• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, BAB I Ketentuan Umum Pasal 5, Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok Polri membangun kedekatan dan memelihara keamanan dalam negeri, mengharuskan para personil Polri untuk menjalin keterlibatan langsung dengan publik atau masyarakat.

Guna mengkaji wewenang serta tanggungjawab dalam pelaksanaan setiap tugas, anggota Polri disusun berdasarkan kepangkatan. Merujuk pada Surat Keputusan Kapolri (2005), kepangkatan di lingkungan Polri disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku dan secara garis besar terbagi menjadi lima golongan, yaitu golongan Perwira Tinggi, golongan Perwira Mengah, golongan Perwira Pertama, Bintara, dan Tamtama.

Dengan dilengkapi bukti empiris, peneliti melakukan pengkajian mengenai persepsi sukses personil polri dari sudut pandang psikologi. Peneliti menganalisis berdasarkan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara dan Bintara Tinggi, yaitu Brigadir Polisi Satu, Brigadir Polisi, Brigadir Polisi Kepala, Ajun Inspektur Polisi Dua, Ajun Inspektur Polisi Satu.

(2)

4.1 Hasil Pengolahan Data 4.1.1 Profil Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 personil Polri yang bertugas diwilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya). Keseluruhan responden yang terlibat dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Berikut identitas atau profil responden dalam penelitian ini

4.1.1.1 Usia Responden

Usia responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20 sampai dengan 55 tahun. Berikut tabel kelompok usia penelitian

Tabel 4.1 Kelompok Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-29 23 38.3 38.3 38.3 30-39 30 50.0 50.0 88.3 40-49 4 6.7 6.7 95.0 >50 3 5.0 5.0 100.0 Total 60 100.0 100.0 Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.1, sebanyak 23 responden dengan persentase sebesar 38,3% responden berusia antara 20-29 tahun. Rentang usia didominasi antara 30-39 tahun dengan persentase sebesar 50% dan jumlah responden sebanyak 30 orang. Usia 40-49 tahun sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar 6,7%. Selajutnya, usia responden diatas 50 tahun hanya sebanyak 3 responden dengan persentase sebesar 5%.

(3)

4.1.1.2 Status Pernikahan Responden

Status pernikahan responden dikelompokkan menjadi dua yaitu, menikah dan belum menikah. Berikut tabel pengelompokkan status pernikahan responden

Tabel 4.2 Kelompok Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Belum Nikah 10 16.7 16.7 16.7

Nikah 50 83.3 83.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.2, responden yang belum menikah berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 16,7%. Dan responden berstatus menikah sebanyak 50 orang dengan persentase sebesar 83,3%.

4.1.1.3 Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.3 Kelompok Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SMA/SMK/STM 35 58.3 58.3 58.3

Diploma 1 1.7 1.7 60.0

Sarjana 24 40.0 40.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.3, pendidikan terakhir responden dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu SMA, diploma, dan sarjana. Responden dengan latar belakang pendidikan diploma berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 1,7%. Kemudian, responden dengan gelar sarjana sebanyak 24 orang dengan persentase sebesar 40%. Sebagian besar responden bergelar sarjana hukum dan sarjana psikologi. Selanjutnya,

(4)

sebanyak 35 orang responden memiliki latar belakang pendidikan SMA, SMK, dan STM. Persentase kelompok pendidikan berlatarbelakang SMA sebesar 58,3%.

4.1.1.4 Kepangkatan Responden Sebagai Anggota Polri

Responden dalam penelitian ini merupakan anggota Polri yang bertugas di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya). Kepangkatan responden dalam penelitian ini adalah para personil polisi bertaraf Bintara dan Bintara Tinggi. Personil polisi bertaraf Bintara adalah mereka dengan pangkat Briptu, Brigadir, dan Bripka. Sedangkan para personil polisi bertaraf Bintara Tinggi, mereka dengan pangkat Aipda dan Aiptu.

Tabel 4.4 Kelompok Kepangkatan Anggota Polri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Briptu 18 30.0 30.0 30.0 Brigadir 24 40.0 40.0 70.0 Bripka 11 18.3 18.3 88.3 Aipda 2 3.3 3.3 91.7 Aiptu 5 8.3 8.3 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.4, responden berpangkat Briptu berjumlah 18 orang dengan persentase sebesar 30%. Responden dengan pangkat Brigadir merupakan kelompok responden paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 40% sebanyak 24 orang. Anggota polisi berpangkat Bripka sebanyak 11 orang dan persentase sebesar 18,3%. Responden berpangkat Aipda sebesar 3,3% yang berjumlah 2 orang. Selanjutnya, pangkat Aiptu sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar 8,3%.

(5)

4.1.1.5 Satuan Kerja Responden

Berikut kelompok satuan kerja personil Polri yang terlibat sebagai responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.5 Kelompok Satuan Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Polsek 7 11.7 11.7 11.7

Polres 12 20.0 20.0 31.7

Dit. Sabhara 10 16.7 16.7 48.3

Dit. Pam Obvit 2 3.3 3.3 51.7

Den. Gegana 17 28.3 28.3 80.0 Dit. Lantas 3 5.0 5.0 85.0 Intel 1 1.7 1.7 86.7 Brimob 5 8.3 8.3 95.0 Yamma 1 1.7 1.7 96.7 Reskrim 2 3.3 3.3 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.5, terdapat 10 satuan kerja para responden sebagai personil Polri. Satuan kerja polsek dan polres yang tergabung dalam wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), diantaranya adalah Polsek dan Polres Jakarta barat, Tanjung Priok, Bekasi kota, Depok, dan lain sebagainya. Responden yang berasal dari unit satuan kerja Polsek sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar 11,7%. Responden unit satuan kerja Polres dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya sebanyak 12 responden dengan persentase sebesar 20%.

Selanjutnya unit satuan kerja Direktorat Sabhara sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 16,7%. Unit kerja Direktorat Sabhara memiliki tugas dan tanggung jawab kerja dalam hal berpatroli, menjaga keamanan dalam berdemo, dan lain sebagainya.

(6)

Responden yang berasal dari unit kerja Direktorat Objek Vital (Obvit) berjumlah 2 orang dan persentase sebesar 3.3%. Unit kerja Obvit memiliki tugas dan tanggung jawab kerja dalam menjaga aset-aset nasional dan internasional. Unit kerja gegana terwakili sebanyak 17 responden dengan persentase sebesar 28,3%.

Sebanyak 5% dengan jumlah personil 3 orang berasal dari Direktorat Polisi Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Selanjutnya, 1 orang berasal dari satuan kerja Intel dengan persentase sebesar 1,7%. Satuan kerja Brimob terwakili sebanyak 5 orang responden dengan persentase kehadiran sebesar 8,3%. Responden dari satuan kerja Yamma terwakili 1 orang dengan persentase sebesar 1,7%. Satuan kerja Yamma, memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengurusi keperluan rumah tangga kepolisian Polda Metro Jaya. Responden yang berasal dari satuan kerja Reskrim atau Reserse Kriminal sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 3,3%. Dengan demikian, jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanayk 60 personil polisi Polda Metro Jaya.

4.2 Analisis Hasil

Pada sub bab ini memuat hasil penelitian mengenai deskriptif statistik penelitian, perbandingan nilai rata-rata (mean) antar kelompok kepangkatan Bintara, serta hasil uji korelasi dengan menggunakan pearson product moment.

4.2.1 Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif statistik adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan mengenai ringkasan data-data penelitian (Priyatno, 2011). Analisis deskriptif dalam

(7)

penelitian ini dengan memberikan gambaran mengenai jumlah data, nilai maksimum, minimum, mean atau nilai tengah dan standar deviasi. Berikut tabel analisis deskriptif statistik:

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel deskriptif statistik tersebut dapat dilihat bahwa variabel kepangkatan Bintara dengan jumlah (N) sebanyak 60 responden mempunyai nilai rata-rata 2,20; dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5. Sedangkan standar deviasi sebesar 1,162. Dan variabel persepsi sukses dengan jumlah data sebanyak (N) 60 responden mempunyai nilai rata-rata sebesar 12,03; dengan nilai minimum 7 dan nilai maksimum 16. Sedangkan standar deviasi untuk unsur sukses sebesar 1,931.

4.2.2 Hasil Uji Korelasi

Hasil pengukuran uji korelasi unsur kesuksesan dengan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara melalui perhitungan SPSS 20.0 dengan metode pearson product moment correlation sebagai berikut

Tabel 4.6 Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kepangkatan Bintara 60 1 5 2.20 1.162

Persepsi sukses 60 7 16 12.03 1.931

(8)

Tabel 4.7 Korelasi Persepsi Sukses dengan Kepangkatan Bintara Unsur Kesuksesan Kepangkatan Polri

Persepsi Sukses Pearson Correlation 1 .103 Sig. (2-tailed) .435 N 60 60 Kepangkatan Polri Pearson Correlation .103 1 Sig. (2-tailed) .435 N 60 60

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.7, responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 60 personil polisi bertaraf Bintara. Uji korelasi antara unsur kesuksesan dengan kepangkatan anggota Polri adalah 0,103 dengan nilai signifikan 0,435 > 0,05. Nilai signifikansi 0,435 lebih besar dari 0,05 menginterpretasikan bahwa Ho diterima, yang artinya bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara persepsi sukses dengan jenjang kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara.

Parker dan Chusmir (dalam Dyke & Murphy, 2006) memaparkan lima dimensi keberhasilan berdasarkan kehidupan pribadi yaitu, status finansial, tanggungjawab atau kontribusi terhadap masyarakat, hubungan keluarga, pemenuhan profesional atau karir yang progresif, serta pemenuhan pribadi. Selain itu, menurut Munadi (2007), kesuksesan yang hakiki tidak terlepas dari nilai religius atau keimanan seseorang. Berdasarkan teori tersebut, peneliti berasumsi bahwa polisi memiliki gambaran diri atau persepsi pribadi yang sukses berdasarkan lima persepsi sukses, yaitu keluarga, profesionalitas kerja, religiusitas, responsibilitas, serta aspek finansial. Namun pada nyatanya, teori mengenai keberhasilan

(9)

kehidupan pribadi tersebut jika diterapkan atau dilakukan penelitian pada kelompok anggota Polri berpangkat Bintara tidak memiliki korelasi yang signifikan. Dengan demikian, teori tersebut belum dapat menggambarkan keberhasilan atau tidak terbukti jika diterapkan dalam sampel kelompok kepangkatan Polri bertaraf Bintara.

4.3 Analisis Tambahan

Pada sub bab analisis tambahan ini memuat hasil penelitian mengenai perbandingan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses dengan kelompok usia responden, kelompok pendidikan terakhir responden, status pernikahan responden, serta satuan kerja responden. 4.3.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses dengan Kepangkatan Bintara

Perbandingan korelasi kelompok kepangkatan Bintara ini bertujuan untuk melihat nilai rata-rata (mean) pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata kelompok kepangkatan Bintara.

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.8 Deskriptif Kelompok Kepangkatan Bintara Persepsi Sukses

N Mean Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max

Lower Bound Upper Bound

Briptu 18 12.28 2.164 .510 11.20 13.35 9 16 Brigadir 24 11.50 1.865 .381 10.71 12.29 7 15 Bripka 11 12.45 1.968 .593 11.13 13.78 8 16 Aipda 2 11.00 1.414 1.000 -1.71 23.71 10 12 Aiptu 5 13.20 .447 .200 12.64 13.76 13 14 Total 60 12.03 1.931 .249 11.53 12.53 7 16

(10)

Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata atau (mean) untuk kelompok kepangkatan Briptu adalah 12,28; Brigadir sebesar 11,50; Bripka sebesar 12,45; Aipda sebesar 11,00; dan Aiptu sebesar 13,20. Nilai rata-rata atau (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata nilai persepsi sukses untuk personil polisi berpangkat Aiptu merupakan yang paling tinggi, selanjutnya polisi berpangkat Bripka, Briptu, Brigadir, dan anggota polisi berpangkat Aipda memiliki nilai persepsi sukses yang paling rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi sebesar 13,20 pada kelompok personil polisi berpangkat Aiptu. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,00 pada kelompok personil polisi berpangkat Aipda.

4.3.2 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Kelompok Usia Responden

Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan kelompok usia responden ini bertujuan untuk melihat nilai rata-rata (mean) pada kelompok kepolisian Bintara berdasarkan kelompok usia responden. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan kelompok usia:

Tabel 4.9 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Kelompok Usia Persepsi Sukses

N Mean Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max

Lower Bound Upper Bound

20-29 23 11.87 2.222 .463 10.91 12.83 9 16

30-39 30 11.90 1.845 .337 11.21 12.59 7 16

(11)

>50 3 13.00 1.000 .577 10.52 15.48 12 14

Total 60 12.03 1.931 .249 11.53 12.53 7 16

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.9, rata-rata (mean) untuk kelompok usia responden antara 20-29 tahun sebesar 11,87; usia 30-39 tahun sebesar 11,90; usia 40-49 tahun sebesar 13,25; dan untuk usia diatas 50 tahun sebesar 13,00. Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses untuk personil Polri yang berada pada rentang usia antara 40-49 tahun merupakan yang paling tinggi, pada urutan kedua adalah polisi dengan rentang usia lebih dari 50 tahun, pada urutan ketiga polisi dengan rentang usia antara 30-39 tahun, dan pada urutan keempat adalah polisi dengan rentang usia antara20-29 tahun merupakan kelompok yang paling rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi sebesar 13,25 kelompok personil polisi yang berada pada rentang usia 40-49 tahun. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,87 pada rentang usia personil polisi antara 20-29 tahun.

4.3.3 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Pendidikan Terakhir Responden

Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan jenjang pendidikan terakhir responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan pendidikan terakhir responden:

(12)

Tabel 4.10 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir Persepsi Sukses N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Min Max Lower Bound Upper Bound

SMA 35 12.09 1.721 .291 11.49 12.68 9 16

Diploma 1 14.00 . . . . 14 14

Sarjana 24 11.88 2.232 .456 10.93 12.82 7 16

Total 60 12.03 1.931 .249 11.53 12.53 7 16

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.10, rata-rata (mean) untuk kelompok pendidikan terakhir SMA sebesar 12,09; pendidikan terakhir responden bergelar diploma sebesar 14,00; pendidikan terakhir responden bergelar sarjana sebesar 11,88; Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses untuk personil Polri yang bergelar diploma merupakan yang paling tinggi, pada urutan kedua adalah polisi yang memiliki pendidikan terakhir SMA atau SMK atau STM, pada urutan ketiga polisi yang memiliki pendidikan terakhir sarjana merupakan kelompok dengan nilai persepsi sukses yang paling rendah.

Kesimpulannya adalah nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi berdasarkan pendidikan terakhir anggota polisi sebesar 14,00 pada kelompok personil polisi yang bergelar diploma. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,88 pada kelompok personil polisi bergelar sarjana. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Bland (1999), yang memaparkan bahwa kualifikasi pendidikan tidak dapat memprediksi pencapaian keberhasilan karir seorang personil polisi. Dengan demikian, persepsi sukses personil polisi memiliki kecenderungan meningkat berdasarkan pada

(13)

pengalaman mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan ditentukan oleh harapan pribadi ataupun kualifikasi pendidikan.

4.3.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Status Pernikahan Responden

Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan kelompok status pernikahan responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan status pernikahan responden:

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.11, rata-rata (mean) untuk personil polisi yang berstatus belum menikah sebesar 12,90; dan para personil polisi berstatus menikah memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 11,86. Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses tertinggi untuk personil Polri dengan status belum menikah. Sedangkan para personil Polri dengan status menikah memiliki nilai persepsi sukses yang lebih rendah.

Tabel 4.11 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Status Pernikahan Persepsi Sukses

N Mean Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Min Max Lower Bound Upper Bound

Belum

Menikah 10 12.90 2.132 .674 11.38 14.42 11 16

Menikah 50 11.86 1.863 .263 11.33 12.39 7 16

(14)

4.3.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Satuan Kerja Responden Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan satuan kerja responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan satuan kerja responden:

Tabel 4.12 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Satuan Kerja Persepsi Sukses

N Mean Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max

Lower Bound Upper Bound

Polsek 7 11.00 1.826 .690 9.31 12.69 9 14 Polres 12 12.25 1.545 .446 11.27 13.23 10 15 Dit. Sabhara 10 13.40 1.430 .452 12.38 14.42 11 16 Dit. Pam Obvit 2 12.50 3.536 2.500 -19.27 44.27 10 15 Den. Gegana 17 12.00 2.000 .485 10.97 13.03 9 16 Dit. Lantas 3 12.67 .577 .333 11.23 14.10 12 13 Intel 1 12.00 . . . . 12 12 Brimob 5 11.20 2.168 .970 8.51 13.89 8 14 Yamma 1 7.00 . . . . 7 7 Reskrim 2 11.00 .000 .000 11.00 11.00 11 11 Total 60 12.03 1.931 .249 11.53 12.53 7 16

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.9, rata-rata (mean) untuk kelompok satuan kerja personil Polri di Polsek sebesar 11,00; satuan kerja Polres sebesar 12,25; satuan kerja Dit.Sabhara sebesar 13,40; satuan kerja Dit.Pam Obvit atau pengamanan objek vital sebesar 12,50; satuan kerja

(15)

Densus Gegana sebesar 12,00; satuan kerja Dit.Lantas Polda Metro Jaya sebesar 12,67; satuan kerja Intel sebesar 12,00; satuan kerja Brimob sebesar 11,20; satuan kerja Yamma sebesar 7,00; dan satuan kerja Reskrim sebesar 11,00.

Jika diurutkan berdasarkan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses personil Polri berdasarkan kepangkatan Bintara, nilai tertinggi berada pada satuan kerja Dit.Sabhara, kedua adalah satuan kerja Dit.Lantas Polda Metro Jaya, ketiga adalah Dit.Pengamanan Objek Vital (Dit.Pam Obvit), keempat adalah satuan kerja polisi di Polres, kelima dan keenam adalah satuan kerja Densus Gegana dan Intel, urutan ketujuh adalah satuan kerja Brimob, urutan satuan kerja kedelapan dan kesembilan adalah Polsek dan Reskrim, serta urutan kesepuluh adalah satuan kerja Yamma. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi berdasarkan satuan kerja sebesar 13,40 yaitu satuan kerja Dit.Sabhara. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 7,00 adalah satuan kerja Yamma.

Gambar

Tabel 4.6 Deskriptif Statistik
Tabel 4.8 Deskriptif Kelompok Kepangkatan Bintara  Persepsi Sukses
Tabel 4.9 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Kelompok Usia  Persepsi Sukses
Tabel 4.10 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir  Persepsi Sukses  N  Mean  Std
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang percaya kepada wali karena para wali mempunyai keistimewaan atau karomah 95%, yang karena wali itu orang shaleh

Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemberdayaan masyarakat melalui forum kesehatan desa dalam pencapaian cakupan jamban di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno

Dari grafik dan tabel tersebut terlihat bahwa hubungan angka bebas jentik dengan kejadian demam berdarah dengue di tingkat puskesmas di Kota Medan pada tahun

Analisis SWOT dilakukan dari hasil analisis kondisi komunikasi informasi pertanian sayuran organik yang terjadi di lokasi penelitian melalui karakteristik petani, pola

Republik Indonesia, walaupun melakukan aksesi terhadap Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988 tidak berarti

Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009. pelengkap lainnya ditambah biaya – biaya seperti penyusutan barang

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kontrol monitoring akan efektif ketika manajer mamiliki informasi privat, ketika informasi tersebut terpublikasi maka

Lulusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha memiliki kemampuan yang integratif akan penerapan teknologi dalam bidang sistem kontrol, telekomunikasi, robotika,