KNM XVII
11-14 Juni 2014
ITS, Surabaya
GELOMBANG EKSTRIM DAN PROSES
PEMBANGKITANNYA
MARWAN
RAMLI
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
Extended abstract
Tulisan ini memaparkan parameter penentu terjadinya peristiwa pemuncakan dan pemisahan gelombang. Parameter ini merupakan faktor penting dalam rangka efektifitas dan efesiensi proses pembangkitan gelombang di laboratorium, yang selama ini sering dilakukan dengan cara trial & error. Dalam kajian mengenai pemuncakan gelombang permukaan, Westhuis, dkk [8] melakukan eksperimen di laboratorium hidrodinamika dengan membangkitkan gelombang bikromatik dengan amplitudo dan frekuensi selubung yang bervariasi serta mengamati pola perambatannya. Yang bersangkutan juga membangun model numerik yang dinamakan HUBRIS, untuk mensimulasikan pembangkitan gelombang. Usaha lain untuk memahami pemuncakan gelombang dilakukan pula oleh Cahyono [4] dengan membangun Analytical Wave Code (AWC) yang memberikan koreksi terhadap bilangan gelombang. AWC dibangun dengan menggunakan model KdV dan pendekatan orde ke tiga model tersebut. Salah satu tujuan yang hendak dicapai adalah memprediksi di posisi mana gelombang terbangkit akan mengalami pemuncakan tertinggi serta berapa amplifikasinya. Model yang ditinjau adalah persamaan Korteweg de Vries (KdV). Pendekatan solusi untuk model tersebut adalah ekspansi asimptotik orde ke tiga dan pemanfaatan keberadaan suku side band orde ke tiga. Besaran yang digunakan untuk memprediksi posisi ekstrim dan FAA adalah MTA [2,5,7]. Di sini diambil studi kasus dua grup gelombang permukaan yang periodik, yaitu gelombang bikromatik dan gelombang trikromatik bertipe Benjamin-Feir (BF) [3,6,9]. Apabila diberikan suatu sinyal bikromatik atau trikromatik di suatu posisi tertentu, diprediksi posisi ekstrim xmax dan faktor amplifikasi amplitudo (FAA) untuk model tersebut. Untuk gelombang bikromatik diperoleh bahwa xmax dipengaruhi oleh amplitudo dan frekuensi selubung sinyal gelombang bikromatik di posisi awal. Kebergantungan xmax
terhadap amplitudo dan frekuensi selubung tersebut berorde , dengan dan berturut-turut menyatakan amplitudo dan frekuensi selubung sinyal gelombang bikromatik di posisi awal. Selanjutnya, sebagaimana halnya xmax, FAA gelombang bikromatik juga dipengaruhi oleh amplitudo dan frekuensi selubung sinyal gelombang bikromatik di posisi awal. Makin
besar nilai a makin besar FAA, sebaliknya makin besar nilai ν makin kecil FAA.
Gambar 1. Elevasi, selubung dan MTA gelombang [1]
DAFTAR PUSTAKA
1. Akhmediev, N.N. and Ankiewicz, A. (1997) : Solitons-Nonlinear Pulses and Beams, Chapmann & Hall
2. Andonowati dan van Groesen, E. (2003) : Optical Pulse Deformation in Second Order Non-linear Media, Journal of Non-Non-linear Optics Physics and Materials, 12, 221-234
3. Benjamin, T.B. dan Feir, J.E. (1967) : The Disintegration of Wave Trains on Deep Water, Part 1. Theory, J. of Fluid Mech., 27, 417-430
4. Cahyono, E., “Analytical wave codes for predicting surface waves in a laboratory basin”, Ph. D Thesis, Fac. of Mathematical Sciences Univ. of Twente, The Netherlands (2002)
5. Marwan dan Andonowati (2003) : Perubahan Bentuk pada Perambatan Signal Bikromatik dan Pengaruhnya Terhadap Amplitudo Maksimum, Jurnal Matematika dan Sains FMIPA ITB, 8, 81-87
6. Ramli, Marwan (2009), The deterministics generation of extreme surface water waves based on soliton on finite background in laboratory, International Journal of Engineering, Vol. 22, No. 3, 243-249
7. Marwan (2010), On the maximal temporal amplitude of down stream running non linear water waves, Tamkang Journal of Mathematics, vol. 14 No.1, 51-69
8. Westhuis, J., Groesen, E. van, Huijsmans, R.H.M. (2001), Experiments and numerics of bichromatic wave groups, J. Waterway, Port, Coastal and Ocean Engineering 127, 334-342 (2001)
9. Zakharov, V.E. (1967) : Stability of Nonlinear Waves Dispersive Media, Shov. Phys. JETP., 24, 455-459
)
,
(
max
)
(
:
m
x
x
t
MTA
tη
=
GELOMBANG EKSTRIM
PROSES PEMBANGKITANNYA DI LABORATORIUM
MARWAN
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
marwan.math@unsyiah.ac.id, http://math.unsyiah.ac.id/marwan
Universitas Syiah Kuala
Bagaimana membangkitkan
gelombang ekstrim
pada suatu posisi di kolam uji untuk menguji
kelayakan suatu benda terapung ?
PERMASALAHAN
GELOMBANG AIR
WAVE MAKER
ABSORBER
typical wave tank
200m long, 5m deep, 11m wide
GELOMBANG CURAM
BERAMPLITUDO TINGGI
Sinyal ?
"Out of nowhere... a wave twice as high as
average. The ship went down like freefall“,
Göran Persson, Caledonian Star First
Officer
New Year Wave
: On January 1
st
1995,
an extreme wave was measured under
the Draupner platform in the North
Sea…..The maximal amplitude of 18.5
m is
more
than
three
times
the
significant amplitude for the wave train.
(Karsten Truslen et.al, Univ. of Oslo,
Norway,
http://www.math.uio.no/~karstent/wave
s/indexen.html
)
Fenomena
gelombang tak linear
Officer
Freak Wave – Program Summary, BBC Two,
14 November 2002
Kegiatan
Laboratorium
SKENARIO
PEMECAHAN MASALAH
MTA
selubung
Direct problem
Invers problem
skema wave tank, panjang 200m
0
Elevasi gelombang
)
,
0
(
t
η
?
x
max
)
,
0
( t
new
η
x
kapal
TIDAK PECAH
W A V E G R O U P W IT H S lo w ly V a ry in g E n v e lo p e
WAVES GROUP WITH Slowly Varying Envelope
MODEL MATEMATIKA
untuk fluida ideal
UNI-DIRECTIONALISATION
NLS EQUATIONS (1D-2D)
SOLITON ON FINITE
BACKGROUND
EXACT
SOLUTION
1997
TWO DIMENSIONAL
LAPLACE EQUATIONS
BOTTOM BOUNDARY CONDITIONS BOUNDARY CONDITIONS
AT FREE SURFACE
INNER FLUID PROPERTIES