• Tidak ada hasil yang ditemukan

Militer Sebagai Kekuatan Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Militer Sebagai Kekuatan Politik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

KEKUATAN-KEKU

KEKUATAN-KEKUATAN

ATAN POLITIK 

POLITIK 

HAKEKAT MILITER DAN POLITIK 

HAKEKAT MILITER DAN POLITIK 

DALAM SEJARAH

DALAM SEJARAH PERKEMBANGANN

PERKEMBANGANNYA

YA

Oleh

Oleh

Kelompok 1

Kelompok 1

Eko Indrayadi Eko Indrayadi NIM. 109033200006 NIM. 109033200006 M. Hasan al-Bishry M. Hasan al-Bishry NIM. 109033200020 NIM. 109033200020 Ahmad Garaudi Ahmad Garaudi NIM. 109033200047 NIM. 109033200047 Selamet Selamet NIM. 109033200021 NIM. 109033200021

JURUSAN ILMU POLITIK 

JURUSAN ILMU POLITIK 

SEMESTER IV

SEMESTER IV

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2010/2011

TAHUN 2010/2011

(2)

Pendahuluan Pendahuluan

Militer dan politik ibarat dua sisi mata uang yang saling mempengaruhi Militer dan politik ibarat dua sisi mata uang yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Peranan militer di dalam lingkungan kekuasaan merupakan satu sama lainnya. Peranan militer di dalam lingkungan kekuasaan merupakan kesatuan mutlak dan tidak terlepas dari sebuah prinsip dasar pendirian negara kesatuan mutlak dan tidak terlepas dari sebuah prinsip dasar pendirian negara yan

yang g menmenuntuntut ut dan dan menmengedgedepaepankankan n penpentintingnygnya a lemlembagbaga-lea-lembambaga ga terstersrukrukturtur.. Mer

Merupaupakan kan tugtugas as dardari i milmiliteiter r yanyang g berberfunfungsi gsi untuntuk uk menmenjagjaga a dan dan melmelindindungungii kedaulatan sebuah negara.

kedaulatan sebuah negara.

Sebagaimana yang terjadi di dalam setiap pemerintahan yang ada di dunia, Sebagaimana yang terjadi di dalam setiap pemerintahan yang ada di dunia, relasi militer sebagai kekuatan-kekuatan politik pada suatu negara notabenenya relasi militer sebagai kekuatan-kekuatan politik pada suatu negara notabenenya tidak bisa dilepaskan dari

tidak bisa dilepaskan dari karakkarakteristteristik ik sistem politisistem politiknya. Hal knya. Hal ini jelas ini jelas terlihterlihat at didi negara-negara yang menganut sistem otoriter atau totaliter, dimana peran besar  negara-negara yang menganut sistem otoriter atau totaliter, dimana peran besar  mi

mililiter ter sesebabagagai i sasalah lah sasatu tu akaktotor r popolilititik k sasangngat at jejelalas s teterlrlihihatat, , atatau au babahkhkanan merupakan penguasa seperti yang ditemukan di negara-negara yang dipimpin oleh merupakan penguasa seperti yang ditemukan di negara-negara yang dipimpin oleh  junta militer.

 junta militer.

Sementara itu di negara-negara yang demokratis. Peranan militer di dalam Sementara itu di negara-negara yang demokratis. Peranan militer di dalam lingkaran kekuasaan cenderung mengalami penurunan dan mengecil. Mungkin ini lingkaran kekuasaan cenderung mengalami penurunan dan mengecil. Mungkin ini karena adanya anggapan bahwa sebuah pemerintahan yang demokratis menolak  karena adanya anggapan bahwa sebuah pemerintahan yang demokratis menolak  campur tangan militer yang secara

campur tangan militer yang secara de jurede jure harus berada di bawah kendali politisiharus berada di bawah kendali politisi sip

sipil. il. MenMengingingat gat penpengargaruh uh aruarus s gelgelombombang ang gloglobalbalisaisasi si yanyang g berberdamdampak pak padpadaa munculnya proses demokratisasi besar-besaran yang ada di dunia pada beberapa munculnya proses demokratisasi besar-besaran yang ada di dunia pada beberapa dekade terakhir abad ke-20, pengaruh militer di banyak negara banyak mengalami dekade terakhir abad ke-20, pengaruh militer di banyak negara banyak mengalami  penu

 penurunanrunan. . MeskMeskipun yang ipun yang terlihterlihat at pada saat pada saat ini, ada ini, ada beberbeberapa apa variasvariasi i mengemengenainai keterlibatan militer dalam politik.

keterlibatan militer dalam politik. Di

Di negnegara-ara-negnegara ara BarBarat, at, yanyang g menmenganganut ut priprinsinsip p supsupremremasi asi sipsipil, il, perperanan militer cenderung dikendalikan oleh para politisi sipil. Tetapi, hal ini tidak berarti militer cenderung dikendalikan oleh para politisi sipil. Tetapi, hal ini tidak berarti sistem pemerintahan Barat menafikkan peran serta militer dalam pemerintahan. sistem pemerintahan Barat menafikkan peran serta militer dalam pemerintahan. Hal ini dinyatakan oleh C. Wright Mills (1956) dalam Marijan yang menyebutkan Hal ini dinyatakan oleh C. Wright Mills (1956) dalam Marijan yang menyebutkan   bahwa, “Militer merupakan satu dari tiga kelompok yang paling berpengaruh,   bahwa, “Militer merupakan satu dari tiga kelompok yang paling berpengaruh,

(3)

sec

secara ara polpolitiitik k di di AmeAmerikrika a SerSerikaikat. t. PenPengargaruh uh itu itu khukhusussusnyanya, , berberkaikaitan tan dendengangan kebijakan-kebijakan pertahanan dan politik luar negeri.”

kebijakan-kebijakan pertahanan dan politik luar negeri.”11

Sementara itu, peran militer semakin kuat pada negara-negara yang pada Sementara itu, peran militer semakin kuat pada negara-negara yang pada mulan

mulanya ya mengamengalamilami chchaoaos s of of popowewer r , , didimamana na kekekukuasasaaaan n popolilititik k yayang ng papadada mulanya dipimpin dan dimiliki oleh kelompok sipil diambil secara paksa melalui mulanya dipimpin dan dimiliki oleh kelompok sipil diambil secara paksa melalui coup

coup oleh kelompooleh kelompok k militemiliter. r. MisalnMisalnya ya yang terjadi di yang terjadi di negaranegara-negara Amerika-negara Amerika Latin dan lainya. Khususnya pada Argentina antara tahun 1930 sampai 1989 yang Latin dan lainya. Khususnya pada Argentina antara tahun 1930 sampai 1989 yang menuntut keterlibatan militer pada setiap proses pergantian pemerintahan.

menuntut keterlibatan militer pada setiap proses pergantian pemerintahan.

Terlepas dari semua itu, posisi dan peran militer dalam sebuah negara Terlepas dari semua itu, posisi dan peran militer dalam sebuah negara sangatlah besar dimana sebagai salah satu kelompok kekuatan politik, mereka sangatlah besar dimana sebagai salah satu kelompok kekuatan politik, mereka memiliki kendali-kendali yang begitu besar dalam proses pembuatan kebijakan memiliki kendali-kendali yang begitu besar dalam proses pembuatan kebijakan   poli

  politis. tis. WalaupWalaupun, un, terkadterkadang ang derajat keterlibatan tersebut derajat keterlibatan tersebut berbeberbeda-bedda-beda a antaraantara negara yang satu dengan negara yang lainnya.

negara yang satu dengan negara yang lainnya.

Mengingat hal itu, penulis mencoba untuk melakukan analisis dan tela’ah Mengingat hal itu, penulis mencoba untuk melakukan analisis dan tela’ah mendalam mengenai peran serta keterlibatan militer di dalam ranah-ranah politik  mendalam mengenai peran serta keterlibatan militer di dalam ranah-ranah politik   pemerintahan, khususnya di Indonesia. Dengan tujuan untuk mencoba memahami  pemerintahan, khususnya di Indonesia. Dengan tujuan untuk mencoba memahami

lebih jauh bagaimana ikatan tersebut dapat terbentuk. lebih jauh bagaimana ikatan tersebut dapat terbentuk.

1. Pengertian Militer 1. Pengertian Militer Secara etimolog

Secara etimologis is militmiliter er berasaberasal l dari bahasa dari bahasa InggInggris,ris, MilitaryMilitary yaituyaitu the soldier;the soldier; the army the armed forces

the army the armed forces yang berarti prajurit atau tentara; Angkatan Daratyang berarti prajurit atau tentara; Angkatan Darat22..

Sedangkan secara terminologis, militer dapat didefinisikan sebagai sekumpulan Sedangkan secara terminologis, militer dapat didefinisikan sebagai sekumpulan or

oranang g yayang ng mememimililiki ki sasatu tu kekesasatutuan an dedengngan an titingngkakat t hihirararkrki i yayang ng jejelalas s dadann tersruktur, dan bertugas untuk menjaga/melindungi kawasan tertentu

tersruktur, dan bertugas untuk menjaga/melindungi kawasan tertentu33..

2. Sejarah Pembentukan Militer 2. Sejarah Pembentukan Militer

Ada tiga fase yang mendasari terbentuknya militer di suatu negara, fase itu Ada tiga fase yang mendasari terbentuknya militer di suatu negara, fase itu ialah:

ialah:  Pertama, Pertama,  pembentukkan militer pada masa grilya. pembentukkan militer pada masa grilya.  Kedua, Kedua,  pembentukkan pembentukkan

1 1

C. Wright Mills dalam Kacung Marijan,

C. Wright Mills dalam Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia:Konsolidasi Demokrasi PascaSistem Politik Indonesia:Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Orde Baru, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 243.(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 243. 2

2

Arif Yulianto dalam Haniah Hanafie,

Arif Yulianto dalam Haniah Hanafie, Handout Mahasiswa: Kekuatan-Kekuatan Politik  Handout Mahasiswa: Kekuatan-Kekuatan Politik (2007),(2007), hlm. 26.

hlm. 26. 3

3

B.N. Marbun,

(4)

militer pada masa penjajahan, dan

militer pada masa penjajahan, dan Ketiga, Ketiga,  pembentukkan militer pada pada masa pembentukkan militer pada pada masa kemerdekaan.

kemerdekaan.44 Pa

Pada da fafase se pepertrtamama, a, pepembmbenentutukkkkan an mimililiteter r memerurupapakakan n tutuntntututan an dadariri kea

keadaadaan n (ko(kondindisi) si) yanyang g menmenghagharusruskan kan masmasyaryarakaakat t atau atau penpendudduduk uk dardari i susuatuatu wilayah dalam menghadapi serangan musuh yang hendak merebut atau menjajah wilayah dalam menghadapi serangan musuh yang hendak merebut atau menjajah wil

wilayaayah h mermerekaeka. . DenDengan gan strstruktuktur ur hirhirarkarki i yanyang g masmasih ih belbelum um jeljelas as dan dan raprapi,i, sekumpulan orang tersebut berjuang dengan bergrilya melawan musuh dengan sekumpulan orang tersebut berjuang dengan bergrilya melawan musuh dengan senjata yang seadanya. Pada saat ini, peran militer hanya terkhusus pada senjata yang seadanya. Pada saat ini, peran militer hanya terkhusus pada usaha-usaha melindu

usaha melindungi ngi ((  sav  saving ing and and carecare). ). DimDimana ana keskesatuatuan an yanyang g terbterbententuk uk daldalamam ke

kelolompmpok ok tertersesebubut, t, bibiasasananya ya kakarerena na adadananya ya ikikatatanan-ik-ikatatan an ememososioionanal l yayangng diimplikasikan dalam sikap cinta tanah air.

diimplikasikan dalam sikap cinta tanah air. Pad

Pada a fasfase e kedkedua, ua, milmiliter iter terterbenbentuk tuk karkarena ena adaadanya nya kebkebutuutuhan han terterhadhadapap  pasu

 pasukan kan yang mampu yang mampu mendmendukunukung g dan dan menunmenunjukkajukkan n loyalloyalitas itas dalam melakukandalam melakukan   pe

  penernertibtiban an wilwilayaayah h intinternernal al dan dan melmelindindungungi i dardari i seraserangangan n ekseksterternalnal. . MilMiliteiter r  dibentuk oleh penjajah dengan tujuan dan fungsi sebagai tentara tambahan yang dibentuk oleh penjajah dengan tujuan dan fungsi sebagai tentara tambahan yang sewaktu-waktu mampu dijadikan koloni angkatan perang mereka.

sewaktu-waktu mampu dijadikan koloni angkatan perang mereka.

Pihak penjajah melakukan pelatihan-pelatihan terhadap penduduk pribumi Pihak penjajah melakukan pelatihan-pelatihan terhadap penduduk pribumi wilay

wilayah ah yang didudukiyang didudukinya nya dengdengan an tujuatujuan n supaysupaya a pendupenduduk-duk-pendupenduduk duk tersebtersebutut mampu memberikan tenaganya sebagai pasukan-pasukan sukarela yang nantinya mampu memberikan tenaganya sebagai pasukan-pasukan sukarela yang nantinya akan digunakan sebagai tentara-tentara koloni.

akan digunakan sebagai tentara-tentara koloni.   Na

  Namunmun, , tidtidak ak semsemua ua kebkebijakijakan an yanyang g dildilakuakukan kan oleoleh h penpenjajajajah h daldalamam membentuk militer di daerah jajahannya berhasil. Terkadang pasukan yang dilatih membentuk militer di daerah jajahannya berhasil. Terkadang pasukan yang dilatih itu menjadi pukulan telak bagi mereka. Karena hanya sebagian kecil saja yang itu menjadi pukulan telak bagi mereka. Karena hanya sebagian kecil saja yang   bers

  bersikap patuh ikap patuh mengmengabdi abdi kepadkepada a pihak penjajahpihak penjajah. . SementSementara ara lainnlainnya, ya, berubberubahah   pi

  pikirkiran an dan dan melmelakuakukan kan pempemberberontontakaakan-pen-pembemberonrontaktakan an di di wilwilayaayah h intinternernalal kekuasaan penjajah. Contoh dari pasukan itu adalah KNIL pada masa penjajahan kekuasaan penjajah. Contoh dari pasukan itu adalah KNIL pada masa penjajahan Belanda dan

Belanda dan Heiho, Seinendan, PETA,  Heiho, Seinendan, PETA, HisbullHisbullah, dll ah, dll  pada saat penjajahan jepangpada saat penjajahan jepang di Indonesia.

di Indonesia.

Sedangkan fase yang ketiga adalah fase pembentukkan militer pada masa Sedangkan fase yang ketiga adalah fase pembentukkan militer pada masa kemerdekaan. Pada fase ini profersionalitas dalam militer telah tersusun dengan kemerdekaan. Pada fase ini profersionalitas dalam militer telah tersusun dengan

4 4

Haniah Hanafie,

(5)

 jelas dan rapi. Militer mulai memiliki pembagian wilayah yang secara

 jelas dan rapi. Militer mulai memiliki pembagian wilayah yang secara de factode facto maupun

maupun de de jurjuree. . DimDimanaana, , mermereka eka jugjuga a teltelah ah memmemiliiliki ki ikaikatan tan emoemosiosional nal dandan ideologis yang tinggi terhadap tugas dan

ideologis yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya sebagai pelindung dan penjagafungsinya sebagai pelindung dan penjaga kedaulatan wilayah negara.

kedaulatan wilayah negara. Se

Sebabagagaimimanana a yayang ng didinynyatatakakan an ololeh eh HaHaniniah ah HanHanafiafie e dadalalam m HanHandodoutut Mahasiswa Ilmu Politik UIN Jakarta (2007), “Dari segi pembangunanpun militer  Mahasiswa Ilmu Politik UIN Jakarta (2007), “Dari segi pembangunanpun militer  mem

memilikiliki i kelkelebiebihan han yanyang g tententu tu sajsaja a ada ada ketketerkerkaitaaitan n dendengan gan proprofesfesinyinya, a, yaiyaitutu den

dengan gan memmembanbandindingkagkan n dendengan gan negnegara ara lailain, n, leblebih ih terterikaikat t kepkepada ada caracara-car-caraa  berfikir yang rasional, efisien, dan pragmatis. Dan terakhir menjaga jarak dengan  berfikir yang rasional, efisien, dan pragmatis. Dan terakhir menjaga jarak dengan

sipil, sehingga tidak tergantung kepada sikap masyarakat sipil.” sipil, sehingga tidak tergantung kepada sikap masyarakat sipil.”55

3. Militer dan Politik  3. Militer dan Politik 

Dalam menjembati antara militer dan politik ada beberapa hal yang akan Dalam menjembati antara militer dan politik ada beberapa hal yang akan men

menjadjadi i fokfokus us bahbahasaasan n kitkita, a, diadiantantaranranya: ya: orioriententasi asi milmiliteiter, r, sumsumberber-su-sumbmber er  kek

kekuatuatan an milmiliteriter, , polpola a hubhubungungan an milmiliter iter dan dan sipsipil, il, ketketerlierlibatbatan an milmiliter iter daldalamam  politik, serta alasan militer Indonesia terjun ke politik.

 politik, serta alasan militer Indonesia terjun ke politik.

3.1 Orientasi Militer 3.1 Orientasi Militer

Set

Setiap iap tintindakdakan an orioriententasi asi mermerupaupakan kan sebsebuah uah penpengawgawejeejewanwantahtahan an dardarii tujuan dasar yang merupakan akibat dari reaksi terhadap jenis-jenis pelembagaan tujuan dasar yang merupakan akibat dari reaksi terhadap jenis-jenis pelembagaan kekuasaan sipil di dalam pemerintahan. Namun, hal itu tidak bisa putus hubungan kekuasaan sipil di dalam pemerintahan. Namun, hal itu tidak bisa putus hubungan dengan tindak tanduk dari militer sebagai salah satu pelengkap proses tersebut. dengan tindak tanduk dari militer sebagai salah satu pelengkap proses tersebut.

Menur

Menurut ut Almos PalmutAlmos Palmutter ter dalam Haniah, ada dalam Haniah, ada tiga jenis tiga jenis orientorientasi militer asi militer 66,, yakni:

yakni: Pertama, Pertama, Prajurit Profesional merupakan prajurit yang menonjol dalamPrajurit Profesional merupakan prajurit yang menonjol dalam  politik yang stabil. Biasanya, tipe ini terdapat dalam masyarakat industri kapitalis  politik yang stabil. Biasanya, tipe ini terdapat dalam masyarakat industri kapitalis

yang memang merupakan lingkungan sesuai untuk prajurit profesional. yang memang merupakan lingkungan sesuai untuk prajurit profesional.

Dari tipe

Dari tipe prajuprajurit rit profesprofessionasional l ini, Samuel P. ini, Samuel P. HuntiHuntingtonngton77 mencoba untuk mencoba untuk 

melakukan analisis kembali dan menemukan bahwa prajurit profesional memiliki melakukan analisis kembali dan menemukan bahwa prajurit profesional memiliki tipe-tipe lain, seperti prajurit profesional modern dan prajurit profesional klasik. tipe-tipe lain, seperti prajurit profesional modern dan prajurit profesional klasik.

5

5 Ibid, Ibid, hlm, 29. hlm, 29. 6

6Almos Palmutter dalam Haniah Hanafie,Almos Palmutter dalam Haniah Hanafie, hlm. 30.hlm. 30. 7

7  Ibid,

(6)

Per

Perbedbedaan aan kedkeduanuanya ya adaadalah lah terlterletaetak k padpada a supsupremremasi asi leglegitiitimasmasi i yanyang g mermerekaeka  berikan kepada pemimpin yang berasal dari masyarakat sipil.

 berikan kepada pemimpin yang berasal dari masyarakat sipil.

Adapun ciri-ciri prajurit profesional menurut Huntington ada 4, yakni: Adapun ciri-ciri prajurit profesional menurut Huntington ada 4, yakni:

1)

1) KeaKeahlihlian (an (ManManajeajemen men KekKekeraserasan)an),, 2)

2) PertauPertautan (Tantan (Tanggunggung jawab keg jawab kepada klpada klien, maien, masyaraksyarakat, dan neat, dan negara),gara), 3)

3) KorpoKorporatismratisme (Kesade (Kesadaran kearan kelompolompok dan ok dan organisrganisasi), sasi), sertaerta 4)

4) IdeIdeoloologi gi (Se(Semanmangat gat milmiliteriter).).88

  N

  Namamunun, , memenunururut t AmAmosos, , kokorprpororatatisisme me dadan n idideoeolologigilalah h yayang ng papalilingng  penting, karena kedua hal ini merupakan alasan krusial yang menjadi landasan  penting, karena kedua hal ini merupakan alasan krusial yang menjadi landasan

militer terjun ke dalam dunia politik. militer terjun ke dalam dunia politik.

 Kedua,

 Kedua, PrPrajajururit it PrPretetororiaian, n, yayang ng beberkrkemembabang ng di di lilingngkukungngan an yayangng mengalami ketidaksetabilan politik. Model sebenarnya sama dengan model militer  mengalami ketidaksetabilan politik. Model sebenarnya sama dengan model militer  yan

yang g dikdikemuemukakkakan an oleoleh h HunHuntintingtogton. n. TetTetapiapi, , karkarena ena kurkurang ang dipdiperherhatikatikan an dandan selalu dikendalikan oleh pemerintahan sipil. Maka mereka melakukan tindakan selalu dikendalikan oleh pemerintahan sipil. Maka mereka melakukan tindakan int

intervervensensi. i. UmuUmumnymnya, a, nalnaluri uri emoemosiosional nal yanyang g menmenjadjadi i dordorongongan an ketketerlierlibatbatanan mereka dalam dunia politik.

mereka dalam dunia politik. Menurut Arif 

Menurut Arif 99 dalam Haniah, ada beberapa ciri kaum Pretorian antara lain:dalam Haniah, ada beberapa ciri kaum Pretorian antara lain:

a.

a. SeSeriring ng mumuncncul ul di di nenegagarara-n-negegarara a bebersrsififat at agagrarariris/s/trtranansisisi si atatau au sesecacarara ideologi terpecah-pecah.

ideologi terpecah-pecah.   b

  b.. BaBaik ik sesecacara ra popotetensnsiaial l mamaupupun un fakfaktutual al cecendnderuerung ng memelalakukukakan n cacampmpur ur  tangan yang permanen.

tangan yang permanen. c.

c. MemMemiliiliki keki kekuakuasaasaan mern merubaubah koh konstnstituitusi.si. d.

d. MemMempenpengargaruhi leuhi lembambaga miliga militer secter secara neara negatgatif.if. e.

e. MenMenuruurunkankan n stastandandarr-srr-stantandar profdar profesiesionaonalislisme.me. f.

f. KudKudeta silieta silih bergah bergantinti, , leblebih memeih mementintingkngkan ideolan ideologi milogi militeiter r dardaripaipada skilda skilll dan pengetahuan sebagai prasyarat profesional.

dan pengetahuan sebagai prasyarat profesional. g.

g. BerBersifsifat at patpatrimrimonionial, al, yanyang g dikdikatakatakan an WebWeber er sebsebagaagai i hubhubungungan-han-hubuubungangann ketergantungan yang didasarkan pada loyalitas dan kesetiaan.

ketergantungan yang didasarkan pada loyalitas dan kesetiaan.

8

8 Ibid, Ibid, hlm. 31. hlm. 31. 9

9Arif Yulianto,Arif Yulianto, Militer dan Politik Di Indonesia Pasca OrbaMiliter dan Politik Di Indonesia Pasca Orba dalam Haniah Hanafie(2007), hlm.dalam Haniah Hanafie(2007), hlm. 31-32.

(7)

Sel

Selain ain ituitu, , menmenuruurut t AlmAlmost ost PalPalmutmutter ter 1010 tiptipe e PrajPrajuriurit t PrePretortorianian, , jugjugaa

memiliki dua jenis, yakni Pretorian Historis dan Modern. Pretorian Historis adalah memiliki dua jenis, yakni Pretorian Historis dan Modern. Pretorian Historis adalah  jenis yang memiliki hubungan wewenang berdasarkan tradisi. Misalnya pasukan  jenis yang memiliki hubungan wewenang berdasarkan tradisi. Misalnya pasukan kerajaan yang bertugas melayani keabsahan kerajaan dengan membela senat dari kerajaan yang bertugas melayani keabsahan kerajaan dengan membela senat dari serangan-serangan tentara yang memberontak.

serangan-serangan tentara yang memberontak.

Sedangkan Pretorian Modern adalah kelompok tentara yang menentang Sedangkan Pretorian Modern adalah kelompok tentara yang menentang keabsahan dan menawarkan kekuasaan baru. Hubungan wewenang berdasarkan keabsahan dan menawarkan kekuasaan baru. Hubungan wewenang berdasarkan  pada rasio dan hukum. Disini militer memiliki campur tangan yang luas dalam  pada rasio dan hukum. Disini militer memiliki campur tangan yang luas dalam   bi

  bidandang g ekseksekuekutiftif, , serserta ta memmemilikiliki i wewwewenaenang ng utuutuh h untuntuk uk melmelakuakukan kan domdominainasisi secara politik.

secara politik.

Bentuk yang

Bentuk yang ketigaketiga adalah Prajurit Revolusioner yang lahir dan terbentuk adalah Prajurit Revolusioner yang lahir dan terbentuk  kar

karena ena adaadanya nya penpengargaruh uh dardari i kelkelompompok ok revrevoluolusiosioner ner yanyang g ingingin in melmelakuakukankan   p

  pereerebubutatan n kekekukuasasaaaan. n. PrPrajuajuririt t inini i cecendndererunung g mememimililiki ki sisifafat t ananti ti kokorprp/n/nonon corporate. Ia tidak mensyaratkan keahlian, pendidikan, dan pelatihan. Sementara, corporate. Ia tidak mensyaratkan keahlian, pendidikan, dan pelatihan. Sementara, kor

korps ps pewpewira ira menmengalgalami ami polpolitiitisassasi i dan dan memmemiliiliki ki hubhubungungan an simsimbolbolik ik dendengangan revolusi yang terjadi. Tentara ini memiliki asas dan tujuan untuk mendukung revolusi yang terjadi. Tentara ini memiliki asas dan tujuan untuk mendukung re

revovolulusi si yayang ng terterjajadidi. . MeMerekreka a hahanynyalaalah h pepelelengngkakap p momobibililisasasi si kekelolompmpok ok  revolusioner yang ingin merebut kekuasaan.

revolusioner yang ingin merebut kekuasaan.

3.2 Sumber-Sumber Power Militer 3.2 Sumber-Sumber Power Militer Ins

Instittitusi usi milmiliteiter r memmemiliiliki ki perperbedbedaan aan dendengan gan insinstittitusi usi lailainnynnya a karkarena ena milmiliteiter r  mem

memilikiliki i ciri ciri khukhusus sus dan dan keukeunggnggulaulan-kn-keuneungguggulan lan yanyang g tidtidak ak dimdimiliiliki ki oleolehh kelom

kelompok pok masyamasyarakat rakat lainnylainnya, a, termastermasuk uk masyamasyarakat rakat sipil. Sebagaimasipil. Sebagaimana na yangyang dinyatakan oleh Herman Finer dalam Arbi Sanit dalam Haniah, yakni:

dinyatakan oleh Herman Finer dalam Arbi Sanit dalam Haniah, yakni: 1.

1. TeTentntarara leba lebih teih terororgrgananisisir,ir, 2.

2. MemMemiliiliki ki sensentratralislisasi asi komkomandando,o, 3.

3. TeTerdrdapapat jeat jenjnjanang hig hirararkrki,i, 4

4.. DDiissiipplliinn,, 5.

5. KomKomuniunikaskasi ii intentern rn dan dan lanlancar,car, 6.

6.  Esprit de corps Esprit de corps..

10 10

 Ibid,

(8)

Dan yang paling penting adalah hak untuk melakukan monopoli terhadap Dan yang paling penting adalah hak untuk melakukan monopoli terhadap kepemilikan senjata oleh pihak militer. Selain itu, Arbi Sanit

kepemilikan senjata oleh pihak militer. Selain itu, Arbi Sanit1111 juga mengemukanjuga mengemukan  bahwa ditinjau dari segi sosial. Militer juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu:  bahwa ditinjau dari segi sosial. Militer juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu:  Pertama,

 Pertama, lebih cepat berkenalan dengan teknologi.lebih cepat berkenalan dengan teknologi.  Kedua, Kedua, proses akulturasi lebih proses akulturasi lebih mengarah kepada kea rah teknologi, dan

mengarah kepada kea rah teknologi, dan  Ketiga, Ketiga, lebih mengarah kepada negaralebih mengarah kepada negara secara keseluruhan.

secara keseluruhan.

3.3 Pola Hubungan Militer dan Sipil 3.3 Pola Hubungan Militer dan Sipil

Rel

Relasi asi antantara ara milmiliter iter dan dan sipsipil il sebsebenaenarnyrnya a berbergangantuntung g padpada a bagbagaimaimanaana sistem suatu negara dibentuk dan dikelola. Menurut Arif Yulianto dalam

sistem suatu negara dibentuk dan dikelola. Menurut Arif Yulianto dalam HaniahHaniah1212,,

ada

ada dua dua macmacam am benbentuk tuk sissistem tem pempemerierintantahanhan, , yakyakni:ni:  Pertama, Pertama, pemerintahanpemerintahan demo

demokratik kratik liberaliberal l yang yang mempmemperlihaerlihatkan tkan hubuhubungan ngan yang yang berbeberbentuk ntuk supsupremasiremasi sipil dan

sipil dan Kedua, Kedua, rezim otoritarirezim otoritarian an dimandimana a pola hubungpola hubungan antara an antara militemiliter r dan sipildan sipil mengalami variasi derajat perbedaannya, serta umumnya refleksi militer terhadap mengalami variasi derajat perbedaannya, serta umumnya refleksi militer terhadap golongan sipil lebih dominant.

golongan sipil lebih dominant.

Selain itu, dikatakan juga oleh Hardito dalam Arif dalam Haniah

Selain itu, dikatakan juga oleh Hardito dalam Arif dalam Haniah1313,, bahwabahwa

  pola hubung

  pola hubungan an sipilsipil-milite-militer r dapat dibagi menjadi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:tiga, yaitu:   Dominasi Sipil,  Dominasi Sipil,   Dominasi Militer,

  Dominasi Militer, dandan  sejajar  sejajar . . SelSelanjanjutnutnya, ya, menmenuruurut t IkrIkrar ar NusNusa a BakBaktiti1414, yang, yang

me

melilihahat t dadari ri dudua a pepersrsfekfektitif f nenegagara, ra, yayaititu u nenegagarara-ne-negagara ra BaBarat rat dadan n nenegagarara   b

  berkerkemembabangng. . PaPada da momodedel l nenegagara ra BaBaratrat, , huhububungngan an leblebih ih memenenekakanknkan an papadada sup

supremremasi asi sipsipil il ataatas s milmiliteriter, , sehsehingingga ga milmiliteiter r hanhanya ya menmenjadjadi i subsubordordinainat t dardarii  pemerintahan sipil yang dipilih melalui pemilu.

 pemerintahan sipil yang dipilih melalui pemilu. Mod

Model el ini ini mermerupaupakan kan penpengargaruh uh dardari i adaadanya nya kemkemajuajuan an dan dan keskestabtabilailann  politik yang merupakan dampak dari demokratisasi. Pemrintahan yang mendapat  politik yang merupakan dampak dari demokratisasi. Pemrintahan yang mendapat anspirasi rakyat melalui proses Pemilu memiliki kewenangan terhadap anspirasi rakyat melalui proses Pemilu memiliki kewenangan terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh militer. Tetapi, militer tidak secara keseluruhan kebijakan yang dilakukan oleh militer. Tetapi, militer tidak secara keseluruhan didominasi oleh sipil karena pihak militer juga memiliki andil dalam memutuskan didominasi oleh sipil karena pihak militer juga memiliki andil dalam memutuskan  persoalan-persoalan keamanan negara secara keseluruhan.

 persoalan-persoalan keamanan negara secara keseluruhan.

11 11  Ibid,  Ibid, hlm, 28.hlm, 28. 12 12 Ibid, Ibid, hlm, 33. hlm, 33. 13 13 Ibid, Ibid, hlm. 34.hlm. 34. 14 14  Ibid,  Ibid, hlm. 34hlm. 34

(9)

Sed

Sedangangkan kan padpada a modmodel el kedkedua ua yanyang g padpada a negnegara-ara-negnegara ara berberkemkembanbang.g. Dikot

Dikotomi antara sipomi antara sipil dan militer il dan militer bersifbersifat kemitraaat kemitraan. Sehingn. Sehingga sering terjga sering terjadiadi  pergantian posisi tergantung kelompok mana yang memiliki kekuatan. Apabila  pergantian posisi tergantung kelompok mana yang memiliki kekuatan. Apabila kelompok militer lemah, maka kelompok sipil yang memegang pemerintahan.dan kelompok militer lemah, maka kelompok sipil yang memegang pemerintahan.dan   b

  begegititu u pupula la sesebabaliliknknyaya, , keketitika ka kekelolompmpok ok sisipipil l kekehihilalangngan an kekekukuataatan, n, mamakaka kelompok militer yang akan memegang ta

kelompok militer yang akan memegang tampuk kekuasaan.mpuk kekuasaan. Elliot A. Cohen dalam Haniah

Elliot A. Cohen dalam Haniah1515 mengkmengklasifiklasifikasikan asikan pola pola hubuhubungan ngan keke

dalam empat model, yaitu: dalam empat model, yaitu:

1)

1) The Traditional Model The Traditional Model (Kelompok Profesional dan terisolasi secara sosial)(Kelompok Profesional dan terisolasi secara sosial) 2)

2) The Constabulary Model The Constabulary Model (Bersifat managers dan tidak terlibat politik)(Bersifat managers dan tidak terlibat politik) 3)

3) The Military as Reflection of SocietyThe Military as Reflection of Society (Berperan membangun Civil Society)(Berperan membangun Civil Society) 4)

4) The Guardian MilitaryThe Guardian Military (Melindungi orde sosial dan politik)(Melindungi orde sosial dan politik) Sedan

Sedangkan gkan HuntHuntingtoingtonn1616 memembmbagagi i memenjnjadadi i dudua a titipe pe memengngenenai ai hahall

keterlibatan hubungan militer dengan sipil, yakni

keterlibatan hubungan militer dengan sipil, yakni subjectif Civilian Control  subjectif Civilian Control  dandan Objectiv

Objective e Civilian Control.Civilian Control. Pada Subjectif Civilian Control, kekuasaan sipil lebihPada Subjectif Civilian Control, kekuasaan sipil lebih  besar daripada militer, sehingga memberikan kesan adanya politisasi dalam tubuh  besar daripada militer, sehingga memberikan kesan adanya politisasi dalam tubuh militer. Sedangkan pada Objective Civilian Control, kekuasaan profesionalisme militer. Sedangkan pada Objective Civilian Control, kekuasaan profesionalisme militer diminimkan tetapi tidak dihilangkan.

militer diminimkan tetapi tidak dihilangkan.

4. Alasan Militer Indonesia terjun Ke Dalam Politik  4. Alasan Militer Indonesia terjun Ke Dalam Politik 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai faktor kausal yang mendorong Sebelum membahas lebih jauh mengenai faktor kausal yang mendorong terjunnya militer atau TNI di percatutan politik Indonesia. Terlebih dahulu kita terjunnya militer atau TNI di percatutan politik Indonesia. Terlebih dahulu kita   pahami mengapa derajat keterlibatan militer di Indonesia dalam dunia politik.   pahami mengapa derajat keterlibatan militer di Indonesia dalam dunia politik.

Seb

Sebagaagaimaimana na yanyang g kitkita a pahpahami ami berbersamsama, a, ketketerlerlibatibatan an milmiliter iter dan dan polpolitiitik k didi Indonesia tidak bisa dilepaskan begitu saja dari corak sistem politik Indonesia dari Indonesia tidak bisa dilepaskan begitu saja dari corak sistem politik Indonesia dari ma

masa sa ke ke mamasasa. . KeKetitika ka pepememeririntantahahan n di di pipimpmpin in ololeh eh prpresesididen en pepertrtamama, a, IrIr.. Soekarno. Militer di Indonesia sebenarnya sudah memiliki andil yang besar dalam Soekarno. Militer di Indonesia sebenarnya sudah memiliki andil yang besar dalam dunia politik. Meskipun pada awalnya Bung Karno dengan tegas menyatakan dunia politik. Meskipun pada awalnya Bung Karno dengan tegas menyatakan dalam salah satu pidatonya bahwa ABRI hanya bertugas dalam mengurusi hal-hal dalam salah satu pidatonya bahwa ABRI hanya bertugas dalam mengurusi hal-hal

15 15 Ibid, Ibid, hlm. 36.hlm. 36. 16 16  Ibid,  Ibid, hlm. 38.hlm. 38.

(10)

yan

yang g berbersifsifat at keakeamanmanan an dan dan tidtidak ak dipdiperberboleolehkahkan n ikuikut t camcampur pur daldalam am kegkegiatiatanan  politik negara.

 politik negara.

Tetapi, konsepsi mengenai negara NASAKOM yang ditelurkan oleh Bung Tetapi, konsepsi mengenai negara NASAKOM yang ditelurkan oleh Bung Ka

Karnrno o tetelalah h mememamaksksa a ABABRIRI, , khkhususususnynya a AD AD ununtutuk k ikikut ut cucuci ci tatangngan an dadalalamm  permasalahan politik di Indonesia. Mengingat setelah terjadi peristiwa Gestapu,  permasalahan politik di Indonesia. Mengingat setelah terjadi peristiwa Gestapu,

ta

tangngan an ABABRI RI sesemamakikin n luluas as memenjnjanangkgkau au rarananah h popolilititik k InIndodonenesisia, a, sesetetelalahh dikeluarkannya Supersemar pada tanggal 11 Maret 1966.

dikeluarkannya Supersemar pada tanggal 11 Maret 1966.

Hal ini terus berlanjut hingga naiknya Soeharto sebagai

Hal ini terus berlanjut hingga naiknya Soeharto sebagai Presiden IndonesiaPresiden Indonesia menggantikan Ir. Soekarno yang notabene merupakan icon dari militer Indonesia. menggantikan Ir. Soekarno yang notabene merupakan icon dari militer Indonesia. Desain politi

Desain politik k Orde Baru Orde Baru yang didirikyang didirikan an oleh Soeharto yang sebelumnoleh Soeharto yang sebelumnya ya berasaberasall dari golongan militer semakin mengokohkan kekuatan militer dalam mengibaskan dari golongan militer semakin mengokohkan kekuatan militer dalam mengibaskan sayap kekuasaannya, terkhusus pada politik dan birokrasi.

sayap kekuasaannya, terkhusus pada politik dan birokrasi.

Menurut Pengamat Politik, Eep Saefulloh Fatah ada beberapa alasan yang Menurut Pengamat Politik, Eep Saefulloh Fatah ada beberapa alasan yang men

mendordorong ong ketketerlerlibaibatan tan milmiliter iter ke ke daldalam am dundunia ia polpolitiitik k padpada a masmasa a OrdOrde e barbaru,u, yakni

yakni1717::  Pertama, Pertama, karena adanya dorongan dari fenomena umum Dunia Ketiga,karena adanya dorongan dari fenomena umum Dunia Ketiga,

ya

yang ng mememumuncncululkakan n ananggggapapan an babahwhwa a mimililiter ter papada da mamasa sa OrOrde de BaBaru ru adadalalahah kekuatan sosial-politik yang paling siap dalam hal organisasi dan skills untuk  kekuatan sosial-politik yang paling siap dalam hal organisasi dan skills untuk  memasuki birokrasi.

memasuki birokrasi.  Kedua, Kedua, keadaan awal pada masa Orde Baru yang ditandaikeadaan awal pada masa Orde Baru yang ditandai dengan kecurigaan terhadap pemimpin-pemimpin sipil yang berasal dari partai dengan kecurigaan terhadap pemimpin-pemimpin sipil yang berasal dari partai  politik.

 politik.

 Ketiga,

 Ketiga, adanyadanya a proseproses s penetpenetrasi rasi yang memunculyang memunculkan kan paradparadigma igma bahwabahwa milite

militer r adalah pihak yang adalah pihak yang diangdianggap paling gap paling sesusesuai ai sebasebagai gai pengupenguasa asa politpolitik, ik, sertaserta da

dapapat t memencncipiptatakakan n kekeadadaaaan n ststababil il dadalalam m tatatatananan n pepememeririntntahahanan. . LaLalu lu yayangng keempat,

keempat, hilangnya kekuatan legitimasi terhadap pemimpin-pemimpin sipil yanghilangnya kekuatan legitimasi terhadap pemimpin-pemimpin sipil yang  beras

 berasal al dari partai dari partai politpolitik ik yang menyebayang menyebabkan terbukanbkan terbukanya ya jalan lebar jalan lebar bagi militer bagi militer  untuk maju ke dalam politik dan merebut kekuasaan.

untuk maju ke dalam politik dan merebut kekuasaan.

Munculnya peranan militer yang terlalu mendominasi tatanan politik pada Munculnya peranan militer yang terlalu mendominasi tatanan politik pada m

masasa a OOrdrde e BaBaru ru teternrnyayata ta bbererddamamppak ak sesecacara ra hhegegememooninik k ppadada a tatatatannanan   p

  pememererinintahtahanan. . MeMeskskipipun un kekeadadaaaan n yayang ng relrelatatif if ststababil il dadan n diditatandndai ai dedengnganan   pemb

  pembangunangunan an yang maju yang maju dalam segala dalam segala bidanbidang. g. ProseProses s demokdemokratisaratisasi si menjamenjadidi

17 17

http//:mediaindonesia.com/artikel: M Alfan Alfian M//Perubahan Politik dan Reformasi Militer// http//:mediaindonesia.com/artikel: M Alfan Alfian M//Perubahan Politik dan Reformasi Militer//

(11)

terhambat dan jalan di tempat karena adanya penekanan yang terlalu berlebihan terhambat dan jalan di tempat karena adanya penekanan yang terlalu berlebihan oleh pihak-pihak militer. Hal inilah yang mendasari kelompok sipil untuk kembali oleh pihak-pihak militer. Hal inilah yang mendasari kelompok sipil untuk kembali   ba

  bangkngkit it mermeraih aih kemkembalbali i kekkekuasuasaan aan yanyang g teltelah ah dipdipegaegang ng oleoleh h milmiliter iter selselamaama kurang lebih 32 tahun.

kurang lebih 32 tahun.

Menguatnya tuntutan terhadap arus demokrasi yang memuncak dengan Menguatnya tuntutan terhadap arus demokrasi yang memuncak dengan adanya reformasi pada 28 Mei 1998 telah menjadi bukti bahwa adanya kejenuhan adanya reformasi pada 28 Mei 1998 telah menjadi bukti bahwa adanya kejenuhan rakyat terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh pihak militer. Mengingat ada rakyat terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh pihak militer. Mengingat ada   bebe

  beberapa rapa permaspermasalahan yang alahan yang timbutimbul, l, sepertseperti i pembpembatasan terhadap atasan terhadap demokdemokrasi,rasi,   p

  penengogontntrorolalan n yayang ng keketat tat teterhrhadadap ap mamasysyararakakatat, , seserta rta memenjnjadadi i alalat at sesebabagagaii  pelanggeng kekuasaan penguasa, hingga pelanggaran HAM.

 pelanggeng kekuasaan penguasa, hingga pelanggaran HAM.

Semua permasalahan inilah yang mendasari wacana pemisahan kembali Semua permasalahan inilah yang mendasari wacana pemisahan kembali antara militer yang dalam hal ini adalah TNI untuk kembali kepada

antara militer yang dalam hal ini adalah TNI untuk kembali kepada khitahkhitah-nya.-nya. Meskipun kita belum mengetahui seberapa ikhlas kelompok militer untuk rela Meskipun kita belum mengetahui seberapa ikhlas kelompok militer untuk rela me

meniningnggagalklkan an kakancncah ah peperprpololititikikan an di di InIndodonenesisia. a. NaNamumun n yayang ng papaststi, i, ararusus demokratisasi yang menuntut terbentuknya profesionalisme dalam militer telah demokratisasi yang menuntut terbentuknya profesionalisme dalam militer telah me

menjnjadadi i sasalalah h sasatu tu sesebabab b teterbrbesesar ar babagi gi memerereka ka ununtutuk k memeniningnggagalkalkan n duduniniaa  perpolitikan.  perpolitikan. 1 1997711 11997777 11998822 11998877 11999922 11999977 11999999 22000044 1 10000 110000 110000 110000 110000 7755 3388 00 Tabel Anggota DPR dari TNI, 1971-2004

Tabel Anggota DPR dari TNI, 1971-20041818

Berdasarkan table di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa peran serta militer  Berdasarkan table di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa peran serta militer  dalam bidang legislasi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari dalam bidang legislasi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari awa

awal l mulmula a berberdirdirinyinya a OrdOrde e BarBaru u hinhingga gga tumtumbuhbuhnya nya OrdOrde e RefReformormasiasi. . SecSecaraara fo

formrmal al dadapapat t kikita ta anantititetesisiskskan an babahwhwa a hahal l inini i memerurupapakakan n sasalalah h sasatu tu bebentntuk uk  kesad

kesadaran yang aran yang timbutimbul l dari kelompok militer. Sebagaimdari kelompok militer. Sebagaimana bisa ana bisa kita lihat kita lihat dalamdalam  pernyataan yang dikeluarkan oleh Markas Besar TNI pada tahun 2001,

 pernyataan yang dikeluarkan oleh Markas Besar TNI pada tahun 2001,

“Reformasi internal TNI lahir, bukanlah karena adanya tekanan dan desakan “Reformasi internal TNI lahir, bukanlah karena adanya tekanan dan desakan da

dari ri pipihahak k luluarar, , dadan n titidadak k jujuga ga kakarerena na adadananya ya tutuntntututan an rerefoformarmasi si dadann demokratisasi. Tetapi, lebih dari itu, hakikat reformasi internal ini merupakan demokratisasi. Tetapi, lebih dari itu, hakikat reformasi internal ini merupakan 18

18

Kacung Marijan,

(12)

komitmen dan kesadaran TNI untuk menjawab tantangan masa depan bangsa komitmen dan kesadaran TNI untuk menjawab tantangan masa depan bangsa dal

dalam am era era gloglobalbalisaisasi si yanyang g penpenuh uh perpersaisaingangan n antantar ar banbangsagsa. . (Ma(Mabesbes, , TNITNI 2001a:2)

2001a:2)1919

Berdasarkan pada pernyataan itu maka sudah jelas bahwa keterlibatan TNI Berdasarkan pada pernyataan itu maka sudah jelas bahwa keterlibatan TNI yang mewakili pihak militer dalam suatu tatanan pemerintahan politik pada saat yang mewakili pihak militer dalam suatu tatanan pemerintahan politik pada saat ini sudah mulai mengalami pergeseran dan digantikan oleh pihak sipil karena ini sudah mulai mengalami pergeseran dan digantikan oleh pihak sipil karena adanya tuntutan terhadap demokrasi yang berdampak pada modernisasi sistem adanya tuntutan terhadap demokrasi yang berdampak pada modernisasi sistem  pemerintahan. Meskipun begitu, penulis beranggapan bahwa proses pemisahan  pemerintahan. Meskipun begitu, penulis beranggapan bahwa proses pemisahan secara kelembagaan antara militer dan politik pada saat ini masih menyiratkan secara kelembagaan antara militer dan politik pada saat ini masih menyiratkan se

sebubuah ah ananggggapapan an babahwhwa a keketeterlrlibibataatan n riiriil l mimilitliter er dadalam lam popolilititik k mamasisih h susulilitt dihilangkan. Walaupun TNI pada saat ini tidak lagi memiliki hak-hak istimewa, dihilangkan. Walaupun TNI pada saat ini tidak lagi memiliki hak-hak istimewa, se

sepeperti rti mememimililiki ki wawakikil l yayang ng teterlrlibibat at akaktitif f di di DPDPR. R. MeMerereka ka mamasisih h mamampmpuu mel

melakuakukan kan intintervervensensi i ke ke daldalam am tubtubuh uh polpolitiitik k karkarena ena menmengingingat gat upaupaya ya untuntuk uk  melakukan koter dan sterilisasi militer dari politik adalah hal yang sulit untuk  melakukan koter dan sterilisasi militer dari politik adalah hal yang sulit untuk  dilakukan.

dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam

Budiardjo, Miriam“Dasar-Dasar Ilmu Politik”,“Dasar-Dasar Ilmu Politik”, PT. Gramedia Pustaka Utama.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008

Jakarta. 2008 He

Hendndararsasah, h, AmAmir.ir. “B“Bukuku u PiPintntar ar PoPolilititik: k: SeSejajararah h PePememeririntntahahan an dadann  Ketatanegaraan”.

 Ketatanegaraan”. Jogja Great Publisher, Yogyakarta. 2009Jogja Great Publisher, Yogyakarta. 2009 Marbun, B.N.

Marbun, B.N. “Kamus Politik”“Kamus Politik”. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 2007. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 2007

19 19

 Ibid,

(13)

Pribadi, Toto. Dkk.

Pribadi, Toto. Dkk. “Sistem Politik Di Indonesia”.“Sistem Politik Di Indonesia”. Universitas Terbuka. Jakarta.Universitas Terbuka. Jakarta. 2007

2007

Marijan, Kacung.

Marijan, Kacung. “Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi “Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-OrdeDemokrasi Pasca-Orde  Baru”

 Baru”. Prenada Media Group. Jakarta. 2010.. Prenada Media Group. Jakarta. 2010.

Diktat Diktat

Hanafie, haniah. “

Hanafie, haniah. “ Handout Kekuatan-Kekuatan Politik  Handout Kekuatan-Kekuatan Politik ”. FISIP UIN Jakarta. 2007”. FISIP UIN Jakarta. 2007

Webside Webside http:

http://medi//mediaindoaindonesia.nesia.com/artcom/artikel: ikel: M M Alfan Alfan Alfian Alfian M//PeruM//Perubahan bahan PolitPolitik ik dandan Reformasi Militer// (dibuka

Reformasi Militer// (dibuka pada Jum’at 11 Maret pada Jum’at 11 Maret 2011, pada pukul 09.30 wib).2011, pada pukul 09.30 wib). http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Sejarah_militer_Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, akan melakukan penelitian tentang ” Perilaku Ibu Dalam Melakukan Perawatan Kehamilan dan Persalinan di

Pada Gambar 3 terlihat bahwa desain sistem pemantauan yang akan dibuat merupakan pelengkap dari sistem yang sudah ada pada Gmbar 2, hanya saja ada 2 buah perbedaan yang cukup

kecemasan dan depresi pada siswa akselerasi pada khususnya adalah tuntutan orang tua yang tinggi, tuntutan pihak sekolah yang disertai model pembelajaran yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cognitive behavior therapy efektif untuk menurunkan tingkat body shame subyek penelitian dibandingkan dengan beauty class.. Kata kunci :

Ruang lingkup Pedoman ini adalah mengatur hal-hal yang terkait dengan kewajiban dan mekanisme penyam- paian laporan-Iaporan bagi Insan =pekerja dan keluargaPertamedika

Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka data- data yang diperoleh untuk penulisan hukum ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan juga analisis

Berdasar da- ta tersebut dilakukan uji-t dan dibuat tabulasi untuk mengetahui musim panen buah pala, produksi ku- mulatif, dan variasi produksi per pohon 33 tipe pala, baik dalam

Pada penelitian ini metode yang diusulkan adalah pencarian model yang sesuai sebagai model, dengan tingkat akurasi yang tebaik. Untuk medapatkan hasil performance , dengan