• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUTU K3RS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MUTU K3RS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Menjadi Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan prima, kepada masyarakat Menjadi Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan prima, kepada masyarakat umum dengan biaya yang terjangkau , merupakan visi bagi BLUD RSD dr H.Soemarno umum dengan biaya yang terjangkau , merupakan visi bagi BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi BLUD RSD dr Sosroatmodjo Tanjung selor. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor adalah : Menyediakan Sumber daya manusia yang H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor adalah : Menyediakan Sumber daya manusia yang  profesional,

 profesional, Sarana Sarana dan dan prasarana prasarana terbaik terbaik guna guna mendukung mendukung pelayanan pelayanan prima, prima, MewujudkanMewujudkan  pelayanan

 pelayanan kesehatan kesehatan yang yang terakreditasi terakreditasi dan dan terjangkau terjangkau oleh oleh masyarakat, masyarakat, MemberikanMemberikan kenyamanan pada pasien dan keluarganya, Meningkatkan kerjasama pelayanan kesehatan dan kenyamanan pada pasien dan keluarganya, Meningkatkan kerjasama pelayanan kesehatan dan Mewujudkan Rumah sakit sebagai Jejaring pendidikan kesehatan

Mewujudkan Rumah sakit sebagai Jejaring pendidikan kesehatan

Visi dan Misi BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor dapat dicapai Visi dan Misi BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor dapat dicapai  bila adanya

 bila adanya dukungan dari dukungan dari fasilitas fasilitas sarana dan sarana dan prasarana, SDM, prasarana, SDM, proses yproses yang efisien ang efisien serta serta keuangankeuangan yang memadai. Dengan dukungan seluruh sumber daya tersebut, maka hal-hal yang berkaitan yang memadai. Dengan dukungan seluruh sumber daya tersebut, maka hal-hal yang berkaitan dengan K3RS perlu mendapat perhatian yang serius. Sumber daya yang ada di rumah sakit dengan K3RS perlu mendapat perhatian yang serius. Sumber daya yang ada di rumah sakit memerlukan perawatan dan pemeliharaan sedemikian rupa untuk dijaga keselamatan dan memerlukan perawatan dan pemeliharaan sedemikian rupa untuk dijaga keselamatan dan keamanannya, mencegah terjadinya kebakaran dan sebagai persiapan penanggulanagan bencana. keamanannya, mencegah terjadinya kebakaran dan sebagai persiapan penanggulanagan bencana. Keselamatan kerja diterapkan di lingkungan kerja yang didalamnya terdapat aspek manusia, alat, Keselamatan kerja diterapkan di lingkungan kerja yang didalamnya terdapat aspek manusia, alat, mesin, dan lingkungan untuk melindungi aspek tersebut dari potensi bahaya.

mesin, dan lingkungan untuk melindungi aspek tersebut dari potensi bahaya.

Upaya kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan Upaya kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) serta menimalisir risiko dan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) serta menimalisir risiko dan dampak kejadian bencana melalui upaya promotif, preventif, penyerasian antara beban kerja, dampak kejadian bencana melalui upaya promotif, preventif, penyerasian antara beban kerja, kapasitas kerja dan lingkungan sehingga setiap pekerja dapat bekerja selamat dan sehat tanpa kapasitas kerja dan lingkungan sehingga setiap pekerja dapat bekerja selamat dan sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain serta tercapainya produktivitas kerja yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain serta tercapainya produktivitas kerja yang optimal. Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh untuk meningkatkan derajat kesehatan optimal. Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas pekerja rumah sakit.

dan produktivitas pekerja rumah sakit.

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Rumah sakit dibangun, dilengkapi dengan gedung, sarana prasarana, fasilitas dan Rumah sakit dibangun, dilengkapi dengan gedung, sarana prasarana, fasilitas dan  peralatan

 peralatan digunakan digunakan dan dan dipelihara dipelihara sedemikian sedemikian rupa rupa untuk untuk menjaga menjaga keamanan keamanan dandan mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi bencana. Hal ini bertujuan untuk mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi bencana. Hal ini bertujuan untuk menjamin dan melindungi keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

menjamin dan melindungi keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

Dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan pasien, pengunjung dan Dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan pasien, pengunjung dan  petugas

 petugas tersebut, tersebut, maka maka diperlukan diperlukan fasilitas fasilitas dan dan peralatan peralatan yang yang memadai memadai serta serta siap siap pakaipakai secara terus menerus. Berbagai insiden (kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran secara terus menerus. Berbagai insiden (kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran

(2)

maupun kejadian gawat darurat lainnya) dapat terjadi di rumah sakit dan dapat menimpa  pasien, pengunjung maupun petugas rumah sakit.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan secara optimal di rumah sakit, perlu dilakukan upaya untuk menjamin dan melindungi keamanan dan keselamatan pasien,  pengunjung dan petugas dengan kebijakan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menjamin dan melindungi kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung dan  petugas di BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor

2. Tujuan Khusus

a. Terciptanya kesehatan dan keselamatan pekerja selama bertugas.  b. Terciptanya lingkungan kerja yang sehat.

c. Terciptanya keamanan karyawan, pasien dan pengunjung dari ancaman bahaya kebakaran dan musibah lainnya.

d. Terciptanya peningkatan pengetahuan tentang K3 bagi karyawan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan aman, terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

(3)

BAB III.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang dilakukan Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) di BLUD RSD dr H.Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor adalah :

1. Manajemen Risiko K3RS

Menyusun program manajemen risiko fasilitas/lingkungan/proses kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Persiapan/ menentukan konteks 2) Identifikasi bahaya potensial 3) Analisis Risiko

4) Evaluasi Risiko 5) Pengendalian Risiko

6) Komunikasi dan Konsultasi 7) Pemantauan ulang

2. Keselamatan dan Keamanan

a. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko yang komprehensif menyangkut keselamatan (lantai licin dan lain-lain) dan keamanan ( pencurian, penculikan  bayi, dan lain-lain) dengan Ronde K3 setiap bulan di semua area RSUD dr. H.

Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor

 b. Melakukan Pemetaan area berisiko terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.

c. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan lain pada kejadian tidak aman: 1) Menghilangkan tindakan yang tidak standar,

2) Melakukan Sosialisasi enam unsur keamanan, meliputi sarana lingkungan, tempat, prosedur, tindakan anggaran

3) Memastikan prinsip kewaspadaan standar:

4.1 Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), sesuai dengan jenis  pekerjaan Yang dilakukan

4.2 Cara kerja aman, dengan selalu berpedoman pada standar operasional prosedur, serta dilindungi oleh peraturan-peraturan yang ada.

(4)

4.3 Pengelolaan lingkungan harus menyesuaikan dengan lingkup  pekerjaan yang dilakukan, dengan substitusi, eliminasi dan

administrasi.

4.4 Penempatan pasien yang tepat, dengan pemberian pengaman tempat tidur yang cukup, pegangan khusus pada kamar mandi, dengan tujuan menghindari pasien jatuh

4.5 Pencegahan kecelakaan dan cidera, dengan pemberian atau  penempatan tanda-tanda bahaya atau risiko yang jelas di setip sudut Rumah Sakit, agar memudahkan pasien, staf dan pengunjunf mendapatkan pelayanan yang diharapkan.

4.6 Pemeliharaan kondisi yang aman, dengan mensosialisasikan kode-kode yang disepakatidan harus dipahami oleh seluruh pekerja, untuk menjamin keamanan Rumah Sakit:

 Kode merah untuk kebakaran

 Kodebiru untuk serangan jantung dan kondisi tidak sadar  Kodehitam untuk ancaman bom

 Kode Pink untuk penculikan bayi  KodeOrange untuk kondisi darurat  dan kode-kode keselamatan lain

4.7 Menginspeksi semua banguna perawatan pasien, mendokumentasikannya dan membuat rencana untuk mengurangi risiko yang sudah jelas, sehingga tercipta fasilitas fisik yang aman  bagi pasien, keluarga pasien, staf dan pengunjung.

4.8 Melakukan pengkajian keselamatan dan keamanan selama terdapat  proyek konstruksi dan renovasi serta penerapan strategi-strategi untuk mengurangi risiko. Dengan membuat PCRA (Pra Construction Risk Assesment).

4.9 Melakukan pemantauan dan pengamanan area-area yang diidentifikasi  berisiko keamanan.

4.10 Memastikan semua staf, pegawai pihak ketiga dan vendor sudah diidentifikasi degan ID Cards.

4.11 Memberikan tanda pengenal sementara (ID Cards Tamu) selama di area Rumah Sakit.

4.12 Semua area berisiko tinggi keamanan dan area-area yang terbatas sudah diidentifikasi, didokumentasi dan dipantau serta terjaga

(5)

keamanannya di ruang Perinatologi, Mawar, ICU, Genset dan sarana air bersih.

4.13 Setiap rencana dan anggaran Rumah Sakit disusun wajib memperhatikan kebutuhan yang menunjang aspek keselamatan dan keamanan.

4.14 Setiap rencana dan anggaran Rumah Sakitdisusun untuk perbaikan atau penggantian sistem, bangunan atau komponen-komponen yang diperlukan agar fasilitas dapat beroperasi dengan selamat, aman, dan efektif secara berkesinambungan.

4.15 Direktur Rumah Sakit menerapkan anggaran sumber daya yang sudah ditetapkan untuk menyediakan fasilitas yang selamat dan aman sesuai dengan rencana-rencana yang sudah disetujui.

4.16 Memastikan perlindungan setiap orang yang ada di Rumah Sakit terhadap kerugian pribadi dan dari kehilangan atau kerusakan  properti.

4.17 Mengelola, memelihara dan mensertifikasi sarana, prasarana dan  peralatan Rumah Sakit, terutama penyediaan listrik, air,  pembuangan limbah, vetilasi dan pengelolaan Gas Medik.

4) Melaksanakan Kegiatan K3 di Unit Laboratorium

a.Ada tenaga khusus yang terlatih K3 dan merupakan anggota komite K3RS di Laboratorium yang melaksanakan tugas dan mengkoordinir kegiatan sehari-hari dan berkoordinasi serta melaporkan kegiatan kepada komite K3RS

 b.Melaksanakan kegiatan kesehatan kerja di Laboratorium - Foto Thorax untuk petugas TB

- Imunisasi Hepatitis B untuk semua petugas - MCU setiap Tahun

c.Pemenuhan sarana dan prasarana K3 Laboratorium - Jas Lab

- APD ( Sarung tangan, eye washer, body washer, masker standar) - safety box

- Lemari B3

- Bio Safety cabinet

d. Semua Bahan Berbahaya dan Beracun di Laboratorium harus dilengkapi dengan MSDS

(6)

6) Melaksanakan Kegiatan K3 di Unit Radiologi

a. Tersedia rambu-rambu keselamatan di Radiologi

 b. Memiliki izin Operasional alat dari BAPETEN yang berlaku c. Melakukan pemeriksaan kesehatan awal dan berkala bagi petugas

radiologi ( setiap tahun ) serta pemeriksaan TLD (Thermo Luminesense dosemeter) setiap 3 bulan

d. Melakukan pekerjaan sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO) yang berlaku

e. Menggunakan APD yang sesuai saat bekerja

3. Kesehatan Kerja 3.1 Kegiatan Promotif

Merupakan peningkatan kesehatan serta kemampuan fisik dan kondisi mental (rohani) SDM Rumah Sakit:

a) Mengusulkan peberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi (extra fooding ) bagi petugas yang bekerja di area berisiko tinggi serta petugas yang dinas bergilir (sore, malam dan diluar hari kerja atau libur).

 b) Pelaksanaan program kebugaran jasmani terprogram (pengukuran kebugaran  jasmani dan latihan fisik terprogram), senam kesehatan dan rekreasi.

c) Pembinaan mental/rohani dengan melakukan pengajian setiap satu bulan sekali

d) Pemenuhan gizi kerja dan ASI di Rumah Sakit dengan kegiatan: 1) Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan/hygiene perorangan. 2) Pemantauan status gizi dan konseling gizi bagi karyawan

3) Mengusahakan Tempat Penitipan Anak(TPA)

4) Pengelolaan ASI di Rumah Sakit (penyediaan Ruang ASI, Pemberian makanan Tambahan-PMT, konseling dan komunikasi Informasi Edukasi-KIE tentang ASI)

3.2 Kegiatan Preventif dengan kegiatan:

1) Perlindungan spesifik: pemberian imunisasi Hepatitis, influenza pada SDM Rumah Sakit dan pekerja yang bekerja pada area/tempat kerja yang berisiko 2) Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai sebelum bekerja, berkala dan khusus

sesuai dengan risiko pekerjaan. Langkah pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan berdasarkan risiko pekerjaannya, meliputi:

(7)

- Identifikasi dan pemetaan populasi berisiko sesuai potensi bahaya yang ada

- Meentukan jenis pemeriksaan kesehatan sesuai dengan potensi bahaya tempat kerjanya

- Menentukan pemeriksaan kesehatan berkala setiap tahun - Menetukan kelaikan bekerja (fit to work )

- Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan pegawai secara populasi untuk memberikan rekomendasi program kesehatan kerja dan perbaikan lingkungan kerja

3) Pelaksanaan program fit to work  dalam rangka penentuan jenis pekerjaan yang sesuai dengan status kesehatan pekerja Rumah Sakit.

4) Surveilans medis

- Menganalisi hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus, data rawat jalan, data rawat inap seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit

- Memberikan rekomendasi dan tndak lanjut hasil analisis. 5) Surveilans lingkungan kerja

- Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil pengukuran lingkungan kerja

- Memberikan rekomendasi hasil evaluasi pengukuran lingkungan kerja 6) Memantau kesehatan SDM Rumah Sakit  dan pekerja yang bekerja pada

tempat kerja yang mengadung potensi bahay tinggi, sesuai dengan peraturan  perundangan.

3.3 Kegiatan kuratif meliputi:

a. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderita sakit

 b. Penanganan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) c. Penanganan pasca pajanan

3.4 Kegiatan Rehabilitatif: a. Rehabilitasi medik

 b. Pelaksanaan program pendampingan kembali bekerja (return to work) bagi SDM Rumah Sakit yang mengalami keterbatasan setelah me ngalami sakit lebih

(8)

dari 2 minggu/ KAK/PAK, yang mana memerlukan rehabilitasi medik dan/atau rehabilitasi okupasi/kerja.

3.5 Unit Layanan Kesehatan Kerja

a. Membuat poliklinik untuk pemeriksaan Kesehatan Kerja SDM Rumah Sakit

4. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

a. Melakukn identifikasi area berisiko Bahaya Kebakaran dan Ledakan

1) Membuat daftar potensi-potensi bahaya kebakaran yang ada di semua area Rumah Sakit

2) Membuat denah potensi beresiko tinggi terkait bahaya kebakaran

3) Melakukan inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi kebakaran pasif dan aktif

a) Proteksi kebakaran aktif : APAR setiap 1 bulan sekali

 b) Proteksi kebakaran pasif, contohnya jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman dan ram

 b. Pemetaan Area Beresiko Tinggi Kebakaran Dan Ledakan 1) Membuat Peta area risiko tinggi ledakan dan kebakaran

2) Membuat Peta keberadaan alat proteksi kebakaran aktif (APAR) 3) Membuat peta jalur evakuasi dan titik kumpul aman

4) Membuat Denah lokasi di setiap gedung

c. Pengurangan Risiko Bahaya Kebakaran Dan Ledakan 1) Mengadakan sistem peringatan dini

2) Tanda-tanda dan/atau rambu evakuasi

3) Akses keluar, akses evakuasi dan area tempat titik kumpul aman 4) Penyediaan alat evakuasi untuk gedung bertingkat

5) Penempatan bahan mudah terbakar aman dari apai dan panas

6) Pengaturan konstruksi gedung sesuai dengan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

7) Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang mudah terbakar dan gas medis

8) Pelarangan bagi SDMRS, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung membawa  peralatan masak

 – 

 memasak yang dapat menimbulkan kebakaran

9) Larangan merokok

10) Inspeksi fasilitas/area beresiko kebakaran secara berkala

(9)

d. Pengendalian Kebakaran

1) Mengidentifikasi ulang dan penambahan APAR di Unit kerja RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor

2) Melakukan pengecekan tabung setiap 1 bulan sekali secara teratur untuk dapat mengetahui kondisi dan kelayakan tabung APAR

3) Mengadakan alat pendeteksi asap dan api

4) Pengadaansistim alarm kebakaran di semua unit kerja 5) Membuat pintu dan tangga darurat di gedung bertingkat 6) Pengadaan penyemprot air manual (Hydrant)

7) Pembentukan tim penanggulangan kebakaran a) Tim Penanggulangan Kebakaran Tingkat Unit RS

 b) Pelatihan / simulasi secara teratur tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran c) Melakukan simulasi 1 tahun sekali untuk setiap gedung untuk menguji secara

 berkala rencana penangan kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya

5. Kondisi Darurat Dan Bencana

a. Mengidentifikasi bencana internal maupun eksternal yang dapat terjadi di lingkungan RSDSS Tanjung Selor

 b. Membuat analisis kerentanan bencana

c. Membuat sistem komunikasi dan alur penanganan kejadian bencana d. Mengelola sistem pemenuhan tenaga kesehatan saat terjadi bencana e. Menyiapkan TRC saat terjadi bencana

f. Mengadakan peralatan yang dibutuhkan untuk evakuasi saat terjadi bencana

g. Melakukan sosialisasi dan pelatihan / simulasi penanggulangan bencananca. Berdasarkan hasil analisa risiko kerentanan bencana

h. Melakukan pengendalian Kondisi Darurat Dan Bencana a. Menyusun pedoman tanggap darurat dan bencana  b. Menyusun SPO Tanggap Darurat dan Bencana

1. Kedaruratan keamanan dan keselamatan 2. Tumpahan bahan dan limbah b3

3. Kegagalan peralatan medik dan non medik 4. Kelistrikan

5. Kesediaan air 6. Sistem tata udara

(10)

6. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

a) Melakukan identifikasi B3 yang ada RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor

 b) Menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (MSDS) yang berisis :  penanganan yang aman, prosedur penanganan Tumpahan

c) Menyiapkan sarana keselamatan B3 seperti emari B3, penyiram body, pencuci mata, APD, rambu dan simbol B3 dan Spill kit

d) Pembuatan pedoman dan SOP pengelolaan bahan berbahaya dan beracun yang aman e) Penanganan keadaan darurat B3

7. Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a) Memastikan adanya daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya

 b) Memastikan dilakukan kegiatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan terhadap semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi, semua komponennya ditingkatkan bila perlu

c) Mengidentifikasi jangka waktu untuk pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi di dalam daftar inventaris, berdasarkan kriteria seperti rekomendasi produsen, tingkat risiko, dan  pengalaman Rumah Sakit

d) Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu  pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian

e) Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan sistem utilitas

8. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja a) Memastikan tersedianya daftar inventaris seluruh peralatan medis

 b) Memastikan penandaan pada peralatan medis yang digunakan dan yang tidak digunakan.

c) Memastikan dilaksanakanya Inspeksi berkala.

d) Memastikan dilakukan uji fungsi dan uji coba peralatan

e) Memastikan dilakukan pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana pada  peralatan medis

f) Memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan medis kompeten dan terlatih

(11)

9. Pendidikan Dan Pelatihan

a) Mengadakan pelatihan tentang K3, dengan materi pencegahan PAK dan Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi bagi pegawai RS, ergonomi, kedisiplinan penggunaan APD minimal satu tahun sekali

 b) Sosialisasi mengenai kebakaran dan kedaruratan bencana kepada pengunjung dan  pendamping pasien

c) Pengujian SDM Rumah Sakit mengenai peran mereka dalam program K3 dengan cara kuesioner, wawancara dan simulasi

d) Mengikuti pertemuan, seminar dan workshop yang dilaksanakan oleh Organisasi Profesi Komunitas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (KAK3RS) e) Mengikuti/memperpanjang pelatihan K3 yang tersertifikasi untuk Keahlian Konstruksi, Radiasi, Kelistrikan, Manajemen Risiko Dan Ahli Fasilitas Kesehatan  bagi SDM K3RS

10. Pengumpulan, Pengolahan dan Pelaporan

a) Bila terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja korban melapor ke kepala ruangan atau kepada Staf Instalasi K3 maksimal 2x24 jam setelah kejadian.

 b) Bila terjadi kebakaran petugas yang berada di lokasi kebakaran tersebut segera melapor kepada Staf Komite K3.

c) Staf Instalasi K3 bersama dengan Ketua Komite K3 melakukan obse rvasi lapangan dan wawancara kepada korban kecelakaan kerja,penyakit akibat kerjadan kebakaran.

d) Komite K3 mengumpulkan data kemudian diolah dan dilaporkan kepada Direktur melalui Kepala Bagian Tata Usaha RSDSS Tanjung Selor

(12)

BAB III

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara pelaksanaan program K3 adalah sebagai berikut : 1. Manajemen risiko K3RS

Berkordinasi dengan Komite Mutu dan Manajemen risiko dan Komite Patient Safety 2. Keselamatan dan Keamanan

Berkoordinasi dengan Bagian Umum untuk menyediakan fasilitas yang aman, Laboratorium dan Radiologi untuk K3 Laboratorium dan Radiologi, PPI untuk  penggunaan APD, PPTK dan Penyedia jasa konstruksi untuk K3 konstruksi, Unit PKRS

untuk promosi K3. 3. Kesehatan Kerja

Berkoordinasi dengan Poli Umum, Laboratorium dan Radiologi untuk pemeriksaan kesehatan pegawai,

4. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Berkoordinasi dengan Dinas PMK Kabupaten Bulungan untuk pemeriksaan sistem  proteksi kebakaran, Bag. Pengadaan untuk penyediaan safety sign  dan Bagian. Diklat

untuk mengadakan pelatihan 5. Kondisi Darurat dan Bencana

Berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat   dan Top Management untuk melakukan  penanggulangan bencana, Sie. Diklat untuk mengadakan simulasi penanggulangan  bencana.

6. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Berkoordinasi dengan Instalasi Hygiene Sanitasi, Farmasi dan Laboratorium dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan B3.

7. Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berkordinasi dengan Bagian Umum, IPSRS, dan Bagian Perencanaan dalam pengelolaan sarana dan prasarana

8. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berkoordinasi dengan bagian penunjang medik, IPSRS dan bagian perencaan dalam  pengelolaan peralatan medik

9. Pendidikan dan Pelatihan K3

Berkoordinasi dengan Bagian Umum dan Kepagawaian untuk mengadakan dan mengusulkan pelatihan.

(13)

BAB IV SASARAN

Sasaran kegiatan program kegiatan Komite K3RS sebagai berikut:

 No. Kegiatan Sasaran

1 Manajemen risiko K3RS Terlaksananya upaya menajemen risiko K3RS sehingga risiko dapat dikurangi dan dihindari

2 Keselamatan dan Keamanan Terlaksananya keselamatan dan keamanan bagi  pegawai, pasien dan pengunjung di lingkungan RSD

dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor

3 Kesehatan Kerja Terlaksananya upaya melindungi dan mempertahankan derajat kesehatan SDM RSUD dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor

4 Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran

Terfasilitasinya sarana pencegahan dan  penanggulangan kebakaran

5 Kondisi Darurat dan Bencana Terlaksananya sistem tanggap darurat RSD dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor

6 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Terkelolanya B3 yang terdapat di lingkungan RSD dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor sesuai dengan ketentuan yang berlaku

7 Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terciptanya lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan prasarana atau sistem utulitas sehingga risiko mengkin terjadi diminimalkan

8 Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terlindungi SDM rumah Sakit, Pasien, Pendamping Pasien, Pengunjung maupun lingkungan RS dari Potensi bahaya peralatan medis baik saat di gunakan maupun saat tidak digunakan

9 Pendidikan dan Pelatihan K3 Meningkatnya pengetahuan RSD dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor tentang K3 dan mutu SDM Instalasi K3

10 Pengumpulan, Pengolahan dan

Pelaporan

Tersedia dan terolahnya seluruh data Kecelakaan Kerja, Penyakit Akibat Kerja dan Kebakaran di RSD dr H Soemarno Sosroamodjo Tanjung Selor

(14)

BAB III

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara pelaksanaan program K3RS adalah sebagai berikut : 1. Manajemen risiko K3RS

Anggota tim manajemen risiko dari tiap- tiap ruangan/ bagian yg sudah terlatih manajemen risiko K3RS (Indentifikaasi Bahaya, Penilaian risiko dan Pengendalian Bahaya) melakukan identifikasi bahaya pada unit yg dapat mengakibatkan kecelakaaan kerja dari kegiatan rutin dan non rutin, dari luar tempat kerja, aktifitas kerja,  pengoperasian alat. Setelah semuanya di identifikasi, tiap bahaya di tentukan tingkat

risikonya dengan melihat tiga factor : peluang, frekuensi paparan dan akibat/keparahan dengan menggunakan tabel Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian risiko (IBP2R)

2. Keselamatan dan Keamanan

Melakukan identifikasi yang komprehensif dengan ronde K3 setiap bulan, mensosialisaikan kode- kode keamanan kepada semua karyawan dan pengunjung, membuat PCRA bila ada renovasi, memberikan Kartu Tanda pengenal kepada siapa saja yang ada di rumah sakit

3. Kesehatan Kerja

Melakukan Pemeriksaan sebelum bekerja bagi karyawan yang akan bekerja, berkala bagi karyawan lama setiap tahun secara bergiliran setiap unit deng an jadwal dari komite K3RS. Semua kegiatan pemeriksaan kesehatan kerja di tuangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)

4. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Melakukan identifikasi area berisiko kebakaran dan ledakan di semua area rumah sakit dan menempatkan APAR di tempat yang berisiko, membuat rambu jalur Evakuasi dan titik kumpul aman, Mengumumkan Peraturan larangan merokok setiap hari melalui informasi. Memberikan pelatihan secara berkala mengenai Pencegahan dan pengendalian kebakaran serta mengefektifkan Tim penenggulangan Kebakaran di unit rumah sakit yang di sebut dengan Tim Red code

5. Kondisi Darurat dan Bencana

Mempetakan sistem tanggap darurat RSDSS Tanjung Selor dengan membuat analisis kerentanan bencana, menyiapkan TRC untuk bencana Internal dan eksternal

6. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Melaakukan identifikasi B3 yang ada di rumah sakit dengan bekerjasama dengan HIS, menyiapkan lembar MSDS, Saranan Keselamatan B3

(15)

7. Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Melakukan Inspeksi di semua unit dengan ceklist nntuk memastikan ada dalam daftar inventaris, sudah dilakukan pengujian, pemeliharaan dan pemeliharaan sebagaimana mestinya

8. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9. Melakukan Inspeksi Alat Medis di semua unit dengan ceklist nntuk memastikan ada dalam daftar inventaris, sudah dilakukan pengujian, pemeliharaan, dan pemeliharaan sebagaimana mestinya

10. Pendidikan dan Pelatihan K3

a) Mengadakan pelatihan tentang K3RS, dengan materi pencegahan PAK dan Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi bagi pegawai RS, ergonomi, kedisiplinan  penggunaan APD minimal satu tahun sekali dengan berkoordinasi dengan bagian

dikalat RS

 b) Melakukan Sosialisasi mengenai kebakaran dan kedaruratan bencana kepada  pengunjung dan pendamping pasien

c) Melakukan pengujian SDM Rumah Sakit mengenai peran mereka dalam program K3 dengan cara kuesioner, wawancara dan simulasi

d) Mengirim SDM K3RS untuk mengikuti pertemuan, seminar dan workshop yang dilaksanakan oleh Organisasi Profesi Komunitas Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (KAK3RS)

e) Meugaskan SDM K3RS untuk Mengikuti/memperpanjang pelatihan K3 yang tersertifikasi untuk Keahlian Konstruksi, Radiasi, Kelistrikan, Manajemen Risiko Dan Ahli Fasilitas Kesehatan bagi SDM K3RS

D. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Tahun 2018  No . Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 Manajemen risiko K3RS

2 Keselamatan dan Keamanan 3 Kesehatan Kerja

4 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

(16)

5 Kondisi Darurat dan Bencana 6 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3)

7 Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8 Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9 Pendidikan dan Pelatihan K3 10 Pengunpulan, Pengolahan dan

(17)

BAB IV

EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Program Keselamatan d an Kesehatan kerja (K3) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung selor di lakukan setiap tahun. Data hasil evaluasi dijadikan sebagai Indicator mutu unit, Area Manajerial dan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di Komite K3RS serta di jadikan bahan dalam program tahun berikutnya.

A. Indikator mutu Komite keselamatan dan Kesehatan kerja

 No .

Indikator

PENCAPAIAN RATA- RATA TARGET

2016 2017 2018

1 Manajemen risiko K3RS 80%

2 Keselamatan dan Keamanan 0 % 58% 80%

3 Pelayanan Kesehatan Kerja 61 % 0 % 100%

4 Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran 12, 5 % 25 % 80%

5 Kondisi Darurat dan Bencana 80%

6 Pengelolaan Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3) 80%

7

Pengelolaan Prasarana RS dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja

0% 25% 80%

8 Pengelolaan Peralatan Medis

Dari Aspek K3 0% 25% 80%

9 Pengembangan SDM K3RS 25% 0% 80%

B. Indikator mutu area manajerial dan Sasaran Keselamatan pasien

 No Indikator Pencapaian Rata- rata Target

2016 2017 2018 Indikator Area Manjemen

1 Pelaporan kegiatan

 Manajemen risiko 80%

 Risiko kebakaran 80%

 Risiko kedaruratan 80%

 Risiko keselamatan dan

(18)

Manajemen utilitas

 Air  Listrik

 Peraltan medis dan non

medis

 Harapan dan kepuasan

staff

 Pencegahan dan

 pengendalian hal yang membahyakan pasien dan keluarga

Komite Keselamtan dan Kesehatan Kerja

RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor

Direktur Ketua

dr. H. Suryatan, M.Sc, Sp.S H. Abd. Rahman, A.Md Kep, SKM  NIP :. 19660408 200012 1 007 NIP: 19750609199402 1001

(19)

PROGRAM MUTU

KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

RSUD Dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO TANJUNG SELOR

TAHUN 2018

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah fenomen ENSO (El Nino Southern Oscilation) dan MJO (Maden

Sehingga penelitian ini mencoba meneliti kembali dengan menghubungkan masing-masing variabel struktur kepemilikan yaitu insider ownership,institusional ownership dan variabel

(Djaali, 2000: 86) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item (butir diskor dikotomi dan sebagian butir diskor politomi) dapat dihitung dengan

KARAWANG 08-07-1980 Perempuan Nikah Istri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model praktik keperawatan profesional dilihat dari aspek kinerja perawat dikategorikan baik, persepsi perawat

Debitur yang beritikad tidak jujur atau debitur beritikad buruk, dan berbagai sebutan lainnya dengan mana yang sama, adalah debitur yang telah melakukan perbuatan

Berkaitan dengan masalah di atas tersebut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan media Gambar

Ilmu merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual. Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode