• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Praktikum Geologi Struktur BAB 2, 5, 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Praktikum Geologi Struktur BAB 2, 5, 8"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

BAB 1

1.

1.1

1 T

TU

UJJU

UA

AN

N

a.

a. MengeMengetahui dtahui definisi gefinisi geologeologi struktui struktur, str, strukturuktur primerr primer, stru, struktur sekktur sekunderunder..  b.

 b. Mengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur bidang dan struktuMengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur bidang dan struktur garis r garis ( metode( metode  proyeksi orthogonal ).

 proyeksi orthogonal ).

1.

1.2

2 AL

ALA

AT DA

T DAN BAH

N BAHAN

AN

a.

a. BBuususur r dederarajajatt  b.

 b. JangkaJangka c.

c. PPllaassttiik mk mikikaa d

d.. PPeennggggaaririss e.

e. PPeennssil il wwararnnaa ff.. llaat t ttuulliiss..

1.

1.3

3 M

MET

ETOD

ODE

E P

PEM

EMBU

BUA

AT

TAN

AN M

MOD

ODEL

EL TI

TIGA

GA D

DIM

IMEN

ENSI

SI (M

(MAK

AKET

ET ))..

ME

MEMB

MBU

UA

AT

T MO

MODE

DEL

L TI

TIGA

GA DI

DIME

MENS

NSI

I (M

(MAK

AKET)

ET),

, DE

DENG

NGAN

AN DA

DAT

TA

A

SEBAGAI BERIKUT :

SEBAGAI BERIKUT :

a.

a. BuatlBuatlah unah untuk ltuk lapisan apisan batu pbatu pasir deasir dengan ngan ketingketinggian !gian !!"#$%!"#$%& m.& m.  b.

 b. Buatlah untuk lapisan batu lempung dBuatlah untuk lapisan batu lempung dengan ketinggian ''engan ketinggian ''"#!!" m."#!!" m. c.

c. BuatlBuatlah untah untuk lapuk lapisan baisan batu gamtu gamping dping dengan engan ketingketinggian &gian &#''#''"m."m. d.

d. an lan lapiapisan ysan yang teang termurmuda yada yaitu baitu batu brtu brekseksi.i.

emua lapisan dalam keadaan normal dengan skala ' * '&&&&. emua lapisan dalam keadaan normal dengan skala ' * '&&&&. 2.3.1

2.3.1 Langkah Langkah PembuatanPembuatan:: ')

') MebuaMebuat dalam bentt dalam bentuk balouk balok dengak dengan bahan ken bahan kertas kartortas karton dengan dengan ukuran ukuran panjann panjang '!g '! cmlebar % cm, dan ketinggian '& cm

cmlebar % cm, dan ketinggian '& cm !)

!) MembuMembuat proyat proyeksi meksi mengarah engarah ke utake utara pada sra pada sisi balisi balok baok bagian atgian atasas +)

+) MenngMenngeploteplotkanmkanmemasukemasukkan datkan data yang ada yang ada, pada sia, pada sisi depan bsi depan balokalok $)

$) MenghMenghubunubungkan ggkan garis yang baris yang berada di sisi deerada di sisi depan balopan balok yang telak yang telah diploh diplotkan ketkan ke  bagian sisi samping danbagian

 bagian sisi samping danbagian belakang balok sebagai bidang perlapisan daribelakang balok sebagai bidang perlapisan dari litologi yang telah di tentukan

litologi yang telah di tentukan ")

") MembeMemberi simbol liri simbol litologtologi dan warna liti dan warna litologi seologi sesusai densusai dengan pemgan pemberlakberlakuan warnuan warnaa yang ada terhadap batuan.

(2)

Gambar 1.1

Gambar 1.1Pola maketPola maket

Gambar 1.2

(3)

Gambar 1.1

Gambar 1.1Pola maketPola maket

Gambar 1.2

(4)

BAB 2

BAB 2

STRUKTUR BIDANG

STRUKTUR BIDANG

2.

2.1

1 T

TU

UJJU

UA

AN

N

a.

a. MenMengetgetahuahui dei definfinisi isi strustruktuktur br bidaidangng  b.

 b. Menggambarkan geometri struktur bidang ke dMenggambarkan geometri struktur bidang ke dalam proyeksi dua dimensi (secaraalam proyeksi dua dimensi (secara grafis).

grafis). c.

c. MenenMenentukan tukan kedudkedudukan bukan bidang idang dari dudari dua atau la atau lebih kebih kemirinemiringan semgan semu.u. d.

d. MenenMenentukan tukan kedudkedudukan bukan bidang idang berdasaberdasarkan prkan problem roblem tiga tittiga titik/ (ik/ ( three pointthree point  problem

 problem ). ). e.

e. MelakuMelakukan plokan ploting simting simbol#simbol#simbol geobol geologi delogi dengan gngan geometreometri bidani bidang pada peg pada peta.ta.

2.

2.2

2 AL

ALA

AT D

T DAN

AN BA

BAHA

HAN

N

a.

a. llat at tutulilis ls lenengkgkapap..  b.

 b. Jangka, penggaris, busur derajat.Jangka, penggaris, busur derajat. c.

c. 00omompapas 1s 1eoeolologgii d.

d. PePeta ta totopopogrgrafafii

2.

2.3

3 PR

PROS

OSED

EDUR K

UR KER

ERJA

JA

2.3.1

2.3.1 Pengukuran Pengukuran Struktur Struktur BiangBiang a.

a. PePengngukukururan an jujururus (s ( strike strike) dan kemiringan () dan kemiringan (dipdip).). ')

') PenguPengukuran strkuran strike dilakike dilakukan dukan dengan mengan menempelenempelkan sisi 2kan sisi 2/ kompas ge/ kompas geologi pologi padaada  bidang yang diuku

 bidang yang diukur dalam posisi kompas hori3ontal, tekan pengunci saatr dalam posisi kompas hori3ontal, tekan pengunci saat

gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata

gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi

sapi

. ngka. ngka a3imuth yang ditunjuk oleh jarum 4/ merupakan arah

a3imuth yang ditunjuk oleh jarum 4/ merupakan arah strike strike yang diukur. yang diukur. elanjutnya memberi garis hori3ontal pada posisi kompas yang akan dipakai elanjutnya memberi garis hori3ontal pada posisi kompas yang akan dipakai untuk pengukuran

untuk pengukuran dip.dip. !)

!) PPenengugukukurarann dipdip dilakukan dengan menempelkan sisi 5/ kompas pada bidang dilakukan dengan menempelkan sisi 5/ kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas lurus dari garis strike (tegak lurus dari garis yang diukur dalam posisi kompas lurus dari garis strike (tegak lurus dari garis yang telah dibuat sebelumnya). Putar klinometer sampai gelembung berada pada yang telah dibuat sebelumnya). Putar klinometer sampai gelembung berada pada  pusat ni6o tabung.

 pusat ni6o tabung.  4otasi penulisan pengukuran

 4otasi penulisan pengukuran strike strike dandan dip dip adalah sebagai berikut*adalah sebagai berikut*  4 7

 4 7&&2 82 8&& 7 adalah hasil pengukuran

7 adalah hasil pengukuran strike strike 8 adalah hasil pengukuran

8 adalah hasil pengukuran dipdip  b.

 b. PengukuranPengukuran dipdip dan arah kemiringan ( dan arah kemiringan (dip directiondip direction).). ')

(5)

!) Pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan sisi / kompas  pada bidang yang diukur dalam posisi kompas hori3ontal, tekan pengunci saat

gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi

. ngka a3imuth yang ditunjuk oleh jarum 4/ merupakan arah kemiringan yang diukur.  4otasi penulisan pengukuran strike dan dip adalah sebagai berikut*

8& , 4 :&2 8& 8 adalah hasil pengukuran dip

: adalah hasil pengukuran dip direction 2.3.1 "et#e Gra$i% Untuk Struktur Biang

a. Menentukan kemiringan semua ( apperen dip)

# Membuat proyeksi hori3ontal bidang B; pada kedalaman (b) yaitu dengan membuat strike yang selisih tingginya h/ dengan besar dip

α°.

# Menggambarkan proyeksi hori3ontal garis arah 4 8< 2 sehingga memotong  strike yang lebih rendah di titik = ( garis = ).

# Membuat garis sepanjang d melalui = dan tegak lurus terhadap garis = (garis 0).

# Menghubungkan  dan 0, maka sudut 0= adalah kemiringan semunya.

 b. Menentukan kedudukan bidang dari dua apperen dip pada ketinggian yang sama − Menggambarkan rebahan masing#masing apperen dip sesuai dengan arahnya dari

lokasi > (pada kedalaman d).

− Menghubungkan titik  dengan ;, maka ; merupakan proyeksi hori3ontal strike bidang B2?.

(6)

− Melalui > membuat garis >= tegak lurus ;.

Dari L

diukur sepanjang

 d

sehingga didapatkan titik

K

maka

sudut

 KOL (β

') adalah kemiringan sebenarnya (true dip) dari bidang B2?.

− 0edudukan bidan

g ABEF adalah N Z° E / β

'<.

c. Menentukan kedudukan bidang dari dua apperen dip pada ketinggian yang berbeda − Menggambarkan rebahan apperen dip di > dan P sesuai arah dan besarnya. − 1ambarkan lokasi ketinggian +&& m pada jalur > yaitu lokasi @.

− Membuat garis tegak lurus >@ sepanjang d (@A), dan sepanjang !d (). − Menggambarkan lokasi ketinggian !&& m pada jalur > yaitu lokasi P. − Membuat garis tegak lurus >P sepanjang d sehingga didapat 9C.

− -ubungkan titik @ dan P. 1aris ini merupakan strike bidang sebenarnya pada ketinggian +&& m.

− -ubungkan titik @ dan  yang merupakan kesejajaran garis @P. 1aris ini merupakan strike bidang sebenarnya pada ketinggian !&& m.

− Buat garis sejajar @P melalui titik >. 1aris ini merupakan strike pada ketinggian $&& m.

− Buat garis tegak lurus > sehingga didapat garis >5.

− Buat garis sepanjang d pada garis strike !&& dan sepanjang !d pada garis strike +&& (57).

− -ubungkan titik > dan 7. udut 5>7 merupakan nilai dip sebenarnya.

(7)

Gambar 2.3

(a) Penggambaran dua

apperen dip

 pada

ketinggian yang sama

(8)

BAB 3

STRUKTUR GARIS

3.1 TUJUAN

a. Mampu menggambarkan geometri struktur garis ke dalam proyeksi dua dimensi (secara grafis).

 b. Mampu menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu bidang.

c. Mampu menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan perpotongan dua  bidang.

3.2 ALAT DAN BAHAN.

a. Penggaris, busur derajat.  b. Jangka dan alat tulis lengkap.

3.3 PROSEDUR KERJA

3.3.1 &ara Pengukuran Struktur Gari% 'ang "em(un)ai Arah Penun*aman + Trend ! a. ;ara pengukuran arah penunjaman (trend  ) * +Gambar 3.1!

') Menempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard/) pada posisi tegak dan sejajar dengan arah yakni struktur garis yang diukur.

!) Menempelkan sisi 5/ atau 2/ kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan 6isir kompas ( sigthing arm) mengarah pada penunjaman struktur garis tersebut.

+) Menghori3ontalkan kompas (ni6o mata sapi dalam keadaan hori3ontalgelembung  berada di tengah ni6o), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas

adalah harga arah penunjamannya (trend ).

 b. ;ara pengukuran sudut penunjaman ( plunge) * +Gambar 3.1.a!

') Menempelkan sisi 5/ kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam keaadan 6ertikal.

!) Memutar clinometer/ hingga gelembung pada ni6o tabung berada di tengah ni6o dan besar sudut penunjaman ( plunge) merupakan besaran sudut 6ertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala clinometer/

(9)

') Membuat garis hori3ontal pada bidang dimana struktur garis tesebut terdapat ( dimana, garis hori3ontal sama dengan jurus dari bidang tersebut) yang memotong struktur garis.

!) Mengukur besar dari sudut lancip yang dibentuk oleh garis hori3ontal (dengan menggunakan busur derajat).

d. ;ara pengukuran arah kelurusan (bearing) * +Gambar 3.1.a!

') rah 6isir kompas sejajar dengan unsur#unsur kelurusan struktur garis yang akan diukur, misalnya sumbu terpanjang pada fragmen breksi ses ar.

!) Menghori3ontalkan kompas (gelembung ni6o mata sapi berada di tengah ni6o), dengan catatan, posisi kompas masih seperti no.' tersebut di atas, maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah bearing#nya.

2.3.1 Pengukuran Struktur Gari% 'ang Tiak "em(un)ai Trend  , Linement 

dapun yang termasuk struktur garis yang tidak mempunyai arah penunjaman (trend) umumnya berupa arah#arah kelurusan, misalnya * arah liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, dan arah kelurusan gawir sesar.

Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja +Gambar 3.1.- an 3.1.!.

(10)

(c

(d)

Gambar 3.1

3. APLIKASI STRUKTUR GARIS

3..1 "enentukan Plunge an Rake Sebuah Gari% (aa Sebuah Biang a. Membuat proyeksi horisontal bidang B; dengan kedalaman DdD.

 b. ari titik DD membuat garis dengan arah 4 '+"<2, sehingga memotong jurus pada kedalaman DdD di titik DPD.

(11)

c. Melalui DPD membuat garis P@ ( panjang E d ) tegak lurus P, maka sudut P@ adalah besarnya FplungeF E +"<.

d. Memutar bidang B; sampai posisinya horisontal dengan "folding line" garis B, yakni dengan memanjangkan garis , ke DrD dengan pusat putar titik .

e. ari DrD membuat garis sejajar lurus (B), maka garis ini merupakan jurus pada kedalaman DdD setelah bidang B; diputar ke posisi horisontal.

f. Membuat melalui DPD garis tegak lurus pada garis butir ("), serta memotongnya dititik  D@rD.

g. Menghubungkan D@rD dengan DD, maka sudut 'BAQt' adalah besarnya rake "$<.

A 4 5 ° D d D r  a C ( b ) N 1 3 5 ° E L r  A B C D K L d ( a )

(12)

Gambar 3.2 Penentuan plumge dan rake (a) penggambaran dalam blok diagram (b) analisis secara grafis

(13)

3..2 "enentukan Keuukan Gari% Per(#t#ngan ari Dua Buah Biang a. Menggambar  strike batugamping dan intrusi dike yang berpotongan di >.

 b. Menggambarkan proyeksi horisontal batugamping dan dike pada kedalaman Gd D dengan menggunakan ?=H dan ?=!, sehingga tergambar jurus dengan kedala man DdD dari batugamping dan intrusi dike serta berpotongan di ;.

c. 1aris >; adalah proyeksi horisontal jalur perpotongan, yang merupakan bearing # nya, yaitu dengan mengukur sudut antara garis >; terhadap arah utara, terhitung &<,  jadi bearing #nya adalah 4 &&&< 2.

d. Melalui ; membuat garis ; (panjang E d) tegak lurus >;. udut ;> adalah  plunge terhitung E !$<.

e. Memutar bidang batugamping dan dike sampai posisi horisontal, maka tergambar rebahan masing#masing jurus pada kedalaman DdD

f. Membuat garis ;rg dan ;rd yang masing#masing tegak lurus pada garis jurus. g. 1aris >rg adalah rebahan > pada batugamping dan >rd adalah rebahan >

 pada dike.

h. udut B>rg adalah rake pada batugamping E "+< i. udut >rd adalah rake pada dike E +!<

 j. Jadi kedudukan garis potongnya adalah E !$<, 4 &&&< 2

Gambar 3.3 penentuan unsur#unsur strukur garis perpotongan dari dua buah bidang dengan menggunakan proyeksi garis

(14)

O  A B D 3 0 ° F L 2 F L 1 d d D r g d 3 0 ° N 0 2 1 ° W N 0 4 8 ° E D r d C A C D L B F E K O

Gambar 3. 0edudukan struktur garis perpotongan dari dua buah bidang dalam kenampakan tiga dimensi

0eterangan

0 I = * truktur garis dari perpotongan bidang B20 dan bidang ;20  0 I > * rah penunjaman (trend)

0 I >  > I 0 * rah kelurusan (bearing ) E a3imuth 40>  * Penunjaman (plunge)

K' * Aake (pitch) terhadap bidang B20  K! * Aake (pitch) terhadap bidang ;?0 

(15)

Gambar 3.2 Penentuan plumge dan rake (a) penggambaran dalam blok diagram (b) analisis secara grafis

(16)

BAB 

PR/'0KSI ST0R0/GRAIS DAN PR/'0KSI KUTUB

.1 TUUAN

a. Mengetahui definisi proyeksi stereografis dan proyeksi kutub  b. Memecahkan masalah geometri bidang dan geometri garis secara

c. stereografis.

d. Menggunakan proyeksi stereografis sebagai alat bantu dalam tahap awal e. analisis data yang diperoleh di lapangan untuk berbagai macam data f. struktur.

.2 ALAT DAN BAAN

a. lat tulis lengkap, stereonet dan paku pines  b. 0alkir ukuran !& L !& cm ( $ lembar )

.3 PR/S0DUR K0RA

4.3.1 A(5ika%i "et#e Stere#gra$i%

a. Menentukan pparent ip, Plunge dan Aake uatu 1aris ') 1ambar stereogram bidang dan garis arah apparent dip.

!) Putar kalkir sampai garis hingga berimpit dengan 2#5 jaring dan baca besarnya apparent dip pada garis tersebut dimana &< pada lingkaran primiti6e.

+) Putar kalkir sehingga garis strike bidang berimpit dengan 4# jaring. an  besarnya rake dihitung pada busur lingkaran besar bidang tersebut dengan

menggunakan lingkaran kecil serta dipilih yang lebih kecil dari &<, yaitu dimulai dari 4#jaring sampai ke perpotongan garis dengan busur lingkaran besar bidang tesebut.

 b. Menentukan 0edudukan Bidang ari ua 0emiringan emu ') 1ambar masing#masing arah kemiringan semunya.

!) Putar kalkir sehingga arah kemiringan semu berimpit dengan 2#5 jarring, plot  besar dihitung dari lingkaran primitif, yaitu titik .

+) Begitu juga untuk kemiringan semu pada titik B.

$) 0alkir diputar#putar sehingga titik  dan B terletak dalam satu lingkaran besar. an gambar lingkaran besar tersebut beserta garis strike#nya, serta hitung  besarnya dip.

") Putar kalkir sehingga 4 kalkir berimpit dengan 4 jaring maka kedudukan  batupasir dapat dibaca.

(17)

') 1ambarkan stereogram kedua bidang tersebut >B adalah stereogram garis  potongnya, sedangkan busur 42? adalah bearing >B yang diukur pada saat 4

kalkir berhimpit 4 jaring.

!) Busur B? adalah plunge, diukur pada posisi >? berhimpit dengan 2#5  4#  jaring.

+) Busur ;B adalah rake >B diukur pada posisi strike bidang tersebut berimpit dengan 4# jaring.

$) Begitu juga busur B adalah rake >B.

4.3.1 Pr#)ek%i Kutub a. chmidt 4et

uatu bidang dengan jurus 4# dan dip ke arah 2, proyeksi kutubnya digambarkan sebagai titik pada garis 2#5 ke arah barat dimana harga dip#nya dihitung &< dari  pusat lingkaran sedangkan &< pada lingkaran primitif. edangkan suatu garis

dengan plunge tepat ke arah selatan, proyeksi kutubnya berupa titik pada garis 4#  jaring sebelah selatan dengan harga plunge !&< dimulai dari lingkaran primitif dan

&< pada pusat lingkaran, dihitung dari jaring. ') Penggambaran struktur bidang

− Memutar kalkir berlawanan dengan arah jarum jam sehingga 4 kalkir berimpit dengan harga strike.

− 0emudian menentukan proyeksi kutubnya berdasarkan besar dip (&< dari dip), dimana &< dimulai dari pusat lingkaran.

− Memutar kalkir hingga 4 kalkir berimpit dengan jaring maka kedudukan titik  pada jaring (titik P) merupakan proyeksi kutub dari bidang

!) Penggambaran struktur garis

− Memutar kalkir berlawanan dengan arah jarum jam sehingga 4 kalkir berimpit dengan harga bearing#nya.

− 0emudian menentukan proyeksi kutubnya berdasarkan besar plunge (&< dari  plunge), dimana &< dimulai dari lingkaran primitif.

− Memutar kalkir hingga 4 kalkir berimpit dengan 4 jaring maka kedudukan yang diperoleh kedudukan titik P.

 b. Penggambaran Proyeksi 0utub Pada Polar 2Nual rea 4et

') truktur bidang dengan sistem a3imuth. 9ntuk mempermudah penggambarannya maka pembagian derajat pada jaring dimulai dari titik 5 (jurus &<) searah dengan

(18)

 jarum jam. edangkan besar kemiringan &< dihitung dari pusat lingkaran dan &<  pada tepi lingkaran. Proyeksi kutubnya berupa titik.

!) truktur garis dengan sistem a3imuth dan kwadran pembagian derajat pada jaring dimulai dari titik 4 (bearing &<) searah dengan jarum jam. edangkan besar

 penunjaman &< dihitung dari lingkaran luar (=ingkaian primitif) dan &< pada tengah lingkaran. Proyeksi kutubnya berupa titik.

(19)

BAB 6

"0T/D0 STATISTIK 

!.1 TUJUAN

a. Mengetahui definisi metode statistik 

 b.

Menentukan arah umum dari data struktur lapangan yang diambil di

lapangan.

6.2

ALAT DAN BAHAN

a. lat tulis lengkap.

 b. Jangka, penggaris, busur derajat. c. 0ertas kaltir.

d. tereonet.

e. Paku tekan jarum.

!.3 PROSEDUR KERJA

6.3.1 Diagram Ki(a%

a. Membuat table tabulasi dari data lapangan.

 b. Menentukan jari#jari diagram setengah lingkaran (&&#'%&&) dengan cara yaitu jumlah data terbanyak sebagai jari#jari maksimum.

c. Membagi sisi paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya, dari situ ditarik garis#garis kearah pusat busur.

d. Memasukkan hasil perhitungan prosentase kedalam gambar sehingga didapatkan analisa arah umum kekar gerusnya.

6.3.1 Diagram R#%et

a. Membuat table tabulasi dari data lapangan.

 b. Menentukan jari#jari diagram lingkaran penuh lengkap dengan sudut#sudutnya (&&# +O&&)

c. Membagi sisi paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya, dari situ ditarik garis#garis kearah pusat busur.

d. Memasukkan hasil perhitungan prosentase kedalam gambar sehingga didapatkan analisa arah umum kekar gerusnya.

6.3.1 Diagram R#%et

a. Membuat table tabulasi dari data pengukuran kekar gerus 6ertikal dilapangan.  b. Membuat nilai persenase dari ordinat (sumbu 6ertikal), sesuai dengan sekala

makLsimum dari data.

c. masukkan hasil perhitungan sehingga didapatkan diagram berupa batang dengan  puncak yang paling menunjukkan hasil analisa arah umum kekar gerus.

(20)

6.3.1 Diagram R#%et

a. Pengeplotan data#data kekar tarik ke dalam kalkir dengan menimpa stereonet Polar 2Nual sehingga didapatkan titik yang merupakan proyeksi kutubnya.

 b.

Menghitung kerapatan titiktitik tersebut dengan menggunakan

stereonet !alsbeek "ounting #et.

etiap segi enam dari segitiga#segitiga yang  bersebelahan dalam jaring ini membentuk suatu segi enam (heagonal ) yang luasnya  berharga ' terhadap luas total jaring.

c. =etakkan kalkir berisi hasil pengeplotan tahap a di atas jaring kalsbeek pada suatu  posisi yang tetap dan tidak tergantung pada arah#arah mata angin, posisi tetap ini

diusahakan tidak berubah sampai proses perhitungan kerapatannya selesai. d. -itunglah jumlah titik#titik yang masuk ke dalam setiap bentuk segi enam dan

cantumkan angka pada titik pusat segi enam yang bersangkutan, sesuai dengan  jumlah (kerapatan) titik yang masuk ke dalam segi enam yang bersangkutan. e. 9ntuk titik#titik yang jatuh pada tempat#tempat tertentu pada jaring kalsbeek,

 perhitungannya tidak menggunakan bentuk segi enam, tetapi dapat berbentuk lingkaran, separuh lingkaran, separuh segi enam dan segi lima.

f. etelah semua angka#angka kerapatan selesai dicantumkan pada pusat#pusat segi enamnya, tariklah garis kontur yang menghubungkan titik#titik kerapatan yang sama. Penarikan garis kontur disini sama dengan prinsip penarikan garis kontur topografi. emua garis kontur yang di tarik harus bersifat tertutup, sehingga jika ada garis kontur yang memotong garis tepi jaring harus dibuat tertutup melalui titik#titik  berseberangan dengan titik#titik potong dengan tepi jaring.

g. -arga persentase tertinggi atau maksimal dianggap sebagai F PoleF kedudukan umumnya. Membaca kedudukannya dengan F Polar e!ual areaF.

(21)

BAB 4

K0KAR 

".1 TUJUAN

a. Mampu mengetahui definisi dari kekar dan mekanisme pembentukannya.

 b. Mampu menganalisis struktur kekar baik secara statistik (diagram kipas) maupun secara stereografis.

".2 ALAT DAN BAHAN.

a. tereonet

 b. Pinnes

c. lat tulis (Jangka, busur derajat, penggaris) d. 0alkir !& 7 !& cm sebanyak ! lembar 

".3 ANALISIS KEKAR

ecara skematis prosedur yang dilakukan pada pengambilan data lapangan sampai interpretasi terbentuknya (sejarah terbentuknya) kekar adalah sebagai berikut *

4.3.1 Ana5i%i% Kekar engan Diagram Ki(a%

a. Memasukkan data ke dalam tabel dengan pembagian skala "< +Gambar 4.1!  b. Membuat diagram kipas, yaitu berupa setengah lingkaran dengan pembagian jari#

 jarinya, sesuai dengan jumlah data terbanyak. (Misalnya, data terbanyak yakni $ data  pengukuran, seperti digambarkan pada Gambar 4.2 an Gambar 4.3).

c. Memasukkan data dalam tabel ke dalam diagram kipas yang telah dilakukan

 pembagian skala sebesar "<, selanjutnya menentukan kedudukan umum shear  oint dan kedudukan tegasan#tegasan pembentuknya (σ',σ!, dan σ+).

4.3.2 Ana5i%i% Tega%an Bera%arkan Arah Umum Kekar Paa Diagram Ki(a%. a. Bila sudut antara dua kedudukan umum merupakan sudut tumpul, maka sudut

 baginya merupakan arah dari Q+. (Gambar 4.2 an Gambar 4.3)

 b. Bila sudut antara dua kedudukan umum merupakan sudut lancip maka sudut baginya merupakan arah dari Q'.

4.3.1 Ana5i%a Kekar engan Diagram Stere#gra$i +Wulf Net !

igunakan untuk menganalisa kekar#kekar dengan kedudukan yang ber6ariasi (bukan kekar 6ertikal, dengan dip R %&<). =angkah # langkah yang dilakukan adalah *

(Gambar 4.)

P#$%#&'m'a$ P#$a-a$

P#$%/m/&a$ 0

I$+#rr#+a 0 A$a&a

(22)

a. Mencari kedudukan umum kekar (shear oint) dengan diagram kontur seperti pada Bab Metode tatistik (Bab 6).

 b. Mengeplotkan kedudukan umum tersebut ke dalam #ulf $et . c. Perpotongan kedua shear oint  adalah Q!.

d. Q! diletakkan pada garis %ast  # #est  (garis 25), kemudian membuat bidang bantu yaitu &< dari Q! melewati pusat dihitung pada pembagian skala yang terdapat di garis 25 (bidang bantu tetap pada posisi 4).

e. Perpotongan antara bidang bantu dengan kedua shear oint *

') pabila membentuk sudut lancip, maka sudut baginya adalah Q', dan Q+ dibuat &< dari Q' pada bidang bantu (dimana bidang bantu tetap pada kedudukan 4) !) pabila membentuk sudut tumpul, maka sudut baginya adalah Q+ dan Q' dibuat

&< dari Q+ pada bidang bantu (dimana bidang bantu tetap pada kedudukan 4). f. Membuat kedudukan dari etension oint yaitu melalui Q' dan Q!.

g. Membuat kedudukan dari release oint  yaitu melalui Q+ dan Q!.

ARAH NOTASI JUMLAH PROSENT 

N N...°E 0 - 5 180 - 185 III 4 16% 5 - 10 185 - 190 IIIII I 6 24% 10 - 15 190 - 195 IIIII 5 20% 15 - 20 195 - 200 II 2 8% 20 - 25 200 - 205 III 3 12% 25 - 30 205 - 210 30 - 35 210 - 215 35 - 40 215 - 220 40 - 45 220 - 225 45 - 50 225 - 230 50 - 55 230 - 235 55 - 60 235 - 240 60 - 65 240 - 245 65 - 70 245 - 250 70 - 75 250 - 255 75 - 80 255 - 260 80 - 85 260 - 265 85 - 90 265 - 270 90 - 95 270 - 275 95 - 100 275 - 280 100 - 105 280 - 285 105 - 110 285 - 290 110 -115 290 - 295 115 - 120 295 - 300 120 - 125 300 - 305 125 - 130 305 - 310 130 -135 310 - 315

(23)

135 - 140 315 - 320 140 - 145 320 - 325 145 - 150 325 - 330 150 - 155 330 - 335 155 - 160 335 - 340 160 - 165 340 - 345 165 - 170 345 - 350 II 2 8% 1 7 0 - 1 7 5 350 - 355 175 - 180 355 - 360 III 3 12% Gambar ".1

 $abulasi data untuk pembuatan diagram kipas

Gambar ".2 Diagram kipas dengan satu %rekuensi maksimum !ekar gerus

(σ& ' # 3* +) (σ,' vertikal pada sumbu diagram) (σ3' # -*

Gambar 3.3 penentuan unsur#unsur strukur garis perpotongan dari dua buah bidang dengan menggunakan proyeksi garis

(24)

Gambar ".3 Diagram kipas dengan dua %rekuensi maksimum kekar gerus yang sama (σ& ' # 3,* +) (σ,' vertikal pada sumbu diagram)

(25)

Gambar ".2 Diagram kipas dengan satu %rekuensi maksimum !ekar gerus (σ& ' # 3* +) (σ,' vertikal pada sumbu diagram) (σ3' # -*

Gambar ". "ontoh analisa kekar pada /ul% #et0 dengan kedudukan 1

σ& ' ,-*0 # ,--* + σ, ' &2*0 # -&* + σ3 ' *0 # --* +

(26)

BAB 7

S 0 S A R

.1 TUJUAN

a. Mengetahui definisi dan anatomi sesar 

 b. Mengenali serta dapat menentukan pergerakan sesar, baik secara langsung di lapangan maupun secara stereografis

c. Menganalisa berdasarkan data#data yang menunjang serta unsurunsur penyertanya dengan menggunakan metode stereogafis secara

d. statistik.

.2 ALAT DAN BAHAN

a. tereonet dan Pines.

 b. 0alkir !& L !& E $ lembar.

c. lat tulis ( Pensil, pensil warna , penggaris , jangka ).

Tab#& .1

 Data untuk analisa sesar dengan bantuan kekar

Shear 4racture #556+ 7 5..6

8ash 4racture #556+ 7 5..6

3&279, 3&72&

3,979, 3,27

333792

3972-

33972-3,79

39799

3272

39,79

39372-,72-

,9,7-,927

,972-,97, ,2,723

,2,729

,2,72

,2,7

,227-,972

,27,

:reksiasi #5..6 +

-, -, -,9

-,,

,-9

,-9

-,& ,- -,,

-,,

-,

-,9

-, ,-

-,

.3 PROSEDUR KERJA

a. Memplotkan semua data ? dan 1? pada kertas kalkir di atas FPolar 2Nual rea  4etF +Gambar 7.13!

 b. Memplotkan hasil pengeplotan ? dan 1? pada kertas kalkir (nomor ') pada c. F0alsbeek ;ounting 4etF, kemudian mulai menghitungnya +Gambar 7.1! d. Buatlah diagram kontur berdasarkan hasil perhitungan nomor ! +Gambar e. S.'")

f. Melakukan perhitungan prosentase kerapatan data, yaitu (ketinggianjumlah data) L '&&  +Gambar 7.16!

(27)

g. Membaca arah umum kedudukan dari ? dan 1? dari titik tertinggi. idapatkan arah umum dari 1? 4 !O& <2  O < dan ? 4 +$%< 2"%<.

h. Menentukan arah umum dari breksiasi dengan diagram kipas, didapatkan 4 &!$ <2 +Gambar 7.14!

i. 0emudian dari ketiga data arah umum tersebut melakukan analisis dengan menggunakan 5ulf 4et +Gambar 7.17! ;aranya *

') Mengeplotkan kedudukan umum ? dan 1?.

!) Perpotongan antara ? dan 1? didapatkan titik Q!Q!D

+) Q!Q!D diletakkan di sepanjang 5#2 stereonet, kemudian hitunglah &< ke arah  pusat stereonet, setelah itu buatlah busur melalui titik &< tersebut maka

didapatkan bidang bantu (garis putus#putus).

$) Perpotongan 1? dengan bidang Bantu didapatkan titik Q'D.

") Mengeplotkan arah umum breksiasi. 0emudian diletakkan pada 4# O) stereonet. Buatlah busur melalui Q!Q!D maka didapatkan bidang sesar. S) Perpotongan bidang sesar dengan bidang bantu adalah net slip.

%) Mengukur kedudukan bidang sesar dan rake net slip.

) Bidang bantu diletakkan pada 4# stereonet. Perhatikan posisi ? dan 1?. '&) pabila sudut antara Q'Ddengan net slip yang diukur sepanjang bidang Bantu

mempunyai kisaran $"<#S"<, maka pergerakan sesar menuju sudut '') lancipnya.

'!) edangkan sudut antara ? dengan net slip mempunyai kisaran '"<#.$"<, maka  pergeseran sesar menuju sudut tumpulnya.(harding)

'+) Mengeplotkan arah pergeseran pada net slipnya (simbol pergeseran sesar).  j. ari hasil analisis didapatkan sebagai berikut *

Bidang sesar : N 02 °E / !°

# : $°% N 2$0°E Ne& 'lip : $0°% N #)°E

2 : )°% N 0*°E

+a,e : $2°

"$

: 0$°% N 0#°E

-ash ra&re : N 210°E / 1°

"# : 21°% N 2!#°E

'hear ria&re : N $*°E/)*°

"23

: )°% N 0*°E

"$

: 22°% N #1°E

k. Penamaan sesar berdasarkan klasifikasi Aickard, 'S! +Gambar 7.18!. ;aranya * merekonstruksi pergeseran sesar berdasarkan net slipnya, apakah naik atau turun dan kiri atau kanan. Misal slipnya adalah kiri # turun, maka pada diagram Aickard yang ditutup pada bagian kanan dan naik. 0emudian data dip sesar dan rake net slip dimasukkan. 4ama sesar dibaca sesuai dengan

(28)

m. Berdasarkan klasifikasi Aickard, 'S!, nama sesarnya adalah 4ormal Aight lip ?ault. (nomor '')

Gambar 7.13 Gambar 7.14

Plot kedudukan S4 dan 84 dalam ;Polar Perhitungan nilai kontur pada

(29)

Gambar .1"

=rah umum breksiasi 8ambar .&9

Penggambaran kontur dan perhitungan prosentase berdasarkan perhitungan nilai kontur pada kalsbeek net

rah 9mum

(30)

, ,>

8ambar .&

=nalisis sesar pada /ul% #et dengan hasil

:idang sesar 1 # -, *+ 7 * ?& 1 3*0 #

,3-*+

Ne& 'lip 1 3-*0 # &9*+ ?, 1 9*0 #

-*+

+a,e 1 3,* ?31 -3*0 #

3&*+

-ash ra&re 1 # ,2-*+ 7 2* ?&> 1 ,2*0 #

,&*+

'hear ra&re 1 # 3*+79* ?,@1 9*0 #

-*+

?3> 1 ,,*0 # &2*+

(31)
(32)
(33)
(34)

-Dip o a!"#

Gambar 7.18

Diagram klasifkasi sesar menurut +i,ard% #!2

&.

 $hrust Slip 4ault

&,. Aag Slip 4ault

,.

Beverse Slip 4ault

&3. #ormal Slip 4ault

3.

Bight $hrust Slip 4ault

&. Ae%t Aag Slip 4ault

.

 $hrust Bight Slip 4ault

&9. Aag Ae%t Slip 4ault

9.

Beverse Bight Slip 4ault

&2. #ormal Ae%t Slip 4ault

2.

Bight Beverse Slip 4ault

&. Ae%t #ormal Slip 4ault

.

Bight Slip 4ault

&. Ae%t Slip 4ault

.

Aag Bight Slip 4ault

&. $hrust Ae%t Slip 4ault

.

Bight Aag Slip 4ault

,-. Ae%t $hrust Slip 4ault

&-.

Bight #ormal Slip 4ault

,&. Ae%t Beverse Slip 4ault

&&.

#ormal Bight Slip 4ault

,,. Beverse Ae%t Slip 4ault

Gambar 7.20

Simple C Shear model dalam himpunan suatu system  /rench 4ault  0 Earding &.

(35)

BAB 8

L I P A TA N

4.1 TUJUAN

a. Mengetahui definisi lipatan dan mekanisme gaya yang membentuk lipatan.  b. Mengetahui unsur I unsur lipatan, jenis dan klasifikasi lipatan.

c. Mampu menganalisa dan merekonstruksi lipatan.

4.2 ALAT DAN BAHAN

a. lat tulis lengkap.

 b. Jangka, penggaris, busur derajat. c. 0ertas kaltir.

d. tereonet.

e. Paku tekan jarum.

4.3 PROSEDUR KERJA

8.3.1 Ana5i%i% Li(atan engan 9u5$ Net

a. Masukkan kedudukan umum sayap lipatan yang didapatkan dari diagram kontur ( titik potongnya adalah

"2

 ).

 b. Membuat garis dari pusat lingkaran melalui

"2:

garis ini adalah garis sumbu lipatan.

c. Membuat bidang sumbu lipatan*

− Membuat bidang bantu dengan cara menarik garis tegak lurus sumbu lipatan dan membuat busur pada garis tersebut sebesar  & dari titik 

"2.

− Busur bidang bantu akan memotong bidang#bidang sayap lipatan di =' dan =!. − itik tengah perpotongan antara dua sayap lipatan adalah

"$

(  baik lancip maupun

tumpul ).

"

 dibuat & dari

"$

 pada bidang bantu di mana bidang bantu tetap  pada posisi 4.

− Buatlah * hinge#surface dengan menghubungkan

! dan

+. 8.3.1 Rek#n%truk%i Li(atan

a. Metode busur lingkaran (arc method )

') Buat garis sumbu kemiringan lapisan pada setiap lokasi pengukuran.

!) 1aris#garis sumbu tersebut akan saling berpotongan di titik >',>!,>+ dst. +) Maka titik#titik >',>!,>+ dst tersebut sebagai pusat lingkaran untuk membuat

(36)

$) pabila batas#batas lapisannya dijumpai berulang pada lintasan yang akan direkonstruksi, maka pembuatan busur lingkaran dilakukan dengan intrapolasi.  b. Metode interpolasi -iggins ('O!)

') arik garis tegak lurus dan sama panjang dari  (#>) dan B (B#) sehingga  berpotongan di titik ;.

!) -ubungkabn titik  dan >a serta buatlah bisektor #>a sehingga memotong garis B di >b .

+) arik garis >a#>b sampai melewati batas busur yang akan di buat (garis ini merupakan batas busur lingkaran).

$) Buatlah busur dari titik  dengan pusat di >a sampai memotong garis >a#>b di titik ?.

") Buatlah busur dari titik B dengan pusat di >b dan memotong garis >a#>b di titik ? (busur dari titik  dan titik B bertemu di garis >a#>b).

c. Meode interpolasi Busk ('!)

') ecara teoritis bentuk lipatan adalah -HJ dengan pusat lingkaran di >', >! dan >+.

!) Buat garis sumbu di , B, ; dan 

+) Buat busur lingkaran dengan pusat >' dan >+, sehingga memotong garis sumbu kemiringan di titik - dan 0.

$) Melalui - dan 0 tarik garis -M dan 0t masing#masing tegak lurus pada garis sumbu kemiringan serta berpotongan di 4.

") Melalui 4 tarik garis >P tegaklurus  (arah lintasan  penampang) sehingga memotong garis sumbu kemiringan di A dan . -HJ, dengan pusat busur lingkaran di A dan .

O) Maka titik A sebagai pusat busur lingkaran dengan jari#jari A0 dan titik  sebagai  pusat busur lingkaran dengan jari#jari -.

S) =ipatannya dapat direkonstruksi yaitu -0.

d. 0ombinasi arc method dan free hand method 

0ombinasi ini digunakan untuk lipatan yang melibatkan batuan incompetent, dimana terjadi penipisan dan penebalan yang tak teratur. ?ree -and Method khusus pada interpolasi yang tidak dapat dilakukan dengan rc Method.

e. Metode 0ink 

') menyajikan data kedudukan lapisan dan data batas satuan stratigrafisebagai data dasar.

(37)

!) Menentuan domain dip dilakukan dengan cara membuat garis bagi sudut antara dua kemiringan lapisan yang berbeda, etelah semua domain dip dibuat berdasar kan setiap adanya perubahan kemiringan lapisan, kemudian tiap#tiap batas

stratigrafi ditarik berdasarkan domain kemiringan lapisan tersebut sehingga terbentuk profil penampang akhir yang lengkap.

(38)

BAB 

P0TA G0/L/GI

5.1 TUJUAN

a. Mampu mengaitkan gejala#gejala morfologi dengan geologi struktur.  b. Mampu menganalisa tatanan geologi dari kenampakan morfologi.

c. Mampu membaca dan memahami dasar#dasar pembuatan peta geologi.

5.2 ALAT DAN BAHAN

a. lat tulis, penggaris dan busur.  b. Pensil warna.

5.3 PERS6ARATAN TEKNIS PEMBUATAN PETA GEOLOGI

(BSN,1554)

.3.1 Simb#5

Merupakan tanda yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu pada peta geologi,  berupa singkatan huruf, warna, simbol dan corak, atau gabungannya.

.3.2 Pengukuran Struktur Biang

atuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukkan dengan singkatan huruf

(Gambar .2.). ebagai dokumanacuan satuan kronostratigrafi adalah table (chart ) yang dibuat oleh 2lse6ier ('%) atau re6isinya.

a. -uruf pertama (huruf besar) menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, A untuk rias,  untuk ersier.

 b. -uruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya m berarti kala Miosen dalam  jaman ersier.

c. -uruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi, misalnya mc berarti ?ormasi ;ipluk berumur Miosen.

d. -uruf 0eempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota), misalnya mcl berarti anggota batugamping ?ormasi ;ipluk yang  berumur Miosen.

e. -uruf kelima digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran umur  panjang, misalnya pokc berarti nggota ;awang ?ormasi 0ikim berumur

(39)

f. -uruf p (p kecil sebelum  besar ) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum ersier yang tidak diketahui umur pastinya.

g. 9ntuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan umur  berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya @ untuk batuan berumur ersier

hingga 0uarter yang didominasi batuan berumur @uarterT J0 untuk batuan berumur Jura hingga 0apur yang didominasi batuan berumur Jura.

h. Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk andesit, b untuk  basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis.

i. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambing huruf  jaman, misalnya 0g berarti granit berumur 0apur.

 j. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan huruf di  belakang lambang era, jaman atau sub#jamanT misalnya P3m berarti batuan malihan  berumur Paleo3oikum, 0s berarti sedimen berumur 0apur, ms6 berarti klastika

gunungapi berumur Miosen, p6 berarti batuan gunungapi berumur Paleogen, ni  berarti batuan terobosan berumur 4eogen. atuan bancuh dinyatakan dengan notasi

(40)

Gambar 5.2.

(41)

.3.3 Tata 9arna

5arna dipakai untuk membedakan satuan peta geologi, dipilih berasaskan jenis  batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.

a. 5arna dasar yang digunakan adalah kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta gabungannya.

 b. 5arna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan

 permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur. 9ntuk  membedakan beberapa satuan seumur dapat digunakan corak. (1ambar .$.)

c. Batuan malihan dibedakan berdasarkan (') derajat dan fasies serta (!) umur nisbi  batuan pra#malihan dan litologi. ata warna batuan malihan sama dengan batuan

sedimen atau mengunakan bakuan warna khusus. ;orak untuk membedakan litologi tertera

d. 5arna batuan beku menyatakan susunan kimianya * asam, menengah, basa, dan ultrabasa. 9ntuk membedakannya dipilih warna yang berdekatan, dan singkapan huruf seperti tercantum dalam uraian !.'.' atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Bila diperlukan, dapat digunakan corak dengan bakuan khusus.

e. Batuan gunung api yang berlapis dan dan diketahui umurnya, mengikuti tata warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunungapi dan tuf dinyatakan dengan corak (1ambar .$.). Beberapa satuan batuan gunungapi pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan kimianya, dengan  bakuan warna khusus

(42)

.3.

.3. Simb#5 an Simb#5 an &#rak &#rak Ge#5#giGe#5#gi

imbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada legenda imbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama (

(43)
(44)

Gambar 5.3. Gambar 5.3.

Simbolsimbol yang digunakan dalam peta geologi Simbolsimbol yang digunakan dalam peta geologi

(45)

b a  ! "# $ % ! & ' ( # ) % * + & a % a "

b a  ! " a & a ! b a  ! % a ( * ) b a  ! % a ( * ) , - & ' " - $ # ) a  , - & ' " - $ # ) a 

b ) # , ( * b a  ! ' a $ % * & ' b a  ! ' a $ % * & ' % a ( * ) a & . - " - $ * 

/ + # )  b a  ! ( a b a , ( # , * (  ! 0 0 " a + a ) b ) # , ( * ' ! & ! & ' a % * a " ! 1 * ! $ 2 - ) a , 3 a ( a ) 4 a  ! a & S # . * $ # & 2 - ) a , 3 a ( a ) 4 a  ! a & M #  a $ - ) 0 2 - ) a , 3 a ( a ) 4 a  ! a & 5 - " , a & * , 2 - ) a , 3 a ( a ) 4 a  ! a & 4 # , ! $ # & # & ' a + b a ( a ! "  ) a b a ( a + * % a b * ( a " " a 1 a a ( a $

(46)

Gambar 5..

(47)

5. ISTILAH

Peristilahan geologi yang digunakan mengacu pada 1lossary of 1eology (merican 1eological Hnstitute, 'S!)T Peristilahan geologi dan ilmu berhubungan (M.M. Purbo -adiwidjojo, 'S") dan 0amus Besar Bahasa Hndonesia.

5.! KETERANGAN PETA

0eterangan peta ditulis dalam bahasa Hndonesia dan terjemahannya dalam bahasa Hnggris yang dicetak dengan huruf miring.

5." PEN6AJIAAN PETA

a. Bagan bakuan tata letak peta geologi mengikuti seperti pada 1ambar O.

Penyimpangan tata letak dapat dilakukan selama proses kartografi, yaitu berdasarkan atas pertimbangan teknik kekartografiannya.

 b. 0orelasi satuan peta diwujudkan dalam gambar, dimana formasi atau satuan batuan yang terdapat pada lembar peta dikelompokkan ke dalam endapan permukaan,

 batuan sedimen, batuan gunungapi, batuan malihan, batuan beku atau terobosan dan tektonit. etiap satuan dinyatakan dengan kotak berlambang huruf dan disusun sesuai dengan kedudukan stratigrafinya.

c. 9raian singkat setiap satuan

') 0otak satuan atau formasi berisi simbol huruf dan warna

!) dibelakang kotak dituliskan nama satuan atau formasi dengan huruf besar  +) dibelakang nama diikuti titik dua (*) dan diuraikan macam batuannya yang

dimulai dari yang paling banyak menguasai. 0eterangan berikutnya menerangkan *

# informasi tebal lapisan dan atau runtunan satuanformasi # fosil petunjuk, umur dan lingkungan pengendapan

# hubungan antar satuan

# sumberdaya mineral dan energi

# unsur penting yang akan menunjang kelengkapan data

5. PENERBITAN

.7.1 Bahan Baku

Peta geologi yang disajikan dalam bentuk gambar, setelah melalui proses kartografi, dicetak diatas kertas -C dengan berat ''" g atau kertas konstruk yang tahan cuaca.

(48)

.7.2. Ukuran

a. Peta geologi berskala besar dicetak di atas kertas berukuran '&& cm L O" cm.  b. Peta geologi berskala kecil menggunakan kertas berukuran ''" cm L %" cm.

5.4 SPESI7IKASI

a. Peta geologi skala besar menggunakan peta dasar topografi dengan proyeksi 9M (9ni6ersal rans6erse Mercator).

 b. Peta geologi skala kecil menggunakan peta dasar topografi dan batimetri dengan  proyeksi kerucut sama bentuk =ambert.

c. Pencantuman batimetri atau kedalaman laut pada peta geologi berskala besar bukan merupakan keharusan.

d. Peta geologi skala besar dilengkapi dengan penampang geologi.

e. Peta geologi digolongkan menjadi peta geologi standar dan peta geologi tinjaupermulaan.

') Peta geologi standar mempunyai data dan informasi yang lengkap dan akurat setara dengan besar skala.

!) Peta geologi tinjaupermulaan masih memerlukan pemutakhiran data. Peta ini dapat hanya dibuat dari hasil penafsiran citra inderaan jauh.

f. Peta geologi seyogyanya menyajikan data dasar dan informasi geologi selengkap mungkin untuk pemakainya, dan berguna untuk tujuan keilmuan dan terapan. ') 0eilmuan, karena data dan informasinya dapat dipakai sebagai titik tolak

 pembuatan hipotesis dan sintesis.

!) erapan, karena dapat digunakan sebagai landasan petunjuk awal dalam prospeksi dan eksplorasi mineral U sumberdaya energi dan pengembangan wilayah.

# Peta geologi mencantumkan adanya petunjuk keterdapatan sumberday mineral dan energi.

# Peta geologi menggambarkan adanya sebaran gunungapi dan jalur lemah di  permukaan bumi, yang dapat memberikan informasi dasar bagi kerekayasaan

sipil, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan kepariwisataan.

g. uatu lembar peta geologi yang lengkap mencakup* ') Peta geologi

!) Penampang geologi +) 0eterangan pinggir 

(49)
(50)

5.5 MEMBUAT PENAMPANG GEOLOGI

yarat utama dalam pembuatan penampang geologi adalah tegak lurus dengan arah umum strike, hal ini akan mengurangi faktor kesalahan dalam mengeplotkan dip pada  penampang. Jika penarikan garis tidak tegak lurus dengan strike maka didapatkan

adalah apparent dip (kemiringan semu) yang tentu saja besarnya akan berbeda dengan true dip (pembuatan penampang struktur lipatan lihat pada bab lipatan).

Sebagai contoh 1

Pada suatu peta geologi

(Gambar 5.!.)

 dibuat penampang geologi

melalui =: dan FG

Bekonstruksinya adalah 1

&. Membuat sayatan dengan arah tegak lurus dengan

s&ri,e

.

,. Membuat

Base Line

yang panjangnya sama dengan panjang garis sayatan.

3. Membuat

End line

membaginya sesuai dengan ketinggian yang kita dapatkan

tidak harus dimulai dengan angka nol.

. Mengeplotkan ketinggian kontur yang terpotong dengan sayatan dan

menghubungkannya.

(51)

5.5 MEMBUAT PENAMPANG GEOLOGI

yarat utama dalam pembuatan penampang geologi adalah tegak lurus dengan arah umum strike, hal ini akan mengurangi faktor kesalahan dalam mengeplotkan dip pada  penampang. Jika penarikan garis tidak tegak lurus dengan strike maka didapatkan

adalah apparent dip (kemiringan semu) yang tentu saja besarnya akan berbeda dengan true dip (pembuatan penampang struktur lipatan lihat pada bab lipatan).

Sebagai contoh 1

Pada suatu peta geologi

(Gambar 5.!.)

 dibuat penampang geologi

melalui =: dan FG

Bekonstruksinya adalah 1

&. Membuat sayatan dengan arah tegak lurus dengan

s&ri,e

.

,. Membuat

Base Line

yang panjangnya sama dengan panjang garis sayatan.

3. Membuat

End line

membaginya sesuai dengan ketinggian yang kita dapatkan

tidak harus dimulai dengan angka nol.

. Mengeplotkan ketinggian kontur yang terpotong dengan sayatan dan

menghubungkannya.

9. Menggambarkan keadaan geologi termasuk di dalamnya pengeplotan

kemiringan lapisan serta strukur geologi yang berkembang di daerah 7

sayatan tersebut

5.18. P#$#$+/a$ K#mr$%a$ S#m/

Dalam penggambaran lapisan pada penampang geologi jika sayatan

tidak tegak lurus

dengan

s&ri,e

0 maka kemiringan lain yang digambarkan adalah

apparen& dip

. #ilai ini didapatkan dengan jalan mengkoreksi

&re dip.

Penentuan nilai ini (kemiringan semu) didapat dengan jalan 1

&. Menggunakan $abel

(Gambar 5..).

,. Menggunakan

 Align4en& Diagra4 (Gambar 5.".).

3. Menggunakan rumus.

(52)

T% 9  T% ; . S$ <

Dimana 1

H1 !emiringan semu

(apperen& dip5

I1 !emiringan sebenarnya

(&re dip5.

(53)

Gambar 5.!.

(54)

Gambar 5.".

 =lignment DiagramK

Skala pembagian dalam pengkoreksian dip berdasarkan sudut yang dibentuk oleh strike dan dip directionnya

(55)

Gambar 5..

 $abel pembacaan koreksidip berdasarkan sudut yang dibentuk antaras&ri,e

(56)
(57)

5.1. ='$+'> S'a&

&. Pada pemetaan geologi di daerah ;S=M=#; diperoleh datadata bahLa di

lokasi = tersingkap kontak antara batupasir dan lanau. Setelah dilakukan

pengukuran didapatkan kedudukan # --*+ 7,-*. Data tersebut terplotkan

dalam peta

(Gambar 5.4.a.)

. Gang menjadi permasalahan adalah bagaimana

membuat pola singkapan (peta geologi) daerah tersebut0 dan bagaimana

kedudukan stratigrafnya.

 $ahap penyelesaian 1

&. Membuat kemiringan bidang lapisan sebesar ,-* diukur dari %olding

line(garis:).

,. Membuat kontur struktur di baLahnya dengan interval yang disesuaikan

dengan skala peta

3. Memberi tanda titik pada setiap perpotongan antara kontur struktur

dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian sama.

. Menghubungkan titiktitik potong yang sudah ditandai tersebut seoara

berurutan.

8aris penghubung tersebut merupakan pola singkapannya0 sehingga

didapatkan peta geologi daerah S=M=#K. Dari peta tersebut dengan

memperhatikan arah kemiringan lapisan maka disimpulkan bahLa

batupasir terletak di baLah lanau.

,.

Gambar 5.4.b.

 adalah contoh rekonstruksi pola singkapan suatu lapisan

batubara dengan kedudukan # &-* +7&9* dimana bagian baLah lapisan

tersebut tersingkap di titik =0 sedangkan bagian atasnya tersingkap di titik :.

Bekonstruksi pola singkapan bagian baLah

(76&&645:

 lihat rekonstruksi

bagian baLah

Gambar 5.4.b

.

Bekonstruksi pola singkapan bagian atas (top)1 lihat rekonstruksi bagian

(58)

d i p

(59)

Gambar 5.4.a

Bekonstruksi pola singkapan daerah Saman berdasarkan batas litologi batulanau dan batupasir dengan kedudukan # --* +7,-*

(60)

A

B

(61)

Gambar 5.4.b.

Bekonstruksi pola singkapan top dan bottom lapisan batubara berdasarkan batas litologi top dan bottom lapisan batubara tersebut dengan kedudukan # &-*

(62)

5.1!. T#ba& *a$ K#*a&ama$

 $ebal lapisan adalah jarak terpendek antara dua bidang sejajar yang

merupakan batas baLah dan atas

(&6p 8 76&&645

 suatu lapisan. !arena itu0

dengan kata lain perhitungan ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua

bidang yang merupakan batas

&6p 8 76&&64

lapisan tersebut

(Gambar

5.5.).

 Nika pengukuran di lapangan dilakukan tidak tegak lurus

s&ri,e

maka

 jarak dan sudut terukur di lapangan perlu dikoreksi terlebih dahulu

.

!edalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya

permukaan bumi) ke arah baLah terhadap suatu titik0 garis atau bidang

(Gambar 5.5.).

9.15.1. Ketebalan

!etebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara0 baik secara

langsung maupun yang tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat

dilakukan pada suatu keadaan tertentu0 misalnya lapisan horisontal yang

tersingkap pada tebing vertikal

 (Gambar 5.18.b)

. Aapisan vertikal yang

tersingkap pada topograf datar

(Gambar 5.18.a)

. =pabila keadaan

medan0 struktur yang rumit0 atau keterbatasan alat yang dipakai tidak

memungkinkan pengukuran secara langsung0 diadakan pengukuran secara

tidak langsung0 tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara

langsung.

Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan

miring0 tersingkap pada permukaan horisontal0 di mana lebar singkapan

sebenarnya (diukur tegak lurus jurus)0 yaitu L . Dengan mengetahui

kemiringan lapisan (J) maka ketebalannya

+ ? $ <

=pabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus (l) maka lebar

singkapan sebenarnya (L) harus dikoreksi lebih dahulu dengan rumus

? 

& $ @

0 di mana O adalah sudut antara jurus dengan arah pengukuran.

(63)
(64)

Gambar 5.5.

8ambaran tiga dimensi tebal (t) dan kedalaman (d) suatu lapisan batuan

Gambar 5.18.

Pengukuran ketebalan secara langsung pada lapisan vertikal (a) dan horiontal (b)

"ara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar singkapan

dilakukan pada topograf miring dengan

sl6pe

 tertentu. Dalam hal ini

ketebalan merupakan %ungsi dari

dip

 ( J ) dan

sl6pe

 ( ? )

.

 :eberapa posisi

lapisan dengan

sl6pe

tertentu dan perhitungan ketebalannya.

Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan mengukur jarak antara titik yang merupakan batas

lapisan sepanjang lintasan tegak lurus

s&ri,e

.

Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur. :isa juga

menghitung ketebalan lapisan pada Peta 8eologi. :eberapa kemungkinan

(65)

posisi lapisan terhadap lereng dan ketebalannya

.

 Qntuk mengukur

ketebalan pada lereng0 apabila pengukuran tidak tegak lurus

s&ri,e

digunakan persamaan trigonometri 8ambar &-.&&

.

+  &  $ < ' C S$ 9  $ C '< 

Dimana 1

+

1 tebal lapisan yang diukur

&

1 panjang pengukuran yang tidak tegak lurus

s&ri,e

C

1

sl6pe

terukur.

<

1

dip

lapisan

9

1 sudut antara

s&ri,e

dan arah pengukuran.

Perhitungan dengan cara yang lain dapat juga dilakukan dengan

mencari lebih dahulu

sl6pe

yang tegak lurus

s&ri,e Gambar 5.12

.

Qntuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan (L)

dapat dilakukan beberapa cara0 yaitu dengan menggunakan

 Alig4en& n646graph

dengan menganggap kemiringan lereng terukur sebagai

kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus jurus sebagai

kemiringan sebenarnya. Dengan menggunakan persamaan1

Ta$ C  $ 9 +a$ F

Dimana 1

C

1 sudut lereng terukur

9

1 sudut antara jurus dengan arah pengukuran.

F

1 Sudut lereng tegak lurus jurus

Dari perhitungan di atas didapat lebar singkapan yang tegak lurus jurus

(L)0 dengan menggunakan persamaan 1

S$ C

(66)
(67)

B

A

C

L

Gambar 5.11.

Pengukuran ketebalan pada lereng dengan pengukuran tidak tegak lurus jurus sepanjang "=

(68)

Gambar 5.12.

Pengukuran ketebalan dengansl6pe tegak lurus s&ri,e sepanjang /

Dengan menggunakan salah satu persamaan dapat ditentukan

ketebalannya. Qntuk mendapatkan ketebalan tanpa perhitungan. yang

rumit dapat digunakan alignment diagram

(Gambar 5.13.).

Prosedur penggunaan alignment diagram1

Pada topograf yang mempunyai slope1

&. Mengamati arah kemiringan terhadap slope apakah berlaLan ataukah

searah dengan kemiringan.

,. Memplotkan pada skala

a9i4&h 6 &raes

bagian baLah nol derajat jika

searah dengan sudut yang dibentuk antara atas pengukuran dengan jurus

lapisan.

3. Memplotkan pada bagian atas nol derajat jika berlaLanan.

. Menghubungkan dengan besarnya

dip

 yang arahnya tegak horisontal yang

berada di tengah.

9. Menghubungkan garis yang berada di tengah dengan

sl6pe dis&ane

(lebar

singkapan ) sampai garis garis horiontal bagian baLah yang

menunjukkan besarnya ketealan (

&hi,ness 6 s&ra&a 5

9.14.2. Kedalaman

Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara0 di antaranya 1

Menghitung secara matematis

Dengan

 Align4en& diagra4 •

Secara grafs (pada contoh soal)

(69)

Dengan cara perhitungan matematis0 yang perlu diperbhatikan ialah 1

kemiringan lereng0 kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke

titik tertentu. Pada permukaan horisontal0 kedalaman lapisan (d) dapat

dihitung dengan rumus1

*  m +a$ < (Gambar 5.1.)

Di mana 1

*

 ' kedalaman yang diukur

m

 ' jarak tegak lurus dari singkapan ke titik tertentu

<

 ' kemiringan lapisan

=pabila tidak tegak lurus jurus0 maka kemiringan lapisan yang dipakai

adalah kemiringan semu ( I )

*  m +a$ ;

Qntuk kemiringan lapisan dan kemiringan lereng tertentu kedalaman

dapat dicari dengan menggunakan rumus pada

Gambar 5.1".

 sedang

rumus umumnya 1

*  m  $ C  ' C +a$  

Dimana 1

m

 ' jarak tegak lurus jurus pada bidang miring

C

' kemiringan lereng.

' kemiringan lapisan

Dengan menggunakan

 Align4en& diagra4

0 cara penggunannya sama

dengan Laktu mencari ketebalan dan yang beda hanya

align4en&

(70)
(71)

K#+#ra$%a$ :

d ' kedalaman yang diukur

m ' jarak tegak lurus jurus pada bidang miring ? ' kemiringan lereng.

R ' kemiringan lapisan

Gambar 5.12.

:eberapa posisi pengukuran dan kedudukan lapisan dan perhitungan kedalaman

(72)
(73)

Gambar 5.13.

(74)

1 0 0 2 0 3 0 4 0 5 0 ' 0  0 9 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 ' 0  0 9 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 ' 0  0 5  5         9         0        1         0        1         5        2         0        2         5         3         0         3         5        4         0        4         5         5         0         5         5         '         0         '         5        (         0        (         5        8 0 8 5  5 ' 5 5 5 4 5 3 5 2 5 1 5  1          0        0        2        0        0        3        0        0        4        0        0        5        0        0        6        0        0        7        0        0        8        0        0        9        0        0        1          0        0        0        2        0        0        3        0        0        4        0        0        5        0        0        6        0        0        7        0        0        8        0        0        9        0        0        1          0        0        0        0       A 6 * $ !  + - 0  ) a & ( 1 # ) ( # 7 . ( / a " # 8

U ( #  + * ( 9 + # & a & . V K a ) # * &  + # ( a $ # . * ) # /  * - &

A 6 * $ !  + - 0  ) a & ( 1 # ) ( # 7 . ( / a " # 8

U ( #  + * ( 9 + # & a & . V K a ) # * & - % % - ( *  # . * ) # /  *- &

A & ' "# - 0 ( "- % # 7 ( / a "# 8K

 ( / a " #

(75)

Gambar 5.1.

(76)

9.15.3. Aplikasi Tebal dan Kedalaman

"ontoh soal dan penyelesaian 1

&. Suatu singkapan dengan lebar masing masing 3,- m0 39 m0 ,9 m0 dan

--m0 yang diukur pada lintasan dengan arah # -99* + sambil menuruni lereng

dengan kemiringan 3-*. Dari atas dijumpai berturut  turut yaitu batupasir0

batulempung0 batugamping dan breksi0 kedudukan keempat lapisan batuan

selaras yaitu # -3-* + 7 29*. Skala & 1 &-.---.

(Gambar 5.1!.)

Pertanyaan 1

=. $entukan ketebalan masing masing lapisan batuan secara matematis 

:. =pabila kita akan melakukan suatu pemboran vertikal0 di lokasi titik akhir

dijumpai breksi0 berapa kedalaman yang akan dicapai untuk menjumpai batas

atas batupasir dan batas baLah batulempung T

,.Pada daerah :abarsari dijumpai adanya singkapan kontak bagian baLah

batupasir dengan bagian atas batugamping pada lokasi = (-- m)0 (-- m)0

"(-- m). Pada lokasi D (-- m) dijumpai singkapan kontak antara bagian

baLah breksi dengan bagian atas atas batupasir di mana kedudukannya

selaras.

(Gambar 5.1".)

Pertanyaan 1

(77)

:. $entukan ketebalan batupasir secara grafs 

Gambar 5.1!.

Referensi

Dokumen terkait

Program kesetaraan paket C adalah program pendidikan pada jalur Pendidikan NonFormal yang ditunjukan bagi warga masyarakat karena keterbatasan sosial ,

p%sisi supine# minta klien menggesekkan tuimit telapak kaki kiri sepanjang tulang ti!ia tungkai kanan $ari !a,a&#34; lutut sampai ke pergelangan kaki' 3langi pa$a kaki

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada

Selain itu hasil kajian ini juga dapat membantu pihak yang bertanggungjawab dapat menjadikan kajian ini sebagai rujukan dan mengenal pasti permasalahan yang berlaku serta

Dari hasil brainstorming maka dipilih salah satu yang dianggap bisa mewakili nilai-nilai lokal Candi Sukuh untuk dibuat rancangan desain cinderamata, maka pilihan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini masyarakat Tuban tentang citra KPU Kabupaten Tuban menjelang penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa