• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asfiksia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asfiksia"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Niken

Prabha

Duhita

0920221163

Eva

Fitriana

0920221164

Paramita

0920221166

Lisa Nurul Hidayah G6A009173

Ahmad

Nur

Ramadhani

G6A009176

Esti Tantri AnandaniG6A009068

TIM PENYUSUN

(3)

Gangguan pertukaran CO2 dengan O2 yang mengakibatkan kadar O2 darah dan

jaringan menurun

DEFINISI

DEFINISI

Berhentinya respirasi yang efektif

(4)

TIPE ANOKSIA

TIPE ANOKSIA

Annoksia

Anemik

Aoksia Anoksik

Anoksia Stagnan

Anoksia

Hitostoksik

(5)

TIPE ASFIKSIA MEKANIK

TIPE ASFIKSIA MEKANIK

Penjeratan

Cekikan Gantung

Strangu

-lasi

(6)

TYPES OF MECHANICAL

ASPHYXIA

TYPES OF MECHANICAL

ASPHYXIA

Sufukasi

Pembekapa

n

Penyumpalan

Crush

Asphyxia

Keracunan

Bahan Kimia

Tenggelam

(7)

Apneu

Stadiu

m

Akhir

Dyspne

u

Konvu

l-si

CLINICAL

SYMPTOM /

ASPHYXIA

PHASE

CLINICAL

SYMPTOM /

ASPHYXIA

PHASE

(8)

TANDA DARI ASFIKSIA

TANDA DARI ASFIKSIA

Sianosis pada bibir dan ujung

jari Lebam mayat : (Luas, gelap) Busa Halus (Hidung,mulut, sal. Nafs) Edema organ (otak, paru) Tanda sesuai penyebab Kongesti vena (paru, mukosa)

(9)

Bintik Perdarahan

Bintik Perdarahan

(10)

Bintik Perdarahan Pada Paru

dan Jantung

Bintik Perdarahan Pada Paru

dan Jantung

(11)

Sianosis Pada Bibir dan

Pelebaran Pembuluh Darah di

Konjungtiva

Sianosis Pada Bibir dan

Pelebaran Pembuluh Darah di

Konjungtiva

(12)
(13)

DEFINISI

DEFINISI

Tali di leher menjadi erat karena

berat badan sendiri.

Luka yg disebabkan lilitan tali di

leher disebut : Jejas jerat

Jenis tali mempengaruhi bentuk

jejas

(14)

Mekanisme Kematian

Mekanisme Kematian

• Hambatan pada saluran nafas

• Tekanan pada arteri

mengakibatkan anoksia otak

• Syok karena rangsangan pada

nervus vagus dan sinus

karotikus

• Kerusakan medula spinalis

• Kombinasi semua

(15)

CARA

KEMATI-AN

CARA

KEMATI-AN

Bunuh

Diri

Kecela

ka-an

Pembu

-nuhan

(16)

Com-plete hanging Incom-plete hangin g

Posisi

Gantung

Posisi

Gantung

(17)

Letak

Simpul

Letak

Simpul

Atypical hanging Typical hanging

(18)

Temuan Postmortem

Gantung Tipe Typical dan

Atypical

Tipe Typical

– Muka pucat – Bibir pucat – Bintik perdrh sclera/konj (-) – Keluar tinja, sperma – Lebam mayat di tungkai dan lengan – Lidah terjulur

+/-Tipe Atypical

– Muka sembab – Bibir sianosis – Bintik perdrh pd sklera/konj palb (+) – Keluar sperma, tinja – Lebam mayat sesuai posisi – Lidah terjulur

(19)

+/-Ciri incomplete hanging

Lebam Mayat

Lebam Mayat

(20)

melekuk ke dalam, warna

merah coklat, perabaan keras, resapan darah di bawah kulit

melekuk ke dalam, warna pucat, perabaan lunak,

resapan darah negatif

Intra-vital

Post

morte

m

PERBEDAAN JEJAS JERAT INTRAVITAL DAN

POSTMORTEM

PERBEDAAN JEJAS JERAT INTRAVITAL DAN

POSTMORTEM

(21)

Penentuan Cara Kematian

Penentuan Cara Kematian

Pemeriksaan

TKP

Lokasi

(22)

TEKNIK OTOPSI

TEKNIK OTOPSI

1. Perhatikan alat-alat leher

2. Resapan darah di bawah jejas

jerat

3. Tulang rawan lidah, gondok,

trakea

(23)
(24)

DEFINITION

DEFINITION

Lilitan tali di leher menjadi erat

karena tarikan kedua ujungnya

oleh orang lain.

(25)

Jejas jerat

tidak begitu

jelas

Arah jejas

jerat

mendatar

Sifat-sifat

seperti

gantung

Kelainan

Post

mortem

(26)

Bunuh Diri

Alat Jerat :Simpul

hidup/mati, lilitan(-) arah miring ke atas  Korban :tanda Intravital(+),luka fatal lain(-),tanda keracunan(-),tanda perlawanan (-)  TKP : Suicide Note (+), rapi, aman

Pembunuhan

Alat Jerat :Simpul

mati, lilitan(+), arah mendatar  Korban :Intravital(+), luka fatal (+/-), tanda keracunan (+/-), tanda perlawanan(+)  TKP : Suicide Note (-), berantakan

(27)

Jejas Cekik

(28)

DEFINISI

DEFINISI

Penekanan saluran napas

dilakukan dengan tangan atau

lengan bawah

Kelainan Post mortem :

1. Tanda asfiksia

2. Jejas kuku (garis lengkung

kecil) pada leher

(29)
(30)

DEFINISI

DEFINISI

Dada dan perut terfiksir oleh karena

tekanan, sehingga diafragma

tidak

dapat bergerak

Pemeriksaan post mortem :

• Tanda-tanda Asfiksia

• Tanda-tanda trauma tumpul di

dada/punggung

(31)

Di dalam ruangan tanpa ventilasi.

Kekurangan O2 dan kelebihan CO2.

Terdapat tanda asfiksia Memar semilunair pada

pipi

Memar pada selaput lendir di mukosa bibir

Penyumbatan oleh makanan atau benda

asing di orofaring sampai trachea

(32)

Pembekapan dan

Sufokasi

(33)
(34)

DEFINITION

DEFINITION

Hidung dan mulut masuk ke dalam air, sehingga air masuk ke dalam paru-paru. o

the water flows into the lungs

Mekanisme :

Tidak harus seluruh tubuh masuk ke dlm air

Di kolam, sungai, laut

Di bak mandi, ember berisi air

Jumlah cairan : 2 liter (dewasa) / 40 cc (anak-anak)

(35)

VAGAL REFLEKS • air menyentuh

leher shg tjd vagal refleks

• Tanda asfiksia ( - ) • Paru tidak ada air • Meninggal cepat

SPASME LARING • Air masuk laring

kmd laring menutup

• Tanda asfiksia ( + ) • Paru tidak ada air • Meninggal tidak

cepat

Tipe I

A

Tipe I B

TIPE TENGGELAM

TIPE TENGGELAM

(36)

Air masuk alveoli

Kadar NaCl darah > kadar NaCl air tawar osmosis air ke dlm darah

Ion keluar menjadi hiperkalemi hemodilusi  eritrosit pecah

Type

II A

Type

II A

atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung kanan > jantung kiri)

(tengg e-lam

di air tawar)

(37)

Air laut masuk alveoli

kadar NaCl air di alveoli > di darah osmosis air dari darah ke alveoli

Tidak ada gangguan elektrolit, retensi cairan di organ ns darah hemokonsentrasi

Type

II B

Type

II B

Kadar NaCl Jantung kiri > kanan ht heart NaCl concentration

(tengg e-lam

di air laut)

(38)

Pemeriksaan dalam

• Trakea terdapat buih

• Paru oedem

• Lambung terisi air

Sebab kematian :

(39)

KELAINAN POST MORTEM

KELAINAN POST MORTEM

1. Pakaian basah

2. Kulit basah

3. Kelopak kaki / tangan

keriput (washer woman

hands)

4. Lebam mayat di kepala,

leher, tersebar

5. Buih halus

(40)

Buih

halus

(41)
(42)

TEKHNIK OTOPSI

TEKHNIK OTOPSI

• Trakea dibuka dengan gunting

• Perhatikan mukosa trakea

• Bronkus dibuka dg gunting

sampai ke cabang yang paling

kecil, cari benda-benda air.

• Bila paru diiris : keluar darah

campur buih

(43)
(44)

TES KONFIRMASI

TES KONFIRMASI

1. Tes asal air

2. Tes kimia

darah

(45)

• Definisi : Diatom adalah tumbuhan

air bersel satu

TES DIATOM

TES DIATOM

(46)

Size

• Diameter :

– Umumnya: 40 – 200 µm ( bisa lebih

kecil dari 4 – 5 µm atau lebih besar dari 1 µm)

• Diatom dapat ditemukan  paru,

ginjal, darah dan sumsum tulang

(47)

Tekhnik pemeriksaan

diatom

1. Ambil jaringan dari subpleuropulmonal

(1x1x1cm), lebih baik menggunakan

sampel dari sumsum tulang dan

dinding pembuluh darah

2. Masukan kedalam wadah, dan

tambahkan H2SO4  biarkan selama

12 jam

3. Panaskan sampai hancur membubur

dan berwarna hitam

(48)

Continue,,,

4. Teteskan HNO3 sampai berwarna putih 5. Sentrifuse hingga terdapat endapan

hitam

6. Ambil endapan hitam dengan

menggunakan pipet, lalu tetaskan diatas objek glas

(49)

Hasil

Note :

Positif palsu kontaminasi dari dunia luar saat

pemeriksaan laboratorium.

ex: ingesti dan inhalasi dari pemeriksa.

Negatif palsu pada kasus dry drowning dan wet

drowning. Paru dan organ lainnya (5/LPB) Sumsum tulang (1/LPB)

(50)

FUNGSI

• Penemuan diatome pada jaringan

tubuh jenazah menunjukkan:

– Kematian merupakan akibat dari tenggelam .

– Seseorang masih hidup sesaat sebelum masuk ked dalam air.

– Tempat tenggelam dengan cara

membandingkan spesies di dalam air dan di dalam tubuh.

(51)

Microskopis Diatome in

Organ

(52)

KESIMPULAN

KESIMPULAN

(53)

SARAN

SARAN

(54)

Referensi

Dokumen terkait

Siapa diantara pemuda-pemuda berikut ini yang lebih gemuk sekaligus lebih tinggi Siapa diantara pemuda-pemuda berikut ini yang lebih gemuk sekaligus lebih tinggi daripada

Penyelenggaraan pemakaian kekayaan daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk membebani pungutan retribusi jasa usaha atas

Kebutuhan jumlah dan lebar lajur dianalisis dengan berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, sedangkan Pedoman yang digunakan untuk lapis perkerasan adalah Asphalt

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, faktor sosial, dan kondisi yang memfasilitasi secara bersama berpengaruh positif signifikan

4.6 Hubungan antara kekuatan tarik, indeks kekerasan serta keuletan hasil pengelasan Pada hasil pengujian spesimen yang dikenai perlakuan panas berupa postheat dan

Setelah dikoreksi dengan petak kontrol, jumlah N pangkasan yang ditemukan dalam tanah setelah 8 minggu berkisar dari 17 kg N/ha dari jumlah N awal pangkasan Peltophorum,

Seperti itu juga, dengan gangguan dismorfik tubuh, berdandan dan memotong yang terus-menerus dalam usaha untuk “memperbaiki” kekurangan fisik yang dipersepsikan

Tujuan dari penulisan ini adalah menghitung pembebanan pada gedung Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, menentukan dimensi dan kedalaman pondasi, menghitung daya