip kerja mata

Waktu : 2 x 40 menit

Guru memotret siswa menggunakan kamera analog.

Perumusan Masalah:

Bagaimana prinsip/cara kerja kamera analog sehingga menghasilkan sebuah foto ?

Hipotesa : -

Kegiatan :

Komik dibagikan kemudian siswa diinstruksikan untuk membaca komik dan menyimak percakapan dan gambar yang ada dalam komik.

Pengantar dan motivasi ( komik halaman 1-2)

Perumusan masalah I:

Kenapa kamera pada zaman dahulu menggunakan lubang kecil?

Pertanyaan menggiring mengamati percakapan I (baca komik hal 3-4)

Ketika bendanya sama, Apakah lubang besar dan lubang kecil menghasilkan bayangan yang sama? (tidak)

Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang besar? Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan lubang kecil?

Hasil Pengamatan I (baca komik hal 3-4) :

(21)

19

Lubang kecil, bentuk bayangan seperti bentuk benda aslinya.

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan I (baca komik hal 3-4) Apa alasan kamera jaman dahulu memakai lubang kecil?

Kesimpulan I

Kamera jaman dulu memakai lubang kecil agar bayangan yang terbentuk sama seperti benda aslinya.

Perumusan masalah II:

Untuk menghasilkan ukuran bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda, bagaimana perbandingan jarak antara lubang ke benda dan jarak lubang ke layar?

Pertanyaan menggiring mengamati percakapan II(baca komik halaman (5-8)

Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan yang terbentuk, ketika jarak antara lubang dengan benda sama dengan jarak lubang ke layar? Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan, ketika layarnya dibuat semakin jauh sedangkan jarak lubang ke benda tetap?

Bagaimana ukuran, terang redup dan jelas kaburnya bayangan, ketika bendanya dibuat semakin jauh sedang jarak lubang ke layarnya tetap?

Hasil pengamatan II (baca komik halaman 5-8)

Variabel Ukuran bayangan Terang / Redup Jelas/ Kabur

Ukuran lubang Besar Tetap Terang Kabur

Kecil Tetap Redup Jelas

So(lubang kecil) Besar Mengecil Tetap Jelas

Kecil Membesar Tetap Jelas

Si (lubang kecil) Besar Membesar Redup Jelas

Kecil Mengecil terang Jelas

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan II(baca komik halaman 5-8) Jadi, untuk menghasilkan ukuran bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda, bagaimana perbandingan jarak antara lubang ke benda dan jarak lubang ke layar?

Kesimpulan II

(22)

20

Pengantar masuk materi mata dan kamera analog (baca komik halaman 8)

Perumusan masalah III:

Apa persamaan mata dan kamera?

Pertanyaan menggiring mengamati percakapan III(baca komik halaman 9-11) Amatilah gambar dan tabel bagian-bagian mata beserta fungsinya! Amatilah gambar bagian-bagian kamera beserta fungsinya!

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan III(baca komik halaman 9-11) Sebutkan bagian-bagian mata dan kamera yang punya kesamaan fungsi!

Kesimpulan III (baca komik halaman9-11) Bagian2

Mata

Bagian2 Kamera

Fungsi Keterangan

Lensa mata Lensa kamera Memfokuskan cahaya yang masuk agar jatuh di layar.

Iris Diafragma Mengatur jumlah cahaya

yang masuk.

Iris = membran

berbentuk cairan

mengandung dilator involunter & otot springter yang mengatur ukuran pupil

Retina

Film

Tempat

jatuhnya

bayangan

Perumusan masalah IV:

Apa perbedaan antara lensa mata dan lensa pada kamera? Apa perbedaan antara retina dan film ?

Pertanyaan menggiring mengamati percakapan IV(baca komik halaman 11-12) Lensa pada mata itu keras atau kenyal?

Lensa pada kamera itu keras atau kenyal? Apa yang dimaksud dengan daya akomodasi? Apakah lensa kamera bisa digeser maju mundur?

Ketika benda hilang apakah bayangan di retina masih ada? Ketika benda hilang apakah bayangan di film masih ada?

Hasil pengamatan IV (baca komik halaman (11-12)

Lensa mata Lensa kamera

(23)

21 lensa berakomodasi / mengubah kecembungannya (saat benda dekat, lensa mencembung tapi saat bendanya jauh, lensa memipih )

lensa kamera bisa digeser maju mundur

Ketika benda sudah tidak ada, bayangan di retina juga tidak ada lagi Ketika benda sudah tidak ada, masih ada bayangan di film

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan percakapan IV (baca komik halaman 11-12)

Bagaimana cara lensa mata membuat bayangan jatuh di retina? Bagaimana cara kamera membuat bayangan jatuh di film?

Kesimpulan IV (baca komik halaman (11-12)

Untuk membuat bayangan jatuh di retina, lensa mata diubah kecembungannya. Kamera membuat bayangan selalu jatuh di film dengan cara menggeser maju mundur lensanya, dan benda diletakkan di ruang 3 benda atau jauh tak hingga. Retina tidak bisa mengabadikan bayangan sedangkan Film dapat mengabadikan bayangan

Perumusan masalah V:

Bagaimana proses cuci cetak itu berlangsung?

Pertanyaan menggiring mengamati percakapan V (baca komik halaman (13-14)

Pertama tahap pencucian, film dimasukkan ke larutan developer apa fungsinya? Setelah selesai dari larutan developer film dikeringkan dimasukkan ke stop bath, mengapa?

Setelah itu film masuk ke larutan fixer, Apa fungsi dari larutan fixer? Kenapa film harus dicuci dengan air?

Langkah pertama yang dilakukan ketika proses pencetakan yaitu?

Apa yang terjadi pada kertas foto dan film ketika dimasukkan ke mesin enlarger? Agar gambar terbentuk pada kertas foto langkah apa yang selanjutnya dilakukan?

Kesimpulan V(baca komik halaman (13-14) Tahap pencucian:

Masukkan film ke larutan developer selama beberapa menit, agar gambar terlihat. Keringkan film tersebut, lalu pindahkan ke larutan Stop Bath agar reaksi kimia dari developer berhenti.

Ambil kembali film ,cuci dengan air, kemudian masukkan ke larutan Fixer agar gambar yang tercetak bisa menetap.

(24)

22 Tahapan cetak:

letakkan film/negative (yang telah dicuci) dan kertas foto kosong pada kaca bening dengan sisi yang berhadapan.

Masukkan ke mesin enlarger ( pada tahap ini film akan disinari dengan cahaya dan diteruskan ke kertas foto sehingga terbentuk gambar pada kertas foto sesuai dengan gambar pada film, dan gambar diatur ukurannya sesuai dengan kertas foto)

Masukkan kertas foto ke developer. Goyang-goyangkan hingga gambar terlihat Keringkan kertas foto . Goyang-goyangkan kembali kertas foto tersebut di larutan Stop Bath

kemudian masukkan ke larutan Fixer agar gambar yang tercetak bisa permanen.

Bilas kertas foto tersebut (positif) dengan air hingga bersih lalu Keringkan kertas foto

(25)

23 LAMPIRAN 2

KOMIK PRINSIP KERJA KAMERA

(26)
(27)

25 LAMPIRAN 3

SOAL TES

1.

a. Gambarkan mata dan kamera analog secara sederhana!

b. Sebutkan bagian-bagian dari mata dan kamera analog!

2.

Ada bagian-bagian mata dan kamera analog yang mempunyai kesamaan

fungsi, sebutkan bagian-bagian tersebut dan apa kesamaannya?

3.

Meskipun mirip tetapi kamera analog dan mata tidak persis sama, carilah

perbedaannya!

4.

Apa yang terjadi jika kita memotret benda yang letaknya sangat dekat

dengan kamera? Berikan alasannya!

(28)

26 LAMPIRAN 4

Gambar

gambar baik anime atau tokoh binatang, sehingga mereka tidak merasa bosan
Gambar 1. Mata manusia
Gambar 2. Kamera analog
Gambar 3. Komik halaman 1-2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pembuatan materi e-learning dengan konten yang menarik, dilengkapi dengan gambar animasi, ilustrasi, bahasa lugas

PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG : Studi di Kelas XI Akuntansi SMK Bina Warga Bandung

The Efficacy of Dietary Intervention on Urinary Risk Factor for Stone Formation in Recurrent Kalsium Oxalate Stone Patiens.. Dietary intake and Habits of Japanese Renal Stone

Tergantung pada panjang pantai yang akan dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau satu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas

Definisi dari angka harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun kehidupan atau perkiraan usia yang dapat dicapai seseorang.. Agar kamu mengerti pengertian tersebut maka akan

Kecepatan arus yang lemah menyebabkan hanya butiran sedimen yang kecil yang dapat terangkut, sehingga sedimen yang halus seperti lanau sangat mendominasi sebaran sedimen

Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep wakaf tunai di Yayasan Wakaf Bina Amal berbeda dengan pendapat para ulama karena wakaf

Secara simultan Good Corporate Governance (GCG) dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dewan direksi, komite