• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi e-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi e-issn"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN 2301-7090

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASITERHADAP KINERJA

PEGAWAI KEBERSIHANPERUSAHAAN OUTSOURCING DI SURABAYA

INDRI ADELLA DAMAYANTI & HERISON PANDAPOTAN PURBA

Departemen Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan pada perusahaan outsourcing di Surabaya.Penelitian ini dilakukan pada pegawai PT X di Pusat Perbelanjaan Y dan Apartemen Z sebanyak 134 orang.Data yang diperoleh menggunakan metode kuesioner dengan menggunakan alat ukur Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, dkk., 1986) sebanyak 36 aitem dan Employee Performance Scale (Pradhan & Jena, 2017) sebanyak 23 aitem.Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan PT X di Surabaya (p = 0,000, = 0,119). Setelah dilakukan uji regresi terpisah, pengaruh kedua variabel ditemukan pada pegawai di Pusat Perbelanjaan Y (p = 0,000, = 0,163), namun tidak ditemukan pada pegawai yang berada di Apartemen Z (p = 0,912).

Kata kunci: kinerja pegawai, persepsi dukungan organisasi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of perceived organizational support on employee performance of outsourcing company’s cleaning service in Surabaya. This research was conducted at 134employees PT Xin Pusat Perbelanjaan Y and Apartment Z. Data obtained using a questionnaire method using 36 survey items from Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, et al., 1986) and 23 survey items from Employee Performance Scales (Pradhan & Jena, 2017). Data analysis used a simple linear regression method. The results of the analysis show that there is an effect of perceived organizational support on employee performance of PT X’s cleaning service (p = 0,000, = 0,119). After a separate regression test, the effect of two variables was found on employees at Pusat Perbelanjaan Y (p = 0,000, = 0,163), but not found in employees in ApartmentZ (p = 0,912).

Key words: employee performance, perceived organizational support

*Alamat korespondensi: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286. Surel:herison.purba@psikologi.unair.ac.id

Naskah ini merupakan naskah dengan akses terbuka dibawah ketentuan the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), sehingga penggunaan, distribusi, reproduksi dalam media apapun atas artikel ini tidak dibatasi, selama sumber aslinya disitir dengan baik.

(2)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

P E N D A H U L U A N

Pegawai yang terus-menerus berkinerja baik tentu akan dijaga dengan baik oleh organisasi tempat mereka bekerja, karena telah berkontribusi dalam memajukan organisasi. Kinerja pegawai sendiri adalah hal-hal yang dilakukan individu yang terdapat aksi dan kontribusinya untuk tujuan organisasi(Campbell & Wiernik, 2015). Selain itu, kinerja individual para pegawai tersebut tentu juga akan memengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja organisasi adalah kumulatif dari kinerja pegawai, oleh karena itu semakin baik kinerja pegawai, maka kinerja organisasi juga akan semakin baik(Sinambela, 2012).

Kebijakan organisasi untuk mengatasi buruknya kinerja pegawai bermacam-macam, adaperingatan, suspensi, atauPHK (pemutusan hubungan kerja).Namun PHK tidak serta-merta diambil tanpa adanya pertimbangan yang matang dari pimpinan dan PHK inidiakibatkan dari kinerja yang buruk dapat dialami oleh siapa saja, baik itu pegawai tetap maupun pegawai perusahaan outsoucing. Perusahaan outsourcing sendiri adalah suatu pengalihan sebagian atau keseluruhan pekerjaan dan atau wewenang kepada pihak lain guna mendukung strategi pemakai jasa outsourcing baik pribadi, perusahaan, divisi ataupun sebuah unit dalam sebuah perusahaan (Priambada & Agus, 2008).

Bekerja di sebuah perusahaan outsourcing tentu menghadirkan manfaat dan kerugian pada pegawainya.Salah satu manfaat yang dirasakan adalah menjadikan pekerjaan ini sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik(Wahyuni, Idruz, Zain, & Rahayu, 2011), sedangkan kerugiannya ada pada ketidakpastian hak-hak normatif pegawai.Mengacu pada UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 66 ayat 2salah satu kerugian pegawai adalah tidak adanya jaminan bekerja terus-menerus karena perjanjian kerja pada waktu yang tertentu (PKWT). Akibat daripada itu, selanjutnya pegawai dapat mengalami susahnya jenjang karir, upah yang tidak meningkat, dan susah mendapatkan hak berserikat (Khairani, 2012).

Adanya ketidakpastian hak-hak normatif ini juga menghasilkan perbedaan antara kinerja pegawai outsourcing dengan kinerja pegawai tetap.Ditemukan pada penelitian sebelumnya, kinerja pegawai tetap lebih baik dibandingkan dengan pegawai outsourcing. Adapun faktor penyebab perbedaan kinerja tersebut dikarenakan oleh adanya perbedaan masa kerja, perbedaan kompensasi, perbedaan usia, dan perbedaan pelatihan antara pegawai outsourcing dengan pegawai tetap pada penelitian tersebut(Ayun, 2007).

Salah satu perusahaan outsourcing terkemuka yang berada di Surabaya adalah PT X. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer tata graha (housekeeping) PT X, kinerja pegawai kebersihan perusahaan ini cukup menurun. Hal ini dapat dibuktikan dengan kaca dan cermin yang masih terlihat bekas tangan atau noda-noda lain yang menempel, serta pelanggaran SOP seperti memulai pembersihan akhir pada pukul 21.30, yang mana seharusnya mereka lakukan pada pukul 22.00 ketika semua pengunjung sudah pulang. Data tertulis yang diperoleh pun menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan data penilaian kinerja pegawai per Oktober hingga Desember 2017 PT X dengan kliennya, Pusat Perbelanjaan Y, 20 orang dari 112 jumlah pegawai mengalami penurunan kinerja. Penilaian ini meliputi penampilan, tingkah laku, kehadiran, disiplin kerja, kerja sama, pengetahuan tentang alat, kualitas pekerjaan, tanggung jawab, dan penyelesaian pekerjaan sesuai job description. Rata-rata nilai yang mereka dapatkan berkisar antara 40-50 dari 100.

Tidak hanya di Pusat Perbelanjaan Y, hunian bertingkat seperti Apartemen Z juga menggunakan jasa alih daya pegawai kebersihan dari PT X. Namun berbeda dari pusat perbelanjaan tersebut, kinerja buruk pegawai pada apartemen ini masihdalam batas wajar seperti teguran kecil dan tidak pernah mendapatkan surat peringatan.Lebih lanjut, kinerja yang kurang baik yang pernah dilakukan oleh pegawai kebersihan PT X ini akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akibatnya,perusahaan outsourcing ini dapat kehilangan kepercayaan dari klien dan calon klien, dan promosi akan sulit dilakukan.

(3)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

Dibalik itu, berdasarkan hasil wawancara pada pegawai PT X, delapan di antaranya mengakui kinerja buruk mereka adalah karena atasan yang sering memarahi dan selalu mencari-cari kesalahan meskipun sudah bekerja dengan sangat keras.Pegawai pun mengatakan bahwa hal yang paling diinginkan adalah kedamaian dan hati yang tenang saat bekerja, serta mereka lebih membutuhkan penghargaan, pengakuan, serta pujian yang mana dapat dikategorikan menjadi dukungan organisasi(Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986).Selain itu, adapun salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja pegawai adalah persepsi dukungan organisasi(Du, Zhang, & Tekleab, 2018).

Adanya keterlibatan persepsi dukungan organisasi dengan kinerja berdasarkan penelitian terdahulu, indikasi kebutuhan dukungan organisasi yang lebih oleh pegawai dari hasil wawancara, dan masih minimnya penelitian yang mengangkat topik dengan status pegawai outsourcing meningkatkan keingintahuan penulis untuk melakukan penelitian ini, oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsorcing di Surabaya dengan melakukan pengambilan data di PT X.

Kinerja Pegawai

Definisi kinerja berasal dari job performance atau bisa juga disebut actual performance atau prestasi kerja yang telah dicapai seorang pegawai di organisasinya (Moeheriono, 2012), dan definisinya sendiri adalah sebagai nilai total yang diharapkan organisasi atas perilaku-perilaku yang dilakukan oleh individu di waktu yang telah ditentukan(Motowidlo, Borman, & Schmit, 1997). Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja pegawai adalah tegangan kerja (jobstrain), kontrol kerja (jobcontrol), dan POS atau perceivedorganizationalsupport(Du, Zhang, & Tekleab, 2018).

Dimensi Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan konsep yang multidimensional.Pada konsep yang paling dasar, kinerja dibedakan menjadi taskperformance (kinerja tugas) dan contextualperformance (kinerja kontekstual). Kinerja tugas mengacu pada kemampuan individu di mana saat ia melakukan aktivitas, ia juga berkontribusi pada inti teknis organisasinya. Sementara kinerja kontekstual mengacu pada aktivitas pegawai yang tidak berkontribusi terhadap inti teknis organisasi, namun ia memiliki andil dalam mendukung lingkungan kerjanya, seperti memberi dukungan sosial atau psikologis sesama rekan kerja(Borman & Motowidlo, 1997).

Selain kedua dimensi tersebut, terdapat dimensi lain yang dilahirkan karena adanya perubahan dan lingkungan kerja yang dinamis, sehingga kebutuhan adaptivitas dari seorang pegawai juga dirasa semakin penting (Pulakos, Arad, Donovan, & Plamondon, 2000). Hesketh& Neal (1999) menyebutkan dimensi tersebut adalah kinerja adaptif (adaptiveperformance) yang mana merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan memberikan dukungan yang diperlukan pada pekerjaannya dalam situasi kerja yang dinamis (Pradhan & Jena, 2017).

Persepsi Dukungan Organisasi

Persepsi dukungan organisasi sebagai keyakinan umum yang dimiliki pegawai tentang bagaimana organisasi peduli terhadap kesejahteraan dan bagaimana organisasi menilai kontribusi pegawai. Persepsi dukungan organisasi ini nantinya dapat diukur melalui indikator penghargaan, dukungan atasan, kondisi kerja, dan kesejahteraan karyawan(Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986).

Terdapat tiga hal yang menjadi anteseden dari persepsi dukungan organisasi, yaitu keadilan, dukungan atasan, penghargaan organisasi, dan kondisi pekerjaan. Keadilan mencakup bagaimana cara yang digunakan organisasi untuk menyalurkan sumber daya di antara para pekerjanya. Selanjutnya, dukungan atasan adalah pandangan pegawai mengenai sejauh mana atasan menilai kontribusi dan

(4)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

memedulikan kesejahteraan mereka. Sementara itu, penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan meliputi gaji, pengakuan, dan promosi, keamanan dalam bekerja, kemandirian, peran stresor, dan pelatihan(Rhoades & Eisenberger, 2002).

Selain itu, dampak yang akan dimiliki oleh pegawai berpersepsi tinggi pada organisasi adalah pada komitmen di organisasinya. Persepsi dukungan organisasi dapat meningkatkan komitmen afektif pada pegawai dengan memenuhi kebutuhan dan dukungan emosional (Armeli, Eisenberger, Fasolo, & Lynch, 1998). Dampak lainnya yang dapat dirasakan oleh pegawai adalah bagaimana mereka akan lebih terlibat dalam pekerjaan (job involvement) dan kinerja mereka yang akan semakin baik (Rhoades & Eisenberger, 2002).

Dengan demikian, didapatkan hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ha: ada pengaruh dari persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya.

Ho: tidak ada pengaruh dari persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya.

M E T O D E

Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner atau survei(Neuman, 2011).Populasi penelitian ini adalah pegawai kebersihan perusahaan outsourcing PT X. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling, dan sampel yang ada pada penelitian ini adalah pegawai PT X yang bekerja di unit kerja Pusat Perbelanjaan Y dan Apartemen Z dengan jumlah sebanyak 134 orang.

Variabel yang ada pada penelitian ini yaitu persepsi dukungan organisasi dan kinerja pegawai. Alat ukur yang digunakan untuk persepsi dukungan organisasi adalah Survey of Perceived Organizational Support(Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986)sebanyak 36 aitem dan Employee Performance Scale, yang mana dimensinya terdiri dari kinerja tugas, kinerja adaptif, dan kinerja kontekstual(Pradhan & Jena, 2017), sebanyak 23 aitem. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear sederhana.

Validitas pada penelitian ini adalah validitas isi yang dilakukan dengan bantuan professional judgement untuk mengetahui sejauh mana butir-butir dalam instrumen pengukuran dapat bersifat representatif (Nisfiannoor, 2009).Kedua alat ukur yang digunakan pada penelitian ini ditranslasikan ke dalam bahasa Indonesia dari skala aslinya. Pemilihan rater untuk professional judgement didasarkan pada ahli yang memahami konteks penelitian yaitu satu orang dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dan dua orang psikolog berada di Denpasar, Bali, sedangkan untuk reliabilitasnya adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Reliabilitas Alat Ukur

H A S I L P E N E L I T I A N

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dan uji asumsi yang menjadi prasyarat uji regresi meliputi uji normalitas residual, uji linearitas(Pidekso, 2009), dan uji

Skala Koefisien Reliabilitas

Employee Performance Scale 0,891

(5)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

heteroskedastisitas(Sujarweni, 2007).Adapun statistik deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Nama

Variabel N Range Minimum Nilai Maksimum Nilai Rerata Skor SD Skewness Kurtosis Persepsi Dukungan Organisasi 13 4 115 121 236 170,716 23,918 0,492 -0,284 Kinerja Pegawai 134 49 64 113 92,351 9,489 -0,250 0,388

Pada uji asumsi normalitas residual, dapat dilihat pada tabel 3, nilai sig. sebesar 0,200 atau sig. > 0,05. Sehingga uji asumsi normalitas residual terpenuhi (data memiliki nilai residual yang normal).

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Residual

Test of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Unstandardized

Residual 0,064 133 0,200

Setelah asumsi normalitas terpenuhi, peneliti melakukan uji asumsi selanjutnya, yaitu uji linearitas.Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui kecenderungan hubungan antara variabel dalam penelitian. Asumsi linearitas akan terpenuhi jika p < 0,05. Berikut tabel hasil uji linearitas.

Tabel 4. Hasil Uji Linearitas

Sig. Kinerja Pegawai *

Persepsi Dukungan Organisasi

Linierity 0,000

Setelah dilakukan uji asumsi, hasil uji regresi untuk persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai memperlihatkan adanya pengaruh yang signifikan.Hal ini

(6)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

dibuktikan dengan p = 0,000 dan = 0,119 atau kontribusi variabel bebas terhadap terikatnya adalah sebesar 11,9% dan 88,1% lainnya tidak dijelaskan dalam persamaan.

Tabel 5. Model Summary Regresi Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,345a 0,119 0,113 8,939

Tabel 6. Coefficients Regresi Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error Persepsi Dukungan Organisasi 0,137 0,032 4,228 0,000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai

Model Regresi R Signifikansi Persamaan Garis Linear

Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai

0,345 0,119 0,000 Y = 68,392 + 0,137X

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hipotesis Ha pada penelitian ini diterima, yaitu adanya pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai.

D I S KU S I

Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan PT X di Surabaya. Hal tersebut telah dibuktikan dengan uji regresi yang menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,000, di mana terdapat pengaruh yang signifikan karena p< 0,05. Diketahui pula nilai R square pada uji ini adalah sebesar 0,119 yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat adalah sebesar 11,9%. Sisanya sebesar 88,1% variasi dalam terikat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam persamaan, sehingga

(7)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

dapat dikatakan bahwa terdapat persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya dengan pengambilan data di PT X dan variabel persepsi dukungan organisasi memberikan kontribusi sebesar 11,9% pada kinerja pegawai.

Pada hasil uji korelasi pun terdapat hasil yang signifikan pada organisasi ini, yang mana diketahui taraf signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,345. Nilai sig. < 0,05 menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan kinerja pegawai kebersihan PT X di Surabaya dan angka koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antar variabel tergolong lemah mengacu pada interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2010)

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh persepsi dukungan organisasi pada kinerja pegawai kebersihan PT X, hal ini mendukung teori dari penelitian terdahulu yang mana sejalan dengan mekanisme teori pertukaran sosial yang erat kaitannya dengan hubungan timbal balik. Pegawai yang mempersepsikan dukungan organisasi dengan baik, cenderung memberikan kinerja yang baik juga karena adanya rasa terima kasih dan kewajiban untuk membayar kembali apa yang telah diberikan organisasi. Dukungan tersebut bisa berupa pujian, penerimaan, atau pengakuan(Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986).

Adanya pengakuan dari pegawai juga ikut memperkuat perolehan uji regresi. Berdasarkan hasil wawancara, delapan pegawai kebersihan PT X yang ada di Pusat Perbelanjaan Y menjelaskan bahwa mereka membutuhkan dukungan organisasi yang lebih baik, seperti pengakuan dan pujian. Mereka mengakui bahwa kurangnya dukungan seperti ini memengaruhi kinerja mereka saat jam kerja, karena kurangnya pujian atau dimarahi terus-menerus akan membuat mereka menjadi tidak semangat bekerja dan terjadilah penurunan kinerja seperti masih adanya noda yang tertinggal di lantai atau di kaca dan cermin toilet.

Setelah uji regresi secara keseluruhan, dilakukan uji regresi secara terpisah di kedua tempat kerja ini yaitu di Pusat Perbelanjaan Y dan Apartemen Z, untuk mengetahui bagaimana masing-masing pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai di kedua tempat ini.

(8)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

Didapati hasil di Pusat Perbelanjaan Y, taraf signifikansi p = 0,000 dan = 0,163 yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat adalah sebesar 16,3%. Sisanya sebesar 83,7% variasi dalam terikat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam persamaan, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara kedua variabel dan persepsi dukungan organisasi memberikan kontribusi sebesar 16,3% pada kinerja pegawai kebersihan PT X di Pusat Perbelanjaan Y.

Telah diketahui bahwa pekerjaan para pegawai ini adalah memberikan jasa pelayanan kebersihan dan juga memberikan keramahan pada pengunjung di area perusahaan klien. Pada penelitian sebelumnya, diidentifikasi adanya pertukaran sosial yang mana mendukung adanya kewajiban untuk membayar kembali apa yang telah diberikan oleh organisasi, pada pegawai di organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa. Pegawai yang mempersepsikan dukungan organisasi dengan baik, akan melakukan kinerja yang baik juga seperti melayani pengunjung dengan ramah dan baik. Hal ini disebut juga dengan trickle-down effect (efek menurun ke bawah)(Masterson, 2001). Selain itu, pada penelitian lainnya ditemukan bahwa pegawai yang bekerja dalam jasa pelayanan dengan persepsi dukungan organisasi yang tinggi, mereka akan cenderung lebih perhatian, sopan, dan peduli akan kepentingan pelanggan, dari pada pegawai yang persepsi dukungan organisasinya rendah(Bell & Menguc, 2002).

Berbeda dari hasil yang diperoleh di Pusat Perbelanjaan Y, tidak ditemukan pengaruh yang signifikan pada persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai PT X di Apartemen Z, begitu pula dengan hubungannya (p> 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang mana tidak ditemukannya pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai. Hal ini terjadi karena para pegawai berasumsi bahwa dukungan organisasi diberikan oleh perusahaan merupakan suatu kewajiban, bukan atas dasar kesukarelaan (voluntary actions). Hasil pada penelitian tersebut ditambah lagi dengan pernyataan bahwa pegawai/responden tidak memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kemampuan dirinya (78,51% responden di atas 40 tahun), sehingga meskipun pegawai mendapatkan dukungan dari organisasi, mereka tidak berbuat lebih untuk meningkatkan kinerjanya(Pridarsanti & Yuyetta, 2014).

(9)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari penelitian menjawab rumusan masalah yang ada pada penelitian ini, yaitu adanya pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya. Namun setelah dilakukan uji regresi terpisah, pengaruh kedua variabel ini hanya ditemukan pada pegawai PT X yang ditempatkan di Pusat Perbelanjaan Y. Bagaimana pun juga, penelitian ini memungkinkan adanya kelemahan yang mengakibatkan pada hasil penelitian, antara lain:

1. Hasil kinerja yang ada di penelitian tidak sesuai dengan apa yang tertulis pada data, namun setelah dilakukan analisis per dimensi, kinerja adaptif dapat lebih mendekati hasil kinerja yang ada pada data di lapangan.

2. Penulis tidak diperkenankan mengambil data di 3 unit kerja lainnya yaitu di Pusat Perbelanjaan A,Pusat Perbelanjaan B, dan Apartemen C, sehingga data yang diperoleh tidak bervariasi (karena latar belakang tempat kerjanya yang berbeda).

S I M P U L A N

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini menerima hipotesis Ha yaitu adanya pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya, dan menolak Ho yaitu tidak adanya pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai kebersihan perusahaan outsourcing di Surabaya. Penelitian ini dilakukan di PT X yang mana para pegawainya bertempat di Pusat Perbelanjaan Y dan Apartemen Z.

Selanjutnya, saran untuk organisasi yang dapat diambil dari penelitian ini meliputi pemberian dukungan dari organisasi yang diperlukan oleh pegawai. Organisasi perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti keadilan, kondisi kerja, atau pemenuhan kebutuhan sosioemosional lainnya, agar pegawai menyadari bahwa organisasi memang memiliki intensi untuk menghargai kontribusi pegawai dan memperhatikan kesejahteraan mereka.

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat memastikan hasil kinerja yang ada pada penelitian sama dengan apa yang telah tertulis pada data di perusahaan, serta agar dapat memaksimalkan jangkauan subjek di setiap unit kerja pada perusahaan outsourcing agar hasil penelitian lebih bervariasi.

(10)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

P U S T A K A A C U A N

Armeli, S., Eisenberger, R., Fasolo, P., & Lynch, P. (1998). Perceived organizational support and police performance: The moderating influence of socioemotional needs. Journal of Applied Psychology, 83 (2), 288-297.

Ayun, A. Q. (2007). Perbandingan kinerja antara karyawan outsourcing dengan karyawan tetap pada bagian produksi PT berlina pandaan. (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya.

Bell, S. J., & Menguc, B. (2002). The employee–organization relationship, organizational citizenship behaviors, and superior service quality. Journal of Retailing (78), 131-146. Borman, W. C., & Motowidlo, S. J. (1997). T Task performance and contextual performance:

The meaning for personnel selection research. Human Performance, 10 (2), 99-109. Campbell, J. P., & Wiernik, B. M. (2015). The modeling and assessment of work performance.

The Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior , 47-74. Du, Y., Zhang, L., & Tekleab, A. G. (2018). Job strains, job control, and POS on employee

performance: An interactionist perspective. Journal of Business Research, 82, 213-219. Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. (1986). Perceived organizational

support. Journal of Applied Psychology, 71 (3), 500-507.

Khairani. (2012). Analisis permasalahan outsourcing (alih daya) dari perspektif hukum dan penerapannya. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 56, 53-58.

Masterson, S. S. (2001). A trickle-down model of organizational justice: Relating employees’ and customers’ perceptions of and reactions to fairness. Journal of Applied Psychology (86), 594-604.

Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.

Motowidlo, S. J., Borman, W. C., & Schmit, M. J. (1997). A theory of individual differences in task and contextual performance. Human Performance, 10 (2), 71-83.

Neuman, W. L. (2011). Basic of social research: qualitative and quantitative approaches (2nd . ed.). New York: Pearson Education, Inc.

Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statististika modern untuk ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Pidekso, A. (2009). Seri panduan praktis: SPSS 17 untuk pengolahan data statistik. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Pradhan, R. K., & Jena, L. K. (2017). Employee performance at workplace: Conceptual model and empirical validation. Business Perspectives and Research, 5 (1), 69-85.

Priambada, K., & Agus, E. M. (2008). Outsourcing versus serikat pekerja. Jakarta: Ahlidaya. Pridarsanti, K. Y., & Yuyetta, E. N. (2014). Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja

pegawai (Studi empiris pada pegawai direktorat jenderal perbendaharaan kementerian keuangan di kota Semarang). Diponegoro Journal of Accounting, 2 (3). Pulakos, E. D., Arad, S., Donovan, M. A., & Plamondon, K. E. (2000). Adaptability in the

workplace: Development of a taxonomy of adaptive performance. Journal of Applied Psychology , 612-624.

Republik Indonesia. (2003). Undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Lembaran negara RI tahun 2003, no. 4279. Jakarta: Sekretariat Negara.

(11)

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Tahun2019, Vol. 8, pp. 29 - 39

Rhoades, L., & Eisenberger, R. (2002). Perceived organizational support: A review of the literature. Journal of Applied Psychology (87), 698-714.

Sinambela, L. (2012). Kinerja pegawai: Teori, pengukuran dan implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, V. W. (2007). Belajar mudah SPSS untuk penelitian skripsi, tesis, disertasi & umum.

Yogyakarta: Global Media Informasi.

Wahyuni, S., Idruz, M. S., Zain, D., & Rahayu, M. (2011). Outsourcing sumberdaya manusia: Tinjauan dari perspektif vendor dan karyawan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 11 (1), 1-18.

Gambar

Tabel 2. Statistik Deskriptif  Nama
Tabel 5. Model Summary Regresi Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Pegawai  Model Summary

Referensi

Dokumen terkait

#erdasarkan hasil pengukuran awal yang telah kami lakukan dil!kasi pekerjaan maka dengan ini kami mengusulkan agar dilakukan addendum 102.1 9 pekerjaan tambah kurang ;

Ada perbedaan yang bermakna durasi menangis bayi pada bayi prematur yang dilakukan tindakan facilitated tucking dan musik saat dilakukan tindakan pengambilan

Setelah dilakukan uji T dependen, didapat nilai probalitas kelompok eksperimen sebesar 0,000 atau p &lt; 0,05, maka Ho di tolak, dengan demikian dapat disimpulkan

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

(8) Untuk menentukan unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan melalui musyawarah pada masing-masing Rukun Warga dituangkan dalam berita acara

Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran BKIPM dan definisi SPIP dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016, maka penyelenggaraan SPIP pada

deskripsi dalam Bahasa Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran sinektik berbantuan media benda konkret pada siswa kelas IV SD gugus IV Kecamatan Jembrana,

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga