• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

36 4.1. Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan penelitian di SD Negeri Bugel 01 pada umumnya pembelajaran lebih berpusat pada guru. Pembelajaran yang dilakukan hampir 70 % lebih banyak ceramah daripada siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa lebih sering duduk mendengarkan saja dan kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Bahkan ketika guru memberi pertanyaan dari 24 siswa, hanya 2 atau 3 siswa yang menjawab. Sementara siswa lain hanya diam dan lebih sibuk dengan dirinya sendiri. Sehingga pembelajaran yang sedang berlangsung terkesan pasif, kurang bermakna dan kurang menarik. Padahal apabila pembelajaran pasif maka motivasi anak dalam belajar juga kurang baik. Sehingga untuk mendapatkan nilai yang tinggi juga sangat sulit.

Dalam proses pembelajaran yang baik lebih idealnya menggunakan alat peraga yang menarik, sumber-sumber yang lengkap dan dengan model, strategi, serta tipe pembelajaran yang menarik pula. Namun pada kenyataanya hasil pengamatan peneliti pada pembelajaran yang dilakukan masih kurang memenuhi standar tersebut. Terdapat penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, namun penggunaan alat peraga tersebut belum digunakan secara maksimal. Untuk penggunaan sumber belajar pada pembelajaran yang ada hanya menggunakan buku paket dan LKS yang disediakan oleh sekolah. Padahal sumber pembelajaran yang lain itu bisa di dapatkan melalui alam sekitar, lingkungan yang ada, bahkan bisa didapatkan melalui internet seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan banyak alat-alat teknologi yang semakin canggih. Selain alat peraga dan sumber belajar yang menarik maka diperlukan juga model dan strategi dalam pembelajaran supaya berhasil. Pembelajaran yang ada hanya menggunakan model maupun strategi yang sedehana dan lebih berpusat pada guru, bukan pada siswa. Sehingga membuat siswa menjadi bosan dan pasif dalam pembelajaran.

(2)

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa melakukan penilaian. Sistem penelitian yang dilakukan hanya mengandalkan aspek kognitif saja. Sehingga mengakibatkan siswa dapat beranggapan bahwa tanpa belajar dengan guru di kelas pun siswa mampu memperoleh nilai diatas KKM. Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada kelas II SD Negeri Bugel 01 lebih menekankan aspek kognitif dibandingkan penilaian prosesnya.

Hasil penilaian yang dilakukan pada siswa kelas II SD Bugel 01 dengan KKM dari 24 siswa terdapat 5 siswa tuntas (21%) dan 19 siswa yang tidak tuntas (79%) dengan skor minimal 68 dan dengan skor 90. Hal tersebut menunjukkan bahwa skor maksimal sudah mencapai skor yang tinggi yaitu 90. Sedangkan pencapaian skor minimal masih 68, sehingga perbandingan antara skor minimal dan skor maksimal masih jauh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran penerapan penilaian aspek kognitif itu harus dipadukan dengan penilaian proses. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dalam proses pembelajaran diperlukan dalam penggunaan model dan strategi yang lebih menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan pencapaian hasil belajar pada tahap pra siklus.

Tabel 4.1

Daftar Distribusi Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus No Standar Ketuntasan Frekuensi Persentase

(%) Nilai Keterangan 1. Tidak Tuntas 19 79,2 2. Tuntas 5 20,8 Jumlah 24 100

Dari tabel distribusi tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar ketuntasan yang dicapai dari 24 siswa terdapat 19 siswa yang tidak tuntas dengan presentase sebesar 79,2% dan 5 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan persentase sebesar 20,8%. Selain itu skor maksimal yang dicapai oleh siswa yaitu dengan skor perolehan tertinggi 84 sedangkan skor minimal dengan skor perolehan terendah 60. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa antara rentang skor maksimal masih jauh

(3)

berbeda dengan skor minimal yang telah dicapai siswa. Dengan kondisi tersebut maka diperlukanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan model Cooperative Learning melalui tipe Teams Games Tournaments sesuai dengan rencana pada bab sebelumnya. Berdasarkan tabel distribusi tersebut dapat dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Ketuntasan Siswa Pada Pra Siklus

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan pada tahap siklus 1 ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan Kompetensi Dasar 3.2 Mengidentifikasikan jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya. Model yang digunakan adalah Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments dengan langkah-langkah penyajian kelas (class presentation), pembagian kelompok (team), permainan (game), kompetisi akademik (tournament), dan penghargaan kelompok (class recognition). Dalam perencanaan ini juga dipersiapkan lembar observasi terhadap

0 5 10 15 20 Fr ek u en si

Kriteria Ketuntasan Minimal

Tuntas Tidak Tuntas

79%

(4)

guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh observer. Selain itu juga dipersiapkan instrumen soal individu, instrumen soal diskusi kelompok, rubrik penilaian, kartu soal, papan skor, dan alat peraga lain yang digunakan seperti gambar-gambar dan alat-alat rumah tangga.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan

Implementasi pada siklus 1 ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan waktu setiap pertemuannya memperoleh waktu 3 jam mata pelajaran, jika setiap jam mata pelajaran memiliki durasi waktu 35 menit sehingga setiap pertemuan menggunakan waktu sebanyak 105 menit. Dalam setiap pertemuan pun dibagi dalam tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA yang digunakan yaitu pada KD nomor 3.2 Mengidentifikasikan jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya.

a. Pertemuan Pertama

Pada kegiatan awal pertemuan pertama di siklus 1 ini, dilakukan persiapan media, alat peraga, dan tata ruang kursi yang akan digunakan. Pembelajaran dibuka dengan doa kemudian dilanjutkan dengan absensi siswa. Pada apresepsi siswa diajak menyanyikan lagu Cicak-Cicak Di Dinding. Berdasarkan lagu yang dinyanyikan siswa melakukan tanya jawab tentang suara hewan cicak. Dari jawaban siswa kemudian tujuan pembelajaran tematik (Bahasa Indonesia dan IPA) dan langkah-langkah pembelajaran tipe Teams Games Tournaments disampaikan. Pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning.

Pada kegiatan inti, langkah pertama yang digunakan pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penyajian kelas. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu siswa mengamati gambar hewan yang disajikan oleh guru, kemudian siswa menirukan suara dan gerak dari hewan yang ada pada gambar dan menuliskannya di buku tulis. Berdasarkan suara dari hewan yang ada pada gambar maka siswa dapat menyimpulkan bahwa hewan menghasilkan suara atau yang disebut dengan bunyi. Kemudian siswa melakukan tanya jawab kepada guru

(5)

tentang contoh alat rumah tangga yang menghasilkan sumber bunyi lalu dilanjutkan dengan alat rumah tangga yang menghasilkan panas dan cahaya dan siswa menuliskan jawaban di bukunya masing-masing. Setelah penyampaian materi selesai langkah kedua yaitu pembagian kelompok, yang kemudian siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Dari 24 siswa terdapat 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 siswa yang setiap kelompoknya dinamai berdasarkan nama hewan yaitu kelompok cicak, sapi, kambing, dan ayam. Kemudian siswa diminta menyebutkan dan mendiskusikan alat rumah tangga yang menghasilkan bunyi, panas, dan cahaya. Setelah diskusi selesai, hasil pekerjaan kelompok dikumpulkan kepada guru. Langkah ketiga dari tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu permainan. Sebelum permainan siswa membuat yel-yel kelompok berdasarkan nama kelompoknya misalnya, kelompok ayam dengan yel-yel “Ayam… ayam… ayam pasti bisa kukuruyuk petok-petok”. Setelah membuat yel-yel siswa mendengarkan panduan peraturan dalam permainan. Setiap kelompok siswa mewakilkan satu anggota kelompoknya yang paling dipercaya untuk duduk di meja permainan. Siswa tersebut yang akan mewakilkan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal. Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan menyumbangkan skor bagi kelompoknya, sedangkan bagi siswa yang tidak dapat menjawab maka kelompok tidak mendapatkan skor.

Pada kegiatan penutup siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan menyanyikan kembali lagu Cicak-Cicak di Dinding. Dan langkah terakhir pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penghargaan kelompok. Siswa yang menang dalam permainan diberi satu bintang berwarna perak yang ditempelkan pada papan skor siswa. Dan sebagai tindak lanjut siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua di siklus 1 ini seperti biasa hal yang pertama dilakukan adalah persiapan alat, media, dan tata ruang kelas yang disesuaikan pada kelompok-kelompok. Pembelajaran dibuka dengan doa dan dilanjutkan dengan absensi siswa. Apresepsi dilakukan dengan menyanyikan lagu Satu Dikali

(6)

Satu. Berdasarkan pada lagu yang dinyanyikan tersebut maka siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang perkalian sederhana. Dari jawaban siswa kemudian tujuan pembelajaran tematik (IPA dan Matematika) dan langkah-langkah pembelajaran tipe Teams Games Tournaments disampaikan. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model Cooperative Learning.

Pada kegiatan inti, langkah pertama yang digunakan pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penyajian kelas. Pada penyajian kelas siswa mengamati gambar tentang energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu siswa mengelompokkan gambar-gambar alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik kemudian menuliskan alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik di buku mereka masing-masing. Setelah itu siswa menyimak penjelasan guru tentang cara menghitung perkalian dan pembagian cepat berdasarkan gambar-gambar alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik. Selain itu siswa melakukan tanya jawab tentang energi listrik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa menyebutkan energi listrik yang sering digunakan pada kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan soal latihan sederhana tentang perkalian dan pembagian secara cepat. Langkah kedua, siswa dibagi dalam kelompok. Pembagian kelompok siswa disesuaikan pada pertemuan kelompok sebelumnya. Lalu siswa diminta mendiskusikan dan mengelompokkan gambar alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik. Setelah selesai berdiskusi, siswa mengumpulkan pekerjaanya pada guru. Langkah ketiga yaitu permainan, sebelum permainan dimulai masing-masing kelompok siswa diminta untuk menunjukkan yel-yel kelompok. Setelah itu siswa menyimak panduan peraturan permainan. Setiap kelompok siswa mewakilkan satu anggota kelompoknya yang paling dipercaya untuk duduk di meja permainan. Siswa tersebut yang akan mewakilkan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal. Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan menyumbangkan skor bagi kelompoknya, sedangkan bagi siswa yang tidak dapat menjawab maka kelompok tidak mendapatkan skor.

(7)

Pada kegiatan penutup siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan menyanyikan kembali lagu Satu Dikali Satu. Dan langkah terakhir pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penghargaan kelompok. Siswa yang menang dalam permainan diberi satu bintang berwarna perak yang ditempelkan pada papan skor siswa. Dan sebagai tindak lanjut siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga di siklus 1 ini seperti biasa hal yang pertama dilakukan adalah persiapan alat peraga, media, dan tata ruang kelas yang disesuaikan pada kelompok-kelompok. Pembelajaran dibuka dengan doa kemudian dilanjutkan dengan absensi siswa. Apresepsi siswa dilakukan dengan menyanyikan lagu Hemat Listrik. Berdasarkan lagu yang dinyanyikan siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang cara menghemat listrik. Dari jawaban siswa yang ada maka tujuan pembelajaran tematik (IPA dan SBK) dan langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments disampaikan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ini menggunakan model Cooperative Learning.

Pada kegiatan inti, langkah pertama yang dilakukan pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penyajian kelas. Pada penyajian kelas siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang alasan menghemat energi lisrik. Setelah mengerti alasan menghemat energi listrik, siswa menuliskan dan menceritakan alasan menghemat energi listrik. Kemudian siswa menggambar tindakan yang merupakan suatu cara menghemat energi listrik di kertas HVS yang sudah disediakan oleh guru. Kemudian siswa mengumpulkan hasil pekerjaanya kepada guru. Langkah kedua yaitu pembagian kelompok. Kelompok siswa disesuaikan dengan kelompok yang sudah ada pada pertemuan sebelumnya. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi tentang cara menghemat energi listrik. Lalu kelompok yang sudah selesai, mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Langkah ketiga yaitu permainan, dalam permainan setiap kelompok siswa mewakilkan satu anggota kelompoknya yang paling dipercaya untuk duduk di meja permainan. Siswa tersebut yang akan mewakilkan kelompoknya untuk

(8)

menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal. Namun jumlah soal dan waktu yang dibagikan lebih sedikit, sehingga membuat persaingan dalam kelompok semakin kuat dan panas. Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan menyumbangkan skor bagi kelompoknya, sedangkan bagi siswa yang tidak dapat menjawab maka kelompok tidak mendapatkan skor. Langkah berikutnya yaitu kompetisi akademik. Dalam kompetisi akademik ini semua siswa dalam kelompok terlibat dalam kompetisi. Siswa duduk pada meja turnamen yang sudah diatur oleh guru. Siswa berkemampuan tinggi duduk di meja turnamen 1, siswa berkemampuan sedang duduk di meja turnamen 2 dan seterusnya. Kemudian siswa menyimak panduan dalam mengikuti kompetisi akademik. Lalu siswa melakukan kompetisi akademik, siswa pertama sebagai pembaca soal mengambil kartu soal dan siswa kedua menjawab pertanyaan yang ada pada kartu. Jika jawaban benar maka kelompok siswa kedua mendapatkan skor, namun apabila jawaban salah kelompok siswa 2 tidak mendapatkan skor. Bahkan apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan maka jawaban dapat dilemparkan oleh siswa ketiga dan seterusnya.

Pada kegiatan penutup siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan menyanyikan kembali lagu Hemat Listrik. Dan langkah terakhir pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penghargaan kelompok. Siswa yang menang dalam permainan diberi satu bintang berwarna emas yang ditempelkan pada papan skor siswa. Kemudian skor dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dijumlahkan. Untuk kelompok siswa yang mendapatkan skor paling banyak maka disebut sebagai pemenang. Kelompok yang menang mendapat penghargaan bintang emas pada papan skor dan mendapatkan hadiah dari guru. Dan sebagai tindak lanjut siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru.

B. Observasi

a. Pertemuan Pertama

Ketika pembelajaran pada pertemuan pertama siklus 1 sedang berlangsung, terdapat pihak yang mengamati dalam proses pembelajaran tersebut. Pihak kesatu guru lain dari sekolah dan pihak kedua orang lain dari luar sekolah

(9)

yang paham dengan pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments. Tugas dari pihak pengamat pembelajaran yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan yang telah disediakan pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Jumlah instrumen pengamatan guru terdapat 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang berupa penyajian kelas (Class Presentation), kelompok (Team), permainan (Game), kompetisi (Tournament), dan penghargaan kelas (Class Recognition). Adapun hasil rata-rata dari observasi terhadap guru tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan I

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3

2. Kelompok (Team) 2

3. Permainan (Game) 2,3

4. Kompetisi (Tournament) 2,8

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,8

Jumlah 12,9

Rata-Rata 2,58

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.2 rata-rata observasi guru yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus 1 memperoleh rata-rata hasil observasi sebanyak 2,58 dan dinyatakan pada kriteria baik. Melalui hasil observasi terhadap guru tersebut terdapat kekurangan pada pembelajaran yang dilaksanakan yaitu ketika guru memasuki tahap kelompok (team), terjadi sedikit kekacauan karena siswa yang terlalu banyak sedangkan pembagian terlalu lama dan kurang efektif sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bercanda dengan temannya. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa juga ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai pula dengan langkah-langkah tipe Teams Games Tournaments.

(10)

Selain pengamatan dilakukan terhadap guru maka dilakukan pengamatan terhadap siswa dalam setiap pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang dilakukan dalam kelas yang menggunakan dengan model Cooperative Learning dengan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Adapun rata-rata hasil observasi terhadap siswa dapat pula disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Pada Siklus 1 Pertemuan I

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 2,6

2. Kelompok (Team) 2

3. Permainan (Game) 2,5

4. Kompetisi (Tournament) 2,6

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,3

Jumlah 12

Rata-Rata 2,4

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.3 pada tabel rata-rata hasil observasi siswa secara keseluruhan kelompok pada proses pembelajaran pertemuan pertama pada siklus 1 memperoleh skor rata-rata sebanyak 2,4 yang dinyatakan pada kriteria baik. Melalui hasil observasi tersebut terdapat kekurangan pada siswa ketika memasuki tahap kelompok (team), ketika pembagian kelompok siswa banyak yang ribut dan terkesan kurang memperhatikan guru karena sistem pembagian yang kurang tepat. Melalui observasi yang dilakukan hasil dari pengamatan pada pertemuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih belum terlaksana dengan baik. Penguasaan kelas belum sepenuhnya tercapai dengan baik, pembagian kelompok siswa masih terlihat kurang tertata secara baik dan kurang kondusif. Pembagian kelompok dilakukan dengan memanggil nama siswa satu per satu. Hal tersebut menghabiskan waktu yang lama karena jumlah murid yang lumayan banyak sehingga dapat menyebabkan kebosanan bagi siswa yang belum di panggil namanya. Dari situlah siswa memiliki kesempatan untuk bergurau dengan temannya daripada mendengar apa yang disampaikan gurunya.

(11)

Ketika pembelajaran pada pertemuan kedua siklus 1 sedang berlangsung, juga terdapat pihak yang mengamati dalam proses pembelajaran tersebut. Pihak kesatu guru lain dari sekolah dan pihak kedua orang lain dari luar sekolah yang paham dengan pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments. Tugas dari pihak pengamat pembelajaran yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan yang telah disediakan pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Jumlah instrumen pengamatan guru terdapat 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang berupa penyajian kelas (Class Presentation), kelompok (Team), permainan (Game), kompetisi (Tournament), dan penghargaan kelas (Class Recognition). Adapun hasil rata-rata yang disajikan terhadap guru dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan II

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 2,2

2. Kelompok (Team) 3

3. Permainan (Game) 2,3

4. Kompetisi (Tournament) 2,4

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,4

Jumlah 12,3

Rata-Rata 2,46

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.4 pada observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran guru pada pertemuan kedua siklus 1 ini memperoleh skor rata-rata 2,46 dan dinyatakan pada kriteria baik. Melalui hasil observasi terhadap guru tersebut pada pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua ini terdapat kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan yaitu pada tahap penyajian kelas. Pada tahap penyajian kelas ini skor yang diperoleh sangat sedikit, dalam penyajian kelas guru kurang melakukan persiapan karena saat pembelajaran dimulai guru melakukan tindakan tanpa melakukan pengecekan pada siswa, apakah siswa sudah benar-benar siap. Hal ini akan berdampak sebagian siswa

(12)

yang dapat mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dengan baik. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang juga disertai dengan langkah-langkah Teams Games Tournaments. Adapun rata-rata hasil observasi terhadap siswa dapat pula disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan II

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 2,5

2. Kelompok (Team) 3

3. Permainan (Game) 2,6

4. Kompetisi (Tournament) 2,5

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,8

Jumlah 13,4

Rata-Rata 2,68

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.5 pada observasi dari keseluruhan kelompok siswa pada proses pembelajaran pada pertemuan kedua siklus 1 ini memperoleh skor rata-rata sebanyak 2,68 dan dinyatakan pada kriteria baik. Melalui hasil observasi tersebut terdapat kekurangan terhadap siswa ketika berada pada tahap penyajian kelas dan pada saat siswa memasuki tahap kompetisi. Siswa masih terlihat kurang memiliki persiapan dalam menerima pembelajaran terbukti bahwa hanya sebagian siswa yang menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis di mejanya. Bahkan terdapat siswa yang masih sibuk dengan bangkunya saat guru melakukan pembukaan pembelajaran. Pada saat kompetisi dilaksanakan siswa juga masih sedikit kebingungan dalam menjawab soal yang terdapat pada kartu bernomor. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa kurang memperhatikan saat guru menyampaikan pembelajaran kepada siswa.

Kesimpulan hasil dari pengamatan pada pertemuan kedua ini pembelajaran masih belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa, kesiapan siswa dalam belajar masih kurang, karena ketika guru datang siswa belum menyiapkan buku dan alat tulis, dan setelah mendapat petunjuk dari guru

(13)

siswa mulai mengeluarkan alat tulis yang akan digunakan dalam belajar. Persiapan yang kurang matang pada pembelajaran akan berdampak juga pada proses pembelajaran berikutnya.

c. Pertemuan Ketiga

Ketika pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus 1 sedang berlangsung, juga terdapat pihak yang mengamati dalam proses pembelajaran tersebut. Pihak kesatu guru lain dari sekolah dan pihak kedua orang lain dari luar sekolah yang paham dengan pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments. Tugas dari pihak pengamat pembelajaran yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan yang telah disediakan pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Jumlah instrumen pengamatan guru terdapat 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang berupa penyajian kelas (Class Presentation), kelompok (Team), permainan (Game), kompetisi (Tournament), dan penghargaan kelas (Class Recognition). Adapun hasil rata-rata observasi yang disajikan terhadap guru dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan III

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3

2. Kelompok (Team) 3

3. Permainan (Game) 3,3

4. Kompetisi (Tournament) 3,2

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,4

Jumlah 14,9

Rata-Rata 2,98

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.7 pada observasi pembelajaran terhadap guru pada pertemuan ketiga siklus 1 ini maka memperoleh skor rata-rata 2,98 dan dinyatakan pada kriteria baik. Skor terendah terdapat pada kegiatan akhir tahap penghargaan kelompok yaitu dengan skor rata-rata 2,4. Kekurangan tersebut dapat terlihat pada pemberian kesimpulan dan kegiatan dalam menutup pembelajaran.

(14)

Guru tidak memandu siswa dalam memberikan kesimpulan pembelajaran yang sudah diberikan dan menutup pembelajaran karena waktu yang kurang. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah Teams Games Tournaments. Adapun hasil rata-rata observasi terhadap siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan III

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3

2. Kelompok (Team) 3

3. Permainan (Game) 2,6

4. Kompetisi (Tournament) 2,9

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 2,5

Jumlah 14

Rata-Rata 2,8

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi siswa pada pertemuan ketiga siklus 1 ini memperoleh hasil skor rata-rata sebanyak 2,8 dan dinyatakan dengan kriteria baik. Skor terendah terdapat pada kegiatan akhir tahap penghargaan skor. Pada kegiatan akhir siswa tidak menyimpulkan dan menutup pembelajaran karena waktu yang digunakan kurang. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan pada pembelajaran pertemuan ketiga ini masih terdapat item observasi yang belum terlaksana dengan baik. Karena dalam pertemuan ketiga ini waktu yang digunakan kurang. Siswa dan guru tidak menyimpulkan dan menutup pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diberikan terasa kurang berkesan. Oleh karena itu pembelajaran pada siklus I ini dapat dikatakan belum berhasil.

3. Refleksi

A. Hasil Tindakan

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi diadakan

(15)

oleh guru dan para pihak observer dalam bentuk diskusi tentang pembelajaran yang sudah dilakukan saat menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan model Cooperative Learning melalui tipe Teams Games Tournaments dapat diterapkan di mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), pembelajaran yang dilakukan mampu menumbuhkan motivasi setiap siswa untuk aktif di dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada saat siswa melakukan persaingan di dalam kelompoknya untuk saling mendapatkan skor. Siswa yang tadinya pasif akan aktif ketika mendapat giliran memainkan dadunya kemudian menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu bernomor. Selain itu siswa dimampukan untuk dapat memecahkan masalah tentang alam sekitar baik dalam kelompok maupun individu.

Ketika penyajian materi siswa menjadi semangat untuk mengikuti pembelajaran, karena pembelajaran yang didapatkan merupakan materi yang digunakan dalam permainan dan kompetisi akademik. Sehingga dalam permainan dan kompetisi akademik siswa mampu menjawab pertanyaan pada kartu bernomor. Pada diksusi kelompok siswa mampu menyelesaikan masalah tentang alam sekitar dengan baik. Kelompok siswa yang tidak masih kebingungan bertanya kepada guru. Antara siswa yang satu dengan yang lain saling membantu dalam kelompoknya, sehingga terdapat komunikasi yang baik dalam pembelajaran. Dengan model pembelajaran Cooperative Learning melalui tipe Teams Games Tournaments ini siswa mampu bersosialisasi dengan menjalin hubungan yang baik antar sesamanya.

Pada saat pelaksanaan permainan, siswa dapat mengikuti permainan dengan baik dan bermain sesuai dengan peraturan yang ada. Siswa yang diwakilkan bertanggung jawab untuk mendapatkan skor bagi kelompoknya. Sedangkan siswa lain mendukung teman dalam kelompoknya yang diwakilkan dalam permainan. Pada saat kompetisi akademik dilakukan semua siswa terlibat aktif dalam kompetisi. Dalam hal akademik antar kelompok siswa yang satu dengan kelompok yang lainnya bersaing untuk mendapatkan skor. Sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyumbangkan skor bagi

(16)

kelompoknya. Pada akhir pembelajaran siswa belajar menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bantuan dan bimbingan dari guru dan kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi. Adapun hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa pada siklus I ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. 8

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 100 - - 2 93 - - 3 87 4 16,7 4 80 7 29,1 5 73 4 16,7 6 67 9 37,5 Jumlah 24 100 B. Hasil Observasi

Berdasarkan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga yang sudah dilakukan dapat diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pihak observer. Pengamatan dilakukan terhadap guru maupun siswa pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun hasil dari observasi pada siklus 1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari refleksi yang dilakukan pada pembelajaran siklus 1 yang dapat ditingkatkan pada pada siklus 2 yaitu sebagai berikut :

1. Kelebihan

a. Memacu siswa yang tadinya pasif dalam pembelajaran menjadi lebih aktif baik dalam kelompok maupun individu.

b. Mendidik siswa untuk dapat bersosialisasi dengan menjalin komunikasi antar siswa baik dalam kelompok yang sama maupun pada kelompok yang berbeda.

c. Melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tentang alam sekitar.

d. Melatih siswa untuk saling menghargai perbedaan dalam kelompok.

e. Memberikan ketergantungan positif kepada siswa baik dalam hal akademik maupun bersosialisasi antar kelompok maupun individu.

(17)

f. Membantu siswa untuk selalu berpikir kritis ketika dihadapkan pada suatu permasalahan.

2. Kelemahan Hambatan :

a. Pada saat pembagian kelompok siswa lebih banyak bercanda dengan temannya dan dan banyak yang rebut karena pembagian kelompok yang kurang efektif yaitu dengan membaca satu per satu nama siswa padahal jumlah siswa lumayan banyak.

b. Persiapan awal guru dan siswa kurang di dalam pembelajaran, hal tersebut akan berdampak konsentrasi dalam proses belajar mengajar siswa dan guru berkurang sehingga penyampaian materi tidak dapat tersampaikan dengan baik.

c. Kurangnya pengaturan waktu yang tepat membuat guru dan siswa tidak dapat menyelesaikan pembelajaran dengan baik. Siswa dan guru tidak dapat menyimpulkan dan menutup pembelajaran dengan baik karena waktu yang disediakan kurang.

Penyelesaian :

a. Pembagian kelompok dengan membacakan satu per satu siswa tidak efektif adalam pembelajaran karena membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu pembagian kelompok sebaiknya dilakukan dengan pencatatan nama siswa berdasarkan kelompok yang sudah diletakkan pada setiap meja yang sudah disiapkan oleh guru. Sehingga saat pembagian kelompok siswa tahu apa yang seharusnya dilakukan, yaitu duduk pada meja kursi yang terdapat nama masing-masing siswa dalam kelompok.

b. Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembelajaran guru membuat daftar cek pada lembar RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibawa oleh guru. Hal tersebut dilakukan supaya setelah guru melakukan setiap langkah pembelajaran, guru memberikan tanda cek pada langkah-langkah yang sudah dilakukan apakah langkah-langkah-langkah-langkah tersebut sudah dilakukan dengan baik atau masih terdapat langkah-langkah pembelajaran yang terlewatkan.

(18)

c. Pengaturan waktu yang tepat sangat diperlukan dalam pembelajaran yang menggunakan tipe Teams Games Tournaments. Karena langkah-langkah yang dilakukan banyak maka guru harus pandai-pandainya untuk mengatur waktu pada setiap langkah-langkah pembelajaran. Misalnya saat permainan kartu bernomor yang dibagikan hanya diambil beberapa saja.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Pelaksanaan pada tahap siklus 2 ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dan sebagai perbaikan pada proses pembelajaran siklus 1. Pelaksanaan tersebut dapat ditunjukkan dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan yang dilakukan di siklus 2 ini dimulai dengan penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan dua Kompetensi Dasar yaitu KD 4.1 Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang, dan sore hari dan KD 4.2 Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan alat peraga yang digunakan seperti gambar, globe, senter, bola tenis, alat-alat untuk melindungi tubuh dari panas cahaya matahari, papan skor, kartu bernomor, dan perkiraan tata ruang meja kursi yang akan digunakan di dalam kelas, materi, instrumen soal diskusi maupun individu, dan lembar observasi terhadap guru dan siswa yang digunakan observer pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang digunakan menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pertama yaitu dengan penyajian kelas (class presentation), pembagian kelompok (team), permainan (game), kompetisi akademik (tournament), dan penghargaan kelas (class recognition).

2. Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan

Implementasi pada siklus 2 ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan waktu setiap pertemuannya memperoleh waktu 3 jam mata pelajaran,

(19)

jika setiap jam mata pelajaran memiliki durasi waktu 35 menit sehingga setiap pertemuan menggunakan waktu sebanyak 105 menit. Dalam setiap pertemuan pun dibagi dalam tiga kegiatan yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA yang digunakan yaitu pada KD 4.1 Mengidentifikasi kenampakan matahari pada pagi, siang, dan sore hari dan KD 4.2 Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus kedua ini dilaksanakan pada tanggal 25 maret 2014. Pada pertemuan pertama di siklus 2 yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai yaitu dengan persiapan media, alat peraga, dan penataan ruang kelas. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan absensi siswa. Pada kegiatan awal siswa melakukan apresepsi siswa dengan bernyanyi lagu Bintang Kecil. Setelah siswa menyanyi guru bertanya tentang benda langit apa saja yang ada ketika pagi, siang dan sore hari. Dari hasil jawaban siswa, maka tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran disampaikan.

Pada kegiatan inti siswa diberi bacaan singkat dan diminta menirukan guru membaca teks bacaan sesuai dengan aturan jeda, lafal, dan intonasi yang tepat. Setelah itu siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang teks bacaan yang sudah dibaca. Setelah itu siswa mengamati gambar benda-benda langit yang disajikan. Siswa menyebutkan benda-benda langit yang ada ketika pagi, siang, sore, dan malam hari. Sebagai perwakilan dua orang siswa diminta maju untuk melakukan demonstrasi bersama guru tentang kedudukan matahari di malam hari dan siang hari. Setelah melakukan demonstrasi siswa mampu menjelaskan kedudukan matahari pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Setelah menjelaskan kedudukan matahari siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang perbedaan panas yang dirasakan pada pagi,siang, sore dan malam hari.

Setelah penyajian materi langkah kedua yang dilakukan dalam tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu pembagian kelompok, siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Pembagian kelompok disesuaikan pada kelompok siklus 1. Siswa melakukan diskusi tentang kedudukan matahari dan

(20)

perbedaaan cahaya dan panas matahari pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Setelah melakukan diskusi siswa mengumpulkan lembar jawab kepada guru. Kegiatan selanjutnya yaitu permainan, permainan seperti biasa dilakukan untuk mendapatan skor bagi kelompok. Setiap kelompok mewakilkan salah seorang siswa untuk duduk di meja turnamen. Siswa tersebut yang akan bersaing dengan kelompok lain secara akademik. Setiap siswa melempar dadu, bagi kelompok siswa yang menang dialah yang menjadi pembaca soal pertama. Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, maka kelompok siswa mendapatkan skor. Namun apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, maka mendapatkan skor nol atau tidak mendapat skor. Sedangkan pertanyaan dapat dilempar oleh teman sebelahnya.

Pada kegiatan akhir siswa bersama dengan guru melakukan refelksi pembelajaran dengan menyanyikan lagu Matahari Terbenam, dan memberikan penghargaan bagi kelompok yang menang. Setelah itu siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah di dapat yitu tentang letak kedudukan matahari serta perbedaan panas pada waktu pagi, siang, sore, dan malam hari dengan bantuan bimbingan guru.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014. Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan sebelum pembelajaran yaitu dengan persiapan alat peraga, media, dan penataan tata ruang meja dan kursi yang ada di kelas. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan absensi siswa. Pada kegiatan awal siswa melakukan apresepsi dengan menyanyikan lagu Bangun Tidur, setelah menyanyi siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang aktivitas yang dilakukan setelah bangun tidur di pagi hari. Dari jawaban siswa maka tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran disampaikan.

Pada kegiatan inti langkah pertama yang dilakukan pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu penyajian kelas. Pada kegiatan ini siswa mengamati gambar peran anggota keluarga yang disajikan oleh guru. Setelah mengamati gambar siswa mampu menyebutkan peran yang dilakukan oleh ayah, ibu, dan anak. Selain itu siswa dapat menyebutkan peran sebagai seorang anak di

(21)

dalam rumah. Lalu siswa menceritakan peran yang dilakukan oleh siswa sebagai anak dalam keluarga pada kertas yang sudah disediakan oleh guru. Kemudian siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang kegunaan panas dan cahaya matahari bagi manusia. Setelah itu siswa mampu menyebutkan kegunaan panas dan cahaya matahari bagi manusia, langkah kedua yang dilakukan yaitu pembagian kelompok. Pembagian kelompok disesuaikan dengan kelompok yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Pada kelompok siswa mendiskusikan tentang kegunaan panas dan cahaya matahari bagi manusia. Setelah berdiskusi siswa mengumpulkan lembar kerjanya kepada guru dan menuju ke halaman sekolah untuk mensimulasikan kedudukan matahari dengan bayang-bayang yang terbentuk. Kemudian Siswa mendiskusikan lembar kerja siswa, dan setelah selesai mengerjakan lembar kerja kelompok siswa masuk ke dalam kelas dengan mengumpulkan hasil kerja kelompok.

Setelah masuk di kelas, siswa melakukan permainan. Siswa dalam kelompok mewakilkan satu orang teman untuk bermain dalam permainan akademik. Siswa diminta duduk di meja permainan dan memainkan dadu. Siswa yang mendapat angka terbanyak maka siswa yang akan membaca soal dan kemudian menjawabnya. Apabila jawaban benar siswa akan mendapat skor dan dilanjutkan oleh teman sebelahnya. Namun apabila salah siswa tidak mendapat skor, dan pertanyaan dapat dilempar oleh teman sebelahnya begitu seterusnya.

Langkah selanjutnya yaitu penghargaan kelompok yang dilakukan pada kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir siswa melakukan refleksi dengan menyanyikan lagu Matahari Terbenam dan memberi penghargaan kepada kelompok yang menang. Dan sebagai tindak lanjut siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan bantuan guru.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada siklus 2 ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah persiapan media, alat peraga, dan penataan tata ruang meja kursi siswa yang ada di kelas. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan absensi siswa. Pada kegiatan awal dari pertemuan tiga ini siswa melakukan apresepsi dengan menyanyikan lagu Lingkaran Besar. Kemudia

(22)

siswa melakukan tanya jawab bersama dengan guru tentang bentuk lingkaran, dan termasuk bangun apakah lingkaran. Dari jawaban siswa maka tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran disampaikan.

Pada kegiatan inti yang dilakukan pertama kali dalam tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yaitu siswa mengamati beberapa gambar bentuk bangun datar yang disajikan oleh guru. Kemudian siswa mengelompokkan gambar bangun datar berdasarkan alat rumah tangga yang ada. Setelah itu siswa menggambarkan bangun datar dan kemudian mengumpulkan hasil gambarannya kepada guru. Setelah mengumpulkan lembar kerja individu siswa menyimak penjelasan guru tentang bentuk matahari yang bulat dan dapat menghasilkan panas dan cahaya bagi manusia. Siswa mengamati demonstrasi tentang benda yang dapat melindungi manusia dari panas dan cahaya matahari. Langkah kedua siswa masuk dalam kelompok dan diajak menuju ke halaman ke halaman sekolah untuk merasakan terhadap panas dan cahaya matahari yang dirasakan. Siswa dalam kelompok menuliskan pengaruh yang ditimbulkan apabila panas dan cahaya matahari yang terik terus menerus mengenai tubuh manusia. Kemudian siswa juga menuliskan pada lembar kerja cara-cara yang dilakukan untuk melindungi tubuh manusia dari panas dan cahaya matahari. Setelah itu siswa mengumpulkan lembar kerja pada guru.

Langkah ketiga yaitu permainan, setelah belajar di halaman sekolah siswa kembali menuju ke kelas. Siswa melakukan permainan dengan mewakilkan satu temannya yang paling unggul dalam hal kognitifnya. Hal tersebut dilakukan karena dalam permainan siswa hanya melakukan satu kali permainan. Setiap siswa yang diwakilkan dalam kelompok menyimak pertanyaan yang dibaca oleh guru dan kemudian menjawabnya. Bagi siswa yang mampu menjawab paling cepat dan benar akan mendapatkan skor. Setelah permainan dilakukan maka semua siswa melaksanakan kompetisi akademik. Setiap siswa menyimak aturan yang dibacakan oleh guru. Semua siswa terlibat aktif dalam permainan, siswa duduk di meja turnamen yang sudah disediakan dan diatur oleh guru. Siswa berkemampuan tinggi duduk di meja turnamen I, siswa berkemampuan sedang duduk di meja turnamen II dan seterusnya. Terdapat enam meja turnamen dalam

(23)

kelas, yang setiap mejanya diduduki oleh empat pemain. Kegiatan yang dilakukan berikutnya pada meja turnamen I siswa memainkan dadu, bagi siswa yang mendapat angka terbanyak dapat membacakan soal dan kemudian menjawabnya. Bagi siswa yang jawabannya benar akan menyumbangkan skor bagi kelompoknya, dan bagi siswa yang tidak dapat menjawab maka pertanyaan dialihkan kepada teman yang duduk di sebelahnya dan skor pada siswa yang tidak menjawab nol. Setelah siswa mendapat giliran pada meja turnamen I maka kompetisi dilanjutkan pada meja turnamen II dan seterusnya.

Langkah selanjutnya pada kegiatan akhir yaitu penghargaan kelas. Setiap siswa melakukan refleksi dengan menunjukkan yel-yelnya pada setiap kelompok. Setelah itu guru memberikan penghargaan pada siswa yang menang. Dan sebagai tindak lanjut siswa mengerjakan soal evaluasi.

B. Observasi

a. Pertemuan Pertama

Ketika pembelajaran yang sedang berlangsung dilaksanakan, guru dan siswa diamati oleh para observer. Observer terdiri dari dua orang yang satu berasal dari pihak sekolah dan luar sekolah yang paham dengan model Cooperative Learning dan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Tugas observer yaitu mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan dengan model Cooperative Learning dengan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh observer dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa dalam kelompok yang sudah disediakan. Lembar observasi guru terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang disajikan secara terpisah-pisah. Langkah-langkah tersebut terdiri dari penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), permainan (game), kompetisi (tournament), dan penghargaaan kelompok (class recognition). Lembar observasi guru terdiri dari 20 intrumen. Adapun hasil rata-rata observasi yang disajikan terhadap guru dapat disajikan pada tabel berikut ini:

(24)

Tabel 4.9

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan I

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,4

2. Kelompok (Team) 3

3. Permainan (Game) 4

4. Kompetisi (Tournament) 3,2

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,8

Jumlah 17,4

Rata-Rata 3,48

Kriteria Sangat Baik

Berdasarakan tabel 4.9 hasil observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah berjalan lebih baik daripada pertemuan yang dilakukan pada siklus 1. Pada pertemuan pertama di siklus 2 ini diperoleh skor rata-rata sebanyak 3,48 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Dari skor yang ditunjukkan pada tabel bahwa skor terendah berada pada tahap kelompok (team). Pada saat pembagian kelompok memang sudah berjalan dengan baik, namun ada sedikit kekurangan yaitu guru kurang tegas dalam memberikan peraturan panduan dalam berdiskusi kelompok. Karena terdapat kelompok yang hanya mengandalkan temannya saja dalam berkelompok. Namun ketika guru menegur siswa baru ikut mengerjakan tugasnya dalam kelompok. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah Teams Games Tournaments.

Selain pengamatan pembelajaran dilakukan terhadap guru pada siklus 2 ini, maka dilakukan pengamatan pembelajaran juga terhadap siswa dalam kelas. Adapun hasil rata-rata observasi terhadap siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini:

(25)

Tabel 4.10

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan I

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,5

2. Kelompok (Team) 2,9

3. Permainan (Game) 3,6

4. Kompetisi (Tournament) 3,5

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,3

Jumlah 16,8

Rata-Rata 3.36

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi pembelajaran yang dilakukan siswa diperoleh skor rata-rata 3,36 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan lancar namun terdapat sedikit kekurangan ketika berkelompok siswa sering mengandalkan temannya yang pandai. Sehingga dapat disimpulkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengamatan pihak observer pada pertemuan pertama siklus 2 yaitu pembelajaran yang dilakukan sudah dapat berjalan dengan baik, bahkan penguasaan kelas sudah berjalan dengan baik, namun terdapat sedikit kekurangan yaitu terdapat siswa yang hanya mengandalkan temannya saja dalam diskusi kelompok. Dan ketika guru menegur siswa baru ikut berpartisipasi dalam kerja kelompok. Sehingga dibutuhkan ketegasan guru dalam memberikan panduan peraturan dalam berdiskusi kelompok.

b. Pertemuan Kedua

Ketika pembelajaran yang sedang berlangsung dilaksanakan, guru dan siswa diamati oleh para observer. Observer terdiri dari dua orang yang satu berasal dari pihak sekolah dan luar sekolah yang paham dengan model Cooperative Learning dan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Tugas observer yaitu mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh observer dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa dalam kelompok yang sudah disediakan.

(26)

Lembar observasi guru terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang disajikan secara terpisah-pisah. Langkah-langkah tersebut terdiri dari penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), permainan (game), kompetisi (tournament), dan penghargaaan kelompok (class recognition). Lembar observasi guru terdiri dari 20 intrumen. Adapun hasil rata-rata observasi yang disajikan terhadap guru dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan II

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,8

2. Kelompok (Team) 3,5

3. Permainan (Game) 3.6

4. Kompetisi (Tournament) 3,6

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,8

Jumlah 18,3

Rata-Rata 3,66

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi pembelajaran terhadap guru pada pertemuan kedua siklus 2 ini diperoleh skor rata-rata 3,66 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Melalui hasil dari observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Semua langkah-langkah sudah dilakukan guru dengan baik. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah Teams Games Tournaments. Adapun hasil rata-rata observasi terhadap siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini:

(27)

Tabel 4.12

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan II

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,4

2. Kelompok (Team) 3,6

3. Permainan (Game) 3,5

4. Kompetisi (Tournament) 3,4

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,6

Jumlah 17,5

Rata-Rata 3,5

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi pembelajaran terhadap siswa pada pertemuan kedua siklus 2 ini memperoleh skor rata-rata 3,5 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Dari awal hingga akhir siswa juga sudah melakukan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah tipe Teams Games Tournaments. Hanya saja saat kompetisi dalam permainan dilakukan siswa dalam kelompok hanya mengandalkan siswa-siswa yang pandai saja untuk diwakilkan dalam lomba. Sehingga untuk siswa yang berkemampuan kurang mereka kurang mendapat pengalaman untuk menjadi siswa yang duduk diwakilkan dalam perlombaan. Bahkan hal tersebut dapat menimbulkan perasaan iri hati terhadap teman yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok.

Hasil pengamatan yang diperoleh dari pengamatan pihak observer pada pertemuan kedua ini yaitu pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, guru juga melakukan penilaian proses pembelajaran secara maksimal. Siswa juga sudah terlatih dalam memberikan kesimpulan tentang pembelajaran yang dilaksanakan, walaupun masih dengan bimbingan guru. Kelemahan dari pertemuan kedua ini yaitu saat siswa melaksanakan permainan dalam kompetisi hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja yang sering diwakilkan dalam perlombaan, padahal siswa lain yang berkemampuan sedang dan rendah pasti juga ingin merasakan hal yang sama dan diberi tanggung jawab untuk diwakilkan dalam lomba.

(28)

c. Pertemuan Ketiga

Ketika pembelajaran yang sedang berlangsung dilaksanakan, guru dan siswa diamati oleh para observer. Observer terdiri dari dua orang yang satu berasal dari pihak sekolah dan luar sekolah yang paham dengan model Cooperative Learning dan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Tugas observer yaitu mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan dengan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh observer dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa dalam kelompok yang sudah disediakan. Lembar observasi guru terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah tipe pembelajaran Teams Games Tournaments yang disajikan secara terpisah-pisah. Langkah-langkah tersebut terdiri dari penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), permainan (game), kompetisi (tournament), dan penghargaaan kelompok (class recognition). Lembar observasi guru terdiri dari 20 intrumen. Adapun hasil rata-rata observasi yang disajikan terhadap guru dapat disajikan pada tabel berikut ini

Tabel 4.13

Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan III

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,4

2. Kelompok (Team) 4

3. Permainan (Game) 3,6

4. Kompetisi (Tournament) 4

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,8

Jumlah 18,8

Rata-Rata 3,76

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi terhadap guru pada pertemuan ketiga siklus 2 ini memperoleh skor rata-rata 3,76 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Melalui hasil observasi yang dilakukan guru sudah melakukan semua langkah-langkah pembelajaran dengan maksimal. Dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah

(29)

tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Selain rata-rata lembar observasi yang disajikan terhadap guru juga disediakan lembar observasi terhadap siswa. Jumlah item pada lembar pengamatan siswa ada 20 item yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang disertai dengan langkah-langkah Teams Games Tournaments. Adapun hasil rata-rata observasi terhadap siswa dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Rata-Rata Hasil Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan III

No Aspek Yang Diamati Rata-Rata skor

1. Penyajian Kelas (Class Presentation) 3,7

2. Kelompok (Team) 3,6

3. Permainan (Game) 3,3

4. Kompetisi (Tournament) 3,7

5. Penghargaan Kelas (Class Recognition) 3,4

Jumlah 17,7

Rata-Rata 3,54

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi pembelajaran terhadap siswa pada pertemuan ketiga siklus 2 ini memperoleh skor rata-rata 3,54 dan dinyatakan pada kriteria sangat baik. Pada pertemuan ketiga ini semua siswa sudah terbiasa dengan model Coopertaive Learning dan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Semua siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengamatan pihak observer pada pertemuan ketiga yaitu pembelajaran sudah berjalan dengan baik dibanding pada siklus 1, waktu yang digunakan juga tidak, kurang penguasaan kelas sudah baik dan penyajian kelas dapat dipahami dan dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan baik.

3. Refleksi

A. Hasil Tindakan

Setelah pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan, maka terdapat refleksi. Refleksi diadakan dengan berdiskusi antara pihak observer dengan guru tentang

(30)

pembelajaran yang sudah dilakukan dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Adapun hasil dari refleksi tersebut yaitu bahwa dengan penggunaan model Cooperative Learning pada tipe pembelajaran Teams Games Tournaments dapat dilaksanakan pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Hal tersebut dapat ditunjukkan pada kegiatan pertama yang dilakukan yaitu dalam penyajian kelas siswa terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran, selain itu siswa juga ikut berpartisipasi dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada langkah kedua yaitu pembagian kelompok. Pembagian kelompok pada siklus 2 ini sudah berjalan dengan baik, dan dapat dilihat dari penataan ruang yang tepat dan terkendali. Pembagian kelompok tersebut dapat terkendali dan berjalan dengan baik ketika guru memberikan kertas yang berisi nama kelompok yang diletakkan pada setiap meja. Kemudian siswa duduk pada meja yang terdapat namanya masing-masing. Siswa juga melakukan diskusi bersama teman satu kelompoknya. Pada diskusi kelompok siswa yang tidak bisa menjadi bisa karena mereka bekerja dalam satu tim untuk mencapai kemenangan bersama. Dari situlah siswa yang menjalin komunikasi antar teman yang satu dengan teman yang lainnnya. Siswa dalam kelompok memecahkan permasalahan tentang alam sekitar. Sehingga dalam diskusi kelompok siswa dilatih untuk berpikir kritis, meningkatkan sosialisasi antar sesama, dan menghargai perbedaan antar sesamanya.

Pada kegiatan permainan, antar kelompok siswa yang satu dengan yang lain saling bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi. Dari situlah siswa akan menggali dan memperdalam ilmunya agar saat permainan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan sesuai waktu yang ditentukan. Pada saat kompetisi akademik semua siswa terlibat aktif dalam kompetisi. Sehingga kekuatan kelompok dapat dimenangkan apabila antar siswa dalam kelompok saling membantu. Bantuan tersebut dapat dilakukan dengan belajar bersama saat kompetsi akademik yang dilakukan belum dilakukan. Sehingga munculah semangat siswa dalam belajar tumbuh. Dengan banyak belajar siswa akan semakin banyak memperoleh pengetahuan. Pada kegiatan akhir yaitu penghargaan kelompok siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan bernyanyi maupun dengan menunjukkan yel-yel masing-masing kelompok. Siswa bersama guru juga

(31)

memberi penghargaan kepada siswa yang menang. Siswa yang menang mendapat hadiah dari guru dan diberi selamat oleh teman-temannya. Siswa juga menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan bantuan dan bimbingan guru. Pada pertemuan terakhir siswa melakukan evaluasi, hal tersebut dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan siswa ini pada pembelajaran yang sudah dilakukan oleh siswa pada siklus 2. Adapun hasil ketuntasan hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa pada siklus 2 dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.15

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 100 2 8,33 2 93 8 33,33 3 87 1 4,17 4 80 9 37,5 5 73 4 16,67 Jumlah 24 100 B. Hasil Observasi

Berdasarkan pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga di siklus 2 ini dapat diambil data secara kuantitatif yang diperoleh pada proses pembelajaran yang sudah dilakukan dan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pihak-pihak observer. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap guru dan siswa dalam kelompok saat pembelajaran sedang berlangsung. Melalui hasil observasi yang dilakukan pada siklus 2 ini, maka dapat disimpulkan dari seluruh hasil refleksi yang dapat ditingkatkan pada pembelajaran siklus II ini yaitu :

1. Kelebihan

a. Siswa menjadi lebih aktif dalam bekerja secara kelompok maupun individu dengan adanya kuis dan kompetisi yang dilakukan.

b. Siswa terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments.

(32)

c. Siswa dapat berpikir secara kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada.

d. Siswa memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi antar teman sekelompoknya maupun teman lainnya.

e. Siswa mampu memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun di dalam kelompok.

f. Dengan penghargaan yang diberikan siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

g. Siswa memiliki ketergantungan yang positif yaitu dalam hal akademiknya. 2. Kelemahan

Hambatan :

a. Pada saat diskusi kelompok siswa hanya mengandalkan siswa-siswa yang pandai sedangkan teman yang berkemampuan kurang ikut berpartisipasi dalm bekerja kelompok, tetapi ketika ditegur guru siswa baru mulai ikut berpartisipasi untuk bekerja kelompok.

b. Saat permainan kompetisi siswa yang diwakilkan dalam kelompok hanya orang-orang tertentu, sehingga teman yang lain kurang mendapat pengalaman untuk merasakan hal yang sama dengan teman-teman yang diwakilkan.

Penyelesaian :

a. Untuk mengatasi hambatan tersebut misalnya, dengan membuat aturan dalam diskusi kelompok bagi siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam bekerja kelompok maka nilai kelompok akan dikurangi. Oleh karena itu guru juga harus lebih cerdik dalam melakukan pengamatan kepada siswa saat bekerja kelompok.

b. Dan untuk mengatasi hambatan pada saat permainan dalam kompetisi, maka saat permainan diberlakukan aturan siswa yang sudah pernah diwakilkan dalam permainan diminta bergantian dengan teman lain.

(33)

4.2. Hasil Analisis Data

Melalui hasil tindakan dan observasi yang ada, maka dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan skor pengamatan yang terjadi pada guru dan siswa kelas II di SD bugel 01 kota Salatiga pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan penggunaan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments. Keberhasilan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa kelas II SD Negeri Bugel 01 semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.16

Perbandingan Kenaikan Hasil Belajar IPA Siswa Tiap Siklus Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Kriteria Nilai Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tuntas 5 20,8 11 45,8 20 83,3

Tidak Tuntas

19 79,2 13 54,2 4 16,7

Jumlah 24 100 24 100 24 100

Berdasarkan tabel 4.16 maka perbandingan hasil belajar pada hasil belajar siswa kelas II telah mengalami peningkatan dari pra siklus menuju siklus 1 hingga menuju pada siklus 2. Melalui hasil belajar pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang menggunakan model Cooperative Learning dengan tipe Teams Games Tournaments pada pra siklus awalnya siswa yang tuntas hanya 5 orang siswa dengan presentase 20,8% sedangkan yang tidak tuntas 19 siswa dengan presentase sebesar 79,2%. Dan pada siklus 1 terdapat 11 siswa yang tuntas dengan presentase 45,8% dan 13 siswa tidak tuntas dengan presentase 54,2%. Hingga pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 20 siswa yang tuntas atau sebesar 83,3% dan 4 siswa tidak tuntas atau sebesar 16,7% siswa yang tidak tuntas.

Adapun peningkatan skor hasil belajar IPA (Ilmu Penggetahuan Alam) pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut:

(34)

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus

Selain ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan, nilai maksimal dan nilai minimal siswa juga mengalami peningkatan. Kenaikan nilai maksimal keberhasilan hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus sebanyak 84, pada siklus 1 meningkat sebanyak 87, dan pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 100. Kenaikan nilai maksimal tersebut dapat disajikan dengan gambar grafik sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Nilai Maksimal Hasil Belajar Tiap Siklus

Selain terdapat nilai maksimal yang disajikan dari pra siklus, siklus1, dan siklus 2 yang disajikan dalam gambar grafik, maka disjikan pula gambar grafik nilai minimal siswa. Sedangkan kenaikan nilai minimal siswa juga meningkat yaitu pada pra siklus sebanyak 60, pada siklus 1 sebanyak 67, dan pada siklus 2 sebanyak 73. Peningkatan nilai minimal tersebut juga dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:

(35)

Gambar 4.4 Grafik Nilai Minimal Hasil Belajar Tiap Siklus

Selain itu skor rata-rata pada setiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus jumlah skor rata-rata sebanyak 69,25, pada siklus 1 jumlah skor rata-rata sebanyak 75,13, dan pada siklus 2 jumlah skor rata-rata sebanyak 85,13. Peningkatan kenaikan jumlah rata-rata skor tersebut dapat ditunjukkan pada grafik berikut:

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Tiap Siklus

4.3. Pembahasan

Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi karena dalam pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning pada tipe Teams Games Tournaments dengan langkah-langkah penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), permainan (game), kompetisi (tournament), dan penghargaan kelas (class

(36)

recognition) dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar lebih giat karena dalam kompetisi akademik untuk dapat memenangkan permainan dan kompetisi siswa harus memiliki pengetahuan yang lebih. Selain itu permainan akademik yang dilakukan pada saat pembelajaran membantu siswa lebih memahami materi yang diberikan, karena soal yang terdapat pada kartu bernomor tersebut merupakan pembahasan tentang materi yang sudah diberikan sehingga kemampuan siswa di uji apakah siswa sudah benar-benar paham atau belum dengan materi yang diberikan. Oleh karena itu usaha untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dan dapat memenangkan pertandingan siswa yaitu dengan merespon pembelajaran yang telah disajikan. Dengan kemampuan lebih yang dimiliki siswa untuk memahami pembelajaran telah memudahkan siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya khususnya dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Pada pembahasan siklus 1 ini berfokus pada perbaikan peningkatan hasil belajar dari pra siklus menuju siklus 1 baik secara kognitif maupun dalam penilaian proses. Pada siklus 1 ini kompetensi dasar yang digunakan yaitu KD 3.1 Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya. Dengan penggunaan alat peraga seperti gambar-gambar alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik maupun tidak menggunakan energi listrik, kartu bernomor, papan skor, papan tulis, dan kapur membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan. Ketuntasan hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siklus 1 lebih baik atau mengalami peningkatan dibandingkan pada pembelajaran pra siklus. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena siswa telah melaksanakan pembelajaran dengan model dan tipe pembelajaran baru yaitu model Cooperative Learning dan tipe pembelajaran Teams Games Tournaments. Dengan model dan tipe pembelajaran yang baru siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran dengan model dan tipe ini lebih menekankan siswa untuk bekerja sama antar teman yang satu dengan teman antar kelompoknya. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh skor terbanyak hingga mencapai kemenangan bersama. Sehingga pembelajaran ini melatih siswa untuk

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Ketuntasan Siswa Pada Pra Siklus
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus
Gambar 4.4 Grafik Nilai Minimal Hasil Belajar Tiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun mangkokan memiliki potensi aktivitas

Adapun permasalahan yang diangkat adalah “Bagaimana proses latihan menyanyikan lagu Kasihi Allah Mu pada paduan suara pelayanan anak remaja di GMIT Bet’El Oesapa Tengah

Olehkarena itu mari kita pelajari nama yang sesuai dengan aturan kimia, simak beberapa gambar berikut kemudian identifikasi ciri-cirinya. Untuk dapat menyelesaikan pertanyaan

Kepala Badan Pertanahan Nasional. Dalam rangka perolehan tanah, di lokasi itu ternyata masih banyak bidang tanah yang belum seluruhnya terdaftar karena pendaftaran tanah

Dalam rangka mendorong pengelolaan fiskal yang sehat, konsisten dan berkelanjutan untuk mendukung Visi Indonesia 2045 menuju negara berdaulat, maju, adil, dan

Nama Daerah Bagi Rata Jumlah. Perkebunan

perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen rapat. 5) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran. Pada tahap ini, dilengkapi dengan

Namun yang menjadi masalah biasanya banyak konsumen yang tidak menyukai aroma dan rasa dari pada telur oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan