BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto
(2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau
tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik
korelasional, peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel
dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk koefisien korelasi.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini
populasi yang diambil penulis adalah mahasiswa angkatan 2012 Bimbingan dan
Konseling, Universitas Kristen Satya Wacana yang berjumlah 58 mahasiswa.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Dalam menentukan sampel atau subjek
total dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan jumlah keseluruhan
populasi sehingga yang menjadi sampel atau subjek penelitian adalah 58
mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012.
3.3 Definisi Operasional
Pengertian variabel secara operasional adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan berprestasi adalah dorongan kebutuhan dalam diri seseorang untuk
berprestasi tentang dirinya untuk mencapai suatu prestasi yang baik dengan
berkompetisi dengan dirinya atau orang lain yang bertujuan untuk mencapai
prestasi dan keberhasilan. Keberhasilan ini terwujud dalam keberhasilan
seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepada individu.
2) Kecerdasan Emosional adalah kemantapan emosi individu yang terdiri atas
kemampuan untuk memahami, merasakan serta mengelola kondisi emosi diri
dan kemampuan untuk mengerti perasaan orang lain, kemampuan membina
hubungan dengan orang lain serta kemampuan untuk mengatasi tuntutan serta
tekanan lingkungan.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2002) variabel yang mempengaruhi disebut variabel
penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel
akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan menggunakan inventori. Alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengetahui kecerdasan emosi adalah emotional quotiont inventory –short form
yang disusun oleh Parker, Keefer & Wood (2011) berdasarkan dimensi
kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Bar-on (2006). Pada Emotional
Quotiont Inventory–Short Form terdiri dari 5 pilihan jawaban dari pertanyaan
yang ada. Adapun pemberian skor untuk pertanyaan favourable dan unfavourable
adalah:
Tabel 3.1. Skoring Emotional Quotiont Inventory–Short Form
Favourabel Unfavourabel
STB (Sepenuhnya Tidak Benar)= skor 1 ATB (Amat Tidak Benar)= skor 2 B (Benar)= skor 3
AB (Amat Benar)= skor 4 SB (Sepenuhnya Benar)= skor 5
STB (Sepenuhnya Tidak Benar)= skor 5 ATB (Amat Tidak Benar)= skor 4 B (Benar)= skor 3
AB (Amat Benar)= skor 2 SB (Sepenuhnya Benar)= skor 1
Emotional quotiont inventory –short form adalah inventori yang disusun
oleh Parker, Keefer, Wood (2011) berdasarkan dimensi kecerdasan emosional
yang dikemukakan oleh Bar-on (2006). Disini Parker hanya menyusun empat
aspek saja, karena menurut Parker aspek suasana hati bukan termasuk kompetensi
akan tetapi menunjukkan keadaan saja atau akibat dari sesuatu bukan
menunjukkan kemampuan tetapi menunjukkan keadaan saja dimana ranah
Adapun kisi-kisi Emotional Quotiont Inventory–Short Form dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-kisi Emotional Quotiont Inventory–Short Form
No Aspek PERNYATAAN No Butir
orang lain mengambil keputusan. 2
Sukar bagiku memahami
bermacam-macam perasaan. 3
Saya kurang berprestasi di masa
lalu. 4
Sukar bagiku mengambil
keputusan sendiri. 5
Saya sukar mengekspresikan
perasaan. 6
Saya adalah pengikut, bukan
pemimpin. 7
Orang-orang lain memandang saya kurang asertif (kurang yakin diri).
8
Sukar bagiku menggambarkan
perasaan dengan kata-kata. 9
Sukar bagiku mempertahankan
kebenaran yang kuyakini. 10
2. Interpersonal
Saya sukar memahami perasaan
orang-orang lain. 12
Saya terampil memahami
perasaan orang-orang lain. 13
Teman-temanku menceriterakan
soal-soal yang intim kepadaku. 14
Saya peduli dengan apapun yang
terjadi pada orang-orang lain. 15
Saya mengutamakan dan
memaknai hubungan yang akrab. 16
Saya menghargai orang-orang lain.
17
Saya peka dengan perasaan orang-orang lain.
Kebutuhan berprestasi menggunakan inventori kebutuhan berprestasi yang
disusun McClelland (dalam Safaria, 2004). Inventori kebutuhan berprestasi
memakai bentuk jawaban skala likert dengan 4 (empat) pilihan jawaban yaitu
Sangat setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju. Item inventori kebutuhan
berprestasi berjumlah 30 item yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
item favorabel atau pertanyaan positif dari aspek-aspek yang diukur dan
kelompok unfavorabel atau pernyataan negatif dari aspek yang diukur. Adapun
panduan pemberian skor Inventori Kebutuhan Berprestasi sebagai berikut:
No Aspek PERNYATAAN No Butir
Saya menghindarkan diri dari berfantasi atau melamun.
22
Dalam menghadapi masalah pelik, kukumpulkan berbagai informasi.
23
Sebelum kupecahkan, kuamati masalah dari semua sudut pandang
24
Saya merenung dan berpikir sebelum memecahkan masalah.
25
Saya menimbang segala peluang dalam memecahkan masalah.
Sifatku yang terburu nafsu justru menimbulkan banyak masalah.
29
Sukar bagiku mengendalikan rasa cemas.
30
Saya gampang marah. 31
Sukar bagiku mengendalikan dorongan hati.
32
Perasaan saya mudah terpancing. 33
Saya pemarah. 34
Saya tidak sabaran 35
Tabel 3.3. Skoring Inventori Kebutuhan Berprestasi
No. Alternatif Jawaban Favorabel Unfavorabel
1. Sering Kali 4 1
2. Kadang-kadang 3 2
3. Jarang 2 3
4. Tidak pernah 1 4
Adapun kisi-kisi Inventori Kebutuhan Berprestasi yaitu:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Inventori Kebutuhan Berprestasi
Konsep umpan balik atas hasil kerjanya, inovasi, ber-tanggung jawab terha-dap hasil belajarnya.
5,9,10,15, tahan yang lebih tinggi dalam mengerjakan tugas.
4,6,21,24,25 3,11,12,19,20 10
3.6 Uji Coba Alat Ukur 3.6.1 Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010). Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan
mempunyai validitas tinggi serta dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti. Butir dalam penelitian ini dapat dikatakan valid bila koefisien korelasi
berada di atas 0,2 maka item dinyatakan valid, dan bila koefisien korelasi berada
di bawah 0,2 maka item dinyatakan gugur (Azwar, 2000).
Uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada
tanggal 19 Februari 2013 terhadap 30 mahasiswa Bimbingan dan Konseling
angkatan 2009. Pengujian validitas untuk masing-masing skala dihitung dengan
menggunakan Corrected Item Total Corelation dari tiap-tiap indikator α
Cronbach, yang perhitungannya menggunakan program computer SPSS Release
16.0 for Windows. Setelah dianalisis pada Emotional Quotient Inventory telah
memenuhi syarat validitas karena ketigapuluh lima item memiliki skor diatas 0,2.
Jadi Emotional Quotient Inventory yang digunakan dalam penelitian berjumlah 35
item. Sedangkan pada inventori kebutuhan berprestasi setelah diuji validitasnya
tidak ada item yang memiliki skor di bawah 0,2. Maka dari itu ketigapuluh item
tersebut semua dinyatakan telah memenuhi syarat validitas, sehingga inventori
3.6.2 Reliabilitas
Sebuah penelitian dikatakan reliable jika jawaban terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan menunjukkan sejauh mana
pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2004).
Pengujian validitas item dan reabilitas dilakukan setelah instrumen diisi
responden dengan bantuan program SPSS For Windows 16.0 yang menurut
Danim (dalam Prisca, 2011) dapat ditentukan ukuran indeks reliabilitas sebagai
berikut :
Tabel 3.5 indeks reliabilitas Interval Kategori reliabilitas
α ≤ 0,59 reliabilitas rendah
α ≥ 0,6 ≤ 0,89 reliabilitas sedang α ≥ 0,9 ≤ 1,00 reliabilitas tinggi
Pada Emotional Quotient Inventory diketahui hasil uji coba reliabilitas
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Reliabilitas Emotional Quotient Inventory Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 35
Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa hasil uji coba reliabilitas untuk
Emotional Quotient Inventory diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,917
dengan jumlah item 35. Sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas emotional
Tabel 3.7 Reliabilitas Inventori Kebutuhan Berprestasi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.941 30
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa hasil uji coba reliabilitas
untuk inventori kebutuhan berprestasi diperoleh nila alpha cronbach sebesar
0,941 dengan jumlah item 30. Hal ini berarti bahwa reliabilitas untuk inventori
kebutuhan berprestasi tergolong tinggi.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis
dan menarik suatu masalah yang akan diteliti. Teknik analisis data yang
digu-nakan dalam penelitian adalah statistik deskriptif yang dilanjutkan dengan uji
statistik korelasi non parametrik. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini
menggunakan uji korelasi Spearman_rho karena menguji keeratan hubungan
antara dua variabel yang distribusi datanya tidak membentuk kurve normal.
Sedangkan untuk pengolahan data dilakukan dengan program komputer SPSS for