• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Keterangan :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Keterangan :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

1.1 Metode Penelitian

Dalam Sugiyono (2010:2) menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi experimental design (eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Counterbalanced design.

1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian (Sugiono, 2010:205 )

Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan sebagai berikut: Tabel 3.1

Desain Penelitian Counterbalanced design

Kelas A X1 O1 X2 O2 X3 O3

Kelas B X2 O2 X3 O3 X1 O1

Kelas C X3 O3 X1 O1 X2 O2

Sumber : Jack R Fraenkel & Norman E. Wallen (1993:253) Keterangan :

X1 = Penggunaan metode pembelajaran Discovery.

X2 = Penggunaan metode pembelajaran Inquiry.

X3 = Penggunaan metode pembelajaran ceramah.

(2)

Menurut Fraenkel (1993:253)

“counterbalanced design represent another technique for equating experimental and control groups. In this design, each group is exposed to all threatments. However many there are, but in a different or there. Any number of treatment maybe involved and example a diagram for a counterbalanced design involving three treatment is as follows”.

Dalam counterbalanced design ini menggunakan tiga kelas dimana semua kelas merupakan kelas eksperimen.

Desain penelitian ini menggunakan tiga kelas dimana setiap kelasnya merupakan kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol karena di dalam desain ini dilakukan treatment di dalam setiap kelasnya, hanya saja perbedaannya adalah terletak pada sub bahasan atau kompetensi dasar yang dilakukan di setiap kelas dengan berbeda treatment. Desain penelitian Counterbalanced design tidak menggunakan pre test tapi di dalam desain ini siswa hanya diberi post test saja sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran.

1.3 Populasi dan Sampel 1.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 23 Bandung dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 23Bandung.

1.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelasX SMA Negeri 23Bandung.

(3)

1.4 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional variabel

Konsep Teoritis Variabel Definisi Operasional Konsep Analisis

Discovery adalah penemuan yang berarti proses mental dimana anak/individu mengasimilasi konsep dan prinsip. Robert B. (Ahmadi dan Tri Pasetya, 1997:76)

Metode pembelajaran

Discovery

(X1)

Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode

discovery adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan siswa;

2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;

3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;

4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa; 5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan; 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang

akan dipecahkan;

7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;

8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;

9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;

10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;

11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. Penerapan metode pembelajaran discovery pada semua kelas eksperimen Metode Inquiry merupakan metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234) Metode Pembelajaran Inquiry (X2)

Langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode

inquiry adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.

5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan

Penerapan metode pembelajaran

inquiry pada semua

kelas eksperimen

Berpikir kritis adalah upaya pedalaman kesadaran serta kecerdasan

membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehngga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda

Kemampuan berpikir kritis

(Y)

Berpikir kritis merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif dari tujuan proses belajar mengajar. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat diketahui melalui soal – soal kognitif pada ranah C4, C5 dan C6

Hasil post-test tentang kebutuhan dengan menerapkan metode pembelajaran discovery dan

inquiry pada semua

(4)

1.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:148).

a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 30 soal. Setiap soal dibuat untuk menguji kemampuan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi. Tes ini dilakukan hanya satu kali pada saat selesai pembelajaran (post test) yang bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa terhadap pokok bahasan Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.

Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian: 1) Membuat kisi-kisi soal

2) Membuat hubungan indikator dan butir soal 3) Telaah soal

4) Membuat butir soal dan kunci jawaban

5) Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing.

b. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung

1.6 Pengujian Instrumen Penelitian 1.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian sesuatu instrumen. (Arikunto , 2006 : 168).Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya.

(5)

Valid menurut Gronlund (1985) dalam Sukardi (2008 : 30) dapat diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi.

Suatu instrumen evaluasi dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak di ukur (Sukardi, 2008 : 31)

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY (Arikunto, Suharsimi 2009: 72) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi butir ∑X = Jumlah skor tiap item ∑Y = Jumlah skor total item ∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan ∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji ‘t’ yaitu : 2 1 2 r n r t    (Arikunto, 2009: 72) Keterangan : n = banyaknya data r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi 0,05.Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas tersebut adalah sebagai berikut:

(6)
(7)

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Besarnya nilai Intepretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

(Arikunto, 2009:75)

Uji validitas soal instrumen penelitian pada N=30 dengan degree of freedom (df) = N-K = 30- (2+1) = 27, di dapat ttabel = 1,70. Berdasarkan batuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Hasil Validitas Item Penelitian ttabel No

Item rhitung thitung Ket.

No.

Item rhitung thitung Ket.

1.7 1 0.44 2.56 Valid 16 0.37 205 Valid 1.7 2 0.35 1.93 Valid 17 0.34 190 Valid 1.7 3 0.48 284 Valid 18 0.46 267 Valid 1.7 4 0.49 294 Valid 19 0.36 198 Valid 1.7 5 0.40 224 Valid 20 0.33 179 Valid 1.7 6 0.52 314 Valid 21 0.37 206 Valid 1.7 7 0.40 224 Valid 22 0.38 214 Valid 1.7 8 0.40 224 Valid 23 0.49 295 Valid 1.7 9 0.45 265 Valid 24 0.39 222 Valid 1.7 10 0.35 196 Valid 25 0.36 198 Valid 1.7 11 0.39 222 Valid 26 0.40 227 Valid 1.7 12 0.46 270 Valid 27 0.42 237 Valid 1.7 13 0.34 190 Valid 28 0.37 207 Valid 1.7 14 0.37 206 Valid 29 0.32 175 Valid 1.7 15 0.33 182 Valid 30 0.36 199 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

(8)

1.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil Arikunto (2009 : 86). Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil nomor ganjil (x) dan genap (y), dimana x merupakan belahan pertama, dan y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2009: 93)

Dimana :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi

0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20 Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (Arikunto, 2009: 75)

Dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 1.025 Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,978 > 0,361). Dengan demikian instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait berpkir kritis tentang kebutuhan dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori tinggi.(Perhitungan secara detail dapat di lihat pada lampiran 2.2)

1.6.3 Taraf Kesukaran

Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul (Arikunto, 2009 : 176). Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi.Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah.Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index). Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:

(Arikunto, 2009 : 176) Keterangan :

B = subjek yang menjawab

(10)

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut :

- Soal dengan P 0,01sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2009 : 210) Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal

Mudah 2 6.7 17, 24 Sedang 28 93.3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Sukar - - -

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, 2 soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, dan sisanya sebanyak 28 soal termasuk pada kategori sedang.

1.6.4 Daya Pembeda

Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) Suharsimi (2009: 211).Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik

(11)

pintar maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah :

(Arikunto, 2009 : 177) Keterangan :

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda

Interval Kriteria DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0.20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik (Arikunto, 2009 : 211) Dari tabel lampiran 2.4 didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup bervariasi .

(12)

Tabel 3.8

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda

Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal

Jelek - - - Cukup 27 90 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Baik 3 10 6, 18, 23 Baik Sekali - - -

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar berpikir kritis tentang kebutuhan, terdapat 3 item yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan sisanya sebanyak 27 soal termasuk pada kategori cukup.

1.7 Tahapan Penelitian

Penelitain ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan kesimpulan.

1) Tahapan persiapan

a. Menentukan masalah

b. Melakukan pra penelitian untuk mengatahui tingkat berpikir siswa

c. Melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait dalam peneliltian ini

d. Menetapkan waktu penelitian, standar kompetensi dan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian

2) Tahapan pelaksanaan penelitian a. Menyusun instrumen tes

b. Menentukan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen penelitian

(13)

d. Menganalisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian

e. Mengganti soal-soal yang belum valid

f. Mengadakan uji coba lagi hingga instrumen penelitian valid dan reliable

g. Memilih sampel penelitian

h. Menentukan waktu penelitian untuk menerapkan metode pembelajaran Discovery dan Inquiry dengan cara menghubungi guru bidangstudi yang bersangkutan

i. Melakukan eksperimen berupa penerapan treatment pada semua kelas

j. Memberikan post-test pada semua kelas.

k. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post-test pada setiap kelas eksperimennya

l. Membandingkan perbedaan hasil skor gain di semua kelas untuk

mengetahui apakah penerapan perlakuan metode-metode

eksperimen berkaitan dengan hasil yang diperoleh 3) Pengolahan data

Pengolahan data meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian statistik yatu :

a. Uji normalitas untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak.

b. Homogenitas untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak.

4) Kesimpulan penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan

(14)

1.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan tujuan penelitian ini, penulis menentukan data akurat yang diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrumen untuk mengetahui pemahaman konsep siswa tentang kebutuhan berupa tes pilihan ganda.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011 : 308).

Untuk memperoleh data mengenai berpikir kritis tentang kebutuhan diperlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang terdiri dari tes pilihan ganda. Tes dilakukan hanya satu kali yaitu sesudah penerapan treatment (post-test). Dan tes ini berlaku untuk ketiga kelas yang semuanya merupakan kelas eksperimen.

1.8.1 Tes Akhir (Post-Test)

Tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur berpikir siswa tentang kebutuhan setelah dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan 3 (dua) metode pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu menggunakan metode pembelajaran Discovery, Inquiry dan ceramah secara bergantian pada setiap kelas eksperimen.

1.9 Teknik Analisis Data 1.9.1 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji b) Menghitung nilai F dengan rumus :

(15)

Dengan S2b = varians yang lebih besar S2k = varian yang lebih kecil Kebebasan (dk) = (ni– 2)

c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen

F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen

(Siregar, 2004 :50)

1.9.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Untuk menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a) Menghitung mean skor kelompok b) Mencari dan menghitung deviasi standar

c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe) dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :

1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus : K = 1+ 3,3 log n

2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus : P = r/k dimana r = rentang skor

d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus : Z =

Ɩ = |Ɩ

1

– Ɩ

2

|

; E

i

= n x1

e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus : χ2

= Σ

 Menentukan derajat kebebasan

 Menentukan χ2

dari daftar tabel F = frekuensi pengamatan

(16)

Fe = frekuensi yang diharapkan f) Penentuan normalitas

Jika : χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal

(Siregar, 2004 :87)

1.10 Uji Hipotesis

Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t independen sesuai rumus berikut:

t =

√{ }{ }

(Arikunto, 2007 : 311)

Dengan :

M1 = mean strategi pembelajaran discovery dan inquiry

M2 = mean skor pemahaman

N1 = N2 = Jumlah siswa

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2 y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya :

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2 – 1)

b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu c. Bila t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya.

Gambar

Tabel 3.2  Operasional variabel
Tabel 3.3  Kriteria Validitas
Tabel 3.5  Kriteria Reliabilitas
Tabel 3.7  Kriteria Daya Pembeda

Referensi

Dokumen terkait

situasional dan Disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur, dengan kata lain

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor 1068/P7/SD/10/2017 Tanggal 19 Oktober 2017 maka dengan ini diumumkan pemenang pekerjaan dimaksud adalah sebagai berikut :..

Pola resistensi 4 pasien (28,58%) resisten terhadap rifampisin dan INH; 2 pasien (14,28%) resisten terhadap rifampisin, INH, etambutol; 3 pasien (21,43%) resisten terhadap

Kondisi relatif baik dari proses elektrodialisis diperoleh pada tegangan 6 Volt dan waktu 60 menit pada keasaman 0,9995 N dengan kadar uranium yang terpungut dalam bilik

Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti terkait kecerdasan yang muncul pada setiap kegiatan yang ada pada buku siswa subtema 3 “ Bersyukur Atas Keragaman” telah

• Mengusahakan lembaga pendidikan/ sekolah yang sukses, yang meliputi: melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan menempatkan implementasi kurikulum sebagai tujuan utama,

Proses training dilakukan untuk mendapatkan tingkat persentase pendugaan kelompok piksel yang tergolong ke dalam normal, bintik perang, bercak cercospora , hawar daun,

Yang bukan merupakan masalah sosial yang ada di sekitar adalah ….. Keluarga yang tidak harmonis, anak yang tidak terurus oleh orang tuanya,