• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia punya banyak peninggalan Candi yang perlu dilestarikan karena peninggalan tersebut akan menjadi bukti fisik yang bisa ditunjukkan, bahwa Bangsa Indonesia memiliki banyak Sejarah. Peninggalan tersebut juga dapat menjadi pembelajaran dan petunjuk terhadap peninggalan sejarah lain, salah satunya Candi Badut merupakan sebuah Candi peninggalan Kerajaan Kanjuruhan dan termasuk salah satu Peninggalan Tertua di Jawa Timur. Kerajaan Kanjuruhan sendiri merupakan salah satu Kerajaan Tertua dan pelopor dalam Kebudayaan Jawa. Kerajaan ini adalah salah satu dari sedikit yang memiliki sistem Kerajaan paling awal dan teratur. Maka diharapkan perancangan yang mengangkat Candi Badut sebagai subjek dengan tujuan upaya dapat membantu melestarikan Candi Badut, juga sertanya peranan Masyarakat untuk membantu menjaga bagian dari lingkungan Candi Badut ini untuk terhindar dari sampah.

Candi Badut merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruan tertua di Jawa Timur yang terletak di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Candi Badut merupakan peninggalan Agama Hindu. Menurut Rohadi (2013) pengaruh Agama Hindu pertama kali di Jawa Timur dapat diketahui dari berita Prasasti Dinoyo dekat Kota Malang berangka tahun 760 M. Prasasti tersebut memuat informasi bahwa terdapat Kerajaan yang berpusat di Kanjuruan diperintah oleh Rajanya Dewa Simha yang menganut Agama Hindu dengan memuja Dewa Siwa. Pada masa Pemerintahanya, Dewa Simha pernah mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk penghormatan terhadap Dewa Siwa, berupa Arca Maharsi Agastya yang terdapat di Candi Badut dekat. Candi tersebut berisikan sebuah Lingga dan Arca Putikeswara. (Perpustakaan Nasional RI, 2015)

Candi yang satu ini memiliki banyak keunikan yang tidak dimiliki Candi lain. Menurut para pakar sejarah, dari bentuk bangunannya yang berbentuk gendut di ruang utamanya sangat mirip dengan beberapa bangunan Candi di Jawa Tengah. Dan juga jika dilihat dari beberapa Arca yang terletak di dalam Candi, Candi ini

(2)

merupakan Candi yang dibangunan untuk umat Hindu. Seperti halnya yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo, Candi Badut ini merupakan Candi tertua di Jawa Timur. Salah satu yang unik dari Candi ini yaitu bentukannya persegi, banyak yang mengira kalau nama Badut ini merupakan Candi yang sering melakukan pertujukan humor. Tetapi banyak referensi yang mengungah bahwa nama badut ini di ambil dari julukan sang Raja Gajayana sendiri (Lingkar Malang, 2016)

Dibalik sejarah dan keunikan Candi Badut ternyata bila dilihat langsung pada situs Candi beberapa patung sudah mulai rusak, salah satu patung dari Candi Badut sudah kehilangan dari bentukan yang sebenarnya. Faktor yang bisa kerusakan pada Candi umumnya disebabkan external. Faktor eksternal merupakan faktor dari lingkungan tempat Cagar Budaya tersebut. Berdasarkan sifatnya, faktor eksternal terbagi atas faktor alam (abiotik). Faktor alam (abiotik) ialah faktor yang berasal dari unsur tak hidup. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim (curah hujan, suhu, kelembaban, angin, sinar matahari, dan sebagainya).

Ditambah lagi lumut tumbuhan yang dapat hidup di batu. Dalam pertumbuhannya lumut mengeluarkan zat yang bersifat asam yang dapat menghancurkan batu tempat hidupnya. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batu dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batu tersebut. Salah satunya adalah batuan di Candi Badut pada beberapa bagi sudah ditumbuhi oleh Lumut, yang menyebabkan pelapukan pada Candi. Melapuknya batuan Candi dapat berlangsung secara cepat. Sedikit demi sedikit lumut menjadi struktur tanah dan dapat mengikat nitrogen, sehingga pelapukan akan berjalan lebih cepat. Bagian yang paling dominan rusak disebabkan oleh lumut yaitu bagian yang tersembunyi atau daerah yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selain karena faktor cuaca ternyata pada saat Candi ini di temukan pertama kali. Fenomena ini sangat memprihatinkan dimana kurangnya kepedulian masyarakat sekitar dalam menjaga warisan sejarah Cagar Budaya Indonesia. (Susantio, 2016) Selain karena faktor lumut yang membuat batuan ini menjadi rusak, salah satu faktor lainnya yaitu tidak adanya kepedulian dari pemerintah untuk melesatarikan bangunan bersejarah ini, pada tahun 1990-1991 sempat melakukan pemugaran kembali tetapi malah banyak bagian yang hilang dan rusak. Padahal harusnya ada upaya oleh pemerintah

(3)

untuk melestarikan peninggalan sejarah Candi Badut dengan melakukan menjaga, merawat, dan memopulerkan Candi Badut ini.

Maka penulis merasa perlu adanya buku fotografi historis ini bisa membantu menjaga kelestarian dari Candi Badut yang tertua ini sehingga nilai sejarah yang terkadung/yang masih tersisa tetap bisa dipertahankan. Dengan adanya buku fotografi bisa menyampaikan visual Candi Badut saat ini kepada para pembaca, juga memberikan bukti nyata bahwa peninggalan Candi badut ini perlu dilestarikan sebelum keadaannya semakin memburuk lagi. Diharapkan perancangan ini dapat membantu pemerintah dinas terkait untuk melestarikan Candi Badut dan juga menyadarkan masyarakat pentingnya peran mereka dalam menjaga kondisi lingkungan Candi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalahnya adalah

• Bagaimana merancang buku fotografi historis Candi Badut yang menarik

dan memberikan edukasi tentang Candi tertua di Jawa Timur ?

1.3 Tujuan Perancangan

• Untuk mengetahui/mengajarkan lebih dekat tentang sejarah Candi Badut

yang ada di Kota Malang melalui buku fotografi historis

1.4 Batasan Lingkup Perancangan

• Tempat penelitian adalah Candi Badut Kabupaten Malang

• Media yang akan dibuat adalah buku fotografi dan media pendukung

lainnya

• Waktu Survey dan perancangana dalah February-April 2018

• Dalam buku ini, fotografi digunakan sebagai sarana untuk mendokumentasi dan menggambarkan tentang Sejarah Candi Badut

• Target audience

(4)

Jenis Kelamin : Pria dan wanita

Usia : 17 – 30 tahun

Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Status ekonomi : Menengah-Atas

Profesi : Semua Kalangan

b. Geografis

Buku ini ditujukan untuk semua masyarakat baik yang ada di kota besar dan sekitarnya, tidak menutup kemungkinan para arkeologi asing yang berkunjung ke Indonesia, ingin mengetahui peninggalan sejarah Indonesia.

c. Psikografis

Buku ini ditujukan untuk orang yang gemar membaca, lalu senang/tertarik dengan visual yang ditampilkan dibuku ini serta ingin mengetahui hal yang baru dan juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi tentang tentang sejarah yang ada di Indonesia yang kurang diketahui banyak orang.

d. Behavior

Buku ini ditujukan kepada para arkeologi atau arsitektur muda yang ingin mengetahui struktural dari Candi Badut ini, serta tidak menutup kemungkinan bagi orang yang gemar membaca bagian dari historis dari Candi ini.

1.5 Manfaat perancangan

1.5.1 Warga Sekitar Candi Badut

Membuka mata masyarakat sekitar untuk membantu menjaga lingkungan sekitar Candi Badut terhindar dari sampah-sampah yang di sebabkan oleh pengunjung atau pun dari faktor yang lainnya.

1.5.2 Para Wisatawan yang berkunjung

Bisa mendapatkan pembelajaran tentang sejarah dari Candi Badut secara keseluruhan, dengan demikian juga para wisatawan sudah membantu menjaga lingkungan bagian dari Candi Badut

(5)

1.5.3 Masyarakat Umum

Untuk masyarakat umum Indonesia menambah Ilmu pengetahuan tentang sejarah Candi Badut, harapan dengan adanya buku sejarah tentang Candi Badut ini nama Candi Badut semakin dikenali oleh masyarakat bahwa Candi ini adalah sebuah peninggalan yang sepatutnya untuk dijaga bersama-sama, apalagi salah satu Candi tertua yang ada di Jawa Timur yang hampir punah karena jaman.

1.5.4 Pemerintah/Dinas Pariwisata

Membuka mata Pemerintah/Dinas Pariwisata untuk lebih banyak lagi memperhatikan Candi-candi yang ada wilayah Jawa Timur, yang tidak terawat/terjangkau oleh Pemerintah, sehingga dimasa mendatang banyak Candi yang bisa dilestarikan oleh Pemerintah, sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bahwa pentingnya membantu menjaga lingkungan Candi

1.5.5 Mahasiswa DKV UK Petra

Mendapatkan informasi dan pengetahuan baru sekitar dunia fotografi untuk digunakan dalam merancang dan mengemas sebuah buku dalam bentuk visualisasi dan cerita. Khususnya dalam mengemas sejarah yang ada di Indonesia.

1.6 Definisi Oprasional

• Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. (Benedictus, 2013)

(6)

Ensiklopedia adalah bahan rujukan yang menyajikan informasi secara mendasar namun lengkap mengenai berbagai masalah dalam berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan; di samping itu ada pula ensiklopedia yang hanya mencakup satu cabang ilmu pengetahuan. Ensiklopedia lazimnya disusun menurut abjad. Pada umumnya ensiklopedia yang cakupan subyeknya luas terdiri dari beberapa jilid disertai dengan indeks atau penjurus dijilid secara terpisah untuk menunjukkan letak informasi yang dibutuhkan di dalam ensiklopedia itu. (Abdul Rahman Saleh, 2009:78-79)

1.7 Metode Perancangan

Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai dasar perancangan ini maka dilakukan penelitian secara kualitatif, dengan perincian sebagai berikut

1.7.1 Metode Pengumpulan Data 1.7.1.1 Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil tinjauan lapangan.

• Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah mengamati secara langsung di alam terbuka untuk mencari suatu kebenaran tentang sesuatu yang ingin dicocokkan dengan nalar pikiran manusia sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan menjadikan kebenaran itu suatu fakta dan benar. Kegiatan pengamatan dilakukan guna menggali dan mengumpulkan data yang diperlukan bagi topic pembahasan guna pengembangan wawasan. dengan cara memilih narasumber yang tepat untuk mengetahui apa saja buktinya nyata sisa-sisa peninggalan dari Candi Badut ini (Deava, 2014)

• Metode wawancara

Metode wawancara adalah metode pencarian data dengan menanyakan pertanyaan langsung kepada sumbernya. Wawancara secara bebas dilakukan kepada penduduk sekitar dan juga kepada warga sekitar Candi Badut ataupun Kota Malang.

(7)

Salah satunya mewawancarai pengujung yang datang ke Candi Badut untuk bertanya berbagai pertanyaan menyangkut seberapa pentingnya kita mengingat tentang sejarah Candi Badut ini. (Merlita, 2009)

• Metode Dokumentasi Data

Metode ini merupakan alat pengumpulan data dengan men-dokumentasikan objek-objek yang mendukung pengumpulan data-data dan penelitian. Metode dokumentasi ini meliputi upaya untuk menggali data-data yang digunakan dengan mengambil gambar dengan kamera, mengumpulkan gambar mengenai daerah wisata alam di Candi Badut. Teknik fotografi dipilih dalam mendokumentasikan data karena hasil gambarnya yang realis dan menarik sehingga dapat menggambarkan keadaang objek secara lebih nyata dan mudah dipahami oleh pembaca. (Margono, 2007)

1.7.1.2 Data Sekunder

Merupakan pencarian data secara tidak langsung dan melalui beberapa media publikasi yang ada.

• Metode kepusatakaan

Merupakan pencarian data melalui media cetak seperti koran, majalah, buku, dll. Data yang dicari ialah mencari arti candi, serta juga mencari sejarah dari Candi yang terkait apa saja.

• Internet

Merupakan pencarian data dengan menggunakan jaringan internet yang datanya diperoleh dari alamat website tertentu maupun pembicaraan masalah terkait Data yang dicari berupa untuk sejarah-sejarah tentang Candi Badut dari berbagai sudut pandang orang.

1.7.2 Instrument/Alat Pengumpulan Data

• Kamera DSLR

Kamera yang digunakana adalah Kamera Canon 60 D dengan lensa Kit, fix 50 mm. Untuk mengambil gambar landscape serta suasana yang ada di Candi Badut.

(8)

Tripod adalah salah satu aksesoris kamera yang terpenting. Tripod sangat diperlukan guna melakukan kompoisisi angel maupun aturan rule of third. Selain itu Tripod juga berfungsi untuk menahan getaran atau membantu fotografer mengambil gambar tempat-tempat yang tidak dapat dicapai oleh sang juru gambar. (Editor, 2013)

• Software editing gambar/Mengolah gambar

Software yang di gunakan untuk mengedit gambar yaitu ada pertama menggunakan Adobe Lightroom untuk mengubah warna, tonal, mengatur kecerahan dan gelap, membersihkan noise maupun memberi efek warna lain. Kedua Adobe Photoshop untuk melakukan composing pada foto jika diperlukan untuk menghilangkan bagian yang sedikit menganggu pada gambar. Serta juga menggunakan Adobe Illustrator untuk melukan layout pada buku yang di buat.

1.7.1 Metode Analisis Data

Mengunakan 5W + 1H terhadap masalah yang diangkat

• What : Untuk apa menjaga cagar alam Indonesia ?

o : Apa peranan dari pemerintah yang sudah di lakukan saat ini ?

o : Apa saja usaha-usaha yang dilakukan pengelola untuk melestarikan Candi Badut?

o : Apa tujuan pengunjung datang ke Candi Badut ?

o : Apa saja fasilitas yang terdapat di Candi Badut ?

• Who : Remaja usia sekolah 17-30 Tahun

o : Siapa saja yang akan bertanggung jawab melestarikan Candi?

o : Siapa yang mengelola Candi Badut saat ini ?

• When : Pada hari apa saja pengujung ramai berkunjung ke Candi Badut ?

• Where : Dimana Letak Candi Badut lebih tepatnya ?

• Why : Faktor apa yang menyebabkan Candi menjadi rusak ?

o : Mengapa hal itu bisa terjadi ?

• How : Bagaimana merancang buku historis Candi Badut sebagai Candi tertua di jawa timur dengan teknik fotografi ?

o : Bagaimana usaha untuk menjaga keamanan dan kebersihan Candi

(9)

1.8 Skema Perancangan

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analis terhadap peraturan perundang-undangan dari tingkat konstitusi sampai aturan turunannya, instrumen hukum internasional, serta berbagai pandangan mengenai

Penulisan ini akan menjelaskan isu- isu berkaitan pengetahuan pedagogi guru dan amalannya dalam proses pengajaran dan pembelajaran di pusat tahfiz tersebut yang perlu diberi

Latar belakang: Pasien Anomali Kongenital Multipel (MCA) merupakan kelainan serius yang berpengaruh besar baik terhadap aspek medis, sosial maupun kosmetik dengan

Berdasarkan hal tersebut, dirancang sebuah purwarupa sistem untuk mempermudah pengendara mobil yang hendak menggunakan jasa parkir dengan cara membuka dan menutup

Karena kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini berarti bahwa penerapan model pembelajaran

There was no significant difference in serotonin level of rat brain tissue between treatment group given aerobic physical exercise three times a week and that given seven times a

Mineral yang terkandung pada tonasi tidak mencukupi maka diperlukan subsidi dari material lain untuk memperkaya tonasi dari buah kakao yang mengandung mineral yang dapat diubah

Ada tiga persoalan pokok dalam penelitian ini, pertama; Bagaimana tingkat pemahaman Keuchik kecamatan Syiah Kuala terhadap Qanun Nomor 9 tahun 2008 tentang Pembinaan