• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa mendatang yang merupakan sumber dari pembangnan berkelanjutan dunia. Usia dini anak-anak merupakan tahap yang penting bukan hanya untuk semata demi kesehatan individu maupun fisik tapi juga untuk perkembangan kognitif yang berpengaruh pada kecerdasan anak dalam menganalisa dan sosial-emosional anak yang berpengaruh pada mental mereka. UNICEF secara langsung menyatakan bahwa, “Kejadian selama usia dini adalah formatif dan memainkan peran penting untuk membangun sumber daya manusia, memutus siklus kemiskinan, menyebarkan produktivitas ekonomi, dan menghilangkan perbedaan ras serta ketidakadilan”.

Dalam UN-Habitat yang membahas tentang Enviromentally sustainable, healthy and livable human settlemens menjelaskan bahwa untuk mensosialisasikan lingkungan sehat yang dapat mendukung tempat yang layak huni untuk semua dan kehidupan manusia yang berkelanjutan untuk generasi masa kini dan mendatang adalah dengan cara memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke dunia alam di kehidupan sehari-hari mereka dengan cara bermain secara bebas di ruang luar dan menyusun program pendidikan untuk menlong anak-anak meneliti lingkungan di sekitar mereka termasuk ekosistem alami di dalamnya. Telah banyak pakar yang meneliti tentang dampak positif alam terhadap perkembangan kecerdasan dan kepribadian anak-anak. Dalam era dimana anak-anak sekarang menghabiskan waktu di lingkungan sekolah sekitar 40-50 jam per minggu, disana ada kesempatan masyarakat untuk menghubungkan kembali anak-anak dengan dunia alam dan menghasilakan generasi penerus bangsa yang berharga dan memelihara alam (Malone, 2003). Penelitian juga membuktikan bahwa hubungan positif anak-anak dengan alam dapat membangun sebuah etika lingkungan (Wilson, Honoring Children's Way of Knowing, Early Childhood News, 1997). Memisahkan anak-anak dengan dunia luar akan memberi dampak buruk terhadap kebribadian mereka kelak. Saat beranjak dewasa mereka tidak lagi memandang alam sebagai suatu bagian dari mereka, namun hanyalah sebagai hal yang hidup berdampingan dengan mereka. Oleh karena itu,

(2)

selama masa kecil lah dimana pengalaman anak-anak dengan alam dapat membentuk dan membangun sebuah nilai, prilaku, dan tujuan dasar menuju dunia yang harus mereka jaga selama hidup mereka (Wilson, North American Association for Enviromental Education, 1994)

Psikolog lingkungan dan perkembangan dari Universitas Cornell, Gary Evans telah melakukan berbagai studi penelitian tentang dampak lingkungan pada kesejahteraan anak-anak. Dalam penelitiannya bersama dengan kelompok-kelompoknya, Gary Evans mengindikasikan bahwa lingkungan fisik dapat mempengaruhi anak-anak dalam berprestasi maupun dalam perkembangan kognitif, sosial dan emosional termasuk prilaku orang tua terhadap mereka.

Randy White, seorang direktur dan penggagas dari White Hutchinson Leisure & Learning Group yang telah berdiri selama 25 tahun, menuliskan dalam jurnalnya yang berjudul “Young Children’s Relationship with Nature: Its Importance to Children Developmet & the Earth’s Future” bahwa dewasa ini kehidupan anak-anak telah terputus dari alam, pengalaman mereka sebagian besar didominasi oleh media, bahasa yang tertulis dan gambar visual (Chawla, 1994). Dunia maya mengganti kenyataan dengan cara menayangkan bahwa alam yang indah terletak pada belahan dunia yang jauh dari tempat mereka berada dan tidak dapat dicapai. Anak-anak kehilangan akal bahwa alam sebenarnya bisa terdapat di halaman rumah mereka dan di lingkungan sekitar mereka yang jika semakin tidak disadakan akan berdampak pada hilangnya pengetahuan dan rasa menghargai mereka terhadap alam.

Dalam jurnalnya tersebut Randy White juga menyebutkan keuntungan lingkungan alami terhadap anak yang ia kutip dari beberapa pakar yang telah meneliti hubungan anak-anak dengan alam itu sendiri. Ia menuliskan tentang apa yang diyakini oleh Piaget (1962) bahwa anak-anak belajar dengan cara membangun pengetahuan mereka tentang dunia, bukan menghafal kenyataan yang terjadi. Adapun beberapa manfaat anak-anak berada dalam lingkungan bermain yang alami menurut beberapa peneliti.

a. Anak-anak dengan penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dapat berkonsentrasi lebih baik setelah berinteraksi dengan alam (Faber Taylor, Environment and Behaviour, 2001)

(3)

b. Anak-anak yang memiliki pemandangan dan interaksi dengan alam mempunyai nilai yang lebih tinggi dalam konsentrasi dan kedisiplinan (Faber Taylor, Journal of Enviroment Physycology, 2002)

c. Anak-anak yang terbiasa main di lingkungan alami menunjukkan psikomotorik yang lebih baik, termasuk koordinasi, keseimbangan dan kelincahan, dan mereka lebih jarang sakit (Fjortof, 2000)

d. Bermain di lingkungan alami membuat permainan anak-anak lebih beragam dengan imajinasi dan kekreatifan mereka yang menumbuhkan kecerdasan bahasa dan kemampuan berkolaborasi (Fjortof, 2000)

e. Keterbukaan terhadap lingkungan alami dapat mengimprovisasi kemampuan kognitif anak dengan meningkatkan kepedulian, analisa dan kemampuan observasi mereka (Pyle, 2002)

f. Alam menyangga anak-anak dari tekanan kehidupan dan menolong mereka untuk menghadapi kesulitan. Semakin terbuka anak-anak pada alam semakin banyak dampak positif yang didapatkan (Wells, 2003)

g. Bermain di lingkungan alam yang mengandung perbedaan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan prilaku anti sosial seperti kekerasan, penindasan, vandalism, membuang sampah sembarangan dan lari dari permasalahan (Malone, 2003)

h. Alam menolong anak-anak membangun kekuatan dalam mengobservasi dan membangun kreatifitas serta menanamkan arti kedamain dan menjadi satu dengan dunia (Crain, 2001)

i. Pengalaman dini dengan dunia alami dapat memberi hubungan baik untuk mengembangkan imajinasi dan rasa ingin tahu yang penting sebagai motivasi belajar (Wilson, Honoring Children's Way of Knowing, Early Childhood News, 1997)

j. Anak-anak yang main di alam lebih memiliki perasaan positif terhadap sesama (Moore, 1996)

k. Berkurangnya waktu bermain anak-anak di lingkungan luar dapat meningkatkan kerabunan pada anak (Nowak, 2004)

(4)

m. Lingkungan luar penting pembangunan rasa kemandirian dan kebebasan anak-anak (Bartlet, 1996)

Anita Rui Olds, seorang ahli dalam bidang pendidikan anak-anak dalam bukunya yang berjudul Child care design guide juga menegaskan bahwa anak-anak membutuhkan sebuah lingkungan yang dapat membuat mereka nyaman. Alam memberikan hal tersebut untuk anak-anak secara cuma-cuma dengan sendirinya. Secara langsung Olds mengatakan bahwa. “Rasa tenang yang berasal dari keindahan alam disebabkan karena ritme perubahan alam mirip dengan ritme fisiologis manusia itu sendiri”. Maka dari itu anak-anak membutuhkan aktivitas luar ruang yang dekat dengan alam untuk memberi mereka ruang berkembang yang nyaman.

Lingkungan sosial pertama yang salah satunya dimasuki oleh anak usia dini adalah Taman Kanak-kanak. Dalam NSPK yang berjudul “Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak” yang dikeluarkan oleh Kementertian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013, Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun dan secara terminologi, usia empat sampai enam tahun disebut sebagai masa usia prasekolah.

Dalam NSPK tersebut juga terdapat penjelasan mengenai tata cara penyelenggaran sebuah Taman Kanak-kanak dilihat dari sisi kurikulum dan sistem pendidikan yang diatur dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Selain itu juga terdapat standar tentang sarana dan prasarana sebuah Taman Kanak-kanak, namun hanya sekedar standarisasi lahan dan ruang yang harus tersedia. Di Indonesia, pendidikan anak usia dini masih sangat jarang memiliki perhatian khusus. Dari aspek mutu masih banyak Taman Kanak-kanak yang belum sesuai standar NSPK dan belum adanya pemerataan lembaga pendidikan anak usia dini di beberapa daerah.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana ruang-ruang dalam Taman Kanak-kanak dapat menjadi ruang bermain dan belajar yang dapat mendukung perkembangan anak?

2. Bagaimana menciptakan konsep ruang yang menyatu dengan alam agar dapat mendukung perkembangan anak secara maksimal?

(5)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menciptakan ruang bermain dan belajar yang dapat mendukung perkembangan anak

2. Menciptakan konsep ruang yang menyatu dengan alam agar dapat mendukung perkembangan anak

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Taman Kanak-kanak yang memenuhi standar Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak di Indonesia

2. Taman bermain dan edukasi yang mendukung aktivitas dan perkembangan anak sesuai dengan teori Shaw

1.4.2 Ruang Lingkup Tapak

Pemilihan site untuk penelitian ini didasarkan oleh kurangnya lembaga pendidikan anak usia dini di Jakarta Selatan yang merupakan daerah perumahan padat penduduk. Kurangnya lembaga pendidikan anak usia dini di kecamatan Cilandak ini didasarkan oleh rasio perbandingan antara jumlah sekolah, murid dan guru yang tersedia.

Gambar 1 Jumlah TK Negeri di Jakarta Selatan Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014

(6)

Berdasarkan gambar 1 dan 2, rasio perbandingan antara murid dan guru pada Taman kanak negeri di Jakarta Selatan adalah 1:10 dan untuk Taman Kanak-kanak swasta 1:24. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 17 rasio perbandingan antara murid dan guru pada jenjang Taman Kanak-kanak adalah 1:15. Penambahan fasilitas Taman Kanak-kanak di Jakarta Selatan ini diharapkan dapat memenuhi target rasio perbandingan antara guru dan murid agar kualitas pendidikan yang diberikan dapat disampaikan secara maksimal untuk mendukung perkembangan anak.

Lokasi site yang dipilih berada di kecamatan Cilandak yang berada di lingkungan perumahan menengah ke atas. Kecamatan cilandak mempunyai rasio perbandingan antara murid dan guru yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lain di Jakarta Selatan, yaitu 1:28. Berdasarkan data di atas, maka TK yang masih dibutuhkan adalah Taman Kanak-kanak jenis swasta.

Gambar 2 Jumlah TK Swasta di Jakarta Selatan Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014

(7)

Gambar 3 Peta zonasi RDTR tapak Sumber: www.sosialisasirdtrdkijakarta.com

1.5 State of the Art

Dengan didukung oleh beberapa jurnal tersebut, penelitian ini meneliti tentang lingkungan dimana hubungan alam sebagai lingkungan fisik dapat berperan dalam mendukung perkembangan anak-anak. Dengan menggunakan metode kualitatif dari studi kasus yang telah ada, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah konsep bahwa dunia bermain dan belajar anak, terutama di Jakarta bukan hanya di dalam ruang seperti kebanyakan Taman Kanak-kanak pada umumnya saat ini yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dan alam sebagai media bermain dan belajar anak-anak.

Gambar 4 Lokasi Site Sumber: www.maps.google.com

(8)

Gambar

Gambar 1 Jumlah TK Negeri di Jakarta Selatan  Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014
Gambar 2 Jumlah TK Swasta di Jakarta Selatan  Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2014
Gambar 3 Peta zonasi RDTR tapak  Sumber: www.sosialisasirdtrdkijakarta.com

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun