• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702011007 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702011007 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

DI SMA NEGERI 2 SALATIGA

Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Aprilia Anggraeni (702011007) Widya Damayanti. S.Pd., M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PENERAPAN LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

DI SMA NEGERI 2 SALATIGA

1

Aprilia Anggraeni 2Widya Damayanti

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1702011007@student.uksw.edu2widya.damayanti@staff.uksw.edu Abstract

Lack of variety in selecting teaching method and learning media will have impact on students' learning activity. This research aims to know whether the application of learning tournament using google form can increase students’ learning activity. The respondents of the research were 32 students of XI IPS 2, SMA N 2 Salatiga. The research applied quantitative pre eksperimental method and was perfomed during TIK lesson. It was designed as a one shoot case study. The research showed an increase in students’ oral and listening activity, as well as mental activity. There was no increase in writing and visual activity, because students paid attention to the teacher and did assigments prompthy since the first observation to the end of research.

Keyword : Active learning, learning tournament, learning activity

Abstrak

Penerapan metode dan media pembelajaran yang kurang variatif dan kurang tepat akan berdampak pada keaktifan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan learning tournament menggunakan google form dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Salatiga dengan 32 siswa kelas XI IPS 2. Metode yang digunakan adalah quantitative pre experimental

dengan desain penelitian one shot case study. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keaktifan siswa. Terjadi peningkatan keaktifan siswa di kegiatan lisan dan mendengar, kegiatan mental sedangkan kegiatan menulis dan kegiatan visual tidak terjadi peningkatan karena siswa tetap mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta memperhatikan penjelasan guru baik pada awal observasi sampai akhir penerapan learning tournament.

Kata Kunci : Active learning, learning tournament, keaktifan belajar

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

2

(8)

1. Pendahuluan

Kegiatan belajar bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik. Ketika kegiatan belajar aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu untuk menjawab sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.

Berdasarkan pengamatan di SMA Negeri 2 Salatiga kelas XI, pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa pasif saat proses pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran guru menyampaikan materi, siswa lebih asyik bermain internet dengan melihat konten lain di luar pembelajaran. Siswa kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran disaat guru sedang menjelaskan materi. Untuk model dan media pembelajaran yang diberikan guru hanya metode ceramah dan praktik langsung, sehingga siswa kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. Maka diperlukan metode pembelajaran dan media yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan pembelajaran yang aktif yang dapat mengajak siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran secara mental maupun fisik.

Salah satu teknik pembelajaran aktif adalah learning tournament, merupakan teknik untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui kelompok belajar dan kompetisi tim. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat menunjang kegiatan learning tournament. google form dapat dimanfaatkan sebagai media pendukung learning tournament untuk kuis karena merupakan teknologi berbasis internet yang sederhana yang tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengakses di situs tersebut sebelum menggunakannya. google form merupakan produk dari Google yang dapat digunakan untuk membuat kuis atau mengumpulkan informasi dengan mudah.

Penerapan model pembelajaran dan media pembelajaran diharapkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan dan untuk memenuhi kebutuhan. Siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan mendorong siswa aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan learning tournament dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Negeri 2 Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

(9)

sebelum tindakan sebesar 33%, kemudian siklus 1 80% menjadi 86% pada siklus II. Dengan demikian pada aspek keaktifan mengalami peningkatan cukup baik yaitu 52% [3]. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan learning tournament untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK.

Belajar aktif terkait dengan tiga pernyataan sederhana yaitu, “Apa yang saya

dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham”[4]. Pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari informasi, mengelola informasi, dan menyimpulkan untuk kemudian diterapkan/dipraktekkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar [5].

Learning tournament suatu bentuk active learning yang dikembangkan Robert Slavin dan kawannya. Teknik ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim [4]. Strategi pembelajaran aktif tipe Learning Tournament adalah salah satu teknik intruksional dari active learning, yang termasuk dalam bagian kolaboratif, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa untuk menumbuhkan rasa siswa terhadap program pembelajaran sehingga gairah belajar siswa meningkat [4]. Learning tournament dapat juga diartikan suatu motif kerjasama, yang mana setiap individu dihadapkan pada pilihan yang harus mengikuti melalui kerjasama, berkompetensi atau individual. Learning tournament juga menyemarakkan lingkungan belajar menjadi aktif dengan memberi kesempatan untuk bergerak fisik, berbagi pendapat, dan perasaan secara terbuka untuk mencapai tujuan pembelajaran [6].

Terdapat kelebihan dari learning tournament, yaitu [7] :

1. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun ketrampilan sosial.

2. Mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif.

3. Mengoptimalkan partisipasi siswa. Memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka pada orang lain. Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif.

(10)

Tabel 1. Teknik Active Learning dan Prosedure Learning Tournament [4]

Teknik Active Learning Prosedur Learning Tournament Team Building

(Pembentukan tim)

Membagi siswa dalam beberapa kelompok beranggotakan 2 hingga 8 siswa.

Immediate Learning Involvement (keterlibatan belajar seketika)

Setiap kelompok untuk mendiskusikan materi.

On-The-Spot-Assessment

(penilaian di tempat)

1. Membuat pertanyaan untuk mengetes pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

2. Menggunakan bentuk tes yang mudah diskor seperti pilihan ganda, mengisi titik-titik, benar salah atau istilah untuk didefinisi.

3. Meminta setiap siswa untuk menjawab pertanyaan individu.

4. Membuat pertanyaan dan memberitahukan siswa jawaban yang benar dan menghitung skor masing-masing individu yang dijumlahkan di setiap tim. 5. Mengumumkan skor tiap kelompok.

Dalam turnamen belajar guru dapat melakukan turnamen dengan berbagai ronde sesuai dengan keinginannya. Jika dalam turnamen belajar siswa menjawab pertanyaan benar maka skor mereka 1. Sedangkan siswa yang tidak menjawab sama sekali mendapat 0 [8].

Keaktifan belajar terdiri dari kata “kreatif” dan kata “belajar”. Keaktifan

memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha“ [9]. Keaktifan belajar adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selama siswa berada dalam kelas [10]. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa, maka guru dapat melaksanakan kegiatan seperti menggunakan model pembelajaran yang menimbulkan keaktifan siswa, memberi tugas individu atau kelompok, memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil [11]. Keaktifan siswa berdasarkan aktifitasnya dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut [10]:

1. Kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi atau mengamat pekerjaan orang lain atau bermain. 2. Kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, atau interupsi.

3. Kegiatan mendengar, yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi kelompok, mendegarkan suatu permainan atau mendengarkan percakapan. 4. Kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, mengerjakan soal atau mengisi angket.

5. Kegiatan menggambar, yaitu melukis, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.

6. Kegitan motorik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat atau membuat model.

7. Kegiatan mental, yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.

(11)

Untuk aspek keaktifan siswa yang diamati dalam kegiatan pembelajaran diantaranya 1) memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat, 2) memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam masalah, 3) sering bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum di mengerti, 4) mengerjakan tugas guru dengan baik dan tepat waktu, 5) siswa memperhatikan penjelasan guru, 6) aktif mengemukakan pendapat, dan 7) respon siswa terhadap pertanyaan guru[15].

Google Form atau formulir google merupakan salah satu aplikasi dari google gratis yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dengan mudah dan efisien. Google form dapat digunakan untuk mengumpulkan data berupa survey atau kuis. Terdapat pilihan untuk membuat kuis seperti pilihan ganda, checklist, daftar pertanyaan, dan pertanyaan skala. Jumlah responden tak terbatas dengan cara membagikan url tanpa harus menggunakan akun. Setelah itu google form juga terhubung dengan spreadsheet, yang digunakan untuk mengetahui tanggapan dari jawaban responden [12]. Google form dapat diaplikasikan untuk meminta respon siswa secara cepat. Pembuatan kuis cepat dan pemberian umpan balik kepada siswa disertai dengan skor siswa [13].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif pre

experimental. Desain penelitian yang digunakan yaitu One Shot Case Study,

terdapat kelompok sampel dipilih secara acak yaitu sesuai dengan rekomendasi guru TIK di SMA N 2 Salatiga. Kelompok tersebut diberi observasi untuk mengetahui keadaan awal dan akhir [14].

Tabel 2 Desain One Shot Case Study [14] Treatment Observasi

X O

Keterangan :

Kelas Eksperimen = kelompok siswa yang mendapatkan treatment (pembelajaran dengan penerapan learning tournament).

X = treatment yang diberikan kepada kelas eksperimen O = Observasi terhadap kelas eksperimen

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah sembilan kelas dengan jumlah siswa 298. Sampel yang digunakan adalah kelas XI IPS 2 berjumlah 32. Tabel tahap penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Tahap Penelitian

No Tahap Penelitian Keterangan

1 Tahap persiapan - Observasi

- Studi Literatur

- Menentukan populasi dan sample

- Mendesain Strategi metode

pembelajaran

- Konsultasi materi dan RPP

2 Tahap pelaksanaan - Memberikan perlakuan (treatment)

- Mengamati prilaku siswa dengan

check list

3 Pengolahan dan analisis data - Mengolah hasil check list

(12)

saat penerapan learning tournament yang dilakukan selama tiga kali. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi berbentuk checklist untuk mengamati keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Indikator yang digunakan dalam observasi dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Keaktifan Siswa

Kegiatan Belajar Jenis Aktifitas Deskripsi

Keaktifan Siswa

Kegiatan Mental Memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam masalah Kegiatan Lisan dan

Mendengar

Sering Bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum di mengerti

Siswa mengerjakan kuis menggunakan google form

Kegiatan Menulis Mengerjakan tugas guru dengan baik dan tepat waktu

Siswa bersama dengan guru mengulas kembali kuis siapa saja yang belum paham terhadap materi.

Kegiatan Visual Siswa memperhatikan penjelasan guru

Kegiatan Lisan dan Mendengar

Aktif mengemukakan pendapat Respon siswa terhadap pertanyaan guru

Sering Bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum di mengerti

Hasil observasi dianalisa untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa di kelas eksperimen saat penerapan learning tournament. Hasil observasi diberi penilaian berdasarkan indikator yang muncul saat pembelajaran berlangsung sesuai penilaian pengamat yaitu pengampu mata pelajaran TIK SMA N 2 Salatiga. Teknik analisis data yang diperoleh dari lembar observasi diolah berdasarkan indikator keaktifan siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut [15]:

% Pencapaian = Skor tiap indikator X 100% Jumlah seluruh siswa

Skor presentase keaktifan yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai penilaian berikut [15]:

Tabel 5 Kriteria Keaktifan [15]

Rentang Skor (%) Kriteria

(13)

4. Hasil dan Pembahasan

Perlakuan terhadap sampel dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan mengamati keaktifan siswa menggunakan observasi chek list. Materi yang dibahas adalah menggunakan internet untuk keperluan Informasi dan Komunikasi dengan pokok bahasan perangkat keras dan fungsinya untuk keperluan akses internet. Data hasil penelitian yang digunakan adalah persentase keaktifan siswa. Pada pertemuan pertama sampai ketiga dilakukan penerapan learning tournament.

Tabel 6. Kegiatan Belajar

Tahapan Learning tournament Proses Media Siswa terbagi menjadi 8 kelompok

beranggotakan 4 siswa

Guru meminta setiap siswa untuk menjawab pertanyaan individu.

 Guru memberi kuis

 Siswa mengerjakan kuis

Google Form

Memberitahukan jawaban dan siswa menghitung skor masing-masing individu yang dijumlahkan di setiap tim.

Umumkan skor tiap kelompok  Guru mengumumkan skor akhir

Pada pertemuan pertama sampai ketiga penerapan learning tournament terdapat dua ronde. Sebelum memasuki ronde pertama siswa akan dibagi menjadi 8 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap kelompok akan mendiskusikan materi pada petemuan pertama tentang jenis perangkat keras peralatan pokok untuk keperluan akses internet, pertemuan kedua web browser (pengertian dan fungsi), sedangkat pertemuan ketiga Ucbrowser dan avantbrowser. Pada saat diskusi siswa dapat mencari lewat internet ataupun LKS. Setelah diskusi siswa akan diberikan kuis menggunakan google form untuk mengetahui pemahaman siswa. Saat kuis berakhir siswa akan diminta untuk mencatat skor masing-masing individu yang nantinya akan digabungkan ke nilai kelompok. Saat pemberian skor kepada siswa, guru akan mengetahui siapa saja siswa yang mendapat nilai paling rendah. Lalu guru akan melakukan evaluasi dengan menjelaskan kembali, siapa saja siswa yang belum paham dengan materi. Saat menjelaskan siswa diperkenankan untuk bertanya atau berpendapat.

(14)

pendukung untuk keperluan akses internet, pertemuan kedua tentang opera dan safari browser, pertemuan ketiga google chrome dan firefox. Siswa dapat mencari materi dengan LKS ataupun internet. Setelah diskusi siswa akan diberikan kuis menggunakan google form untuk mengetahui pemahaman siswa. Saat kuis ronde dua berakhir siswa akan diminta untuk mencatat skor masing-masing individu. Saat pemberian skor kepada siswa guru juga melakukan evaluasi dan menjelaskan kembali materi, siapa saja siswa yang belum paham dengan materi. Saat menjelaskan siswa diperkenankan untuk bertanya atau berpendapat. Setelah itu setiap kelompok akan menggabungkan nilai ronde satu dan dua, lalu dikumpulkan kepada guru. Guru akan mengumumkan skor akhir kelompok, setiap siswa yang mendapat nilai kelompok tertinggi akan diberi sebuah bonus nilai tambahan.

Keaktifan belajar siswa dilihat dari observasi menggunakan check list untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran TIK menggunakan learning tournament. Check list yang digunakan untuk mengamati siswa kelas eksperimen saat diberikan perlakuan mencakup beberapa jenis aktifitas yang kemudian dibuat kedalam pernyataan – pernyataan. Data yang diperoleh dari check list kemudian dianalisa setiap jenis aktifitasnya sebagai berikut :

Tabel 7. Perkembangan Persentase Keaktifan Siswa

Jenis Respon siswa terhadap

pertanyaan guru 3,12% 26,47% 56,25% 56,25%

Sering Bertanya kepada guru atau siswa lain

Untuk persentase rata-rata keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

(15)

Jenis

Memberikan kesempatan kepada teman

untuk berpendapat 30,56% Rendah

Aktif mengemukakan pendapat 32,17% Rendah

Respon siswa terhadap pertanyaan guru 46,32% Sedang

Sering bertanya kepada guru atau siswa

lain mengenai hal yang belum di mengerti 35,99% Rendah

Rata-rata kegiatan lisan dan Mendengar 36,26% Rendah Kegiatan

mental

Memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam masalah

Mengerjakan tugas guru dengan baik dan

tepat waktu 100%

Sangat Tinggi

Kegiatan

Visual Siswa memperhatikan penjelasan guru 100%

Sangat Tinggi

Tabel 8 menunjukan persentase skor rata-rata dari jenis aktifitas siswa pada kegiatan lisan dan kegiatan mendengar dapat dilihat pada pernyataan memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat. Pada pertemuan pertama penerapan learning tournament kegiatan lisan terlihat dimana saat kelompok mendiskusikan materi yang diberikan hanya beberapa kelompok saja yang anggotanya mau memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat, kurangnya siswa berpendapat dalam diskusi terjadi kurang berinteraksi sesama siswa.

Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan kegiatan dimana siswa mau memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat saat diskusi, dilihat siswa mulai bependapat mengenai materi antar siswa. Pada pertemuan ketiga siswa mulai terbiasa saat berdiskusi siswa berpendapat sesama siswa. Keaktifan siswa pada kegiatan lisan dapat dilihat dari siswa aktif mengemukakan pendapat mereka dikarenakan guru menanyakan progress kerja siswa.

Keaktifan siswa pada kegiatan lisan dan mendengar dapat dilihat dari pernyataan respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru saat penerapan learning tournament terjadi peningkatan disetiap pertemuan karena setelah kuis siswa bersama dengan guru mengulas kembali kuis, siapa saja yang belum paham terhadap materi guru akan memberi pertanyaan kepada siswa yang belum paham. Dan akan meminta siswa yang benar dalam mengerjakan kuis membantu siswa yang belum paham. Lalu guru akan mengevaluasi dan mengulas kembali materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

(16)

peningkatan di setiap pertemuan. Hal ini dapat dilihat saat learning tournament dari kegiatan pembelajaran setiap kelompok mendiskusikan materi siswa belajar mandiri berkelompok dengan mencari materi lewat LKS ataupun internet sehingga jika belum paham siswa akan menanyakan kepada guru karena guru bertindak sebagai fasilitator. Pada saat kegiatan guru mengulas kembali materi setelah kuis berakhir. Guru memberikan umpan balik kepada siswa sehingga siswa saling tanya jawab dengan guru terlihat pada setiap pertemuan terjadi peningkatan keaktifan siswa. Terjadi peningkatan disetiap pertemuan saat penerapan learning tournament namun jika dirata-rata kegiatan lisan dan kegiatan mendengar hanya sebesar 36,26% sehingga dapat dikatakan berkeriteria Rendah, tetapi keaktifan siswa pada kegiatan ini meningkat di setiap pertemuan.

Pada kegiatan mental yaitu memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam masalah setiap pertemuan meningkat pada pertemuan pertama sampai ketiga penerapan learning tournament dapat dilihat dari siswa memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam masalah saat berdiskusi kelompok, terjadi interaksi antar siswa untuk bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada untuk mencari bahan materi yang diberikan saat diskusi. Siswa bersama-sama mencari bahan materi dengan memanfaatkan LKS dan menggunakan fasilitas internet yang ada di lab komputer. Selain itu, saat diskusi siswa saling membantu menyelesaikan dalam masalah jika terdapat salah satu anggota siswa dalam kelompok tersebut belum mengerti tentang materi anggota kelompok yang mengerti akan membatu saat berdiskusi. Dengan rata-rata kegiatan mental sebesar 89,83% sehingga dapat dikatakan berkeriteria sangat tinggi.

Pada kegiatan menulis dengan penyataan mengerjakan tugas guru dengan baik dan tepat waktu dari pertemuan pertama sampai saat penerapan learning tournament sebesar 100% berkeriteria sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat saat setiap siswa mengerjakan kuis yang dilakukan dalam dua ronde menggunakan google form siswa belum pernah mendapat kuis dengan berbantuan web, saat kuis menggunakan google form siswa lebih antusias mengerjakan. Menggunakan google form guru juga dengan mudah melihat siapa saja siswa yang sudah mengerjakan ataupun belum mengerjakan, sehingga siswa mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu.

Kegiatan visual di pertemuan pertama sampai ketiga tidak terjadi peningkatan saat siswa memperhatikan penjelasan guru dari awal mulai pembelajaran sampai saat guru mengulas kembali materi, namun stabil sebesar 100%, sehingga dapat dikatakan berkriteria sangat tinggi.

(17)

Gambar 1 Rata-Rata Per Aktifitas

Berdasarkan gambar 1 untuk rata-rata per aktifitas siswa pada kegiatan lisan dan kegiatan mendengar rata-rata menunjukkan rendah tetapi pada setiap pertemuan terjadi peningkatan keaktifan siswa. Kegiatan lisan dan mendengarl mengalami peningkatan meskipun berkeriteria rendah, sedangkan kegiatan mental, serta kegiatan menulis dan kegiatan visual berkeriteria sangat tinggi. sesuai dengan kelebihan learning tournament merupakan satu teknik intruksional dari active learning, yang termasuk dalam bagian kolaboratif menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi yaitu proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa untuk menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap program pembelajaran sehingga gairah belajar siswa meningkat.

Dan juga peningkatan keaktifan terletak pada bekerjasama dalam kelompok, antusias dalam mengerjakan tugas, memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan masalah serta respon siswa terhadap pertanyaan guru. Saat penerapan suasana kelas menjadi hidup karena adanya interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Dari hasil lembar observasi hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa menerapkan learning tournament dapat meningkatkan keaktifan siswa.

5. Simpulan dan Saran

Sebelum penerapan learning tournament, pembelajaran TIK di kelas terlihat pasif dan tidak kondusif. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa yang sangat rendah. Setelah menerapkan learning tournament menggunakan google form, siswa menjadi lebih tertarik dan antusias dilihat dari keaktifan menulis sangat tinggi. Siswa juga berkelompok dan berdiskusi sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa menjadikan pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Pembelajaran terlihat kondusif dan keaktifan siswa naik. Terjadi peningkatan keaktifan siswa di kegiatan lisan dan mendengar, kegiatan mental sedangkan kegiatan menulis dan kegiatan visual tidak terjadi peningkatan karena

(18)

siswa tetap mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta memperhatikan penjelasan guru baik pada awal observasi sampai akhir penerapan learning tournament.

Saran yang diusulkan antara lain: (1) Guru dapat menerapkan learning tournament dikelas yang berbeda sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Guru juga hendaknya mengembangkan media pembelajaran yang variatif, sehungga dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas, dan mempermudah siswa untuk memahami materi. (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama diharapkan dapat menerapkan pada mata pelajaran lain dan menggunakan media lain yang lebih variatif.

Daftar Pustaka

[1] Yunia, R., & Hidayat, N. (2012). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament Pada Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Al Bidayah,Vol 4 No 1 Januari 2012. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

[2] Fitriah, R,. A. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Sampang. Jurnal Teknik Elektro, Vol 1 No 2 Februari 2012. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya [3] Verawati, I. (2010). Penerapan Strategi Learning Tournament Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran SKI Di Kelas VIIIC MTsN Wonokromo Bantul. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

[4] Silberman, M. (2012). Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Bandung: Nuansa

[5] Sunarto (2012). Icebreaker Dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta : Cakrawala Medis

[6] Mufiwan, R. (2015). Peningkatan Kreatifitas DAN Hasil Belajar Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Learning Tournament Di Sd Negeri 08 Limbangang Kabuapaten 50 Kota. Padang : Universitas Bung Hatta

[7] Rahmanto, W. (2010). Strategi Learning Tournament Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V SD Muhammadiyah Karangduwet Gunung Kidul. Yogyakarta :Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

[8] Suprananto, (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

[9] Winarti (2012).Penggunaan Metode NHT (Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana [10] Hamalik, O (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

[11] Dimyati, Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka

(19)

[13] Carey, J (2015). An Administrators guide to google forms. Diakses dari http://edtechteacher.org/an-administrators-guide-to-google-forms-from-jennifer-carey/

[14]Sugiyono (2013).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).Bandung: Alfabeta

Gambar

Tabel 2 Desain One Shot Case Study [14]
Tabel 4 Keaktifan Siswa
Tabel 6. Kegiatan Belajar
Tabel 7. Perkembangan Persentase Keaktifan Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Biaya yang dikeluarkan agroindustri keripik pisang Sari Rasa per satu kali proses produksi sebesar Rp. 2) Nilai rentabilitas pada

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi berprestasi, rasa ingin tahu dan prestasi belajar pada materi hidrokarbon dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model

Enkripsi adalah proses dimana informasi/data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma

Data yang dikumpulkan meliputi : (1) intensitas serangan penyakit busuk buah kering pada setiap strata, (2) intensitas dan luas serangan penyakit busuk buah kering pada

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelaesaikan penulisan skripsi yang

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “ Apakah terdapat pengaruh hasil belajar biologi siswa yang diberi tugas berupa mind map dan dalam model pembelajaran

Tabel 2 dapat diketahui bahwa mutu pelayanan antenatal yang baik sebagian besar terdapat pada tingkat kepuasan ibu hamil yang puas yaitu sebanyak 30 responden (50%), dan yang tidak

Selain ilu nenginsa( unddg_undans dal@ Pelaksantuvt friflr dnafsnkan oleh pars penegak hukun, maka gava bahasa vang disuatan oleh pembentuk unddg-udms hN nendapal