• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juli Volume 12, No P#~ ~ ISSN: X DEPARTEMEN MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juli Volume 12, No P#~ ~ ISSN: X DEPARTEMEN MATEMATIKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

f

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FMIPA - INSTITUT P

E

RTANIAN BOGOR

·

ISSN:

1412-677X

Volume 12, No. 1

Juli

2013

.._.:>···

P#~

~

•• '

.

... : .,.

-t !"Jo

..___....

..

..

Alamat Redalcsl : Deplltlmen Matematlka FMIPA -Wtltut Pertlnfan

Bator

.Rn

.

Merantl, Klmpus IPB Dramaga -Bogor

Phone/fax:

(0251) 8825276 E-mail: mathllpb.ac.ld

jma.mathlpb@tJnafl.com

Simulasi Waveguide Sederhana Menggunakan

Metode Galerkin Dalam Matlab

H. Alatas, A D. Gamadi, S. NurdlatJ, T. Pujanegara, clan L Yullawati 1

/'

Pengaruh Sample Size

(N)

dan Test Length

(n)

'V

Terhadap Item Parameter Estimate dan Exam/nee

Parameter Estimate

,

Suatu Studi Simulas/

'---R. Bud/art/ 25

Aritmetik Ring Polinomial untuk Konstruksi Fungsi

Hash Berbasis Latis Ideal

S. Gurltman, N. Allatlnlngtyas, T. Wulandarl, dan M. llyas 37

Pendugaan Komponen Periodik Fungsi lntensltas

@

Berbentuk Fungsi Perlodik Kali Tren Linear Suatu

1

')._I

Proses Poisson Non-Homogen

W. lsmayulia, I W. Mangku, dan Slswandi 49

Bilangan Reproduksi Dasar Model West Nile Virus

Menggunakan Matrlks Next Generation

L D. Oktlfianl,

A

Kusnanto, dan Jaharoddln

Penggunaan Metode Homotopi untuk Menyelesalkan

Model Aliran Po/utan di Tiga Danau yang Saling

Terhubung

I /

(2)

Vol. 12,

No.

1, Juli 2013

ISS

N:

1412-677X

J

ournal

of

Mathematics and It

s

Applications

Jumal

Matematika dan Aplik

asinya

PIMPINAN REDAKSI Dr. Paian Sianturi

EDITOR

Prof. Dr. lr. Siswadi, M.Sc Prof.

Dr.

Ir. I Wayan Mangku, M.Sc

Prof. Tutus

Prof. Saib Suwilo, M.Sc Alhadi Bustamam, S.Si, M.Kom, PhD

Dr. Ir. Amril Aman, M.Sc Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA

Dr. Ir. Fahren Bukhari, M.Sc Dr. Sugi Guritman

Dr. Kiki Arianti Sugeng LAYOUT Windiani Erliana. M. Si Muhammad llyas, M.Si, M.Sc

ALAMAT REDAKSI: Dcpartemcn Matematika FMIPA - lnstitut Pertanian Bogor Jin. Meranti, Kampus IPB Dramaga Bogor

Phone/Fax: (0251) 8625276

Email: rnath@ipb.ac.id,

jma.mathipb@gmail.com

Website:

www.math.ipb.ac.

i

d/ojs

1.ffl~ merupakan media yang memual infonnasi hasil penclitian matematika baik mumi maupun

tcrapan. bagi para matcmatikawan atau para pcngguna matcmatika. '.J.ffl1l diterbitkan dua kali (dua

nomor) sctiap tahun (pcriodc Juli dan Dcsembcr).

Harga langganan per volume, tcnnasuk biaya pos:

lnstitusi/Pcrpustakaan Rp. 350.000.-(dalam IPB). Rp. 500.000.- (luar IPB)

Staf'Pcrorangan Rp. 200.000.- (dalam IPB), Rp.250.000.- (luar IPB) Mahasiswa Rp.

75.000,-Pcnuhs makalah yang ditcrima dikenai biaya administrasi Rp.25.000.-per halaman

Scmua pcmbayaran b1aya dapat ditransfcr mclalui:

Nur Aliatiningtyas, Ora BNI Cabaog Bogor No. Rek. 0254402360

(3)

J~

Vol.

12,

No

.

1, Juli 2013

ISSN: 1412-677X

Journal

of

Mathematics

and

It

s

Applications

Jurnal Matematika dan

Aplikasinya

DAFTAR ISi

S/mulas/

Waveguide Sederhana Menggunakan Metode Galerkin

Dalam Matlab

H.

AJatas,

A O.

Gamadl,

S.

Nurdlatl, T. Pu]anegara, dan

L

Yullawatl

1

Pengaroh Sample

Size {N)

dan

Test

Length

(n)

Terhadap Item

Parameter Estimate dan Examinee Parameter Estimate

,

Suatu

Studi

Slmulas

l

R.

Bud/art/ 25

Arttmetlk Ring Polfnomlal untuk Konstruksl Fungsl Hash

Berbasls Latis

Ideal

S.

Gurltman, N. Aliatiningtyas,

T.

Wulandarl, dan M.

l/yas 37

Pendugaan Komponen Perfodlk Fungs/ lntensltas Berbentuk Fungsl

Perfodlk

Kall

Tren

Linear

Suatu

Proses

Poisson

NorrHomogen

W. lsmayulla, I W. Mangku, dan Siswandl

49

Bilangan Reproduksl Dasar Model West Niie Virus Menggunakan

Matrfks Next

Generation

L 0. Oktlfianl, A

Kusnanto, dan .Jaharuddln

63

Penggunaan

Metode Homotopl untuk Menyelesalkan Model Alfran

Po/utan

di Tiga

Danau yang Saling Terhubung

(4)

"

SIMULASI

WAVEGUIDE SEDERHANA MENGGUNAKAN

METODE GALERKIN DALAM MATLAB

ALATAS, H.0

•1, A.D. GARNADI0.i, S. NURDIATI2, T. PUJANEGARA•,

L. YULIAWATl0

Abstrak

Tulisan ini, merupakan sebuah tutorial bagaimana mengimplementasikan

metode Galerkin untuk menyelesaikan persamaan Helmholtz. Persamaan ini,

misalnya digunakan untuk memodelkan persamaan gelombang skalar.

Misalnya untuk memperoleh infonnasi perilaku waveguide, persamaan

Helmholtz perlu diselesai.kan secara numerik, mengingat bentuk geometrik

bahan penyusun menyebabkan solusi analitik sulit didapat. Persamaan

gelombang skalar untuk waveguide isotropik homogen digunakan untuk

memperkenalkan FEM. Untuk lebih sederhananya, digunakan elemen

segitiga orde pertama. Makalah ini menunjukkan bagaimana pengetahuan

tentang metode elemen hingga (FEM) dapat dipelajari dalam waktu singkat

dengan menggunakan MATLAB. Hal ini menunjukkan bagaimana

pengetahuan yang diperoleh dapat diperluas untuk masalah elektromagnetik

lainnya.

PENDAHULUAN

Ketersediaan daya komputasi yang besar dan murah menggunakan

komputer desktop atau laptop menjadikan solusi numerik dari permasalahan

elektromagnetik menjadi hal yang layak, bahkan bagi mahasiswa sarjana

sekalipun. Di kalangan pendidik telah diambil dua pendekatan: menggunakan

perangkat lunak yang terscdia secara komersial [I] (yang mungkin menjadi

pilihan yang mahal), atau desain antarmuka pengguna dan kode simulasi (2.3]

berdasarkan paket matematis terprogram. Kedua pendekatan ini bukan merupakan

obyek dari tulisan ini. Tujuan dari tulisan ini adalah memperkenalkan metode

momen melalui Matlab dan menyelesaikan permasalahan elektromagnetik. Matlab

telah digunakan di seluruh dunia dalam pengajaran banyak mata kuliah rekayasa,

misalnya, pemrosesan sinyal dan teknik kontrol. lni tidak akan mudah bagi para

pengajar dalam bidaog elektromagnetik untuk mengharapkan siswa untuk

memiliki pengetahuan dan akses menggunakan Matlab. Metode Elemen Hingga

(FEM) adalah teknik yang relatif mapan dalam elektromagnetik dan masih

merupakan area penelitian yang cukup aktif. Hal ini didukung oleh beberapa buku

teks dan monograf yang cukup baik tersedia. Tetapi, bahan tersebut hanya cocok

bagi para peneliti atau untuk perkuliahan khusus. Selain itu, buku teks tersebut

" Research Cluster for Dynamics and Complex System. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga Bogor. 16680.

1

Departemen Fisika. Fakultas llmu Pengetahuan Alam. Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga Bog or. 16680.

~ Departemen Matcmatika. Fakultas llmu Pengetahuan Alam, Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga Bogor. 16680.

(5)

JMA, VOL. 12, NO. I.

JULI

2013, 1-24

3

pH •di=

J

J •n dS. (2)

c

s

Pada tahun 1831 Faraday membuktikan fenomena perubahan medan magnet

yang menimbulkan arus listrik. Hukum Faraday meoyatakan bahwa perubahan

medan listrik mengakibatkan tegangan di sepanjang loop tertutup C. Pada saat

induksi magnet B yang menembus loop tertutup C berubah maka besaran tersebut

sama dengan berkurangnya tegangan sesuai dengan perubahan waktu di loop

tertutup C tersebut. Feoomena ini dapat dinyatakan oleh

~E

dl=-~

J

B•n dS.

c

a1

s

(3)

Hukum integral keliling Ampere dan hukum Faraday dapat digabungkan

dengan menggunakan perubahan listrik. Hal ini dapat diilustrasikan oleb arus

listrik AC yang dialirkan ke kondensator. Di dalam kondensator tersimpan muatan

listrik yang mengalami perubahan menurut waktu sehingga kondensator

mengalirkan arus listrik. Rasio perubahan waktu terhadap perubahan listrik D

disebut sebagai perubahan arus listrik yang sama dengan arus listrik dalam hukum

Ampere. Akibatnya persamaan (2) menjadi

~H

dl=

fl•ndS+

~

f

D•ndS.

c

s

ar

s

(4)

Hukum integral keliling Ampere ini dapat digabungkan dengan hukum

Faraday dan persamaan tersebut merupakan persamaan dasar Maxwell. Dengan

menggunakan teori Stokes, ruas kiri pada persamaan (3) dan (4) dapat diubah

menjadi integral permukaan. Permukaan yang diintegralkan harus diambil sekecil

mungkin supaya berlaku di. seluruh ruang. Akibatnya berlaku penurunan

persamaan Maxwell berikut

8D

VxH=J+-a1

VxE=-

oB.

ar

(5) (6)

Dalam hukum dasar elektromagnet nilai muatan listrik sama dengan jumlah

perubahan listrik yang ditimbulkannya dan dikenal sebagai bukum Gauss untuk

perubahan listrik. Hukum Gauss yang lain yang berhubungan dengan perubahan

listrik yaitu tidak ada fenomena muatan listrik yang hanya mempunyai satu kutub

saja. Kedua fenomena di atas dapat digambarkan oleh persamaan di bawah ini

V•D=p (7)

V•B

=0 (8)

Persamaan (5) hingga 8) memuat banyak variabel diantaranya variabel

medan listrik £. perubahan listrik D, medan listrik II dan induksi magnet B. Untuk

mendapatkan medan listrik dan medan magnet akan dilakukan penurunan pada

persamaan-persamaan tersebut.

Suatu medium berdielektrik yang homogen digambarkan di seluruh ruang

(6)

JMA, VOL. 12, NO. I, JULI 2013, 1-24 5

dengan k

<

0, k

=

-

/2

dan u sebagai variabel medan listrik atau medan magnet.

FEM

memecahkan persamaan (

17)

dengan meminimumkan fungsional bentuk lemah yang diberikan oleh:

F(u,u)= J(Vu

·'V

u

+

kuu)dx

.

(18)

0

Gelombang datar adalah gelombang ideal dimana gelombang elektromagnet ini terhantar di ruang bebas dengan kecepatan cahaya. Oleh karena itu, gelombang datar merupakan gelombang di lokasi tak terhingga dari sumber gelombang yang menimbulkannya. Pada saat gelombang datar terhantar di ruang yang homogen, amplitudo gelombang tidak akan berubah dan fasenya tidak mengalami ketidakkontinyuan. Tetapi pada saat gelombang datar melewati medium yang mempunyai tetapan medium yang berlainan maka komponen medan listrik dan medan magnet di perbatasan antar medium tersebut harus memenuhi syarat batas. Untuk kemudahan, kita perhatikan beberapa kasus berikut.

Kasus I

Perhatikan persamaan Helmholtz dengan syarat batas Dirichlet berikut

-V2u + ku

=

0 din

u =g di

an

(19)

di mana k dan g adalah sembarang fungsi yang diketahui. Hal ini dapat diilustrasikan untuk gelombang datar yang melewati medium kedua yang merupakan penghantar sempurna.

Misalkan

0

=

(0,l)x(O

,

l)

dan syarat batas 00 yang diilustrasikan pada Gambar I.

an

o I

Gambar I Daerah

n

Kasus 2

Hal lain yang mungkin jika gelombang datar tersebut mengalami perubahan setclah melewati medium kedua. Perhatikan persamaan Helmholtz dengan syarat batas Dirichlet dan Neumann berikut

(7)

JMA, VOL. 12, NO.I, JULI 2013, 1-24

A;_j

=

f

\7 <p

/v

<i>; dx

+

f

k<t> /P; dx

n

n

b; =0 z

=

(z1.z2 , ... ,zN (. 7 (24) (25) (26)

Pada persamaan di atas j bergerak sepanjang node dan i bergerak sepanjang node dengan nilai u diketahui. Nilai u pada

8n

yang diketahui dinotasikan dalam vektor zedan nilai u selainnya dinotasi.kan dalam Zn,

(A,

I

A,,)(::)

=

A,z,

+

A.z.

=

b

matriks Ac dihitung pada syarat batas. Sehingga solusi akhir Zn dapat dihitung

dengan sistem persamaan An=n

=

b - A..z, dimana An sudah diketahui. Misalkan daerah dibagi ke dalam enam (N = 6) segitiga yang diperlihatkan pada Gambar 2.

®

-

..

-

·

~

,,..·

<lJ

-

© •..

.

-@···. ..•O)

<D.-·

c:>

Gambar 2 llustrasi mesh (cnam elcmen segitiga) dalam

n

Misalkan koordinat dari setiap node diberikan pada tabel I.

TABEL I

Nomor-nomor koordinat scbagai node

Node I

2

3 4 5 6 7 8

x 0 I I I 0 0 0

r 0 0

1

/

3

2

1

3

I

2

/

3 2

/

3

Matlab mampu membaca data dari file yang diberikan dalam format ascii dengan file .dat. sehingga dalam Matlab kita dapat menyimpan data koordinat untuk setiap node dengan pemrograman sebagai berikut.

nodel

=

[ 1 0 O; 2 1 0; 3 1 1/3; 4 1 2/3; 5 1 1 ; 6 0 1; 7 0 2/3; 8 0 1/3);

(8)

..

JMA, VOL. 12, NO. I, JULI 2013, 1-24 9

Menyusun matriks stiffness

Perhatikan bahwa untuk sebuah elemen segitiga T misalkan (x1, Y1), (x2, y2),

dan (x3, y3) adalah titik-titik verteks dan <p1, <p2 , dan <p3 adalah fungsi basis yang berkorespondensi di K, yaitu

<i>;(xi,yi

)

=

o

ti

,

Oleh karena itu, diperoleh

dengan <p, (x,y) =

(

I

det I I i,j

=

1,2,3 x

:.

,

]

X;+t X;+2 Y;+2 x,

}

', J

x,+1 Y1+1 X;+2 J';+2 CT v<p; ( x,y ) --

-

'

-

(Y1

+

l

-

Yi

+

:!

)

.

2

1

TI

X;+2 -x;+1 (28)

lndeks yang digunakan pada persamaan di atas di dalam modulo 3, sehingga diperoleh

2

1

T l=det(x2

-x,

Y2 - J'1 Matriks stiffness yang diperoleh adalah

M;; =

Jv

<i>;(V<i>

i

(

dx T )(Y1+1 Y, ..

2)

x,+2 - x;+1 · x,+:? - x1+1

I

T!

=

(v

- y ,

( 2

1

T

1

)

2 .

HI I+.

dengan indeks di dalam modulo 3. Bentuk sederhana persamaan di atas adalah

M

=JI:.l

cc

r

2

.

di mana

I

J

-

'

(

o

O

J

.\·2 X3 I 0 . Y2 Y3 0 I

Pemrograman dalam Matlab untuk menyusun matriks st(/Jness dapat kita tuliskan

sebagai berikut.

function M = st1ma(vert1ces)

d size(vertices,2);

(9)

JMA, VOL. 12, NO. I, JULI 2013, 1-24

load koordinatl.dat; koordinatl(:,l)=[]; %

koordinat-koordinat

11

load elemenl.dat; elemenl(:,l)=[); % elemen hingga berbentuk

segitiga

load deltaomega.dat; deltaomega(:, l)=[J;

koordinat

=

koordinatl;

elemen

=

elemenl; for k

=

1:3

[Kantennr,elemen] = GeneriereKantennr(elemen,koordinat); VK

=

(l:full(max(max(Kantennr)))) ' + size(koordinat,l);

[koordinat,elemen] = ...

Verfeinerung(koordinat,elemen, (], [],Kantennr,VK);

end

FreeNodes=setdiff(l:size(koordinat,1),unique(deltaomega)); A = sparse(size(koordinat,l),size(koordinat,1));

b

= sparse(size(koordinat,1)

,1);

% 1. menyusun matriks Al

% dengan memanggil fungsi stima

for i

=

l:size(elemen,l)

A (elemen (i, :), elemen (i, :))

=

A (elemen (i,:), elemen (i,:))

+ stima(koordinat(elemen(i, :), :));

end

\ 2. menyusun matriks A2 for i = l:size(elemen,l)

A(elemen(i, :),elemen(i, :)) = A(elemen(i, :),elemen(i, :))+ • . .

det ( [ones ( 1, 3) ; koordina t (e lemen ( i, : ) , : ) ' J ) * ...

(diag(ones(3,l) )+

ones (3)) •J<O (sum(koordinat (elemen (i,:),:)) /3) /24; end

u = sparse(size(koordinat,1),1);

u(unique(deltaomega)) =

deltaO(koordinat(unique(deltaomega), :));

b = b - A*u;

~ 3. Computation of the solution

u(freeNodes) = A(FreeNodes,FreeNodes) \ b(FreeNodes);

' 4. Graphic representation

show (elemen, [ J, koordinat, full (u));

xlabel('x');ylabel('y');zlabel('u');

Kasus 2

Bentuk lemah untuk kasus 2 adalah

J('Vu·'V\·+km·)clr= J q\·ds.

n /_, (29)

Pcndckatan elcmen hingga (finite element approximation) pcrsamaan (29) adalah uh e i~. sedemikian sehingga

(10)

JMA, VOL. 12, NO.I, JULI 2013, 1-24

Misalkan dipilih k =-(27t)2

,p

=cos(21tY) dan

q

=

0. function k = kl (x,y); k

=

-((2*pi))"2; end function S

=

g(x) S

=

zeros(size(x,1),1) ; end function a=ql (x); a=O; end

function BatasDirichletKasus2a

=

udl(x) BatasDirichletKasus2a

=

zeros(size(x,1),1); I=find(x(:,l)==Olx(:,1)==1);

BatasDirichletKasus2a (!) = cos(2*pi•x(:,2)); end

Dengan menggunakan Matlab diperoleh solusi pada Gambar 5.

JS " 0 .JS 0 J ! :Sol1.11cn >f :ti• 1-robltm 0( u~

'

Gambar 5 Solusi kasus 2a

Pemrograman dengan Matlab sebagai berikut:

l. inisialisasi

I

--f.o

I

y

load koordinatl .dat; koordinatl (:,1)=[); i koordinat -koordinat

load elemenl.dat; elemenl(:,l)=(J; % elemen hingga berbentuk segitiga

load neumannl.dat; neumannl (:, l)=[J; load dirichletl.dat; dirichletl (:,l)=(J; koordinat

=

koordinatl;

elemen = elemenl;

(11)

JMA, VOL. 12, NO.I, JULI 2013, 1-24

% 7. Graphic representation

show (elemen, [), koordinat, full (u)); xlabel('x');ylabel('y');zlabel('u');

15

b. Misalkan daerah dibagi ke dalam empat (N

=

4) segitiga yang diperlihatkan pada gambar berikut ini Dengan nomor-nomor node, elemen segitiga dan

edge syarat batas pada tabel berikut: Misalkan

k=-(21r)

2

,p=cos(21ry)

dan q = 0, dengan menggunakan Matlab, diperoleh solusi dalam bentuk grafik berikut ini: Nomor I 2 3 4 5

Gambar 6 Daerah dibagi ke dalam empat scgitiga

TABEL4

Nomor-nomor node, elemen. dan edge syarat batas

Node Elemen Syarat Batas Syarat Batas (koordinat) Segitiga Neumann Dirichlet

(0,0) 1-2-3 1-2 4-1

( 1.0) 1-3-4 2-5

(1/2,1/2) 3-2-5 5-4 (0.1) 3-5-4

(12)

r

..

JMA, VOL. 12, NO.

l.

JULI 2013, 1-24

A(elemen(i, :),elemen(i, :))

=

A (elemen (i, :), elemen (i,:)) + .. .

det ([ones (1, 3); koordinat (elemen (i,:),:) ']) * .. . (diag(ones(3,l))+

ones (3)) *kl (sum (koordinat (elemen (i,:),:)) /3) /24;

end

% 3. volume forces

for i

=

l:size(elemen,1)

b (elemen (i,:)) = b (elemen (i,:)) + ...

det ([ones (1, 3); koordinat (elemen (i,:),:) ']) * ...

g(sum(koordinat(elemen(i, :))/3))/6; end % 4. Neumann condition for i

=

l:size(neumann,1) b(neumann(i, :) )=b(neumann(i, :) ) + .. . norm(koordinat(neumann(i,1),

:)-koordinat (neumann (i, 2), :)) " ••.

ql(sum(koordinat(neumann(i, :), :))/2)/2;

end

% 5. Dirichlet conditions

u

=

sparse(size(koordinat,1),1);

u(unique(dirichlet))

=

udl (koordinat (unique (dirichlet),:));

b

=

b - A*u;

~ 6. Computation of the solution

u(FreeNodes) = A(FreeNodes,FreeNodes) \ b(FreeNodes);

~ 7. Graphic representation

show (elemen, [], koordinat, full (u)); xlabel('x');ylabel('y');zlabel('u');

17

c. Misalkan daerah dibagi ke dalam delapan (N

=

8) segitiga yang diperlihatkan pada gambar berikut ini. Dengan nomor-nomor node, elemen

(13)

JMA, VOL. 12, NO. I, JULI 2013, 1-24

SokA1on of the Problem ····: 0.9

.

.

OB :J 07 06 05 y 0 0 01 04 06 08 x Gambar 9 Solusi Kasus 2c

Pemrograman dengan Matlab sebagai berikut:

load koordinat3.dat; koordinat3(:,1)=[]; % koordinat-koordinat

load elemen3.dat; elemen3(:,1)=[); % elemen hingga berbentuk segitiga

load neumann4.dat; neumann4(:,l)=(] ;

load dirichlet4.dat; dirichlet4(:,l)x[J; koordinat=koordinat3;

elemen=elemen3; neumann = neumann4; dirichlet = dirichlet4; for k = l: 4 19 (Kantennr,elemen] = GeneriereKantennr(elemen,koordinat); VK

=

(l:full(max(max(Kantennr))))' + size(koordinat,l); [koordinat,elemen,dirichlet,neumann)

=

...

Verfeinerung(koordinat,elemen,dir1chlet,neumann,Kantennr , VK); end 20 FreeNodes=setdiff(l:s1ze(koord1nat,l),unique(dirichlet)) A = sparse(size(koordinat,l),size(koord1nat,l)); b = sparse(size(koordinat,1),1); \ 1. menyusun matriks Al

(14)

Nomor I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JMA, VOL. 12, NO.I. JULI 2013, 1-24 21

Gambar 1 O Daerah 0 dibagi ke dalam duabelas segitiga

TABEL 6

Nomor-nomor node, elemen. dan edge syarat batas

Node Elemen Syarat Batas Syarat Batas

(koordinat) Segitiga Neumann Dirichlet

(0,0) 1-2-3 1-2 I 0-7 (1,0) 1-3-4 2-5 7-4 (1/2,1/6) 3-2-5 5-8 4-1 (0,113) 3-5-4 8-11 (1,1/3) 4-5-6 11-10 (1/2,1/2) 4-6-7 (0,2/3) 6-5-8 ( 1,213) 6-8-7 (112,516) 7-8-9 (0,1) 7-9-10 (I.I) 9-8-11 9-10-11 function k

=

k4(x) i f (x(:,2)<1/3) 11 (x(:,2)>2/3) k = 1.4; else k

=

1. 5; end end

(15)

JMA, VOL.12,NO.l,JULI2013, 1-24

A(elemen(i, :),elemen(i, :))

=

A(elemen(i, :),elemen(i, :))

+ stima(koordinat(elemen(i, :), :));

end

% 2. menyusun matriks A2 for i

=

l :size(elemen,1)

23

A (elemen (i,:), elemen (i,:)) = A (elemen (i,:), elemen (i, :)) + ...

det ([ones (1, 3); koordinat (elemen (i,:),:) ')) * ...

(diag(ones(3,1))+

ones ( 3) )

*

k3 (sum ( koordina t ( elemen ( i , : ) , : ) ) I 3) I 2 4; end

% 3. volume forces

for i = l:size(elemen,1)

b(elemen(i,:))

=

b(elemen(i,:))+ . ..

det ([ones (1, 3); koordinat (elemen (i,:),:) 'l)

*

...

g(sum(koordinat(elemen(i, :))/3))/6;

end

% 4. Neumann condition for i

=

l:size(neumann,l)

b (neumann (i,:)) =b (neumann (i,:)) + ...

norm(koordinat(neumann(i,1), :)-koordinat(neumann(i,2), :))

* .

.

.

ql (sum(koordinat (neumann (i,:),:)) /2) /2; end

% 5. Dirichlet conditions

u

=

sparse(size(koordinat,1),1);

u(unique(dirichlet))

=

ud3(koordinat(unique(dirichlet), :) ); b

=

b - A*u;

% 6. Computation of the solution

u(FreeNodes)

=

A(FreeNodes,FreeNodes) \ b(FreeNodes);

% 7. Graphic representation

show (elemen, [], koordinat, full (u)); xlabel('x') ;ylabel('y');zlabel('u');

SIMPULAN

Kode Matlab berhubungan langsung dengan operasi FEM. Ditunjukkan bagaimana FEM diperkenalkan kepada mahasiswa hanya menggunakan beberapa baris kode Matlab. Kedua contoh yang diberikan dapat dijalankan pada PC standar. Hal ini juga menunjukkan bagaimana konsep-konsep yang diperoleh dapat dengan mudah diperluas ke masalah lain yang diberikan bersifat 20. Namun,

teknik pemrograman yang sama dapat digunakan untuk masalah yang lebih kompleks, seperti masalah 30 yang misalnya disajikan oleh Silvester dan Ferrari (6). Lembaga pendidikan dengan sumber daya keuangan yang terbatas dapat mengambil manfaat dari metodologi yang diberikan. karena hanya memerlukan Matlab, tidak ada add-ons (bahkan pembangkit mesh sekalipun). Materi yang

Gambar

Gambar  I Daerah  n
Gambar 2 llustrasi mesh (cnam elcmen segitiga) dalam  n
Gambar 5 So lusi  kasus 2a  Pemrograman dengan  Matlab sebagai  berikut:
Gambar 6 Daerah  dibagi  ke dalam empat  scgitiga  TABEL4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar hubungan Pn - Cu dan Mn - Cu dengan prosentase tulangan 1,16% sampai 5,8%, terlihat bahwa beban dan momen yang dapat didukung oleh kolom dengan perhitungan metode

Untuk masyarakat umum Indonesia menambah Ilmu pengetahuan tentang sejarah Candi Badut, harapan dengan adanya buku sejarah tentang Candi Badut ini nama Candi Badut semakin

Penulisan tesis dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL DI SMP NEGERI 21 MALANG SEBAGAI SEKOLAH STANDAR NASIONAL” adalah merupakan

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air

Hasil penelitian menunjukkan 1 minat belajar matematika siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan baik, 2 minat belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan

(1) Apabila dalam jangka waktu eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) tidak ditemukan cadangan energi Panas Bumi yang dapat diproduksikan secara komersial, maka

oleh karena itu, IHW dapat menyatakan telah memenuhi ketentuan untuk dinyatakan sebagai Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 5/PUU dan seterusnya perihal Pengujian Undang- Undang

Menurut Arman Hakim Nasution (2008), peramalan adalah proses memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam urusan kuantitas,