• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGA,.1\j 1I.NTARA BERAT l,i,hlr DENGAN KEMATlAlii AllAK BABl SELlIMA MASA KRlTlS KARYA ILNIAH. oleh ARNOLD PAR LIN DUNGAN SINURAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGA,.1\j 1I.NTARA BERAT l,i,hlr DENGAN KEMATlAlii AllAK BABl SELlIMA MASA KRlTlS KARYA ILNIAH. oleh ARNOLD PAR LIN DUNGAN SINURAT"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

J,:' I ; "

S2:~

il.

o

HUBUNGA,.1\j 1I.NTARA BERAT

l,i,HlR

DENGAN

KEMATlAlii AllAK BABl SELlIMA MASA KRlTlS

KARYA ILNIAH

oleh

ARNOLD PAR LIN DUNGAN SINURAT

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGaR

(2)

Kupersembahkan buat : Ayah dan Nama tercinta.

(3)

HUBUNGAN ANThRA BERhT LAHIR DENGAN KEMATIAN ANAK BABI SELAliA JVIASA KRITIS

KARYA ILMIAH

oleh

ARNOLD PARLIN DUNGAN SINURAT

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Penasehat Utama : Dr. D.T.H. Sihombing Dosen

Ilrm Produksi Ternak Babi

FAKULTAS PETERNAKAi'.J INSTITUT PERTMfIp~ BOGOR

(4)

HUBUNG1Il~ ANTARA BERAT LAHIR DENGliN KEMATIAN ANAK BABI SEUU1A MASA KRITIS

KARYA I~IAH

oleh

ARNOLD }'jJ.RLINDillTGAl~ SINURAT

Diperiksa dan disetujui oleh :

II~//

/(fJ2

.

d-4.'y ;',

,-,6rM/?-~

__

Dr. D.T.H. Sihombing Penasehat Utama Ir. P.H. Siagian penasehat anggota

(5)

HUBUNGAN ANTARA BERAT L1i.HIR DENGAN

KEMATIAN ANAK BABI SELL1.MA MASA KRITIS

KARYA ILMIAH

Karya Ilmiah ini te1ah disidangkan dihadapan suatu kamisi ujian lisan pada tangga1 29 Maret

1979.

Dekan Faku1tas Peternakan Institut Pertanian Bogar

(6)

HUBU:::1G",N _·,J~TARA BERAT LAHIR DENGAN KEMATI1Jlf iJ'UcK BABI SELi!.l\'lic MJiSA KRITIS

Suatu penelitian telah dilakukan dengan rnengadakan "case study" di perusahaan peternakan babi P.T. Natalia Indah - ~~edan, selawo 1 bulan, mulai tanggal 3 Januari 1979 sarnpai dengan tanggal 4 Pebruari 1979.

Tujuan penelitian ini a@alah untuk mengetahui sarnpai seberapa jauh hubungan antara berat lahir anak babi (ee-bagai ukuran vigori tas) demgan kematian anak babi selama masa kri ti s.

Selama penelitian ini, telah diamati 16 ekor induk babi beranak jenis DL (Danish Landrace) yang melahirkan 150 ekor anak total. Vari9bel yang diamati adalah jumlah anak babi yang lahir per induk ("litter size"), berat lahir anak setiap anak lohir dan kematian anak setiap harL Untuk mengetahui berat lahir anak babi yang akan diamati dilakukan penimbangan dan selanjutnya dilakukan pembuatan nomor untuk melihat kemation anak babi tersebut.

peneli tian ini menunjuklwn bahwa jumlah kemotian anak babi selamn s&rning£;u port:cmo 36,7 J; dari jumloh anak yang dilahirkan dC:,L 80 ;~ d cu' 2. C)OdZ1l1Y3 mati selama 3 hari

pertarna. Jumlah k8L,ntian dan ju.mlah anak lahir antara jantan dan betina tidok menunjukkan perbedaan yang nyata. Tetapi berat lahir anak babi yang jantan berbeda sangat nyata (1'; 0,01) dengan berat 18hir anak b3bi betina, di-rnana anak babi jant3n mempunycli berat lahir yang lebih besar. Jurnlah kematian 2nok babi selarna serninggu pertarna ternyata rnempunyai hubungan yang erat dengan berat lahir-nya. Berdasarkan analisa statistik, dikatakan hubungan antar3 berat lahir dengan jurnlah kematian anak babi ber-beda nyata (p, 0,05), diman8. ~ll1ak babi y:mg mernpunyai berat lahir yang rendah, mempunyai kesempatan hidup yang yang lebih singkat dan sebaliknya anak babi yang lahir-nya lebih berat, rnernpulahir-nyai kesempatan hidup yang lebih lama.

(7)

Ki.TA PENGANTAR

Fuji dan syukur penulis naikkan kepada Tuhan yang maha Pengasih dan Penyayang, sebab karen a Dialah penulis dapat menyelesaikan praktek dan penulisan karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan kepada bapak Dr. D.T.H. Sihombing, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan bantuan kepC'(1'C ponulis dalam menyelesailwn ImryCl i.lr,liah ini. Ucapan yang sama

juga disampaikan kopada bap~k lr. P.B. Siagian sebagai penasehat angzota dalClm ponul.isan karya ilmiah ini.

Kepada bapak Drs. M. SiahaBn dan keluarga, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala pelayanan yang di berikcm kep8da penuli s selama lllelakukan praktek di perusahaan peternakan P.T. Natalia Indah dan atas do-rongan moril serta bantuan lllateril yang diberikan kepada penulis. Juga kepada sernua lwryawan P. T. Natalia Indah, penulis menguc8pkEm terillla kasih atas segala bantuan y8ng diberikan selama melakukan praktek penelitian ini di pe-rusahaan tersebut.

Kepada bapak Dekan beserta semua staf pengajar Fa-kultas peternakCll1 IEB, penulis rnengucapkan terima kasih 8tas segala billlbiuG~nnya selC'~c penulis belajar di 7~

kultlCls terselmt.

(8)

adik-iv

adik dan ke1uarga 1ainnya, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas seg81a b8ntuan dan doa restu yang me-nyertai penu1is se1ama be1ajar di Bogor.

penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman dan kepade semU8 pih2k yang membantu da1am penye1esai8n kary~ ilriah iui.

Akhirnya k~lrycl ihliah ini penulis persembahkan buat ayah dan mama tercinta yang se1a1u memberi doronean, na-sihat serta tidak pernah 1upa berdoa buat putranya. Dan yang dengan susah payah te1ah berusaha untuk membiayai

hidup penu1is se1am8 be1ajar di BOGor.

Kiranya Tuhan maha pengasih memberi berkat yang me-1impah kepada semua orang yang berbaik hati membantu pe-nu1is da1am menyelesaikan karya i1miah ini.

Bogor, Maret 1979 penu1is

(9)

DAFTAR lSI

Halaman KATA PENGANTAR

...

i i i

DAFTAR lSI

...

v

DAFTAR TABEL

...

vi

DAFTAR ILUSTRASI

...

"

...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ... V l l l

PENDAHULUAN . . . I . . . "

TINJAUAN PUS TAKA

...

MATERI DAN METODA PENELITIAN

...

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Jumlah Kematian Anak Babi Selama Seminggu Pertama

...

Pengaruh Sex Terhadap Jumlah

Kematian,

1

3

9

12

12

Berat Lahir dan Jumlah Kelah1ran •••....• 16

Hubungan Antara Berat Lahir dengan

Jumlah Kelahiran ...••..• , . . . 17

Hubungan Antara Berat Lahir dengan

Jumlah Kematian

.

.

.

.

. . . .

..

. .

.

. .

,

.

.

.

.

..

.

. . .

.. 18

Beberapa Alasan tentang Adanya Hubungan

Antara Berat Lahir dengan Jumlah Kematian 22 Kemungkinan Peningkatan Berat

Lahir

Anak Babi .. . . .. . .. . . . • • • • • • . . .. . . .. . . 23

KESIMPULAN

...

27

DAFTAR PUS TAKA .. , ... " • • • • • • • • • • • 29

LAMPIRAN ••.•...•••...•..•••..•••• • • . . . . • • • • 32

(10)

TABEL

DAFTAR TABEL

Ha1aman

1. Hasi1 Pengamatan Terhadap Berat Lahir

dan Kematian Se1ama Seminggu Pertama •••• 12 2. Jum1ah Kematian, Persentase Kematian

dan Berat Lahir Rata-rata Anak Babi

Se1ama Seminggu Pertama ••••••••.•.••.•.. 13

3. Jum1ah Ke1ahiran, Berat Lahir, Jum1ah dan Persentase Kematian Berdasarkan Sex ••••• 16

4.

Jum1ah dan Persentase Anak Lahir

Ber-dasarkan Ke1as Berat Lahir ••••••.••••••• 17

5. Jum1ah dan Persentase Anak Mati

Berda-sarkan Ke1as Berat Lahir ••••••.••••..••. 20

(11)

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi

1. Diagram dari Faktor-faktor dan Mekanis-me yang Mempengaruhi Perkembangan

Pre-Hal am an

natal dan Berat Lahir .•...•... 7

2. Kode Pemberian Nomor Telinga Anak Babi •. 10

3. Grafik Berat Lahir Anak Babi yang Mati dan Histogram Jumlah Kematian Setiap Hari

"

Selama Minggu Pertama • • • . . . • • . . • . . . . 15

4. Grafik Hubungan Antara Beraj Lahir dengan

Persentase Jumlah Kelahiran ••••••••••••• 18 5. Grafik Hubungan Antara Berat Lahir dengan

Persentase Kematian Anak Babi Selama

Seminggu Pertama . . . ,... 21

(12)

DAFTAR LANPIRAN

Lamp;l,ran Hal am an

1. Perhitungan Koefisien Regresi

. .

.

. .

.

. . .

.

.

2. Perhitungan Koefisien Korelasi •••••••••• 3. Daftar Sidik Ragam Persentase Kematian

Anak Babi Menurut Berat Lahir Selama

32 33

Seminggu Pertama . . . 34

(13)

PENDAHULUAN

Ternak b,abi terken::tl sebag3i. ternak y3ng sang3t prolifik dibandinckan dengan tern3k lain. Sif3t proli-fik yang tinggi ,ini merup::tkan salah satu keuntungan da-lam memeliharD tcnl'~k oC".bL HC:l'JUll sifat ini menjadi

ti-dak menguntungk~\l1 tila ~ll1ak yang dilahirkan banyak te:rr:-sebut juga banyak yc:ng mati. Karena keuntungan hanyalah diperoleh bila dari anak yang lahir tersebut banyak yang dapat hidup sampai disapih dan mencapai berat pasar. Krider dan Carrol (1971) menyatakan bahwa pemeliharaan induk baru menguntungkan hila induk tersebut dapat meng-hasillcan anak sediki tn:ra 6 ekor hingga mencapai berat pasar tiap periode beranak.

Anak babi yang baru lahir merupalcan mahluk yang sa-ngat lemah dan pelw terhadap penyaki t serta "stress"

lingkung:m, terut8J'J13 selama m3sa kri tis. Oleh karena i tu peternak bie-sanya meng8dakan perlakuan khusus untuk me-lindungi ['mak b8Di, :'12::cr tcrhind3r dari kem3ti3n.

Kemampuan tm~'k bati untuk dapat hidup tid3k sama antara yang S3tU dGnC211 yanc lain. Jenak babi d3pat hidup bila mempunyai keku8t3n 3t3u daya tahan menghadapi

pe-nyaki t dan "stress" lingkungan yang terjadi. Ketahanan hidup anak b3bi se13ma s(.ill]inggu pertama sangat tergan-tung dari kekuatan anak babi pada saat dilahirkan. Ka-rena selam3 w3ktu ini 3nak babi masih belum banyak

(14)

mem-2

peroleh kekuatan tambahan kecuali dari susu induknya. Kekuatan atau vigoritas anak babi yang dibawa se-jak lahir, sulit diukur secara pasti dan tepat. Tatapi dengan mengukur besar anak atau berat lahir anak babi, kelmatan anak babi dapat diperkirakan. Yai tu anak 'babi yang mempunyai berat lohir besar mempunyai vigoritas yang tinggi dan anak babi yang kecil pada saat lahir, mempunyai vigoritas yang rendah.

Penelitian ini berm~ksud untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan an-tc-,ro berat lahir anak babi (se-bagai ukuran vigoritas) dengan kematian anak babi sela-rna masa kritis. Hasa kritis pada penelitian ini diambil hingga anak babi berumur seminggu, dengan pertimbangan seperti yang t81ah dikemukakan bahwa anak babi selama masa ini belum banyak memperoleh kekuatan tambahan, mi-salnya dari makanan.

Kegunaan penelitian ini ialah untuk mengetahui apa-kah berat lahir dapat digunakan sebagai parameter untuk mengukur vigoritas. Selain itu bila ternyata bahwa

ke-tahanan hidup dipengaruhi oleh berat lahir, akan dapat diambil tindakan untuk mengurangi jumlah kematian anak terutama seloma masa kritis dengan cara menguoahakan agar anal{ be, bi r""rnpunyai be:cat lahir yang b0ssr. ~-;al ini sangat Grat huhlcn_:-;nr:'Y8 u8ncal1 perkemtcmgan fetus dalam uterus se18m8 maS8 k8buntinc;an.

(15)

TINJ LUAir PUSTAKil

Kemamputlll anD': -DC,LJi klru loh.ir untuk hidup, teru-tama dalam keadaan lingkunban yang kurang menguntungkan adalah sangat pentinG dalam perusahaan neternakan bab.i , , .t'

agar dapat menguntungkan. BeberDpa faktor sepert.i tem-peratur l.inc;kungan, bebas dar.i penyak.it .infeks.i, cara pember.ian makanan yang teratur dan tatalaksana ;:'.dalah hal yang terutama dan pent.ing agar anak bab.i tersebut tahan h.idup dan lama h.idup berproduks.inya atau "longe-v.ity"nya panjang. Sedangkan pengaruh s.ifat menurun t.i-dak beg.itu kel.ihatan (Kr.ider dan Carrol,

1971).

Pond dan Maner

(1974)

mengemukokan bahwa anak bab.i yang baru lah.ir tentu belum rna tanG: f.is.iolog.is tubuhnya dan sangat pent.ing untuk mem.indahkannya segera setelah lah.ir dan memberi purlunck~)~L cGar h.idup leb.ih ba.ik. Sel::mjutnya cUkemukakan bcrdrJs::lrk::m pengallwtan Vestal d.i Amer.ika Ser.ikat, adD hubunGan yang erat antara berat lah.ir dengan ketohanan h.idup anak babL Has.il pengama-tan tersebut .ialah, anak bab.i yang mempunya.i be rat la-hir

1,1

h.ingga

1,35

kg k.ira-k.ira

75

%

dapat h.idup h.ing-ga disap.ih. Sedangkan yang mempunyai berat lah.ir

0,57

kg atau leb.ih kecil, kurang dar.i 2

%

yang dapat hidup hingga d.isap.ih.

Hartsock

(1974)

menel.it.i bahwa berat lah.ir anak bab.i berhubungan dent,;on kematian anak babL Smith

(1937)

(16)

4

mengatakan b81.1wa :m?k ba hi yang terbanyak clari setiap

kelahiran adalah kecil-kecil clan yang terkecil adalah yang terlemah. Dari data yang dilmmpulkan oleh Russel disimpulkan oleh Smith bahwa berat kelahiran berhubung-an dengberhubung-an persentnse mati lahir dberhubung-an persentase penyapi-han pacla nnak babi.

Anderson

(1957)

menc;emukakan bahwa anak babi yang mempunyai berat badan besar pada sa at lahir mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk dapat hidup. Selanjut-nya dikemuk?,kan [,211\'18 k..:om2tpi[:n :In::lk b81)i yang terbaSelanjut-nyak

terjacli selama tigs hari perta;nn s8telah lahir.

Henurut Smith

(1937)

dan j,nclerson

(1963),

berat ra-ta-rnta nnak babi pad? saat lahir kira-kira

2,5

pound atau

1,13

kg dan menurut Pond clan Haner

(1974)

berat la-hir babi peliharaan kira-kirn 1,2 kg. Sel::mjutnya Pon,cl

et a1.

(1960)

menyatakan bahwD rata-rata berat lahir anak babi sangat nyata dipent:;aruhi oleh bangsa babi. He-nurut Smith

(1937),

berat lahir tersebut bervariasi

da-lam kisaran yang luas. Perbedaan berat lahir ini clipe-ngaruhi oleh faktor jenis kelamin, umur induk, terjadi-nya perkawinan silane, jumlah anak per kelahiran, vigor

induk clan pejantan paela sant kawin elan zat makanan

se-Diperkirakan 2~

- 30

~ lari 3nak bDbi yanc clilahir-kan, tielalc mencnl,;.:.i umur eli sapih elan seki tar

80 - 90

~6

(17)

5

dari kematian tersebut terjndi ~Jac1a 3 hari atau 4 hari setelah kelahiran (rundy dnn DiGGins,

1959).

Deyoe dan Krider

(1952)

menY2takan, dari semua anak babi yang la-hir, hnnyn kira-kira

2/3

yan~ dapat dipnsarkan. Yang

lainnya n13ti sc"L-.:l"a;: ,"',iI>'lSarl::::il. Lt;l ih dari 20 96 .,~;o.ri

babi yang di18hir:cc.1l 111~t,i 11 ;' ",3 sClat lahir atau mati

se-lama 3 hari pertama.

Suatu hasil survoy juca melaporkan (Anonymous,

1966)

bahwa kematian cmak babi hingga umur 8 minggu adalah

25,9

?6,

6

%

dicmtc:rany3 mati lahir dan

15

~6 mati selama semingGu pertama. Loveday

(1966)

menyatakan bahwa kemati-an kemati-anak babi per kelahirkemati-an umumnya sekitar

20

%

dan

80

%

dari padanya mati selama minggu pertama.

Pond et a1.

(1960)

menyatakan bahwa penGaruh bangsa babi berbeda sangat nyata t~rhadap rata-rata jumlah anak per kelahiran, ra t~i-rata be rat lahir anak hic1up, jumlah anak mati lahir dan persentase r:lSti lahir. Di tambahkan bahwa s8makin lJ8rtal'1Lahnya jumlah anak per kelahiran,

jumlah aniCk y:m~ l113ti ju,;a c;vn"::"rUl1l; menine;kat. SerIang-kan Davidson

(194-9)

Tlhmyatakan bahwa ::lda penin[;katan

jumlah anak babi yanc t:\han hidup selama 6 minggu, bila jumlah anak per kelahiran sampai

12

ekor. Tetapi bila jumlah anak per kelahircm melebihi

12

ekor, laju ksmati-an lel)i11 besar dari laju pertambahksmati-an ksmati-anak lahir. Pond et al.

(1960)

mengemukakan juga bahwa rata-rata berat

(18)

6

lajlir anak l)abi yanG hidup lebill besar dari anak babi mati lahir pads semua bangss babi yang diteliti.

Lecce (1971) 1118ngadaksn percobaan untuk kemungki-nan meningkatkan daya tahan hidul) anak bahi yang cliper-kirakan alean segera mati, denc;an memeliharanya pada a-lat pemberi makan otomatis. Hasil penelitian tersebut ialah bahwa anale babi yang mempunyai berat lahir kurang dari 1.000 cram mati sebanyak 17

%

dalam waktu 36 jam pemeliharaan dan 83

%

dapat hidup. Sedanekan anak babi yanG mempunyai berat 1ahir 1ebih dari 1.000 gram tidak ada yang mati c.>:;h',~l 'dc'~du T,cl,,: sarna.

Alasan dari sel;i fisi010gis terhadap rendahnya laju ketahansn hidup dari omak bobi yang keci1, be1um dike-tahui secara pasti (Pond dan flianer, 1974). Selanjutnya dinyatakan bahwa jowatan sementara mengenoi kemungkinan sebab leematian torset'ut ialah, berhuLungan dengan ke-mampuan genetik individu melawan "stress extrauterine", penyediaan sumber zat makanan dalam placento, atau per-bedaan laju endokrin dalam lingkungan dan ketidale mata-ngan fisiologis tubuh anak babi yang baru lahir.

Hafez (1969) mengemukakan bahwa pada spesies yang mempunyai anak tanyak atau "polytocous". kenaikan

jum-lah anak per kel:Jhiran akan menurunkan 18 ju PO:C'CLL.:,. v,na11

prenat21 ind.i vi 2u 9 ,11011 k:,11."",L.8 :'~J.311Y8. yersaint~2..r.'- ':~:-J. tara

(19)

7

terhadap pertumbuhan fetus dinyc:tako.n melalui pengaruh lokal, yaitu pcncaruh fctus lain dalam to.nduk uterus yanG sanw, dan pencc:ruh umum atau "general effect", ya-i tu pengar.uh fetus laya-in da13m tanduk uterus yang berla-inan. Ho.l ini uc:jji.t ,lijG12.s1nE soperti dalam Ilustrasi 1.

Ilustrasi 1. Diagram rlari ]<'aktor-Faktor ctim Meka-nisme yang Mempengal:'uhi Perkembangan

Preno.tal clan Berat Lahir

Do.vidson (1949) menyatalwn tahwa dari hasil penga-matan ~lenzies - Kitchin, 18,1 % clari anak lahir mati

selama periocle menyusu. Disebutko.n bahwa sebab kematian terselmt adalah karena eli tindih oleh induk 48,7

%,

pe-rawatan yo.l1g kurang baik 22, 1 ~6, eliarhea 9, 1 ~b dan yaIDJg kekurangan susu 8

96,

kuranc darah dan kec1inginan 5,2

96.

(20)

8

digigi t induk 1,9 % dan kecelakaan lain 1,3 96 ~lan yang tidak diketahui penyebabnya ),7

96.

Kematian ini

ketanya-kan terje.:1i rada :)~:.>iodc ~,0r~.!8.h8ya 3 hari pert2m~;.

Anderson (1963) '",erpeu,cj?3t bahwa pemberian makan selama masa Luntinl ; Lerpencaruh pada jumlah anak per

ke-lahiran dan ketahen3Yl hidup anak babi. Juga dikatakan bahwa anak. babi yang dilahirkan mempunyai berat paling tinggi adalah yang terkuat dan mempuYlyai kemungkinan terbesar untuk tahan hidup.

(21)

MATERI DAN lYjETODJ, PENELITIAN

Untuk mcngetahui hul. ullt.ean cmtara vicori tas anak bati dengan juml~h kematinn salama masa kritis,

diada-,kan suatu 11 case stu,-~yn Ji petcrn:"'""1k.'3n u21.Ji. Data yanb

diperoleh ad:Jlah hasil pen{!amatnn lanesung di peterna-knn. "Case study" ini dilakulwn selama sebulan di peru-sahaan peternakan ba1i P.T. Natalia Indah - Medan di Kecamatan Talun Kenns, kira-kira 28 km dari Medan.

Keadaan Pemeliharaan Ternak yan~; Diamati.

Jenis ternak babi yang diamati adalah jenis DL (Da-nish Lnndrace). Peternakan babi P.T. Natalia Indah meme-lihara induk Labi sebanyak 224 ekor. Setiap induk dipe-lihnra dalem sntu petak kandcmg yanc:; berukuran 2 x 2 me-ter, yang terbuot elori (lindinG k£lyu dan lantai semen.

Induk yllng nkan bernm:k tidllk IlL mpunyai knnd£lng beranak khusus, m(;1:-;i111wn tc- t:'" dil)elihoro eli knnclang semula, jncli tiJok nJo l)(mCL.m:::nan klmsus bn(ii anak babi yang baru dilahirkon. Annk :.'a-;;i yrmg l£lhir dipel:iihara bersama-sama clencan incluk, tempa kanclanc atau kotak khusus clan pemanas tambnhnn. Hnnyn rumput kering yanG cliberikan sebngni £lIns knnclane selama + 2 minceu sejak incluk melahirkan.

(22)

10

Anak Da-bi yon!! :)aru lohir <1i J8rsihkcm mulut dan hi-dungnya dari lendir mukosa aGar uapat 1J",rnafas dengan seGera. Kemudian "umbilical cord" atau tali pusarnya di-potone hingga tinggal kira-kira 5 em dan bekas pemoto-nGan diolesi dengan yodium untuk m8ncee;ah terjadinya

in-feksi. Selanjutnya setiap anak babi Jiberi nomor kole c1engan membuat guntinGan bentuk huruf ":y" pada tel:j.nga.., nya, kecuali anak yang mati seketika atau yang saugat_ lemah keadaannya dan dikhawatirkan akan segera mati. Pemberian nomor kode yan~ dilakukan dapat dilihat

seper-ti pada Ilustrasi 2. 3 c.100 I

,

/ o 400 Kanan KirY

Ilustrasi 2. Kode Pemberian Nomor Telinga Babi.

Anak babi yang sudah diberi nomor, kemuc1ian cUtim-bang beratnya masing-masing. Selanjutnya untuk menceg~,h terjadinya anemia, setiap anak babi disuntikkan 1 ml Pigdex (100 mg Fe) setelah umur sehari.

(23)

11

Pengamatan.

Parameter yane diamati selama penelitian ini ialah l)erat lahir setiap anak lahir, jumlah anak setiap kela-hi ran atau "litter size", jenis kelamin anak lakela-hir dan kematian anak bati setiap h3ri. Berat lahir diukur de-nf,an men,.:::,.·un2Jcan timbangan can tune merek "Hanson" yang mempunyai skala dalam pound dan berkapasitas 60 pound. Data penimbanGan ini kemudian dikonversikan ke sistim metrik (g). Setiap hari mulai lahir hinega seming/-Su

se-telah lahir, diamati nomor anak babi yane mati.

Analisa Statistik.

Untuk mengetahui hubunc:an antara berat lahir den8an jumlah kematian selama penelitian ini, diadakan analisa statistik dengan men/-Sgunakan persamaan recressi linear (Steel dan Torrie, 1960). Bentuk umum persamaan terse-but adalah

Y

=

bo + blX

Y

=

Persentase kematian anak babi selama seminc:cu pertama.

X

=

Berat lahir anak baLi dalam eram. bo

=

Suatu konstsnta.

tl = Koefisi0ll recr6ssi.

Un±uk menc:etahui kbbratan hubuncan tersebut dia-dakan perhituncsn korelasi (r).

(24)

HASIL D1J.~ l'EI1BA1'jASlui

Selama penelitian ini beriancsung, jumlah induk ba-bi beranak yanG diamati ada 16 ekor, dengan jumlah anok lahir total 150 ekor. Hasil pencamatan dapat c1ilihQt pa-da Tabel 1.

TAIlBL 1. HASIL PENGliI'!Li.T;.N TERHADAP BERAT LiillIR DAN KEHATlilN SEJJ,J'11~ SErvIINGGU PERTAi'1A

Jumlah induk beranak, ekor Jumlah anak lahir total, ekor Kisaran "litter size", ekor

Rata-rata jumlah anak per k81a~lirQn, ekor Jumlah anak yanG hidup, ekor

Jumlah anak yanG mati minCL:u pertama, ekor, Persentase kematian

Rata-rata berat lahir, t~

Rata-rQtQ l,erot lahir anak mati, g

RatQ-rata berat lahir anak hidup, C;

16 150 6 - 14 9,4 95 55 36,7 1.165,9 974,0 1.276,9

Jumlah Kem8tiQn Anak Baui SU121"~' J.1in, .. ;;:u Pert8ma.

Dari TaLel 1 dapat dilihat lJahw8 jumlah _ kematiari

i..~ u

anak baui total selGll~a, selll;i.n:..:~,:u .wertama ada 55 elwr otnu 36,7 % dari .jumlah aD-ok YQnl.: lohir. l'ersentase kematian

ini merUIJ8kan ari[;i{a 'yan(': ter1;esar Jari hasil perigamatan peneliti terdQhulu (Bundy <lan Ditgins, 1959; Anonymous, 1966; Deyoe <lan Kri2cr, 1952; Davi2son, 1949; Loveday, 1966) •

(25)

13

Adanya perbec.8811 persentase kematial1 ini jelas bu-kan karena l)erbedaan l;erat lahir, sebab berat 18hd.r ra-ta-rata dalam penelitial1 ini adalah 1.165 gram dan he-rat lahir anak babi menurut Pond dan Maner (1974) ada-lah 1.200 cram dan Smith (1937), Anderson (1963) adaada-lah 1.135 gram. Kemul1gkinan penyebabnya ac1alah karena per-bedaan dalam sarana yang dliGunakan.

Jumlah kematial1 tiap hari selama penelitian, t8pat dilihat dalam Tabel 2.

TABEL 2. JUMLliH KEMATIAN, PERSENTASE KEMliTIAN DAN BERAT LAHIR RAT.h.-RATA ANAK BABI SELAI>lA MINGGU PERTAMA

Hari ke Jumlah mati Rata-rata berat Kematian

(ekor) lahir (cram) (ro)

1 9 807 16,36 2 21 873 38,18 3 8 919 14,55 4 6 1.188 10,91 5 2 1.430 3,64 6 5 1.144 9,09 7 3 1.165 5,45 8 1 1.407 1,82 Total 55 974,0 100,00

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase kema-tian yanG terbanyak terjadi pada hari kedua setelah

(26)

14

seluruhnya. Menurut Bundy dan Diggins

(1959);

Anderson

(1957);

Deyoe dan Krider

(1952);

dan Davidson

(1949),

bahwa kematian enak babi terbanyak terjadi selama 3 h3-ri atau 4 hah3-ri setelah kelahiran. Menurut hasil peneli-tian ini, kematicn selama 3 hari pertama '2(blah 80 ~6 da-ri jumlah kematian total sElamn semincgu pertama. Jadi hasil peneli tian ini menclukunc hasil peneli tian yani..; terdahulu.

Denean clemikian dapatlah clikatakan bahwa waktu yang paling kritis pada anak babi adalah selama

3

hari perta-rna setelah kelahiran, karena dalam waktu inilah terjadi kematian anak babi yang paling banyak.

Bila data pada Tabel 2 digambarkan, maka akan di-peroleh grafik dan histogram seperti terlihat pada Ilus-trasi 3. Dari Ilustrasi tersebut dapat dilihat bahwa anak babi yanc mati palla hari pertama. pada umur kurang dari satu hari, mempunyai berat lahir yang terenclah. Grafik berat lahir anak babi yang mati kelihatan menaik hingga vaJa hari kelima, ke~udian menurun pada hari

ke-enam dan menaik l::l~i paJa ;wri ketujuh dan ked"lapan. Denean demikian dapat dikatakan bahwa mulai dari hari pertama hinu:;a hari kelima, :Jnak babi yang mempunyai berat lahir lebih rendah, 3kan mengalami kematian yang lebih awal.

(27)

15

kritis adalah selama 3 atau 4 hari pertama setelah la-hir. Sehing[a c.apatlah c1ikatakan bahwa selama masa kri-tis, anak babi yang mempunyai berat lahir besar, mempu-nyai daya tahan hidup yang lebih lama. Seba1iknya anak

J

I 1400

-I

: .I

I

'- 1300 ~ 1200

~1l00

--' ~1000 o

-

900

-'

'-800 700 1 2 3 4 5 40 35 ~ 30 ~* ~ -, 25 " -'.:: (: 20 i:, ,.,! -"" 15 ':i " 10 r-;. 5 0 6 7 8

Saat mati Chari ke)

I1ustrasi 3. Grafik Berilt Lc:hir Anak Babi yang Mati Qan Histogram Jum1ah Kematian Setiap Hari s8:"m2 Minccu Pert&mc:

(28)

16

babi yanG rnernpunyai "berat lahir rendah, rnernpunyai daya tahan hidup ycmC lebih sinckat.

Pengaruh Sex Terh::Ll8,) Jurnlah K81ohiJ[!-an, Berat Lahir dan Persentase Kematian.

perbedaan antara anak jantan denC:cll1 betina dalarn hal jurnlah kelahiran total, 1Jerat lahir dan llersentase kernatian dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah anak jantan

total yanG lahir lebih banyak dari anak betina (79 ~.

71 ekor) , akan tetapi analisa statistik rnenunjukkan bah-wa perbedaan tersebut tidak nyata.

Tli.BEL 3. Jm1LAH KEI,j,HIRAN, BERl,T LAHIR, JUMLAH DAN PERSENTllSE KEM1,TIi~N BERDhSARKAN SEX

Jantan Betina Total

Jumlah anak lahir, -ckor 79 71 150

Rata·-rata berot 1 ~lhir, C ~

c,

1.173 1.157 1.165

Jurnlah anak mati, ekor 28 27 55

Persentase kernatian 35,4 38,0 36,7

aBerbeda saneat nyata (p ,,0,01).

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata berat lahir anak bai bGtina lebih rendah dar.i raita-rata berat lahir anak babi jantan. ( 1.157~. 1.173 G ). husil ana-lisa statistik rnenunjukkan bahwa perbedaan ini sanGat nyata (p <. 0,01). Data ini ditunjang oleh penelitian

(29)

17

Smith (1937). Sedanckan analisa statistik pada persen-tase kematian anak babi selama minegu pertama, menun-jukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dalam per-sentase kematian antara anak babi jantan denean anak babi betina.

HUBUNGAl\f an tara Bera t Lahir den{7,an J umlah Kelahiran.

Dari S(iill]ua anak babi yanc lahir. bila di baei '::'C,lS,;l selang kelas berdasarkan berat lahir, maka dapet dili~

hat seperti pada Tabel 4.

TABEL 4-. JUi'iLAH D",N l-ERSENTliSE ANAK Ll,HIR BERDll-SM;Kiil{ KELJ,S BERAT Lb.HIR

Selang keles Jumlah anak lahir Persentase

ke-(e:) (ekor) lahiran (96)

250 500 6 4,0 501 750 8 5,3 751 - 1.000 35 23,3 1.001 - 1. 250 43 28,7 1.251 - 1. 500 37 24,7 1.501 - 1. 750 14 9,3 1. 751 - 2.000 7 4,7

Dari Tabel 4 depat dilihat bahwa pada kelas berat lahir yanG terenJah ( 250 - 500 g ), jumlah anak yang dilahirkan adalah sec~iki t. Kemudian jumlah anek yang dilahirkan menin~kat hinge a keles 1.001 - 1.250 gram.

(30)

18

Selanjutnya untuk kel~,s yonL" lebih tine;(i, jumlah anak babi yang dilahirkan semakin berkurang. Keadaan ini da-pat digambarkan denean grafik, seperti terlihat pada Ilustrasi 4. (76) ; 60 -50 40 30 20 10

o

/

... _

... _ .. 1

... - . - - - - T - - - , - - - -_ _ _ "...-. _____ , ... _ _ _ , -250 500 750 1000 1250

150a

1750 2000 --- gram ---..

---Ilustrasi 4. Grafik Hubungan antara Berat Lahir dengan Persentase Jumlah Kelahiran

Hubungan antara Berat Lahir dengan Jumlah Kematian.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa anak baLi yane; ta-han hiuup hing~a umur seminccu mempunyai rata-rata be-rat lahir yan~ tertin~gi ( 1.276,9 g ), dan anak babi

(31)

19

yang mati se18ma scnnin,_:cu pert3ma mempunyai bernt lahir Y3nG terenc1.ah ( 97'~,0 G ). Hn:Jlisa statistik menunjuk-kan uahwa ads perbeJaan ynn,:; sansst nyatn (p ( 0,01) antara uerat lahir arwk ba10i yanc: tahan hidup denc;an anak b8bi yanc; mati. Demikian juc;a antai:a berat lahir anak babi ynng mati denc:an rata-rata berat lahir total anak babi yang lahir. Hal ini sesuai denean j,nderson (1957) yang menyatakan bahwa rata-rata berat lahir .::nak babi yang besar, mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk hidup; dan Pond et al. (1960) yang menyatakan bah-wa rata-rata berat lahir anak b8bi yang hidup lebih be-sar dari anak babi yan,-~ mati lahir.

Berd8sarkan kelas berat lahir seperti ditunjukkan dalam Tabel 5, dapat dilihat bahwa anak babi yanG mem-punyai berat lahir lebih kecil dari 750 gram, ti<l.ak ada yang dapat hiclup hinl'ca umur semingcu, atau 100 % mati. Persentase kematian terus terkurang hinc:ga pada kelas tertingc:i ( 1.751 - 2.000 C ), kematian sama sekali ti-dak ada.

Berdasarkan analisa statistik, ternyata diperoleh hubunc;an nec;atif antara berat lahir dengan jumlah ke-matian anak babi selama seminccu pertama. Keeratan hu-bungan ini dinyatakan deng3n perhitunean korelasi r

=

_ 0,9907. Perhitungan korel~si ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

(32)

20

TABEL 5. JUMLAH DAN PERSENTASE JiNAK MATI BERDA-SARKllN KEL1.S BERAT LAHIR

Selan,; kelas Jumlah Dnak mati Persentase

kema-(g) (e}::or) tian (ra)

250 500 6 100,0 501 750 8 100,0 751 - 1.000 16 45,7 1.001 - 1. 250 13 30,2 1.251 - 1.500 9 24,3 1.501 - 1. 750 3 21,4 1. 751 - 2.000 0 0,0

Besarnya at au persamaan hubunean tersebut berdasar-kan perhitun~an regressi liner adalah Y ~ 126,33

-0,0704 X, dimana X adalah terat lahir anak babi diukur dalam ~ram dan Y adalDh jumlah kematian anak babi sela-ma seminf::Cu pertasela-ma cUnyatakan dalam

ra.

Uji kera5aman menunjukkan bahwa ada perberlaan yang nyata (p , 0,05)

antara hutunc;an terse~_ut. l'erhitune;an ree;ressi dan ana-lisa keraDaman (:apat dilihat pada Lampiran 1 dan 3.

persanwan hubuni:;an tersebut d1atas berarti bahwa setiap penurunan berat lahir anak mabi sebanyak 100

eram, akan meningkatkan laju kematian anak babi seba-nyak 7,04

96

selama seminG€W pertama, Hubungan ini dapat digambarkan den5an grafik seperti terlihat pada

(33)

(ra) 100 90 80 70 60 50 40

30

20 10 21

,

, • • • • Ie.

,.

o

250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000

--- c

r8m - ... ---.. ---~ ..

--I1ustrasi 5. Grafik Hubunt;an antara Berat Lahir clengan Persentase Kematian Anak Babi

(34)

22

BG"!:;era~)a 1l1asan tentani- Ac1anY3 Hubungan Antara Berat L3hir ·}cmcan Jur.l1ah KeIllatiall.

Terjadinya kemE'tian pac:a an3}:: b31)i terutnma adalah karena Qitindih 018h induk, pencnruh cenetik, kekurang-an C;izi, penyakit dkekurang-an "stress" linc;kungkekurang-an (Davidson, 1949; Anonymous, 1966; Krider dnn Carrol, 1971).

Beberapa pendapat tentang singkatnya hidup atau cepatnya mati annk 1abi yang kecil pada saat lahir, akan dikemukakan berikut ini.

Pond dan Maner (1974) menc;utip dari Holub, mene-kankan bnhwa masalnh persediaan enersi dalam tubuh anak

lBbi adalah faktor yang menentukan daya tahan hidupnya. Anak babi y:::mC; lahir c1enl;an bobot badan ](ecil, tentu memlmnyai kapasi tas persediaan enersi dalam tulmh yang

selliki t pula" sehir.l;L'n hel ini menyebabkell anak yanc; kecil tidak dajJat menyediakcm enersi dalam jumlah yang

cukup yanG dibutuhkan untuk dapat hiclup. Juga anak ba-bi yane; kecil akan kehilanGan panas yang leba-bih banyak karen a permukaan tubuhnya relatif lebih luas dibanding-kan denGan anak ba1i yang lebih besgr. Disamping itu,

sistim pencaturan panas atau "thermoregulatory system" dan sistim peredaran darah pada anak babi yan~ kecil, kurang sempurna.

Loveday (1966) mene;emukakan bahwa penyebab kemati-an ykemati-ane; lebih besar pacla kemati-anak babi ykemati-anc; kecil, selain

(35)

23

sistim "thermoreculatory" yang belum sempurna, "gluco-neogenesis" jugEl ikut menentukan ketahanan hidup anak babi. yang baru lahir, karen a "lSluconeogenesis" pada anak babi hingga 3 - Ll· h3ri setelah lahir. maaih be1..um sempurna.

Lecce (1971) menyatakan bahwa anak babi yang mem-punyai boLot bEldan kocil pada saat lahir, lebih banyak mati karena kalah bersaing dengan anak yang lebih

be-sar. Menurut hasil penelitiannya, anak babi yang keeil

kea~annya lemah, sehingga hanya mampu mengabsorbsi se-dikit at au bahkan tidak ada sama sekali gamma globulin didalam darahnya. Hal ini berarti bahwa anak babi yang kecil hanya sedikit memperoleh protein kolostrum dari induknya, (Umana protein kolostrum me:rupakan sumber an-tibodi bagi anak bal.i, Nenurut hasil analisa selanju'i:-nya, dapat Lli tunjuklwn "!Jal'lw3 pada anak babi yang kecil hanya sediki t at2u S8ma sokali tidak ada eli jumpai en· dapan TeA (Trichloro soetic8cid) pada darah. Ini

menun-jukkan bahwa profil serum anak babi tersebut belum ma-tang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak babi yang rendah bobot ba(lannya pada saat lahir, mempunyai kesem-patan untuk hidup yang lebih kecil.

Kemungkinan Peningkatan Berat Lahir Anak Babi.

(36)

24

kritis. Oleh karcm:::: itu, S211c;at cliil1Ginkan ElG::lr anak ba-bi yang lahir mempunyai berat yang besar.

Dalam usaha untuk meninc;katkan berat lahir anak ba-bi, makn perkembangan dan pertumbuhan eIjlbrio selama da-lam kandungan adalah hal yang terutama menuapat perha-tian. Beberapn penclapat uan hasil peneli tian terdahulu yang berhubungan dengan usaha kemungkinan untuk menin~­

katkan berat lahir anak babi, akan dikemukakan lJerikut ini.

Pond dan ~aner (1974) berpendapat bahwa ada kemung-kinan untuk menghasilkan jumlah anak per kelahiran yang banyak dene;an uerat lahir individu yang besar. Hal ini mungkin dapat clicapai clengnn mengubah pola pertumbuhan placenta, penyaluran zat makan2n melalui placenta, atau beterap8 aspek yong berhutungan dengan lingkungan rlalam uterus.

Lnderson (1963) berpendapnt bahwa pemberian mnkan selama masa kebuntingan mempenGaruhi berat lahir anak babi. Hafez (1969) menyatakan bahwa berat Inhir dipenga-ruhi oleh adanya persaingan antara sesama fetus, sumber zat makanan dan aliran darah pada placenta.

Kelly sebagaimana dikutip oleh Cole dan Cupps (1969) menyatakan bahwa dua sumber zat malwn211 YcmC

penting untuk perkembangan embrio adalah "histotrophe" atau cairan seperti susu d31am uterus dan "hemotrophe" atau zat makanan yang langsul1C; cliserap dari peredaran

(37)

25

darah. Dikatakan selanjutnya bahwa telur placenta hewan mamalia sangat sedikit menGanclung "yolk". Oleh karen a itu, perkembangan fetus tergantung pada sumber zat ma-kanan external, mulai awal kehiclupan dalam uterus. Se-lanjutnya pcndapnt I'loustgaarcl yang dikutip oleh Cole clan Cupps

(1969)

menYltakan bahwa persecliaan protein yane; tidak cukup pada induk babi dara da!]. dewasa clapat menyebabkan penurunnn lJernt L)hir. penine;katan Inju ira-ti lahir, ketahanan hiclup ynnc rendah bagi anak dan produksi susu yang tidak culm]J.

Hasil penelitian Rippel et al.

(1965)

menunjukkan bahwa jumlah anak total per kelahiran, jumlah anak yang hidup dan be rat Inhir tidak dipengaruhi secara nyata oleh tingkat pemberian dan suml)er protein, baik pada babi dnra maupun pada induk b:lbi dewasa. Selanjutnya dinyatakan bahwa tine;knt pemberian protein 8elama 50 hari pada akhir kebnntingan, tidak mempengaruhi kemam-puan hidup anak babi hingga 2 minggu setelah lahir. Te-tapi Hawton clan Meade

(1971)

meneliti bahwa induk babi pada siklus reproduksi yanc kellu3, bila diberi protein pada tingkat perten'~ahan

(13,7

%) selama masa bunting, menghasilkan anak Inhir yanG lebih keeil dan lebih le-mah dibandin:~kan clenGan bila diberi protein yang lebih renclah (8,5 %) atc:ujJun yanL tertinggi (18.8

%).

Perbe-daan ini dikatakcm sangat nyata untuk taraf uji

(38)

26

P ( 0,01. Sedanekan pada induk yang mengalami siklus reproduksi yang pertama, pemberian tinekat protein yang berbeda selama masa buntinc: tidak mengakibatkan perbeda-an yperbeda-ane nyata dalam hal jum1ah perbeda-anak total per kelahirperbeda-an,

jumlah anak hidup, vigoritas dan berat lahir anak.

Frobish et al. (1978) menelit1 induk babi yang di-beri protein 9

%

selama masa bunting, cenderung mengha-silkan jumlah anak per kelahiran yang 1ebih se(~iki t, dibandingkan dengan pemberian protein 15

%.

Tetapi ting-kat pemberian protein selama ~asa bunting mempunyai se-dikit pengaruh terhadap rata-rata berat lahir anaknya. Sedangkan hasil penelitian Holden et al. (1968) menun-

-jukkan bahwa ti,~Clk 8da pertedaan yCln(; nyata tlalam hal jumlah anak per kelahiran, berat lahir dan jumlah anak yang disapih, denf,an pemberian tingkat protein yang ber-beda (8%, 12

%,

16

%,

dan 20 %) selama masa bunting. Hal ini juga sesuai dengan hasi1 penelitian DeGeeter et a1. (1972) yang meneli ti pre stasi reproduksi dari induk dara dengan pemberian protein yang rendah selama masa buntin(;.

Dari uraian diata~ dapat1ah dikatakan bahwa sampai sa at ini m8sih l-elum Clc!a hasi1 penelitian yang berhasil untuk meninckatkan berat lahir anak babi. sehingcc mClsih perlu diac18kan penelitian 1eb1h lanjut tentang kemung-kinan meningkatkan berat lahir anak babi, sebagai salah satu uasaha meninc:katkan daya tahan hidup anak babi.

(39)

KE SIMPULJili

Dari hasil penelitian lnt dapa~ diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Jumlah kematian anak babi selama seminggu setelah

lahlr ada 36,7

%

dan 80

%

dari jumlah te~sebut ~ati selama 3 hari pertama.

2. Berdasarkan jumlah kematian yang paling banyak maka,

selama , -

4

hari pertama merupakan waktu yang pa-ling kritis bagi anak bab1. Dan selama masa kritis ini anak y~ng mempunya! berat lahir lebih besar mem-punyai daya tahan hidup yang lebih lama, Sebaliknya anek yang berat lahirnya rendah mempunyai daya tahan

hidup yang lebih singkat,

3.

Jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah anak yang ma-ti antara jantan dan bema-tina ma-tidak berbeda nyata. le-tapi berat lahir anak babi jantan berbeda sangat nyata.dengan berat lahlr anak betina (p

<

0,01)

di-Al"

mana berat jantan leblh besar dari berat lahir

beti-na (1,173 ~. 1,157 g).

4. Rata-rata berat lahir anak bab1 yang mati selama se-minggu lebih rendah dari rata-rata berat 1ahir total anak yang lahir dan rata-rata berat labdr yang tahan

hidup (974,0 ~. 1,165,9 ~. 1.276,9 g) dan perbeda.-an ini sperbeda.-angat nyata (p

<

0,01).

5. Ad~ korelasi negatif antera berat lahir dengan

(40)

28

lah persentase kematian anak babi selama .semi:n.ggu pertama. Dalam penelitian ini koefisien korelasi ter-sebut sebesar r

= -

0,9907.

6. Hubungan antara berat lahir anak babi dengan persen-tase kematian dapat dinyatakan dalam suatu persamaan regressi liner: Y = 126,33 - 0,0704 X, yang berarti bahwa untuk tiap penurunan berat lahir anak baui banyak 100 gram, akan meningkatkan laju kematian se-besar 7,04 9';. Berdasarkan analisa statistik bahwa hubungan ini adalah nyata (1' ~ 0.05).

7. perlu 'liadakan peneli tian yang lebih lanjut ten tang kemungkinan meningkatkan daya tahan hidup anak babi.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Anderson, A.L.

1957.

Swine Management. J.B. Lippin-cott Company, Chicago - Philadelphia - New York.

2.

Anderson, A.L.

1963.

Introductory Animal Husbandry. The Macmillan Company, New York.

3.

Anonymous.

1966.

A survey of the incidence and cau-ses of mortality in pigs.

lu

Progress in Swine Practice. American Veterinary Publication Inc., California.

4.

Bundy, C.E. and V.R. Digeins.

1959.

Swine Production. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, N,J.

5.

Cole, H.H. and P.T. Cupps.

1969.

Reproduction in Domestic animals. Academic press, New York and London.

6.

Deyoe, G.P. and J.L. Krider.

1952,

Raising Swine. McGraw Hill Book Company, Inc., New York -

To-ronto - London.

7.

Davidson, H.R.

1949.

The Production and Marketing of Pigs. Longmans, Green and Co., London - New York - Toronto.

8. DeG~eter, M.J., V.W. Hays, D.D. Kratzer and G.L.

Cromwell.

1972.

Reproductive performance of gilts fed diets low in protein during gestation and lactation. J. Anim. Sci.

35 (4) : 772.

9. Frobish, L.T., H.S. Teague, A.H. Jensen, T.R. Cline, V.C. Speer, G.L. Allee, G.L. Cromwell, E.R. Mill-er, R.J. Meade, T.L. Veum, E.R. Peo, R.L. Harrold, D.C. Mahan, R.C. W3hlstrom, R.H. Grummer, and

J.A. Hoefer.

1978.

Effect of protein level du-ring gestation and lactation on reproductive

performance in swine. J. ii-nim. ScL

46 (6) :1673.

;0. Hafez, E.S.E.

1969.

Reproduction on Farm Animals. Lea and Febiger, Philadelphia.

(42)

30

11.

Hartsock, T.G. and H.B. Graves,

1974.

Effects of neonatal behavi or on piglet mortali,ty. J. ".nim. Sci.

39

(1) :

135

(abstr).

12.

Hawton, J.D. and R.J. Meade.

1971,

Influence of quantity and quality of protein fed the gravid female on reproductive performance and deve-lopment of offspring in swine. J, l.nim, Sci.

32 (1) : 88.

13.

Holden, 1'.J.,

E,W.

Lucas. V.C. Speer and V.I'!. Hays,

1968.

Effect of protein level during pregnan-cy and lactation on reproductive performanee in swine. J. Anim, Sci, 27 (6) : 1587,

14.

Krider,

J.L.

and VI,E, carrol.

1971,

Swine Produc-tion. Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD, Bombay - New Delhi,

15.

Loveday, R.K.

1966.

Management of new born pigs. u

16.

17.

18.

19.

IE

Progress in Swine Practice. American Vete-rinary Publication Ine •• California.

Leece, J.G.

1971.

Rearing neonatal piGlets of low birth weight with an automatic feeding device. J.Anim. Sci,

33

(1) :

47,

Pond, W.G. and J.H. Maner.

1974.

Swine productioID

in Temperate and Tropical Environments.

W.H,/

Freeman and Company, San Fransisco.

Pond, W.G., 3.J. Roberts, J.ll. Dunn and J.p. Will-man.

1960.

Late embryonic mortality and still-births in three breeds of swine. J. Anim. Sci.

19

(3) :

881.

Rippel, R.H., O.G. Rasmussen, A,H. Jensen, H,W, Nor-ton and D.E. Beeker, 1965, Effect of level and source of protein on reproductive performance of swine. J. Anim. Sci,

24

(1) :

203.

20.

Smith, H.VI.

1937.

Pork Production, Revised Edition The Macmillan Company, New York.

(43)

31

21. steel, R.G.D. and J .Il. To=:\'", 1960. JOrino:i.l)leg

anJ. procedures of statistics. McGraw-Hill Book Company, New York - Toronto - London,

(44)

32

LAMPIRAN 1. PERHITUNGb.N KOEFISIEN REGRESI

Model : Y

=

1

0 + tl X

Y

=

Jumlah kematian anak dalam persen.

X

=

Berat lahir anak babi dalam gram.

b o

=

Suatu konstanta. b 1

=

Koefisien regresi.

x

Y

x

2

XY

y2

431

100,0

185.761

43.100,0 10.000,00

664

100,0

440.896

66.400,0 10.000,00

874

45,7

763.876

39.941,8

2.088,49

1.158

30,2

1.340.964

34.971,6

912,04

1.376

24,3

1,893.376

33.436,8

590,49

1.583

21,4

2.505.889

33.876,2

457,96

1.907

0,0

3.636.649

0,0

0,00

XiYi

-

( Xi ) ( Yi )

I

n b

1

=

X~

-

( Xi )2

I

n 1.

251. 726

-

(7.993) (321,6)

I

7

=

10.767.411

-

63.888.049

I

7

=

- 0,0704.

========

b

o

=

y

b

1

X

=

321,6

I

7 -

(

- 0,0704

) (

7.993

I

7

)

=

t:§g;!,~~.

(45)

33

LAMPIRA.W 2. PEnHI TUNG,;.}) KOEFl SIEN KORELASI (r)

2

2

x

x

y

y

xy

- 710,9

505.378,80

54,1

2.926,80 - 38.459,7

- 477,9

228,388,40

5t,,1

2.926,80 - 25.854,4

- 267,9

71. 770,40

0,2

0,04

53,6

16,1

259,21

- 15,7

246,50

252,8

234,1

54.802,80

- 21,6

466,60

5.056,6

441,1

19.456,20

- 2,;,,5

600,25 - 10,807,0

765,1

585.378,00

- 45,9

2.106,80 - 35.118,1

0,3

L~.65.433,80

0,3

9.273,80 -115.495,0

x

= X - X Y = Y - Y

xy

r

=

\i

.1 (

x

2 ) (

y2

)

-

115.495,0

=

.

-\/

(

1.465.433,8

) (

9.273,8)

=

;=\f,;~~\f1·

(46)

34

Lil.NPIRilN 3. DAFTAR ANALISil SIDIK RAGjj,j PERSENTASE KEMATIAN ANAK BLBI MENURUT BERAT LAHIR SEIJ!.MA SEMINGGU PERT1JVIA

Sumber ke- derajat ragaman bebas Regresi Sisa Total Perhitungan : 1 5 6 Jumlah Kwaclrat kwadrat tengah

9.102,5 9.102,5

5.672,7 1.134,5

14.475,2 10.235,0

hit. ( xy ) 2

( _ 115.495 )2

J.K. regr.

=

---~---­

x-( J.K. Sisa n

=

1.465.433,8

J.K. regr.

=

14.775,22 - 9.102,5

=

5.672,72

K.T. re:r.

=

J.K. regr.

I

d.b.

=

9.102,5

F

0,05

0,01

6,61 16,3

=

9.102,5

K.T. sis~ = J.K. sisa

I

cl.b. =

5.672,72

I

5

=

1.134,5

Fhitung

=

K.T. regr.

I

K.T. sisa

=

9.102,5

I

1.134,5

=

8,02.

xy

)2

I

x

2

Simpangan baku Sy n - 2 =

=

5,85

5

(47)

RIWAYAT HIDU]J

]Jenulis bernama Arnold Parlindungan Sinura~ adalah putera kedua dari bapak F. Sinurat dan ibu D. br. Manu-rung, dilahirkan di Tanjung Morawa - Sumatera Utara, pada tanggal 22 April 1957.

Pada tahun 1968 penuli s lulus clari SD Neceri Sim-pang Fenara - Sumatera Utora. Kemudian melanjutkan se-kolah ke SMP HKBP Bersubsidi ]Jenara - Sumatera Utara dan lulus pada tahun 1971. Selanjutnya pada tahun 1974, penu1is lulus dari SMA Negeri 223 Lubuk Pakam.

Tahun 1975 melanjutkan pendidikan pada tingkat persiapan bersama Institut Fertanian Bogar. Kemudian pada tahun 1976 terdaftar sel)agai mahasiswa jurusan Tekno1ogi dan Tatalaksana 1'eternakan pada Fakultas 1'e-ternakan Institut Pertanian Bogar.

Arnold Par1indungan Sinurat.

Gambar

Ilustrasi  1.  Diagram  rlari  ]&lt;'aktor-Faktor  ctim  Meka- Meka-nisme  yang  Mempengal:'uhi  Perkembangan
Ilustrasi  2.  Kode  Pemberian  Nomor  Telinga  Babi.
TABEL  2.  JUMLliH  KEMATIAN,  PERSENTASE  KEMliTIAN  DAN  BERAT  LAHIR  RAT.h.-RATA  ANAK  BABI  SELAI&gt;lA  MINGGU  PERTAMA
TABEL  4-.  JUi'iLAH  D&#34;,N  l-ERSENTliSE  ANAK  Ll,HIR  BERDll- BERDll-SM;Kiil{  KELJ,S  BERAT  Lb.HIR
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ruang kehampaan Area agar pengunjung bisa 125m² merasakan tekanan ketika menjadi muslim Ruang Kejayaan Islam Ruang untuk mengetahui kejayaan Islam yang pernah

Memasukkan sampah ke kolong meja 4.3.1 melakukan kegiatan nyata untuk memelihara kesehatan lingkungan C5 B Nilai = tiap soal yang benar x 2 5 4.2 mendeskripsik an

Kemdiknas, Desain Induk Pendidikan Karakter, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.. Kementerian Pendidikan Nasional, Buku Pedoman

Terdapat kesalahan dalam proses evaluasi penawaran Evaluasi penawaran ulang Ditemukan kesalahan dalam dokumen pemilihan atau tidak sesuai dengan. ketentuan dalam Perpres ini

Berikut adalah hasil data lintasan 4 yang telah diolah dengan menggunakan software res2divn yang sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari pengolahan software

Seringkali orang tua secara sadar atau tanpa sadar bersikap dan berkata kasar pada anak karena terdapat tekanan kesibukan, ekonomi, konflik keluarga, atau tidak

Dalam annual report dari Magistrates Association Inggris jang disiarkan dalam tahun 1948 disiarkan : Diantara ahli psychologi umumnja telah terdapat persesuaian

Kajian ini telah berjaya menjawab persoalan kajian berhubung keunikan ruang- dalaman masjid Melayu tradisional Semenanjung (MTS) atau RDMTS melalui