Fakultas Keperawatan Menang
Lomba Web Terbaik Universitas
UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali memberikan
penghargaan kepada sivitas akademika dan unit kerja yang telah mengelola laman dan blog resmi dengan baik. Penghargaan itu dibagikan oleh Rektor dan Direktur Sistem Informasi kepada masing-masing penerima di Ruang Sidang Pleno, Selasa (17/1). Penghargaan diberikan pada 18 pemenang pada empat kategori. Pemenang – pemenang berasal dari kalangan fakultas, departemen, sivitas akademika, dan mahasiswa. Keempat kategori tersebut adalah laman fakultas/unit kerja/lembaga terbaik, departemen terbaik, blog sivitas akademika terbaik, dan blog mahasiswa terbaik.
Pada kategori laman fakultas/unit kerja/lembaga terbaik, Fakultas Keperawatan (http://ners.unair.ac.id) berhasil meraih juara I. Pada posisi berikutnya, juara II diraih oleh Fakultas Psikologi (http://psikologi.unair.ac.id), dan juara III diraih o l e h F a k u l t a s I l m u S o s i a l d a n I l m u P o l i t i k (http://fisip.unair.ac.id).
Pada kategori laman departemen terbaik, Departemen Manajemen (http://manajemen.feb.unair.ac.id) berhasil meraih juara I, d i s u s u l D e p a r t e m e n K i m i a p a d a j u a r a I I (http://kimia.fst.unair.ac.id), dan Departemen Ilmu Ekonomi pada juara III (http://ie.feb.unair.ac.id).
Pada kategori laman blog sivitas akademika terbaik, secara berurutan diraih oleh Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum (Fakultas Ilmu Budaya), Nove Eka Variant Anna, S.Sos., MIMS (FISIP), dan Dr. Suparto Wijoyo, SH., M.Hum (Fakultas Hukum). Pada kategori blog mahasiswa terbaik, secara berurutan terbaik diraih oleh Sri Harini Wijayanti (FISIP), Amalia Mastur (FISIP), Helmi Akbar D (FISIP), Yohanes Putra (FISIP), Elly
Raheliyawati (FIB), Sacharissa (FK).
Penilaian itu didasarkan pada enam parameter, keempat di antaranya mengacu pada standar perangkingan Webometrics. Yakni, presence (total jumlah halaman web dan kekayaan file akademik), visibility (total jumlah backlink yang terkait dengan subdomain), openness (transparansi konten ilmiah berdasarkan sitasi pada Google Scholar), excellence (kekayaan konten ilmiah yang ditemukan dan disitasi pada artikel di web lain), content (update artikel, berita, dan informasi di laman fakultas), dan web design (kekayaan fitur layanan dan kesesuaian desain laman berdasarkan template yang ditetapkan). Direktur Sistem Informasi Eko Supeno, M.Si., dalam sambutannya mengatakan, saat ini baru 30 persen sivitas akademika yang secara rutin memperbarui konten dalam blognya. Ke depan, pihaknya berencana untuk mendorong seluruh sivitas akademika untuk blogging.
“Kami targetkan blog-blog kita ini bisa memperkuat hasil penilaian Webometrics kita (UNAIR),” tutur Eko.
Sukma)
Rektor Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, mengapresiasi para pemenang yang telah bekerja secara rutin untuk memperbarui informasi melalui masing-masing laman resmi yang disediakan. Nasih juga berharap, agar mereka tetap rutin memperbarui informasi demi mengikuti perkembangan informasi di era digital.
“Penyampaian gagasan tak mungkin lagi diantarkan dengan kuda atau justru tidak memerlukan kehadiran fisik. Fenomena kebaikan berupa gagasan ini sebarluaskan ke dunia. Prodi dan dekanat juga harus aktif mendorong mahasiswa untuk melakukan ini. Universitas Airlangga harus terus mengalirkan kebaikan tanpa batas dan ini harus dilakukan secara masif,” tutur Nasih.
Fakultas Keperawatan yang diwakili Wakil Dekan III Dr. Ahmad Yusuf, S.Kp., M.Kes mengatakan pihaknya secara rutin memperbarui informasi di laman resmi fakultas. Konten lamannya kini dipenuhi dengan berita, artikel penelitian, maupun informasi-informasi yang diperlukan oleh sivitas akademika seperti yudisium profesi, kalender akademik, dan penerimaan proposal program kreativitas mahasiswa.
Penulis: Defrina Sukma S Editor : Faridah Hari
Kejar Kualitas KKN, Dosen
Digembleng Pelatihan
UNAIR NEWS – Kualitas pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) Universitas Airlangga sepakat untuk ditingkatkan. Untuk itu Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) bersama Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-BBM. Tujuannya untuk memberikan pembekalan kepada seluruh DPL, baik DPL lama (93 orang) maupun yang baru (45 orang) dari beberapa fakultas di lingkungan UNAIR.
Kegiatan ToT ini dilaksanakan di Ijen Suites, Resort & Convention, Kota Malang, 18-19 Maret 2016, dan dibuka oleh Sekretaris LP4M Dr. Sri Hidanah, Ir., MS. Di awal sambutannya Sri Hidanah menyampaikan permintaan maaf Ketua LP4M yang tak bisa hadir karena ada tugas yang tak bisa ditinggalkan. Ketua L P 4 M b e r p e s a n k e g i a t a n i n i d i s e l e n g g a r a k a n u n t u k mempersiapkan dosen yang betul-betul bersedia mengabdi untuk membimbing mahasiswa selama pelaksanaan KKN-BBM.
”Tugas DPL adalah membimbing mahasiswa dalam setiap langkah operasional KKN di lapangan,” kata Sri Hidanah.
Semua peserta ToT berfoto bersama disela rehat pelatihan. (Foto: Istimewa)
Tugas tersebut mulai dari orientasi dan pengamatan wilayah, memperlancar proses pendekatan sosial ke masyarakat, menjadi penghubung antara mahasiswa dengan Tim Pelaksana, pemerintah dan masyarakat, membangun timbulnya kreatifitas, menampung permasalahan dan hambatan yang dihadapi, memantau, mengendalikan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan, membimbing pembuatan laporan, dan melakukan evaluasi. Dengan demikian kegiatan KKN berikutnya akan lebih berkualitas, lebih bermanfaat bagi masyarakat, dan berinovasi dengan membuahkan hasil maksimal.
Pada acara tersebut Sekretaris LP4M dibantu oleh Dr. Abdul Samik, drh.,MS., Koordinator Pelaksana KKN-BBM juga menjadi narasumber dengan makalah berjudul “Falsafah dan Konsep KKN-BBM”. Dalam paparan itu ditekankan mulai dari survey sampai penarikan diperlukan pembuatan SOP yang terus direvisi dari waktu ke waktu. Ditekankan kepada DPL Lama bertugas membuatan SOP dan DPL Baru fokus memperoleh pengarahan dari beberapa narasumber.
Nara sumber yang dihadirkan dalam ToT ini antara lain Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.Kes yang menyampaikan terkait program GELIAT (Gerakan Peduli Ibu Hamil dan Anak Sehat), Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si terkait KKN Tematik, Dr. Trilas Sarjito, drh., M.Si tentang Observasi, Alur dan Tahapan KKN BBM, Yeni Damayanti, M.Si., drh mengenai Partisipasi Masyarakat, dan Dr. Lilis Sulistyorini, Ir., M.Kes mengajarkan masalah evaluasi.
Sementara itu Wakil Rektor I UNAIR Prof. Dr. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM dalam pengarahannya kepada peserta meminta kepada para DPL KKN agar program pengabdian masyarakat dalam KKN BBM ini dianalisis, ditulis, dan dipublikasikan.
”Kita harus berkomunikasi dengan dunia melalui tulisan. Kita punya banyak data, tapi yang kemudian ditulis sangat sedikit. Suka tidak suka budaya menulis harus dikembangkan,” pinta Prof. Djoko Santoso. Di akhir sambutannya ia mengajak untuk bekerja sama secara tim dan berjamaah menguntai jalan membawa UNAIR menuju ranking 500 terbaik dunia. (*)
Penulis: Humas LP4M Editor : Bambang ES
Pertahankan Reputasi Siswa
yang Diterima, Tiga Sekolah
Kunjungi UNAIR
UNAIR NEWS – Ingin mempertahankan reputasi jumlah siswanya
yang dapat lolos diterima kuliah di Universitas Airlangga (UNAIR) tahun akademik 2017 nanti, 216 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kabupaten Gresik, berkunjung ke UNAIR, Senin (21/11) kemarin. Tujuan yang utama, agar sejak dini mengetahui secara langsung seluk-beluk proses penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2017, baik secara nasional (SNMPTN dan SBMPTN) maupun secara intern UNAIR (jalur Mandiri).
Dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Drs. Suswanto, MM., ia menyampaikan rasa bangganya bahwa tahun lalu siswa-siswi dari SMA Negeri 1 (SMANSA) Gresik merupakan sekolah peringkat terbanyak IV yang siswanya diterima di UNAIR.
Seperti diketahui, peringkat I SMA Negeri 5 Surabaya (166 siswa), peringkat II SMA Negeri 2 Surabaya (155 siswa), dan peringkat 3 SMA Negeri 15 Surabaya (132 siswa). Sedangkan SMA Negeri 1 Gresik di urutan keempat dengan diterima 128 siswa.
”Karena itulah lebih dari dua pertiga siswa kelas XII kami ini ingin menggali informasi yang sejelas dan sedetil mungkin, ibaratnya mulai dari A hingga Z, tentang bagaimana penerimaan mahasiswa baru di UNAIR khususnya. Jadi punya gambaran lengkap, dan harapan kami bisa mengantarkan anak-anak semakin banyak yang bisa diterima masuk UNAIR,” tambah Enny Suryantari, SPd, Wakil Kepala Sekolah yang juga turut mengantarkan siswanya.
RATUSAN siswa-siswi Madrasah Aliyah Ma’arif NU Assa’adah, Kabupaten Gresik, yang berkunjung ke UNAIR 7 November 2016 lalu. (Foto: BE Santoso)
Minat tinggi ingin masuk UNAIR itu terbaca dari saat tanya-jawab (dialog). Tercatat sebelas siswa mengajukan pertanyaan dalam tiga sessi dialog dengan nara sumber dari Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR Drs. Imam Siswanto, M.Si. Yang dipertanyakan mulai dari prestasi akademik, sertifikat prestasi non-akademik, pilihan jurusan IPA dan IPS, reputasi IPK (Indeks Prestasi Komulatif) alumninya, dsb.
siswa-siswi SMA Negeri IV Bojonegoro (9/11) yang diterima di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), dan Madrasah Aliyah Ma’arif NU Assa’adah Gresik (7/11) yang diterima di gedung Student Center (SC). Tujuan mereka juga sama, ingin mengetahui secara langsung dan sejak dini tentang informasi penerimaan mahasiswa baru di UNAIR tahun akademik 2017. (*)
Penulis: Bambang Bes
Lokakarya
PKM-GT
Bedah
Proposal Sebelum Didaftarkan
ke PIMNAS
UNAIR NEWS – Dalam menyongsong Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(PIMNAS) 2016, Dirmawa Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Lokakarya Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT), Jumat (8/4). Dalam acara itu hadir puluhan Tim PKM-GT yang terdiri dari ratusan mahasiswa, serta dua anggota Tim Pembina Kemahasiswaan (TPK) Agus Widyantoro, SH., MH., dan Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh., M.Kes yang memberi pengarahan.
Dalam lokakarya itulah “dibedah” belasan judul PKM-GT yang dirancang akan diajukan mahasiswa UNAIR untuk diseleksikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Pendaftaran proposal PKM-GT ini akan ditutup pada 29 April 2016 ini. Sehingga dengan lokakarya ini diharapkan rancangan proposal PKM-GT yang akan diajukan menjadi lebih baik, lebih “melangit” tetapi tetap membumi, serta semakin tajam dalam penulisannya, sehingga akan semakin banyak tim yang lolos PIMNAS ke-29 tahun 2016.
”Biasanya untuk PKM-GT ini dari UNAIR rata-rata ada 40-an proposal yang didaftarkan. Mudah-mudahan tahun ini lebih banyak,” kata Afri Andiarto, Staf Bagian Kemahasiswaan UNAIR. Menurut rencana, PIMNAS Ke-29/2016 ini akan dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada agenda rutin ilmiah tahunan itu, dari UNAIR terdapat 167 judul PKM yang didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). PKM yang didanai itu terdiri 64 Penelitian (P), 33 PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), 43 PKM-Kewirausahaan (PKM-K), dan tiga judul PKM-Teknologi (PKM-T), dan 24 PKM-Karsa Cipta (PKM-KC).
Dalam pengarahannya, Agus Widyantoro, SH., MH mengatakan banyak peristiwa yang terjadi dan bila dianalisis akan sangat menarik untuk ditawarkan suatu solusinya. Disinilah PKM-GT disodorkan. Namun tidak hanya sekedar menawarkan ide/gagasan, tetapi juga harus dengan rincian nilai lebih, pertimbangan “plus-nya”, manfaatnya dan aplikasinya, termasuk nilai ekonominya.
”Banyak sekali permasalahan yang menunggu solusi itu. Misalnya, mengapa banyak orang bunuh diri? Di kota-kota banyak orang hidup kleleran. Bagaimana mengatasi banyak kecelakaan yang selalu terulang setiap H-7 dan H+7 hari Raya. Itu semua persoalan psikologi, persoalan ekonomi, budaya, dsb,” kata Agus, dosen FH yang sering menjadi Pimpinan Kontingen PIMNAS UNAIR itu.
Ditambahkan oleh Dr. E. Bimo Aksono, dalam PKM-GT itu sah-sah saja menyodorkan gagasan yang “terbang tinggi” atau “mimpinya” apa, tetapi tetap harus membumi. Artinya gagasan itu bisa direalisasikan dengan nilai manfaat yang signifikan, sehingga tidak hanya “diangan-angan” dan sulit diwujudkan. Sehingga kreativitas yang ada akan merekomendasikan kekuatan naskah PKM-GT itu.
PKM-GT harus benar-benar sistematis dan runtut. Mulai dari pendahuluan yang tidak “bertele-tele”, gagasan, substansi gagasan, solusi yang ditawarkan, perannya dalam solusi atas masalah, termasuk peran pemerintah, dst.
”Karena tujuan PKM-GT ini antara lain untuk menumbuhkembangkan karya tulis dalam bentuk gagasan atau adu kreatif. Jadi akan mengadu ‘mimpi-mimpi’ orang,” kata Bimo Aksono, yang juga Sekretaris Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR itu. (*) Penulis : Bambang Bes
UKM KSR – PMI UNAIR Raih
Beragam Penghargaan di Hari
Sukarelawan
UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang
Merah Indonesia (UKM KSR PMI) UNAIR berhasil meraih posisi ketiga dalam penghargaan “Penugasan Terbanyak”, dalam peringatan Hari Sukarelawan PMI yang digelar di Markas Besar PMI Kota Surabaya, Senin, (26/12). Penghargaan tersebut diberikan kepada unit PMI se-Surabaya yang selalu mengirimkan anggotanya dalam penanganan bencana.
Tidak hanya itu, beberapa anggota UKM KSR PMI UNAIR juga mendapatkan penghargaan di tiga kategori lainnya, yaitu kategori Sukarelawan Pelayanan Kesehatan yang diraih oleh Ismayangkar P.U dan Fiona Reka P, serta kategori Sosial dan juga kategori Sukarelawan Peningkatan Kapasitas Sukarelawan yang diraih oleh Siti Masriyah dan Indra Oditya P.
raihan penghargaan tersebut sebagai bukti bakti UKM KSR PMI UNAIR kepada masyarakat. “Penghargaan ini menurut saya bukan sebagai ajang persaingan, namun memang tugas wajib dari anggota UKM KSR PMI yang sigap dalam membantu masyarakat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Salim tersebut.
Pemberian penghargaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh PMI Pusat Kota Surabaya dalam memperingati Hari Sukarelawan PMI setiap tahunnya. Untuk tahun ini, Hari Sukarelawan PMI mengangkat tema “Membangun Kebersamaan dan Perdamaian”. Penghargaan – penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi PMI Kota Surabaya kepada unit – unit PMI di Surabaya yang sudah turut andil dalam pelayanan kemanusiaan.
Menurut Salim, UKM KSR PMI UNAIR sudah sering mendapat penghargaan di peringatan tersebut. Dikarenakan kesigapan dan tanggung jawab UKM tersebut dalam menolong dan mengabdi kepada masyarakat. “Tahun lalu UNAIR meraih predikat sebagai unit PMI terbaik se-Surabaya dan penghargaan diberikan langsung oleh Bu Risma,” tandasnya.
“KSR PMI sendiri kan memiliki tujuan utama yaitu tugas kemanusiaan, kami melakukan semua tulus dari hati untuk menjadi relawan dan membantu sesama. Kita tidak hanya modal tenaga saja, melainkan ilmu dan skill yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat,” tambahnya.
Salim berharap, ia dan kerabatnya di UKM KSR PMI bertekad untuk selalu sigap dan hadir sebagai relawan di setiap hal yang berkaitan dengan bencana dan pelayanan manusia. “Harapan kami untuk KSR PMI UNAIR agar tetap selalu menjadi yang t e r b a i k d a n t e t a p b i s a b e k e r j a m e m b a n t u s e s a m a , ” pungkasnya.(*)
Penulis : Faridah Hari
WANALA UNAIR Daki Puncak
Denali Alaska Tahun Depan
UNAIR NEWS – Ekspedisi kelima Seven Summits WANALA UNAIR
dipastikan akan dilaksanakan tahun depan. Pada pertengahan tahun 2017, tim WANALA UNAIR akan mendaki Gunung McKinley atau yang sering dikenal dengan nama Denali, puncak tertinggi di lempeng belahan bumi utara. Rencananya, tiga orang pendaki terpilih dari WANALA UNAIR akan mencoba menaklukkan gunung dengan tinggi mencapai 20.237 kaki atau 6.168 meter di atas permukaan laut tersebut.
Senin siang (29/2), tiga anggota WANALA UNAIR yang tergabung dalam manajemen ekspedisi ke Denali, yaitu Faisal (Ketua Pelaksana), Suci Wulandari (Sekretaris), dan Wahyu Nur Wahid (Ketua Bidang Administrasi) berkunjung ke kantor redaksi UNAIR NEWS mengabarkan rencana ekspedisi tersebut.
“Seven summits adalah wujud kecintaaan kami pada alam dan tanah air. Sebagai organisasi mahasiswa pecinta alam, maka ini adalah cara kami menunjukkan harga diri kami sebagai sebuah organisasi,” ujar Faisal menjelaskan latar belakang dilaksanakannya ekspedisi seven summits ini.
Dalam ekspedisi ke Denali ini, menurutnya, saat ini pihaknya tengah melakukan seleksi untuk mendapatkan nama pendaki yang akan diberangkatkan ke gunung yang terletak di Alaska, Amerika Serikat tersebut. Sembilan orang tercatat telah mendaftarkan diri untuk mengikuti ekspedisi, dua dari sembilan orang yang mendaftar tersebut adalah perempuan.
Sebagaimana sebelumnya, pendakian dalam rangkaian ekspedisi seven summits selalu membutuhkan stamina lebih. Sembilan orang yang mendaftar pun saat ini tengah mempersiapkan stamina
mereka. Dari segi fisik, mereka terus berupaya melatih ketahanan dan kebugaran fisik, antara lain dengan latihan lari tanpa henti dengan trek sepanjang 10 kilometer hingga pendakian ke tiga gunung yang dijadikan uji coba yakni Arjuna, Welirang, dan Bromo.
“Kami sedang mengajukan proposal sponsorship ke berbagai perusahaan dan jaringan alumni UNAIR,” ujar Wahyu Nur Wahid. Ekspedisi seven summits merupakan serangkaian pendakian ke tujuh puncak gunung tertinggi di masing-masing benua yang dilaksanakan oleh WANALA UNAIR. Empat dari tujuh puncak tertinggi telah digapai oleh tim yakni Puncak Cartenz, Gunung Jaya Wijaya, Indonesia (1994), Puncak Kilimanjaro, Tanzania (2009), Puncak Gunung Elbrus, Rusia (2011), serta Puncak Aconcagua, Argentina (2013). Selain ke Puncak Denali, ekspedisi ke Vinson Massif di Antartika serta Everest di Himalaya akan menggenapi ekspedisi seven summits mereka.(*) Penulis: Defrina Sukma S
Editor: Yeano Andhika
UKT dan Prasyarat Bidikmisi
Harus Diperhatikan
UNAIR NEWS – Salah satu pertanyaan yang kerap muncul saat
sosialiasi terkait jalur penerimaan mahasiswa baru Universitas Airlangga ke berbagai daerah adalah biaya kuliah. Dalam sosialisasi SNMPTN dan SBMPTN 2017 di Bangkalan, salah satu guru mengajukan pertanyaan.
“Bagaimana bila siswa pada semester satu nilainya bagus, tetapi fluktuatif pada semester selanjutnya, ditambah kondisi
ekonomi mereka tidak mampu?,” tanyanya.
Menjawab pertanyaan itu, pemateri dari Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR Taufik, S.T., M.Kom., mengatakan, biaya kuliah bergantung golongan uang kuliah tunggal (UKT). Di perguruan tinggi negeri, termasuk UNAIR, biaya kuliah dikelompokkan dalam enam golongan UKT. Besaran UKT di masing-masing golongan ditentukan berdasarkan kemampuan orang tua dan prodi. Di UNAIR, UKT golongan enam adalah mahasiswa penerima Bidikmisi.
“Untuk yang tidak mampu, masih dibuka peluang untuk mendaftarkan beasiswa (Bidikmisi) bagi pelajar yang berprestasi,” tutur Taufik. Pada tahun ini, besaran UKT di UNAIR masih belum diputuskan oleh Rektor.
Pada tahun 2017, pendaftaran sekolah dan siswa untuk Bidikmisi dimulai sejak tanggal 14 Januari lalu. Untuk proses SNMPTN dimulai pada 18 Februari sampai 6 Maret 2017, sedangkan untuk proses SBMPTN dimulai pada 8 April sampai 5 Mei 2017.
Saat dinyatakan lolos SNMPTN/SBMPTN, dokumen-dokumen yang dilampirkan calon penerima Bidikmisi akan diverifikasi. Sekretaris Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Dr. Bimo Aksono, drh., M.Kes., yang juga hadir dalam sosialisasi tersebut mengatakan, proses verifikasi itu dilaksanakan agar perguruan tinggi tak salah sasaran dalam memberikan beasiswa. Dalam proses verifikasi, tim survei akan mengunjungi langsung wilayah calon penerima yang terindikasi mampu secara ekonomi. “UNAIR tak mungkin salah sasaran karena nanti akan kita verifikasi dan melihat kondisi riilnya. Walaupun rumahnya jauh di pulau (terpencil), kita tetap akan datang. Pada saat survei kita akan mengajak pak RT/RW atau aparat setempat agar data juga valid,” tutur Bimo.
Lalu, bagaimana bila orang tua atau wali siswa memiliki penghasilan yang tidak tetap? Bimo mengatakan, calon penerima Bidikmisi adalah mereka yang kedua orang tuanya atau walinya
memiliki pendapatan kotor maksimal sebesar Rp 3 juta per bulan, atau yang bila dibagi jumlah anggota keluarga maksimal Rp 750 ribu setiap bulannya.
Dokumen yang perlu dilampirkan dalam pendaftaran adalah surat keterangan lulus dari kepala sekolah, fotokopi rapor semester satu sampai enam yang dilegalisir, fotokopi ijazah yang dilegalisir, fotokopi nilai ujian akhir nasional yang dilegalisir, surat keterangan tentang prestasi/peringkat siswa di kelas dan bukti pendukung prestasi yang dilegalisir, serta Kartu Indonesia Pintar, Beasiswa Siswa Miskin atau yang sejenis.
Bagi yang belum memenuhi syarat di atas, harus ada Surat Keterangan Penghasilan Orang Tua/Wali atau Surat Keterangan Tidak Mampu yang dikeluarkan aparat setempat, fotokopi kartu keluarga atau surat keterangan tentang susunan keluarga, fotokopi rekening listrik bulan terakhir (apabila tersedia aliran listrik), dan bukti pembayaran PBB (apabila mempunyai bukti pembayaran) orang tua atau wali. (*)
Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Tut Wuri Handayani, Prinsip
Dharmawanita Persatuan UNAIR
UNAIR NEWS – Jumat, (5/2), bertempat di Aula Soemarto Fakultas
Kesehatan Masyarakat (FKM) digelar Rapat Kerja (raker) I Dharma Wanita Persatuan Universitas Airlangga. Raker ini sebagai bagian dari program tahunan dharma wanita, yang akan menjalankan berbagai kegiatan dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Dari 45 anggota dharma wanita pusat, hadir sebanyak 38
anggota. Program kerja yang direncanakan meliputi bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
Triyani Purnamawati Nasih selaku Ketua Dharma Wanita menuturkan secara garis besar tidak banyak perubahan pada program kerja Dharma Wanita tahun ini.
“Karena orientasi kita lebih banyak sulaturahmi dan berkumpul agar selalu dekat. Kegiatan pokok yang selalu dilakukan diantaranya raker, peringatan hari kartini, pembagian sembako gratis kepada pegawai golongan 1 dan 2 di UNAIR, dan juga warga di sekitar UNAIR. Ada bebearpa kelurahan yang ditunjuk,” tutur triyani.
“Harapan ke depan Dharma Wanita sebagai supporting system. Kalau ibu-ibu silaturahminya bagus, bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal. Tut wuri handayani,” tutur triyani Nasih.
Sementara itu, program kerja dalam bidang pendidikan yang disampaikan oleh Nyoman Anita Damayanti (Dr., drg., MS.) meliputi bidang pendidikan formal dan nonformal. Dalam bidang formal, program kerja yang dibentuk yaitu mengadakan kunjungan kepada Taman bermain Anak Ceria Fakultas Psikologi UNAIR.
“Kunjungan ini dimaksudkan untuk memberikan penguatan kepada para pengasuh, agar Taman bermain Anak Ceria di Fakultas Psikologi UNAIR bisa dijadikan contoh bagi yang lain,” papar Nyoman.
Dalam bentuk bimbingan belajar yang tidak formal. Program ini nantinya juga akan mengajak para mahasiswa sebagai volunteer. Program kerja yang akan direalisasikan dalam waktu dekat adalah peringatan hari kartini yang jatuh pada bulan April. Kegiatan pada peringatan tersebut meliputi talkshow dan bazar. Talkshow yang akan mengundang pakar ahli dibidangnya tersebut mengambil tema “Melindungi Anak dari Kekerasan”. Kegiatan ini nantinya juga mengundang perwakilan dari masing-masing fakultas di UNAIR dan beberapa unit serta badan di lingkungan
UNAIR.
Setelah raker selesai, Nyoman yang merupakan penggagas Gerakan Peduli Ibu Hamil dan Anak Sehat (GELIAT) UNAIR menyampaikan materi sosialisasi seputar GELIAT UNAIR. Dari pemaparannya tersebut ia berharap para anggota Dharma Wanita ikut mensosialisasikan GELIAT UNAIR kepada para ibu-ibu muda serta suami.
Nyoman juga mencanangkan program pemberian pendidikan berupa baca tulis kepada anak-anak di sekitar lingkungan UNAIR yang tidak mengenyam bangku sekolah. Meskipun secara formal program tersebut belum tertulis, namun Nyoman mengaku akan memulai program tersebut dalam lingkup kecil.
Hasil raker akan disampaikan kepada rektor UNAIR, untuk dijadikan bahan laporan dan saran, jika memang diperlukan. Laporan hasil kegiatan Dharma Wanita selama 1 tahun nantinya juga akan menjadi bahan untuk dilaporkan ke pemerintah provinsi.
Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Defrina Sukma S.
Kampus Jadi Tempat Kaderisasi
Paham Radikal
UNAIR NEWS – Indonesia memang negara multikultural. Salah satu
hal yang membuat Indonesia dipuji oleh negara lain adalah ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan satu sama lain. Namun, multikulturalisme itu bukan tak pernah diuji.
merasa paling benar adalah salah satu ancaman bagi keutuhan bangsa Indonesia. Aksi separatisme atau radikalisme, atau ketegangan semacamnya dinilai akan tetap ada selama hayat masih dikandung badan. Namun, ada pula eks separatis yang telah meninggalkan prinsip atau paham yang telah dianutnya. Berkaitan dengan hal itu, Pusat Riset Ilmu Kepolisian, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, mengadakan roadshow seminar tentang Program Kampanye Toleransi dan Anti-Kekerasan di sepuluh perguruan tinggi ternama di Indonesia. Di Universitas Airlangga, roadshow seminar dilakukan di Aula Student Center Kampus C UNAIR pada Kamis (24/3).
Sebagai pembicara pada seminar roadshow di UNAIR dihadiri oleh Prof. Sarlito Wirawan Sarwono selaku Guru Besar bidang Psikologi Sosial UI dan Yusuf Harris selaku eks Jamaah Islamiyah. Seminar tersebut dihadiri oleh mahasiswa dari fakultas di UNAIR.
Dalam seminar tersebut Harris bertutur tentang awal mula ia bergabung dengan JI. Ia bergabung dengan JI pada saat ia masih berkuliah. Seperti pada gerakan-gerakan radikal pada umumnya, ia dicuci otak oleh para senior di organisasi tersebut. Setelah bertahun-tahun ia bergabung dan menerima berbagai pelatihan militer, ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari organisasi JI.
Harris juga menerangkan seputar kaderisasi organisasi radikal. Kaderisasi itu dimulai sejak awal mahasiswa berkuliah di kampus. Harris memberikan saran kepada para mahasiswa yang hadir di hadapannya agar mereka tetap menjalin komunikasi dengan lingkungan sekitar (rekan mahasiswa aktif).
“Saran saya, ketika kalian (mahasiswa) dikader seperti itu, tetaplah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar Anda. Jangan pernah simpan semuanya sendiri. Minta masukan juga dari teman-teman Anda,” tutur Harris.
tempat untuk ajang kaderisasi. Dalam proses itu, mahasiswa dicekoki dengan paham radikal seperti khilafah.
Menanggapi cerita dari mahasiswa itu, Prof. Sarlito berharap agar mahasiswa senantiasa untuk berpikir kritis dan memperkuat kualitas ajaran agama masing-masing dalam menghadapi paham-paham radikal. Bagaimana pun, radikalisme ibarat rantai yang tak bisa diputus.
“Kalau kita nggak punya pandangan kritis, kita bisa terbawa dengan pandangan-pandangan semacam itu,” tutur Prof. Sarlito. Prof. Sarlito juga mengkritisi tentang wacana ‘pengkafiran’ dan berbagai regulasi di kalangan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ia tak sependapat apabila kinerja pemimpin dianggap buruk hanya karena si pemimpin tak seagama dengan kelompok masyarakat yang mengkritik. (*)
Penulis: Defrina Sukma S Editor: Rio F. Rachman
Kominfo dan UNAIR Buka
Beasiswa Bagi Mahasiswa S-2
Komunikasi
UNAIR NEWS – Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bekerja
sama dengan Universitas Airlangga memberikan beasiswa kepada pegawai negeri sipil untuk melanjutkan kuliah di program studi S-2 Komunikasi. Beasiswa tersebut diberikan setelah pelajar yang bersangkutan diterima di perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo sebagai tempat belajar.
dan Komunikasi Dr. Santi Isnaini ketika diwawancara oleh UNAIR News, Rabu (15/3). Santi mengatakan, ada tujuh perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo. Yakni, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, dan tentu saja UNAIR.
Setiap penerima beasiswa ini tak perlu khawatir dengan biaya pendidikan. Sebab, beasiswa dalam negeri sudah mencakup biaya pendidikan per semester, biaya operasional dan biaya buku yang besarannya ditentukan sesuai masa studi.
Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, peserta harus merupakan PNS pada instansi pemerintah pusat maupun daerah, dan anggota TNI/Polri yang bekerja di bidang kehumasan dan pengelolaan informasii publik. Peserta maksimum berusia 37 tahun saat mendaftarkan diri dan memiliki masa kerja minimum dua tahun. Selain itu, peserta juga harus mendapatkan izin dari pejabat setingkat eselon tiga di instansi yang bersangkutan untuk menjalani pendidikan. Syarat lainnya yang harus dipenuhi peserta adalah mereka belum memiliki gelar master dan tidak sedang menjalani pendidikan di lembaga lain.
“Persyaratan lainnya mengikuti persyaratan masing-masing perguruan tinggi yang dipilih. Kalau di UNAIR, kami mensyaratkan saat pendaftaran, pelamar program studi harus membawa praproposal tesis. Hal ini untuk memudahkan kami untuk menentukan supervisor tesis,” tuturnya.
Terkait dengan kuota, setiap tahunnya UNAIR menerima 10 hingga 15 orang penerima beasiswa.
Sejak tahun 2013, UNAIR dipercaya oleh Kominfo sebagai mitra untuk menyelenggarakan pendidikan jenjang master program studi Komunikasi. Pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi pada Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR mengatakan bahwa lulusan program beasiswa ini telah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Peserta
program di antaranya berasal dari daerah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan.
“Dari cerita-cerita, setelah mereka lulus dari sini (UNAIR), mereka banyak mengembangkan inovasi-inovasi di SKPD (satuan kerja perangkat daerah, red) tempat mereka bekerja,” tutur Santi.