• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN PELATIHAN UNTUK TEKNIK WAWANCARA KUALITATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN PELATIHAN UNTUK TEKNIK WAWANCARA KUALITATIF"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAHAN PELATIHAN UNTUK

TEKNIK WAWANCARA KUALITATIF

Tujuan Pelatihan

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang dan panduan praktis untuk menggunakan teknik wawancara. Keterbatasan waktu training (maupun waktu penelitian) dan keperluan praktis menyebabkan pembahasan tentang teknik ini hanya dibatasi pada persoalan praktis dalam kaitannya dengan isu penelitian yang akan dilakukan dan pilihan-pilihan teknik pengumpulan data yang sudah ditentukan dalam rancangan penelitian. Namun demikian, bilamana dirasakan perlu, beberapa hal yang lebih konseptual juga akan diberikan agar teknik-teknik pengumpulan data yang akan dibahas bisa lebih dipahami. Meskipun fokus pelatihan adalah teknik wawancara, materi pelatihan ini akan dibuka dengan pembahasan tentang beberapa hal penting yang relevan dengan metode ini. Dua hal yang dirasakan relevan dan penting dibahas untuk memahami latar belakang teknik wawancara adalah fungsi teori dan sampling di dalam

penelitian kualitatif. Fungsi (dan karakter) teori dalam penelitian kualitatif penting dibahas karena sangat berpengaruh terhadap tujuan-tujuan teknik wawancara kualitatif dan bagaimana wawancara harus dilakukan. Di samping merupakan isu yang sering menjadi sumber kesalah pahaman, isu sampling perlu dibahas dalam kaitannya dengan wawancara kualitatif karena pada dasarnya sampling

merupakan sebuah cara untuk menentukan siapa yang harus diwawancara. Pembahasan tentang sampling akan difokuskan pada perbedaan tujuan sampling di dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Di bagian materi metode wawancara pembahasan akan dimulai dengan overview dan tujuan umum metode wawancara dan kemudian dilanjutkan dengan jenis-jenis metode wawancara kualitatif. Mengingat bahwa penelitian yang akan dilakukan sangat tergantung pada semi-structured-open-ended interview untuk individu dan kelompok, bobot pembahasan akan lebih banyak diberikan pada teknik

wawancara tersebut.

Secara umum pelatihan ini diberikan kepada mereka yang akan melakukan evaluasi. Secara khusus pelatihan ini ditujukan kepada para peneliti yang kurang familiar dengan penelitian dan wawancara kualitatif.

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Metode Wawancara Fungsi Teori dalam penelitian Kualitatif

Teori merupakan seperangkat proposisi tentang suatu hal. Selain memperlihatkan keterkaitan (hubungan saling pengaruh) antara konsep tertentu, secara implisit teori juga berisi prediksi yang memungkinkan peneliti meramalkan sejumlah kemungkinan yang akan terjadi jika ia mendapatkan input yang memadai tentang gejala yang menjadi fokus penelitiannya. Di dalam pelaksanaan penelitian, teori menjadi

(2)

2 semacam pemandu bagi peneliti untuk menyeleksi data, memusatkan perhatian pada topik-topik tertentu, dan untuk menentukan metode serta teknik

pengumpulan data apa yang relevan untuk digunakan.

Dalam penelitian kuantitatif teori menjadi hipotesa baku yang harus diuji di

lapangan. Hipotesa tersebut harus diterjemahkan kedalam pertanyaan-pertanyaan baku yang kemudian dicantumkan ke dalam kuesioner. Pengumpulan data di lapangan dilakukan untuk menguji keberlakuan hipotesa-hipotesa yang ada. Karena teori maupun hipotesa dalam penelitian kuantitatif bersifat baku dan sudah ditentukan sebelum pengumpulan data dilakukan, maka input dari lapangan hanya akan mengkonfirmasi atau menolak hipotesa yang ada.

Dalam penelitian kualitatif teori diperlakukan secara lebih fleksibel dibanding dalam penelitian kuantitatif. Hal ini terlihat dari operasi penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, teori lebih merupakan proposisi yang berisi berbagai kemungkinan yang akan dilihat bekerjanya di lapangan. Fleksibilitas dilakukan dengan dua alasan:

(1) penelitian kualitatif sangat mengakui pentingnya konteks kehidupan sebagai rangkaian faktor yang menentukan cara berpikir maupun bertindak warga masyarakat yang hidup di dalamnya. Konteks itu berbeda antar masyarakat sehingga ada kemungkinan ada hal-hal yang tak terduga (yang tidak tercakup dalam teori) yang ikut menentukan hal yang jadi fokus penelitian; (2) Konteks bisa menyebabkan keberlakukan faktor yang sudah tercakup dalam

teori bekerja dengan cara yang tidak pernah diperhitungkan sebelum penelitian dilakukan.

Sifat fleksibel teori dalam penelitian kualitatif menyebabkan input dari lapangan tidak hanya dapat mengkonfirmasi atau menolak proposisi yang ada, tapi juga untuk memodifikasinya dan mencari penjelasan/pemahaman tentang apa yang menyebabkan proposisi itu bekerja atau tidak bekerja di dalam konteks masyarakat yang diteliti. Hal ini sangat berpengaruh terhadap bagaimana wawancara di dalam penelitian kualitatif dilakukan. Satu hal yang sangat menyolok dari pengaruh tersebut adalah pertanyaan dalam wawancara kualitatif sebagian besar

memerlukan jawaban yang bersifat open-ended. Pertanyaan diajukan tidak hanya untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesa yang ada, tetapi juga untuk

memodifikasi hipotesa tersebut sehingga peneliti mendapatkan pemahaman yang mendalam, padat, lengkap, dan sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat yang ditelitinya.

Sampling dalam penelitian kualitatif

Baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif, kebutuhan akan sample selalu dipicu oleh persoalan bagaimana dan kepada siapa kita bisa memperoleh informasi yang diperlukan. Meskipun demikian, tujuan dan logika pengambilan sample di dalam dua metode ini sangat berbeda.

(3)

3 Dalam penelitian kuantitatif sampling dilakukan untuk memperoleh informasi dari sejumlah orang yang dianggap mewakili populasi yang lebih besar. Melalui

informasi tersebut peneliti bermaksud membuat generalisasi yang bisa berlaku untuk populasi tersebut.

Dalam penelitian kualitatif sampling dilakukan untuk

• memperoleh sumber/orang-orang/kasus/peristiwa yang memilik/mengandungi banyak informasi (info-rich)

• melakukan verifikasi (konfirmasi atau penolakan) terhadap informasi yang diperoleh dari informan awal;

• mendapatkan variasi yang lengkap dari sebuah gejala; • melengkapi puzzle.

Dengan demikian, di dalam penelitian kuantitatif sampling berkaitan dengan representativeness yang diperlukan untuk membangun pernyataan-pernyataan yang berlaku umum di dalam populasi yang diteliti (generalisasi). Jumlah sample ditentukan menurut prosedur statistik yang baku. Di dalam penelitian kualitatif sampling berkaitan dengan kepadatan, koherensi dan kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam rangka membangun pemahaman (understanding) terhadap sesuatu hal, memverifikasi pemahaman yang diperoleh (memperkuat validitas), dan menangkap, mendeskripsikan, memahami keragaman/variasi dari sebuah gejala tertentu.

Jumlah sample tidak ditentukan oleh prosedur standar dan banyaknya informan, melainkan oleh:

• Sejauh mana informasi yang dibutuhkan sudah cukup lengkap dan berbagai variasi yang signifikan sudah tercakup

• sejauh mana saturasi (tingkat kejenuhan informasi) sudah dicapai. Saturasi terjadi bila informasi yang diperoleh dari informan tambahan sifatnya mengulang atau hanya berisi info yang tidak terlalu penting.

Berapa banyak informan yang perlu diwawancara seringkali juga ditentukan oleh hal-hal praktikal seperti jumlah tenaga pewawancara, waktu, biaya, dan berbagai kendala yang ada di lapangan.

Overview Metode Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh informasi verbal dari informan mengenai hal-hal yang tidak bisa secara langsung diperoleh melalui pengamatan. Bila kita ingin mendapatkan keterangan verbal tentang suatu kejadian,

perspektif,penilaian, pemikiran, gagasan tentang kejadian atau gejala tertentu, wawancara merupakan teknik yang tepat untuk digunakan. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa seringkali ada kesenjangan antara gejala atau tindakan dengan makna yang diberikan kepada gejala tersebut.

(4)

4 Metode wawancara kualitatif digunakan dengan tujuan-tujuan tertentu. Tujuan itu antara lain adalah:

• Mendapatkan deskripsi yang rinci tentang suatu hal (peristiwa, situasi, kondisi, proses, perspektif, makna, penilaian)

• Mendapatkan perspektif yang lengkap dan terintegrasi tentang suatu hal. Perspektif ini dicari dari sejumlah sumber yang relevan dengan hal yang ingin diketahui

• Memahami dan menjelaskan sesuatu dengan cara memperlihatkan prosesnya.

• Mengembangkan deskripsi holistik (tentang bekerjanya sebuah sistem, kegagalan, kemacetan, keberhasilan)

• Mendapatkan pemahaman tentang bagaimana sebuah persoalan atau persitiwa diinterpretasi secara berbeda oleh pihak-pihak yang relevan. • Mengungkap pengalaman-pengalaman orang secara kongkrit dan

terperinci sehingga pembaca memperoleh empati atau bisa turut merasakan apa yang telah terjadi.

• Mengidentifikasi variabel-variabel yang diperlukan untuk membuat hipotesa dalam sebuah survey atau hipotesa kerja dalam penelitian kualitatif.

Secara umum metode wawancara bisa diletakan kedalam sebuah kontinum : pertanyaan tertutup dengan jawaban tertutup di satu kutub dan pertanyaan terbuka dengan jawaban terbuka di kutub yang lain.

Di dalam penelitian kualitatif, kontinum itu dipersempit menjadi Pertanyaan terbuka dengan jawaban terbuka di satu kutub dan pertanyaan tertutup/berstruktur

dengan jawaban terbuka di kutub yang lain.

Dilihat seperti itu, maka salah satu ciri menonjol dari metode wawancara kualitatif adalah pentingnya informan memberikan jawaban yang terbuka terhadap pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif sangat mementingkan konteks, proses, dan koherensi dari

jawaban-jawaban informannya. Hal itu sulit diperoleh ketika alternatif jawaban-jawaban informan telah ditentukan sebelum wawancara dilakukan.

Berdasarkan kontinum itu, secara umum metode wawancara kualitatif dapat dibagi menjadi tiga jenis: wawancara informal/bebas, wawancara dengan pedoman wawancara, dan wawancara semi struktur.

A. WAWANCARA INFORMAL/BEBAS

Definisi2 penting dalam metode Wawancara Informal/Bebas

Wawancara informal adalah sebuah teknik wawancara yang dilakukan di dalam proses interaksi alamiah/percakapan informal. Pertanyaan yang diajukan

(5)

5 Meskipun peneliti tahu informasi apa yang dicari, pertanyaan maupun jawaban di dalam teknik ini tidak ditentukan sebelum wawancara dilakukan.

Fungsi dan tujuan-tujuan digunakannya metode wawancara informal • Rapport

• Eksplorasi

• Probing, menanyakan isu yang sama dengan pertanyaan yang berbeda-beda

• Mendapatkan informasi yang erat berkaitan dengan konteks kehidupan masyarakat

Prasyarat yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode wawancara informal • Mampu menjadi pendengar yang baik

• Bisa menciptakan pertanyaan-pertanyaan penting di dalam sebuah percakapan

• Dapat membangun situasi yang nyaman bagi informan dan memicu minat informan untuk membicarakan topik-topik tertentu

• Siap menghadapi ambiguitas

• Sensitif terhadap situasi dan kebiasaan di tempat baru

Kekuatan/keterbatasan/kelemahan metode wawancara informal Kekuatan:

• pewawancara bisa sangat fleksible dalam mengikuti gaya dan karakter informan yang berbeda-beda.

• Pertanyaan yang sama bisa ditanyakan secara berbeda tergantung pada siapa informan yang diwawancara.

• Situasi percakapan memungkinkan informan mengungkap hal-hal yang sulit keluar melalui proses yang lebih formal, standar, dan kaku.

• Cara ini paling bagus untuk menangkap perspektif informan karena berbagai kendala yang ada dalam suasana formal dapat diperkecil • Cara ini merupakan tahap awal yang efektif bagi proses pembentukan

teknik wawancara yang lebih berstruktur atau survey Kelemahan:

• Memerlukan banyak waktu dan tenaga serta keluwesan.

• Memerlukan kualitas pewawancara yang berpengalaman dan kemampuan interaksi sosial yang relatif baik.

• Penyusunan data agar menjadi sistematik memakan waktu yang lama • Bukan teknik yang efektif ketika tim peneliti terdiri dari orang yang berbeda

(6)

6 B. WAWANCARA DENGAN PEDOMAN WAWANCARA

Definisi2 penting dalam metode Wawancara dengan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah daftar topik-topik penting yang akan dicakup dalam sebuah proses pengumpulan data. Dalam bentuk yang lebih rinci, masing-masing topik yang ada dalam daftar/pedoman bisa juga disertai dengan sejumlah pertanyaan alternatif. Pertanyaan tersebut lebih berfungsi sebagai pemicu wawancara dan strategi wawancara, bukan daftar pertanyaan yang harus

ditanyakan secara kaku. Pedoman wawancara yang cukup lengkap biasanya juga mencakup keterangan dan rationale dari masing-masing topi yang akan diliput (mengapa topik ini penting untuk diliput? Apa asumsi yang mendasari dipilihnya topik tertentu dst).

Fungsi dan tujuan-tujuan digunakannya metode Wawancara dengan Pedoman Wawancara

Wawancara dengan menggunakan pedoman dilakukan untuk tujuan dan dalam kondisi tertentu:

• Teknik ini berguna apabila kita ingin mempertahankan kekuatan penelitian (mendapatkan jawaban yang open-ended dan sesuai dengan keadaan informan) tetapi ingin memastikan bahwa topik-topik yang telah ditentukan sebelum wawancara dapat terliput

• Topik yang akan diliput cukup banyak dan proses wawancara dilakukan oleh sebuah tim pewawancara yang pemahaman terhadap isu yang akan diteliti bervariasi. Pedoman ini sekaligus juga berperan sebagai pedoman

pengumpulan data yang bisa terus menerus diperiksa untuk mengingatkan peneliti tentang apa yang perlu diliput.

• Pedoman wawancara juga berguna untuk digunakan sebelum dan sesudah wawancara dilakukan

Prasyarat yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode Wawancara dengan Pedoman Wawancara

• Mempunyai pemahaman yang baik terhadap topik-topik yang akan diliput • Mampu menjadi pendengar yang baik dan menciptakan pertanyaan dari

rangkaian jawaban informan

• Bisa menciptakan alternatif pertanyaan dan variasi strategi bertanya dari topik yang sama

• Dapat membangun situasi yang nyaman bagi informan dan memicu minat informan untuk membicarakan topik-topik tertentu

• Siap menghadapi ambiguitas dan kemungkinan berubahnya topik-topik yang ada dalam pedoman wawancara

(7)

7 Kebutuhan-kebutuhan apa yang harus dipenuhi

Untuk menggunakan metode ini ada sejumlah langkah yang perlu dipenuhi: • Memahami dengan baik tujuan dari wawancara/penelitian yang akan

dilakukan

• Mempunyai rumusan yang cukup jelas tentang topik-topik yang akan diliput dalam wawancara (kerangka substantif, ruang lingkupnya, dan kedalaman informasi)

• Pewawancara memiliki pengetahuan (dan pengalaman) dengan topik-topik yang akan ditanyakan. Hal ini penting untuk menjadi informed dan alert interviewer, mendapatkan respect dan kepercayaan dari informan.

• Mempunyai bayangan tentang bentuk laporan dan informasi yang penting bagi laporan penelitian.

Kekuatan/keterbatasan/kelemahan metode Wawancara dengan Pedoman Wawancara

Kekuatan :

• Di samping bisa memperoleh data yang komprehensif, pedoman/outline topik yang ada memungkinkan pengumpulan data yang lebih sistematik/seragam dari beragam informan

• Kesenjangan informasi dapat diantisipasi

• Proses wawancara relatif bersifat alamiah dan situasional Kelemahan :

• Karena outline sudah ditentukan, ada kemungkinan info penting terabaikan • Fleksibilitas dalam proses wawancara dapat mengakibatkan jawaban yang

secara substansial berbeda dari informan yang berbeda

• Akibatnya jawaban tentang topik yang sama sulit diperbandingkan

• Meskipun relatif terstruktur, pengolahan dan penyusunan data masih cukup rumit dan memakan waktu

Apa yang tidak boleh dilakukan ketika menerapkan metode x

• Seperti telah dikemukakan di atas, pedoman wawancara berisi daftar topik bukan pertanyaan (meskipun untuk setiap topik ada contoh/alternatif pertanyaan, strategi bertanya dsb)

• Jangan menggunakan pedoman wawancara sebagai daftar pertanyaan seperti di dalam proses survey. Hal ini akan mengakibatkan pewawancara lebih sibuk dengan pedoman dan daftar pertanyaan ketimbang jawaban informan

• Jangan membuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong informan memberikan jawaban yang baku atau alternatif jawaban yang diajukan

(8)

8 oleh pewawancara. Hal ini akan mengikis motif informan untuk mengungkap informasi yang lengkap dan terperinci

• Tidak memberlakukan pedoman, topik, maupun alternatif pertanyaan secara kaku. Kemungkinan modifikasi selalu terjadi.

• Pedoman wawancara tidak perlu diterapkan secara seragam kepada semua jenis informan.

C. WAWANCARA SEMI BERSTRUKTUR (SSI) Karakteristik umum metode SSI

• Susunan dan urutan pertanyaan sudah ditentukan sebelum wawancara • Pertanyaan ditanyakan sesuai dengan daftar pertanyaan yang sudah ada

(urutan dan kata-katanya)

• Semua informan diberi pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama • Informan tidak diberi pilihan jawaban (open-ended). Mereka tetap bisa

menjawab dengan caranya masing-masing Fungsi dan tujuan-tujuan digunakannya metode SSI Metode ini pada dasarnya dipilih karena sejumlah alasan:

• Menutupi kelemahan-kelemahan yang terdapat di dalam metode wawancara dengan pertanyaan dan jawaban yang terbuka. Namun strategi ini mengandung dilema: semakin banyak kelemahan metode kualitatif dapat dihindari oleh teknik ini, semakin sedikit kekuatan metode kualitatif yang dapat dimanfaatkan oleh teknik ini.

• Metode ini cukup efektif digunakan ketika wawancara dilakukan oleh sebuah tim. Struktur pertanyaan berfungsi untuk mengurangi variasi subyektivitas, cara bertanya, dan pemahaman pewawancara dalam sebuah tim

• Mendapatkan data yang cukup kaya dan detail tapi sangat sistematis. Struktur pertanyaan yang sama memungkinkan perbandingan dilakukan dengan lebih baik. Sampai titik tertentu kuantifikasi juga bisa dilakukan. Bagi audience tertentu, cara ini sering dianggap lebih valid dan credible.

• Mendapatkan informasi yang cukup luas dan detail dalam waktu yang relatif singkat.

Kekuatan/keterbatasan/kelemahan metode SSI Kekuatan:

• Karena informan memberi info berdasarkan pertanyaan yang sama, data yang diperoleh lebih mudah dibandingkan

(9)

9 • Pengaruh dan bias pewawancara bisa relatif dikurangi bila menggunakan lebih

dari satu pewawancara

• Pengorganisasian dan analisis data relatif mudah

• Memungkinkan pengguna hasil penelitian untuk mengevaluasi instrumen yang digunakan dalam peneltian

Kelemahan:

• Tingkat fleksibilitas sebagaimana yang terkandung dalam wawancara bebas sangat rendah.

• Urutan dan pertanyaan yang baku bisa menjadi kendala bagi informan dan membatasi relevansi pertanyaan dan jawaban dengan konteks yang ada • Semakin sistematis dan berstruktur, semakin berkurang kualitas informasi yang

diperoleh

• Kalau tidak berhati-hati teknik ini bisa mendapatkan headline tapi kehilangan ceritanya

• Cenerung mendapatkan jawaban gelondongan ketimbang kongkrit dan detail Apa yang perlu dipersiapkan untuk menggunakan teknik SSI

• Menyadari dan sensitif terhadap konteks interaksi antara interviewer dan interviewee (terutama konteks proyek)

• Memahami dan mengetahui sebanyak mungkin berbagai info yang relevan dengan topik yang akan ditanyakan dalam interview

• Merencanakan dan memperkirakan berbagai peralatan apa yang dibutuhkan sebelum wawancara dilakuka

• Memilih tempat interview yang tepat (dimana interview bisa dilakukan) • Memilih informan yang dianggap relevan dengan tujuan wawancara

(sampling)

• Bagaimana menanyakan pertanyaan dengan cara yang tepat (menurut ukuran lokal)

• Sebelum dan sesudah beberapa kali interview, perkirakan waktu kasar yang diperlukan untuk menyelesaikan wawancara.

Pendekatan/strategi implementasi metode SSI

• Bagaimana memperkenalkan diri, tujuan interview, topik yang akan ditanyakan, dan pastikan mereka mengerti (buka peluang untuk mereka bertanya). Sebutkan arti penting pandangan mereka bagi perbaikan program.

• Bagaimana mendapatkan kepercayaan dan memperkecil kepercayaan dan kerjasama yang berlebihan

• Proses interview sebaiknya dilakukan lewat pertanyaan yang paling sederhana dan bisa diterima sampai ke hal yang kompleks (menentukan strategi tentang tipe-tipe pertanyaan yang harus diajukan –deskriptif, struktural, dll)—Strategi ini penting dilakukan walaupun harus luwes karena situasi pribadi, pangkat, kebudayaan, dan wilayah berbeda2)

(10)

10 • Bagaimana pencatatan harus dilakukan pada saat wawancara (jotting,

rekam, ketik)

• Bagaimana interview diselesaikan (konfirmasi kesimpulan, rekap dan analisis dengan informan, jangan lupa berterima kasih atas waktu dan pikiran (bahwa keterangan sangat berguna untuk memperbaiki program) dan sampaikan bahwa bila diperlukan informan akan diminta keterangannya lagi Bagaimana hasil SSI dicatat, disusun, dan disimpan

• Secepat mungkin membuat rekap

• Merekap/ mencatat catatan singkat (dan ingatan) yang dibuat pada saat wawancara

• Susun hasil wawancara di bawah heading pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dalam wawancara /mungkin perlu form

• Secara terpisah masukan analisis, kesimpulan, komentar, ataupun catatan pribadi tentang isi wawancara maupun tentang informan.

• Buat checklist kelengkapan sumber informasi

• Untuk setiap issue simpan hasil wawancara berdasarkan tipe informan (poor household, aparat, korkot, dll) di dalam sebuah map

• Apa yang sebaiknya dihindarkan (menunda rekap)

D. WAWANCARA BIOGRAFI

Pada dasarnya wawancara untuk mendapatkan data tentang sejarah dan pengalaman keterlibatan informan di dalam program menggunakan teknik yang sama dengan SSI maupun teknik wawancara dengan pedoman wawancara. Namun demikian, substansi yang ingin diperoleh (cerita tentang pengalaman dan sejarah informan) mengandung beberapa isu khusus yang mungkin relatif berbeda dengan teknik-teknik yang telah dibahas sebelumnya. Isu-isu tersebut antara lain adalah:

• Informasi tentang biografi bisa sangat kongkrit, terperinci, dan panjang (meskipun tidak berbicara tentang keseluruhan sejarah hidup informan). Oleh karena itu, sebelum wawancara ini dilakukan, sangat penting peneliti

membatasi hal yang ingin dicakup dan tingkat kedalaman yang ingin

dicapai dan bagaimana informasi dari berbagai biografi ini akan berperan di dalam laporan penelitian.

• Seringkali isi dan alur cerita tentang masa lalu bukan hal yang mudah untuk diungkap karena sejumlah alasan (karena ingatan terhadap detail terbatas atau karena pengalaman traumatik). Oleh karena itu pewawancara di dalam bertanya perlu terus menerus memberikan pertanyaan yang dapat memicu ingatan informan dan bersikap cukup sabar dan berhati-hati ketika percakapan menyentuh persoalan yang sensitif atau pengalaman traumatik informan. Pewawancara perlu mempunyai judgment yang tepat tentang kapan sebuah pertanyaan sensitif/sulit bisa ditanyakan

(11)

11 • Kemampuan untuk menanyakan suatu hal dari berbagai sudut pandang di

berbagai kesempatan yang berbeda menjadi penting di dalam wawancara biografi.

• Pengalaman dari berbagai praktek oral history interview memperlihatkan bahwa cerita tentang masa lalu sangat dipengaruhi oleh posisi informan pada masa kini, bayangan informan tentang apa yang terjadi pada masa mendatang, dan siapa pewawancara yang dihadapinya. Hal ini perlu disadari oleh pewawancara agar dapat memberikan interpretasi yang memadai terhadap cerita informan.

• Karena berkaitan dengan ingatan dan merupakan upaya informan untuk merekonstruksi masa lalunya, maka sebisa mungkin pewawancara berbicara sesedikit mungkin dan membiarkan informan mempunyai keleluasaan untuk menjawab dengan kecepatan dan caranya sendiri.

• Cerita tentang masa lalu juga sarat dengan muatan perasaan. Berbagai perasaan yang menyertai fase-fase pengalaman seringkali tidak terungkap dalam bentuk verbal. Oleh karena itu, sejauh perasaan informan merupakan informasi yang relevan bagi peneliti, pewawancara juga perlu mengamati tindak-tanduk, ekspresi, intonasi bicara informan di samping berbagai jawaban yang diberikan.

• Pengetahuan pewawancara tentang konteks lokal dan fase-fase program dan sejarah program yang bisa diperoleh dari sumber lain akan sangat membantu proses wawancara yang bertujuan untuk menggalli sejarah pengalam informan berpartisipasi dalam program.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan persentase respon siswa yang diperoleh adalah sebesar 73,78% yang berarti respon siswa baik terhadap penggunaan bahan ajar dalam hal ini buku

Apabila dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah, Panitia Pengadaan Tanah mengeluarkan

Penampang hasil pemodelan tahanan jenis 2D dari data MT pada lintasan 4 dan 5 menggambarkan susunan lapisan batuan model sistem panas bumi digambarkan dengan lapisan

Berdasarkan kajian dan analisis terhadap National Risk Assessment tahun 2015, Risk- Based Approach (RBA) yang dikeluarkan FATF, peraturan perundangan yang berlaku yang terkait dengan

Examining the audit process and its supporting standards as rituals is useful in understanding the conflicts faced by the Profession. Through the symbolic

Mitos apa saja yang dipercaya masyarakat terhadap kolam yang berada di Sendang Made. Setiap kolam yang berada di

bowling dimana dapat dijabarkan pada indikator penilaian “berkembang sangat baik” pada pra siklus hanya 15%, pada siklus I 45%, dan pada siklus II 55%, sebaliknya anak yang

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow