• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yasriuddin. Kata kunci: komponen fisik, kemampuan sepaksila, sepaktakraw.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yasriuddin. Kata kunci: komponen fisik, kemampuan sepaksila, sepaktakraw."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KOMPONEN FISIK DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA

PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW ANTARA SISWA SMA NEGERI 1

POLONGBANGKENG UTARA DENGAN SISWA SMA NEGERI 1

POLONGBANGKENG SELATAN KABUPATEN TAKALAR

Yasriuddin

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602.

Abstract: Perbandingan Komponen Fisik Dengan Kemampuan Sepaksila Pada Permainan Sepaktakraw Antara Siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Dengan Siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar bermain sepaktakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif perbandingan atau komparasi. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan secara random sampling terpilih sampel masing-masing 40 orang siswa putra. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan menggunakan T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Ada perbedaan yang signifikan di tinjau dari aspek komponen fisik antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan, baik uji beda mean maupun uji T-tes yakni secara berturut-turut didapatkan, nilai beda mean = 150.70 dengan nilai t-tes = 42.565 (P< 0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan = 149.70 dengan nilai t-tes = 37.093 (P<0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dengan demikian, dalam hal ini komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik. 2. Ada perbedaan yang signifikan di tinjau dari aspek kemampuan sepaksila antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan, baik uji beda mean maupun uji T-tes yakni secara berturut-turut didapatkan, nilai beda mean = 50.075 dengan nilai t-tes = 31.300 (P< 0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan = 50.200 dengan nilai t-tes = 31.078 (P<0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dengan demikian, dalam hal ini kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik uji beda mean dan t-tes siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan dari segi komponen fisik maupun kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw.

Kata kunci: komponen fisik, kemampuan sepaksila, sepaktakraw. Olahraga adalah sebagai salah satu model

karya cipta manusia yang merupakan suatu bentuk aktivitas fisik dengan berbagai dimensi yang kompleks. Olahraga dapat dilakukan secara individu dapat dilakukan secara kelompok/ lebih dari satu orang. Olahraga yang dilakukan lebih dari satu orang serig di definisikan sebagai bentuk persaingan permainan dan menentukan kemampuan skill fisik dan strategi Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan tujuan tugas-tugas gerak dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan peraturan kompetisi. Sepaktakraw merupakan cabang olahraga

yang cukup popular dan dikenal diseluruh lapisan masyarakat baik di kota maupun di desa baik pria maupun wanita (Tim Pengajaran Sepaktakraw FIK UNM : 2008:49) bahwa: Sepaktakraw adalah suatu permainan yang dilakukan diatas lapangan empat persegi panjang, rata baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan. Lapangan dibatasi net, bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastic (synthetic fibre) yang dianyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan.

Proses gerak dalam bermain sepaktakraw, kaki pemain harus

(2)

menjangkau bola yang berada jauh di depannya. Sehingga pola gerakan permainan sepaktakraw setidak-tidaknya harus selalu dalam pengontrolan kaki. Oleh karena itu seorang atlit sepaktakraw di tuntut untuk menguasai teknik dasar dalam permainan sepaktakraw. Penguasaan kemampuan teknik dasar dalam permainan sepaktakraw tak perlu dipungkiri. Salah satunya dalam teknik dasar sepaksila. Permainan sepaktakraw merupakan salah satu permainan yang menggunakan sepaksila sebagian bagian terpenting dalam menggunakan.

Gerakan sepaksila dimulai dengan sikap berdiri, lalu mengangkat salah satu kaki digunakan untuk melakukan sepaksila dan kaki yang satunya lagi sebagian penopang, karena sepaksila adalah menyepak dengan menggunakan kaki bagian dalam sehingga akan mudah mencapai tujuan untuk mematikan lawan. Ucup Yusup dkk, (2004:32) mengemukakan Sepaksila merupakan sepakan sajian awal atau sepak mula, untuk menerima smash dan langsung dilambungkan kepada apit kiri ataau apit kanan, untuk menyuguhkan umpan kepada smasher. Makassar adalah daerah yang ada di Sulawesi selatan yang memiliki atlet atau pemain sepaktakraw berprestasi dan disegani, samaa halnya denga daerah-daerah lain masyarakat sangat gemar terhadap sepaktakraw. Dan hal ini dapat dilihat dari keikut sertaanya disetiap pertandingan-pertandingan yang akan diadakan. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya di sekolah menengah atas, akan berbeda dari setiap sekolah yang ada di Sulawesi selatan, khususnya kabupate takalar. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah sarana dan prasarana pembelajaran, SDM yakni guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan dan factor lingkungan.

SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara merupakan salah satu sekolah favorit dan unggulan di kabupaten takalar karena memiliki guru yang rata-rata sudah memiliki sertifikat profesi (sertifikasi) terkhusus guru pendidikan jasmani dan diajar oleh guru yang menekuni olahraga sepaktakraw yang berprestasi ditingkat

nasional bahkan internasional, serta sarana dan prasarana yang sangat menunjang, kemudian terletak didaerah yang strategis mudah dijangkau dekat dari kota dan disekitar lingkungan sekolah banyak tinggal atlet-atlet sepaktakraw yang sangat mempengaruhi minat belajar para siswa. SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan merupakan salah satu sekolah baru dan SDMnya masih kurang itu ditandai dengan tidak adanya guru penjas yang berstatus pegawai negeri sipil, begitu juga sarana dan prasaran belum memadai dan juga tidak didukung oleh faktor lingkungan karena jarak sekolah dengan pusat kota lumayan jauh begitu juga sekolah dengan tempat tinggal siswa, terlebih lagi jikalah musim hujan tiba akses untuk menuju sekolah terputus apabila air sungai meluap sehingga memutus jalan menuju kesekolah. Pembinaan sedini mungkin dalam upaya pencarian generasi pelanjut adalah hal yang sangat positif seperti apa yang dilakukan di SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar. Untuk menjadi pemain sepaktakraw yang mampu menjadi pemain di masa yang akan dating dibutuhkan pembinaan.

Hal yang diharapkan bahwa siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar menjadi aset pemain sepaktakraw dimasa akan dating. Dari segi beberapa teknik dalam permainan rata-rata atlet memiliki kemampuan yang baik, tetapi hal yang paling penting yang harus diperhatikan selain penguasaan teknik dasar adalah komponen-komponen fisik. Komponen fisik adalah merupakan langkah awal yang harus dimiliki untuk memperbaiki gerakan manusia dalam berolahraga. Dimana dalam mencapai dan meningkatkan suatu prestasi khususnya pemain sepaktakraw, persiapan fisik harus dipandang sebagai salah satu aspek yang terpenting dalam latihan fisik. Jika komponen-komponen fisik atau kondisi fisik tidak disiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dasar dalam bermain sepaktakraw. Dalam melakukan suatu kegiatan, pemain sepaktakrawkhususnya kondisi fisik akan

(3)

mempengaruhi kemampuan gerak atlet yang akan menentukan pencapaian prestasi. Nur Ichsan Halim (2004:5) mengemukakan bahwa Kondisi fisik merupakan satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditubda atau ditawar-tawar lagi kesepuluh komponen tersebut sebagai berikut: kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi.

Kemahiran dalam melaksanakan sepaksila dalam permainan sepaktakraw dengan daya dukung aspek kelincahan yang dapat merubah arah secara cepat dan tepat, kelentukan sebab diperlukan gerakan yang luwes atau gerakan yang tidak kaku, utamanya saat kaki ayun diangkat pada saat melakukan sepaksila dan keseimbangan yang dinamis. Serta kekuatan otot tungkai yang mempergunakan ototnya menerima beban dalam waktu kerja. Untuk memperoleh kemampuan sepaksial perlu latihan secara tekun agar dapat dicapai otomatisasi disertai control gerakan dalam melakuakn sepakan-sepakan. Kemampuan sepaksila diharapkan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar adalah mampu melakuakn umpan yang terarah pada teman seregunya, sehingga membentuk serangan. Namun ini akan terjawab apabila komponen fisik mendukung serta latihan yang keras dan sungguh meraih prestasi. Berdasarkan penjelasan diatas, sehingga dapat dikatakan bahwa, kekuatan otot tungkai, keseimbangan, koordinasi mata kaki yang dimiliki seseirang diharapkan sumbangsi yang sangat besar terhadap kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. METODE

Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan harapan, penggunan metodologi dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan

penelitian serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kendati banyak metode yang dapat digunakan dalam penelitian,

permasalahannya bukan terletak pada baik dan buruknya metode melainkan pada ketepatan dalam penggunaan metode yang sesuai dengan objek penelitian atau tujuan. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah komponen-komponen fisik yakni: kekuatan otot tungkai (X1),

keseimbangan (X2), koordinasi mata-kaki

(X3) dan kemampuan sepaksila (X4).

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat koparatif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan komponen fisik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar. Penelitian ini membandingkan komponen fisik dan kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar..

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-variabel yang terlihat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan sebagai berikut 1. Komponen fisik dalam penelitian ini adalah terdiri atas kekuatan otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-kaki yaitu bagian kemampuan fisik seseorang yang dipergunakan dalam melakukan aktivitas gerak dalam setiap cabang olahraga. 2. Kemampuan sepaksila adalah kemampuan seseorang atau kesanggupan seseorang melakukan sepaksila sebanyak-banyaknya dalam batas waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan kaki bagian dalam.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar. Melihat keadaan populasi yang begitu banyak, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel yang didasarkan sifat-sifat yang sama atau hampir sama dan dapat mewakili siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar secara keseluruhan. Hal tersebut penting oleh karena kejadian yang dicapai dalam sampel yang dipilih akan digenerasikan terhadap seluruh populasi

(4)

dan bahkan dapat terjadi generalisasi lebih luas pada populasi yang tidak terbatas dengan karakteristik sejenis. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relative banyak maka peneliti membatasi dengan melakuakn pemilihan dengan teknik “simple random samping” dengan cara undian, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 20 orang siswa putra SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan 20 orang siswa putra SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan.

Prosedur pengumpulan data perlu disusun dan dilakukan secara cermat,oleh karena itu kesalahan dalam pengukuran akan menyebabkan kesalahan data, sehingga menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kekuatan otot tungkai, keseimbangan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan serta data kemampuan sepaksila. Tes ini sudah valid sesuai dengan apa yang ada dalam buku tes pengukuran (Nur Ichsan Halim, 2004). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu tersebut sebagai berikut: Tes Half Squat Jump, Tujuan: untuk mengukur kekuatan otot tungkai. Alat: Halaman yang rata-rata, Tali sebagai pengontrol, Formulir, Alat Tulis, Petugas: Pemandu tes dan Pencatat skor Pelaksanaan: Pada waktu aba-aba “siap” siswa berdiri tegak dengan kedua tangan saling berpegangan di belakang kepala. Bersamaan dengan aba-aba “Ya” stopwatch dijalankan dan siswa melaksanakan tes dengan melakukan gerakan half squat jump selama 30 detik. Tes dihentikan tepat pada detik 30 (tiga puluh). Jika didalam tes pantat siswa harus mengenai tali yang dibentangkan dengan ketinggian 20 cm,apabila tidak sampai, maka tes dilakukan tidak dihitung. Penilaian: hasil yang dicatat adalah nilai yang dihasilkan selama 30 detikdengan gerakan yang benar.

Modified Bass Tes of Dynamic Balance Tujuan untuk mengukur kemampuan keseimbangan dinamis. Alat: Ruang yang datar, stopwatch, 11 potong pita, Tanda berukuran 1x3/4 inchi (2,54x1,9 cm), Pita ukur atau penggaris, Blanko/ kertas, Pensil/ pulpen. Petugas: Pemberi aba-aba, Pengambil kartu,

Pencatat skor. Pelaksanaan : peserta tes berdiri pada kaki kanan sebagai awal, kemudian lompat ketanda pertama bertumpu pada kaki kiri, kemudian pertahankan sikap berdiri dalam posisi statis selama 5 detik. Selanjutnya lompat kembali ketanda kedua bertumpu pada kaki kanan kemudian pertahankan selam 5 detik. Dilanjutkan dengan kaki lain, melompat dan mempertahankan sikap statis selama 5 detik, samapi tes ini selesai. Ujung kaki yang lain diletakkan dibelakang lutut kaki lainnya dan letakkan kedua tangan pada pinggul. Dengan aba-aba yang deberikan peserta tes mengangkat tumitnya dari dari lantai atau menjinjit atau pertahankan sikap ini selama mungkin, tumit tanpa menyentuh lantai atau menggeserkan ujung tapak kaki dari tempat semula atau memindahkan tangan dari pinggul. Penilaian: setiap keberhasilan pendaratan maupun upaya menutupi pita plastic secara berturut-turut mendapat skor 5 dan 5 skor berikutnya untuk setiap detik dapat mempertahankan keseimbangan statisnya. Setiap peserta tes akan memperoleh 10 skor untuk setiap pita plastic atau mendapat 100 skor secara keseluruhan apabila dapat menyelesaikan rangkaian tes.

Pengukuran Koordinasi mata kaki. Petunjuk pelaksanaan tes: Teste berdiri pada garis dengan sebuah bola di depan, Jatak antara garis dengan dinding 2,5 meter, Teste kemudian melakukan tendangan memantul bola kedinding secepatnya, Teste harus mengontrol bola diluar garis batas yang telah ditentukan, Jika bola berada dalam daerah batas, maka secepatnya mengambil kemudian melanjutkan tendangan tersebut selama 30 detik. Penilaian: Jumlah bola yang sah selama 30 detik.

Tes kemampuan sepaksila. Tujuan: ntuk mengukur kemampuan sepaksila. Alat dan perlengkapan: Bola takraw, Stopwatch, Formulir tes dan alat tulis. Pelaksanaan: Teste memegang bola takraw, posisi kaki dibuka dan dalam keadaan rileks. Pada aba-aba “ya” teste melambungkan bola ke atas untuk memulai melakukan sepaksila. Bersamaan dengan aba-aba “ya” stopwatch dijalankan. Stopwatch dimatikan pada saat waktu menunjukkan 30 detik. Penilaian: Berapa kali teste melakukan sepaksila

(5)

selama 30 detik itulah hasil kemampuan sepaksila, kemudian hasil inilah yang akan dianalisis

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistic dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 16 pada taraf signifikan α = 0.05 .

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data hasil tes komponen fisik dan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar yang terdiri dari 4 item tes yaitu kekuatan otot tungkai, keseimbangan, koordinasi mata-kaki dan kemampuan sepaksila. Maka komponen fisik dan kemampuan sepaksila merupakan total nilai yang diperoleh dari setiap item tes, sehingga data mentah yang diperoleh perlu diubah ke dalam bentuk data skala T-Score berdasarkan pendekatan rumus indeks, karena keempat item tes ada yang memiliki satuan ukuran yang berbeda. Dengan demikian data penelitian ini terdiri dari data hasil dan data dalam bentuk skala

T-Score. Analisis secara deskriptif dilakukan terhadap data asli tiap item. Sedangkan analisis secara inferensial untuk menguji hipotesis penelitian hanya dilakukan terhadap data skala, serta analisis normalitas data juga dilakukan terhadap data t-score. Pada tahap awal analisis data, penelitian akan memberikan gambaran secara umum tentang data kondisi fisik dan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Adapun gambaran umum statistic yang akan dijelaskan terdiri atas: jumlah total nilai, rata-rata, standart deviasi, variance, range, data maksimum dan data minimum. Untuk menjelaskan semua gambaran umum data penelitian, maka akan dilakukan analisis statistic deskriftif yang akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut: Pada analisis deskriptif akan dijelaskan secara terperinci tentang data hasil tes dan pengukuran dilapangan hasil komponen fisik dan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar. Data hasil komponen fisik yang meliputi kekuatan otot tungkai, keseimbangan statis, koordinasi mata-kaki dan kemampuan sepaksila.

Nilai Statistik N Total Rataan SD Min Max Range Komponen Fisik SMA

Negeri 1

Polongbangkeng Utara

40 6028.00 150.70 22.39 113.00 201.00 88.00 Komponen Fisik SMA

Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 40 5988.00 149.70 25.52 100.00 214.00 114.00 Kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara 40 2003.00 50.08 10.12 30.00 89.00 59.00 Kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 40 2008.00 50.20 10.22 30.00 89.00 59.00 Gambaran data mentah hasil

komponen fisik dan kemampuan sepaksila dari kedua sekolah yang menjadi objek penelitian. Sehingga dapat dikemukakan sebagai berikut: Komponen fisik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar. Berturut-turut nilai rata-rata 150.70 dan 149.70, data minimal 113.00

dan 100.00, data maksimal 201.00 dan 214.00, range 88.00 dan114.00 artinnya bahwa komponen fisik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polong bangkeng Selatan Kab. Takalar.

(6)

Berturut-turut nilai rata-rata 50.08 dan 50.20, data minimal 30.00 dan 30.00, data maksimal 89.00 dan 89.00, range 59.00 dan 59.00 artinya bahwa kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan lebih baik dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Kab. Takalar. Analisis data untuk kepentingan uji hipotesis digunakan data deskriptif hasil komponen fisik dan kemampuan sepaksila kedua sekolah yang akan dibandingkan. Sebelum data dianalisis dengan statistic parametric,terlebih dahulu dilakukan pengujian tentang distribusi normal dan

homogenitas varians dari kedua kelompok data yang akan dibandingkan.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis apakah semua data penelitian ini berdistribusi normal dari varians yang homogeny. Uji normalitas dan homogenitas merupakan prasyarat untuk dapat menggunakan statistic parametric. Oleh sebab itu, peneliti menguji semua data menggunakan uji Kolmogrov Smirnov, dan pengolahan data menggunakan program SPSS. Namun penelitian hanya mengacu pada hasil uji normalitas Kolmogrov Smirnov.

Sekolah Variable Nilai Statistik Asymp Sig. Ket SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Komponen Fisik 0.722 0.674 Normal SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 0.478 0.976

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov sebagai berikut: Data hasil komponen fisik diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (K-S Z) 0.722 > 0.674, maka dapat dikatakan bahwa hasil komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Data

hasil komponen fisik diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (K-S Z) 0.478 < 0.976, maka dapat dikatakan bahwa hasil komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Sedangkan untuk rangkuman hasil uji normalitas data kemampuan sepaksila. Sekolah Variable Nilai Statistik Asymp Sig. Ket SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Kemampuan sepaksila 1.304 0.067 Normal SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 1.172 0.128

Data hasil kemampuan sepaksila diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (K-S Z) 0.304 > 0.067, maka dapat dikatakan bahwa hasil komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Data hasil komponen fisik diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (K-S Z) 1.172 < 0.128, maka dapat dikatakan bahwa hasil komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Hasil semua data penelitian ini menunjukkan nilai statistic yang diperoleh lebih besar dari nilai sig, sehingga semua dapat dikatakan mengikuti senaran normal atau data berdistribusi

normal. Dengan demikian bahwa semua data yakni komponen fisisk dan kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maupun SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan dapat dikatakan normal. Sehingga peneliti dapat menggunakan uji statistic parametric dalam menguji hipotesis yang telah diajukan dalam bab sebelumnya.

Setelah uji normalitas selesai peneliti melanjutkan untuk melakukan uji homogenitas yang merupakan syarat dalam menggunakan statistic infrensial. Untuk melihat homogenitas data penelitian ini menggunkana uji Levene test.

(7)

Kelompok F0 P Ket

Komponen fisik SMA Negeri 1 Polongbangkeng

Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 2.937 .005 Homogen Berdasarkan hasil uji homogenitas,

menunjukkan bahwa data hasil komponen fisik diperoleh nilai Fhitung = 2.937 (P <

0.05) untuk SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. sehingga dalam

hal ini dapat dikatakan bahwa data hasil komponen fisik baik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maupun SMA Negeri Polongbangkeng Selatan diperoleh populasi yang mempunyai varians yang hampir sama atau homogen.

Kelompok F0 P Ket

Kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan

173.776 .000 Homogen Berdasarkan hasil uji homogenitas,

menunjukkan bahwa data hasil kemampuan sepaksila diperoleh nilai Fhitung = 173.776 (P

< 0.05) untuk SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa data hasil kemampuan sepaksila baik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maupun SMA Negeri Polongbangkeng Selatan diperoleh populasi yang mempunyai varians yang hampir sama atau homogen.

Uji beda rata-rata komponen fisik dan kemampuan sepaksila pada permainan

bolatakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maupun SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Untuk kepentingan pengujian hipotesis, maka dilakukan uji beda rata-rata antara kelompok penelitian yaitu perbandingan hasil komponen fisik dan kemampuan sepaksila antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maupun SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Teknik uji statistic yang digunakan adalah uji t (t-tes).

Kelompok N Mean Beda mean t0 P Ket

Komponen fisik SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 40 150.70 149.70 1.00 42.565 37.093 .000 .000 Signifikan Kemampuan sepaksila SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan 40 50.075 50.200 0.125 31.300 31.078 .000 .000 Signifikan

Hasil perhitungan perbandingan komponen fisik dan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar dengan menggunakan uji mean dan uji t tidak berpasangan, maka secara berturut-turut didapatkan sebagai berikut :Untuk komponen fisik diperoleh nilai rata-rata

siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara diperoleh sebesar = 150.70, dengan uji t diperoleh nilai t0 sebesar = 42.565,

sedangkan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan diperoleh nilai rata-rata komponen fisik sebesar = 149.70 dengan uji t diperoleh nilai t0 sebesar =

37.093 . Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara

(8)

memiliki perbedaan atau ada perbedaan dengan komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan sebesar = 1.00 untuk beda mean dan 5.475 untuk uji t dengan nilai F sebesar = 2.937 (P < 0.05). Berarti ada perbedaan yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dalam hal ini komponen fisik siswa SMA Negeri Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan.

Untuk kemampuan sepaksila diperoleh nilai rata-rata siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara diperoleh sebesar = 50.075 kali, dengan uji t diperoleh nilai t0

sebesar = 31.300, sedangkan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan diperoleh nilai rata-rata kemampuan sepaksila sebesar = 50.200 kali, dengan uji t diperoleh nilai t0 sebesar = 31.078.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara memiliki perbedaan atau ada perbedaan dengan kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan secara berturut-turut sebesar = 0.125 untuk beda mean dan 0.222 untuk uji t dengan nilai F sebesar = 173.776 (P < 0.05). Berarti ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan siswa SMA Negeri Polongbangkeng Selatan. Dalam hal ini kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan.

Uji Hipotesis. Hipotesis diajukan dalam penelitian ini akan diuji atau dibuktikan kebenarannya melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan statisti. Hipotesis pertama : ada perbedaan yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Hipotesis yang akan diuji adalah Ho : µA1 - µB1 = 0, H1 : µA1 - µB1 ≠ 0. Sehingga dalam bentuk kalimat dapat

diartikan bahwa: H0 : Tidak ada perbedaan

yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. H1

: Ada perbedaan yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Kriteria pengambilan keputusan adalah Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan α = 0,05 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya

ada perbedaan yang signifikan. Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan α = 0,05 (P > 0,05), maka H0 diterima dan H1

ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai thitung = 5.475 dengan

nilai F sebesar = 2.937 (P > 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar

Hipotesis Kedua: ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab.

Takalar. Hipotesis yang akan diuji adalah Ho : µA2 - µB2 = 0, H1 : µA2 - µB2 ≠ 0

Sehingga dalam bentuk kalimat dapat diartikan bahwa: Apabila H0 terima dan H1

ditolak berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Apabila H0 ditolak dan H1 diterima berarti

ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Kriteria pengambilan keputusan adalah Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan α = 0,05 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya

ada perbedaan yang signifikan. Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan α = 0,05 (P > 0,05), maka H0 diterima dan H1

ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai thitung = 0.23 dengan

(9)

nilai F sebesar = 173.776 (P > 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kab. Takalar. Dalam hal ini kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan kemampuan sepaksila siswa SMA negeri 1 Polongbangkeng Selatan.

Pembahasan

Untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data perlu dibahas sesuai dengan teori-teori yang mendasarinya. Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dalam penelitian ini berdasarkan hasil tes dan pengukuran serta hasil analisis data yang dipergunakan yakni beda mean dan uji t, maka siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Hal ini sesuai dengan keadaan atau kegiatan yang dilakukan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara mayoritas melakukan olahraga secara teratur dan terprogram yang dibuat oleh guru penjasnya dan dilaksanakan dengan baik oleh para siswa disekolah tersebut dibawah bimbingan oleh para guru yang telah di tunjuk oleh kepala sekolah. Kemudian faktor lain adalah sarana dan prasarana seperti lapangan untuk berolahraga cukup memadai yang memungkinkan siswa untuk melakukan berbagai macam aktivitas fisik lebih bebas. Sedangkan disekolah SMA Negeri 1 Polongbangken Selatan disamping keadaan sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang memadai, juga tidak memiliki guru penjas tetap, sehingga tidak memiliki program dibidang olahraga secara tertulis yang dapat dipedomani oleh para siswa, melainkan siswa sendiri yang mempunyai inisiatif dan pelaksanaannyapun hanya

dilakukan asal-asalan. Sedangkan dari segi kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara juga masih lebih baik dari SMA Negri 1 Polongbangkeng Selatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa komponen fisik seseorang mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kemampuan beraktivitas dalam olahraga, sehingga apabila seseorang ingin berprestasi dalam salah satu cabang olahraga, maka yang paling utama harus dimiliki adalah seseorang adalah kondisi fisik yang prima untuk menerima beban latihan yang akan diberikan atau dilakukan setiap saat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil penelitian tentang perbandingan antara komponen fisik dan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan yang signifikan di tinjau dari aspek komponen fisik antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan, baik uji beda mean maupun uji T-tes yakni secara berturut-turut didapatkan, nilai beda mean = 150.70 dengan nilai t-tes = 42.565 (P< 0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan = 149.70 dengan nilai t-tes = 37.093 (P<0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dengan demikian, dalam hal ini komponen fisik siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik.

Ada perbedaan yang signifikan di tinjau dari aspek kemampuan sepaksila antara siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan, baik uji beda mean maupun uji T-tes yakni secara berturut-turut didapatkan, nilai beda mean = 50.075 dengan nilai t-tes = 31.300 (P< 0,05) untuk siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara dan = 50.200 dengan nilai t-tes = 31.078 (P<0,05) untuk

(10)

siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Dengan demikian, dalam hal ini kemampuan sepaksila siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik uji beda mean dan t-tes siswa SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara lebih baik dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan dari segi komponen fisik maupun kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw.

Saran

Berdasarkan pada kesimpulan peneliti di atas maka, dapat disarankan sebagai berikut: Kepada guru pendidikan jasmani untuk dapat berupaya meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani dan disarankan untuk dapat berupaya meningkatkan kemampuan belajar siswanya melalui pendidikan jasmani di sekolah Sebagai landasan pada penelitian lanjutan kepada rekan-rekan dan pemerhati pendidikan jasmani di sekolah menengah atas untuk meneliti dengan cakupan yang Iebih luas dengan melibatkan Iebih banyak variabel yang dapat menjadi unsur peningkatan komponen fisik dan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw siswa sekolah menengah atas. Penambahan khasanah bidang ilmu pendidikan jasmani tentang peningkatan komponen fisik dan kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw siswa sekolah menengah atas.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Nuril. 2007. Latihan kesegaran jasmani. Yayasan Widya Laksana. Jakarta

Darwis Ratinus, 1992. Olahraga pilihan sepaktakraw. Depdiknas. Jakarta

Djalal, Djen. 2008. Fisiologi olahraga. Makalah pelantikan mutu SDM. Pelatihan cabang olahraga atletik dasar. Makassar

Halim, Ichsan, Nur. 2004. Tes dan pengukuran jasmani universitas negeri Makassar. Makassar

Harsuki. 2003. Perkembangan olahraga terkini kajian para pakar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mardalis. 2008. Metode penelitian untuk skripsi. PT Grafindo Persada. Jakarta

Utomo, Surtiyo dan Surwandi. 2008. Penjasorkes pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan 2.PT Bumi Aksara. Jakarta

Pengajar, SD. Tim. 2007. Pendidikan

jasmani dan kesehatan 5.

Yudhistira. Bogor

Pengajar, Sepaktakraw. Tim. 2008. Diklat

sepaktakraw. Fakultas ilmu

keolahragaan UNM

Prawira Saputra, Sudrajat. 2000. Sepaktakraw. DEPDIKBUD Dirjen Dikta. Jakarta

Ramli dan Usaman, Arifuddi, 2003. Diklat TP. Sepaktakraw. Fakultas ilmu keolahragaan UNM

Sajoto, Mohamad. 1998. Pembinaan

kondisi fisik dalam bidang

olahraga. DEPDIKBUD Dirjen Dikti. Jakarta

Sarwono. 2006. Pengantar penelitian pendidikan. PT Gramedia Pustaka. Jakarta

Savilla, Conseula. G. & dkk. 2006.

Pengantar metode penelitian.

Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Sugiono. 2008. Dasar-dasar penelitian. CV Karya Ilmiah. Jakarta

Yususf. Ucup dkk. 2004. Pembelajaran

permainan sepaktakraw

pendekatan keterampilan di SMU. Dirjen olahrag. Jakarta pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 Distribusi curah hujan harian pada saat penelitian dilakukan Konsentrasi residu glifosat yang terdapat di permukaan tanah pada waktu 2 jam setelah aplikasi adalah sebesar

keterlambatan menyetujui jadwal yang diajukan kontraktor (X7), merupakan faktor yang lebih dominan dari pada faktor perintah pemilik proyek untuk menunda suatu pekerjaan

Melaksanakan dharma pengabdian kepada masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai luhur, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga, dalam rangkapemberdayaan masyarakat..

Materi yang akan dibahas dalam mata kuliah ini mencakup terciptanya alam semesta, pengelolaan dan keanekaragaman sumber daya alam, perkembangan kehidupan budaya manusia dan

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang

3. 6) 1 (satu) pasang sepatu PDL warna hitam milik Kopda Mar Warsidi. Barang bukti nomor 1) sampai dengan nomor 6) dikembalikan kepada Terdakwa-2 Kopda Mar Warsidi...

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Suhir, Suyadi dan Riyadi (2014) melalui data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner

Anda dapat menampilkan direktori­direktori tersebut dengan interpreter Ruby, sbb: