• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Mutia Handayani *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Mutia Handayani *"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

130

Pengembangan Koleksi Perpustakaan Mutia Handayani*

Abstract: In principle, the development of good library collection needs require a long and ongoing process. sufficient and balanced collection for the needs of library users cannot be created in a short time, but must be supported by regular and ongoing planning activities. In collection development activities should have a basic knowledge of the development of the collection as well as mastery of the subject and the readers’ needs. Keywords: Library, Collection Development, Planning

Pendahuluan

Pengembangan koleksi adalah proses untuk memastikan bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang dilayaninya dengan cara yang tepat waktu dan ekonomis dengan menggunakan sumberdaya informasi yang dihasilkan baik dari dalam maupun dari luar organisasi/lembaga. Pengembangan koleksi yang efektif membutuhkan penciptaan sebuah perencanaan untuk mengkoreksi kelemahan-kelemahan koleksi dalam waktu yang sama juga mempertahankan kelebihan-kelebihannya. Kebijakan pengembangan koleksi adalah statemen tertulis tentang perencanaan, yang memberikan rincian atau uraian untuk memandu staf perpustakaan. Statemen kebijakan merupakan sebuah dokumen yang mempresentasikan suatu rencana aksi dan informasi yang digunakan untuk memandu staf dalam pembuatan keputusan. Khususnya, staff akan dapat berkonsultasi dengan kebijakan pengembangan koleksi ketika mempertimbangankan menambah subjek dan menentukan seberapa banyak penekanan diberikan untuk masing-masing subjek. Pada saat yang sama, kebijakan itu

(2)

131

harus menjadi sebuah mekanisme komunikasi dengan masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan dan juga pihak yang mendanainya1. Kebijakan pengembangan koleksi juga merupakan rencana induk (master plan) untuk membangun dan menjaga koleksinya, kebijakan pengembangan koleksi harus mencerminkan dan berhubungan dengan perencaan perpustakaan lainnya khususnya dalam jangka panjang dan strategis 2.

Agar kebijakan pengembangann koleksi berjalan dengan konsisten dan terarah maka diperlukan adanya suatu pernyataan kebijakan pengembangan koleksi tertulis yang berfungsi sebagi pedoman. Kebijakan tertulis ini tidak hanya mengungkapkan hubungan antara pengembangan koleksi dan sasaran-sasaran lembaga induknya, tetapi juga diperlukan sebagai pedoman praktis dalam menghadapi masalah seleksi dan untuk menunjang serta membantu dalam memberikan justifikasi terhadap seleksi yang telah dilaksanakan bagi perpustakaan. Keputusan mengenai cara pengembangan koleksi yang dicantumkan tertulis merupakan dasar untuk perencanaan operasional perpustakaan yang lebih luas.3

Ribuan perpustakaan dan pusat-pusat informasi tidak mempunyai kebijakan tertulis, tetapi mempunyai koleksi yang kuat. Keberuntunganlah yang memainkan peran kuat dalam kepemilikan koleksi yang kuat, tanpa kepemilikan kebijakan tertulis yaitu keberuntungan telah memiliki individu-individu yang memikul tanggung jawab dalam collection building dengan kecemerlanngan yang tinggi dan didorong oleh komitmen yang tinggi terhadap perpustakaannya dan koleksi-koleksinya. Sebagai hasilnya, individu-individu ini juga mempunyai pengetahuan yang luas tentang subyek-subyek koleksi dan kebutuhan penggunanya. Dalam membicarakan individu-individu semacam ini, seseorang seringkali menemukan bahwa sebenarnya mereka juga mempunyai perencanaan dan kebijakan meskipun tidak tertulis atau ternyatakan dalam diatas kertas. Akan tetapi suatu kebijakan pengembangan koleksi tertulis

1 Evans, G. Edward ,Developing library and information center collection.

(Littleton, Colorado : Libraries Unlimited, 2000), Chapter 3

2

Evan, G. Edward, ibid., hlm. 69-70

3 Bonk, Waller dan Magrill, Rose Mary, Building Library Collection, 5th ed.,

(3)

132

juga seharusnya ada pada setiap perpustakaan, karena dengan adanya kebijakan tertulis akan membantu menjamin kontinuitas dan konsistensi dalam program pengkoleksian meski terjadi perubahan dalam hal staf maupun anggaran. Kebijakan pengembangan koleksi bahkan menjadi lebih penting bagi perpustakaan sekolah sebab banyak gangguan terhadap materi-materi tertentu. Lebih jauh, kebijakan pengembangan koleksi dapat dijadikan fondasi bagi pengembangan manual atau handbook yang bersifat praktis untuk membantu pustakawan dalam seleksi bahan pustaka. Hanbook semacam ini dikembangkan oleh Library of Congress4.

Rancangan Kebijakan pengembangan koleksi tertulis harus disusun berdasarkan data-data yang akurat yang menyangkut :

 Kekuatan dan kelemahan koleksi yang ada;

 Masyarakat yang dilayani, apa kebutuhan mereka;

 Sumberdaya lain yang tersedia bagi pemakai secara lokal dan yang dapat diakses melalui pinjam antar perpustakaan.5 Teori-Teori Dalam Pengembangan Koleksi.

Berikut ini ada beberapa perbandingan teori-teori Proses Pengembangan Koleksi6:

a. McColvin, Theory of Book Selection, (1925) 1. Informasi harus seakurat mungkin.

2. Buku harus lengkap dan seimbang, sesuai dengan subyek dan cakupan.

3. pengarang harus membedakan antara fakta dan opini. 4. Kemutakhiran informasi merupakan factor penentu. 5. Gaya penulisan dan pengulasan subyek harus sesuai

dengan kebutuhan pemakai.

6. Utamakan buku yang mencerminkan nilai-nilai budaya negara asal. Maksudnya: jika topik dibahas berbeda-beda di berbagai negara maka yang harus menjadi pilihan pertama ialah pembahasan dari negara asal.

7. Ciri fisik buku pada umumnya kurang penting, kecuali jika ada dua buku dengan isi serupa. Jika ini terjadi maka

4

Evan, G. Edward, Op. Cit hlm.70-71

5 Evan, G. Edward, ibid., hlm.71. 6 Evan, G. Edward , ibid., hlm.92-93.

(4)

133

faktor-faktor seperti huruf, ilustrasi, penjilidan, kertas, indeks, bibliografi, dsb. Dapat membantu pengambilan keputusan.

b. Drury, Book Selection, (1930)

1. Menentukan standard yang wajar untuk mengukur semua buku.

2. Menerapkan criteria yang masuk akal, mengevaluasi isi buku.

3. Berusaha untuk mendapatkan judul yang terbaik dalam semua subyek. Namun judul-judul yang tidak terlalu berat (sedang-sedang saja) akan lebih banyak dibaca, dari pada judul yang sangat rumit/terlalu berat.

4. Lebih baik memperbanyak kopi dari pada membeli dalam jumlah yang besar

5. Adakan buku-buku klasik dan standard. 6. Pilihlah untuk pemanfaatan yang positif. 7. Kembangkan koleksi sejarah local.

8. Bersikaplah terbuka dan fair dalam seleksi, untuk menghindari pengaruh, bias/subyektifitas.

9. Lakukan seleksi atau karya-karya fiksi.

10. Jika terpaksa membeli edisi dalam bentuk jilidan, pertimbangkanlah dengan kondisi sirkulasi dan peminjaman.

11. Carilah informasi penerbit, harga dan kelebihan suatu penerbit.

12. Carilah informasi pengarang dan karya-karyanya. c. Haines, Living With Books, (2nd ed. 1950)

1. Kenali/ketahuilah karakteristik dan minat umum dan khusus masyarakat.

2. Ketahuilah subyek-subyek yang sedang menjadi pusat perhatian (sedang ngetop),- topik umum, nasional dan lokal.

3. adakanlah subyek-subyek baru tadi/semua subyek yang disebut pada no.2 harus diwakili dalam koleksi.

(5)

134

5. Sediakan bahan yang bisa menunjang aktivitas organisasi/badan setempat.

6. Sediakan bahan untuk pembaca actual maupun potensial. Penuhi kebutuhan yang ada dan coba aantisipasi permintaan yang akan timbul karena peristiwa atau kondisis-kondisi yang sedang menarik perhatian atau dengan memperhatikan bahan manayang makin banyak digunakan.

7. Hindari seleksi buku yang tidak diminta/diminati; keluarkan buku yang sudah tidak berguna lagi.

8. Pilihlah beberapa buku yang bernilai permanen (karya klasik/terbaik) meskipun mungkin kurang dibaca, sebab fondasi koleksi perpustakaan ialah karya-karya besar ini. 9. Seleksi harus dilakukan tanpa berat sebelah atau pilih

kasih. Jangan ada hobi atau pandangan yang diprioritaskan. Untuk topik-topik yang controversial atau mengandung fanatisme picik, janganlah beli bahan, tetapi manfaatkan saja bahan yang disumbangkan.

10. Sedapat mungkin penuhilah kebutuhan pemakai spesialis. Mereka yang membutuhkan buku sebagai sarana (tools) perlu diperhatikan, asalkan bahan perpustakaan tsb. Tidak bersifat terlalu esoteris (sangat khusus sehingga hanya bermanfaat bagi sedikit orang).

11. Jangan berupaya membentuk koleksi lengkapa, melainkan upayakan mendapatkan yang terbaik, yang terbaik tentang subyek , yang terbaik dari pengarang, yang paling berguna dari suatu seri. Jangan anut kebiasaan membeli satu seri atau set lengkap meskipun tidak semua jilid diperlukan.

12. Utamakan buku yang kurang tetapi akan dibaca, alih-alih buku yang lebih bagus tetapi tidak akan dipakai. Jika pustakawan mempunyai pengetahuan yang luas mengenai bahan bacaan, maka ia biasanya akan mampu memilih buku yang berbobot dan menarik dan sesuai dengan tingkat pemahaman tertentu.

13. Ikuti gagasan dan pemikiran yang sedang berkembang dalam masyarakat. Upayakan agar dalam koleksi ada

(6)

135

karya-karya yang cukup mewakili aliran sosial, intelektual dan ilmiah yang penting.

14. Sedapat mungkin adakan secepat mungkin buku baru, khususnya bila buku itu baik dan sedang popular.

d. Ranganathan, Library Book selection, (1952: Rpt. 1990) 1. Buku adalah untuk dimanfaatkan (Book are for use). 2. Setiap pembaca akan membaca buku yang sesuai dengan

yang dibutuhkannya (Every reader his books).

3. Setiap buku memiliki pembacanya sendiri (Every books its reader).

4. Usahakan layanan itu efektif dan efisien (Save the reader time).

5. Perpustakaan adalah organisasi yang berkembang (A library is growing organization).

e. Broadus, Selecting Materials For Libraries, (2nd ed., 1981) 1. Menyadari dampak dunia penerbitan, yang bias

merangsang tuntutan pemakai.

2. Mempertimbangkan antara lamanya tuntutandan intensitas tuntutan.

3. Mempertimbangkan jumlah kemungkinan judul-judul yang diajukan ditolak. Kontroversi akan merangsang tuntutan.

4. Masukkan prosentase standard tinggi, namun masih masuk akal.

5. Mempertimbangkan pinjaman pada masa lalu dari subyek dan judul tertentu. Penggunaan pada masa lalu merupakan sarana prediksi yang sangat bisa dipercaya untuk penggunaan di masa mendatang.

6. Membuat ketetapan untuk melayani kebutuhan pemakai potensial, kemudian mengiklankannya.

7. Mempertimbangkan perbedaan antara tuntutan yang benar-benar tuntutan (biasanya mencerminkan kebutuhan individu) dan kebutuhan artifisial (hasil dari usaha-usaha propaganda yang terorganisir).

(7)

136

f. Curley & Broderick, Building Library Collections, (6th ed., 1985)

1. Perpustakaan umum yang besar dimana pemakainya heterogen, dalam hal layanan dan pengeluaran anggaran untuk buku lebih bias melaksanakan prinsip-prinsip pengembangan koleksi dari pada system perpustakaan lain.

2. Perpustakaan dengan ukuran sedang sama dengan perpustakaan besar, yang membedakan hanya dalam hal pendanaan. Ia biasanya lebih memiliki perhatian yang besar kepada seleksi.

3. Perpustakaan kecil adalah perpustakaan yang paling terbatas. Minimnya staf professional dan dana, menjadikan mereka tidak bias tidak bisa berbuat banyak, sehingga ia hanya berharap agar bisa memenuhi tuntutan pemakai yang benar-benar sangat penting.

4. Perpustakaan perguruan tinggi melayani pemakai yang paling homogen. Umumnya tuntutan adalah prinsip yang berjalan, artinya perpustakaan perguruan tinggi mengadakan materi yang dibutuhkan untuk mendukung program yang sedang berjalan.

Faktor Eksternal Dan Internal Yang Mempengaruhi Pengembangan Koleksi

Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Koleksi7. 1. Eksternal

a) Kebijakan Pemerintah.

b) Keadaan ekonomi dan dukungan finanisal. c) Lingkungan akademik. d) Penerbitan. e) Perilaku pemakai. f) Sikap masyarakat 7

Magrill, Rose Mary dan Corbin, John, Acquisition Management and Collection Development in Libraries, 2nd ed., (Chicago : American Library Association, 1989). Chapter 1.

(8)

137

2. Internal

a) Masyarakat dan institusi.

Analisis masyarakat (community analysis)

 Kurikulum institusi akademik kini dan juga kemungkinan perubahan di masa mendatang.

b) Tujuan Perpustakaan.

c) Kelompok masyarakat dan pemakai yang harus dilayani. d) Koleksi yang telah ada.

e) Sumberdaya yang tersedia:

 Sumber Daya Manusia

 Dana

 Bahan-bahan pustaka yang bisa dibeli

 Bahan-bahan bibliografi yang membantu mengidentifikasi supply.

Proses Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pembaca/pemakai dengan rekaman informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi lain, dengan cara yang seefisien mungkin dan seekonomis mungkin. Pengembangan koleksi mencakup penyusunan kebijaksanaan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan, penyiangan serta evaluasi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan koleksi yang meliputi; analisa pemakai, kebijakan seleksi, seleksi, pengadaan, penyiangan dan evaluasi, dimana seluruh kegiatan tersebut dilakukan oleh staff perpustakaan. Langkah-langkah tersebut adalah sbb:

 Analisis pemakai, merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan kebijakan pengembangan koleksi dengan tujuan untuk menilai/menganalisa berbagai kebutuhan masyarakat pemakai.

 Setelah dilakukan analisa terhadap pemakai, maka hasil analisa tersebut dijadika pedoman/kebijakan dalam menyeleksi koleksi bahan pustaka.

 Kebijakan seleksi yang telah dibuat tersebut digunakan pada tahap kegiatan seleksi.

(9)

138

 Hasil seleksi berupa data-data yang terpilih selanjutnya dibawa ke bagian pengadaan dengan tujuan untuk mengadakan bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, hadiah maupun tukar menukar.

 Koleksi yang telah ada, pada masa tertentu dilakukan penyiangan. Pada dasarnya kegiatan penyiangan merupakan kegiatan evaluasi internal.

 Hasil penyiangan dijadikan bahan untuk evaluasi dalam pemanfaatan koleksi bahan pustaka.

 Akhirnya kegiatan evaluasi pun dijadikan bahan untuk menganalisa kebutuhan masyarakat pemakai pada tahap kegiatan pengembangan koleksi selanjutnya, dan begitulah seterusnya.

Penanggung Jawab Pengembangan Koleksi Dan Selektor

Sampai saat ini penanggung jawab pengembangan koleksi di Perpuspustakaan STAIN Padangsidimpuan tidak ada, karena kebijakan pengembangan koleksi pada perpustakaan tersebut tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Demikian juga dengan selektor untuk pengembangan koleksi tidak ada, yang menjadi selektor untuk pemilihan judul-judul buku adalah para pegawai atau pustakawan perpustakaaan itu sendiri.

Untuk perpustakaan perguruan tinggi terdapat tiga pola organisasi pengembangan koleksi yang mengikut sertakan staf pengajar, yaitu8;

 Staf pengajar memiliki tanggung jawab penuh untuk membelanjakan anggaran pengadaan bahan pustaka, dengan bantuan dan saran dari pustakawan

 Staf pengajar dan pustakawan bekerja sama dalam memikul tanggung jawab

 Pustakawan yang memiliki tanggung jawab penuh, dengan bantuan dan saran dari staf pelajar.

8

Magrill, Rose Mary dan Corbin, John, Acquisition Management and Collection Development in Libraries, 2nd ed., (Chicago : American Library Association, 1989). Chapter 3.

(10)

139

Kegiatan Seleksi Bahan Pustaka

Pustakawan sebagai selektor harus memiliki kriteria seleksi :

 Memahami fungsi dan tujuan perpustakaan tempat ia bekerja.

 Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

 Mengetahui bahan perpustakaan apa saja yang ada di pasaran

 Mengenal prinsip-prinsip seleksi umum, khusus (untuk bidang subyek atau format) dan lokal (disesuaikan dengan kondisi perpustakaan tempat ia bekerja)

 Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat Bantu seleksi yang tepat

 Memahami berbagai kendala (sosial, budaya politik, dsb.) yang harus diperhitungkan agar tercapai keputusan-keputusan (selection decisions) yang dapat dipertanggung jawabkan.

Panitia Pengembangan Koleksi (Tim Seleksi)

 Panitia pengembangan koleksi adalah komite (komisi) yang berperan sebagi penasehat pejabat pengembangan koleksi, pejabat ini merupakan pimpinan perpustakaan. Dua orang pustakawan akan ditunjuk oleh pimpinan sebagai pembantu.

 Panitia merekomendasikan kebijakan, mengkaji masalah– masalah pengembangan koleksi yang menjadi perhatian panitia dan staff professional perpustakaan

 Memberikan masukan untuk berbagai proses pengembangan koleksi

 Memberikan informasi dan mengoreksi kesalahan pada proses pengkajian koleksi

Peran Pimpinan Pengembangan Koleksi

 Pemilihan koleksi perpustakaan adalah tanggung jawab dari pimpinan atau staff pengembagan koleksi. Rekomendasi– rekomendasi terhadap bahan-bahan untuk dijadikan koleksi dikumpulkan. Penyediaan rekomendasi terhadap bahan-bahan untuk dijadikan koleksi adalah hak proregatif pustakawan professional, adapun tanggung jawab akhir disandarkan pada kepala perpustakaan.

(11)

140

 Layanan pengembangan koleksi juga akan mengevaluasi semua koleksi dengan satu pandangan penempatan dan menyeleksi judul-judul retrospektif dan current dari berbagai sarana tinjaun

 Staff pengembangan koleksi berinisiatif meninjau kebijakan pengembangan koleksi tahunan. Staff pengembangan koleksi bekerjasama dengan panitia pengembangan koleksi dan menyerahkan kopian akhir kepada direktur untuk meminta persetujuan. Direktur ini akan mengajukan kebijakan kepada rektor dan wakil rektor dibidang Akademik9.

Kegiatan Tim Seleksi

Kegiatan yang tercakup dalam seleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut :

 memberikan pengarahan pada tim berkenaan dengan kriteria seleksi, alokasi dana, dan hal-hal lain untuk meningkatkan kinerja

 membagi tanggung jawab menurut bidang subyek

 merancang mekanisme yang efektif untuk mendapatkan dan menyalurkan permintaan bahan pustaka dari semua kelompok pengguna

 menetapkan jadwal pertemuan rutin Alat bantu seleksi

Untuk mendapatkan bahan pustaka yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan pemakai maka diperlukan alat bantu yang akan menjadi acuan bagi pustakawan dan petugas seleksi dalam melaksanakan aktivitas seleksi. Pentingnya alat bantu tersebut karena pada umumnya perpustakaan jarang dan bahkan sama sekali tidak mempunyai pakar subyek pada semua bidang koleksinya. Di samping itu pustakawan tidak mungkin melihat sendiri semua judul-judul baru yang terbit, apalagi jumlah buku dan terbitan lainnya terlalu banyak.

9 Futas,Elizabeth, Collection development policies and procedures, 3rd

(12)

141

Secara garis besar alat bantu terdiri atas dua kelompok, yaitu alat bantu seleksi dan alat bantu verifikasi, yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri10.

1. Alat Bantu seleksi.

Alat Bantu seleksi ini membantu pustakawan memutuskan apakah sesuatu diseleksi (akan dibeli atau akan diusahakan pengadaannya dengan cara lain), karena informasi yang diberikan dalam alat bantu ini tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan mengenai isi bahan perpustakaan tersebut dan keterangan lain yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review) dengan panjang yang bervariasi.

Contoh alat Bantu seleksi; majalah tinjauan buku/bahan perpustakaan (reviewing journals), daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu (core list), subyek tertentu, kelompok tertentu.

2. Alat Identifikasi dan verivikasi.

Alat identifikasi dan verifikasi hanya mencantumkan data bibliografi bahan perpustakaan (kadang-kadang dengan harganya). Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul apa yang telah terbit (atau akan diterbitkan) dalam bidang subyek tertentu, dari pengarang atau penerbit tertentu, di negara tertentu atau dalam kurun waktu tertentu, dsb. Alat semacam ini dipakai misalnya untuk memverifikasi apakah judul atau nama pengarang tepat, berapa harga buku, film, peta, terbitan berseri, masih in print atau tidak dan keperluan serupa.

Contoh alat identifikasi dan verifikasi; katalog penerbit, berbagai jenis bibliografi seperti, bibliografi nasional, daftar atau bibliografi seperti Books in Print, Publishers’ Trade List Annual, katalog perpustakaan besar atau penting untuk subyek atau media tertentu. Disamping itu juga ada beberapa indeks yang sangat besar manfaatnya dalam proses seleksi, seperti Book Review Dogest, Book Review Index, Technical Book Review Index, dsb.

Ada tujuh katagori alat bantu untuk pemilihan bahan pustaka yang dikemukakan oleh Evans, yaitu :

10

Evans, G. Edward ,Developing library and information center collection. (Littleton, Colorado : Libraries Unlimited, 2000), Chapter 4

(13)

142

 Sumber-sumber mutakhir untuk buku-buku yang terbit;

 Katalog, flayer dan announcement dari penerbit;

 Tinjauan mutakhir;

 Bibliografi nasional;

 Daftar koleksi inti;

 Daftar subyek;

 Alat bantu seleksi untuk bentuk mikro. [Evans. p.119-120] Khusus untuk proses seleksi, pada umumnya perpustakaan menggunakan majalah tinjauan buku, daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu. Sedangkan alat identifikasi dan verifikasi yang biasa digunakan adalah katalog penerbit, bibliografi nasional, Books in Print, Publishers' Trade List Annual, katalog perpustakaan besar dan lain-lain.

Untuk menunjang proses seleksi, pustakawan selektor harus mengetahui ciri-ciri alat bantu seleksi yang baik. Bonk dan Magrill mengemukakan bahwa suatu tinjauan yang baik idealnya mencakup :

 Informasi tentang pengarang yang jelas;

 Waktu terbitan;

 Mengemukakan apa yang ingin pengarang ungkapkan dalam buku, tentang apa yang telah dilakukan, dan bagaimana upaya tersebut dilakukannya;

 Membandingkan dengan karya lain dalam jenis dan subyek yang sama;

 Menunjukkan kelebihan dan kelemahan buku tersebut;

 Menjelaskan untuk jenis perpustakaan mana buku tersebut sesuai;

 Menunjukkan untuk pemakai mana buku tersebut sesuai. Kesimpulan

Mengingat pentingnya suatu kebijakan pengembangan koleksi, maka sudah seharusnya menjadi acuan bagi perpustakaan agar pengembangan koleksi perpustakaan terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Maka sebaiknya proses pengembangan koleksi ini mestilah menjadi kajian yang harus dilakukan oleh para seluruh pustakawan dilingkungan perpustakaan, karena pengembangan koleksi juga merupakan suatu perencanaan, dengan

(14)

143

demikian proses pengembangan koleksi juga merupakan rencana induk (master plan) untuk membangun dan menjaga koleksinya, oleh karena itu kebijakan pengembangan koleksi harus mencerminkan dan berhubungan dengan perencanaan perpustakaan lainnya khususnya dalam jangka panjang dan strategis.

Oleh karena itu sebaiknya sebuah perpustakaan memulai untuk melakukan kebijakan pengembangen koleksi perpustakaannya demi perkembangan perpustakaan itu sendiri dan juga demi peningkatan kualitas atau mutu dari perguruan tinggi itu sendiri. Karena sudah jelas dikatakan bahwa; Hubungan perpustakaan perguruan tinggi dengan pembangunan nasional adalah dilihat dari tingkat perkembangan suatu negara sebagian besar ditentukan oleh tingkat pendidikan tingginya, sedangkan standar pendidikan tinggi sebagian besar tergantung prestasi perguruan tingginya dan kualitas perguruan tinggi ditentukan oleh perpustakaannya.

Dengan demikian perpustakaan merupakan jantungnya perguruan tinggi, jika seandainya jantung berhenti berdenyut, otomatis seluruh kegiatan yang ada didalam tubuh juga akan terhenti. Perpustakaan merupakan otaknya perguruan tinggi, jika otak sudah betul-betul tidak berfungsi lagi maka, sudah jelas bahwa seluruh kegiatan yang ada ditubuh akan mati total, begitu halnya dengan perpustakaan, jika perpustakaan tidak menampakkan kegiatan di lingkungan perguruan tinggi, maka sudah tentu perguruan tinggi tersebut tidak akan pernah maju, karena kemajuan suatu perguruan tinggi tergantung dari kemajuan perpustakaannya sendiri.

Daftar Pustaka

Bonk, Waller dan Magrill, Rose Mary, Building Library Collection, 5th ed., Methuchen : Scarecrow, 1979.

Evans, G. Edward, Developing Library and Information Center Collection, 2nd ed. on, Colorado : Libraries Unlimited, 1987. Evans, G. Edward, Developing Library and Information Center

Collection, forth. ed., Littleton, Colorado : Libraries Unlimited, 2000.

Jenkins, Clare dan Morley, Mary (ed.), Collection Management in Academic Libraries, Aldershot : Gower House, 1991.

(15)

144

Katz, William A., Collection Development : The Selection of Materials for Libraries, New York : Holt, Rinehart and Winston, 1980. Magrill, Rose Mary dan Corbin, John, Acquisition Management and

Collection Development in Libraries, 2nd ed., Chicago : American Library Association, 1989.

Futas,Elizabeth, Collection development policies and procedures, 3rd ed.Phoenix,Ariz : Oryx Press.

Spiller, David, Books Selection : an Introduction to Principles and Practice, 4th ed., London : Clive Bingley, 1985.

Stueart, Robert D., Collection Development in Libraries, Colorado : Libraries Unlimited, 1991.

Taborsky, Theresa, Collection development policies for college libraries, Chicago Press: ,Association of college and research libraries, 1989.

Aditirto, Irma Utari, Materi Kuliah Pemilihan dan Pengembangan Koleksi, untuk S1 Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan, 2000.

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen komunikasi efektif (status present) pada handover emergency banyak yang tidak sesuai standar, Penerapan pengisian status present pada handover emergency

Proses produksi merupakan kegiatan yang penting bagi perusahaan, proses produksi akan membantu perusahaan meningkatkan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi guru dalam memilih strategi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa di MIM PK

Kedua Setelah variabel daya ledak otot tungkai dikendalikan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kecepatan lari 50 meter antara siswa yang mengikuti pelatihan

Untuk kolom- kolom yang menggunakan format “tab_name,col_name” di dalam SQL statement- nya, sebaiknya berikan kolom alias pada SQL statement tersebut sehingga nama

Terdapat dua permasalahan yang paling utama yaitu permasalahan program linier dan permasalahan knapsack yang akan diselesaikan secara iterasi sampai tidak ada lagi pola yang

Tenaga yang digunakan untuk memutar generator berasal dari energi panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara pada ruang bakar (combustor).. Energi panas dari pembakaran

Ada dua pendekatan langkah penusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis TIK (RPP baTIK), yaitu pendekatan idealis dan pendekatan pragmatis. Dalam