ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. S (70 TAHUN) DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Getontik Pembimbing Akademik: Rita Hadi Widyastuti, M.Kep, Sp.Kom
Disusun Oleh: FATIA KANZA 22020112130085
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXVI JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Nama : MUTIARA RACHMAWATI
Tempat/ tanggal lahir : Baturaja, 10 Maret 1993
Alamat Rumah : Jalan Kapten M.Nur Lorong Taman Sari 2 No.300 F Baturaja, OKU Sumatera Selatan
No.Telp : 087739313830
Email : mutiararachma@rocketmail.com
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan yang saya susun dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. S (70 Tahun) Dengan Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang” bebas dari plagiarisme dan bukan merupakan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan sebagian atau seluruh bagian dari laporan ini terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Akademik UNDIP.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa unsur paksaan dari siapapun.
Semarang, Mei 2016 Yang menyatakan,
Mutiara Rachmawati
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok usia diatas 65 tahun yang rentan terhadap kesehatan fisik dan mental. Lansia adalah tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Kemampuan tubuh yang mengalami penurunan yaitu organ, fungsi dan sistem tubuh yang bersifat fisiologis atau alamiah (Efendi, 2009). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual ( Efendi,2009)
Masalah kesehatan yang muncul pada lansia dapat berupa fisiologis maupun psikologis. Berbagai macam penyakit atau masalah kesehatan yang dapat muncul pada lansia akibat dari penurunan fungsi organ tubuh, yaitu secara fisiologis seperti hipertensi, asam urat, rematik, kolesterol, diabetes melitus, stroke, kardiovaskuler dan penyakit lainnya. Sedangkan secara psikologis yaitu seperti stress, kecemasan, demensia dan depresi.
mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Lansia di panti wreda banyak mengalami berbagai masalah kesehatan, baik dari faktor usia akibat proses menua dengan berbagai penurunan fungsi organ tubuh. Salah satu penghuni lansia di panti wredha harapan ibu yaitu Ny.S yang berusia 70 tahun mengalami penyakit hipertensi dan diabetes mellitus berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan ditemukan masalah bahwa Ny.S mengeluhkan pusing, tidak bisa tidur, tangan kram, dan kaki kadang kesemutan. Keluhan pusing muncul setiap hari dikarenakan Ny. S sulit untuk tidur dan ketika di ukur tekanan darah klien yaitu 150/100. Ny.S masih dapat melakukan aktivitas seperti berpakaian, mandi, toileting dan makan secara mandiri. Ny. S melakukan aktivitas dengan hati-hati dikarenakan klien tidak bisa melihat. Selain itu, Ny.S mengatakan pernah memiliki riwayat jatuh terpeleset. Ny. S mengatakan apabila berjalan Ny.S menggunakan alat bantu seperti tongkat. Disamping itu Ny.S juga memiliki masalah psikologis karena Ny.S hidup sebatang kara, tidak memiliki keluarga karena suaminya sudah meninggal dunia serta klien sudah tidak memiliki rumah lagi. Oleh karena itu, sebagai calon perawat dengan adanya permasalahan yang dialami Ny.S dapat memberikan asuhan keperawatan dan dapat memberikan implementasi untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi Ny.S .
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada klien Ny. S, diharapkan klien mampu menerapkan asuhan keperawatan gerontik / terapi yang diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan klien yaitu hipertensi dan diabetes mellitus.
a. Mahasiswa mampu berkomunikasi teraupetik pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan fisik maupun psikologis pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
c. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
d. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengkajian pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
e. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan memprioritaskan diagnosa keperawatan pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
f. Mahasiswa mampu melakukan rencana intervensi yang akan dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
g. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan rencana intervensi pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
h. Mahasiwa mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny.S di wisma mawar Panti Wredha Harapan Ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. LANSIA
1. Pengertian
Seseorang dengan usia diatas 65 tahun akan dikatakan sebagai lansia. Lansia merupakan suatu tahapan lanjut dari proses kehidupan manusia dimana akan terjadi proses penurunan fungsi tubuh (Setianto dalam Effendi, 2009).
2. Klasifikasi
Menurut WHO, lansia dapat diklasifikasikan menjadi (Nugroho, 2009): a. Usia pertengahan : 45-59 tahun (middle age)
b. Lansia : 60-74 tahun (elderly) c. Lansia tua : 75-90 tahun (old)
d. Lansia sangat tua : >90 tahun (very old)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2, Indonesia mengakui bahwa batasan lansia adalah seseorang dengan usia lebih dari 60 tahun.
3. Karakteristik Lansia (Dewi, 2014) 1. Berusia > 60 tahun.
2. Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari rentang sehat hingga sakit, dari kebutuhan biologis hingga spiritual, serta dari koping yang adaptif hingga maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
4. Tugas Perkembangan Lansia (Dewi, 2014)
1. Mempersiapkan diri dengan adanya penurunan kondisi. 2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membina hubungan yang baik dengan orang seusianya. 4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
5. Perubahan Fisik Lansia (Dewi, 2014)
1. Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung mengalami penebalan, kelistrikan jantung mulai kurang efektif
3. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis sehingga sendi menjadi kaku, masa otot berkurang.
4. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
5. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam lambung menurun, peristaltik usus menurun.
6. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing. 7. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak
berkurang.
B. HIPERTENSI 1. Pengertian
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal (Sudoyo, dkk. 2007). Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang mengalami hipertensi. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami (Tambayong, 2000). Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering terjadi pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terjadi pada usia dewasa muda. Hipertensi menurut kelompok umur berbeda (Tambayong, 2000)
Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 th 100/60 120/80
Remaja 12-17 th 115/70 130/80
Dewasa 20-45 th 120-125/75-80 135/90
Dewasa 45-65 th 135-140/85 140/90-160/95
Dewasa > 65 th 150/85 160/95
2. Jenis Hipertensi
Menurut penyebab, hipertensi ada dua jenis yaitu esensial dan sekunder (Tambayong, 2000).
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Golongan hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Yaitu, hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Kriteria penyakit Hipertensi (Setiawan, 2008)
No
. Kriteria
Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
1 Normal <130 <85
2 Perbatasan 130-139 85-89
3 Hipertensi
Derajat 1 (ringan) 140-159 90-99
Derajat 2 (sedang) 160-179 100-109
Derajat 3 (berat) 180-209 110-119
Derajat 4 (sangat berat) >210 >120
Sumber: The Join National Comittee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure USA
3. Etiologi Hipertensi (Tambayong, 2000)
a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada usia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pria lebih tinggi memiliki hipertensi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita kulit putih.
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi.
e. Diabetes Mellitus
Penyakit lain yang bisa menyebabkan hipertensi salah satunya adalah diabetes mellitus. Penyebab utama kematian pasien diabetes mellitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang kontrol. Hipertensi dengan diabetes mellitus meningkatkan mortalitas.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat maupun tanpa obat yaitu dengan modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan mambatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ sampai ½ sendok teh (6 gram per hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok dan minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan untuk penderita hipertensi. Olah raga yang dapat dilakukan diantaranya berjalan, lari, jogging, dan bersepeda selama 20-25 menit dengan frekwensi 3-5 x perminggu. Istirahat juga sangat penting untuk penderita hipertensi dianjurkan istrirahat tidur cukup yaitu 6-8jam sehari. Penting pula untuk menghindari stress. (Kemenkes RI, 2014)
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi antara lain:
1. Makanan yang memiliki kadar lemak tinggi : jerohan, gajih, minyak kelapa
2. Makanan yang diolah menggunakan garam natrium : keripik dan makanan kering lainnya
4. Makanan yang diawetkan : dendeng, asinan, abon, ikan asin, telor asin
5. Susu full krim, mentega, margarin, mayonnaise, serta sumber protein hewani yang mengandung kolesterol tinggi seperti daging merah, kuning telu, kulit ayam
6. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan tape.
C. DIABETES MELLITUS 1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin (Amin & Hardhi, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang disebabkan karenan ketiadaan absolut insulin (Corwin, 2009). Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam plasma yang disebabkan oleh produksi insulin yang menurun atau tidak adanya insulin.
2. Klasifikasi
a. Diabetes mellitus tipe I : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun (Amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat disebabkan oleh faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya autoimun. Hal ini menyebabkan diabetes tipe I memiliki karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolut dalam tubuh. Sehingga terapi bagi penderita diabetes tipe I yaitu harus mendapat insulin pengganti. Biasanya tipe I ini dijumpai pada penderita yang tidak gemuk, berusia kurang dari 30 tahun, dengan perbandingan perempuan lebih rentan terkena dari pada laki-laki (Corwin, 2009).
b. Diabetes mellitus tipe II : NIDDM
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi 2013).
3. Tanda dan Gejala
a. Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL b. Glukosa plasma 8 jam puasa ≥ 126 mg/dL c. Glukosa plasma 2 jam PP ≥ 200 mg/dL d. Polidipsi (mudah haus)
e. Poliuria (sering kencing) f. Polifagia (mudah lapar) g. Lelah dan mengantuk h. Kesemutan
i. Gatal j. Mata kabur
4. Penatalaksanaan (Amin & Hardhi, 2013)
1. Pemberian Insulin, khususnya bagi penderita diabetes tipe I. 2. Rutin melakukan olahraga.
3. Mempertahankan berat badan ideal.
4. Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula. 5. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL :
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad. 6. Hindari minuman berakohol.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA UMUM
1. Nama Lansia : Ny. S
2. Usia : 70 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku : Jawa
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Nama Panti : Mawar
7. Pendidikan : Tidak tamat SD (hanya sampai kelas 5 SD) 8. Riwayat Pekerjaan : Tidak bekerja
9. Status Perkawinan : Janda 10. Pengasuh Panti : Ny. Sr
B. ALASAN BERADA DI PANTI
Ny. S berkata,” Awalnya saya tinggal bersama anak angkat saya di Jakarta mbak. Pada waktu itu saya menderita katarak, sehingga diharuskan operasi tetapi saat akan dilakukan operasi ternyata gula, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat saya tinggi semua sehingga operasi tidak jadi dilakukan. Setiap hari penglihatan saya berkurang sehingga lama kelamaan saya tidak bisa menglihat, sejak itu anak saya berubah mbak. Anak saya tidak mau mengurus saya karena sibuk bekerja selain itu juga anak saya berpikir kalau saya hanya bisa merepotkan saja sehingga saya diusir dari rumah, akhirnya saya pulang ke Semarang untuk tinggal dirumah kakak saya tetapi setelah sampai di Semarang ternyata kakak saya sudah pindah dan tetangga sekitar tidak tahu alamat barunya dimana. Setelah itu saya pergi kekantor polisi untuk minta tolong agar saya diantarkan ke panti jompo. Saya tidak punya siapa-siapa, suami saya sudah meninggal, saudara saya sudah tidak peduli dengan saya mbak.”
C. DIMENSI BIOFISIK
1. Riwayat Penyakit
gulanya hampir 400. Sekarang yang dirasakan badannya nggak enak semua, lemes, sendi-sendinya kaya kaku terus buat digerakin sakit, sering pipis, sering kesemutan kakinya mbak.”
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. S berkata, “Tidak ada mbak yang punya penyakit seperti saya.” 3. Riwayat Pencegahan Penyakit
Ny. S berkata, “ ya saya selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan tempat tidur dan lemari pakain.”
4. Riwayat Monitoring Tekanan Darah
Tgl 9/05/2016 10/05/2016 11/05/2016 12/05/2016
TD 140/90 150/100 150/90 150/100
5. Riwayat Vaksinasi
Ny. S berkata, “ Saya lupa mbak, sepertinya saya belum pernah mendapatkan vaksinasi baik selama di panti maupun sebelum dipanti.” 6. Skrining Kesehatan yang Dilakukan
Ny. S berkata, “Paling pemeriksaan tekanan darah mbak dari petugas puskesmas. Biasanya posyandu lansia diadakan sebulan sekali pada tanggal 25, dengan kegiatan pengukuran tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan pengobatan.”
7. Status Gizi BB = 40 kg TB = 150 cm
IMT = BB
(TB)2 =
40
(1,50)2 =26,66 (normal)
8. Masalah Kesehatan Terkait Status Gizi a. Masalah pada mulut
Ny. S berkata, “Alhamdulillah gigi saya masih banyak mbak, mqsih utuh (meringis sambil menunjukkan gusi yang ada giginya).”
b. Perubahan berat badan
Ny. S berkata, “wah,kurang tahu ya saya mbak kayaknya tidak ada perubahan”
c. Masalah nutrisi
Ny. S berkata, “Ya makan mbak, cuma kurang nafsu aja karena sayur dan lauk rasanya anyep tapi saya tetap makan.”
9. Masalah Kesehatan yang Dialami Saat Ini
Ny. S berkata, “Sakit disini mbak (tengkuk). Saya tensinya tinggi. Saya ndak bisa tidur semalaman, pusing. Nggak tau kenapa kok sakit sekali.”
P: Klien mengatakan nyeri kepala ketika bangun Q: Klien mengatakan nyeri kepala seperti dipukul
R: Nyeri pada kepala bagian belakang dekat tengkuk leher S: Skala 5 dari 10, nyeri mengganggu aktivitas klien
T: Nyeri terjadi 2-3 menit, mulai muncul saat bangun dari posisi berbaring ke posisi duduk
10. Obat-Obatan yang Dikonsumsi Saat Ini
Ny. S mengkonsumsi metformin, kalk,vitamin B komplex dan vitamin C. 11. Tindakan Spesifik yang Dilakukan Saat Ini
Ny. S berkata, “ Setiap hari saya melakukan gerakan ROM mbak, ya tangannya digerak-gerakkan seperti ini mbak. Saya diajarin oleh mbak yang satunya.”
12. Status Fungsional
Mobilisasi : mandiri
Berpakaian : mandiri
Makan dan minum : mandiri
Toileting : mandiri
Personal Hygiene : mandiri
Mandi : mandiri
Ny. S memiliki Indeks KATZ dalam kategori A yaitu Mandiri untuk semua fungsi (6 fungsi)
13. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari a. Mobilisasi
Ny. S berkata, “saya bisa jalan sendiri mbak tapi pake tongkat.” b. Berpakaian
Ny. S berkata, “bisa ganti baju sendiri mbak.” c. Makan dan minum
Ny. S berkata, “bisa makan sendiri mbak.”
Ny. S berkata,” Saya masih suka makan yang manis sama asin mbak, kalo gak gitu saya gak nafsu makan.”
d. Toileting
Ny. S berkata, “ya kalo ke toilet saya sendirian mbak, pelan-pelan.” e. Personal hygiene
Ny. S berkata, “saya bisa ngelakuin sendiri mbak seperti sikat gigi, mandi, merapikan tempat tidur.”
Ny. S berkata, “mandinya 2 kali sehari mbak, yo kadang pagi saya tidak mandi karena dingin.”
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. Status Kognitif
SHORT PORTABLE MENTAL STATE QUESIONNARE
Pertanyaan Jawaban
Betul Salah
1. Tanggal Berapa Hari ini ? √ 2. Hari apakah hari ini? √ 3. Apakah nama tempat ini? √
4. Berapa no. Telpon rumah anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda lahir (Tgl/Bln/Thn)? √ 7. Siapakah nama presiden sekarang? √ 8. Siapakan nama presiden sebelumnya? √ 9. Siapakah nama ibu anda? √
10. 5+6 adalah √
Keterangan : Berdasarkan hasil pengkajian dengan SPMSQ, Ny. S menjawab salah 2 pertanyaan. Dapat disimpulkan Ny. S mengalami gangguan ringan.
2. Perubahan yang Timbul Terkait Status Kognitif
Ny. S masih mengingat usia, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi baik dimasa lalu maupun yang sekarang.
3. Dampak yang Timbul Terkait Status Kognitif
Menurut hasil pengkajian Ny. S mengalami gangguan memori ringan. Akan tetapi hal tersebut tidak memiliki dampak bagi Ny. S. Ny. S masih dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain dan teman-teman di kamarnya.
4. Status Depresi
The Geriatric Depresion Scale
Pertanyaan Kunci
Jawaban
Jawaban Ny. S 1. Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan
anda? Tidak Ya
2. Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan minat anda?
Ya Ya
3. Apakah anda merasa hidup anda kosong? Ya Ya
4. Apakah anda sering bosan? Ya Ya
7. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu? Tidak Tidak
8. Apakah anda merasa jenuh? Ya Ya
9. Apakah anda merasa lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, dari pada pergi melakukan sesuatu yang baru?
Ya Ya
10. Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak mengalami masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya?
Ya Tidak
11. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini?
Tidak Tidak 12. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? Ya Ya 13. Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini? Tidak Tidak 14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi? Ya Ya 15. Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih baik
dari anda?
Ya Ya
Keterangan : nilai ≥ 5 menandakan depresi
Hasil pengkajian menunjukkan skor depresi Ny. S yaitu 13, hal ini menunjukkan bahwa Ny. S mengalami tanda-tanda depresi.
5. Perubahan yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. S terlihat sering berdiam diri di kamar. Ny. S juga jarang terlihat mengobrol dengan lansia yang lain. Saat pengkajian Ny. S terlihat sedih saat mengenang kematian suami dan mengingat saudaranya yang tidak menjenguknya.
6. Dampak yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. S mengatakan sudah pasrah sama Allah swt jika dirinya harus tinggal dipanti dan Ny. S mengatakan sudah siap jika Allah swt memanggilnya. 7. Keadaan Emosi
a. Ansietas
Ny. S berkata, “saya merasa takut jika nanti saya sakit tidak ada yang merawat saya mbak, selain itu juga keluarga saya tidak ada yang tahu saya tinggal disini.”
Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Rate Scale (HARS) No
Pertanyaan 0 1Jawaban2 3 4
1 Perasaancemas: a. Kecemasan b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran sendiri, d. Mudah tersinggung.
√
2 Ketegangan:
a. Merasa tegang, Lesu,
b. Tidak dapat istirahat tenang, c. Mudah terkejut,
d. Gemetar 3 Ketakutan :
a. Ketakutan pada gelap,
b. Ketakutan ditinggal sendiri, c. Ketakutan pada orang asing, d. Ketakutan pada binatang besar, e. Ketakutan pada keramaian lalu lintas.
√
4 Gangguan tidur:
a. Sukar untuk tidur, b. Terbangun malam hari, c. Tidur tidak nyenyak, d. Bangun dengan lesu e. Mimpi buruk.
√
5 Gangguan kecerdasan: a. Sukar konsentrasi, b. Daya ingat buruk, c. Daya ingat menurun.
√
6 Perasaan depresi: a. Kehilangan minat, b.Sedih,
c. Bangun dini hari,
d. Kurangnya kesenangan pada hoby, e. Perasaan berubah sepanjang hari.
√
7 Gejala somatik: a. Nyeri pada otot, b. Kaku,
c. Kedutan otot, d. Gigi gemeretak, e. Suara tidak stabil.
√
8 Gejala sensorik:
a. Perasaan di tusuk-tusuk, b. Penglihatan kabur, c. Muka merah d. Pucat
e.Merasa lemah
√
9 Gejala kardiovaskuler: a. Takikardi,
b. Nyeri di dada,
c. Denyut nadi mengeras d. Detak jantung hilang sekejap.
√
10 Gejala pernapasan: a. Rasa tertekan di dada, b. Perasaan tercekik,
c. Seringmenarik napas panjang d. Merasa napas pendek.
√
11 Gejala gastrointestinal: a.Sulit menelan, b. Mual,
c. Perut melilit,
d. Gangguan pencernaan,
e. Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan.
12 Gejala urogenital: a. Sering kencing,
b. Tidak dapat menahan kencing, c. Amenorrhoe,
d. Masa haid berkepanjangan atau pendek, e. Haid beberapa kali dalam sebulan,
√
13 Gejala vegetatif : a. Mulut kering, b. Mudah berkeringat, c. Muka merah, d. Bulu roma berdiri,
e. Pusing atau sakit kepala.
√
14 Perilaku sewaktu wawancara: a. Gelisah,
b. Jari-jari gemetar,
c. Mengkerut kan dahi atau kening, d. Muka tegang,
e. Tonus otot meningkat.
√
Total Skor 16 (kategori sedang)
Penilaian:
Skor 0 = Tidak ada gejala
Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
Skor 3 = Berat (Lebih dua gejala)
Skor 4 = Sangat berat (Semua Gejala)
Kategori :
Skor < 6 = Tidak ada kecemasan
Skor 6-14 = Kecemasan Ringan
Skor 15 – 27 = Kecemasan sedang
Skor > 27 = Kecemasan Berat
Ny. S mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh panti seperti senam, kerja bakti, pemeriksaaan kesehatan lansia dan TAK.
c. Mood
Ny. S kooperatif saat dilakukan wawancara. Ny. S mudah diajak bicara dan terbuka menceritakan kehidupannya yang dulu. Ny. S terlihat sedih saat menceritakan kesendirian dan kematian suaminya hingga dia harus tinggal di panti.
E. DIMENSI FISIK
1. Luas Panti
Luas tanah 3.783 m2. Luas bangunan 2.860 m2
2. Keadaan Lingkungan di Dalam Panti a. Penerangan
Kondisi penerangan dalam ruangan cukup baik, pencahayaan matahari sangat baik karena terdapat banyak jendela di ruang mawar dan ruang anggrek sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruangan.
b. Kebersihan dan kerapian
Kebersihan dalam panti selalu di jaga, karena setiap pagi disapu dan dipel oleh pengasuh panti.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Tidak ada pemisah ruangan karena tidak terdapat panti laki-laki. Di panti harapan ibu hanya terdapat satu lansia laki-laki, beliau tidur di kamar bagian belakang sehingga tidak mengganggu lansia perempuan. d. Sirkulasi udara
Kondisi ventilasi sangat baik, banyak ventilasi di setiap ruangan, jendela di ruangan setiap hari dibuka.
e. Keamanan
Lantai kamar tidur tidak licin, di panti tidak memiliki alarm tanda bahaya, terdapat pegangan di kamar mandi dan tempat mencuci. Pengasuh menjaga 24 jam.
f. Sumber air minum
Sumber air minum yang digunakan adalah sumur dengan kualitas baik dan air galon.
Ruang berkumpul terletak di bagian depan panti. Terdapat televisi, DVD/VCD, microphone, 2 toilet dan kursi yang tertata rapi di ruang berkumpul.
3. Keadaan Lingkungan di Luar Panti a. Pemanfaatan halaman
Halaman di samping panti ditumbuhi oleh pepohonan, bunga dan rumput. Halaman dapat digunakan untuk tempat senam serta kerja bakti menyapu.
b. Pembuangan air limbah
Pembuangan air terdapat di belakang panti, kondisi saluran saat ini masih baik.
c. Pembuangan sampah
Terdapat tempat pengumpulan sampah disamping panti. Sampah yang telah terkumpul lalu dibakar oleh pengurus panti.
d. Sanitasi
Terdapat selokan dipanti. e. Sumber pencemaran
Sumber pencemaran panti yaitu polusi udara dan polusi suara yaitu suara bising karena letak panti tepat di tepi jalan yang sangat ramai.
F. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan Lansia dengan Lansia didalam Panti
Ny. S berkata, “aku jarang ngobrol mbak, paling cuma ngobrol sama mbah Maeroh.”
2. Hubungan Antar Lansia Diluar Panti
Ny. S berkata, “saya jarang keluar kamar mbak, ya saya juga buta mbak jadi mau pergi kemana-mana susah.”
3. Hubungan Lansia dengan Anggota Keluarga
Ny. S berkata, “aku udah gak punya saudara mbak,saudaraku sudah tidak peduli dengan saya.”
4. Hubungan Lansia dengan Pengasuh Panti
Ny. S berkata, “yo baik mbak dengan pengurus disini,paling ada satu orang yang galak sedikit.”
5. Kegiatan Organisasi Sosial
Ny. S rutin mengikuti pengajian setiap hari kamis, senam lansia setiap hari jumat dan kerja bakti.
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
Ny. S makan 3 kali sehari, jika lauk dari panti tidak cocok biasanya Ny. S membeli sendiri lauk dari penjual sayur yang biasanya berjualan di panti. Ny. S minum air putih dan setiap pagi minum teh manis.
2. Pola Tidur
Ny. S tidur malam pukul 22.00 WIB bangun pukul 05.00 WIB, jumlah tidur malam 7 jam, Ny. S tidak pernah tidur siang.
3. Pola Eliminasi
BAK : 3-6 kali dalam sehari, urin warna kuning
Ny. S mengatakan tidak merasakan nyeri saat BAK. Tidak ada inkontinensia urine
BAB : 1 hari sekali, konsistensi padat kadang cair, warna kuning dan bau khas.
4. Kebiasaan Buruk Lansia
Ny. S tidak mempunyai kebiasaan buruk. Ny. S tidak merokok, tidak menggunakan narkoba dan tidak minum minuman keras.
5. Pelaksanaan Pengobatan
Pengobatan dilakukan jika ada lansia yang memerlukan pengobatan serius. Pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan sebulan sekali pada tanggal 25 saat posyandu lansia. Pengobatan dilakukan oleh petugas puskesmas.
6. Kegiatan Olahraga
Kegiatan olahraga yang diadakan panti biasanya adalah senam seminggu sekali pada hari jumat.
7. Rekreasi
Ny. S mengatakan saat di panti tidak pernah pergi kemana-mana, hanya tiduran di kamar.
8. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh lansia dan pengasuh panti dan pengurus panti.
H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN 1. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan
Pada saat klien sakit maka pengurus panti akan memberikan obat sedangkan jika ada anggota panti yang sakit dan memerlukan penanganan emergensi, ada dokter dari pihak puskesmas untuk memeriksa dan merujuk apabila kondisi memburuk.
2. Sistem Pelayanan Kesehatan
Terdapat puskesmas pembantu Bringin dekat dengan panti. Bila diharuskan dirujuk maka akan dibawa kerumah sakit.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Tidak terdapat tenaga kesehatan. Pengasuh wisma akan memberi obat yang tersedia bila ada lansia yang sakit.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit Biasanya dilakukan pendidikan kesehatan. d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Terdapat posyandu lansia. Petugas posyandu dari puskesmas pembantu Bringin akan datang ke panti setiap satu bulan sekali. e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
I. PEMERIKSAAN FISIK
a. No b.
Bagian/
region c. Hasil pemeriksaan d.
Masalah keperawatan yang muncul e.
1.
f. Kepala g. Mesocephal, rambut berwarna putih, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan pada kepala
h. Tidak ada masalah i.
2. j.
Wajah/
muka k.
Bentuk wajah oval, kulit wajah keriput, bibir lembab, tidak ada lesi sekitar
wajah. l.
Tidak ada masalah m.
3.
n. Mata o. Klien tidak memakai kacamata, kedua mata klien sudah tidak bisa melihat, tidak ikterik.
p. Tidak ada masalah q.
4.
r. Telinga s. Kedua telinga simetris, telinga sedikit kotor t. Tidak ada masalah u.
5. v.
Mulut
dan gigi w.
Bibir lembab, gigi masih lengkap, tidak ada sariawan x. Tidak ada masalah y.
6.
z. Leher aa. Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid. bb. Tidak ada masalah cc.
7. dd.
Dada ee. I: pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tulang dada terlihat jelas
ff. P: taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan kiri, depan dan belakang.
gg. P: perkusi dada redup.
hh. A: bunyi nafas vesikuler.
ii. Tidak ada masalah
jj. 8.
kk. Jantung ll. I: warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
mm. P: tidak ada pembesaran jantung.
nn. P: perkusi suara redup.
oo. A: tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
pp. Tidak ada masalah
qq. 9. rr.
Abdome
n ss.tt. I: cekung, tidak terdapat lesiA: bising usus 7x/menit.
uu. P: timpani.
vv. P: tidak ada nyeri tekan.
xx. 11.
yy. Ekstrem itas atas
zz. Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4/4 aaa. Tidak ada masalah bbb.
12. ccc.
Ekstrem
itas bawah ddd.terdapat luka di punggung kaki, kekuatan otot 4/4Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah-pacah, eee.
ggg. Pengkajian Risiko Jatuh (Skala Morse) hhh.
N iii. PENGKAJIAN jjj.S
kkk. NI
lll. 1
mmm. Riwayat jatuh: nnn. Apakah pasien pernah jatuh?
ooo.
xxx. Diagnosa sekunder: yyy. Apakah pasien memiliki zzz.lebih dari satu penyakit?
aaaa.
jjjj.Alat Bantu jalan: kkkk.llll. mmmm.
15 oooo. Bed rest/ dibantu perawat pppp.qqqq.
0 rrrr.
tttt.Kruk/ tongkat/ walker uuuu.vvvv. wwww. yyyy. - Berpegangan pada
benda-benda di sekitar
zzzz. (kursi, lemari, meja)
aaaaa.bbbbb.
30 ccccc.
ddddd. 4
eeeee. Terapi Intravena: apakah saat ini pasien terpasang infus?
fffff.
Ya ggggg.
hhhhh. 20
kkkkk.Tidak lllll. mmmmm. nnnnn.
5
ooooo. Gaya berjalan/ cara berpindah:
ppppp.qqqqq. rrrrr. 20 ttttt. - Normal/ bed rest/ immobile
(tidak dapat
uuuuu. bergerak sendiri)
vvvvv.wwwww. xxxxx.
zzzzz.- Lemah (tidak bertenaga) aaaaaa.bbbbbb. cccccc. eeeeee. - Gangguan/ tidak
normal (pincang/ diseret) ffffff.
gggggg. hhhhhh. iiiiii.
6
jjjjjj. Status Mental kkkkkk.llllll. mmmmmm.
oooooo. - Pasien menyadari kondisi dirinya
pppppp.qqqqqq. 0
rrrrrr. 0 tttttt. - Pasien mengalami
keterbatasan daya ingat uuuuuu. vvvvvv.
15 wwwwww.
xxxxxx. yyyyyy. TOTAL NILAI zzzzzz.aaaaaaa. bbbbbbb.95
ccccccc. Keterangan :
eeeeeee. 25 – 50 : Risiko rendah (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
fffffff. > 51 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
ggggggg.
- Ny. S berkata, “Saya sudah sering jatuh mbak, kurang lebih 10 kali jatuh.” - Ny. S berkata, “ini lho mbak sakit (menunjuk lutut), kalo duduk dan mau
berdiri rasanya lutut saya sakit sekali.”
- Ny. S berkata, “Lutut saya sakit sejak saya jatuh itu mbak.”
hhhhhhh. iiiiiii. jjjjjjj. kkkkkkk. lllllll. mmmmmmm.
nnnnnnn. Pengkajian Keseimbangan Berg
ooooooo.
N ppppppp. Data
qqqqqqq. Sko
r
( 0 -4 ) 1.
rrrrrrr. Berdiri dari posisi duduk
sssssss. 2 2.
ttttttt.Berdiri tanpa bantuan uuuuuuu.3
3. vvvvvvv. Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu ke lantai
wwwwwww. 4
4.
xxxxxxx. Duduk dari posisi berdiri yyyyyyy.2
5.
zzzzzzz. Berpindah tempat aaaaaaaa.3
6. bbbbbbbb. Berdiri tanpa bantuan dengan mata
tertutup cccccccc.1
7. dddddddd. Berdiri tanpa bantuan dengan kaki dirapatkan
eeeeeeee. 1 8. ffffffff. Menjangkau kayu/ sedotan dengan tangan
lurus ke depan pada posisi berdiri
9. hhhhhhhh. Mengambil barang di lantai dari posisi
berdiri iiiiiiii.0
10. jjjjjjjj. Menengok ke belakang melewati bahu kiri dan kanan ketika berdiri
kkkkkkkk. 3
11.
llllllll. Berputar 360 derajat
mmmmmmmm. 0
12. nnnnnnnn. Menempatkan kaki bergantian pada anak
tangga/ bangku kecil ketika berdiri oooooooo.1 13. pppppppp. Berdiri dengan satu kaki di depan kaki
lain
qqqqqqqq. 1
14.
rrrrrrrr. Berdiri dengan satu kaki ssssssss.0
tttttttt. Total uuuuuuuu.
26 vvvvvvvv. Keterangan : Keseimbangan cukup
wwwwwwww. Keterangan :
xxxxxxxx. 0-20 : harus menggunakan kursi roda
yyyyyyyy. 21-40 : keseimbangan cukup
J. ANALISA DATA
aaaaaaaaa. Hari/ bbbbbbbbb.
Tanggal
ccccccccc. Data Fokus ddddddddd.eeeeeeeee. KeperawatanDiagnosa
fffffffff.
Se
ggggggggg.
hhhhhhhhh. DS:
- Ny. S berkata, “Saya punya penyakit gula dan tekanan darah saya tinggi mbak. Kemarin dicek gulanya hampir 400. Sekarang yang dirasakan badannya nggak enak semua, lemes, sendi-sendinya kaya kaku terus buat digerakin sakit, sering pipis, sering kesemutan kakinya mbak.” - Ny. S berkata, “ini mbak saya sering pusing, leher saya terkadang kaku selain itu juga tangan
saya kram dan kaki saya terkadang kesemutan.”
- Ny. S berkata,” Saya masih suka makan yang manis sama asin mbak, kalo gak gitu saya gak nafsu makan.”
- Ny. S berkata, “Saya punya penyakit gula dan tekanan darah saya tinggi mbak sudah sejak lama ± 5 tahun yang lalu.”
iiiiiiiii.DO:
- GDS 370 mg/dL (pemeriksaan tanggal 11-5-2016) - BB = 40 kg, TB = 150 cm, IMT = 26,66 (normal) - Klien tampak lemas
- Klien tidak menghabiskan makanannya. Klien hanya menghabiskan ¼ - ½ porsi makan.
- Hasil pengkajian Short Portable Mental State Quessionare menunjukkan gangguan kognitif ringan.
jjjjjjjjj.Ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang : diabetes mellitus berhubungan dengan konsumsi
makanan beresiko
meningkatkan gula darah (tidak diet), hipertensi berhubungan dengan konsumsi
makanan beresiko
meningkatkan tekanan darah, dan kurang aktivitas fisik
kkkkkkkkk.
Se
mmmmmmmmm. DS:
lllllllll.
duduk. Saya ndak bisa tidur semalaman, pusing. Nggak tau kenapa kok sakit sekali.” - P: Klien mengatakan nyeri lutut ketika bangun dari duduk dan akan berdiri
- Q: Klien mengatakan nyeri lutut seperti ditusuk-tusuk - R: Nyeri pada kedua lutut kaki kanan dan kiri - S: Skala 5 dari 10, nyeri mengganggu aktivitas klien
- T: Nyeri terjadi 2-3 menit, mulai muncul saat bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri
nnnnnnnnn. DO : - TD 150/100 mmHg
- Klien mengalami ansietas sedang (Skor HARS: 16)
- Klien mengalami depresi (Skor Geriatric Depression Scale: 13) - Klien nampak tidak nyaman
ooooooooo.
Wredha Harapan Ibu Semarang
berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri pada lutut) (00214)
qqqqqqqqq.
Se
rrrrrrrrr.
sssssssss. DS :
- Ny. S berkata, “Saya sudah sering jatuh mbak, kurang lebih 10 kali jatuh.”
- Ny. S berkata, “ini lho mbak sakit (menunjuk lutut), kalo duduk dan mau berdiri rasanya lutut saya sakit sekali.”
- Ny. S berkata, “Lutut saya sakit sejak saya jatuh itu mbak.” DO :
- Skala jatuh Morse : 95 (resiko tinggi)
- Skor keseimbangan : 26 (keseimbangan cukup)
- Ny. S dapat berjalan sendiri dengan menggunakan tongkat. - Klien berjalan sangat pelan dan berhati-hati
- Usia 70 tahun
- Ny. S mengalami jatuh sebanyak 10 kali. - Klien tidak bisa melihat
ttttttttt.Resiko jatuh pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan riwayat jatuh ± 10 kali, penurunan kekuatan ekstremitas bawah:nyeri lutut (00155)
uuuuuuuuu.
Se
vvvvvvvvv.
wwwwwwwww. DS :
xxxxxxxxx.Ny. S berkata, “ Saya tidak punya siapa-siapa, suami saya sudah meninggal, saudara saya sudah tidak peduli dengan saya mbak.”
yyyyyyyyy. Ny. S berkata, “ Ny. S berkata, “saya merasa takut jika nanti saya sakit tidak ada yang merawat saya mbak, selain itu juga keluarga saya tidak ada yang tahu saya tinggal disini.”
zzzzzzzzz. Ny. S berkata,” Saya sudah pasrah sama Allah swt jika dirinya harus tinggal dipanti
dan Ny. S mengatakan sudah siap jika Allah swt memanggilnya.”
aaaaaaaaaa. Do :
Ny. S merasa takut jika saat sakit tidak ada yang merawat.
Skor depresi Ny. S yaitu 13
Ny. S terlihat sedih saat menceritakan saudaranya tidak ada yang peduli
Nilai skala HARS: 16 (kecemasan sedang).
Ny. S terlihat sering tiduran dan jarang berkomunikasi dengan anggota panti lainnya cccccccccc.
K. PRIORITAS MASALAH
dddddddddd. Dx. Keperawatan eeeeeeeeee.Prioritas ffffffffff.Pembenaran
gggggggggg. Kepedihan kronis pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan kehilangan orang terdekat dan kehilangan dukungan keluarga
hhhhhhhhhh.
High priority iiiiiiiiii.menyendiri dikamar.. Apabila kepedihan tidak diatasi klien akan menjadi depresi. SehinggaKlien merasa tidak ada yang peduli dengan klien lagi sehingga klien lebih sering menyebabkan klien berisiko untuk melakukan risiko bunuh diri.
jjjjjjjjjj. Ketidakefektif an manajemen kesehatan diri pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang:
diabetes mellitus
kkkkkkkkkk.
Medium priority llllllllll.makanan yang asin. Sehingga jika pola makan klien tidak diatur maka akan menyebabkan gulaKlien masih sering mengkonsumsi teh manis, terkadang cemilan yang manis-manis, klien naik dan tekanan darah klien tinggi
berhubungan dengan
konsumsi makanan
beresiko meningkatkan gula darah (tidak diet), hipertensi berhubungan dengan konsumsi makanan beresiko meningkatkan tekanan darah, dan kurang aktivitas fisik
oooooooooo. Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri pada lutut)
pppppppppp.
Medium priority
qqqqqqqqqq. Nyeri pada lutut yang di alami klien dapat menyebabkan terganggunya aktivitas klien sehingga klien sering tiduran di kamar karena jika berakivitas klien merasakan sakit, pusing, dan lutut terasa nyeri.
rrrrrrrrrr. Resiko jatuh pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan riwayat jatuh ± 10 kali, penurunan kekuatan ekstremitas bawah:nyeri lutut
ssssssssss.
Low priority tttttttttt.karena itu memiliki risiko tinggi jatuh. Apabila risiko jatuh tidak dapat ditangani akanKlien memiliki gangguan penglihatan, kedua mata klien sudah tidak dapat melihat oleh menyebabkan klien berisiko tinggi untuk cedera sepeti patah tulang.
uuuuuuuuuu.
L. RENCANA KEPERAWATAN
vvvvvvvvvv.
No. wwwwwwwwww.x. Keperawatan D
xxxxxxxxxx. Tujuan yyyyyyyyyy.
Kode NIC
ggggggggggg.
1 hhhhhhhhhhh.kronis pada Ny. S di ruangKepedihan mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang
berhubungan dengan
kehilangan orang terdekat dan kehilangan dukungan keluarga
iiiiiiiiiii.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 hari diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien menyatakan
perasaan negatif dan kesedihan klien hilang 2. Klien tidak depresi (Nilai
Geriatric Depression Scale< 5)
3. Tingkat kecemasan klien menurun dari sedang menjadi kecemasan ringan (skala HARS-A dalam rentang 14-20) 4. Klien mengekspresikan
senang
jjjjjjjjjjj.
kkkkkkkkkkk. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 x 30
menit diharapkan
kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu
menceritakan semua hal
yang menjadi
kesedihannya
2. Klien menyatakan perasaan ikhlas terkait kondisinya sekarang
1. Luangkan waktu bersama klien 2. Bantu klien berfokus secara relistis
terhadap perubahan status kesehatan karena kehilangan
3. Beri terapi dzikir dan Spiritual Emotional Freedom Technique
qqqqqqqqqqq. Anxiety reduction:
1. Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi 3. Dengarkan keluhan klien dengan
penuh perhatian
4. Instrusikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
rrrrrrrrrrr.
sssssssssss.
2. ttttttttttt.etidakefektifaK
n manajemen kesehatan diri pada Ny. S di kesehatan diri klien dapat efektif dengan
vvvvvvvvvvv. S
xxxxxxxxxxxx. Health Education
1. Berikan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus : definisi, penyebab, tanda gejala, penataklaksana, dan komplikasi
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi : definisi, penyebab, tanda gejala, penataklaksana, dan komplikasi
yyyyyyyyyyyy. Vital sign
monitoring
diabetes
kriteria hasil :
1. Klien mampu
menerapkan diit DM dan diit HT
2. Klien mampu ikut serta / secara mandiri melakukan aktifitas fisik ringan minimal sehari sekali selama 5 menit : Senam Anti Stroke Hipertensi. 3. GDS klien <200 mg/ dl
berisiko meningkatka n kadar gula, pengetahuan klien meningkat dan aktivitas fisik klien meningkat dengan kriteria hasil :
wwwwwwwwwww.
Diabetes Mellitus 1. Klien mampu
mendeskripsikan pengertian diabetes mellitus
2. Klien termotivasi untuk melakukan diit pengertian hipertensi
4. Klien mengerti
tahapan Senam Anti Stroke Hipertensi. dan bersedia melakukan Senam Anti Stroke
2. Catat nilai TD dan GDS
3. Evaluasi adanya perubahan nilai TD dan GDS
zzzzzzzzzzzz. Nutrition
management
1. Motivasi klien untuk mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula
2. Motivasi klien untuk mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam
aaaaaaaaaaaaa. Excercise promotion
1. Anjurkan klien melakukan kegiatan latihan pemanasan ringan
2. Ajarkan kegiatan latihan pemanasan ringan
Hipertensi. yyyyyyyyyyy.
bbbbbbbbbbbbb.
3 ccccccccccccc.rasa nyaman: nyeri pada Ny. Gangguan S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri pada lutut) (00214)
ddddddddddddd.
Setelah dilakukan tindakan
skala 5 menjadi 2 2. Klien mampu melakukan
manajemen nyeri secara diastolik ≤ 90 mmHg ) 2. Skala berkurang dari
skala 5 menjadi 2 3. Ekspresi wajah tidak 1. Monitor vital sign
2. Kaji pada klien apa yang dilakukan ketika nyeri.
3. Anjurkan klien untuk meningkatkan istirahat dan tidur
4. Jelaskan kepada klien terkait manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis.
mmmmmmmmmmmmm.
4. nnnnnnnnnnnnn.esiko jatuh pada Ny. S di R ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan riwayat jatuh ± 10 kali, penurunan kekuatan ekstremitas bawah:nyeri lutut (00155)
ooooooooooooo. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 15 hari diharapkan klien tidak mengalami kejadian jatuh, dengan kriteria hasil :
1. Tidak ada kejadian jatuh
ppppppppppppp. S etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan gangguan
keseimbangan dapat
teratasi, dengan kriteria hasil:
1. Klien selalu
menggunakan alat
1. Sediakan lingkungan bersih, aman, dan nyaman
2. Tempatkan barang dimeja yang rapi dan dapat dikendalikan
3. Anjurkan untuk dapat memberi cahaya matahari yang masuk.
2. Skor resiko jatuh klien menurun menjadi resiko rendah
bantu ketika berjalan 2. Klien mengetahui cara
pencegahan resiko jatuh 3. Klien bisa lebih
berhati-hati
qqqqqqqqqqqqq. rrrrrrrrrrrrr.
yyyyyyyyyyyyy.
zzzzzzzzzzzzz.
64
aaaaaaaaaaaaaa. bbbbbbbbbbbbbb. cccccccccccccc. dddddddddddddd. eeeeeeeeeeeeee. ffffffffffffff. gggggggggggggg. hhhhhhhhhhhhhh. iiiiiiiiiiiiii.
jjjjjjjjjjjjjj.
kkkkkkkkkkkkkk. all Prevention
1. Anjurkan untuk tempatkan klien diposisi yang aman ketika tidur
2. Anjarkan klien untuk memberi pengamanan di sisi tempat tidur
3. Anjurkan klien untuk memberikan alat bantu ketika berjalan
4. Anjurkan untuk memberikan lap pada area yang beresiko basah
nnnnnnnnnnnnnn.
M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
oooooooooooooo.
W
pppppppppppppp.
Diagnosa
qqqqqqqqqqqqqq. Tujuan rrrrrrrrrrrrrr.
Implementasi
Kepedihan kronis pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha
Harapan Ibu
Semarang
berhubungan dengan kehilangan orang
terdekat dan
kehilangan dukungan keluarga
bbbbbbbbbbbbbbb.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 hari diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien menyatakan perasaan negatif dan kesedihan klien hilang 2. Klien tidak depresi
(Nilai Geriatric Depression Scale< 5)
3. Tingkat kecemasan klien menurun dari sedang menjadi kecemasan ringan (skala HARS-A etelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu
menceritakan semua hal
yang menjadi
kesedihannya
2. Klien menyatakan perasaan ikhlas terkait kondisinya sekarang
nitor vital sign fffffffffffffff.ggggggggggggggg.S:
ccccccccccccccc.
iiiiiiiiiiiiiii. O:
- GDS 370 mg/dL
(pemeriksaan tanggal 11-5-2016)
- TD : 150/100 mmHg
- BB = 40 kg, TB = 150 cm, IMT = 26,66 (normal)
jjjjjjjjjjjjjjj.
kkkkkkkkkkkkkkk.
A: Masalah belum teratasi
lllllllllllllll. P: - Monitor tekanan darah
klien
- Monitor gula darah klien
qqqqqqqqqqqqqqq.
Membantu klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
rrrrrrrrrrrrrrr.S: - Ny. S berkata, “ Saya tidak
punya siapa-siapa, suami saya sudah meninggal, saudara saya sudah tidak peduli dengan saya mbak.
siap jika Allah swt memanggilnya.”
sssssssssssssss. O : - Klien tampak sedih
- Klien tampak tidak bersemangat
- Klien terlihat menangis ketika bercerita
- Skor depresi Ny. S yaitu 13
ttttttttttttttt. A : Masalah belum teratasi
uuuuuuuuuuuuuuu. P: - Ajarkan terapi dzikir dan
terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
vvvvvvvvvvvvvvv.
aaaaaaaaaaaaaaaa.
Memberikan terapi dzikir dan terapi Spiritual Emotiona l
Freedom
cccccccccccccccc.
S:
- Ny. S berkata,” Belum pernah diajarkan terapiSpiritual Emotional Freedom Technique.”
Techniqu e
bbbbbbbbbbbbbbbb.
- Ny. S berkata,” Enak mbak setelah di ketuk-ketuk.”
dddddddddddddddd. O : - Klien nampak senang - Klien kooperatif
-eeeeeeeeeeeeeeee.
A: Masalah belum teratasi
ffffffffffffffff. P :Ajarkan relaksasi nafas dalam
kkkkkkkkkkkkkkkk.
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
llllllllllllllll. S: - Ny. S berkata,” Tenang
mbak rasanya setelah tarik nafas dalam.” - Ny. S berkata,” kadang
saya lakukan ketika sedang sedih.”
mmmmmmmmmmmmmmmm.
O :
nnnnnnnnnnnnnnnn.
Klien kooperatif
oooooooooooooooo.
A: Masalah belum teratasi
pppppppppppppppp.
P:
- Lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam, SEFT dan berdzikir
rrrrrrrrrrrrrrrr.
Ketidakefekt
ssssssssssssssss.
Setelah
tttttttttttttttt. S etelah
xxxxxxxxxxxxxxxx.
Memberikan pendidika
yyyyyyyyyyyyyyyy.
S:
ifan
1. Klien mampu
menerapkan diit DM dan diit HT 2. Klien mampu ikut
serta / secara mandiri
melakukan aktifitas fisik ringan minimal sehari sekali selama 5 menit : Senam Anti Stroke
dilakukan dan aktivitas fisik klien meningkat dengan kriteria hasil :
uuuuuuuuuuuuuuuu.
Diabetes Mellitus 1. Klien mampu
mendeskripsikan pengertian diabetes mellitus
2. Klien termotivasi untuk melakukan diit asin mbak, kalo gak gitu saya gak nafsu makan.”
- Lanjutkan intervensi motivasi klien untuk
mengurangi makan
makanan manis dan asin - Mengecek gula darah dan
makana pengertian hipertensi
4. Klien mengerti
tahapan Senam Anti Stroke Hipertensi. dan bersedia melakukan Senam Anti Stroke untuk diit hipertensi dan diit DM
kkkkkkkkkkkkkkkkk.
S:
lllllllllllllllll. Ny. S berkata,” iya mbak, besok saya kurangi makan makanan manis dan asinnya.”
mmmmmmmmmmmmmmmmm.
O:
- Klien kooperatif - Klien terlihat
mendengarkan
nnnnnnnnnnnnnnnnn.
A: Masalah belum teratasi
ooooooooooooooooo.
P:
- Lanjutkan intervensi cek gula darah dan tekanan darah
- Mengajarkan senam anti stroke segar mbak setelah senam.”
- Ny. S berkata,” Sudah pernah diajarkan sebelumnya senam yang tepuk-tepuk itu mbak.”
vvvvvvvvvvvvvvvvv.
O:
dan kurang aktivitas fisik
- Klien kooperatif
wwwwwwwwwwwwwwwww.
A: Masalah belum teratasi
xxxxxxxxxxxxxxxxx.
P:
- Lanjutkan cek gula darah dan tensi
- Dampingi untuk mlelakukan senam anti stroke
yyyyyyyyyyyyyyyyy.
aaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri pada lutut) (00214) 1. Skala berkurang
dari skala 5 menjadi 2
2. Klien mampu
melakukan
manajemen nyeri secara mandiri
cccccccccccccccccc.
Setelah dilakukan tindakan diastolik ≤ 90 mmHg ) 2. Skala berkurang dari
skala 5 menjadi 2 3. Ekspresi wajah tidak mbak (lutut). Sejak saya jatuh jadi sakit dan susah ketika bangun dari duduk. Saya ndak bisa tidur semalaman, pusing. Nggak tau kenapa kok sakit sekali.” - P: Klien mengatakan nyeri
lutut ketika bangun dari duduk dan akan berdiri - Q: Klien mengatakan nyeri
lutut seperti ditusuk-tusuk - R: Nyeri pada kedua lutut
kaki kanan dan kiri - S: Skala 5 dari 10, nyeri
mengganggu aktivitas klien - T: Nyeri terjadi 2-3 menit,
berdiri
ffffffffffffffffff. O:
gggggggggggggggggg.
Klien kooperatif
hhhhhhhhhhhhhhhhhh.
A: Masalah belum teratasi
iiiiiiiiiiiiiiiiii. P:
jjjjjjjjjjjjjjjjjj. Membe rikan terapi kompres jahe
oooooooooooooooooo.
Memberikan terapi kompres jahe
pppppppppppppppppp.
S:
- Ny. S berkata,” Dulu saya sering mbak kompres jahe, tapi sekarang tidak lagi.” - Ny. S berkata,” Semoga
nyerinya berkurang.”
qqqqqqqqqqqqqqqqqq.
O:
rrrrrrrrrrrrrrrrrr.
Klien tampak antusias
ssssssssssssssssss.
Klien tampak senang
tttttttttttttttttt. A: Masalah belum teratasi
uuuuuuuuuuuuuuuuuu.
P:
- Lanjutkan terapi kompres jahe
aaaaaaaaaaaaaaaaaaa. bisa tidur mbak, tapi kalo lututnya sakit susah untuk tidur.”
ddddddddddddddddddd.
O:
eeeeeeeeeeeeeeeeeee.
Klien kooperatif
fffffffffffffffffff.A:Masa lah belum teratasi
ggggggggggggggggggg.
P:
hhhhhhhhhhhhhhhhhhh.
Lanjutkan intervensi kompres jahe iiiiiiiiiiiiiiiiiii.jjjjjjjjjjjjjjjjjjj. Resi
ko jatuh pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang
berhubungan dengan riwayat jatuh ± 10 kali, penurunan kekuatan ekstremitas bawah:nyeri lutut
kkkkkkkkkkkkkkkkkkk.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 hari diharapkan klien tidak mengalami kejadian jatuh, dengan kriteria hasil :
1. Tidak ada kejadian jatuh
2. Skor resiko jatuh klien menurun menjadi resiko rendah
lllllllllllllllllll. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan gangguan
keseimbangan dapat
teratasi, dengan kriteria hasil:
1. Klien selalu
menggunakan alat bantu ketika berjalan 2. Klien mengetahui cara
pencegahan resiko jatuh 3. Klien bisa lebih
berhati-hati
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
ooooooooooooooooooo.
Memberikan pendidika lebih 10 kali jatuh.”
- Ny. S berkata, “ini lho mbak
nnnnnnnnnnnnnnnnnnn. tinggi)
- Skor keseimbangan : 26 (keseimbangan cukup) - Ny. S dapat berjalan sendiri
dengan menggunakan tongkat. - Klien berjalan sangat pelan
dan berhati-hati - Usia 70 tahun
- Ny. S mengalami jatuh sebanyak ± 10 kali.
- Klien tidak bisa melihat
rrrrrrrrrrrrrrrrrrr.
A: Masalah belum teratasi
sssssssssssssssssss.
P:
ttttttttttttttttttt.Lanjutk an intervensi menganjurkan klien selalu menggunakan alat bantu untuk berjalan
yyyyyyyyyyyyyyyyyyy.
Menganjurkan klien untuk selalu menggun akan alat bantu ketika berjalan
zzzzzzzzzzzzzzzzzzz.
S:
- Ny. S berkata,” kalo saya mau ke toilet saya menggunakan tongkat mbak,”
- Ny. S berkata,” kadang saya dibantu oleh mbah-mbah disini jika mau keluar.”
jatuh mbak, saya hati-hati ketika berjalan.”
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
O:
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.
Klien kooperatif
cccccccccccccccccccc.
A: Masalah teratasi
dddddddddddddddddddd.
J iiiiiiiiiiiiiiiiiiii.edihan kronis padaKep Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan
Ibu Semarang
berhubungan dengan kehilangan orang
terdekat dan
kehilangan dukungan keluarga
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.Setela h dilakukan tindakan keperawatan selama 15
hari diharapkan
kepedihan klien
berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien menyatakan perasaan negatif dan kesedihan klien hilang
2. Klien tidak depresi (Nilai Geriatric Depression Scale< 5)
3. Tingkat kecemasan
llllllllllllllllllll. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu
menceritakan semua hal
yang menjadi
kesedihannya
2. Klien menyatakan perasaan ikhlas terkait kondisinya sekarang 3. Klien dapat mengikuti
kegiatan untuk
mengurangi
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Memonitor vital sign nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.S: - Ny. S berkata, “Masih pusing
13-5-klien menurun dari sedang menjadi kecemasan ringan (skala HARS-A dalam rentang 14-20)
4. Klien
mengekspresikan senang
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.
kesedihannya 2016)
- TD : 140/90 mmHg
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.
A: Masalah belum teratasi
ssssssssssssssssssss.
P:
tttttttttttttttttttt.
Memberikan terapi dzikir dan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.
Memberikan terapi dzikir dan terapi Spiritual Emotiona l
Freedom Techniqu e
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
S:
- Ny. S berkata,” Semalam saya berdzikir mbak karena gak bisa tidur.”
- Ny. S berkata,” Saya paksa tidur.”
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.
O :
- Klien nampak senang - Klien kooperatif
-ccccccccccccccccccccc.
A: Masalah belum teratasi
ddddddddddddddddddddd.
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. mbak rasanya setelah tarik nafas dalam.”
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.
O :
lllllllllllllllllllll. Klien kooperatif
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
A: Masalah belum teratasi
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.
P:
- Lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam, SEFT dan berdzikir
ppppppppppppppppppppp.
Setelah dilakukan tindakan untuk diit hipertensi
Ny. S berkata,”Tadi pagi saya tidak jajan makanan mbak.”
yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.
O:
- Klien kooperatif - GDS : 131 g/dL - TD : 140/90 mmHg
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.
A: Masalah teratasi sebagian
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
P:
Panti
menerapkan diit DM dan diit HT 2. Klien mampu ikut
serta / secara mandiri
melakukan aktifitas fisik ringan minimal sehari sekali selama 5 menit : Senam Anti Stroke Hipertensi. dan aktivitas fisik klien meningkat dengan kriteria hasil :
sssssssssssssssssssss.
Diabetes Mellitus 1. Klien mampu
mendeskripsikan pengertian diabetes mellitus
2. Klien termotivasi untuk melakukan diit pengertian hipertensi
4. Klien mengerti
tahapan Senam Anti Stroke Hipertensi. dan bersedia melakukan Senam Anti Stroke Hipertensi.
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.
gula darah dan tekanan darah
- Mengajarkan senam anti stroke bangun tidur saya senam tepuk-tepuk itu mbak.”
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.
O:
- Klien tampak senang - Klien kooperatif
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. A: Masalah belum teratasi
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.
P:
- Lanjutkan cek gula darah dan tensi
- Dampingi untuk mlelakukan senam anti stroke
si berhubu ngan dengan konsum si makana n beresiko mening katkan tekanan darah, dan kurang aktivitas fisik
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan gejala terkait penyakit (nyeri pada lutut)
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.
Setelah dilakukan tindakan keperawa tan selama 15 hari, nyeri
oooooooooooooooooooooo.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 30 menit, rasa nyeri
berkurang dengan
pppppppppppppppppppppp.
Mengkaji pada klien apa yang dilakukan ketika nyeri
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.
S:
- Ny. S berkata,” semalam sudah berkurang mbak nyerinya.”
- Ny. S berkata,” semalam kambuh nyerinya, tetapi saya langsung tarik nafas dalam.”
(00214) klien berkuran g dengan kriteria hasil: 1. Skala berkurang
dari skala 5 menjadi 2
2. Klien mampu
melakukan
manajemen nyeri secara mandiri
kriteria hasil: 1. Tekanan darah klien
(sistolik≤ 150 mmHg, diastolik ≤ 90 mmHg ) 2. Skala berkurang dari
skala 5 menjadi 2 3. Ekspresi wajah tidak
menunjukkan nyeri 4. Keluhan terhadap nyeri
berkurang
5. Pola tidur kembali normal
O:
- Klien tampak semangat - Skala nyeri menjadi 3
ssssssssssssssssssssss.
A: Masalah teratasi sebagian
tttttttttttttttttttttt.
P:
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.
Lanjutkan terapi kompres jahe
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.
Memberikan terapi kompres jahe
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
S:
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.
Ny. S berkata,” Rasanya hangat mbak.”
ccccccccccccccccccccccc.
O:
ddddddddddddddddddddddd.
Klien kooperatif
eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.
A: Masalah teratasi sebagian
fffffffffffffffffffffff.
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.
Resiko jatuh pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha Harapan Ibu Semarang berhubungan dengan riwayat jatuh ± 10 kali, penurunan kekuatan ekstremitas bawah:nyeri lutut
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. Setela h dilakukan tindakan keperawatan selama 15 hari diharapkan klien tidak mengalami kejadian jatuh, dengan kriteria hasil :
1. Tidak ada kejadian jatuh
2. Skor resiko jatuh klien menurun menjadi resiko rendah
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan gangguan
keseimbangan dapat
teratasi, dengan kriteria hasil:
1. Klien selalu
menggunakan alat bantu ketika berjalan 2. Klien mengetahui cara
pencegahan resiko jatuh 3. Klien bisa lebih
berhati-hati latihan jalan tanpa alat bantu, tapi kadang takut jatuh.”
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.
O:
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.
Klien tampak mempraktekan berdiri pelan-pelan dengan bantuan
sssssssssssssssssssssss.
A:
ttttttttttttttttttttttt. Masala h belum teratasi
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.
P: Lanjutkan intervensi
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.
Evaluasi dan lakukan latihan
keseimbangan
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.
S xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.Kepedihan kronis pada Ny. S di ruang mawar Panti Wredha
Harapan Ibu
Semarang
berhubungan dengan kehilangan orang
terdekat dan
kehilangan dukungan
yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 hari diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien menyatakan perasaan negatif dan kesedihan
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 30 menit diharapkan kepedihan klien berkurang dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu
menceritakan semua hal
yang menjadi
kesedihannya
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.
Memonitor vital sign cccccccccccccccccccccccc.S: - Ny. S berkata, “Semalam saya
tidur nyenyak, sudah tidak pusing mbak.”