• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EFEKTIVITAS AKTIVITAS BARISTA DI COFFEE BAR COUNTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EFEKTIVITAS AKTIVITAS BARISTA DI COFFEE BAR COUNTER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EFEKTIVITAS AKTIVITAS BARISTA DI COFFEE

BAR COUNTER

MUHAMMAD SUFYAAN SALLAM

Desain Interior, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia e-mail : sufyaansllm@gmail.com

TIARA ISFIATY, M. Ds.

Desain Interior, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia e-mail : tiara.isfiaty@email.unikom.ac.id

ABSTRAK

Dalam mendesain coffee shop, terdapat berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan agar ruangan lebih menarik dan nyaman, salah satunya adalah coffee bar counter yang akan menjadi perhatian utama seseorang ketika pertama kali masuk ke coffee shop. Coffee bar counter merupakan area kerja seorang barista, sehingga penataannya merupakan hal yang harus diperhatikan karena menentukan pola area pelanggan dan flow gerak barista. Selain itu perlunya pendekatan ergonomis yang sesuai dengan aktivitas barista di coffee bar untuk menyesuaikan fasilitas dan meningkatkan efisiensi kerja barista. Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan dikaji tentang efektivitas aktivitas barista terhadap fasilitas yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah adanya karakteristik aktivitas yang menjadi pola kerja seorang barista yangmempengaruhi penataan letak bar agar barista bekerja lebih nyaman dan efisein.

Kata kunci : coffee shop, coffee bar counter, ergonomi, aktivitas barista, fasilitas, efisiensi ABSTRACT

In designing a coffee shop, there are various considerations that must be considered so that the room is more attractive and comfortable, one of which is the coffee bar counter which will be the main concern for someone when they first enter the coffee shop. Coffee bar counter is a barista's work area, so the arrangement is something that must be considered because it determines the pattern of the customer's area and the barista's flow. In addition, the need for an ergonomic approach that is suitable for barista activities in the coffee bar to adjust facilities and improve the barista's work efficiency. Therefore, this research will examine the effectiveness of barista activity on existing facilities. The results of this study are the characteristics of activities that become a barista's work patterns that affect the layout of the bar so that the barista works more comfortably and efficiently.

Keywords: coffee shop, coffee bar counter, ergonomics, barista activity, facilities, efficeincy

Pendahuluan

Minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern, menikmati secangkir kopi sembari bersantai bersama teman atau rekan kerja di coffee shop menjadi rutinitas yang kian umum. Tren ini pun turut meningkatkan konsumsi minuman kopi dan meningkatnya jumlah coffee shop sebagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban. Disisi lain, barista memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan sebuah coffee shop, cita rasa kopi yang berkualitas ditentukan oleh keahlian, kekreativitasan dan kejelian seorang barista dalam mengelola kopi tersebut.

Coffee bar counter adalah fasilitas penting yang merupakan area kerja seorang barista, karena

menentukan flow gerak dan efiseinsi kerja barista. Sehingga fasilitas coffee bar counter perlu menyesuaikan dengan aktivitas barista agar barista bekerja lebih nyaman dan efektif.

Dalam penyajian kopi terdapat peralatan yang berbeda untuk kopi espresso base dan kopi

manual brew, cara pembuatannya pun

menggunakan berbagai metode dan teknik yang berbeda sesuai dengan jenis penyajian kopi yang diinginkan. Selain meracik minuman, barista juga bertanggung jawab memberikan pelayanan yang baik ke pelanggan, barista harus memastikan kebersihan dan kehigienisan alat alat yang digunakan . Oleh karena itu, fasilitas kerja barista harus disesuaikankan dengan alur metode pembuatan kopi dan sistematika aktivitas barista,

(2)

sehingga barista bisa lebih nyaman dan efektif dalam menyajikan secangkir kopi. yang akan berpengaruh terhadap efektifitas penyedian fasilitas yang ada agar dapat mendukung aktivitas sistematika kerja, alur kerja.

Melalui penelitian ini penulis akan memaparkan tentang aktivitas barista di coffee bar counter untuk menentukan fasilitas dan efisiensinya.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode desk/ secondary research dengan menggali informasi melalui beberapa penelitian yang sudah ada, studi literature, analisis data dan teori – teori yang bersumber dari food & beverage, artikel aktivitas barista dan cara pembuatan kopi, dan buku dimensi dan manusia.

Tinjauan umum

Menurut Tiara (2016), desain interior adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana sebuah ruang terbentuk melalui perancangan tata letak, perlengkapan ruang dan pemerkaya ruang. Coffee bar adalah saalah satu fasilitas yang mengharuskan perencanaan, penataan dan perancangan dalam interiornya. Karena selain sajian kopi yang disediakan, interior yang menarik, nyaman dan penataan yang baik dapat mempengaruhi suasana, kenyamanan dan alur sirkuliasi kerja barista dan pengunjung.

Coffee bar

Coffee bar adalah suatu fasilitas tempat minum kopi yang dibuat seperti bar. Istilah coffee bar pertama kali diperkenalkan dari Italia, pada awalnya coffee bar hanya menyajikan minuman kopi yang biasa dinikmati dengan cepart dalam sekali teguk semacam espresso dan jarang menyediakan tempat duduk . Pengunjung yang datang memesan minuman espresso shots lalu meminumnya dengan sekali teguk dan langsung pergi. Di Italia pada saat itu meminum kopi hanya kebutuhan raga saja bukan ajang bersosialisasi, nongkrong dan lainnya. sehingga coffee bar awalnya diciptakaan untuk kebutuhan ngopi cepat.

Kini makna coffee bar berubah menjadi kedai kopi yang kita kenal. Hal ini dipengaruhi oleh kedai kopi di luar Italia, negara lain di Eropa

nyaman. Coffee bar bergeser maknanya menjadi tempat meminum kopi, bersosialisasi dan bersantai. Coffee bar memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan bar, hanya saja menyajikan minuman berbasis kopi. Dan inilah yang diadaptasi oleh hampir semua kedai kopi di Indonesia dan dunia.

Gambar 1 Coffee bar

https://bondstreet.com/how-to-open-a-coffee-shop/ Diakses pada Juli 2019

Secara umum, bagian coffee bar terbagi dalam dua bagian utama yaitu area produksi (production area) dan area servis (service area). selain itu terdapat bagian bar lainnya yang diperlukan untuk coffee bar adalah sebagai berikut :

 Bar Display

Pada umumnya bar display terletak dibagian belakang sebuah bar. Fungsi utama bagian ini adalah untuk mendisplay kopi, gelas-gelas dan peralatan bar, sehingga menarik perhatian pelanggan untuk membeli minuman. Pada bar display barista bertugas untuk mengatur display produk

 Bar Store

Bar store adalah tempat untuk menyimpan atau gudang persediaan minuman dan bahan bahan minuman. Bagian biasanya terletak dibawah meja display, disamping area tugas barista, area cuci dan dibelakang bar. Tempat ini sebaiknya tersembunyi atau tidak dipamerkan pada tamu karena fungsinya sebagai storage atau tempat persediaan.

(3)

 Bar Counter

Bar counter berada diantara area kerja barista dan area display. Berdasarkan fungsinya bar counter ini dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu :

Gambar 2 bar counter Jury Café, Biasol Design (2014)

a. Barista Station

Yaitu tempat untuk membuat, menyiapkan minuman dan melayani pelanggan. Tempat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk mesin espresso, peralatan seduh, sink unit , refrigerator , gelas-gelas dan keperluan lain. Pada area ini barista menyiapkan minuman kopi berbasis espresso dan manual brew, merawat dan membersihkan area kerja dan perlatan.

Barista Station haruslah terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan agar mudah dibersihkan oleh bar karena kebersihan dan kesehatan dari barista station haruslah benar-benar diperhatikan. Bar station tidak harus terlalu besar/luas dan jangan terlalu sempit, yang ideal adalah tempat yang dimana barista tidak perlu melangkah lebih jauh untuk menjangkau suatu barang-barang yang diperlukan dalam bekerja.

b. Counter

Merupakan meja panjang untuk menghidangkan atau menyajikan minuman kopi kepada pelanggan. Kebersihan bar bounter ini haruslah dijaga sehingga sebaiknya terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan, agar tidak mengganggu pelanggan ketika kopi di sajikan

Fasilitas Bar counter  Space

Space antaara bar jangan terlalu kecil, idealnya adalah 100 - 125 cm antara bar

counter dengan back wall ini

memudahkan jangkauan barista untuk mengambil sesuatu untuk keperluan operation seefisien mungkin.

 Espresso space

Yaitu area kerja barista untuk membuat kopi espresso base, dilengkapi dengan peralatannya seperti mesin espresso, grinder, scale, storage, dll.

 Brewing space

Yaitu area kerja barista untuk membuat kopi manual brew, dilengkapi dengan berbagai macam peralatan seduh dengan metode pouring/drip, pressuring, steeping, dll

 Back Wall / Bar Display

Adalah bagian yang terletak di belakang bar counter, berfungsi sebagai tempat memajang (mendispla) kopi, peralatan serta gelas-gelas dengan pengaturan yang menarik.

 Glass Display / Hanger

Letaknya biasanya diatas counter, yang mana fungsinya untuk memajang (mendisplay) gelas.

 Sink / Plumbing

Yaitu tempat untuk mencuci gelas serta perlatan bar yang kotor. Penempatannya biasanya disudut bar agar tidak terlihat oleh tamu yang duduk di counter.  Drawer / Kabinet.

Yaitu tempat menyimpan stock minuman, barang-barang groceries, peralatan dan keperluan lainnya.

 Chiller / Refrigeration

Yaitu tempat menyimpan minuman yang perlu didinginkan seperti : cold brew, es, susu serta buah-buahan.

 Cashier Area / Desk

Merupakan area dimana cashier bekerja membuat check atau bill, menerima pesanan, pembayaran, dan mengerjakan tugas-tugas lainnya. Cashier Desk biasanya didalam Bar Counter ataupun berada di Hall area.

(4)

Ergonomi Bar

Gambar 3 ergonomi meja bar

sumber: Buku Dimensi manusia & Ruang Interior (1979) Ergonomi dalam bar meliputi bagaimana tinggi meja bar yang nyaman dan sesuai dengan tinggi orang-orang, lebar meja, space untuk jalur pergerakan, area kerja dan hal lainnya guna mempertimbangkan keselarasan, kenyamanan aktivitas terhadap furnitur, sehingga dapat menigkatkan efisensi kerja seorang barista di bar counter.

Pada bar counter bagian depan bar adalah area produksi dan area service seperti display, barista station, cashier karena berfungsi sebagai pelayanan kepada tamu, sedangkan untuk area penyimpanan dan area cuci berada pada bagian belakang bar agar tidak menggangu kegiatan service. Jarak yang baik antara meja bar depan dan meja bar belakang adalah 110 cm sehingga tidak mengganggu mobilitas kerja barista dan tidak terlalu jauh jarak antara bar.

Sebagian besar kegiatan barista dilakukan beridiri sehingga tinggi meja bar yang sesuai untuk posisi kerja berdiri yaitu 75 – 90 cm untuk brewing kopi dan espresso atau dengan standar tinggi 36” atau 91.44 cm untuk top counter.

Area yang dibutuhkan pelayan bar atau barista antara meja bar dan meja dapur yang baik yaitu sekitar 110 cm dengan lebar meja 75 cm agar tidak terlalu sempit dan tidak terlalu jauh, tinggi cabinet untuk bar 140 – 210 cm, hal ini harus diperhatikan agar barista leluasa saat bekerja dan tidak terlalu jauh untuk menjangkau suatu area dan barang-barang yang diperlukan ketika bekerja.

Gambar 5 ergonomi meja bar

sumber: Buku Dimensi manusia & Ruang Interior (1979) Untuk counter bar, meja minimal memiliki panjang 106.7 cm atau terdapat panjang 91.4 cm untuk area service barista untuk mesin atau perlataan membuat kopi dan berkerja menyiapkan minuman kopi.

Gambar 6 bagian depan bar

https://id.pinterest.com/pin/415879346825926064/?lp=true Diakses pada Juli 2019

 Bar bagian depan counter berfungsi sebagai bagian service pengunjung, display dan area pembuatan kopi, sehingga terdapat Cashier desk, espresso space, brewing space, dan display coffee dan peralatan

 Bagian bawah bar berfungsi sebagai kabinet untuk penyimpanan bahan bahan

(5)

pembuatan kopi, dan peralatan-peralatan untuk kopi.

 Bagian belakang atau sudut bar berfungsi sebagai area penyimpanan, display, dan area cuci, sehingga biasanya terdapat back wall, cabinet, refrigerator/chiller, dan sink/plumbing

Tugas dan aktivitas barista di coffee bar counter

Barista merupakan sebutan untuk orang yang profesinya meracik dan menyajikan minuman kopi kepada pelanggan. Selain meracik minuman, barista juga bertanggung jawab memberikan pelayanan yang baik ke pelanggan, barista harus memastikan kebersihan dan kehigienisan alat alat yang digunakan. Sehinggga di coffee bar posisi barista sering kali dijadikan sebagai ujung tombak, berikut tugas dan aktivitas barista :

1. Menyiapkan dan menyajikan minuman kopi panas atau dingin, berbasis espresso atau manual brew.

Aktivitas dilakukan di bar counter dan barista station dengan menggunakan mesin espresso dan peralatan brewing lainnya. 2. Timbang, giling, atau bungkus biji kopi

Dilakukan di bar counter dan barista station dengan menngukanan grinder, timbangan dan toples penyimpanan..

3. Sanitize atau bersihkan area kerja, utensils atau peralatan.

Dilakukan pada barista station, drawer/cabinet, dan area sink.

4. Periksa suhu freezer, lemari es, atau peralatan pemanas untuk memastikan berfungsinya.

Dilakukan di area chiller dan counter 5. Memesan, menerima, atau memasok

persediaan atau produk.

Dilakukan di area bar counter dan bar store 6. Memberikan detail produk kepada

pelanggan, seperti campuran kopi atau deskripsi persiapan,

Dilakukan di area display dan counter 7. Menerima dan memproses pembayaran

pelanggan.

Dilakukan di area cashier.

8. Menerima pesanan dan mengirimkannya ke karyawan lain untuk persiapan.

Dilakukan di area cashier.

9. Mendemonstrasikan penggunaan peralatan, seperti mesin espresso.

Dilakukan di barista station area espresso

10. Mengatur display produk. Dilakukan di area bar display

Sebelum coffee bar buka, aktivitas barista di coffee bar counter adalah memasok persedian, mengatur display, membersihkan area kerja dan peralatan, memeriksa peralatan dan mesin seperti mesin espresso, freezer dll. Setelah coffee bar buka, secara garis besar alur kerja barista dimulai dari menerima pesanan, menyiapkan dan menyajikan minuman kopi (espresso & manual brew), menerima dan memproses pembayaran pelanggan, dan mencuci area kerja dan mencuci peralatan.

Gambar 7 aktivitas di bar Jury Café, Biasol Design (2014)

Dalam penyajian kopi secara umum terdapat 2 cara menyeduh kopi yaitu espresso based dan manual brew, tergantung mesin pembuat kopi. Mesin pembuat kopi manual brew membutuhkan air, metode penyeduhan manual seperti aeropress dan pour over yang bervariasi, suhu dan sebagainya. Namun untuk espresso menggunakan air panas high pressure atau bertekanan tinggi. Pembuatan kopi espresso menggunakan mesin yang sangat berbeda dengan pembuatan kopi seduh manual. Gilingan kopi juga mesti fine atau halus sebab ekstraksi tidak akan berjalan dengan sempurna apabila bubuk kopi yang digunakan belum benar benar halus.

Selain itu dalam menggunakan alat pembuat kopi espresso, biji kopi dimasukkan dalam portafilter sebelum nantinya disambungkan dengan mesin espresso dan barulah ekstraksi terjadi karena high pressure dan juga hot water tersebut. Untuk semua proses mesin espresso terbilang lebih singkat jika dibandingkan dengan proses manual brew karena lebih mengutamakan teknik dan metode menyeduh kopi.

(6)

A. Penyajian kopi espresso base

Espresso adalah jenis minuman kopi yang dibuat dengan mengekstrak kopi menggunakan mesin espresso, selain disajikan sendiri espresso sering dicampur susu, krim susu (foam), dan air panas. Kopi espresso base adalah minuman kopi yang berbahan dasar espresso seperti cappuccino, latte, Americano, espresso macchiato, dll. Berikut langkah langkah pembuatan kopi espresso base dengan mesin espresso :

Gambar 8 Espresso coffee

https://www.pexels.com/photo/beverage-business-cafeteria-caffeine-30894/

Diakses pada Juli 2019

 Siapkan gelas espresso.

 Lepaskan portafilter dari group head mesin espresso.

 Giling biji kopi dengan ukuran halus menggunakan grinder

 Tuangkan bubuk kopi ke portafilter, ratakan dan tamping (tekan)

 Pasang kembali portafilter ke mesin espresso.

 Proses ekstraksi espresso, tekan tombol mesin espresso

 Espresso dituangkan ke cangkir dan timbang sesuai kebutuhan

 Espresso telah disajikan, tambahkan campuran air, es, susu, whipped cream, sirup atau coklat sesuai dengan jenis espresso base yang diinginkan.  Buang ampas kopi dari portafilter ke

knockbox

B. Penyajian kopi manual brew

Manual brew adalah cara untuk menyeduh kopi secara manual dengan menggunakan metode dan teknik manual . berkaitan dengan bubuk kopi, kertas filter, dan air panas yang sudah di sesuaikan tingkat temperaturnya.

Minuman manual brew mumnya adalah kopi hitam tanpa ampas yang memiliki tingkat ketajaman rasa yang berbeda dengan kopi espresso base . Secara umum, manual brew memiliki metode seduh yang dikategorikan ke dalam 4 jenis, diantaranya :

1. Metode Boiling, merupakan metode menyeduh kopi dengan cara di rebus atau di didihkan menggunakan alat seperti turkish coffee pot.

2. Metode Immersing/steeping, biasa menggunakan alat french press, aeropress., tubruk. Dengan metode merendaman kopi pada waktu yang ditentukan.

3. Metode Pourover/drip, metode ini menggunakan alat saring khusus, seperti Kalita Wave, V60, vietnamese drip, cold drip, Chemex

4. Metode Pressuring, menggunakan alat seperti moka pot, siphon, dan percolator. Metode ini mengekstrak kopi dengan air tekanan khusus dan tektik khusus.

Gambar 9 peralatan manual brew ottencoffe.co.id Diakses pada Juli 2019

Dari berbagai jenis teknik manual brew, sebagian besar coffee shop hanya menggunakan metode Immersing/steeping, prourover/drip, dan pressuring. Berdasarkan berbagai metode manual brew, berikut langkah langkahnya :

(7)

a. Metode immersing/steeping

 Sediakan peralatannya (French press, aeropress) dan cangkir

 Giling kopi menggunakan grinder  Atur rasio kopi dan air dengan

timbangan

 Masukan kopi yang telah digiling ke dalam tabung alat (French press, aeropress)

 Masak air hingga mendidih, suhu ideal 90 - 95°C, lalu tuangkan ke dalam tabung

 Setelah itu tunngu sekitar 3 menit.  Pasang tutup alat press dengan benar

lalu tekan secara perlahan.  Tuang kopi ke cangkir.

b. Metode pouring/drip

 Sediakan peralatannya (Vietnam drip, v60 ) dan cangkir

 Giling kopi menggunakan grinder  Atur rasio kopi dan air menggunakan

timbangan

 Masak air hingga mendidih, suhu ideal 90 - 95°C

 Tempatkan filter ke alat pouring/drip  Masukan bubuk kopi ke alat

pouring/drip

 Tuang air secara perlahan  Tunggu proses driping selesai

c. Metode pressuring

 Siapkan air, bisa air panas ataupun air suhu ruangan

 Masukkan air ke dalam container atau tempat khusus air di coffee maker, biasanya berada di bagian bawah  Selanjutnya pasang filter ke kontainer

bagian atasn alat

 Giling kopi menggunakan grinder dengan kehalusan medium

 Atur rasio kopi dan air menggunakan timbangan

 Masukkan bubuk kopi yang telah digiling dengan ke dalam container

 Pada bagian bawah, nyalakan api dari alat pemanas

 Tekanan pada air yang tinggi akan membuat air naik ke atas

 Setelah air naik ke funnel, matikan api  Tuang kopi ke cangkir

(8)

Table 1 aktivitas barista penyajian kopi ES P R ES S O BA S E C O F F EE AKTIVITAS BAGIAN BAR COUNTER KIRI BAR COUNTER KANAN RAK / KABINET BAG. SERV KESIMPULAN KR T KN KR T KN AT BW

Menyiapkan gelas Diatas mesin

espresso & rak gelas

  Alur

pembuatan espresso cenderung zigzag dari bar counter kiri bagian kiri – kanan – kiri – kanan. Alur kerja yang baik bermula dari kiri ke kanan karena sebagian besar tugas menggunakan tangan kanan. Penyajian kopi espresso harus dibuat area khusus agar barista tidak perlu bergerak jah sehingga bisa lebih efektif

Ambil biji kopi Toples kopi, Storage

 

Giling kopi dengan grinder Grinder 

Lepaskan portafilter dari goup head mesin espresso

Mesin espresso  Tuangkan bubuk kopi ke

portafilter, ratakan dan tamping (tekan)

Grinder &Tamp 

Pasang kembali portafilter ke mesin espresso. tekan tombol mesin espresso

Mesin espresso 

Espresso dituangkan ke cangkir dan timbang sesuai kebutuhan

Timbangan 

tambahkan campuran air, es, susu, whipped cream, sirup atau coklat sesuai dengan jenis espresso base yang diinginkan.

Storage, cabinet 

Buang ampas kopi dari portafilter ke knockbox

Knock box 

Sajikan kopi counter 

M A N U A L BR E W C O F F EE ( M e tod e Imme r si n g /S te e p in g) Menyiapkan peralatan brew (french press)

Diatas meja bar, storage  Alur manual brew berada pada bar counter kanan pada bagian kanan – tengah sehingga alurnya lebih nyaman dan efektif. Karena proses pembuatan dilakukan manual maka peralatan dan bahan untuk manual brew sebaiknya disatu area sehingga lebih efektif dan memudahkan barista ketika proses pembuatan. Menyiapkan gelas Rak gelas, diatas

meja bar

 Ambil biji kopi Toples kopi,

storage

 

Giling kopi dengan grinder Grinder 

Atur rasio kopi & air menggunakan timbangan

Timbangan 

Masak air hingga mendidih

Mini stove, teko 

Taungkan / masukan kopi ke peralatan brew (french press)

Service 

Tuang air ke alat brew (french press)

Service 

Tuangkan kopi ke cangkir service 

(9)

1. Area espresso

Pengaturan area kerja espresso yang baik dapat meningkatkan efiseinsi kerja barista sehingga bekerja lebih cepat dan nyaman. Pola pembuatan espresso base ini memiliki langkah dari kiri (mesin espresso), kanan (grinder, scal, tamp), kiri (mesin espresso).

Gambar 10 Area kerja espresso

https://www.javapresse.com/blogs/espresso/layout-your-home-espresso-bar

Diakses pada Juli 2019

 Mesin Espresso - Diposisikan ke kiri karena sebagian besar tugas dilakukan dengan tangan kanan. Sisakan sedikit ruang agar barista bisa berdiri sedikit ke kiri mesin, yang membuat penanganan portafilter dengan tangan kanan sedikit lebih nyaman.

 Knock Box - Langsung di sebelah mesin untuk mengurangi jarak yang harus ditempuh ketika membuang ampas kopi agar mengurangi kemungkinan tumpah.  Grinder – berada di kanan agar lebih

nyaman karena saat menggiling kopi tangan kanan memegang portafilter. memungkinkan menggunakan tangan kiri untuk mengambil cangkir dari atas mesin espresso atau membersihkan area kerja dengan lap bersih.

 Scale – posisi timbangan dekat dengan grinder sehingga bisa langsung menimbang setelah kopi di giling dengan cepat dan mudah.

 Tamp & Tamp Mat – setelah menimbang kopi, portafilter dipegang ke tangan kiri dan tangan kanan memegang tamp. Sehingga proses tamping menjadi lebih mudah.

2. Area manual brew

Pada area manual brew perlu space yang cukup untuk menyimpan berbagai peralatan, mulai dari peralatan, brewing, grinder, scale, kompor, knock box, dll. Sehingga barista tidak perlu bergerak jauh untuk menyiapkan peralatan. Pola pembuatan nya lebih domain di bagian kanan dan tengah bar.

Gambar 11Area manual brew

http://www.jenzcorner.net/origin-co-manual-coffee-bar Diakses pada Juli 2019

 Grinder – berada di posisi kanan agar lebih nyaman karena saat menggambil kopi halus hasil giling. memungkinkan menggunakan tangan kiri untuk mengambil cangkir atau membersihkan area kerja dengan lap bersih

 Scale – posisi timbangan dekat dengan grinder sehingga bisa langsung menimbang setelah kopi di giling dengan cepat dan mudah.

 Knock Box - Langsung di sebelah mesin untuk mengurangi jarak yang harus ditempuh ketika membuang ampas kopi agar mengurangi kemungkinan tumpah  Kompor dan teko – posisi di kanan

karena panas dan berbahaya jika dekat dengan peralatan lain, selain itu agar mudah diambil dengan tangan kanan.  Sarigan air – posisi di kanan paling ujung

agar ketika menuangkan air tidak tumpah dan basah di meja.

(10)

Kesimpulan

Dari hasil analisa yang dilakukan , aktivitas barista di coffee bar counter berpengaruh besar terhadap fasilitas dan alur kerja barista. Adanya karakteristik aktivitas yang menjadi pola kerja barista ketika merima pesanan hingga menyajikan kopi yang membuat penataan letak bar mempengaruhi kenyamanan dan efiseinsi kerja seorang barista. Pembagian area harus sesuai dengan aktivitasnya, seperti area cashier, area display, area espresso, area manual brew, penyimpanan dan area cuci sehingga alur geraknya jelas dan teratur, penataan area kerja yang baik dapat mempercepat barista dalam menyajikan kopi, dan penataan yang buruk dapat membuat keridaknyamanan barista ketika bekerja dan mempengaruhi kecepatan dalam penyajian. Selain itu ukuran bar counter harus sesuai dengan standar dan fungsinya agar barista nyaman, aman dan memudahkan barista ketika bekerja dalam waktu tertentu.

Daftar Pustaka

Herlyana, Elly. (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Jurnal THAQÃFIYYÃT, Vol. 13, No. 1 Juni 2012

Isdarmanto. (2016). Bartending. Yogyakarta : Gerbang Media Aksara

Isfiaty, Tiara. (2016). Tinjauan Modernisasi Unsur Tradisional Indonesia Sebagai Elemen Interior Hotel Pada Mata kuliah DI – V Fakultas Desain UNIKOM. Majalah Ilmiah Unikom Vol. 14/No.02/16, Hal 251 – 263, ISSN:1411-9374

Julius Panero, Martin Zelnik. (1979).

Dimensi Manusia dan Ruang Interior.

Jakarta: Erlangga

Oldenburg, Ray..(1989). The Great Good Place: Cafes, Coffee Shops, Bookstores, Bars, Hair Salons, and other Hangouts at The Heart of a Community. London: Da Capo Press

Masdakaty, Yulin. Simak hal ini sebelum menata konsep ruang coffe shop [Online]. https://majalah.ottencoffee.co.id/simak-hal-ini-

sebelum-menata-konsep-ruang-coffee-shop-Yuliandri, Mustika Tresna. Asal mula coffee bar [Online]. https://majalah.ottencoffee.co.id/asal-mula-coffee-bar/. Diakses

Yuliandri, Mustika Tresna. Apa perbedaan manual brew dengan espresso.[Online].

Gambar

Gambar 1 Coffee bar
Gambar 3 ergonomi meja bar
Gambar 7 aktivitas di bar  Jury Café, Biasol Design (2014)
Gambar 8 Espresso coffee
+3

Referensi

Dokumen terkait

Serat Wulang Reh Putri merupakan salah satu sastra piwulang, yaitu genre sastra yang berisi ajaran, baik tentang perilaku di masyarakat atau ajaran mengenai cara menggapai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak kulit batang pulai dan meniran terhadap gambaran limpa, hati dan otak mencit galur

o Orang tua dengan keadaan ekonomi yang mencukupi akan lebih siap dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, karena dengan tingkat ekonomi yang mencukupi

Pengembangan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2 yang mengilustrasikan sistem penyelenggaraan jalan tol yang terdiri dari tiga elemen untuk memenuhi

• Evaporasi dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, dan radiasi sinar matahari.. • Transpirasi dipengaruhi oleh kondisi

Dari rutinitas tersebut dapat dikatakan bahwa sirkulasi utama desa merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai “pusat” kegiatan yang mewadahi aktivitas sosial masyarakat

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana di bidang kimia.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan kasih sayang yang

memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya agar dalam pelaksanaan tugas selalu mempedomani prosedur dan program