• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKNIK JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN BURNOUT BELAJAR PADA SISWA SMP ISLAM NGORO JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TEKNIK JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN BURNOUT BELAJAR PADA SISWA SMP ISLAM NGORO JOMBANG."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKNIK JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN BURNOUT

BELAJAR PADA SISWA SMP ISLAM NGORO JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata

Satu (S1) Psikologi (S.Psi)

Siti Auliyatus Sholawati B07212029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

teknik jigsaw dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk

menurunkan burnout belajar pada siswa. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimen posttest only non-equivalen control group design. Instrumen

penelitian berupa buku panduan pembelajaran teknik jigsaw dan

skala burnout belajar siswa. Subjek berjumlah 30 siswa dengan

kriteria mendapatkan catatan tentang kemalasan siswa, nilai ulangan harian, kelengkapan catatan buku pelajaran dan pernah mengalami kejenuhan belajar.

Uji coba alat ukur skala burnout belajar dilakukan pada 30

subjek yang sama ditempat yang berbeda. Hasil uji coba melalui

SPSS 16.0 memperoleh hasil nilai cronbach’s alpha sebesar 0,898

> 0,7, sehingga skala dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat burnout belajar siswa. Hasil penelitian menggunakan Mann-Whitney U-Test dengan taraf signifikansi sebesar 0,361 > 0,05 dan memperoleh nilai Z hitung sebesar -0,914 > Z tabel 0,01. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat burnout belajar

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Artinya,

terdapat pengaruh teknik jigsaw dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial untuk menurunkan burnout belajar siswa.

Kata Kunci : Teknik Jigsaw, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of jigsaw learning techniques of social science to reduce burnout learning in students. This research is a quantitative research with posttest experimental design using only non-equivalent control group design. Research instrument in the form of guide books jigsaw learning technique and students' learning burnout scale. Subjects were 30 students with criteria to get the record about the laziness of students, the value of daily tests, the completeness of the record books and never experience boredom lessons learned.

Trials measuring instrument burnout scale study was conducted on 30 subjects at a different place. The trial results through the SPSS 16.0 obtain the results of Cronbach's alpha of 0.898> 0.7, so that the scale can be used as a measurement of student learning burnout level. The results using the Mann-Whitney U-Test with a significance level of 0.361> 0.05 and earned value calculated at -0.914 Z> Z table 0.01. This shows that there are different levels of learning burnout among the control group the experimental group. That is, there is the influence of jigsaw learning techniques of social science to reduce students' learning burnout.

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id A. Burnout Belajar Pada Siswa 1. Burnout Belajar ... 16

a. Pengertian Burnout ... 16

b. Pengertian Burnout Belajar ... 17

c. Aspek-aspek Burnout Belajar ... 20

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout Belajar ... 22

e. Cara Mengatasi Burnout Belajar ... 23

B. Teknik Jigsaw 1. Pengertian Teknik Jigsaw ... 27

2. Tujuan Teknik Jigsaw ... 31

3. Langkah-langkah Teknik Jigsaw ... 32

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan ... 35

5. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Jigsaw ... 37

C. Pengaruh Penerapan Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk MEnurunkan Burnout Belajar pada Siswa ... 37

D. Kerangka Teoritis ... 41

E. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Variable dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ... 44

2. Devinisi Operasional ... 45

a. Variabel Burnout Belajar ... 45

b. Variabel teknik Jigsaw ... 45

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 58

a. Validitas Isi ... 58

b. Validitas Butir ... 61

c. Reliabilitas Alat Ukur ... 63

G. Analisis Data ... 64

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterangan Posttest Only Non-equivalent Control Group Design .. 48

Tabel 2. Bule Prin Skala Burnout Belajar ... 57

Tabel 3. Output SPSS Hasil Realibilitas Skala Burnout Setelah Uji Coba ... 64

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ... 69

Tabel 6. Karakteristik Subjek Berdasarkan Catatan Harian Siswa... 70

Tabel 7. Karakteristik Subjek Berdasarkan Nilaii Ulangan Harian ... 71

Tabel 8. Karakteristik Subjek Berdasarkan Kelengkapan Buku Catatan Siswa ... 72

Tabel 9. Output SPSS Hasil Realibilitas Skala Burnout Belajar pada Kelompok Eksperimen ... 74

Tabel 10. Output SPSS Hasil Realibilitas Skala Burnout Belajar pada Kelompok Kontrol . ... 74

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas . ... 75

Tabel 12. Hasil Output Nilai Rata-Rata Kedua Kelompok ... 76

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teoritis . ... 43

Gambar 2. Desain Penelitian Posttest Only Non-equivalen Control Group Design . ... 48

Gambar 3. Grafik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Gambar 4. Grafik Subjek Berdasarkan Usia ... 69

Gambar 5. Grafik Subjek Berdasarkan Catatan Harian ... 70

Gambar 6. Grafik Subjek Berdasarkan Nilai Ulangan Harian ... 71

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Penilaian CVR 2 ... 93

Lampiran 2. Angket Penilaian Buku Panduan Teknik Jigsaw ... 94

Lampiran 3. Hasil Output Penilaian CVR ... 97

Lampiran 4. Blue Print Skala Burnout Belajar Sebelum Uji Coba ... 98

Lampiran 5. Angket Skala Burnout Belajar Sebelum Uji Coba ... 101

Lampiran 6. Data Mentah Skala Uji Coba ... 105

Lampiran 7. Skoring Data Acak Skala Uji Coba ... 106

Lampiran 8. Hasil Output SPSS Validitas dan Realibilitas Skala Uji Coba ... 107

Lampiran 9. Blue Print Skala Burnout Belajar Sesudah Uji Coba ... 111

Lampiran 10. Angket Skala Burnout Belajar stelah Valid ... 112

Lampiran 11. Hasil Output SPSS Validitas dan Reliabilitas Skala Burnout Belajar Kelompok Eksperimen ... 115

Lampiran 12. Hasil Output SPSS Validitas dan Reliabilitas Skala Burnout Belajar Kelompok Kontrol ... 119

Lampiran 13. Hasil Output SPSS 16.0 Uji Mann-Whitney U ... 123

Lampiran 14. Nama-Nama Subjek Penelitian... 124

Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Eksperimen ... 125

Lampiran 16. Surat Perizinan ... 128

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pada suatu bangsa bisa dilihat dari berbagai aspek, salah

satunya adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Usaha yang dilakukan oleh

pemerintah untuk menjadikan bangsa ini berkualitas adalah dengan meningkatkan

kualitas pendidikan, Salah satu upaya pemerintah yang lainnya adalah dengan

belajar.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berbagai sistem pendidikan untuk proses pembelajaran siswa di sekolah

maupun di perguruan tinggi adalah topik yang menjadi perhatian besar bagi

pendidik hari ini. Karena system maupun metode yang baik dalam pembelajaran

akan mempengaruhi hasil belajar pada siswa. Metode pembelajaran siswa yang

monoton akan membuat siswa menjadi merasa burnout, ketika siswa sudah

merasakan hal tersebut maka kondisi KBM (kegiatan belajar mengajar) akan

menjadi tidak efisien.

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sudah menjadi wacana umum

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

berbicara di forum dunia, bahkan di forum Asia saja Indonesia masih harus

mengejar ketinggalan. Oleh karena itu perrlu diusahakan peningkatan mutu

pendidikan. Seperti yang ditunjukan di KOMPAS.COM menyatakan bahwa

Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia

menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di

peringkat ke-69.

Sementara itu UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia

berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development

Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh

dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi

pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi

menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar.

(UNESCO: 2012). Artikel pada website BBC 2012, Sistem Pendidikan Indonesia

Menempati Peringkat Terendah di Dunia, diberitakan bahwa menurut tabel Liga

Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson. Ranking ini memadukan

hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010.

Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Dua kekuatan

utama pendidikan, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, diikuti kemudian oleh tiga

negara di Asia, yaitu Hong Kong, Jepang dan Singapura.

Kejenuhan (burnout) belajar merupakan fenomena yang umum terjadi

pada siswa. Terdapat beberapa studi yang mengkaji secara mendalam tentang

kejenuhan belajar pada siswa, diantaranya Huebner & Mills (Jacobs et.al, 2003)

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

mempertimbangkan aspek perbedaan jenis kelamin, situasi, kepribadian dan juga

faktor emosional. Penelitian ini termasuk kedalam kesesuaian dari beberapa aspek

yang ada dalam gejala-gejala timbulnya burnout.

Penelitian Dyrbe (2010) pada mahasiswa kedokteran di Chicago

menyebutkan bahwa sekitar 1354 dari 2566 atau 52.8% dari mahasiswa

mengalami kejenuhan (burnout) sehingga menghambat proses perkuliahan dan

kegiatan akademiknya. Selain itu data dari Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan Universitas Gajah Mada ditemukan 11,31% (atau 2804

mahasiswa) dari seluruh mahasiswa UGM yang terdaftar pada semester ganjil

tahun akademik 1994/1995 lebih dari 7 tahun terdaftar sebagai mahasiswa.

Sejumlah 3,39% (atau 841 mahasiswa) kuliah lebih dari 10 tahun. Di Fakultas

Psikologi UGM datanya jauh lebih besar, sekitar 38,5% telah melewati masa

studi lebih dari 7 tahun pada tahun akademik 1995/1996. Hasil pemeriksaan

Inspektur Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Fakultas

Pascasarjana UGM pada tahun 1991, untuk program S2 terdapat 20% mahasiswa

yang lulus setelah lebih dari 7 tahun, dan sebanyak 18% lulus dengan masa studi

lebih dari 4 tahun. (Rizvi, 1997 dalam Zuhdi, 2010).

Fenomena siswa yang mengalami burnout dapat terjelaskan melalui

Salmela-Aro, kiuru, Pietikamen dan Jokela (2008) bahwa sekolah merupakan

sebuah konteks dimana pelajar bekerja, meskipun pelajar tidak memegang sebuah

pekerjaan, namun dari perspektif psikologis, aktivitas yang mereka alami dapat

dikatakan sebagai pekerjaan, misalnya menghadiri kelas dan mengerjakan

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dan menyelesaikan

permasalahan yang muncul secara positif dari hasil tuntutan belajar, pada

umumnya juga mengalami kejenuhan belajar. Selain itu siswa yang mengalami

burnout biasanya mereka sekedar berangkat dari rumah ke sekolah tanpa tujuan

yang pasti. Ketika guru menerangkan, mereka tidak mendengarkan, bahkan tidak

jarang malah terlelap tidur. Nasihat yang diberikan oleh gurupun tidak

diperhatikan, ibarat angin lalu tanpa arti. Didukung pula oleh News.okezone,

JAKARTA - Menguap di tengah-tengah pelajaran atau kuliah bukan suatu hal yang baru. Artinya, rasa kantuk kerap dirasakan baik siswa maupun mahasiswa

selama menerima pelajaran. Ternyata, terdapat beberapa faktor yang bisa

menyebabkan timbulnya kantuk saat di kelas.yaitu : waktu tidur kurang, kurang

energy, sakit jenuh terhadap materi pelajaran, dan tidak aktif dalam kelas

(news.okezone.com 2015).

Bukan hanya itu, dikalangan pelajar setingkat SMP dan SMA biasanya

melakukan kegiatan yang lainnya untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar

seperti membolos, menongkrong di pinggir jalan atau warung, bahkan ada juga

yang bermain kartu. Lebih tragisnya, mereka bisa saja terlibat dalam perkelahian,

pencurian, dan pergaulan bebas, sebuah realitas ironi yang menunjukkan

hancurnya fondasi moral dan budaya generasi muda.

Seperti yang dilansir oleh BeritaJateng.net Semarang, 17/11– Satuan

Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang menjaring belasan pelajar yang

membolos di beberapa wilayah di Kota Semarang, Selasa (17/11) pagi. Saat

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

bahkan ada yang menyatakan sudah janjian dengan kekasihnya dari sekolah lain

(beritajateng.net 2011).

Maslach & Leiter (1997) yang menyebutkan sumber utama timbulnya

kejenuhan adalah adanya stres yang berkembang secara akumulatif akibat

keterlibatan individu dalam suatu aktivitas dalam jangka panjang. Pengalaman

stres siswa jika dibiarkan berkepanjangan dan tidak segera ditangani dapat

memunculkan dampak baru seperti yang dinyatakan oleh Silvar (2001) “dalam

efek jangka panjang, stres belajar dapat menyebabkan gejala kejenuhan (burnout

syndrom)” (dalam Ulva, 2014).

Di Indonesia ada pula beberapa jumlah siswa yang mengalami burnout,

hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) terhadap

siswa SMP dan Sugara (2011) terhadap siswa SMA menemukan ternyata

intensitas kejenuhan berada di atas 14%. Penelitian yang dilakukan Diaz (2007)

dan Agustin (2009) terhadap mahasiswa menunjukkan lebih dari 50% hasilnya

mengalami kejenuhan belajar. Persentase siswa yang mengalami kejenuhan

belajar cenderung meningkat seiring lamanya waktu belajar. Semakin lama siswa

belajar, semakin berat derajat kejenuhan belajar yang dialami. Seperti hasil

penelitian Uludag et al. (2010) menemukan siswa yang lebih lama belajar lebih

rentan mengalami kejenuhan belajar dari pada siswa yang masih pemula (dalam

Ulva 2014).

Berdasarkan keadaan tersebut, ada pula fakta yang terjadi di lapangan

sesuai dengan hasil observasi sekaligus wawancara yang dilakukan pada tanggal

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

menyatakan bahwa dalam bidang akademik SMP Islam setiap tahunnya prestasi

akademik siswanya ada beberapa yang cenderung menurun. Kurangnya minat

bertanya saat proses pembelajaran, sering tidak memperhatikan pelajaran didalam

kelas, banyak izin keluar kelas, banyak sering menguap, bahkan tidak jarang

banyak yang tertidur didalam kelas, juga banyak yang datang terlambat, dan tak

jarang juga banyak yang membolos serta pada saat ulangan hasil yang didapat

siswa banyak yang berada dibawah standart nilai yang ditetapkan.

Beberapa guru yang lainnyapun juga berpendapat sama bahwa setiap tahun

siswa yang belajar di sekolah tersebut ada saja yang mengalami kebosanan dalam

belajar, biasanya gejalanya Nampak ketika sudah mulai memasuki kelas VIII atau

kelas IX karena pada waktu masa itu mereka sudah mulai mengikuti arus negatif

yang ada di sekolah seperti berani membolos, sering izin keluar kelas, berbicara

sendiri dengan teman sebelahnya dan lain sebagainya.

Ada juga yang menggambarkan banyak siswa yang berperilaku

seolah-olah tidak antusias dan tidak bergairah dalam mengikuti jam pelajaran seperti

tidur di kelas, menggunakan headset ketika jam pelajaran berlangsung, lambat

dalam mengerjakan tugas dan memilih bolos untuk diam di kantin sekolah.

Sedangkan menurut HS (inisial) guru yang sudah mengajar beberapa tahun

di SMP Islam mengatakan bahwa kurangnya minat siswa dalam merespon

pembelajaran yang diberikan oleh pengajar juga minimnya motivasi

berprestasinya dari siswa karena hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Hal lain yang bisa dijadikan alasan adalah salah satu siswa

mengungkapkan bahwa sering melihat teman-temannya tidak peduli dengan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru, mudah tersinggung, merasa rendah diri,

merasa lelah dengan pelajaran yang di ikuti setiap hari, menarik diri untuk bisa

memahami pelajaran yang tidak disukai, dan merasa gagal dalam memahami

pelajaran.

Mereka lebih memiliih untuk bermain di warnet atau nongkrong di

warung-warung karena mereka merasa bosan dengan pelajaran yang ada dikelas,

mereka beralasan kalau pelajaran yang diberikan terlalu monoton sehingga

mereka mudah bosan. Adalagi UL (inisial) yang terlihat sering duduk-duduk

diluar kelas (nongkrong) ketika pelajaran sedang berlangsung, dia berkata bahwa

dia lelah dengan beberapa tugas yang diberikan oleh guru, merasa tertekan

terhadap tugas-tugas, merasa tidak mampu, mulai malas belajar, tidak yakin bisa

memahami pelajaran yang disampaikan dan merasa bosan dengan materi yang

disampaikan, menurut dia ketika guru menyampaikan seperti orang ceramah

sehingga membuat dia merasa mengantuk juga lelah, karena itulah dia lebih

memilih bermain diluar kelas daripada mengikuti pelajaran didalam kelas.

Menurut Schaufeli, Martinez, Pinto, Salanova dan Bakker (2002) burnout

yang terjadi di kalangan siswa merujuk pada rasa lelah secara emosional yang

disebabkan oleh tuntutan belajar, memiliki perilaku sinis dan meninggalkan

pelajaran, serta merasa sebagai pelajar yang tidak kompeten. Burnout sebelumnya

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

emosional dan sinisme dengan frekuensi yang sering pada seseorang yang

pekerjaannya berhubungan dengan orang atau semacamnya (dalam Laili, 2014).

Schaufeli et al. (2002) mendefinisikan “Burnout among students refers to

feeling exhausted because of study demands, having a cynical and detached

attitude toward one’s study, and feeling incompetent as a student”. Secara umum,

kejenuhan belajar yang dirasakan siswa tercermin dalam bentuk perilaku seperti

rasa malas, mudah putus asa, acuh tak acuh, menunjukkan sikap pemurung,

mudah tersinggung bahkan tak jarang bersikap menyimpang seperti membolos,

melalaikan tugas dan mogok untuk belajar (dalam Villa, 2014).

Sedangkan Corey (dalam Cherniss, 1980) mendefinisikan kejenuhan

belajar sebagai suatu keadaan kelelahan fisik, mental, sikap dan emosi individu

atau pekerjaan karena keterlibatan yang intensif dengan pekerjaan dalam jangka

waktu yang panjang. Walaupun pada kenyataannya,ketahanan dari setiap individu

terhadap tuntutan lingkungan berbeda-beda, namun setiap individu memiliki

peluang yang sama besar mengalami kejenuhan. Sementara Agustin (2009)

menjelaskan kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang

siswa merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan

pekerjaan akademik yang meningkat (dalam Gunarsa, 2009).

Menurut Neils (2006) akibat negatif kejenuhan (burnout) belajar adalah

kerusakan kinerja akademik, berupa kebiasaan buruk dalam belajar, motivasi

belajar rendah, kognisi yang tidak rasional, obsesif dan kompulsif, harga diri dan

rasa percaya diri rendah. Bornout juga berakibat terhadap afeksi seperti

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

1997) di pusat konseling Universitas California, Berkeley membuktikan bahwa

para mahasiswa yang memiliki masalah psikologis yang begitu kompleks, antara

lain penentangan terhadap aturan, tidak mampu bersikap tenang, takut gagal atau

sukses, melihat tugas sebagai sesuatu yang aversif, perfeksionis, dan keyakinan

yang berlebihan terhadap kemampuan diri (dalam Zuchdi, 2011).

Ada beberapa faktor yang dikemukakan oleh para pakar terkait kejenuhan

(burnout) anak didik dalam pembelajaran. Muhammad Abduh (2012) dengan

mengutip pendapat seorang pakar ilmu jiwa, Dale Carnegie, mengatakan bahwa

situasi anak didik yang mengantuk, menguap, dan tidur dikelas di[engaruhi oleh

faktr kejiwaan. Menurut Dale Carnegie, otak adalah rgan tubuh yang tidak akan

mengalami lelah. Otak berbeda dengan organ tubuh lainnya yang jika melakukan

pekerjaan akan mengalami kelelahan. Otak manusia tidak akan merasa lelah

meski digunakan berfikir dan belajar selama sehari semalam. Kelelahan otak

justru terjadi akibat rasa bosan dan penat yang dialami. Perasaan bosan dan penat

inilah yang menyebabkan seseorang cepat merasa lelah dan ingin menghentikan

pekerjaannya untuk kemudian beristirahat (Asmani, 2014).

Selain itu, Para ahli menyebutkan beragam fakor yang dapat menyebabkan

terjadinya kejenuhan belajar. Secara garis besar, faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya kejenuhan belajar menurut), Maslach & Leiter (1997), yaitu:

(1) Karakteristik pribadi (personal characteristic).

(2) dukungan sosial (social support), dan

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Pentingnya menurunkan burnout belajar karena Sekolah terus menjejali

anak didik dengan segudang teori tanpa memperhatikan kondisi psikologisnya,

sehingga menyebabkan anak didik mengalami kejenuhan, stress dan sangat sedikit

dari mereka yang mampu menyerap materi pelajaran dengan baik. Akibatnya,

bukan prestasi yang didapat, melainkan justru kemunduran dan ketertinggalanlah

yang menghantui perjalanan dunia pendidikan di negeri ini.

Guru mata pelajaran serta guru bimbingan dan konseling yang memiliki

tanggung jawab untuk menangani siswa yang memiliki masalah di luar bidang

pengajaran dapat membantu siswa dalam mengurangi burnout belajar pada siswa

dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif berupa metode jigsaw yang

disesuaikan dengan permasalahan yang dialami siswa sehingga siswa mampu

belajar di sekolah dengan senang hati dan dapat merasakan ketenangan dalam

proses KBM (kegiatan belajar mengajar). Setidaknya dapat memberikan beberapa

cara yang bisa mempengaruhi proses psikologis siswa, seperti mengurangi

kecemasan terhadap tugas-tugas sekolah, menenangkan kembali pikiran, dan

menstabilkan kembali emosi siswa sehingga dapat mengurangi burnout belajar

pada siswa.

Yang sudah dilakukan untuk mengurangi burnout dalam belajar pada

siswa di SMP Islam adalah dengan memberikan ice breaker di sela-sela

pembelajaran, misalnya seperti memberikan pemainan asah otak untuk mata

pelajaran matematika, ada juga yang memberikan sejenis tepuk-tepuk semangat

untuk menggerakkan anggota badan supaya bisa bersemangat kembali dalam

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

mencairkan suasana dikelas, seperti yang diberikan oleh guru mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan social yang terkenal dengan pelajaran membosankan dan adapula

pada beberapa mata pelajaran yang lain.

Namun, beberapa hal itupun tidak diberikan kepada semua mata pelajaran,

hanya diberikan oleh guru-guru yang memiliki ide-ide permainan maupun guru

yang kreatif saja yang memberikannya untuk mengurangi kejenuhan dalam belajar

di kelas. Permainan yang diberikan hanya akan memberikan efek semangat dalam

sesaat saja, ketika permainan usai siswa pun masih merasa kantuk dalam

menerima mata pelajaran kembali.

Pembelajaran kooperatif adalah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivisme. Prinsip pembelajaran kooperatif adalah

mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu serta berkembangnya

sikap ketrgantungan yang positif dan mendorong peningkatan kegairahan belajar

siswa (Etin, 2007). Maka dari itu, metode ini dirasa cocok untuk mengurangi

burnout belajar pada siswa.

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang

besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa

ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa

sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap

komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari

masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama

(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok menjadikan siswa

lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, bukan hanya itu tapi juga bisa

memberikan hak berkomunikasi dengan beberapa teman untuk menutarakan

pendapatnya tentang materi yang akan disampaikan sehingga bisa memberikan

semangat untuk mengikuti pembelajaran didalam kelas. Berdasarkan data tersebut

sekaligus melihat fenomena yang ada mendorong peneliti untuk mengetahui

adanya pengaruh Teknik Jigsaw dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

untuk menurunkan burnout belajar pada siswa SMP Islam Ngoro Jombang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian dan fokus penelitian di atas, maka dapat

diambil Rumusan Masalah sebagai berikut: Adakah pengaruh Teknik Jigsaw

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Soisal untuk menurunkan burnout belajar

pada siswa SMP Islam Ngoro Jombang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Teknik Jigsaw

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menurunkan burnout belajar

pada siswa SMP Islam Ngoro Jombang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan diadakannya penelitian yang telah dipaparkan

diatas, maka adapun manfaat penelitian, yaitu:

a. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembelajaran dalam rangka

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

b. Manfaat secara praktisi

1. Penelitian ini juga menjadi masukan agar para guru, dosen, maupun para

praktisi agar dapat menurunkan burnout (kejenuhan) belajar pada siswa

maupun mahasiswa dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif

berupa teknik jigsaw.

2. Bagi para orang tua, diharapkan agar berperan aktif dengan memberikan

motivasi pada anak supaya bisa membantu proses jalannya teknik jigsaw

dalam upaya mengurangi burnout belajar pada anak.

3. Bagi para mahasiswa yang menempuh pendidikan psikologi khususnya

peminatan psikologi pendidikan agar menjadi pengetahuan baru tentang

metode pembelajaran kooperatif berupa teknik jigsaw yang dapat

mengurangi burnout belajar pada peserta didik.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Teknik jigsaw dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menurunkan burnout belajar pada

siswa SMP Islam Ngoro Jombang. Hal ini didukung dari beberapa penelitian

terdahulu yang dapat dijadikan landasan dari penelitian yang dilakukan. Berikut

beberapa penelitian tersebut.

Penelitian Nurwangid dkk. (2010) menyatakan bahwa penerapan

bimbingan kelompok dapat mengatasi burnout di Sekolah pada siswa kelas rendah

di SDIT Salsabila Baiturrahman Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Selain itu,

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

learning efektif dalam meredukasi tingkat kejenuhan belajar pada dimensi

keletihan emosi siswa.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Sutarjo, Dewi dan Suarni (2014)

menunjukkan bahwa konseling behavioral dengan teknik relaksasi efektif untuk

menurunkan burnout belajar siswa, ini dilihat dari hasil analisis thitung > t table

dengan taraf signifikan 5% (15,719 > 2,571), dan juga ditemukan bahwa

konseling behavioral dengan pendekatan brain gym efektif untuk menurunkan

burnout belajar siswa, ini dilihat dari hasil analisis t hitung > t table dengan taraf

signifikan 5% (13,405 > 2,571). Ada perbedaan efektivitas antara kelompok

konseling behavioral teknik relaksasi dengan brain gym untuk menurunkan

burnout belajar, ini dilihat dari hasil analisis > dengan taraf signifikan 5% (2,406

> 2,306), berdasarkan analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dapat diterima.

Bukan hanya itu adapula penelitian yang hanya mencari pengaruh dari

pada kesejahteraan spiritual terhadap burnout pada mahasiswa pendidikan dokter

di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta oleh Laili (2014). Yang memberikan

hasil bahwa terdapat pengaruh keempat domain kesejahteraan spiritual (personal,

komunal, environmental dan transcendental) terhadap burnout dimensi keletihan

emosi (p<0.05, R 0.492, R224.2%).

Hasil dari penelitian tentang metode Jigsaw yang di lakukan oleh Hertiavi

dkk (2010) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Alsa (2010) juga

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

jigsaw dengan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok

pada mahasiswa.

Dari beberapa penelitian terdahulu tentang upaya mengurangi burnout

belajar pada siswa, peneliti tertarik dengan upaya menurunkan burnout belajar

pada siswa menggunakan teknik pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

metode Jigsaw. Karena menurut Elliot Aronson’s model pembelajaran ini

didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya dan juga pembelajaran orang lain. Intinya metode ini mendorong

tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu serta berkembangnya sikap

ketergantungan positif dan mendorong peningkatan kegairahan belajar siswa,

sehingga cara menurunkan burnout belajar pada siswa tersebut akan lebih efektif

menggunakan metode belajar Jigsaw.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan metode belajar Jigsaw, hal ini

dipilih karena dari interaksi sosial antar siswa dengan memberikan tanggung

jawab terhadap masing-masing individu dan kelompok, siswa akan memiliki sikap

ketergantungan yang positif dan meningkatkan kegairahan belajar sehingga bisa

menurunkan kejenuhan (burnout) belajar dalam diri siswa. Sedangkan dari segi

populasi, penelitian kami menggunakan populasi yang berada di SMP Islam,

selain itu peneliti juga menggunakan skala burnout belajar untuk mengetahui

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Burnout Belajar Pada Siswa

1. Burnout Belajar a. Pengertian Burnout

Pines dan Aronson (1989) mendefinisikan burnout sebagai suatu

keadaan individu yang mengalami kelelahan secara fisik, emosional dan

mental. Sedangkan definisi yang diberikan Syah (2005) secara harfiah, arti

kejenuhan (burnout) ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi

memuat apapun.

Sebenarnya Istilah burnout seing dikaitkan dengan kejenuhan,

maupun kebosanan dalam bekerja. Sama seperti yang diungkapkan Fith

dan Britton (1989) yang mengemukakan pengertian burnout sebagai suatu

keadaan internal negatif berupa pengalaman psikologis, biasanya

menunjukkan kelelahan atau kehabisan tenaga dan motivasi untuk bekerja.

Istilah burnout yang lainnya dikemukakan oleh Freundenberger

(1980), yang menyatakan bahwa:

burnout is a state of fatigue or frustration brought about by a deviation to a cause, a way of life, or a relationship that failed to produce the expected reward. Etiology: burnout is a problem bom of good intentions, because it happens when people try to reach unrealistic goals and end up depleting their energy and losing touch with themselves and others”.

Burnout dalam hal ini dikarenakan adanya kelelahan baik fisik maupun

psikis, frustasi atau kebosanan oleh kegiatan yang rutin dilakukan oleh

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Menurut Maslach (dalam Suryani 2012) burnout sebagai suatu

keadaan keletihan (exhaustion) fisik, emosional dan mental. Cirinya

adalah adanya perasaan tidak berdaya dan putus harapan, keringnya

perasaan, konsep diri yang negative terhadap tugas-tugas pelajaran, apatis

terhadap pelajaran, terbelenggu terhadap pelajaran, rendahnya antusias,

putus asa dan tidak berdaya.

Menurut Maslach (1993) burnout merupakan sindrom psikologis

yang terdiri dari tiga dimensi yaitu kelelahan emosional (emotional

exhaustion), depersonalization (mengalami kelelahan fisik dan mental

yang cukup lama serta menunjukkan “keanehan”), dan low personal

accomplishment (menurnnya prestasi diri) yang dapat dialami setiap

individu yang belajar dalam hal ini siswa.

Perilaku burnout merupakan salah satu jenis gangguan psikologis

akibat stress belajar yang muncul hampir di semua lingkup sekolah,

terutama sekolah yang selalu mengadakan kontak seperti siswa dan guru.

Seperti yang diungkapkan Cherrniss (1980) bahwa burnout adalah sebagai

salah satu perubahan sikap dan perilaku dalam bentuk reaksi menarik diri

secara psikologis dari belajar.

b. Pengertian Burnout Belajar

Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga

tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berati jemu

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya seperti jenuh belajar.

Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses

belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah

memubazirkan usahanya (Syah, 1995).

Menurut Al-Qawiy (2004) bahwa kejenuhan adalah tekanan sangat

mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu

kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat

sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa lesu, tidak bersemangat

atau hidup tidak bergairah untuk melakukan aktifitas belajar (Hakim,

2004). Sedangkan menurut Robert (dalam Muhibbin syah,1999) kejenuhan

belajar adalah rentang waktu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak

mendatangkan hasil.

Menurut Schaufeli, Martinez, Pinto, Salanova dan Bakker (2002)

burnout yang terjadi di kalangan siswa merujuk pada rasa lelah secara

emosional yang disebabkan oleh tuntutan belajar, memiliki perilaku sinis

dan meninggalkan pelajaran, serta merasa sebagai pelajar yang tidak

kompeten. Burnout sebelumnya didefinisikan oleh Maslach dan Jackson

(1981) sebagai sindrom kelelahan secara emosional dan sinisme dengan

frekuensi yang sering pada seseorang yang pekerjaannya berhubungan

dengan orang atau semacamnya (dalam Laili, 2014).

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kejenuhan belajar adalah dimana kondisi emosional dan fisik seseorang

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

karena tekanan sangat mendalam yang berkaitan dengan belajar sehingga

tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar.

Maslach & Leiter (1997) yang menyebutkan sumber utama

timbulnya kejenuhan adalah adanya stres yang berkembang secara

akumulatif akibat keterlibatan individu dalam suatu aktivitas dalam jangka

panjang. Pengalaman stres siswa jika dibiarkan berkepanjangan dan tidak

segera ditangani dapat memunculkan dampak baru seperti yang dinyatakan

oleh Silvar (2001) “dalam efek jangka panjang, stres belajar dapat

menyebabkan gejala kejenuhan (burnout syndrom)” (dalam Ulva, 2014).

Didalam kamus psikologi (Chaplin, 1972) kejenuhan belajar dapat

melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan

konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu

sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.

Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa

seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada

kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak

berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja misalnya

seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang

membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.

Menurut Cross (1974) dalam bukunya the psychology of learning,

keletihan siswa dapat dikategorikan kedalam tiga macam, yakni:1)

keletihan indera siswa, 2) keletihan fisik siswa dan 3) keletihan mental

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah

siswa beristirahat cukup (terutama tidur nyenyak) dan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tidak

dapat diatasi dengan cara yang sederhana. Itulah sebabnya, keletihan

mental dipandang sebgai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan

belajar.

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa burnout

belajar adalah suatu kondisi maupun reaksi-reaksi yang dialami individu

dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang ditandai dengan adanya

kelelahan emosional, depersonalisasi dan perasaan rendah diri yang

ditunjukkan pada menurunnya prestasi diri dalam belajar.

c. Aspek-Aspek Burnout Belajar

Menurut Hakim (2004) kejenuhan belajar juga mempunyai

tanda-tanda atau gejala-gejala yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan,

malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar.

Sedangkan menurut Reber (dalam muhibbin syah, 2010) gejala-gejala

kejenuhan belajar yaitu:

1) Merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari

proses belajar tidak ada kemajuan. Siswa yang mulai memasuki

kejenuhan dalam belajarnya merasa seakan-akan pengetahuan dan

kecakapan yang diperolehnya dalam belajar tidak meningkat, sehingga

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

2) Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan

dalam memproses informasi atau pengalaman, sehingga mengalami

stagnan dalam kemajuan belajarnya. Seorang siswa yang sedang dalam

keadaan jenuh, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang

diharapkan dalam memproses berbagai informasi yang diterima atau

pengalaman baru yang didapat.

3) Kehilangan motivasi dan konsolidasi. Siswa yang dalam keadaan jenuh

merasa bahwa dirinya tidak lagi mempunyai motivasi yang dapat

membuatnya bersemangat untuk meningkatkan pemahamannya

terhadap pelajaran yang diterimanya atau dipelajarinya.

Menurut Maslach dan Leiter (dalam Muna 2013) mengemukakan

bahwa burnout mempunyai tiga aspek yang terdapat pada Maslach

Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) yaitu:

(1) Keletihan emosi (emotional exhaustion), yang ditunjukkan dengan

sering merasa lelah, frustasi, mudah tersinggung, sedih, putus asa,

tidak berdaya, merasa tertekan, mudah marah, dan perasaan tidak

nyaman dalam melakukan tugas-tugas sekolah.

(2) Depersonalisasi (cynism), yaitu menjauhnya individu dari lingkungan

sekitar, merasa tidak mampu bersosialisasi terhadap orang lain, mudah

menegeluh setiap hari, merasa tidak perduli dengan orang lain, emosi

tidak terkontrol, kehilangan harapan dalam belajar, merasa terjebak,

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

(3) Menurunnya keyakinan akademik (reduce academic efficacy), ditandai

dengan perasaan rendah dirii terhadap dirinya sendiri, kehilangan

semangat belajar, merasa tidak kompeten, individu mengalami ketidak

puasan terhadap prestasi yang didapat dan merasa tidak pernah

melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Burnout Belajar

Faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan belajar menurut

muhibbin syah (1999) yaitu:

1. Terlalu lama waktu untuk belajar tanpa atau kurang istirahat. Belajar

secara rutin atau monoton tanpa variasi.

2. Lingkungan belajar yang buruk atau tidak mendukung. Lingkungan

yang mendukung dapat meningkatkan motivasi belajar begitu pula

dengan lingkungan yang kurang mendukung dapat menyebabkan

kejenuhan belajar.

3. Lingkungan yang baik menimbulkan suasana belajar yang baik,

sehingga kejenuhan dalam belajar akan berkurang, begitupun

sebaliknya.

4. Konflik. Adanya konflik dalam lingkungan belajar anak baik itu

konflik dengan guru maupun teman.

5. Tidak adanya umpan balik positif terhadap belajar, gaya belajar yang

berpusat pada guru atau siswa tidak diberi kesempatan dalam

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

6. Mengerjakan sesuatu karena terpaksa. Tidak ada minat siswa dalam

belajar dapat menyebabkan kejenuhan belajar pada pelajaran itu.

Selain daripada faktor yang disebutkan oleh Syah adapula beberapa

faktor yang mempengaruhi kejenuhan belajar. Menurut Hakim (2004)

faktor penyebab kejenuhan belajar adalah:

1) Cara atau metode yang tidak bervariasi

2) Belajar hanya ditempat tertentu

3) Suasana belajar yang tidak berubah-ubah

4) Kurang aktifitas rekreasi atau hiburan

5) Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat belajar.

Kesimpulannya dari beberapa faktor diatas bahwa lingkungan

belajar sekaligus metode pembelajaran dapat menyebabkan kejenuhan

belajar. Lingkungan belajar yang kurang nyaman serta metode

pembelajaran yang monoton dapat menyebabkan kejenuhan belajar begitu

pula sebaliknya, lingkungan belajar yang nyaman dan metode

pembelajaran yang bervariasi dapat membuat suasana belajar menjadi

menyenangkan.

e. Cara Mengatasi Burnout Belajar

Thursan Hakim (2004) (dalam Mubarok, 2009) menyebutkan

beberapa cara untuk mengatasi kejenuhan belajar antara lain:

a. Belajar dengan cara atau metode yang bervariasi

Belajar dengan metode yang monoton akan menyebabkan kejenuhan

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

yang bervariasi agar tidak bosan, dengan cara merubah metode yang

biasa kita gunakan dengan metode baru dan seterusnya akan

menciptakan suasana baru didalam kelas.

b. Mengadakan perubahan fisik diruangan belajar

Mengadakan perubahan fisik diruang belajr baik dikelas maupun

dirumah yang ada kaitannya dengan perubahan bentuk materi seperti

perubahan letak meja, kursi, papan tulis dan segala sesuatu yang ada

kaitannya dengan aktifitas belajar.

c. Menciptakan suasana baru di ruang belajar

Pada umumnya ruang belajar yang tenang dan jauh dari kebisingan

merupakan tempat yang ideal untuk belajar, namun hal ini jika

dilakukan dalam waktu yang lama tanpa ada perubahan maka akan

mengakibatkan kejenuhan belajar, oleh sebab itu ciptakan suasana baru

diruang belaja, semisal belajar sambal mendengarkan musik

instrumental yang berirama tenang atau musik kesukaan.

d. Melakukan aktivitas rekreasi dan hiburan

Belajar adalah salah satu kegiatan mental yang sangat melelahkan dan

sangat menyita banyak energi, kelelahan yang berlarut-larut akan

mengakibatkan kejenuhan, untuk itu perlu adanya istirahat yang cukup

sebagai alternatif dalam mengembalikan atau memulihkan energi yang

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

e. Hindari adanya ketegangan mental saat belajar

Ketegangan mental akan membuat aktifitas belajar akan terasa jauh

lebih berat dan melelahkan dan berujung pada kejenuhan belajar.

Ketegangan mental dapat dihindari dengan jalan belajar santai artinya

belajar dengan sikap rileks dan bebas dari ketegangan.

Adapun belajar santai yang dianggap bisa meminimalisir

ketegangan mental adalah sebagai berikut:

1) Memperkecil seminimal mungkin kesulitan-kesulitan dalam pelajaran

tertentu dengan cara sering bertanya pada guru maupun teman atau

diskusi.

2) Usahakan untuk lebih fokus pada pelajaran yang akan diajarkan, bukan

pada sipengajar. Sehingga tidak ada alasan tidak bisa karena takut pada

guru atau pendidik.

3) Hindari selalu menunda-nunda waktu belajar yang hanya akan

menyebabkan menumpuknya pelajaran yang harus kita pelajari,

sehingga berakibat pada sistem kebut semalam yang akan mengganggu

pengoptimalan kinerja otak. (Mubarok, 2009).

Untuk mengatasi keletihan mental yang berakibat pada kejenuhan

belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Siswa dianjurkan beristirahat dan mengonsumsi makanan dan

minuman yang bergizi dalam takaran yang cukup.

2) Peninjauan kembali jam-jam dan jadwal belajar, sehingga

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Teoritis . ....................................................................
Gambar 1. Kerangka Teoritis
Tabel 1.
tabel dibawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengindetifikasi output dapat dilanjutkan dengan identifikasi outcome. Sama hal pentingnya output, outcome tersusun pada saat penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran. Dengan

Aplikasi teknologi menggunakan pirolisator, kondensator dan pengemas untuk produksi ikan asap dengan asap cair ini dapat memecahkan masalah yang dihadapi produsen

This study was conducted to evaluate the effect of food supplement to nutritional status changes of severe malnourishment children aged 12-59 months in Sleman District,

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas

Apoptotic cell death in patients with sepsis, shock, and multiple organ dys- function. Hotchkiss RS, Tinsley KW, Swanson PE,

Penelitian dari Irmawati (2013) juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah sistolik maupun diastolik responden kelompok intervensi

(6) Penghitungan indeks Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan dengan menghitung Kapasitas Fiskal masing-masing

Dengan memahami bahwa bakteri Propionibacterium acnes dapat menyebabkan jerawat yang dapat menyerang berbagai kalangan dan mengetahui manfaat dari biji pepaya yang mencegah