• Tidak ada hasil yang ditemukan

Values : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2, Nomor 2, Oktober 2020 e-issn X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Values : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2, Nomor 2, Oktober 2020 e-issn X"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI MEMPROMOSIKAN PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) DALAM MEWUJUDKAN TUJUH DIMENSI LANSIA TANGGUH

DI DESA AIR JERNIH KECAMATAN RENGAT BARAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU

1)

Muhklas Adi Putra 2) Said Afriaris

1)2)

Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri (STIE-I) Rengat

1)

e-mail: muhklas@stieindragiri.ac.id

2)

e-mail: saidafriaris@stieindragiri.ac.id

Abstract

Elderly Family Development (EFD) is one of the government's efforts to improve family resilience in advancing society as a basis for dealing with economic and health crises caused by aging conditions. The reason for holding the Elderly Family Development (EFD) activity is due to the rapidly increasing number of elderly population, while the main factor supporting this activity is the spirit of the elderly, active and friendly cadres, local government trust, support from families with the intention of minimizing several factors that hamper elderly activities, named limited infrastructure, physical condition of the elderly, limited funding, geographical conditions, and lack of participation from the family itself. With the existence of the Elderly Family Development (BKL), it can make the elderly of Indonesia continue to be productive for the next 10 years to the age of 70 years. In addition, the elderly can also live independently, able to care themselves until the age of 80 years. After that, the elderly above 80 years can be given assistance at home or (home care) and home treatment for the elderly who are sick. The Community Service by the Lecturer (PpMD) is conducting socialization by providing an understanding of the material for the Development of Elderly Families (BKL) in realizing the seven dimensions of resilient elderly people in the Air Jernih Village, West Rengat District by increasing the welfare of the elderly through care and the role of the family in creating healthy elderly people, devoted to God Almighty, independent, productive and beneficial for families and communities (BKKBN, 2002: 7).

Keywords: Socialization, Promotion of Elderly Family Development (EFD), Seven Dimensions of Resilient Elderly

Abstrak

Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan keluarga dalam memajukan masyarakat sebagai suatu dasar untuk menghadapi krisis ekonomi dan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi penuaan. Alasan diadakannya kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk lansia yang cukup pesat, adapun faktor utama pendukung kegiatan ini adalah semangat para lansia, kader aktif dan ramah, kepercayaan pemerintah setempat, dukungan dari keluarga dengan maksud meminimalisir beberapa faktor penghambatnya kegiatan lansia yaitu keterbatasan sarana prasarana, kondisi fisik lansia, keterbatasan pendanaan, kondisi geografi, dan kurangnya partisipasi dari keluarga itu sendiri. Dengan adanya Bina Keluarga Lansia (BKL) ini dapat membuat lansia Indonesia tetap dapat produktif hingga 10 tahun kedepan hingga di usia 70 tahun. Selain itu, lansia juga bisa hidup mandiri, mampu merawat dirinya sendiri hingga usia 80 tahun. Setelah itu, usia lansia diatas 80 tahun dapat diberikan pendampingan dirumah atau (home care) dan pengobatan dirumah untuk lansia yang sakit. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) ini melakukan sosialisasi dengan memberikan pemahaman materi Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam mewujudkan tujuh dimensi lansia tangguh di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat dengan meningkatkan

(2)

masyarakat (BKKBN, 2002 : 7). .

Kata Kunci: Sosialisasi, Promosi Bina Keluarga Lansia (BKL), Tujuh Dimensi Lansia Tangguh

1. PENDAHULUAN

Keluarga merupakan sumber utama dalam terpenuhinya kebutuhan emosional. Dalam Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan. Keluarga merupakan inti terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan keluarga besar merupakan unit masyarakat terkecil yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Apabila semakin besar dukungan emosional dalam keluarga, maka akan menimbulkan rasa senang dan bahagia dalam keluarga.

Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah salah satu upaya dari pemerintah dalam meningkatkan ketahanan keluarga dalam memajukan masyarakat sebagai suatu dasar untuk menghadapi krisis-krisis ekonomi dan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi penuaan. Pada satu sisi jumlah lansia yang besar dapat menjadi suatu sumber daya yang dapat dimanfaatkan, namun disisi lain jumlah penduduk lansia yang besar ini juga merupakan suatu tantangan guna meningkatkan kualitas hidup lansia (Rahardjo, dkk, 2015 : 16).

Dalam perjalanan waktu, semakin banyaknya jumlah lansia sebenarnya bukan merupakan hal yang merugikan, jika lansia dapat diberdayakan dengan baik, maka keberadaan lansia lebih bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas (Depsos RI, 2004). Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 138 ayat 1 menetapkan bahwa Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 2 menetapkan bahwa Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Besarnya peranan keluarga dalam memenuhi kesejahteraan serta kebutuhan lansia, maka perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau dan Organisasi Perangkat Daerah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Indragiri Hulu tidak tinggal diam dalam mendukung program kegiatan pola asuh yang menyangkut Bina Keluarga Lansia (BKL) yang dilaksanakan di Desa Air Jernih. Program Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan suatu wadah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang memiliki lansia untuk mengetahui, memahami, dan mampu membina kondisi maupun masalah lansia dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat (BKKBN, 2002 : 7).

(3)

2. METODE

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) ini dilaksanakan di Desa Air Jernih pada Hari Senin tanggal 15 Juni 2020 dengan Tim PpMD dari Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indragiri (STIE-I) Rengat. Dalam kegiatan ini membahas tema Sosialisasi Mempromosikan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam Mewujudkan Tujuh Dimensi Lansia Tangguh di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu.

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu ini dilakukan dengan Metode Sosialisasi mengenai Materi Tujuh Dimensi Lansia Tangguh. Dampak dari kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman akan pentingnya Kelompok Kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Lansia di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) dengan Tema Sosialisasi Mempromosikan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam Mewujudkan Tujuh Dimensi Lansia Tangguh di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu pada Hari Senin tanggal 15 Juni 2020 yang didukung oleh Aparatur Pemerintah dan masyarakat Desa Air Jernih. Adapun penjelasan dari tujuh dimensi lansia tangguh serta peran serta keluarga dalam memahami serta membimbing lansia dalam melakukan aktivitas di antaranya : (BKKBN. 2017)

1. Dimensi Spiritual

Dalam hal ini menyangkut tentang keagamaan, dimanasemua orang yang memasuki usia lanjut atau memasuki usia pensiun mengalami gangguan mental psikologis, hal ini karena kurang siapnya dalam menghadapi perubahan kehidupan. Pada kondisi ini perlunya penguatan dimensi spiritual, adapun peran keluarga dan masyarakat dalam hal ini memberikan bimbingan dalam memantapkan mental spiritual dengan memberikan fasilitas kemudahan beragama dengan fasilitas sederhana seperti peralatan ibadah, kitab suci, buku-buku agama, serta menyediakan waktu pada acara keagamaan dan perayaan hari-hari besar agama bersama keluarga serta masyarakat.

2. Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ini menyangkut tentang sosial budaya dan perlindunganterhadap lansia dalam bentuk memberikan santunan, memberikan pendampingan, melakukan perawatan dan mengajak dalam kemandirian agar mampu merawat diri dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Dimensi Emosional menyangkut tentang cinta kasih

Peran utama keluarga serta masyarakat tentang cinta kasih terhadap lansiadengan cara menunjukkan antusiasme, memberikan senyuman yang tulus, melakukan kontak mata, menjadi pendengar yang baik, menanyakan minat mereka, membina kedekatan emosional. Dimana hal ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat untuk selalu mengikutsertakan dalam kegiatan setiap acara di lingkungannya dengan memperhatikan kondisi lansia dan menjaga tali silaturahim.

(4)

4. Dimensi Fisik

Dalam dimensi fisik terdapat beberapa perubahan diantaranya :

- Perubahan fisikditandai dengan penurunan aktivitas fisik, Berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Alat bantu sederhana apa saja yang dapat dipakai oleh Lansia, penglihatan yang berkurang, Pendengaran yang berkurang dibantu dengan alat bantu pendengaran. Dan lain sebagainya yang harus dipahami dan dimengerti oleh setiap keluarga dan masyarakat tentang perubahan fisik yang terjadi.

- Perubahan mental ditandai dengan menyendiri, sulit tidur, kesedihan karena ditinggal pasangan atau orang terdekat, mudah tersinggung, depresi dan demensia/pikun.

- Perubahan sosial ditandai dengan kecenderungan menyendiri, tidak punya gairah hidup untuk berkumpul dengan teman sebaya, keluarga besar, anak dan cucu.

- Perubahan kesehatan reproduksi, dan lainnya.

5. Dimensi Intelektual menyangkut tentang sosial dan pendidikan

Kondisi yang dialami lansia bila dengan penurunan fungsi intelektual seperti, gangguan persepsi, penurunan konsentrasi, gangguan bahasa dalam komunikasi, penurunan daya ingat. Stimulasi dapat dilakukan yaitu dengan membaca, menulis, mengarang, dan berkesenian. meningkatkan silaturahmi, rekreasi dengan keluarga. Senam otak (Brain

exercise) dengan cara melakukan gerakan yang harmonis antara anggota tubuh bagian

kanan dan kiri untuk memicu otak kanan maupun otak kiri agar memperlambat penurunan fungsi intelektual, dengan tujuan mengaktifkan aliran darah yang akan memberikan suplai oksigen ke otak, agar otak dapat berfungsi optimal. Membina hubungan dengan anak-anak dengan maksud memberdayakan lansia melatih kesabaran Lansia.

6. Dimensi Profesional Vokasional menyangkut tentang perekonomian

Profesional vokasional merupakan seorang yang ahli dalam bidangnya dengan menguasai ilmu pengetahuan menjunjung tinggi etika dan integritas dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu dan terlibatan kegiatan tertentu. Dalam hal ini lansia memiliki banyak kelebihan, baik dari sisi kemampuan maupun kesempatan yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan kualitas diri dan kehidupanyadan sebagai mata pencaharianya, seperti, bila lansia seorang dokter, ia dapat melakukan promosi kesehatan bagi masyarakat. Bila lansia sebagai pengacara, ia dapat memberikan penyuluhan hukum bagi masyarakat. Sehingga peran lansia berpeluang untuk melakukan pengasuhan kepada anggota keluarga atau anak cucunya.

7. Dimensi Lingkungan

Menyangkut tentang lingkungan sosial budaya diperlukan karena selalu berubah dari waktu ke waktu serta lingkungan mental spiritual diperlukan agar lansia dapat ketenangan batin dalam penerapan nilai-nilai keagamaannya. Keduanya saling mempengaruhi perkembangan kehidupan.

Promosi yang bersifat informatif sangatlah penting karena dapat membantu dalam menyebar luaskan informasi kepada masyarakat, menurut Terence A. Shimp (dalam Warnadi & Triyono. A 2019:86) yaitu Informing/memberikan informasi merupakan salah satu fungsi dari promosi. Selain itu, komunikasi yang dibangun oleh stakeholder dalam hal ini adalah perwakilan BKKBN Provinsi Riau dan Dinas Dalduk dan KB Kab. Indragiri Hulu bersama masyarakat juga penting agar tujuan kesejahteraan bagi lansia dapat dicapai, menurut Limakrisna, N & Purba, T. P (2019:134) Komunikasi pemasaran bertujuan memberikan informasi, mendidik dan sering membujuk pasar sasaran mengenai prilaku yang yang diinginkan. Harapannya masyarakat melalui kelompok kerjanya bersama-sama keluarga yang memiliki lansia dapat memperhatikan tujuh dimensi tersebut di atas dalam mewujudkan kesejahteraan lansia.

(5)

Selama kegiatan PpMD berlangsung, secara umum sesuai dengan yang direncanakan. Interaksi yang terjadi antara penyelenggara dan peserta terjalin dengan baik dalam hal komunikasi, karena para peserta memiliki semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi selama proses kegiatan berlangsung ditandai dengan adanya feedback dari para peserta yang hadir. Penerima harus memberikan tanggapan dan umpan balik ke pengirim. Bovee and Thill menyatakan (dalam S. Afriaris. S. Windartini. 2020) Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Adapun hasil yang dicapai pada PpMD ini, Tim PpMD telah melakukan tugasnya sebagai narasumber mengenai materi tujuh dimensi lansia tangguh dan masyarakat memberikan respon positif atas pelaksanaan PpMD ini. Berikutnya juga laporan Akhir berisi laporan kegiatan dan publikasi PpMD yang merupakan salah satu hasil luaran kegiatan PpMD berupa karya ilmiah (jurnal PpMD).

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Gambar 4 : Daftar Hadir

4. KESIMPULAN

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) ini dilakukan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang Bina Keluarga Lansia (BKL) Dalam Mewujudkan Tujuh Dimensi Lansia Tangguh, dimulai dari pembentukan Kelompok Kegiatan (Poktan) sampai dengan pembinaan masyarakat di Desa Air Jernih. Dapat dilihat dari antusias peserta lansia dalam mengikuti kegiatan saling berinteraksi dalam diskusi serta memberikan umpan balik kepada narasumber dalam pemahaman “Tujuh Dimensi Lansia

Tangguh”. Setelah kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Air Jernih Kecamatan Rengat

Barat Kabupaten Indragiri Hulu ikut berperan serta dalam mensukseskan program pembangunan keluarga di Kabupaten Indragiri Hulu khususnya

(11)

5. SARAN

Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) ini dalam memberikan sosialisasi dengan metode ceramah dan diskusi mengenai pemahaman kepada masyarakat tentang Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam Mewujudkan Tujuh Dimensi Lansia Tangguh di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat diharapkan dapat melaksanakan ke Tujuh Dimensi Lansia, karena program Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan suatu wadah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang memiliki lansia untuk mengetahui, memahami, dan mampu membina guna meningkatkan kesejahteraan lansia, melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan dilingkungan masyarakat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulilllah Kegiatan PpMD di Desa Air Jernih Kec. Rengat Barat Kab. Indragiri Hulu terlaksana dengan baik dan lancar. Atas dukungan yang diberikan, diucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua STIE Indragiri Rengat Kab. Indragiri Hulu beserta Manajemen STIE-I Rengat. 2. Kepala Desa Air Jernih serta Perangkat Desa di Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat

Kabupaten Indragiri Hulu.

3. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau.

4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Indragiri Hulu.

5. Ketua Kelompok Kegiatan (Poktan) Desa Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu.

6. Bapak dan Ibu lansia serta seluruh Masyarakat Air Jernih Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2011. Bina Keluarga Lansia (BKL). Jakarta. BKKBN.

BKKBN. 2017. Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi, Bahan Penyuluhan Bina Keluarga

Lansia. Jakarta. BKKBN.

Limakrisna, N & Purba, T. P. 2019. Manajemen Pemasaran. Edisi 3. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Rahardjo, Tri Budi, dkk. 2015. Lansia Tangguh dengan Tujuh Dimensi. Jakarta: BKKBN. S. Afriaris. S. Windartiny. 2020. Model Pengembangan Strategi Komunikasi Bisnis untuk

Mencapai Tujuan Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada Konsep Usaha Rumah Tangga Kerak Nasi). Jurnal EKOBISTEK, Vol. 9, No. 1, April 2020, Hal 12-20.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. (Depsos RI, 2004) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Gambar

Gambar 1 : Dokumentasi Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD)
Gambar 2 : SK Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD)
Gambar 3 : Surat Tugas Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD)
Gambar 4 : Daftar Hadir

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam pencegahan dan pemberantasan DBD adalah dengan memutus rantai penularan dengan cara mengendalikan vektor melalui

Untuk di Inggris hukum kepailitan diatur dalam The Statute of Bankrupts 1570, kemudian di Indonesia Kepalitian mula-mula diatur dalam Faillissementsverordening (S. 4 Tahun 1998

Berdasarkan hasil observasi terhadap UKM DONAT ALMIRA dan media sosialyang digunakan, UKM DONAT ALMIRA yang berhasil meningkatkan penjualan hingga lebih dari 100% karena

Dengan permasalahan tersebut kami bertujuan untuk memberdayakan pengrajin seni agar tetap dapat aktif dan mendapatkan hasil yang terbaik disaat pandemic ini dengan

57 Covid-19, penulis memutuskan untuk melaksanakan program kerja dengan judul “Penanggulangan dan Pencegahan Covid-19 yang dilakukan ST Dharma Laksana Desa Nyanglan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh para pedagang dalam meningkatkan penjualan ikan di desa Kedonganan selama ini dilakukan secara langsung dengan

Inhu, kemudian jadwal pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh Dosen ditentukan yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan pembahasan laporan akhir Jasa Konsultansi

Tahap pertama merupakan pengumpulan data untuk mengidentifikasi potensi kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai dan tahap kedua merupakan sosialiasi hasil pengembangan konsep