7 antara data raster dengan data vektor sehingga
dapat digunakan sebagai sebuah sumber data yang valid.
10 Pengembangan Sistem
Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi web yang telah dirancang. Pengembangan sistem ini dilakukan dengan konfigurasi layer pada mapfile.
11 Pengujian Sistem
Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan.
12 Penggunaan dan Perawatan Basis Data Sistem yang telah selesai dibangun perlu dibuatkan dokumentasi dan prosedur formal yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan perubahan maupun pengembangan sistem tersebut. Hal ini diperlukan karena mayoritas SIG mempunyai basis data yang memerlukan perawatan pada data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Analisis Kebutuhan
Proses analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, meliputi spesifikasi pengguna dan kebutuhan fungsional sistem, serta batasan sistem.
1.1 Deskripsi Sistem
Sistem informasi geografis fasilitas Kota Bogor adalah sebuah sistem berbasis web yang dikembangkan dengan tujuan menyajikan informasi secara dinamis dan interaktif mengenai lokasi fasilitas-fasilitas yang ada di kota Bogor. Sistem ini memberikan informasi mengenai peta wilayah administratif, landuse, lokasi fasilitas pemerintahan, lokasi fasilitas layanan umum, lokasi fasilitas sentral bisnis, dan lokasi fasilitas wisata.
Sistem ini diharapkan dapat membantu serta mempermudah masyarakat dalam mengetahui lokasi fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kota Bogor.
1.2 Spesifikasi Pengguna
Pengguna sistem ini dapat dibagi menjadi dua kategori. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab dan hak akses yang dimiliki masing-masing pengguna
terhadap sistem. Hierarki pengguna dapat dilihat pada Gambar 6.
Pengguna SIG FasTaBo
Pengguna Umum Administrator
Gambar 6 Hierarki pengguna sistem. Perbedaan administrator dan pengguna umum terletak pada hak akses terhadap data-data sistem. Administrator memiliki wewenang untuk mengolah data sistem sedangkan pengguna umum tidak memilikinya.
1.3 Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak
Teknologi Internet yang diintegrasikan dengan aplikasi SIG memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi dan data lebih mudah tanpa menggunakan perangkat lunak SIG yang spesifik. Internet memungkinkan pengguna untuk mengakses SIG Fasilitas Kota Bogor dan berinteraksi secara langsung dengan fungsi-fungsi yang tersedia di dalamnya.
Fungsi-fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini adalah:
1 Menyediakan fasilitas buku tamu. 2 Menyediakan fasilitas search.
3 Menyajikan koleksi foto-foto tentang Kota Bogor dalam fasilitas galeri.
4 Menyajikan berita terkini seputar Kota Bogor.
5 Menyajikan informasi mengenai event-event yang diadakan di Kota Bogor.
6 Menyajikan informasi sekilas tentang Kota Bogor, meliputi sejarah pemerintahan, visi dan misi, lambang Kota Bogor, potret Bogor tempo dulu, dan potret Bogor masa kini. 7 Menyajikan informasi tentang kekhasan
daerah, meliputi produk khas, cinderamata, makanan khas, dan seni tradisional.
8 Menyajikan informasi tekstual mengenai fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kota Bogor.
9 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh administrator.
Sedangkan fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem adalah:
8 1 Menampilkan peta wilayah administratif
Kota Bogor secara umum.
2 Memilih layer peta yang ingin diaktifkan. 3 Menampilkan menu legenda yang berisi
simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan.
4 Perbesaran maksimum sesuai dengan besarnya frame.
5 Melakukan pergeseran posisi tampilan peta. 6 Melakukan pengukuran jarak dari satu titik
ke titik yang lain dalam peta.
7 Menambahkan objek baru di dalam view peta.
8 Print preview peta dalam skala tertentu. 9 Memperbesar dan memperkecil ukuran peta. 10 Melakukan proses searching berdasarkan
pilihan pengguna.
11 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk PDF maupun HTML.
Deskripsi tentang proses masing-masing fungsi dapat dilihat pada Lampiran 2 (input-proses-output).
2 Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual basis data dan desain proses dari sistem. Perancangan basis data mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam diagram konteks.
2.1. Kebutuhan Data
Berdasarkan analisis kebutuhan system yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa data yang dibutuhkan berupa:
1 data spasial dan atribut wilayah administrasi Kota Bogor sampai tingkat kelurahan/desa, 2 data spasial dan atribut jalan dan sungai di
Kota Bogor,
3 data spasial dan atribut lokasi bangunan di Kota Bogor meliputi fasilitas pemerintahan, layanan umum, sentral bisnis, dan wisata, 4 data spasial dan atribut landuse Kota Bogor, 5 data-data sekilas tentang Kota Bogor,
koleksi foto-foto Kota Bogor, berita terkini seputar Kota Bogor, event-event yang diadakan oleh pemerintah Kota Bogor, dan informasi tentang kekhasan daerah di Kota Bogor.
Analisis kebutuhan fungsional yang telah dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional.
2.2. Pemodelan Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD merepresentasikan proses aliran keluar dan masuknya data dalam sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada diagram konteks Gambar 7.
Gambar 7 Diagram konteks sistem.
Diagram konteks (DFD Level 0) dapat dikembangkan lagi menjadi DFD level 1. Adapun DFD level 1 dapat dilihat pada Lampiran 3. DFD Level 1 memiliki informasi proses yang terjadi dalam sistem serta aliran data dari entitas ke sistem dan sebaliknya.
3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan data yang akan digunakan maka pada tahapan ini dilakukan inventarisasi dan dokumentasi data peta beserta sumber datanya. Adapun hasil yang diperoleh dari proses ini adalah:
1 data spasial dan atribut wilayah administrasi Kota Bogor sampai tingkat kelurahan/desa dapat diperoleh dari data peta format vektor pada penelitian sebelumnya yakni Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MAP oleh Anggraeni (2008) atau dapat juga diperoleh dari Departemen Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor.
2 data spasial dan atribut jalan, sungai, lokasi bangunan, landuse Kota Bogor dapat diperoleh dari data peta format vektor pada penelitian sebelumnya yakni Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MAP oleh Anggraeni (2008).
9 3 data sekilas tentang Kota Bogor, koleksi
foto-foto Kota Bogor, berita terkini seputar Kota Bogor, event-event yang diadakan oleh pemerintah Kota Bogor, dan informasi tentang kekhasan daerah di Kota Bogor dapat diperoleh di alamat website resmi pemerintah Kota Bogor yaitu http://www.kotabogor.go.id dan dapat ditambahkan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.
Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan informasi tersebut.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan menggunakan perangkat GPS (Global Positioning System). GPS yang digunakan adalah GPS keluaran Garmin GPS 60. Pengambilan data ini dimaksudkan untuk memperoleh data terbaru mengenai fasilitas-fasilitas di Kota Bogor. Jumlah titik yang diambil yaitu 193 titik baru. Data primer lainnya yang digunakan adalah data lokasi yang diperoleh dengan perangkat GPS yang dilakukan Anggraeni (2008), ditambah dengan koleksi foto-foto dan beberapa informasi mengenai fasilitas yang terdapat di Kota Bogor diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan.
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dari suatu instansi atau lembaga. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari BAKOSURTANAL dan aplikasi Megapolitan (Map and Street Guide 2007-2008) oleh Dr. Riadika Mastra. Data sekunder tersebut adalah data yang digunakan dalam penelitian Anggraeni (2008). Data sekunder ini adalah data peta Kota Bogor tahun 2005 dengan skala 1:25.000 dalam format shapefile yang terdiri atas empat file yaitu:
1 data spasial dan atribut wilayah administrasi Kota Bogor sampai tingkat kelurahan, 2 data spasial dan atribut jalan di Kota Bogor, 3 data spasial dan atribut sungai di Kota
Bogor,
4 data spasial dan atribut landuse Kota Bogor. Semua data spasial yang digunakan harus memiliki sistem proyeksi yang sama, karena MapServer dengan framework Pmapper hanya dapat meng-overlay data yang memiliki sistem proyeksi yang sama. Sistem proyeksi yang digunakan adalah UTM Zona 48S karena Jawa
Barat terletak pada zona 48S dalam sistem proyeksi Universal Transver Mercantor (UTM), termasuk Kota Bogor di dalamnya, sedangkan datum yang digunakan yaitu WGS 1984 dengan satuan meter. Data sekunder lainnya adalah data-data pendukung yang diperoleh dari website resmi pemerintah Kota Bogor.
4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem
Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, jenis perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem adalah:
1 Perangkat lunak untuk membuat dan mengolah data spasial. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membuat data dengan format shapefile (*.shp) yang akan digunakan sebagai layer pada implementasi sistem. Perangkat lunak yang tersedia di antaranya ArcView, Quantum GIS dan MapInfo.
Secara umum, kedua perangkat lunak tersebut merupakan perangkat lunak yang mendukung antarmuka berbasis grafik (Graphical User Interface) sehingga memudahkan pengguna untuk bernavigasi dengan menggunakan elemen user interface seperti button, menu, toolbar, dan lain-lain. Selain itu, keduanya juga dapat membantu pengguna untuk membuat data spasial dalam format shapefile yang nantinya akan digunakan sebagai data dalam perangkat lunak SIG berbasis web.
2 Perangkat lunak dengan pengembangan sistem berbasis web. Jenis perangkat lunak ini dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak. Perangkat lunak yang tersedia di antaranya MapServer dan ArcIMS. Sedangkan framework MapServer yang tersedia di antaranya Pmapper, Chameleon, Kmap, dan lain-lain.
3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS). Jenis perangkat lunak ini digunakan untuk membangun basis data yang berisi data dari SIG Fasilitas Kota Bogor. Perangkat lunak yang tersedia diantaranya MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL. Pada tahapan survei perangkat keras, perangkat keras yang akan digunakan dalam proses pengembangan sistem adalah:
1 Intel® Core TM Duo Processor T2250, 2 Memori 1536MB DDR2 SDRAM, 3 Harddisk 120 GB.
10
5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengujian antara spesifikasi kebutuhan minimum perangkat keras dengan perangkat perangkat lunak yang akan digunakan dan telah disurvei pada tahapan sebelumnya.
Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
Pengujian yang dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan minimum perangkat lunak yang dapat berjalan pada perangkat keras yang dimiliki. Kriteria perangkat keras yang diuji dapat dilihat pada Lampiran 4.
Adapun perangkat lunak yang diuji yaitu: 1 ArcView 3.3 dan Quantum GIS 1.1.0 Pan
Unstable sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial,
2 MapServer sebagai perangkat lunak untuk mengembangkan sistem berbasis web, 3 PostgreSQL sebagai perangkat lunak Sistem
Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS).
Hasil pengujian perangkat lunak yang akan digunakan adalah:
1 Perangkat lunak untuk membuat data spasial.
Untuk pengujian perangkat lunak dalam membuat data spasial dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu capabilities dan performance. Pengujian capabilities dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menjalankan tugas khusus seperti proses overlay, melakukan export ke .map dan membuat file .sql Untuk pengujian performance berhubungan dengan seberapa baik dan seberapa cepat perangkat lunak menjalankan tugas yang diminta. Secara umum ketiga perangkat lunak (ArcView, Quantum GIS, dan MapInfo) merupakan perangkat lunak yang mendukung antarmuka berbasis grafik (Graphical User Interface) sehingga memudahkan pengguna untuk bernavigasi. Selain itu ketiganya juga dapat membantu pengguna untuk membuat data spasial dalam format shapefile. Hanya saja ArcView memberikan nilai benchmark yang baik karena perangkat lunak ini dapat melakukan tugas khusus yang diminta berupa overlay, export ke .map yang lebih lengkap apabila dibandingkan dengan MapInfo ataupun Quantum GIS. Capabilities yang baik akan memberikan nilai performance yang baik pula. Untuk
Quantum GIS dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil dan mengolah data yang diperoleh dari GPS saja.
2 Perangkat lunak dengan pengembangan sistem berbasis web.
Untuk pengujian perangkat lunak dalam pengembangan sistem berbasis web, kriteria yang digunakan adalah ketersediaan library yang mendukung interaksi antara peta dengan pengguna dan license and Maintenance costs. Secara umum kedua perangkat lunak (MapServer dan ArcIMS) memiliki library yang mendukung interaksi antara peta yang ada dengan pengguna sistem tersebut. Adapun perbedaan yang mendasar di antara keduanya adalah MapServer merupakan perangkat lunak yang open source sedangkan ArcIMS merupakan perangkat lunak yang komersial. Perbedaan inilah yang memberikan nilai benchmark yang baik untuk MapServer dengan kelebihan yang dimiliki.
3 Perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS).
Untuk pengujian perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS) dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu license and Maintenance costs dan capabilities. License and Maintenance costs dikatakan baik jika perangkat tersebut meminimalkan biaya dan pengujian capabilities dikatakan baik jika perangkat lunak dapat menyimpan data spasial ke dalam suatu basis data relasional. Perangkat lunak yang tersedia adalah MS SQL Server, MySQL dan PostgreSQL.
MS SQL Server mempunyai library yang lebih banyak dibandingkan MySQL. Hanya saja, tidak seperti MySQL yang bersifat open source, MS SQL Server merupakan perangkat lunak yang bersifat komersial. Nilai benchmark yang baik dimiliki oleh PostgreSQL dalam Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System, DBMS) yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan PostgreSQL merupakan perangkat lunak open source. Selain itu, PostgreSQL juga memiliki kemampuan untuk melakukan kueri secara spasial. Kemampuan PostgreSQL dalam menyimpan dan mengolah data spasial lebih unggul apabila dibandingkan dengan MySQL.
11
6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Setelah dilakukan pengujian dengan menilai kinerja perangkat keras melalui benchmark pada tahapan sebelumnya, kemudian dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan. Tujuan benchmark adalah untuk menilai kinerja dan karakteristik dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam platform sistem operasi yang sama.
Berdasarkan penilaian kinerja perangkat lunak berdasar fungsi khusus yang dilakukan dipilih ArcView sebagai perangkat lunak untuk mengolah data spasial dan Quantum GIS untuk mengambil dan mengolah data dari GPS, MapServer sebagai perangkat lunak untuk pengembangan sistem berbasis web, dan PostgreSQL sebagai sistem manajemen basis data. Untuk penilaian kinerja perangkat keras dengan Everest maka prosessor Intel® CoreTMDuo Processor T2250 layak digunakan untuk perangkat lunak yang dipilih.
7 Perencanaan dan Perancangan Basis Data
Perancangan basis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap konseptual, logical, dan physical. Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data.
7.1 Perancangan Konseptual Basis Data 7.1.1 Indentifikasi Jenis Data
Jenis data yang digunakan yaitu data vektor. Salah satu format data vektor yang didukung MapServer adalah shapefile sehingga semua data yang akan digunakan harus memiliki format shapefile (*.shp) untuk data spasial dan format dbaseIV (*.dbf) untuk data atribut. Format data ini dihasilkan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3.
Bentuk data vektor yang digunakan dalam SIG Fasilitas Kota Bogor ini yaitu:
• polygon, untuk wilayah kecamatan, kelurahan, dan landuse,
• line, untuk sungai dan jalan,
• point, untuk fasilitas pemerintahan, layanan umum, sentral bisnis, dan wisata.
Dapat dilihat bahwa pembuatan sistem ini membutuhkan data kecamatan, kelurahan/ desa, jalan, sungai, fasilitas (pemerintahan, layanan umum, sentral bisnis, dan wisata), dan landuse. Data tersebut menjadi entity yang memiliki tipe entitas masing-masing dan saling berhubungan. Dalam basis data spasial setiap entity dilengkapi dengan keterangan bentuk data spasial (point, line, polygon).
12 Hasil perancangan konseptual digambarkan
dalam Entity Relationship Diagram pada Lampiran 5. Notasi yang digunakan pada diagram tersebut merujuk pada [Buffalo] (2004).
7.2 Perancangan Logical Basis Data
Perancangan logikal basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan antartabel, dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel basis data dirancang sesuai dengan kebutuhan sistem. Daftar tabel basis data dapat dilihat pada Tabel 1. Struktur basis data dapat dilihat pada Lampiran 7.
Layer yang terbentuk dari hasil organisasi data yaitu:
1 kecamatan, berisi atribut nama, dan luas (m2) kecamatan di Kota Bogor,
2 kelurahan, berisi atribut nama, luas (m2), dan keliling (m) kelurahan di Kota Bogor, 3 namakelurahan, berisi atribut nama
kelurahan di Kota Bogor,
4 namakec, berisi atribut nama kecamatan di Kota Bogor,
5 jalan, berisi atribut jenis dan nama jalan, 6 sungai berisi atribut jenis dan nama sungai, 7 landuse, berisi atribut penggunaan lahan
Kota Bogor.
8 pemerintahan 1, berisi atribut koordinat, jenis, dan nama fasilitas pemerintahan berdasarkan pengambilan data dengan GPS, 9 pemerintahan 2, berisi atribut jenis, dan
nama fasilitas pemerintahan berdasarkan data Bakosurtanal,
10 pemerintahan 3, berisi atribut nama fasilitas pemerintahan dan kategorinya berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
11 layanan umum 1, berisi atribut koordinat, jenis, dan nama fasilitas layanan umum berdasarkan pengambilan data dengan GPS, 12 layanan umum 2, berisi atribut jenis, dan
nama fasilitas layanan umum berdasarkan data Bakosurtanal,
13 layanan umum 3, berisi atribut kategori dan nama fasilitas layanan umum berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
14 sentral bisnis 1, berisi atribut koordinat, jenis, dan nama fasilitas sentral bisnis berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
15 sentral bisnis 2, berisi atribut jenis, dan nama fasilitas sentral bisnis berdasarkan data Bakosurtanal,
16 sentral bisnis 3, berisi atribut kategori, dan nama fasilitas sentral bisnis berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
17 wisata1, berisi atribut koordinat, jenis, dan nama fasilitas wisata berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
18 wisata2, berisi atribut kategori, dan nama fasilitas wisata berdasarkan pengambilan data dengan GPS,
7.3 Perancangan Physical Basis Data
Perancangan physical dilakukan dengan menentukan tipe data dari tiap data atribut dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam shapefile yang memiliki tiga format file turunan yaitu *.shp, *.shx, *.dbf. Desain physical berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 8.
8 Pembangunan Basis Data
Proses pembangunan basis data terdiri atas pengumpulan data spasial, pengolahan data, pengelompokan dan seleksi data, penambahan informasi, klasifikasi, konversi data shapefile ke dalam bentuk PostGIS, dan membuat database baru dalam PostgreSQL. Data spasial yang terkumpul untuk pengembangan sistem memiliki format vektor.
8.1. Pengolahan Data
8.1.1 Pengolahan Data pada Quantum GIS
Data primer melalui pengambilan langsung menggunakan GPS yang berupa way point mempunyai format data awal (*.wp). File tersebut berisi simbol dan nama fasilitas. Data atribut dipanggil menggunakan perangkat lunak Quantum GIS, dengan menu: Plugins – Gps – Gps Tools – Download from Gps sehingga terbentuk data spasial berbentuk point (*.gpx). Langkah selanjutnya adalah me-load data (*.gpx) yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya dengan menu: Plugins – Gps – Gps Tools – Load GPX file (pilih Feature types Waypoints saja). Kemudian konversi point (*.gpx) menjadi shapefile (*.shp) dari menu: Layer – Save as Shapefile. Data spasial yang diperoleh
13 dari BAKOSURTANAL sudah dalam
format shapefile sehingga tidak perlu dikonversi.
8.1.2 Pengolahan Data pada ArcView
Setelah data primer yang berasal dari pengambilan GPS sudah dalam bentuk shapefile, maka yang perlu dilakukan pada data tersebut adalah membenahi field tabel nama-nama fasilitas yang tersimpan sebelumnya, hal ini berkaitan dengan kemampuan GPS dalam menyimpan karakter nama suatu point terbatas hanya sepuluh karakter saja, lalu dilanjutkan dengan penambahan informasi dengan cara menambahkan field kategori.
Selanjutnya data point-point tersebut dipisahkan menjadi shapefile baru berdasarkan jenis kategorinya (termasuk ke dalam kategori pemerintahan, layanan umum, sentral bisnis, atau wisata). Sehingga terbentuk empat buah shapefile baru dengan nama pemerintahan3.shp, layananumum3.shp, bisnis3.shp, dan wisata2.shp.
Data-data mengenai fasilitas yang ada diklasifikasikan sebagai berikut:
1 pemerintahan diklasifikasikan menjadi kantor walikota, kantor camat, kantor lurah, kantor desa, kantor polisi, kantor/gedung, dan balai penelitian,
2 layanan umum diklasifikasikan menjadi mesjid, gereja, balai pertemuan, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, universitas, bimbingan belajar, rumah sakit, puskesmas /klinik dokter, apotek, terminal/ stasiun, lembaga kesehatan lain, kantor pos, SPBU, customer service, dan pemakaman, 3 sentral bisnis diklasifikasikan menjadi bank,
pasar tradisional, mall, outlet, industri, pegadaian, salon, bengkel, asuransi, factory outlet, studio foto, studio musik, dan residence,
4 wisata diklasifikasikan menjadi penginapan, biro perjalanan, wisata kota, wisata sejarah, wisata kuliner, sport, museum, dan theater.
Penyimpanan data fasilitas-fasilitas tersebut dilakukan terpisah dengan tujuan memudahkan jika terjadi penambahan data.
8.2 Konversi Data
Tahapan selanjutnya adalah memasukkan data shapefile ke database dengan melakukan
konversi data shapefile ke basis data yang dipakai untuk pengembangan SIG, yaitu PostgreSQL terlebih dahulu. PostgreSQL bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial. Konversi data shapefile ke dalam PostGIS dilakukan dengan mengimport data. Sebelum dilakukan koversi data dari format shapefile menjadi format PostGIS, copy-kan dulu semua data yang akan digunakan ke direktori
C:\Program Files\PostgreSQL\8.2\bin
Syntax yang diketikkan pada Command Prompt PostgreSQL seperti berikut: shp2pgsql [shapefile] [tablename] > [file name *.sql].
8.3 Pembangunan Basis Data pada PostgreSQL
Pembangunan basis data pada PostgreSQL diawali dengan membuat database kosong yang baru di PostgreSQL. Untuk proses pembuatan database di PostgreSQL dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Pembangunan basis data di PostgreSQL.
Untuk memasukkan tabel-tabel ke dalam database baru tersebut, data yang digunakan adalah data hasil konversi tipe data shapefile (*.shp) ke dalam bentuk tipe data PostgreSQL (*.sql) yang telah dilakukan pada tahapan konversi data, dengan cara mengeksekusi perintah ini pada SQL terminal monitor:
psql –d [target_database] –U [target_user_owner_database] –f [filename *.sql]
14 Password for user
[owner_database] :
Ketikkan password user_owner_database yang diminta.
Setelah data spasial dimasukkan ke dalam basis data postgreSQL langkah selanjutnya adalah memberikan gix index pada masing-masing tabel. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses query. Untuk itu diperlukan suatu kolom yang unique pada suatu tabel geometri. Kemudian lakukan vacuum analyze untuk meng-update statistik geometri. Eksekusi perintah ini di menu SQL queries atau di Command Prompt PostgreSQL:
CREATE INDEX [tbl_name]_gist_index ON [tbl_name] USING GIST (the_geom GIST_GEOMETRY_OPS);
VACUUM ANALYZE [tbl_name] (the_geom) ;
Kemudian dilanjutkan dengan membuat gid index pada masing-masing tabel.
CREATE INDEX [tbl_name]_gid ON [tbl_name] (gid);
Langkah CREATE INDEX GIST,
VACUUM ANALYZE, dan CREATE INDEX GID tidak harus berurutan seperti yang dijelaskan di atas. Urutan pelaksanaannya tidak berpengaruh terhadap hasil keluarannya.
9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem
9.1 Arsitektur Sistem
Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architecture yaitu data tier, logic tier dan presentation tier. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 9. Diagram hierarki Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10.
Pada Three Tier Architecture, Arsitektur paling bawah adalah server basis data itu sendiri (data tier). Pada lapisan ini terjadi konversi data dari data shapefile ke dalam PostGIS. Agar data pada DBMS PostgreSQL dapat ditampilkan pada aplikasi MapServer, maka perlu dibuatkan mapfile (*.map) yang menyimpan konfigurasi untuk menampilkan data tersebut. Hasil konfigurasi mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis.
Pada MapServer terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga MapServer dapat menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Gambar ditempatkan pada sebuah file dengan bentuk HTML. Proses dari tampilan MapServer, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi antara client dan server terjadi pada lapisan logic tier.
Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan sebuah permintaan ke web server.
Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru.
Gambar 9 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture.
9.2 Perancangan Antarmuka
9.2.1 Antarmuka halaman utama
Antarmuka halaman utama SIG Fasilitas Kota Bogor terdiri atas beberapa bagian, yaitu header , menu, form login, navigasi, counter pengunjung, sekilas bogor, satuan kawasan wisata, berita, event, iklan, dan footer. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama dapat dilihat pada Gambar 10.
Web Server (Apache) Pmapper Mapserver PostgreSQL PostGIS Presentation Tier Menampilkan
halaman web Web Browser
Logic Tier
Menangani komunikasi antara pengguna yang mengakses web
browser
Aplikasi untuk menampilkan data spasial (peta) di web Konfigurasi hasil mapfile untuk pemunculan peta dan menu navigasi
Konfigurasi untuk pembuatan dan perancangan mapfile
Konversi dari format shapefile ke format tiff
ArcView
Shapefile
Aplikasi untuk membuat dan mengolah data shapefile dikonversi
15 Gambar 10 Antarmuka halaman utama.
9.2.2 Antarmuka halaman peta
Antarmuka halaman peta terdiri dari 8 bagian yaitu header, search, tools, peta, navigasi, skala, layer dan legenda serta referensi. Pengguna dapat melakukan pemilihan layer dan informasi terkait pada bagian layer-legenda. Legenda berisi keterangan atau simbol dari peta. Pengguna dapat melakukan proses pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan print peta. Bagian referensi berupa tampilan peta dasar. Tampilan perancangan antarmuka halaman utama digambarkan pada Gambar 11.
Gambar 11 Antarmuka halaman peta.
10 Pengembangan Sistem
Komponen penting yang akan digunakan pada tahapan pengembangan ini adalah paket MapServer (MS4W) 2.3.1 yang dapat diunduh di www.maptools.org. Setelah berhasil men-download paket ms4w yang dikehendaki ekstraksi isinya ke direktori C:\ seperti pada Gambar 12. Kemudian eksekusi
apache-install.bat untuk menginstal service Apache. Apabila service sudah berjalan, maka akan terlihat proses httpd.exe pada jendela Task Manager Windows. Dapat dilihat dengan membuka http://localhost pada web browser.
Gambar 12 Struktur paket MS4W. Penambahan aplikasi baru ke dalam paket tersebut diletakkan di C:\ms4w\apps dalam satu folder baru, dan diperlukan konfigurasi ulang pada beberapa file di direktori C:\ms4w\apps\...\config, seperti file config.ini, php_config.php dan mapfile-nya, serta penambahan file pada C:\ms4w\Apache\htdocs dan C:\ms4w\httpd.d.
Setelah MapServer terinstal dan dapat menjalankan semua fiturnya dengan baik, dan semua data yang diperlukan dalam pengembangan sistem sudah lengkap, serta kebutuhan desain antarmuka sistem telah selesai, maka tahap penggabungan sistem dapat segera dilakukan. Halaman utama sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 13.
Menu-menu yang tersedia di dalam sistem ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung dan melengkapi fasilitas SIG yang ada di dalamnya. Di bagian atas ada menu-menu utama yang terdiri atas Home, Buku Tamu, Galeri, Kontak Kami dan Search. Halaman awal pada sistem ini adalah halaman Home yang berisi tentang Sekilas Bogor sebagai pembuka dan Berita.
Di sebelah kiri ada form login untuk administrator, menu navigasi, dan catatan kunjungan. Di sebelah kanan ada menu Info Event yang memuat event-event yang sedang atau akan diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bogor, dan ada Iklan Baris yang ditujukan bagi masyarakat umum yg berminat untuk mempromosikan usahanya. Fasilitas SIG sendiri
16 dapat di akses melalui submenu Peta Fasilitas
pada menu Navigasi atau melalui gambar peta di halaman Home.
Submenu Sekilas Bogor terdiri atas Sejarah Pemerintahan, Visi dan Misi, Lambang Kota Bogor, Potret Bogor Tempo Dulu, dan Potret
Bogor Masa Kini. Submenu Khas Daerah terdiri atas Produk Khas, Cinderamata, Makanan Khas, dan Seni Tradisional. Submenu Fasilitas Pemerintah berisi tentang fasilitas-fasilitas yang dikategorikan ke dalam fasilitas pemerintahan, seperti kantor/gedung pemerintah, kantor walikota, kantor camat dan balai penelitian.
Gambar 13 Halaman utama sistem. Fasilitas Umum berisi tentang
fasilitas-fasilitas yang dikategorikan ke dalam fasilitas-fasilitas layanan umum, seperti masjid, gereja, wihara, SPBU, makam, sekolah-sekolah, balai pertemuan, terminal, dan layanan kesehatan. Fasilitas Sentral Bisnis berisi tentang fasilitas-fasilitas yang dikategorikan ke dalam fasilitas-fasilitas sentral bisnis, seperti bank, pasar, mall, outlet, salon, asuransi, studio musik, dan studio foto. Fasilitas Wisata berisi tentang fasilitas-fasilitas yang dikategorikan ke dalam fasilitas wisata, seperti penginapan, biro perjalanan, wisata kota, wisata kuliner, wisata sejarah, dan theater.
Produsen Produk Khas memuat informasi mengenai produsen produk khas yang ada di Kota Bogor. Untuk menampilkan antarmuka halaman peta, data-data yang digunakan dikonversi dahulu ke format mapfile.
Struktur umum sebuah mapfile dapat dilihat pada Gambar 14. Mapfile secara umum terdiri atas pendefinisian objek map yang umumnya berisi tentang extension peta, size, dan lain-lain, pendefinisian objek layer, pendefinisian objek class, pendefinisian objek style, dan pendefinisian objek label.
Gambar 14 Struktur umum mapfile (Kropla 2005).
Salah satu contoh pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe data polygon pada sistem yang terintegrasi dengan database dapat dilihat pada Gambar 15.
MAP … LAYER … CLASS … STYLE …
END #AKHIR DEFINISI OBJEK STYLE
…
LABEL …
END #AKHIR DEFINISI OBJEK LABEL
…
END #AKHIR DEFINISI OBJEK CLASS
…
END #AKHIR DEFINISI OBJEK LAYER
…
ter se lay da da sc CO de pa ya me me CL sis CL de tid CL de da sy da me vi Un da RE ma me di tid pe de RE Gambar 15 Pendefinisia rintegrasi d dikit berbeda yer pada siste atabase yang ata shapefile-n ript CONNEC ONNECTION engan databas ada penulisan ang tak ka empengaruhi enerjemahkan LASSITEM stem yang LASSITEM engan huruf ke dak terint LASSITEM engan huruf b alam mapfile ystem yang tid
apat dilihat pad Perbedaan y enimbulkan sualisasi yan ntuk sistem atabase, ap ESULT_FIEL aka Map emvisualisasik sampaikan ke dak berhasil engguna. Untu engan databa ESULT_FIEL Pendefinisian terintegrasi d an objek layer engan datab a dengan pe m yang tidak datanya di-l nya. Selain te CTIONTYPE pada sistem se, perbedaan script DATA alah penting MapS nnya ada dan RESU terintegrasi dan RESUL ecil, sedangka tegrasi de dan RESUL besar. Pendef dengan tipe dak terintegra da Gambar 16 yang sederhan permasalaha ng dilakukan m yang ter pabila CLA LD ditulis de pServer kannya ke w epada penggu l muncul d uk sistem yan se, apabila C LD ditulis d n objek layer y database. r pada sistem base Postgr endefinisian terintegrasi d load langsung rdapat penam dan konfi m yang terint n lain juga ter A. Perbedaan gnya, dan Server alah pen ULT_FIELD, dengan data LT_FIELD d an pada sistem engan dat LT_FIELD d finisian objek data polygon asi dengan dat
6. na, namun m an dalam p oleh MapS rintegrasi d ASSITEM engan huruf tidak m web browser una, sehingga di web br ng tidak terint CLASSITEM dengan huruf yang m yang reSQL objek dengan g dari mbahan igurasi tegrasi rdapat n lain dapat dalam nulisan pada abase, ditulis m yang tabase ditulis k layer n pada tabase mampu proses Server. dengan dan besar, mampu untuk a peta rowser tegrasi dan kecil, tid m un un be m ko G ha s. G se 1 la da ke si in na m dak terjadi memvisualisasi ntuk ditampi ntuk fitur erjalan den memunculkan Q osong. Gambar 16 Antarmuka Gambar 18. Penjelasan alaman peta d Lampiran 2 Pada hala Geografis Fa embilan kateg Kategori Pe Kategori in ayer keluraha an nama kec ecamatan m mbol berbent ni bisa dilihat ama kelura menggunakan l Gamb masalah ikan kode-ko lkan kepada Identify( gan baik. Query Results Pendefinisian tidak terinteg halaman peta mengenai b dapat dilihat 0. aman peta asilitas Kota
gori layer, yai eta Administra ni terdiri atas an, kecamatan camatan. Lay menggunakan tuk polygon. L t pada Gamb han dan legenda denga bar 17 Legend saat Map ode dalam m pengguna, n ) tidak Identify s dengan tabe n objek layer grasi database a dapat diliha bagian-bagian pada Lampir Sistem Info a Bogor te itu: asi empat layer n, nama kelu yer keluraha legenda d Legenda untuk ar 17. Untuk nama keca an simbol poin da tipe polygon 17 Server mapfile namun dapat hanya el-tabel yang e. at pada pada ran 11 formasi erdapat yakni urahan, n dan dengan k jenis k layer amatan nt. n
18 Gambar 18 Halaman peta.
2 Kategori Landuse
Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer landuse. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk polygon.
3 Kategori Sungai
Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer sungai. Sungai terdiri atas tiga jenis, yaitu sungai satu garis, sungai dua garis, dan garis tepi perairan alam. Ketiga jenis sungai ini disimpan dalam satu layer karena sungai saling berhubungan. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk garis dengan warna biru.
4 Kategori Bangunan
Kategori ini terdiri atas satu layer yakni layer bangunan. Layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point.
5 Kategori Fasilitas Pemerintahan
Kategori ini terdiri atas tiga layer yakni layer pemerintahan 1, pemerintahan 2, dan pemerintahan 3. Layer- layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point.
6 Kategori Fasilitas Layanan Umum
Kategori ini terdiri atas tigas layer yakni layer layanan umum 1, layanan umum 2, dan layanan umum 3. Layer- layer pada kategori ini
menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point.
7 Kategori Fasilitas Sentral Bisnis
Kategori ini terdiri atas tiga layer yakni layer sentral bisnis 1, sentral bisnis 2, dan sentral bisnis 3. Layer- layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point.
8 Kategori Fasilitas Wisata
Kategori ini terdiri atas dua layer yakni layer lokasi wisata 1 dan lokasi wisata 2. Layer- layer pada kategori ini menggunakan legenda dengan simbol berbentuk point.
Untuk mengetahui simbol-simbol legenda yang digunakan untuk menunjukkan lokasi-lokasi yang berbentuk point pada layer dapat dilihat pada Lampiran 21.
11 Pengujian Sistem
Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer 6, Mozilla Firefox 3.0 dan Safari 4. Administrator dan pengguna umum dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan dengan hak akses dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data, hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam sistem ini dikarenakan
19 batasan sistem. Untuk melakukan pengolahan
dan pengeditan data spasial menggunakan perangkat ArcView.
Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black-box. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada dalam sistem berjalan dengan baik serta memeriksa terjadinya error pada saat sistem digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem. Hasil pengujian yang didapat dari serangkaian pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa sistem berhasil menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Hasil pengujian selengkapanya dapat dilihat pada Lampiran 22.
12 Penggunaan dan Perawatan Basis Data
Prosedur penggunaan sistem dibuat berdasarkan interaksi pengguna dengan sistem. Pada prosedur tersebut dijelaskan bagaimana interaksi antara pengguna dengan setiap halaman yang ada pada sistem. Prosedur tersebut didokumentasikan dalam bentuk tulisan ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor berhasil dikembangkan melalui serangkaian tahapan pengembangan sistem. Masukan data pada sistem berupa data spasial dan data atribut berbentuk vektor.
Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor dikembangkan sebagai sistem yang menyediakan informasi mengenai fasilitas yang ada di Kota Bogor secara utuh, berbasi web, dinamis dan interaktif. Informasi tersebut meliputi enam kecamatan dan fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kota Bogor sehingga pengguna dapat memilih objek yang menjadi perhatian pengguna. Pengguna dapat mencari kecamatan, kelurahan atau desa, jalan, sungai, fasilitas pemerintahan, layanan umum, sentral bisnis, dan wisata.
Dikatakan dinamis karena dalam penyajiannya sistem ini dibangun menggunakan framework Pmapper yang menyediakan fungsi yang besar serta multiple untuk memanipulasi peta. Fungsi manipulasi peta yang tersedia yaitu mencari suatu lokasi kelurahan, kecamatan, fasilitas pemerintahan, fasilitas layanan umum,
fasilitas sentral bisnis, dan fasilitas wisata, memperbesar dan memperkecil ukuran skala peta, melakukan cetak peta dalam bentuk PDF atau HTML, identifikasi layer secara automatis, melakukan pengukuran jarak, menambahkan objek baru dan mengambil informasi yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Sistem ini berbasis web online sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses dimanapun dan kapanpun.
Saran
Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan perangkat yang tersedia. Sistem ini melakukan pengolahan data di ArcView dan halaman peta terbatas menampilkan data saja tanpa bisa dilakukan pengolahan data oleh pengguna. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data pada halaman peta, masukan data dapat berupa data raster, dan adanya halaman administrator untuk pengolahan data pada PostgreSQL.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A. 2008. Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MAP[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Aronoff S. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa Canada: WDL Publication
Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi : Sarana Manajemen Sumberdaya, Bogor: IPB.
[Buffalo]. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide.http://www.geog.buffalo.edu/ncgia/sa ra/index.html, volumei.pdf dan volumeiii.pdf. [12 Januari 2009].
Burrough P.1986. Principle of Geographical Information System for Land Resources Assesment. Claredon Press : Oxford.
Harmon JE, Anderson SJ. 2003. Design and Implementation of Geographic Information Systems. New Jersey:John Wiley and Sons. Kang TC. 2002. Introduction to Geographic
Information System. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.