• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL BBTKLPP BANJARBARU 2015"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BBTKLPP BANJARBARU

2014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL

BBTKLPP BANJARBARU

2015

(2)
(3)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja secara garis besar berisikan informasi rencana kerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2014. Rencana kinerja tahun 2014 merupakan upaya pencapaian kinerja program dan kegiatan yang ingin dicapai selama tahun 2014 yang mengacu pada tugas dan fungsi dan rencana aksi kegiatan tahun 2010 - 2014.

Laporan kinerja memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja BBTKLPP Banjarbaru kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Selain itu laporan kinerja juga sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Pada tahun 2014 semua indikator yang ditargetkan berhasil dicapai. Pencapaian target untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

1. Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 Jam telah terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 73,66 %.

2. Jumlah kajian ADKL 57 kawasan (114%) dengan realisasi anggaran sebesar 64,11%.

3. Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan telah terlaksana 8.628sampel dengan realisasi anggaran sebesar 84,11 %.

4. Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan telah terlaksana 26 jenis (104 %) dengan realisasi anggaran sebesar 59,06 %.

5. Dukungan administrasi dan manajemen telah terlaksana 102,53 % dengan realisasi anggaran sebesar 92,28 %.

Meskipun semua indikator yang ditargetkan berhasil dicapai, namun dalam upaya pencapaian indikator-indikator tersebut terdapat kendala/masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian target indikator adalah sebagai berikut :

1. Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas, 2. Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas, 3. Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal,

4. Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama,

5. Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.

Terhadap masalah yang dihadapi tersebut di atas, BBTKLPP Banjarbaru akan melakukan uapaya tindak lanjut sebagai berikut:

1. Meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program, 2. Meningkatkan kemampuan SDM dalam hal rancang bangun

3. Pemberdayaan masyarakat di wilayah penempatan alat TTG

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ………... i

Ikhtisar Eksekutif ….………... ii

Daftar Isi ………... iii

Bab I : Pendahuluan ………. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Maksud dan Tujuan ………... 1

C. Tugas Pokok dan Fungsi ………... 1

D. Sistematika Penulisan ………... 3

Bab II : Perencanaan dan Perjanjian Kerja ……… 4

A. Perencanaan Kinerja ………... 4

B. Perjanjian Kinerja ………... 6

Bab III : Akuntabilitas Kinerja ………. 8

A. Capaian Kerja Organisasi ....………... 8

B. Realisasi Anggaran ... ……….. 32

C. Sumber Daya ... ……….. 32

Bab IV : Kesimpulan ………. 41

(5)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dalam suatu Pemerintahan yang baik salah satu hal yang disyaratkan terselenggaranya good governance.

Dalam rangka mewujudkan hal di atas diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Pasal 3 menyebutkan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan Negara meliputi :

1. Asas Kepastian Hukum

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara 3. Asas Kepentingan Umum

4. Asas Keterbukaan 5. Asas Proporsionalitas

6. Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu cara untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya.

(6)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan akuntabilitas kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 merupakan bentuk pertanggung jawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 yang harus dipertanggung jawabkan oleh kepala BBTKLPP Banjarbaru.

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru adalah :

1. Memberi informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh BBTKLPP Banjarbaru.

2. Sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan bagi BBTKLPP Banjarbaru untuk meningkatkan kinerjanya.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BBTKLPP Banjarbaru sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2349/Menkes/PER/XI/2011 merupakan UPT di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal PP&PL dengan wilayah kerja meliputi tiga provinsi (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur).

BBTKLPP Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan surveilens epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dibidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

Dalam melaksanakan tugas, Unit pelaksana teknis bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi

2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan

4. Pelaksanaan pengembangan model teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi

6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana

7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular 8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra

(7)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

D. SISTEMATIKA PENULISAN IKHTISAR EKSEKUTIF

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan, tugas pokok dan fungsi serta sistematika penulisan yang akan disajikan.

Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan sasaran strategis dan sasaran

kegiatan, pengukuran kinerja serta kebijakan dan strategi untuk mencapai visi dan misi.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran dan analisis pencapaian

kinerja berupa keberhasilan dan kegagalan, permasalahan serta usulan pemecahan masalah, dan menjelaskan tentang sumber daya yang dimiliki.

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas

Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

(8)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

1. RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)

Berdasarkan rencana aksi kegiatan yang telah disusun BTKLPP Banjarbaru tahun 2010-2014, pelaksanaan surveilans berbasis laboratorium diselenggarakan melalui pokok-pokok sebagai berikut :

a. Peningkatan Surveilans Epidemiologi

b. Peningkatan kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan c. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Laboratorium

d. Peningkatan kemampuan rancang bangun dan Teknologi Tepat guna e. Dukungan Administrasi dan Manajemen

Tugas pokok kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi faktor risiko, analisis situasi dan kecenderungan untuk memperkuat pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun pengendalian penyakit, bencana serta pencemaran lingkungan yang berdampak kepada kesehatan masyarakat.

Agar penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan luaran (output), jumlah pemeriksaan kualitas lingkungan, penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan.

BBTKLPP Banjarbaru memiliki wilayah layanan tiga provinsi yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, meliputi 54 kabupaten/kota, dengan dengan berbagai variasi, dan dinamika kependudukan, epidemiologi, kondisi lingkungan serta geografi. Secara bertahap BBTKLPP Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat terlaksana secara optimal.

(9)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Adapun rencana aksi kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru 2010-2014

No Sasaran Indikator Kinerja Terget 2010 2011 2012 2013 2014 1 Meningkatnya kinerja Bidang Surveilans Epidemiologi Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam 65 % (10 kejadian) 70 % (10 kejadian) 75 % (10 kejadian) 80 % (10 kejadian) 85 % (10 kejadian)

2 Meningkatnya kinerja ADKL Jumlah kajian ADKL kawasan 20 kawasan 25 kawasan 30 kawasan 40 kawasan 50

3 Meningkatnya kinerja Bidang Pengembangan Teknologi Laboratorium Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan 60 % ( 5000 spl ) 65 % ( 5500 spl) 70 % (6000 spl) 80 % (6250 spl) 85 % (6500 spl) Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

10 jenis 12 jenis 15 jenis 20 jenis 25 jenis

4 Meningkatnya kinerja Bagian Tata Usaha Dukungan administrasi & manajemen 70 (12 bulan) 75 (12 bulan) 80 (12 bulan) 85 (12 bulan) 90 (12 bulan) Keterangan :

Target indikator no 2 (jumlah kajian ADKL) dan no 3 (jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) adalah target komulasi sesuai RAK BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2010 – 2014

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan target tahunan indikator kinerja sasaran berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi kegiatan. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014, adalah sebagai berikut :

(10)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2014

No Indikator Target

1 Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam 85 % (10 kejadian)

2 Jumlah kajian ADKL 50 kawasan

3

Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan

6500 sampel (85 %)

4 Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

25 jenis

5 Dukungan administrasi dan manajemen 90 % (12 bulan)

Keterangan :

Target indikator no 2 (jumlah kajian ADKL) dan no 3 (jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) adalah target kumulasi sesuai RAK BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2010 – 2014

B. PERJANJIAN KINERJA

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2014. Penyusunan Penetapan Kinerja ini didasarkan pada Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Surat Edaran Menteri Negara PAN Dan Reformasi Birokrasi Nomor: 11 Tahun 2011 tentang Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sasaran-sasaran yang akan dicapai BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 dan dinyatakan dalam penetapan sasaran kinerja 2014.

(11)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014

No Indikator Target Anggaran (Rp)

1 Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam (10 kejadian) 85 % 1.239.300.000

2 Jumlah kajian ADKL 50 kawasan 1.542.174.000

3

Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan

6500 sampel

(85 %) 4.001.617.000

4

Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

25 jenis 364.325.000

5 Dukungan administrasi dan

manajemen

90 %

( 12 bulan) 6.406.685.000

Keterangan :

Target indikator no 2 (jumlah kajian ADKL) dan no 3 (jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) adalah target kumulasi sesuai RAK BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2010 – 2014

(12)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Tahun 2014 merupakan tahun kelima pelaksanaan dari Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2010-2014. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru dalam kurun waktu Januari – Desember 2014. Pengukuran tingkat capaian kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RAK dan Penetapan kinerja.

Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel di bawah ini.

(13)

9

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Tabel 3.1.

Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Meningkatnya kinerja Bidang Surveilans Epidemiologi Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam 10 kejadian (85 %) 16 kejadian (100 %) 117,65 2 Meningkatnya kinerja Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Jumlah kajian ADKL 50 kawasan 57 kawasan 114 3 Meningkatnya kinerja Bidang Pengembangan Teknologi Laboratorium Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan 6.500 sampel (85 %) 8.628 sampel (92,28 %) 132,74 Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 25 Jenis 26 jenis 104 4 Meningkatnya kinerja dukungan administrasi dan manajemen Dukungan administrasi dan manajemen 12 bulan (90 %) 12 bulan (92,28 %) 102,53 Keterangan :

Target indikator no. 2 (jumlah kajian ADKL) dan no. 3 (jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) adalah target kumulasi sesuai RAK BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2010 – 2014

(14)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Dilihat dari capaian masing-masing indikator, BBTKLPP Banjarbaru dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Uraian capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

1. PERSENTASE KLB YANG DIRESPON < 24 JAM (INDIKATOR 1)

a. Pengertian

KLB adalah timbulnya suatu kejadiaan kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadiaan kesakitan kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. (Undang Undang Wabah, 1984), yang direspon kurang dari 24 jam.

b. Definisi Operasional

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor –faktor yang mempengaruhinya dengan meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.

Indikator ini dihitung dengan cara menghitung jumlah kejadian KLB/wabah/peningkatan kasus/SKD-KLB yang direspon < 24 jam oleh BBTKLPP Banjarbaru dibagi dengan jumlah kejadian KLB/wabah/peningkatan kasus/SKD- KLB yang dilaporkan ke BBTKLPP Banjarbaru dikalikan 100 %.

Pada tahun 2014 target untuk indikator ini sebanyak 85 %. Target 10 kejadian adalah target sesuai standart klasifikasi UPT BBTKLPP Banjarbaru sesuai Kepmenkes Nomor : 266/MENKES//SK/III/2004.

c. Rumus/cara perhitungan

Rumus perhitungan :

Keterangan :

A = Jumlah kejadian KLB/wabah/peningkatan kasus/SKD KLB yang direspon B = Jumlah kejadian KLB/wabah/peningkatan kasus/SKD KLB yang dilaporkan % C = Persentase kejadian KLB yang direspon/SKD KLB < 24 jam

A

(15)

11

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

d. Capaian Indikator

Kasus KLB yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 4 laporan di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sedangkan kegiatan SKD/KLB yang dilaksanakan sebanyak 12 kegiatan. Total kejadian yang ditangani sebanyak 16 kejadian. Perhitungan capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut :

16

16

× 100% = 100%

1) Perbandingan target dan realisasi Indikator Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2014

Indikator Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2014 ditargetkan sebesar 85 % sedangkan realisasinya sebesar 100 %.

Adapun Target dan realisasi Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 3.1. berikut:

Grafik 3.1.

Target dan realisasi Persentase KLB yang Direspon < 24 jam Tahun 2014

2) Perbandingan Realisasi Kinerja Indikator Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2010 s/d tahun 2014

Capaian kinerja Indikator Persentase KLB yang direspon < 24 jam tahun 2010 100 %, tahun 2011 sebanyak 100 % tahun 2012 sebanyak 100%, tahun 2013 sebanyak 100 % dan 2014 sama yaitu sebesar 100 %. Adapun perbandingan capaian kinerja tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Target Realisasi 85% 100%

(16)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik 3.2.

Realisasi Persentase Kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2010 s/d 2014

Kasus-kasus KLB yang dilaporkan kepada BBTKLPP Banjarbaru dan dapat direspon < 24 jam tahun 2014 adalah:

1) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Diare

Dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra, Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

2) Melaksanakan PE KLB Difteri

Dilaksanakan di Kelurahan Mandomai Kecamatan Kapuas Barat Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.

3) Melaksanakan PE KLB Leptospirosis

Dilaksanakan di Desa Pulau Kerasian Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.

4) Melaksanakan PE KLB Keracunan Makanan Buka Puasa Bersama di Langgar Raudatul Mukaromah di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.

Selain kasus-kasus KLB, BBTKLPP Banjarbaru juga melakukan kegiatan dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB). Pada tahun 2014 dilakukan kegiatan berupa:

1) Melaksanakan pengukuran kualitas udara dalam rangka SKD-KLB Kabut Asap di depan Kantor Unit Kewaspadaan dan Penanggulangan Krisis Kesehatan (UKPKK) Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan (± 500 meter dari bandara Syamsudin Noor), dilakukan 2 kali.

80 90 100 2010 2011 2012 2013 2014 100 100 100 100 100

Realisasi

Realisasi

(17)

13

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 2) Melaksanakan pengukuran kualitas udara dalam rangka SKD-KLB Kabut Asap di depan Stadion 29 Nopember Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

3) Melaksanakan pengukuran kualitas udara dalam rangka SKD-KLB Kabut Asap di depan Pukesmas Barong Tongkok Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

4) Melaksanakan pengukuran kualitas udara dalam rangka SKD-KLB Kabut Asap di depan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan, Jl. Yos Sudarso, Jembatan 1 Kota Samarinda Provinsi KalimantanTimur.

5) SKD-KLB Surveilans Epidemiologi Embarkasi Haji Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan 4 kali.

6) SKD-KLB Surveilans Epidemiologi Embarkasi antara Palangkaraya Provinsi Kalimantn Tengah.

7) SKD-KLB keracunan makanan dalam rangka acara haul Guru Sekumpul di Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

8) SKD/KLB keracunan makanan dalam Hari Nusantara, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

a. Kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator:

Kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1) Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh.

2) Kajian Faktor Risiko

Kajian faktor risiko didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan observasi lingkungan secara langsung disertai data-data surveilans yang mendukung kejadian tersebut.

3) Pemeriksaan Sampel Makanan dan Air

Pemeriksaan Sampel makanan dan air dilakukan terutama pada KLB dan SKD-KLB yang diduga sumber pencemaran berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti kasus keracunan makanan.

4) Pemeriksaan Spesimen Tubuh

Pemeriksaan spesimen tubuh dapat berupa pengambilan sampel darah, serum atau plasma dan bisa juga berupa swab tenggorokan pada kasus KLB

(18)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 difteri. Sampel darah berupa serum dan plasma digunakan pada pemeriksaan RDT (Rapid Diagnositic Test) untuk menegakkan diagnosis secara cepat. 5) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik pada tubuh penderita dilakukan sebagai skrining awal pada kelompok rentan seperti pada kasus difteri.

6) Dsitribusi Logistik KLB

Distribusi logistik disesuaikan dengan kasus yang dilaporkan seperti bencana kabut asap yang menjadi faktor risiko ISPA maka diberikan masker untuk pencegahan

7) Pemeriksaan Rujukan

Pemeriksaan rujukan dilakukan untuk kasus-kasus tertentu yang tidak bisa diperiksa atau diselesaikan di laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.

8) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor

Kerjasama lintas sektor ditingkatkan dalam rangka pelaksanaan penanggulangan KLB berdasarkan UU No.4 Tahun 1984. Hal ini dikarenakan penanggulangan KLB tidak bisa hanya dikerjakan oleh satu pihak, tetapi semua pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, KKP dan BLHD.

b. Masalah yang dihadapi

1) Wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru yang luas dengan topografi berupa pegunungan sehingga kesulitan dalam merespon laporan KLB < 24 jam. 2) Kemampuan pemeriksaan spesimen yang terbatas sehingga kesulitan bila

terjadi KLB penyakit diluar kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru. 3) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal

c. Pemecahan Masalah

1) Meningkatkan jejaring Surveilans Epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.

2) Peningkatan kemampuan pemeriksaan spesimen 3) Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium.

2. JUMLAH KAJIAN ADKL (INDIKATOR 2)

a. Pengertian

Kajian ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko kesehatan, dengan

(19)

15

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 mengembngkan tatalaksana terhadap sumber perubahan media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi.

b. Definisi Operasional

1) Kawasan adalah satuan area yang berbasis data spasial (georeference). 2) Dampak kesehatan lingkungan adalah perubahan kondisi suatu lingkungan

termasuk perubahan perilaku manusia dan penyakit.

3) Kajian adalah kegiatan analisis minimal menghasilkan informasi tentang permasalahan kesehatan menurut tempat, waktu dan orang serta rekomendasi penyelesaiannya.

4) Evaluasi adalah penilaian terhadap hasil kajian dari suatu kegiatan dan atau terhadap pelaksanaan suatu program/intervensi.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menghitung jumlah kawasan yang menjadi daerah kajian dan evaluasi. Target kajian ADKL tahun 2014 sebanyak 50 kawasan. Target 50 kawasan ini merupakan kumulasi kajian ADKL mulai tahun 2010 s/d 2014. Target kajian dalam tahun 2014 sendiri sebanyak 10 kawasan.

c. Rumus/cara perhitungan

Cara perhitungan :

d. Capaian Indikator

Pencapaian indikator ini mulai tahun 2010 s/d tahun 2014 sebanyak 57 kawasan. Capaian indikator kajian ADKL tahun 2014 saja sebanyak 22 kawasan.

1) Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah Kajian ADKL tahun 2014

Target jumlah kajian ADKL tahun 2014 sebanyak 50 kawasan. Realisasinya sebanyak 57 kawasan. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian ADKL tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

= Kumulasi jumlah kawasan yang menjadi daerah kajian dan evaluasi mulai tahun 2010-2014

(20)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik 3.3.

Target dan Realisasi Jumlah Kajian ADKL Tahun 2014

2) Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Kajian ADKL tahun 2012 s/d tahun 2014

Capaian kinerja jumlah kajian ADKL tahun 2012 sebanyak 26 kawasan, tahun 2013 sebanyak 35 kawasan, pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 57 kawasan. Perbandingan Realisasi Jumlah Kajian ADKL tahun dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut:

Grafik 3.4.

Capaian Indikator Jumlah Kajian ADKL tahun 2010 s/d 2014

0 20 40 60 80 100 Target Realisasi 50 57 26 35 57 0 10 20 30 40 50 60 2012 2013 2014

Realisasi

2012 2013 2014

(21)

17

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Dalam mencapai indikator ini BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 telah melakukan kegiatan-kegiatan berupa :

1) PENINGKATAN AKSES AIR MINUM a. Pemetaan Uji petik kualitas air

Pemetaan Uji petik kualitas air dilaksanakan di 14 kabupaten/kota yaitu:

No Lokasi Provinsi

1 Kabupaten Tapin

Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Tanah Bumbu

3 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 4 Kota Banjarmasin

5 Kabupaten Hulu Sungai Utara 6 Kabupaten Kotabaru

7 Kabupaten Kapuas

Kalimantan Tengah 8 Kota Palangka Raya

9 Kabupaten Gunung Mas 10 Kabupaten Barito Utara 11 Kabupaten Paser

Kalimantan Timur 12 Kota Balikpapan

13 Kota Tarakan

14 Kab. Penajam Paser Utara (PPU)

b. Pemetaan Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan

Pemetaan Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di 40 kabupaten/kota yaitu:

No Lokasi Provinsi

1 Kabupaten Tapin

Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Hulu Sungai Selatan

3 Kabupaten Hulu Sungai Utara 4 Kabupaten Balangan

5 Kabupaten Tabalong 6 Kabupaten Banjar 7 Kota Banjarbaru 8 Kabupaten Barito Kuala 9 Kabupaten Kotabaru 10 Kabupaten Tanah Laut 11 Kabupaten Tanah Bumbu 12 Kota Banjarmasin

13 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 14 Kabupaten Barito Timur

Kalimantan Tengah 15 Kabupaten Barito Selatan

16 Kabupaten Palangka Raya 17 Kabupaten Gunung Mas 18 Kabupaten Katingan

19 Kabupaten Kotawaringin timur 20 Kabupaten Seruyan

21 Kabupaten Kotawaringin Barat 22 Kabupate sukamara

23 Kabupaten Lamandau 24 Kabupaten Barito Utara 25 Kabupaten Pulang Pisau 26 Kabupaten Kapuas

(22)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 27 Kabupaten Berau Kalimantan Timur 28 Kabupaten Paser 29 Kota Balikpapan 30 Kota Samarinda

31 Kabupaten Kutai Kartanegara 32 Kota Bontang

33 Kabupaten Kutai Timur 34 Kabupaten Kutai Barat 35 Kabupaten Murung Raya 36 Kabupaten Penajam Pasir Utara 37 Kabupaten Malinau

Kalimantan Utara 38 Kabupaten Tana Tidung

39 Kabupaten Tarakan 40 Kabupaten Nunukan

c. Survei Cepat Penyediaan Air Bersih

Survei Cepat Penyediaan Air Bersih dilaksanakan di 3 kabupaten/kota,, yaitu:

No. Lokasi Provinsi

1 Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Hulu Sungai Utara

3 Kabupaten Balangan

2) DOKUMEN PELAKSANAAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

Kegiatan yang dilakukan berupa Kajian Bakteriologi Depot Air Minum, sebanyak 6 kabupaten/kota yaitu:

No. Lokasi Provinsi

1 Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Barito Timur

Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Kota Waringin Timur

4 Kabupaten Kutaii Kartanegara

Kalimantan Timur 5 Kota Bontang

6 Kota Samarinda

3) DOKUMEN PELAKSANAAN PENGAMANAN LIMBAH, UDARA DAN RADIASI

a. Survei Faktor Risiko Radiasi Pada Pemukiman di sekitar Kawasan Pertambangan

Survei Faktor Risiko Radiasi Pada Pemukiman di sekitar Kawasan Pertambangan dilaksanakan di 3 kabupaten/kota.

No. Lokasi Provinsi

1 Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah 3 Kota Samarinda Kalimantan Timur

(23)

19

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

b. Kajian Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Kajian Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dilaksanakan di 3 kabupaten/kota yaitu :

No. Lokasi Provinsi

1 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Palangka Raya Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Paser Kalimantan Timur

4) DOKUMEN PELAKSANAAN TEMPAT-TEMPAT UMUM

a) Kajian kualitas air pada tempat-tempat umum

Kajian kualitas air pada tempat-tempat umum dilakukan pada 6 kabupaten/kota yaitu :

No. Lokasi Provinsi

1 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Barito Utara

Kalimantan Tengah 3 Kota Palangkaraya 4 Kota Samarinda Kalimantan Timur 5 Kota Balkpapan 6 Kabupaten Paser

b) Kajian Pasar Sehat

Kajian Pasar Sehat dilakukan di 6 kabupaten/kota yaitu:

No. Lokasi Provinsi

1 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Barito Utara

Kalimantan Tengah 3 Kota Palangkaraya 4 Kota Balikpapan Kalimantan Timur 5 Kota Bontang 6 Kota Samarinda

e. Kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai kinerja :

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai kinerja tahun 2014 diantaranya: 1) Peningkatan Kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang

berhubungan dengan kajian.

2) Pemenuhan peralatan penunjang untuk melakukan kajian dan pemetaan 3) Peningkatan jejaring kerja baik lintas sektor maupun lintas program 4) Perbaikan dan pengadaan alat laboratorium

(24)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

f. Masalah yang dihadapi

1) Data pendukung kajian yang tidak lengkap di daerah, sehingga kesulitan dalam analisis data.

2) Tidak ada keseragaman definisi operasional data tiap daerah, sehingga kesulitan dalam analisis data

3) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal

4) Kurangnya jumlah SDM sehingga kesulitan menjadualkan petugas pelaksana kajian.

g. Pemecahan Masalah

1) Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan daerah.

2) Penambahan tenaga fungsional sanitarian di BBTKLPP Banjarbaru

3. JUMLAH PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN LINGKUNGAN UNTUK

PENYAKIT

BERPOTENSI

WABAH,

PENYAKIT

MENULAR/TIDAK

MENULAR PRIORITAS DAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN (INDIKATOR

3)

a. Pengertian

Pemeriksaan laboratorium pencemaran lingkungan / kesehatan adalah merupakan analisis biokimia dan media lingkungan terhadap fungsi tubuh / media lingkungan akibat dari penyakit / pencemaran lingkungan, pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosa penyakit / faktor risiko lingkungan.

b. Definisi Operasional

Jumlah pemeriksaan laboratorium adalah jumlah sampel yang masuk ke laboratorium BBTKLPP Banjarbaru untuk dilakukan pengujian laboratorium berdasarkan parameter yang diminta selama 1 tahun.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah sampel yang diselesaikan/diuji oleh laboratorium sampai dengan akhir tahun 2014 dibagi total jumlah sampel yang masuk laboratorium BBTKLPP Banjarbaru dikalikan 100%. Pada tahun 2014 target untuk indikator ini sebanyak 85 %. Target 6500 sampel adalah target sesuai standart klasifikasi UPT BBTKLPP Banjarbaru sesuai Kepmenkes Nomor : 266/MENKES//SK/III/2004.

(25)

21

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

c. Rumus/cara perhitungan

Cara perhitungan : Rumus perhitungan :

Keterangan :

A = Jumlah sampel yang diselesaikan/ diuji s/d akhir tahun 2014 B = Total Jumlah sampel yang masuk laboratorium s/d akhir tahun 2014 % C = Persentase Jumlah pemeriksaan laboratorium

d. Capaian Indikator

Perhitungan capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut :

8.628

8.722

× 100% = 98,92%

Indikator ini telah tercapai sebanyak 98,92%. Dilihat dari jumlah sampelnya capaian indikator ini sebanyak 8.628 sampel dari target sebesar 6.500 sampel. Terdapat 83 sampel kimia air, 9 sampel biologi dan 2 sampel KFG belum selesai pengujian laboratoriumnya. Total sampel yang belum selesai pengujian di tahun 2014 sebesar 94 sampel. Capaian jumlah pemeriksaan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru perbulan perlaboratorium tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2.

Capaian Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan

Faktor Risiko Lingkungan Tahun 2014

Lab. Bulan Total

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Kimia 287 318 284 554 558 503 107 96 195 191 100 68 3.261 KFG 62 55 34 50 19 25 7 28 50 94 41 11 476 Biologi 86 63 218 710 1.201 277 419 335 341 620 136 485 4.891 Total 435 436 536 1.314 1.778 805 533 459 586 905 277 564 8.628

1) Perbandingan target dan realisasi Indikator Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan Faktor Risiko Lingkungan Tahun 2014

Dilihat dari jumlah sampelnya capaian indikator ini sebanyak 8.628 sampel dari target sebesar 6.500 sampel.

A

(26)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Adapun target dan realisasi Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan Faktor Risiko Lingkungan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Grafik 3.5.

Target dan Capaian Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas

dan Faktor Risiko Lingkungan tahun 2014

2) Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan Faktor Risiko Lingkungan dari tahun 2010 s/d tahun 2014

Pada tahun 2010 capaian pemeriksaan laboratorium sebanyak 4.592 sampel, tahun 2011 sebanyak 6.793 sampel, tahun 2012 sebanyak 7.586 sampel, tahun 2013 sebanyak 9.200 sampel, pada tahun 2014 menurun menjadi 8.628 sampel. Penurunan jumlah sampel yang masuk ke laboratorium BBTKLPP Banjarbaru pada tahu 2014 ini disebabkan semakin banyaknya kompetitor laboratorium daerah yang telah terakreditasi. Pengadaan reagen terlambat sehingga pengujian sampel tertunda. Perbandingan Capaian Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan Faktor Risiko Lingkungan dari tahun 2010 s/d tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 0 2000 4000 6000 8000 10000 Target Realisasi 6500 8628

(27)

23

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik 3.6.

Capaian Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk Penyakit yang berpotensi Wabah, Penyakit Menular/Tidak Menular Prioritas dan Faktor

Risiko Lingkungan Tahun 2010 s/d Tahun 2014

e. Kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator

Untuk mencapai indikator ini, BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 telah melakukan upaya-upaya berupa :

1) Melakukan Pemeriksaan Sampel

Melakukan pengujian terhadap sampel pasif dan aktif yang masuk ke laboratorium, baik sampel program maupun sampel yang berasal dari pelanggan sesuai parameter yang diminta.

2) Melakukan Operasional Laboratorium

Kegiatan operasional laboratorium meliputi implementasi sistem mutu, melakukan kalibrasi peralatan, pengadaan media dan reagensia, pengadaan alat laboratorium, pengadaan peralatan penunjang, dan pemeliharaan IPAL 3) Melakukan Jejaring kemitraan

Jejaring kemitraan ini berupa kunjungan ke laboratorium yang ada daerah-daerah guna sharing kemampuan laboratorium di daerah serta mensosialisasikan kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.

f. Faktor Pendukung Pencapaian Indikator

Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah : 1) Laboratorium penguji sudah terakreditasi oleh KAN

2) Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru sudah teregistrasi kompetensinya sebagai laboratorium lingkungan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.

4592 6793 7586 9200 8629 0 2000 4000 6000 8000 10000 2010 2011 2012 2013 2014

Capaian

2010 2011 2012 2013 2014

(28)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 3) Tarif jasa pengujian laboratorium lebih murah dibanding laboratorium daerah. 4) SDM yang kompeten

5) Sarana prasarana yang memadai 6) Pendanaan yang cukup

7) Jejaring dan kemitraan antar laboratorium daerah yang terjalin harmonis.

g. Masalah yang dihadapi

1) Jumlah personil laboratorium yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah sampel yang masuk sehingga beban kerja terlalu tinggi yang mengakibatkan penyelesaian sampel lama.

2) Pengadaan reagensia yang terlambat sehingga permintaan pemeriksaan beberapa parameter tidak bisa dilayani.

3) Kompetitor laboratorium penguji didaerah yang terakreditasi semakin banyak.

h. Pemecahan Masalah

1) Peningkatan kompetensi SDM 2) Penambahan personil laboratorium.

3) Pengadaan reagensia dimulai diawal tahun

4. JUMLAH RANCANG BANGUN MODEL DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PENGENDALIAN

PENYAKIT

DAN

PENYEHATAN

LINGKUNGAN

(INDIKATOR 4)

a. Pengertian

Rancang bangun TTG adalah rancang bangun teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk unit rakitan TTG fungsional dan teruji dan bermanfaat untuk menjawab kebutuhan teknologi di masyarakat.

b. Definisi Operasional

Jumlah Rancang bangun model dan teknologi tepat guna adalah jumlah kegiatan (jenis) rancangan model/teknologi/metodologi ataupun bedah teknologi yang dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung jumlah model/ teknologi/ metodologi/ rancang bangun yang dibuat/ diterapkan/ dikembangkan oleh BBTKLPP Banjarbaru. Target jenis rancang bangun model dan teknologi tepat guna sebanyak 25 jenis merupakan akumulasi target dari tahun 2010 s/d 2014. Target di tahun 2014 saja sebanyak 5 jenis.

(29)

25

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

c. Cara perhitungan :

Cara perhitungan :

d. Capaian Indikator

Indikator jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna tercapai sebanyak 26 jenis (104%) dari target. Capaian untuk tahun 2014 saja sebanyak 7 jenis terdiri dari 4 teknologi dan 3 model.

Dalam pencapaian indikator ini, BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 melakukan kegiatan berupa :

1. Rancang bangun teknologi pengolahan air gambut skala komunal 2. Rancang bangun teknologi pengolahan air sungai skala komunal 3. Rancang bangun teknologi pengolah sampah

4. Rancang bangun teknologi pengendalian vektor 5. Rancangan model clorin diffuser

6. Rancangan model pengolah air gambul 7. Rancangan model pengendali vektor

1) Perbandingan target dan realisasi Indikator Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna

Target Indikator jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna tahun 2014 sebanyak 25 jenis, tercapai sebanyak 26 jenis.

Grafik target dan capaian indikator jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna tahun 2014 dapat dilihat berikut ini:

(30)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik 3.7.

Target dan Capaian Indikator Jumlah Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna Tahun 2014

2) Capaian Indikator Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna Tahun 2010 s/d Tahun 2014

Capaian jumlah rancang bangun model dan teknologi pada tahun 2010 sebanyak 5 jenis, tahun 2011 sebanyak 10 jenis, tahun 2012 sebanyak 15 jenis, tahun 2013 sebanyak 19 jenis, pada tahun 2014 bertambah menjadi 23 jenis. Capaian Jumlah Rancang Bangun Model dan Teknologi tahun 2010 s/d tahun 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.8.

Capaian Indikator Jumlah Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna dari Tahun 2010 s/d Tahun 2014

25 26 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Target Realisasi 5 10 15 19 23 0 5 10 15 20 25 2010 2011 2012 2013 2014

Capaian

2010 2011 2012 2013 2014

(31)

27

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

e. Kebijakan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator

Untuk mencapai indikator ini, BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 telah melakukan upaya-upaya berupa :

1) Mengirim SDM untuk pelatihan rancang-bangun teknologi pengolahan air 2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkaitkegiatan.

3) Melakukan koordinasi dengan daerah dalam menempatkan alat pengolahan air skala komunal.

f. Faktor Pendukung Pencapaian Indikator

Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah :

1) Wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru mempunyai local spesifik berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun model/teknologi, setiap tahun dilakukan penyempurnaan teknologi.

2) Pendanaan yang cukup

3) Sarana prasarana yang memadai.

g. Masalah yang dihadapi

1) Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas. 2) Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas.

3) Wilayah layanan terutama wilayah yang krisis air bersih sangat sulit dijangkau.

4) Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama.

5) Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.

h. Pemecahan Masalah

1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG.

2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke eselon I.

3) Meningkatkan jejaring kerja lintas sektor untuk mencegah doubling bantuan alat yang ditempatkan di masyarakat.

4) Memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penempatan alat TTG.

(32)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

5. DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN (INDIKATOR 5)

a. Pengertian

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.

Manajemen kantor adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasiaan dan pengawasan pekerjaan kantor dan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b. Definisi Operasional

Administrasi kantor adalah kegiatan administratif yang dilaksanakan di kantor sebagai pusat kegiatannya, dilakukan secara terus-menerus dengan menggunakan segenap peralatan kantor (perangkat lunak) untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pokok organisasi agar berjalan efektif dan efisien.

Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi.

Dukungan administrasi dan manajemen sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran administrasi dan meningkatkan kualitas manajemen.

Pengukuran kinerja untuk indikator dukungan administrasi dan manajemen dilakukan dengan menghitung persentase jumlah anggaran yang telah diserap pada indikator dukungan administrasi sampai dengan akhir tahun dibagi total anggaran yang disediakan untuk indikator dukungan administrasi. Target tahun 2014 sebesar 90 %.

c. Cara Perhitungan

Cara perhitungan :

Keterangan :

A

=

Jumlah anggaran yang telah diserap pada indikator dukungan

administrasi

B = Total anggaran yang disediakan untuk indikator dukungan Administrasi

%

= Persentase serapan anggaran indikator dukungan administrasi dan

Manajemen

A

(33)

29

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

d. Capaian Indikator

Indikator dukungan administrasi dan manajemen telah tercapai sebanyak 92,28% dari target sebesar 90%. Perhitungan realisasi tersebut adalah sebagai berikut :

5.912.023.862

6.406.685.000

× 100% = 92,28 %

Capaian indikator ini, berupa kegiatan sebagai berikut : 1) Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran 2) Penyusunan dokumen data dan informasi

3) Penyusunan dokumen evaluasi dan pelaporan 4) Penyusunan laporan keuangan

5) Penyusunan target dan pagu PNBP 6) Penyusunan laporan aset Negara (BMN) 7) Layanan administrasi kepegawaian 8) Pembinaan SDM

9) Melaksanakan administrasi pembinaan hukum dan organisasi

10) Melaksanakan pengkajian pengembangan organisasi dan tata laksana 11) Melaksanakan layanan perkantoran berupa:

a) Pembayaran gaji dan tunjangan

b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 12) Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

13) Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 14) Pembangunan gedung/bangunan

1) Perbandingan target dan realisasi Indikator Dukungan Administrasi dan Manajemen

Target Indikator dukungan administrasi dan manajemen tahun 2014 sebesar 90 %. Realisasi sebesar 92,28%. Target dan Capaian indikator dukungan administrasi dan manajemen tahun 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

(34)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik 3.9.

Target dan Realisasi Indikator Dukungan Administrasi dan Manajemen Tahun 2014

2) Perbandingan Capaian Indikator Dukungan Administrasi dan Manajemen Tahun 2012 s/d 2014

Capaian indikator dukungan administrasi dan manajemen pada tahun 2010 sebesar 91,27%, tahun 2011 sebesar 96,96%, tahun 2012 sebesar 91,74, tahun 2013 sebesar 88,96 % dan pada tahun 2014 capaian 92,28 %. Perbandingan capaian Indikator Dukungan Administrasi dan Manajemen tahun 2010 s/d 2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.10

Capaian Indikator Dukungan Administrasi dan Manajemen antara Tahun 2010 s/d 2014 90% 92,28% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Target Capaian 91,27% 96,96% 91,74% 88,96% 92,28% 1,00% 21,00% 41,00% 61,00% 81,00% 2010 2011 2012 2013 2014

Capaian

Capaian

(35)

31

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

e. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan untuk Mencapai Indikator

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mendukung indikator ini adalah :

1) Diklat SDM yang berhubungan dengan administrasi, keuangan, pelayanan, pengadaan barang/ jasa dan kepegawaian.

2) Mengusulkan penambahan pegawai setiap tahun 3) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I.

4) Melakukan koordinasi internal.

5) Melakukan sosialisasi kemampuan pengujian laboratorium BBTKLPP Banjarbaru secara terus-menerus melalui leaflet maupun media lain.

6) Melakukan perencanaan yang terintegrasi antar bidang/bagian dan berbasis kinerja.

f. Faktor Pendukung Pencapaian Indikator

Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah : 1) Pendanaan yang cukup

2) Sarana-prasarana yang memadai 3) Tim kerja yang solid

4) Penghargaan Penyusun Laporan Keuangan terbaik, satker binaan Ditjen PP dan PL selama 2 tahun berturut-turut.

5) Penghargaan Penyusun Laporan PNBP terbaik, satker binaan Ditjen PP dan PL

g. Masalah yang Dihadapi

1) Kurangnya jumlah SDM, sehingga banyak yang rangkap tugas.

2) Kurang tenaga administrasi sehingga pekerjaan administrasi ketatausahaan dikerjakan oleh tenaga teknis

h. Cara Pemecahan Masalah

1) Diklat SDM yang berhubungan dengan administrasi, keuangan, pengadaan barang/ jasa dan kepegawaian.

2) Mengusulkan penambahan formasi SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke eselon I.

(36)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

B. REALISASI ANGGARAN

Pagu anggaran indikator persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tahun 2014 sebesar Rp. 1.239.300.000,- sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 912.821.250,- (73,66%). Pagu anggaran indikator jumlah kajian ADKL tahun 2014 sebesar Rp.1.542.174.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 988.763.160,- (64,11 %). Pagu anggaran untuk indikator jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan tahun 2014 sebesar Rp. 4.001.617.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 3.391.403.146,- (84,11%). Pagu anggaran untuk indikator jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2014 sebesar Rp. 364.325.000,- realisasi sebesar Rp. 217.127.800,- (59,60%). Pagu anggaran untuk indikator dukungan administrasi dan manajemen sebesar Rp. 6.406.685.000,- realisasi sebesar Rp. 5.912.023.862,- (92,28%).

C. SUMBER DAYA

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah SDM BBTKLPP Banjarbaru pada tahun2014 sebanyak 70 orang. Jumlah tersebut diklasifikasikan berdasarkan jabatan, kelompok umur, golongan, pendidikan dan jenjang jabatan fungsional.

a. Jabatan

Berdasarkan kelompok jabatann, dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Jabatan Struktural

2. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 3. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

Grafik.3.11.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun 2014

13

25

32 Struktural JFT JFU

(37)

33

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Pada grafik 3.10 dapat dilihat bahwa pegawai BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 13 pejabat struktural, 26 orang dengan jabatan fungsional tertentu dan 31 orang dengan jabatan fungsional umum.

1) Jabatan Struktural

Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi.

Grafik.3.12.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Struktural Tahun 2014

2) Jabatan Fungsional Umum (JFU)

Jabatan Fungsional Umum adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok da fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari 70 orang pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014 sebanyak 31 orang Jabatan Fungsional Umum (JFU).

Tabel.3.3.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jenis Jabatan Umum (JFU) Tahun 2014

Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah

Bagian Tata Usaha

Sanitarian 1

Penyusun Laporan 5

Perencana 2

Penata Laporan Keuangan 3

1 4 8 Esselon 2 Esselon 3 Esselon 4

(38)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

Bendahara 2

Verifikator Keuangan 1

Arsiparis 1

Bidang Surveilans Epidemiologi

Epidemiolog 3 Epidemiolog Pemula 1 Bidang ADKL Sanitarian 2 Bidang PTL Pengadministrasian Umum 1

Pranata Laboratorium Kesehatan 5

Sanitarian 1

Pranata Laboratorium Kesehatan Pemula 4

TOTAL 32

3) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.

a) JFT Epidemiolog Kesehatan

Berdasarkan jenjangnya, JFT Epidemiolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 3 orang Epidemolog Kesehatan Pertama, 1 orang Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Lanjutan dan 1 Orang Epidemiolog Kesehatan Muda. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:

(39)

35

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik.3.13.

Data Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2014

b) JFT Entomolog Kesehatan

JFT Entomolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014 hanya ada 1 orang dengan jenjang jabatan sebagai Entomolog Kesehatan Pertama. Data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:

Grafik.3.14.

Data Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Tahun 2014

c) JFT Sanitarian

Berdasarkan jenjangnya, JFT Sanitaran di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 4 orang Sanitarian Penyelia, 3 orang Sanitarian Pelaksana Lanjutan dan 1 Orang Sanitarian Pelaksana. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:

3 1 1 Epidkes Pertama Epidkes pelaks lanjutn Epidkes muda 1 Entokes pertama

(40)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik.3.15.

Data Jabatan Fungsional Sanitarian berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2014

d) JFT Pranata Laboratorium Kesehatan

Berdasarkan jenjangnya, JFT Pranata Laboratorium Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 3 orang Pranata Labkes Muda, 1 orang Pranata Labkes Pertama, 5 Orang Pranata Labkes Pelaksana Lanjutan dan 2 orang Pranata Labkes pelaksana. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:

Grafik.3.16.

Data Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2014

b. Kelompok Umur

Berdasarkan kelompok umur pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014, kelompok tertinggi pada kelompok umur 28-32 tahun sebanyak 16 orang dan terendah pada kelompok umur > 56 sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut:

4 3

1

Sanitarian Penyelia Sanit Pelak lanjtn Sanit Pelaks 3 1 5 2 Pranata labks md Pranata Labks pertm Pranata Labks Plks Lanj Pranata Labks plks

(41)

37

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Grafik.3.17.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014

c. Golongan

Dilihat dari golongannya, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014, golongan terbanyak pada golongan IIIa sebanyak 21 orang dan paling sedikit paga golongan IIb dan IV c masing-masing 1 orang. Data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan golongannya dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik.3.18.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Golongan Tahun 2014

4 16 13 14 15 6 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Umur 23-27Umur 28-32Umur 33-37Umur 38-42Umur 43-49Umur 50-56 Umur > 56

1 6 3 21 10 13 9 5 1 0 5 10 15 20 25

(42)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

d. Pendidikan

Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014, tertinggi dengan jenjang pendidikan strata 1 sebanyak 36 orang dan terendah pada jenjang D1 dan D4 masing-masing 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik.3.19.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Pendidikan Tahun 2014

e. Jenis Kelamin

Dilihat dari Jenis kelamin, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2014 didominasi oleh perempuan sebanyak 42 orang dan lak-laki sebanyak 27 orang. Data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik.3.20.

Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014

2. Sumber Daya Anggaran

Sumber daya anggaran yang dikelola oleh BBTKLPP Banjarbaru dalam rangka mencapai target kinerja tahun 2014 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

11 36 1 18 1 2 0 10 20 30 40 S2 S1 D4 D3 D1 SLTA 27 42 Laki-laki Perempuan

(43)

39

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014 Tabel 3.4.

Pagu dan Realisasi Anggaran BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2014

No Sasaran Indikator Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Realisasi Anggaran (Rp) % 1 Meningkatnya kinerja Bidang Surveilans Epidemiologi Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam PE / Investigasi KLB / SKD KLB 1.239.300.000 912.821.250 73,66

Jejaring Epid penyakit

2 Meningkatnya kinerja Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Jumlah kajian

ADKL Pemetaan uji petik kualitas

air 1.542.174.000 988.763.160 64,11 Pemetaan Faktor Risiko

Kesling

Survey Cepat Penyediaan Air Bersih

Survey Faktor Risiko Radiasi pd pemukiman sekitar kawasan pertambangan Kajian Kesling RS Kajian Kulitas Air pada TTU

Kajian Pasar Sehat

3 Meningkatnya kinerja Bidang Pengembangan Teknologi Laboratorium Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan Pemeriksaan sampel 4.001.617.000 3.391.403.146 84,11 Jejaring laboratorium Operasional laboratorium Melaksanakan pelatihan bidang penyehatan lingkungan Pengadaaan alat kesehatan penyehatan lingkungan Pengadaan Bahan Kesehatan penyehatan lingkungan Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

Rancang bangun model

dan teknologi tepat guna 364.325.000 217.127.800 59,60

4 Meningkatnya kinerja dukungan administrasi dan manajemen Dukungan administrasi dan manajemen Penyusunan dokumen

perenc. dan anggaran 6.406.685.000 5.912.023.862 92,28

Layanan Admin Pegawai Pembinaan SDM Melaksanakan kegiatan perkantoran

Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran Pembangunan gedung

(44)

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana di BBTKLPP Banjarbaru dikelompokkan atas peralatan, sarana gedung dan prasarana lainnya. Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata uusaha BBTKLPP Banjarbaru yang digunakan oleh bidang-bidang dan instalasi. Gedung terletak di Komplek Kesehatan Jl Mistar Cokrokusumo No 2 A Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Posisi neraca Barang Milik Negara per 31 Desember 2014 senilai Rp. 27.482.252.903,-. Adapun rincian BMN tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5.

Barang Milik Negara BBTKLPP Banjarbaru Posisi per 31 Desember 2014

Kelompok Barang

2013 2014

Posisi Posisi

Awal Akhir Awal Akhir

Ekstrakomptabel 76.074.600 76.074.600 76.074.600 73.119.000 Intrakomptabel 15.147.050.294 23.757.298.311 23.757.298.311 27.409.133.903 Gabungan 15.223.124.894 23.833.372.911 23.833.372.911 27.482.252.903

(45)

41

Laporan Kinerja BBTKLPP Banjabaru 2014

BAB IV

PENUTUP

Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, semua indikator berhasil mencapai target yang ditetapkan, bahkan melebihi target yang ditetapkan. Indikator-indikator tersebut adalah : persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam tercapai 100%, jumlah kajian ADKL tercapai 114 %, jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan tercapai 132,74%, jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, sebesar 104% dan dukungan administrasi dan manajemen tercapai sebesar 102,53%.

Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja diantaranya: anggaran yang cukup, bimbingan dan arahan dari Ditjen PP dan PL, peningkatan kemampuan laboratorium, kerjasama yang baik di internal BBTKLPP Banjarbaru, sarana-prasarana yang memadai, SDM yang menguasai dalam bidang surveilans epidemiologi, Wilayah layanan dengan local spesifik berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun model/teknologi.

Meskipun secara umum capaian kinerja tahun 2014 telah memenuhi target, namun selama pelaksanaan banyak kendala/hambatan yang ditemukan. Hambatan/kendala tersebut adalah : kondisi wilayah layanan yang luas dengan kondisi terpencil sulit dijangkau menyebabkan sulitnya penanggulangan KLB < 24 jam, jumlah SDM yang kurang sehingga banyak yang rangkap tugas. Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas, kemampuan pemeriksaan spesimen yang terbatas sehingga kesulitan bila terjadi KLB penyakit diluar kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru. Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal, komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama, produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.

Adapun langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi kendala/permasalahan: meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program, peningkatan kemampuan pemeriksaan spesimen, meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium, meningkatkan kemampuan SDM baik melalui pelatihan atau kesempatan tugas belajar, mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

(46)

1 Meningkatnya kinerja Bidang Surveilans Epidemiologi

Persentase kejadian KLB yang direspon < 24 jam

PE / Investigasi KLB / SKD KLB

1.239.300.000 912.821.250 73,66

Jejaring Epidemiologi penyakit

2 Meningkatnya kinerja Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

Jumlah kajian ADKL Pemetaan uji petik kualitas air

1.542.174.000

988.763.160 64,11

Pemetaan Faktor Risiko Kesling Survey Cepat Penyediaan Air Bersih Survey Faktor Risiko Radiasi pd pemukiman sekitar kawasan pertambangan

Kajian Kesling RS

Kajian Kulitas Air pada TTU Kajian Pasar Sehat

3 Meningkatnya kinerja Bidang

Pengembangan Teknologi Laboratorium

Jumlah pemeriksaan laboratorium dan lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor risiko lingkungan

Pemeriksaan sampel

4.001.617.000 3.391.403.146 84,11

Jejaring laboratorium Operasional laboratorium

Melaksanakan pelatihan bidang penyehatan lingkungan

Pengadaaan alat kesehatan penyehatan lingkungan

Pengadaan Bahan Kesehatan penyehatan lingkungan

Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

Rancang bangun model dan teknologi tepat

guna 364.325.000 217.127.800 59,60

4 Meningkatnya kinerja dukungan

administrasi dan manajemen

Dukungan administrasi dan manajemen

Penyusunan dokumen perencanaan dan

anggaran 6.406.685.000 5.912.023.862 92,28

Layanan Administrasi Pegawai Pembinaan SDM

Melaks kegiatan perkantoran Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran

Gambar

Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru 2010-2014  No  Sasaran  Indikator  Kinerja  Terget  2010  2011  2012  2013  2014  1  Meningkatnya  kinerja Bidang  Surveilans  Epidemiologi   Persentase  kejadian KLB  yang direspon  &lt; 24 jam  65 %  (1

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap

Dan Dari 6 Kelurahan yang ada di Balikapapan Utara, Kelurahan Batu Ampar pada awal tahun 2015 menjadi kelurahan dengan jumlah kasus terbanyak sehingga dipilih menjadi

Bagi pemilik merek terdaftar karena dia telah mendaftarkannya pada Kantor Merek yang kemudian merasa bahwa suatu pendaftaran merek yang telah dilakukan oleh orang

a. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam pengelolaan kelas. Pemahaman

Patroli pengawasan sangat dibutuhkan pada masa-masa larangan penangkapan ikan terubuk untuk memberikan efek jera terhadap nelayan yang masih melakukan kegiatan

Pemberian nilai 0 pada semua variabel x j ternyata melanggar salah satu atau lebih dari kendala yang telah ditentukan, akan dilakukan percabangan dengan memberikan nilai 0 dan

Cara untuk menghemat memori fisik adalah dengan hanya meload page virtual yang sedang digunakan oleh program yang sedang dieksekusi. Tehnik dimana hanya meload page virtual ke

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Wilayah Kota Bengkulu yang mencakup mengenai kondisi fisik wilayah yang terdiri dari kondisi geografis, iklim,