• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENILAIAN RISIKO TERHADAP POTENSI BAHAYA PEKERJAAN DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PEKERJA BAGIAN PROSES PRODUKSI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENILAIAN RISIKO TERHADAP POTENSI BAHAYA PEKERJAAN DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PEKERJA BAGIAN PROSES PRODUKSI PT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENILAIAN RISIKO TERHADAP POTENSI BAHAYA PEKERJAAN DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PEKERJA BAGIAN PROSES PRODUKSI PT. KERISMAS WITIKCO MAKMUR BITUNG

Sartika Dualembang*, Paul A. T Kawatu*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK

Kecelakaan kerja yang tinggi disetiap bidang pekerjaan disebabkan oleh multifaktor. Data yang diperoleh dari International Labour Organization (ILO) tahun 2013 mengatakan kecelakaan kerja mengakibatkan 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik dan 160 pekerja mengalami penyakit akibat kerja. Salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu kurangnya kepedulian dari perusahaan mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor lainnya yaitu tidak diterapkannya analisis potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penilaian risiko potensi bahaya pekerjaan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) di bagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam, dan observasi lapangan dengan menggunakan lembar JSA (job safety analysis). Informan penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu kepala unit keselmatan dan kesehatan kerja, kepala bidang proses produksi, seorang pekerja pada tahapan entry, seorang pekerja pada tahapan center, dan seorang pekerja pada tahapan exit di bagian proses produksi. Hasil penelitian ini adalah dari hasil penilaian risiko yang didapatkan terhadap potensi bahaya pekerjaan dengan metode Job Safety Analysis (JSA) yaitu dari 3 tahap pekerjaan terdapat 9 jenis pekerjaan dan 30 langkah-langkah pekerjaan. Dari 4 peringkat risiko pekerjaan yaitu extreme, high, moderate, dan low didapatkan 3 peringkat risiko pekerjaan di bagian proses produksi yaitu peringkat risiko dengan kategori tinggi (high), sedang (moderate), dan rendah (low).

Kata kunci: Penilaian Risiko, Potensi Bahaya, Job Safety Analysis (JSA).

ABSTRACT

High working accident in every field of work caused by multifactor. Data obtained from the International Labor Organization (ILO) in 2013 showed that workplace accidents resulted in 1 worker in the world die every 15 seconds and 160 workers suffering from occupational diseases. One of the factors causing the work accident is the lack of concern from the company regarding the implementation of occupational safety and health. Another factor is the non-implementation of hazard potential analysis and risk assessment of the existing hazards. The purpose of this study was to understand the risk assessment of potential occupational hazards by using Job Safety Analysis (JSA) method in the production process of PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. This research was a qualitative research with in-depth interview approach, and field observation done by using JSA sheet (job safety analysis). The informants of this research are 5 persons, namely, the head of occupational safety and health section, head of production process, a worker at the entry stage, a worker at the center stage, and a worker at the exit stage in the production process. This study revealed the result of the risk assessment of potential job hazards with Job Safety Analysis (JSA) method from 3 job stages which include 9 types of work and 30 job steps. From four job risk rankings include extreme high, high, moderate, and low, 3 ranks of occupational risk rating was found in the production process i.e. high, moderate, and low risk.

(2)

2 PENDAHULUAN

Kecelakaan kerja yang tinggi disetiap bidang pekerjaan disebabkan oleh multifaktor. Salah satu penyebab kecelakaan kerja yaitu kurangnya kepedulian dari perusahaan mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja guna meminimalkan terjadinya kecelakaan ditempat kerja. Adapun jenis sumber bahaya di tempat kerja yaitu berasal dari faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi. Faktor lainnya yaitu tidak diterapkannya analisa potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada sehingga tidak terdapat pencegahan yang memadai terhadap bahaya yang kemungkinan dapat terjadi di perusahaan.

Data yang diperoleh dari International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 mengatakan 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik akibat kecelakaan kerja dan sebanyak 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya yaitu taun 2012 ILO mencatat angka kematian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia angka kecelakaan kerja masih tinggi. PT. Jamsostek tahun 2013 mengatakan kasus kecelakaan kerja rata-rata berkembang 1,76 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terjadi

103.285 kasus kecelakaan kerja, atau rata-rata terjadi 283 kecelakaan kerja setiap hari, dengan korban meninggal rata-rata 7 orang, cacat 18 orang dan sisanya kembali sembuh. (BPJSK, 2013). Untuk menekan bertambahnya angka kecelakaan kerja, diperlukan suatu teknik untuk dijadikan acuan dalam mengurangi angka kecelakaan kerja. Manajemen risiko analisa bahaya yang sangat populer dan banyak digunakan dilingkungan kerja seperti Job Safety Analysis (JSA) merupakan teknik yang dapat digunakan dalam mengontrol pekerjaan sehingga angka kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Job Safety Analysis bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan (job).

PT. Kerismas Witikco Makmur bergerak di bidang industri seng. Perusahaan memproduksi baja galvanis polos atau berwarna. Perusahaan ini merupakan perusahaan berkembang yang sementara menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan SMK3. Panitia unit keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT. Kerismas Witikco Makmur dibentuk sejak 2 tahun yang lalu dan belum adanya penerapan penilaian risiko yang maksimal dari tiap tahapan pekerjaan yang dilakukan. Manajemen Penilaian risiko dan identifikasi potensi bahaya sangat perlu diterapkan di PT.

(3)

3 Kerismas Witikco Makmur agar dalam pekerjaan sehari-hari pekerja dapat mengetahui cara pengendalian bahaya yang ada ditempat kerja yang tiap-tiap waktu dapat mengancam diri mereka.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ‘’ Analisis Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan Metode Job Safety Analysis pada Pekerja Bagian Proses Produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung’’.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian risiko potensi bahaya pekerjaan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) di bagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2017 dibagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu 1 orang kepala unit keselamatan dan kesehatan kerja, 1 orang kepala bidang proses produksi, 1 orang pekerja pada tahapan entry, 1 orang pekerja pada tahapan center, dan 1 orang pekerja pada tahapan exit di bagian proses produksi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang

dibantu dengan lembar Job Safety Analysis (JSA), wawancara, observasi lapangan, kamera, alat perekam, dan lembar catatan. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer yang di peroleh peneliti yaitu melalui observasi, wawancara langsung, dan dokumentasi. Sebelum turun kelapangan peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengamati secara langsung kegiatan pekerjaan yang ada di bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur. Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan dengan cara tanya jawab dan berhadapan langsung dengan informan penelitian. Wawancara ini didukung dengan alat perekam suara, pulpen, buku catatan, daftar pertanyaan.

Data sekunder yang di peroleh peneliti yaitu berupa gambaran umum perushaan, struktur organisasi, jurnal-jurnal dan buku penunjang penelitian. Data sekunder yang di peroleh peneliti yaitu berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, jurnal-jurnal dan buku penunjang penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis (analisis isi). Data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi lapangan dianalisis dengan menggunakan metode content analysis dengan cara mengidentifikasi karakter-karakter

(4)

4 khusus jawaban dari tiap infroman secara sistematik dan objektif sehingga didapatkan makna melaui interaksi simbolik dari informan penelitian (permatasari, 2008). Penelitian ini menggunakan triangulasi data berupa triangulasi metode dan sumber untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan PT. Witikco didirikan pada tanggal 17 Maret 1979 dan diresmikan pada tanggal 10 April 1981 oleh G. H. Mantik yang pada waktu itu menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara. Alasan didirikan perusahaan ini karena melihat prospek dan potensi yang ada di Sulawesi Utara yang baik dan pertimbangan bahwa di daerah ini belum mempunyai perusahaan pabrikasi yang memproduksi baja lapis seng dan mengingat juga bahwa kebutuhan masyarakat akan produk ini sangat besar.

Witikco merupakan singkatan dari wijaya sutikno coorporation. Perusahaan ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Dari mulai didirikan sampai sekarang ini sudah beberapa kali terjadi pergantian pimpinan, yaitu : 1. Gustaf Kuning (1979 – 1984) 2. Ir. Hendrayanto Miharja (1985 –

1989)

3. D. Herwandi (1989 – 2002) 4. Yosaphat Oei (2002 – Sekarang)

Oleh karena kebijakan manajemen, maka pada tanggal 1 Januari 1995, PT. Witikco dirubah menjadi PT. Kerismas Witikco Makmur.

PT. Kerismas Witikco Makmur berhasil dalam mengelola akan hasil produknya sehingga memberikan hasil yang baik. PT. Kerismas Witikco Makmur merupakan perusahaan besar dilihat dari segi kegiatannya karena perusahaan ini merupakan satu – satunya perusahaan baja lapis seng di Sulawesi Utara, dan saat ini mempekerjakan 125 orang karyawan.

PT. Kerismas Witikco Makmur terletak di Jalan Walanda Maramis No.18 Kelurahan Madidir Weru Kecamatan Bitung Tengah dan terletak di atas tanah 1,5 Ha. Dengan luas bangunan :

a. Panjang 216 m b. Lebar 11 m

Berbatasan dengan PT. Salim Ivomas Pratama disebelah timur dan PT. Indofood Sukses Makmur dibagian selatan.

Demikianlah perjalanan sejarah dari PT. Kerismas Witikco Makmur dalam mengarungi bisnis perekonomian dan telah membuktikan dirinya untuk tetap maju dan berkembang hingga saat ini.

Karakteristik Informan

karakteristik informan pada penelitian ini dapat dilihat dari umur masing-masing infroman. Terdapat 1 orang infroman

(5)

5 antara umur 30-35 tahun, 2 orang antara umur 35-40 tahun, 1 orang antara umur 40-45 tahun dan 1 orang antara umur 45-50 tahun.

Memilih informan 1 dan informan 2 sebagai informan penelitian didasarkan pada alasan karena mereka adalah pilihan tunggal karena menyangkut jabatan yang diemban oleh satu orang. Lain hal dengan memilih informan 3, 4, dan 5 yang merupakan seorang pekerja ditahap entry, center, dan exit yang dipilih melalui kategori masa kerja paling lama pada tiap-tiap tahapan pekerjaan masing-masing.

Informan pertama merupakan seorang kepala unit bidang keselamatan dan kesehatan kerja dengan umur 30 tahun dengan masa kerja 7 tahun dan pendidikan terakhir sarjana. Informan kedua merupakan seorang kepala bagian proses produksi dengan umur 49 tahun dengan masa kerja 25 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Informan ketiga merupakan seorang pekerja ditahapan entry proses produksi dengan umur 39 tahun dengan masa kerja 18 tahun dan pendidikan terakhir STM. Informan keempat merupakan seorang pekerja ditahapan center proses produksi dengan umur 42 tahun dengan masa kerja 20 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Informan kelima merupakan seorang pekerja ditahapan exit proses produksi

dengan umur 38 tahun dengan masa kerja 8 tahun dan pendidikan terakhir SMA.

Analisis Penilaian Risiko Terhadap Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis penilaian risiko terhadap potensi bahaya pekerjaan dengan metode JSA pada bagian proses produksi PT Kerisma Witikco Makmur Bitung adalah terdapat beberapa pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dengan peringkat risiko tinggi, tetapi ada juga beberapa pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dengan peringkat risiko sedang dan rendah. Namun hal ini berbeda dari hasil wawancara yang didapatkan dari 5 informan penelitian. Para informan berpendapat bahwa potensi bahaya yang ada di bagian proses produksi hanya berpotensi kecelakaan ringan saja.

Penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian Wikaningrum Hikmah Kusumasari tahun 2014 tentang penilaian risiko pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap angka kecelakaan kerja pada karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, hasil analisis yang dilakukan dengan metode Job Safety Analysis didapatkan risiko yang ada di divisi Electrick Maintenance, Mechanic Maintenance, General Affairs, Utility, dan Environment PT. Indo Acidatama

(6)

6 Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar termasuk kategori risiko tinggi, sedang dan rendah.

Wawancara yang didapatkan mengenai standard operational procedure (SOP) di perusahaan yang merupakan standar pekerja dalam melakukan pekerjaan telah diterapkan di PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Terdapat pula perawatan untuk mesin-mesin yang ada sehingga mesin-mesin-mesin-mesin dapat bekerja dengan baik dibawah control bagian maintenance. Hasil wawancara juga didapatkan dalam melakukan pekerjaan, pekerja sudah mendapat pelatihan terutama bila pekerjaan yang akan dilakukan memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi. Sedangkan hasil wawancara mengenai pengetahuan informan mengenai Job Safety Analysis (JSA) didapatkan bahwa dari 5 informan wawancara belum ada yang mengetahui mengenai Job Safety Analysis (JSA) secara tepat.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 05/1996 mengenai manajemen risiko sebagai salah satu elemen penting dalam hal perencanaan yang bunyinya ‘’ Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dari kegiatan, produk barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya.’’

Hasil penilaian risiko terhadap potensi bahaya dengan metode Job Safety Analysis (JSA)

Pada pekerjaan di bagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung terdapat 3 tahapan pekerjaan tahap entry, tahap center, dan tahap exit.

Hasil yang didapatkan menggunakan lembar job safety analysis pada 3 tahapan pekerjaan di tahap entry, center, dan exit ditemukan 9 jenis pekerjaan yang diantaranya adalah membuka coil, pelepasan dan pemasangan coil, pemasangan coil ke dalam mesin, mengecek bangker, proses pelapisan seng, penerima hasil jadi seng (marking), gelombang, mengangkat seng menggunakan crane, penggantian roll dan bearings.

A. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya yang dilakukan pada 9 jenis pekerjaan yang ada, telah didapatkan hasil potensi bahaya pada tiap pekerjaan yang ada. Hal-hal tersebut dianggap sebagai potensi bahaya karena dari pengamatan yang dilakukan pada saat pekerja sedang bekerja, bahaya diatas tanpa disadari atau tidak disadari oleh pekerja dari posisi atau sikap kerja yang tidak tepat atau lingkungan kerja yang kurang baik dan dari peralatan atau mesin yang ada dapat terjadi sehingga diambil kesimpulan bahwa potensi bahaya diatas sangat berhubungan

(7)

7 dengan pekerjaan yang dilakukan dan dapat terjadi secara tiba-tiba.

B. Penilaian Risiko

Penilaian risiko yang didapatkan pada pekerjaan dibagian proses produksi adalah jenis risiko dengan kategori tinggi (high), sedang (moderate) dan rendah (low). Potensi bahaya dan penilaian risiko yang didapatkan menunjukkan bahwa tahapan pekerjaan yang ada dibagian proses produksi masih memiliki banyak potensi bahaya yang berisiko tinggi meskipun tidak didapatkan risiko extrime tapi dengan kategori risiko tinggi telah memungkinkan dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan dimana dampak yang ditimbulkan dapat mempengaruhi sistem operasional serta biaya untuk melakukan pengobatan dan perawatan. Kerugian lain yang akan diperoleh seperti pengeluaran banyak biaya baik dari asuransi kecelakaan, biaya berobat, kehilangan jam kerja akibat kecelakaan (lost time injury), shift kerja jadi berantakan, hingga kemungkinan tuntutan hukum dari keluarga korban.

C. Pengendalian Risiko Potensi Bahaya

Dari potensi bahaya dan peringkat risiko pekerjaan yang ditemukan, dapat ditentukan pengendalian apa saja yang dapat diterapkan di bagian proses

produksi untuk meminimalkan potensi bahaya terjadi. Adapun pengendalian yang dapat digunakan berupa hirarki pengendalian risiko seperti eliminasi, subtitusi, perancangan, administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri (APD).

Pengendalian secara eliminasi dilakukan pada jenis pekerjaan pengecekan bangker yaitu seperti tidak meletakkan alat pengait dekat dengan sumber panas tetapi memindahkannya ke tempat jauh dari sumber panas.

Pengendalian secara subtitusi dilakukan pada jenis pekerjaan pemasangan coil kedalam mesin yaitu berupa tidak menggunakan tangan untuk menarik coil pada mesin tetapi menggantinya dengan alat atau bahan yang tepat.

Pengendalian secara perancangan atau engineering control dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Perancanagan yang digunakan yaitu dengan metode guarding. Guarding merupakan pengendalian dengan sistem kerja mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara pekerja dan potensi bahaya yang ada. Terdapat beberapa pekerja yang cocok untuk menggunakan jenis pengendalian ini yaitu jenis pekerjaan membuka coil, proses pelapisan seng, penerima hasil jadi seng (marking), jenis pekerjaan pelapisan seng, mengangkat seng menggunakan crane, dan jenis pekerjaan penggantian roll and bearings.

(8)

8 Pengendalian secara administrasi juga terdapat dibeberapa jenis pekerjaan. Hampir tiap-tiap jenis pekerjaan memiliki pengendalian yang sama yaitu memasang tanda-tanda keselamatan, memasang tanda daerah berbahaya, melakukan penataan dan kebersihan seperti membersihkan ruang kerja dari bahan-bahan yang tidak layak pakai agar pekerja lebih berkonsentrasi dalam bekerja. Khusus untuk jenis pekerjaan yang berisiko tinggi seperti jenis pekerjaan menggangkat seng menggunakan crane, diperlukan pengendalian administrasi berupa pendidikan dan pelatihan secara berkala untuk pekerjaan pengoperasian crane, proses pelapisan seng, dan proses pembuatan gelombang.

Pengendalian pemakaian alat pelindung diri (APD) juga perlu diterapkan. Pengendalian APD diperlukan disetiap jenis pekerjaan karena pengendalian APD merupakan pengendalian yang paling dasar yang tiap perusahaan harus menerapkan dan melaksanakannya. Adapun pengendalian APD yang perlu dilaksanakn pada jenis pekerjaan dibagain proses produksi adalah alat pelindung diri berupa sarung tangan, masker atau respirator, kacamata safety, alat pelindung wajah seperti face shield (tameng muka), ear plug/ear muff, sepatu safety, menggunakan APD berupa baju lengan panjang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa penilaian risiko terhadap potensi bahaya pekerjaan dengan metode Job Safety Analysis (JSA) yang ada di bagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung, hal-hal yang didapatkan yaitu

a. PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung belum menerapkan identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penanggulangan risiko secara maksimal, dan juga belum pernah melakukan kegiatan Job Safety Analysis (JSA).

b. Hasil penilaian risiko yang didapatkan terhadap potensi bahaya pekerjaan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) adalah dari 3 tahap pekerjaan terdapat 9 jenis pekerjaan dan 30 tahapan atau langkah-langkah pekerjaan. Dari 4 peringkat risiko pekerjaan yaitu extreme (sangat tinggi), high (tinggi), moderate (sedang), dan low (rendah) didapatkan 3 peringkat risiko pekerjaan di bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung yaitu peringkat risiko dengan kategori tinggi (high), sedang (moderate), dan rendah (low).

(9)

9 SARAN

Adapun saran yang peneliti dapat berikan kepada perusahaan tempat penelitian adalah

a. PT Kerismas Witikco Makmur Bitung perlu melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan peanggulangan bahaya secara berkala untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. PT Kerismas Witikco Makmur Bitung perlu melengkapi alat pelindung diri dan melakukan penyuluhan kepada pekerja mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja agar potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan dapat diminimalkan. c. Pekerja perlu lebih sadar akan

keselamatan diri dalam bekerja seperti menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2013. Memperkokoh landasan BPJS Ketenagakerjaa. (online). (https://id.scribd.com/document/32 7904777/BPJS-Ketenagakerjaan-2013 di akses 23 juli 2017).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2016. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. (online). (http://www.bpjsketenagakerjaan.g

o.id/berita/5769/Jumlah- kecelakaan-kerja-di-Indonesia-masih-tinggi.html di 25 juli 2017). Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2015, 1 Orang Pekerja di Dunia Meninggal Setiap 15 Detik Karena Kecelakaan Kerja. (online).

(http://www.depkes.go.id/article/pr

int/201411030005/1-orang- pekerja-di-dunia-meninggal-setiap- 15-detik-karena-kecelakaan-kerja.html, diakses 28 Maret 2017). Kusumasari, Wikaningrum Hikmah. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Surakarta: Jurusan Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja RI.

(10)

10 Ramli, Soehatman. 2011, Pedoman

Praktis Manajemen Risiko dalam Prespektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat.

Ramli, Soehatman, 2013, Smart Safety Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta: Dian Rakyat. Permatasari, Dian. 2008. Analisis isi dan

analisis semiotik:‘’Iklan TV ASI versi ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono dan iklan TV ASI versi Dot Ikat’’ Produksi Unicef Tahun 2006. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Enim Nomor 6 Tahun 1994 Tentang Penetapan / Pemasangan Rambu – rambu Lalu Lintas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi produk dan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 47,3 persen, yang berarti terdapat 52,7 persen variabel yang tidak

Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwanti dkk (2015) menyebutkan bahwa ibu yang memiliki umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun 2.1 lebih besar mengalami

Untuk dapat menyeleksi warga mana yang berhak atas raskin tersebut, maka diperlukan sistem yang terkomputerisasi untuk membantu pihak kelurahan dalam pengambilan keputusan untuk

dan kendali mutu ini berjalan secara sistemin oleh kepala sekolah dan staf-staf di bawahnya. Pada dasarnya pengendalian terhadap mutu pendidikan menyangkut unsur input, proses dan

Hasil perhitungan yang ditampilkan dalam tugas akhir ini diperoleh dari beberapa kondisi masukan yang terdiri dari seri penukar kalor jenis Radiator, tinggi penukar

Berdasarkan tahapan analisa, tahapan implementasi serta tahapan pengujian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa sistem pakar penyakit infeksi saluran kemih