• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Produksi perikanan Indonesia selama ini masih didominasi oleh perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Produksi perikanan Indonesia selama ini masih didominasi oleh perikanan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1 1 Latar Belakang

Produksi perikanan Indonesia selama ini masih didominasi oleh perikanan faut. Data statistik penkanan Indonesia tahun 1999 menyatakan, bahwa selama tahun 1883 sampai dengan tahun 1997 sekltar TI persen produksi perikanan berasal dari perikanan laut yang mefibatkan s e W r dua juta orang nelayan penangkap, sebagian besar menangkap dengan perahu layar, dan perahu motor tempel. Keadaan ini menunjukkan, bahwa perikanan laut di Indonesia masih rnerupakan kegiatan yang diusahskan oleh rakyat atau petikanan rakyat.

Smktur produksi perikanan laut yang bercirikan perikanan rakyat ini secara langsung akan mempengaruhi kine ja dari agroindustri hasil laut. Agroindustri hasil laut yang tumbuh dan berkembang pada umumnya adalah agroindustri tradisional dengan teknologi pengotahan yang relatif sederhana den berada pada wilayah yang dekat dengan pusat-pusat pendaratan ikan.

Dan segi cara perlakuan produksi perikanan laut sekitar 58 persen dipasarkan segar, 33 persen diawetkan, dan eisanya dibekukan. dibuat $ken kaleng dan tepung ikan. Selanjutnya jika diinjau darl hasll olahan produksi perikanan Iaut, diperkirakan 74 persen rnerupakan produk Agroindustri hasit laut yang diolah secara tradisional dengan metode pengeringanlpenggaraman, pernindangan, fermentasi, dan pengasapan dengan produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, dan ikan asap (Direktorat Jenderal Perikanan, 1999).

(2)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa agroindustri hasil laut sebagai bagian dari waha kecil dan rnenengah (UKM) mempunyai peran yang sangat penting untuk menyelarnatkan hasil tangkapan nelayan dari proses kemunduran mUtU, memberi nilai tarnbah produk, dan menygdiakan sumber protein ikani masyarakat.

Untuk masa yang akan datang agroindustri hasil laut diharapkan mampu sebagai salah satu pelopor (leading sect00 pembangunan ekonomi nasional, karena kegiatannya berbasis surnber daya alam (mnewable) $ang potensial, hampir tidak terpengaruh oleh pengadaan bahan impor. terbukanya pasar dalam dan luar negeri, dan dapat dijadikan sebagai produk unggulan, serta surnber devisa negara.

Selain itu UKM yang berbasis pertanian mampu menarnpung banyak tenaga keja serta dapat rnenjamin perluasan lapangan berusaha, sehingga akan sangat efektif untuk meningkatkan perekonomian rakyat di pedesaan. Oleh karena itu pengembangan sistern ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi seperti yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999 perlu diwujudkan.

Penelitian tentang agroindustri hasil laut belum banyak dilakukan, dan cendrung parsial sehingga perbaikan pada suatu bagian tidak diikuti oleh bagian yang lain. Beberapa peneiitian yang terkait dilakukan oleh Sukmadinata (1995), rnengkaji tentang dampak perubahan kelembagaan transaksi terhadap pendapatan nelayan, Riniwati et el. (1997) meneliti tentang kredlt informal terhadap produksi dan pendapatan nelayan, dan Nadjib (1998) meneliti tentang edaptasi ekonomi rnasyarakat nelayan: alternatif dari ketidakpastian lingkungan.

(3)

Penelltlan Nikijuluw .(1998), berkaitan dengan pemintaan dan penawaran ikan serta implikasinya bagi pembangunan perikanan den Harijono (1998), rnenganalisis pemintaan rnasukan, penawaran keluaran, den hasil skala usaha.

Berdasarkan pernikiran di atas perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dan lntegratif untuk mernbangun suatu sistem perencanan dan pembinaan agroindustri hasil laut dengan pendebtan wulayah. Oleh karena, llmu Sistcrm berkaitan dengan diagnosa, rekayasa, evaluasi dan pengelolaan yang kompleks,

. .

rnaka telaahnya tidak hanya mencakup sejurnlah karakteristik sistern yang khas, teknik dan metodenya tetapi juga meliputi pertimbangan yang luas dari manajernen pada tingkat yang lebih tinggi.

Kegiatan agroindustri hasil laut bersifat rnultl disiplW~ dan melibatkan berbagai keiernbagaan yang terkait (systemic llngkage), dlmana menurut Austin, ( I 992) ada empat keterkaitan yang perlu dipelajari, y a h keterkaitan rantai produksi, keterkaitan kebijakan makro-mikro, keterkaitan institusional, dan keterkaitan inter- nasiond.

Pada kegiatan agroindustri hasil laut masing-masing keteokaitan depat berupa 1) kete&aitan rantai produksi, yang terdiri dad bemacam tahap operasional deri aliran bahan sejak dari tempat penangkapan ikan, rnelalui unit pengolahan, sampai ke konsumen; 2) keterkaitan kebijakan makro-rnikro, merupakan pengaruh ganda dari kebijakan makro pemerintah (seperti pajak, kredit, subsidi, dan lain-lain) terhadap operasional pada agroindustri hasil laut (teknologi, harga, kualitas, dan lain lain); 3) keterkaitan institusional, mencakup hubungan antam berbagai keiern- bagaan yang beroperasi dan berinteraksi dengan rantai produksi agroindustri hasil

(4)

'

laut; 4) keterkaitan intemasional, mencakup kegiatan pasar dalam dan luar negeri dimana produk agroindustri hasil laut berfungsi.

~ e n e t a ~ k a n daerah Jawa Timur sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan, I) termasuk lima besar penghasil pmduksl perikanan laut yaitu 7'28 persen dari total produksi perikanan Indonesia, 2) - memiliki jumlah unit alat penangkapon terbesar di Indonesia, yaitu 9,23 persen dari total alat tangkap yang ada, 3) mempunyai keragaman pengolahan ikan Wdisional terbanyak dengan produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, lkan peda, terasi, dan ikan asap, dan 4) tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan laut baru mencapai 44,89 persen, (Direktorat Jenderal perikanan. 1998 dan Dinas Perikanan Jawa Timur, 1999).

Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut kualjtas ekspor dengan pendekatan wilayah dimeksudkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya yang terdapat pada daerah bersangkutan seoptimal mungkin sesuai permintaan konsumen. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan kecanggihan dalam meka- nisme perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program binbangunan agro- industri hasil laut yang komprehensif dan integratif dengan tetap mempertimbang-

kan

kelestarian sumber lokal.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasitkan suatu model perencaaan dan pernbinaan agroindustri hasil laut kuaiitas ekspor dengan pendekatan wilayah. Secara khusus penelifian ini bertujuan untuk :

I) Menganalisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung perencanaan dan pembinaan agroindustri hasii laut.

(5)

2) Mempelajari kemitraan antara pihak pemasok bahan baku dan pihak agroindustri untuk menjamin kontinuitas produksi; dan antara pihak agroindusri hasil laut dan pihak pedagang atau distributor untuk menjamin pemasaran produk.

3) Menganalisis struktur biaya kegiatan agroindustri hasil laut untuk mengetahui kelayakan dan resiko usaha serta upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha. 4) Merancang perangkat Iunak (sistem penunjang keputusan/SPK) untuk

membantu investor, pengusaha, dan pemerintah dalam merencanakan dan membina agroindustri hasil laut skal= usaha kecil dan menengah (UKM).

5) Merancang sistem usaha pascapanen dan usaha dlstribusi hasil laut untuk meningkatkan nilai tambah produk dan pendistribusian pendapatan pihek terkait secara proporsional.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah yang dilengkapi dengan infomasi dan perangkat lunak. Hasit penelitian diharapkan dimanfaatkan oleh : 1) Investor atau pengusaha dalam mengernbangkah &tau menanam modal pada

kegiatan agroindustri hasil laut.

2) Pengusaha. nelayan, dan koperasi untuk meningkatkan nilai tambah produk dan pendapatan secara proporsional.

3) Bappeda den Dinas Perikanan setempat atau pihak lain dalam pembangunan ekonomi kewilayahan.

(6)

?.4 Ruang Lingkup Penelitian

Rancang bangun model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah difokuskan pada pengolahan dan pengawetan ikan secara tmdisional dengan metode penggaraman dan pengeringan, perebusan, pendinginan, atau gabungan dari meted-metode tersebut Lokasi studi kasus penelitian untuk ini adalah Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Bahan baku dafam kegiatan agroindustri hasil laut adalah ikan yang berasal dari hasil tangkapan nelayan, khususnya untuk jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap di sekitar pantai.

Model yang dirancang hanya berlaku pada perencanaan dan pernbinaan agroindustri hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah, khususnya komoditas ikan teri nasi, ikan asin, dan ikan pindang.

Penelitian ini masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan, diantaranya : 1) Rancang bangun (design), desain, atau rancangan model yaitu pembuatan model agroindustri hasil laut dalam bentuk (1) model dmbolik (model maternatik) sebagai perwakilan dari realitas yang dikaji, format model dapat bentpa angka, simbol, dan rumus; dan (2) model analog (model diagramatik) sebagai perwakilan dari situasi dinamik dari realitas yang dikaji, format model dapat ditransformasikan dalam bentuk diagram alir, kunra, atau deskriptif tentang hubungan antara faktor dan komponen yang terkait datam kegiatan agroindustri hasil laut.

(7)

2) Agrolndustrl hasil laut adatah suatu perusahaarr yang mengolah bahan baku yang berasal dari laut, khususnya untuk jenis ikan pelagis yang tertangkap di sekitar pantai. Pengolahan mencakup lransformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengkemasan, dan distribusi. 3) Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut merupakan aplikasi dari

fungsi manajemen terutama perencanaan (planning) dan pengendalian (contml- ling) sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan atau sasaran datam merancang dan memantau kegiatan yang dilakukan sesual dengan rencana yang dibuat dan mengoreksi setiap penyimpangan yang tejadi agar kegiatan agroindustri hasil laut yang dilakukan sesuai dengan tujuan.

4) Kualitas ekspor dalam penelitian ini mencakup : (1) produk agroindustri hasil laut yang dihasilkan memenuhi penyaratan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) atau memenuhi standar mutu sesuai negara tujuan ekspor; dan (2) jika pemasaran ekspor lebih menguntungkan, maka produk agroindustri hasil laut dapat diekspor, tetapi jika pemasaran dalam negeri lebih baik, maka produk dipasarkan dalam negeri.

5) Pendekatan wilayah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya peman- faatan salah satu pilar pembangunan wilayah, yaitu analisis lokasi yang akan memberikan inforrnasi tentang biaya transportasi dari lokasi sumber

(inpuf)

maupun ke lokasi pasar; serta informasi tarnbahan tentang biaya input lainnya seperti biaya tenaga kerja, energi dan lokasi optimum. Mengingat lokasi sumber (sumber bahan baku) dan lokasi usaha agroindustri hasil laut telah diketahui. maka analisis pendekatan wilayah dibatasi hanya pada upaya mencari biaya transportasi minimal dari sumber bahan baku ke lokasi agroindustri hasil laut.

(8)

1.5 Metodologi 1.5.1 Dasar Pemikiran

Pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan melakukan identifikasi temadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Dengan mem~e~mbangkan berbagai kendala dalam pendekatan sistem, maka pengkajian suatu perihal seyogyanya memenuhi karakteridk 1) kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit; 2) dinamis, ada perubahan faktor menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan; dan 3) probabililistik, diperlukannya fungsi peluang dan inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.

Kegiatan agroindustri hasil laut merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari pengadaan bahan baku, kegiatan pascapanen, pengolahan, pemasaran den distribusi sampai ke tangan konsumen. Setiap kegiatan dipengaruhi oleh banyak faktor dan jika te Qadi suatu pennasalahan di suatu kegiatan, maka permasalahan ini akan mempengaruhi kegiatan yang lain dan seterusnya.

Dalam mengkaji agroindustri hasil laut perlu diperhatikan adanya hubungan atau saling keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara satu komponen dengan komponen lain. Adanya konflik kepentingan antar aktortialam pemenuhan kebutuh- an akan mernbuat persoalan semakin kompleks, oleh karena itu dalem pernecahannya hanya dapat diselesaikan melalui pendekatan sistem (system approach). Metode pendekatan sistem merupakan suatu permodelan matematis maupun deskriptif tentang hubungan antara faktor dan komponen yang terkait dalam kegiatan agroindustri hasil laut. Metode yang sama dalam pembuatan ke-

(9)

putusan pada sistem yang kompteks telah dilakukan pada bidang kesehatan, manajemen, dan hukum (Sarma, 1994); den dalam perencanaan industri kecil hasil pertanian (Eriyatno, 1995).

1.5.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

. .

Dalam penelitian ini data yang dikumputkan dikelompokan sebagai berikut : 1) lnformasi tentang kebutuhan pelaku den pihak yang berkepentingan dengan agroindustri hasil laut, seperti nelayan, pengusaha agroindustri hasil laut, pedagang atau eksportir, konsumen, lembaga pembiayaan usaha, dan instansi pemerintah diperoleh melalui kunjungan lapang, wawancara yang mendalam (in- dept interview), dan pengisian kuesioner untuk menyerap infonnasi yang diperlukan.

2) Kumpulan pendapat tentang strategi kebijakan, penetapan bobot, kriteria, dan alternatif diperoleh melalui wawancara dengan para pakar. Penentuan responden (pakar yang mewakili setiap bidang keahlian, diprioritaskan yang berkompeten atau berpengalaman di bidangnya) dilakukan dengan teknik pengambilan contoh secara sengaja (purposive sampling). Jumlah responden untuk analisis dengan menggunakan AHP (Analytical Hierashy

Prvcess)

adalah sebanyak tujuh orang dan untuk analisis dengan menggunakan MPE

(Metode

Perbandingan Eksponensial) enarn orang.

3) Data kuantitatif tentang investasi dan biaya produksi usaha penangkapan, pengolahan hasil laut, produktivitas, mutu, produksi, pemintaan dan penawaran,

(10)

harga, wilayah, dan data sekunder lainnya diperlukan untuk merancang model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut. Data ini diambil dari instansi atau lembaga terkait.

' 1.5.3 Tata Laksana

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, verifikasi, dan analisis output. Lebih jelas tahapan penelitian disajikan pada Gambar I.

(11)

Analisis sistem merupakan tahap awal untyk menghimpun kebutuhan masing-masing pelaku yang terkait dalam kegiatan agroindustri hasil laut, menformulasikan permasalahannya melalui observasj, .wawancara, dan pengisian kuesioner. Selanjutnya pemyataan kebutuhan dan formulasi perrnasalahan direpresentasikan dalam bentuk diagram lingkar'sebab akibat dan diagram input output.

Desain sistem merupakan kegiatan merancang suatu model abstrak yang realistik sesuai dengan basis model, basis data dan dialog (user intemce) sebagai komponen dari sistem penunjang keputusan (decision support system, DSS). Setelah tahapan ini selesai dilanjutkan dengan implementasi sebagai suatu proses kodefikasi dalam bahasa program untuk mempermudah kornputerisasi model yang dirancang. Verifikasi merupakan tahap pengujian dan penyempurnaan model dengan melakukan studi kasus di Jawa Tirnur dan simulasi untuk perbaikan dan penyempumaan model sehingga model yang dihasilkan dalam perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil taut berkemampuan untuk mewakill kondisi nyata.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir tahapan penetitian.

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan yang dimiliki yaitu dapat dimanfaatkan pada penanganan dan pengolahan untuk skala kecil (Industri rumah) hingga untuk skala besar (Industri besar),

Kontrak Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan (jika ada) Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi

[r]

Manfaat produk asuransi secara umum meliputi penerimaan ganti rugi oleh sebab- sebab kerugian yang dijamin dalam polis dan peningkatan nilai tunai hasil investasi dari

Dalam hal bencana terjadi, maka rencana kontinjensi berubah menjadi rencana operasi tanggap darurat atau rencana operasi (operational plan) setelah terlebih dahulu

Pada manusia asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. 4emudian kondisi 64" semakin memperparah kenaikan serum asam urat sehingga kadar asam urat dalam

From the quotation above shows that the people did not wanted to listen to her because Mulan was a woman and most of all Mulan had known as lier because she did the