• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja Mfk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Kerja Mfk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RSI. ASSYIFA SUKABUMI

TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit Islam Assyifa beroperasi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan, masyarakat dan mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku di wilayah hokum Republik Indonesia.

Manajemen dan pekerja RSI. Assyifa berkomitmen untuk melakukan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, menggunakan sumberdaya secara efisien dan berkeinginan untuk tidak membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya.

RSI Assyifa menyusun, menerapkan dan memelihara system manajemen untuk keselamatan, kesehatan, lingkungan dan masyarakat sekitar dengan standar yang diakui oleh dunia sehingga memungkinkan untuk :

- Melakukan identifikasi, penilaian dan pengelolaan resiko yang dapat terjadi pada karyawan, pasien, kontraktor, pelanggan, pengunjung, lingkungan dan masyarakat.

- Berupaya menjadi praktisi terdepan di industry pelayanan kesehatan. - Dapat memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.

- Menetapkan dan mencapai target-target perusahaan

- Menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mencapai target-target keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja.

RSI. Assyifa menyediakan system kerja dan infrastruktur yang diperlukan untuk melakukan penanggulangan kebakaran dan tindakan pencegahannya sebagai bentuk dari kewaspadaan terhadap bencana, sehingga keselamatan jiwa karyawan, pasien, kontraktor, pelanggan dan pengunjung menjadi perhatian utama.

RSI. Assyifa membina komunikasi dan hubungan dengan karyawan, pasien, kontraktor, mitra usaha, pelanggan, pengunjung dan masyarakat untuk :

- Membangun hubungan dengan dasar kejujuran, keterbukaan, keterlibatan dan saling menguntungkan.

- Berbagi tanggung jawab untuk mencapai persyaratan-persyaratan dalam kebijakan ini untuk memastikan bahwa kebijakan ini masih sesuai dengan kebutuhan stake-holder.

(2)

RSI. Assyifa akan meninjau ulang dan melaporkan kepada pihak terkait mengenai kesesuaiannya.

Keberhasilan RSI. Assyifa akan tercapai apabila berhasil mencapai sasaran yang mengarah pada nol potensi bahaya (zero harm).

II. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan lingkungan kerja yang mengandung bahaya potensial dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja (KAK) dan gangguan kesehatan (PAK) bila tidak didukung oleh lingkungan kerja yang selamat, baik dan aman.

Untuk itu setiap individu perlu memelihara dan meningkatkan kepedulian terhadap kegiatan rumah sakit yang berkaitan dengan program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana.

Dasar Hukum :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung. 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 Tanggal 30 Desember

2008 tentang pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 363/MenKes/Per/IV/1998 tentang pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada Sarana Pelayanan Kesehatan.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MenKes/Per/I/2011 tentang Klinik.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1439/MenKes/SK/XI/2002 tentang penggunaan Gas Medis Pada Sarana pelayanan Kesehatan.

11. keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000 tentang ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

(3)

12. Keputusan Kepala Bapedal nomor 01/Bapedal/9/95 tentang Tata cara dan Persyaratan Teknis penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 394/Menkes-kesos/SK/V/2001 tentang Institusi Penguji Alat Kesehatan.

14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Kep. 186/Men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

15. SNI 03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem tata Udara pada Bangunan Gedung.

16. SNI 03-6572-2001 tentang tata cara perancangan Sistem Ventilasi dan pengkondisian udara pada Bangunan Gedung.

17. KepMenLh Nomor : 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit.

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tercapainya cara kerja, lingkungan kerja yang selamat, sehat, aman dan nyaman bagi karyawan, pasien, kontraktor, mitra usaha, pelanggan, pengunjung dan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja karyawan di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Terlaksananya pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana rumah sakit. b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan social pekerja

pada semua jenis pekerjaan dan juga untuk meningkatkan kapasitas kerjanya.

c. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit pada pekerja yang disebabkan kondisi yang tidak selamat dan tidak sehat.

d. Melindungi pekerja dari resiko akibat lingkungan kerja yang mengganggu kesehatan.

e. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan psikologisnya.

f. Mengembangkan organisasi dan budaya kerja yang mendukung keselamatan kerja yang tercermin dari system manajemen pengembangan sumber daya manusia dan manajemen mutu dari perusahaan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok

(4)

Memenuhi standar keselamatan kerja di rumah sakit yang tertuang dalam Instrumen Akreditasi RS Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit meliputi area :

a. Keselamatan dan Keamanan fasilitas Fisik b. Pengelolaam Bahan Berbahaya

c. Pengelolaam Limbah Bahan berbahaya dan Beracun d. Kesiapan menghadapi bencana (Disaster Program) e. Keamanan Kebakaran

f. Sistem Utiliti/Pendukung g. Peralatan Medis

h. Program Pendidikan dan Pelatihan

Dalam melaksanakan program-program tersebut Tim MFK RS bekerjasama secara aktif dengan panitia pengemdalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) dan komite keselamatan Pasien (KP) Patient Safety RSI. Assyifa.

2. Rincian Kegiatan :

Program-program dalam area-area di atas dijabarkan dalam kegiatan kegiatan dibawah ini :

a. Keselamatan dan Keamanan Fasilitas Fisik

1. Pengusulan rencana pembangunan sarana yang sesuai dengan peraturan konstruksi dan keselamatan.

2. Melakukan perencanaan pembangunan sarana dengan melibatkan akli K3. 3. Menunjuk/mencari pelaksana jasa konstruksi yang melaksanakan standar

K3RS.

4. Pengusulan rencana pemeliharaan sarana yang sesuai dengan peraturan konstruksi dan keselamatan.

5. Melakukan perencanaan pemeliharaan sarana dengan melibatkan ahli K3. 6. Menyusun prosedur umum keselamatan dan keamanan pasien, pengunjung

& Karyawan rumah sakit dan sosialisasi ke seluruh unit. Prosedur juga harus mencakup orang-orang berkebutuhan khusus seperti bayi dan anak-anak, orang tua orang –orang dengan difable dll.

7. Melakukan penilaian resiko (Risk Assesment) terhadap bahaya (hazards) dan resiko lingkungan kerja termasuk saat masa renovasi dan rekonstruksi di lingkungan rumah sakit.

8. Melakukan pemeriksaan rutin (facility inspections) terhadap fasilitas Rumah Sakit dan melakukan corrective action terhadap temuan yang ditemukan. 9. Melakukan pengendalian terhadap Hazard dan resiko termasuk penyediaan

fasilitas, penyusunan kebijakan dan prosedur terkait keselamatan pasien pengunjung dan karyawan rumah sakit.

10. Melakukan monitoring pelaksanaan pembangunan dan renovasi gedung. 11. Memberlakukan kartu pengunjung bagi setiap pengunjung RS.

(5)

12. Memberlakukan kartu identitas pegawai.

13. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa terhadap setiap kejadian (incident) di Rumah Sakit baik berupa Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan penyakit Akibat Kerja (PAK) beserta tindak lanjutnya.

a. Pelaporan terhadap setiap kecelakan dilaporkan kepada Tim MFK RS untuk diteruskan kepada Management.

b. Kecelakaan yang menimpa karyawan dilaporkan kepada Tim MFK, PPIRS dan Tim Patient Safety.

c. Kecelakaan yang menimpa pasien dan atau pengunjung dilaporkan kepada Tim MFK, Tim Keselamatan Pasien dan Tim Patient Safety. b. Pengelolaan bahan berbahaya

1. Melakukan identifikasi setiap lokasi dan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang digunakan di Rumah Sakit Islam Assyifa.

2. Melakukan pengawasan untuk penyimpanan, pengamanan dan pengelolaan bahan dan bahan berbahaya

3. Pemantauan pengadaan bahan & barang berbahaya secara konsisten & periodik.

4. Penyediaan Alat pelindung Diri (APD) sesuai dengan sifat-sifat B3. 5. Menyediakan Spill Kit untuk mengatasi adanya tumpahan (Spill) B3.

6. Melakukan pelatihan petugas terkait dengan pengadaan, penyimpanan dan pengelolaan bahan Berbahaya dan Beracun.

7. Melakukan Pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak Lanjutnya. c. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan Beracun

1. Melakukan identifikasi setiap lokasi yang menghasilkan limbah B3 di RSI. Assyifa

2. Melakukan identifikasi limbah yang terdapat pada unit masing-masing di rumah sakit.

3. Melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun cair. 4. Melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun padat 5. Melaksanakan pengujian baku mutu air limbah.

6. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan sifat-sifat limbah B3. 7. Menyediakan Spillkit untuk tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun. 8. Melakukan pelatihan petugas terkait dengan pengelolaan limbah bahan

berbahaya dan beracun.

9. Kerjasama dengan pihak ketiga mengenai pengelolaan limbah. d. Kesiapan Menghadapi Bencana

1. Identifikasi potensi bencana Internal dan Eksternal

2. Pelatihan/Training dan Simulasi kewaspadaan bencana dan evakuasi

3. Menjalin kerjasama dengan rumah sakit lain, rumah sakit pusat rujukan, dan lintas sector.

4. Melakukan identifikasi bencana internal dan eksternal di lingkungan rumah sakit sesuai dengan format yang tersedia.

(6)

a. Training Kewaspadaan Bencana Rumah Sakit (Minimal 1x/Tahun) b. Training Basic Life Support/BLS (Minimal 1x /Tahun)

c. Training Evakuasi Pasien (minimal 1x/ tahun) 6. Simulasi (Drills)

a. Simulasi Bencana / Musibah Massal /Disaster Drills (minimal 1x/tahun) b. Simulasi Evakuasi Pasien (minimal 1x/tahun)

7. Menjalin kerjasama dengan RS lain disekitar Lokasi 8. Menjalin kerjasama dengan RS pusat rujukan

9. Melakukan kerjasama lintas sektoral (Dinas Kesehatan, Polisi, PMI, Masyarakat setempat, dsb).

e. Keamanan Kebakaran

1. Monitoring Inspeksi Listrik secara teratur

2. Pemeliharaan peralatan kesehatan dan non kesehatan secara rutin

3. Menyediakan alat pemadam api ringan dengan jumlah cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku

4. Inspeksi peralatan pemadam kebakaran secara berkala

5. Diklat pemadaman api bagi pegawai rumah sakit, yang dilakukan secara berkala.

6. Menyediakan system deteksi dini alarm kebakaran 7. Melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan. f. Sistem Utiliti/pendukung

1. Melakukan inventarisasi sarana peralatan umum

2. Menyusun jadwal pemeliharaan sarana peralatan umum 3. Menyusun prosedur pemeliharaan sarana peralatan umum 4. Melakukan pemeliharaan sarana peralatan umum

5. Melakukan pengecekan sarana peralatan umum secara rutin

6. Melaksanakan tes fungsi untuk sarana peralatan umum baru yang disaksikan bersama antara pihak penjual/distributor dengan petugas maintenance dan pengguna. setelah alat berfungsi sebagaimana mestinya, maka pihak distributor harus menempelkan stiker tes fungsi.

7. Melaksanakan tes fungsi untuk sarana peralatan umum yang telah diperbaiki. 8. Melakukan perbaikan sarana peralatan umum

9. Melakukan penggantian sarana peralatan umum yang telah discontinous sesuai dengan kebijakan managemen.

g. Peralatan Medis

1. Melakukan inventarisasi peralatan medis

2. Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan medis 3. Menyusun prosedur pemeliharaan peralatan medis 4. Melakukan pemeliharaan peralatan medis

(7)

6. Melaksanakan tes fungsi untuk alat medis baru yang disaksikan bersama antara pihak penjual/distributor dengan petugas maintenance medis dan pengguna. Setelah alat berfungsi sebagaimana mestinya, maka pihak distributor harus menempelkan stiker tes fungsi.

7. Melaksanakan tes fungsi untuk alat medis yang telah diperbaiki.

8. Melakukan pengujian /kalibrasi eksternal dengan instansi terkait untuk peralatan medis dan penunjang yang tidak mampu untuk dikalibrasi internal sesuai dengan regulasi pasal 4 Permenkes RI no. 363 tahun 1998.

9. Melakukan perbaikan peralatan medis dan penunjang.

10. Melakukan penggantian peralatan medis yang telah discontinuous sesuai dengan kebijakan managemen.

h. Program Pendidikan dan Pelatihan 1. Pelatihan kebakaran dan evakuasi

Pelatihan kebakaran dan evakuasi dilaksanakan bekerjasama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).

Materi pelatihan kebakaran dan evakuasi adalah sebagai berikut : a. Teori api dan anatomi kebakaran

b. Prinsip pemadaman kebakaran c. Sistem proteksi pasif

d. Sistem proteksi aktif (APAR, Hydrant, dan lain-lain)

e. Praktek pemadaman dengan peralatan tradisional seperti karung dan pasir f. Pemadaman dengan peralatan modem seperti APAR

g. Latihan evakuasi apabila terjadi kebakaran 2. Pelatihan pengolahan limbah B3

Materi Inhouse Training pengelolaan limbah B3 adalah sebagai berikut : a. Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan limbah B3

b. Pengenalan limbah B3

c. Manajemen pengelolaan limbah B3

(8)

1. Membentuk Tim MFK 2. Membuat pedoman dan SOP 3. Sosialisasi kegiatan MFK 4. Membuat jadwal pelatihan

5. Membuat jadwal monitoring dan infeksi

6. Membuat jadwal pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan 7. Memasang rambu-rambu daerah beresiko dan system deteksi dini. 8. Survey identifikasi resiko

VI. SASARAN

1. Tidak ada kasus kecelakaan kerja di RSI. Assyifa (0%)

2. Tidak ada kasus penyakit akibat kerja (PAK) di RSI. Assyifa (0%) 3. Tidak ada keluhan masyarakat sekitar tentang limbah RSI. Assyifa (0%) 4. Angka infeksi nosokomial dibawah 2,0%

5. Memperoleh sertifikat Akreditasi Depkes di Tahun 2016 VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan 2016 Semester I Semester II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 1 2 1 Sosialisasi kebijakan dan

Program kerja MFK kepada seluruh pekerja

2 Identifikasi bahaya dan

pengendalian bahaya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 Pelatihan keselamatan dan

kesehatan kerja √ √

4 Komunikasi Program

MFK √ √ √ √

5 Inspeksi/Monitoring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 Penyelidikan Kasus

7 Sistem tanggap darurat √

8 Dokumentasi √

9 Perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana RS √ 10 Usulan pelaksanaan

pemeliharaan sarana prasarana RS

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

11 Kalibrasi peralatan medis √

12 Uji coba system utility, gas medis, system kunci lainnya.

(9)

13 Pemasangan rambu K3 √ √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA

1. Setiap tahun tim MFK RS dan Bagian terkait melakukan evaluasi pelaksanaan & tindak lanjutnya kegiatan MFK di RSI. Assyifa.

2. Setiap tahun Tim MFK RS membuat laporan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dan disampaikan kepada Direktur RSI. Assyifa sesuai sasaran mutu yang ditargetkan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan, daftar hadir & evaluasi kegiatan akan terdokumentasikan dengan baik, tertib & terdistribusi dengan benar.

Sukabumi, Januari 2016 Direktur RSI. Assyifa

dr. Heri Heriyanto, MM

PROGRAM KERJA

(10)

RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA

TAHUN 2016

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815) sebagaimana

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815) sebagaimana

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah Berbahaya dalam Pasal 1 menyatakan bahwa Limbah bahan berbahaya dan beracun,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999, tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Sekretariat Bapedal : Jakarta.. Peraturan Pemerintah

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

85 Thun 1999 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Terkait dengan pengaturan dan pengawasan limbah B3 yang dihasilkan oleh rencana kegiatan.2.