• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI DENGAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI DENGAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

37

SMK NEGERI 2 PEKALONGAN

A. Gambaran umum SMA Negeri 1 Kedungwuni dan SMK Negeri 2 Pekalongan

A.1. Gambaran umum SMA Negeri 1 Kedungwuni 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kedungwuni

SMA Negeri 1 Kedungwuni merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Kabupaten Pekalongan. Sekolah ini sering di sebut dengan SMANDUNG. Sekolah ini terletak di Jalan Paesan Utara No. 1 Kedungwuni dan berdiri pada tanggal 1 Juli 1984. Namun baru diresmikan oleh Bupati Kabupaten Pekalongan dengan SK Mendikbud No. 055/1984 tanggal 20 November 1984. Pada tahun tersebut SMA Negeri 1 Kedungwuni bertempat di Jalan Kartini No. 39 Pekalongan. Pengelola pada waktu itu adalah Bapak Noerhasyim Wijaya, B. A.

sekaligus sebagai kepala SMA Negeri 1 Pekalongan. Kemudian mulai

pindah ke Kedungwuni pada tanggal 4 Juni 1984. Pada tahun ajaran 1984/1985 kelas X berada di Pekalongan sementara kelas IX pindah ke Kedungwuni. Sejak tahun itu semua kegiatan pindah ke Kedungwuni.

(2)

Sejak berdiri, SMA Negeri 1 Kedungwuni selalu berusaha menjadi yang lebih baik. Terbukti dari semakin meningkatnya mutu dan kualitas sekolah ini baik dari segi sarana dan prasarana maupun dari segi

prestasi peserta didik.1

2. Kondisi umum SMA Negeri 1 Kedungwuni a. Letak Geografis SMA Negeri 1 Kedungwuni

SMA Negeri 1 Kedungwuni terletak di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau sebab berada di sebelah timur taman Gemek Paesan Kedungwuni.

SMA Negeri 1 Kedungwuni terletak di Jl. Paesan Utara Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : SMK Negeri 1 Kedungwuni

Sebelah Selatan : Jalan raya jalur Kajen-Kedungwuni

Sebelah Timur : Rumah warga

Sebelah Barat : Taman Gemek Paesan Kedungwuni2

b. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a) Visi Sekolah

Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi, terampil, berakhlakul karimah, dan berwawasan lingkungan.

1 Dokumentasi Profil Sekolah SMA Negeri 1 Kedungwuni, 25 November 2015. 2

(3)

b) Misi Sekolah

1) Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

2) Mewujudkan peserta didik yang terampil berbahasa dan Iptek 3) Mewujudkan peserta didik yang disiplin dan mampu

mengembangkan potensi diri

4) Mewujudkan pesera didik yang mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai keagamaan, etika dan estetika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

5) Mewujudkan peserta didik yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

c) Tujuan Sekolah

1) Peserta didik dapat berkembang secara optimal untuk meraih prestasi tinggi dalam Ujian Nasional (UN) serta kejuaraan di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

2) Lulusan SMA Negeri 1 Kedungwuni dapat diterima di perguruan tinggi favorit dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

3) Peserta didik dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

4) Peserta didik dapat menerapkan dan memanfaatkan Iptek dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

5) Menghasilkan lulusan yang memiliki sikap percaya diri dan taat terhadap hukum.

6) Peserta didik memiliki toleransi yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

7) Peserta didik tekun beribadah, santun dalam ucapan dan perbuatan.

8) Membentuk peserta didik agar berperan serta dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, mencegah terjadinya pencemaran dan mencegah kerusakan lingkungan hidup.

9) Membekali peserta didik untuk memiliki nasionalisme dan

karakter kebangsaan, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.3

3

(5)

c. Sarana dan Prasarana

Tabel I

Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruang Jumlah

1 Ruang Teori/kelas 27 2 Lab.Biologi 1 3 Lab. Kimia 1 4 Lab. Fisika 1 5 Lab. Bahasa 1 6 Lab. Komputer 1

7 Ruang Multi Media 1

8 Ruang Pusat Sumber Belajar 1

9 Perpustakaan 1

10 Quality Control ISO 1

11 Ruang UKS 1

12 Ruang BK 1

13 Ruang Kepala Sekolah 1

14 Ruang Wakasek 1

15 Ruang Guru 1

16 Ruang Tata Usaha 1

17 OSIS/Pramuka 1 18 KM/WC Guru 1 19 KM/WC Peserta didik 14 20 Gudang Alat OR 1 21 Gudang 1 22 Dapur 1 23 Koperasi/Kantin 1 24 Musholla 1

25 Rumah Penjaga Sekolah 1

Selain tabel di atas, SMA Negeri 1 Kedungwuni juga memiliki fasilitas seperti LCD masing-masing 1 unit untuk setiap kelas serta

adanya layanan hotspot.4

4

(6)

d. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta didik a) Keadaan Guru dan Karyawan

Gambaran tentang keadaan guru dan karyawan SMA Negeri 1 Kedungwuni pada tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II

Keadaan Guru dan Karyawan

No Nama Jabatan Status Guru/Pegawai Jumlah PNS Non PNS 1 Kepala Sekolah 1 - 1 2 Guru 38 22 60 3 Tata Usaha 7 - 7

4 Pegawai tidak tetap - 12 12

Jumlah 46 34 80

b) Keadaan Peserta Didik

Gambaran tentang keadaan peserta didik SMA Negeri 1 Kedungwuni tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III

Keadaan Peserta Didik5

No Program

Keahlian Kelas X Kelas XI Kelas XII

Jumlah Total 1 MIPA 184 196 176 556 2 IPS 149 145 113 407 Jumlah 333 341 289 963 5

(7)

A.2. Keadaan umum SMK Negeri 2 Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Pekalongan

Sekolah ini melaksanakan pembelajaran sejak tahun 1967 dengan nama SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Persiapan Negeri, menempati gedung CHTH milik yayasan asing di Jalan Salak No. 22-24. Jurusan yang dibuka adalah Tata Perusahaan dan Tata Buku. Tahun 1969 ujian menginduk di SMEA Negeri Pemalang. Selama 3 tahun pelajaran dipimpin oleh Bapak Soeprapto, BA sebagai Kepala Sekolah.

Berdasarkan surat keputusan No. 58/UKK.3/1970 tanggal 15 Mei 1970 ditetapkan menjadi SMEA Negeri Pekalongan dengan NSS: 341036402001. Jurusan yang dibuka adalah Tata Buku, Tata Usaha, dan Tata Niaga. Kepala Sekolah tahun 1970-1971 adalah Bapak Pamoedji, BA sedangkan tahun 1971-1986 adalah Bapak Drs. Soedarjono.

Tahun 1981 SMEA Negeri Pekalongan menempati gedung baru di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 29 dengan membuka jurusan Tata Buku, Tata Usaha, Tata Niaga, dan Koperasi.

Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 41007/A.A5/OT/1997 tanggal 3 April 1997 perihal tindak Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 034.035 dan 036/O/1997 tentang perubahan nomenklatur. Perubahan nomenklatur sekolah dari SMEA Negeri Pekalongan menjadi SMK Negeri 2 Pekalongan.

(8)

Tahun 2015/2016 program keahlian yang dibuka adalah: Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Manajemen Bisnis, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Produksi dan Penyiaran Program

Pertelevisian.6

2. Keadaan umum SMK Negeri 2 Pekalongan a. Letak SMK Negeri 2 Pekalongan

Lokasi SMK Negeri 2 Pekalongan sangat nyaman karena terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan jauh dari pusat keramaian seperti pasar, pabrik, dan lain sebagainya sehingga membangkitkan anak didik untuk belajar.

SMK Negeri 2 Pekalongan terletak di jalan Perintis Kemerdekaan No. 29 Kramatsari Pekalongan Barat dengan batasan sebagai berikut:

Sebelah timur : Jalan raya

Sebelah barat : Rumah warga.

Sebelah utara : Kantor Kecamatan Pekalongan Barat.

Sebelah selatan : SMK Negeri 3 Pekalongan.7

b. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a) Visi Sekolah

Menghasilkan tamatan yang bertaqwa, mandiri dan professional.

6 Dokumentasi Profil Sekolah SMK Negeri 2 Pekalongan, 5 November 2015. 7

(9)

b) Misi Sekolah

Melalui kemitraan, keterbukaan dan pelayanan prima, SMK Negeri 2 Pekalongan:

1) Menyiapkan tenaga terampil yang memiliki akhlak mulia, berkepribadian dan beretos kerja yang baik.

2) Meningkatkan kualitas tamatan yang siap kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3) Menyiapkan calon wirausahawan yang handal dan memiliki keunggulan kompetitif.

c) Tujuan Sekolah

1) Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan

Pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

(10)

2) Tujuan SMK Negeri 2 Pekalongan

a. Mempersiapkan tamatan yang memiliki akhlak mulia dan kepribadian sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang profesional sesuai dengan kompetensi keahliannya.

b. Meningkatkan kualitas tamatan dengan peningkatan sumber daya manusia, sarana prasarana dan proses pembelajaran yang lebih baik.

c. Membekali tamatan dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk berkarir di dunia usaha dan atau dunia industri, mampu beradaptasi di lingkungan kerja serta mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.

d. Mempersiapkan tamatan yang mandiri dan mampu

berwirausaha.

e. Membekali tamatan yang memiliki sikap profesional untuk mengembangkan diri dan mampu berkompetisi di tingkat

regional, nasional, dan internasional.8

c. Sarana dan Prasarana

Gedung sekolah beserta perlengkapannya merupakan bagian dari sarana pendidikan yang dibutuhkan dalam rangka mempermudah dan menunjang lancarnya proses belajar mengajar. SMK Negeri 2 Pekalongan memiliki fasilitas seperti adanya LCD untuk setiap kelas serta adanya layanan hotspot.

8

(11)

Sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 2 Pekalongan secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV Sarana dan Prasarana9

No Jenis Ruang Jumlah

1 Ruang Teori 33

2 Lab. TKPI 2

3 Lab. Komputer jurusan 6

4 Lab. Editing dan pembuatan film 1

5 Lab. Bahasa 1 6 Perpustakaan 1 7 Ruang Kesenian 1 8 Ruang BK 1 9 Ruang Serbaguna 1 10 Lapangan Olahraga 1

11 Ruang Kepala Sekolah 1

12 Ruang Guru 1

13 Ruang Tata Usaha 1

14 Ruang Aula 1 15 Ruang Komite 1 16 Ruang Rapat 1 17 Gudang 1 18 Musholla 1 19 Ruang OSIS 1 20 UKS 1

21 Kamar Mandi Peserta didik 12

22 Kamar Mandi Guru 2

23 Koperasi 1

24 Kantin 3

25 Rumah Penjaga Sekolah 1

26 Pos Jaga 1

27 Bengkel 2

9

(12)

d. Keadaan Guru, Karyawan dan peserta didik a) Keadaan Guru dan Karyawan

Gambaran tentang keadaan guru dan karyawan di SMK Negeri 2 Pekalongan Tahun 2015/2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V

Keadaan Guru dan Karyawan

No Nama Jabatan Status Guru/Pegawai Jumlah PNS Non PNS 1 Kepala Sekolah 1 - 1 2 Guru 54 5 59 3 Koord Adm - 1 1 4 TU 4 13 17 Jumlah 59 19 78

b) Keadaan Peserta Didik

Keadaan peserta didik di SMK Negeri 2 Pekalongan pada tahun 2015/2016 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel VI

Keadaan Peserta Didik10

No Program Keahlian Tingkat

X Tingkat XI Tingkat XII Jumlah Total 1 Akuntansi 127 93 95 315 2 Administrasi Perkantoran 64 62 65 191 3 Pemasaran 96 94 88 278

4 Teknik Komputer & Jaringan 33 64 62 159

5 Teknik Produksi&Penyiaran 31 27 29 87

Program Pertelevisian

Jumlah 351 340 339 1030

10

(13)

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni

1. Tujuan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari tujuan, karena tujuan pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni, peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Zahrotun Nisa’, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam kelas X. Beliau mengatakan:

“tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara umum di SMA Negeri 1 Kedungwuni ini ya sesuai dengan kurikulum 2013 mbak, kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sini lebih mendekatkan pada nilai-nilai karakter. Jadi kompetensi sikap dan perilaku itu harus lebih ditekankan. Selain itu, nilai-nilai karakter kebangsaan dan nilai

religiusnya juga lebih ditekankan lagi.”11

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Pekalongan adalah sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu untuk mengembangkan kompetensi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun dalam kompetensi sikap dan perilaku lebih ditekankan lagi sehingga nantinya diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kecakapan dan keterampilan serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya.

11 Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(14)

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar membutuhkan persiapan sebelumnya, terutama dari pihak guru. Persiapan dari guru ini sangat menentukan kegiatan belajar mengajar. Persiapan yang dilakukan guru sebagaimana wawancara dengan Ibu Zahrotun Nisa, S.Pd.I:

“Yaaa materi, terus RPP, buku-buku yang sesuai dengan materi, lalu metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, selain itu media

juga mbak.”12

Hal-hal yang dipersiapkan guru sebelum pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain RPP untuk setiap kali pertemuan, buku-buku penunjang yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, metode serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

“Sesuai dengan kurikulum 2013 bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam itu ada 3 jam pelajaran dalam 1 minggu (3 x 45 menit).

Itu untuk 1 x Pertemuan mbak.”13

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 X 45 menit) untuk 1x pertemuan.

Kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam kelas X di SMA Negeri 1 Kedungwuni dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

12

Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara Pribadi, 10 November 2015.

13 Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(15)

Tabel VII14

Kegiatan Hasil pengamatan

Pendahuluan

Inti

Penutup

- Guru memberikan salam dan memulai

pembelajaran dengan berdo’a bersama - Mengecek kehadiran peserta didik - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Guru menjelaskan materi pembelajaran

- Menggunakan metode ceramah dan diskusi pada pertemuan pertama

- Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada pertemuan kedua

- Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran

- Pada pertemuan pertama, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan soal - Pada pertemuan kedua, guru melakukan evaluasi

dengan tes lisan

- Menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang

3. Sumber belajar

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni menggunakan buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun karena lambatnya ketersediaan buku akhirnya guru mendownload materi dari internet untuk selanjutnya peserta didik diminta untuk fotokopi. Hal tersebut sebagaimana penjelasan dari Ibu Zahrotun Nisa’, S.Pd.I:

“Untuk sementara yang menjadi pegangan pokok yang dari Kemendikbud. untuk yang lain-lainnya yaaa macam-macam mbak, ada yang dari internet yaaa banyak, terus buku-buku lain juga ada. Untuk pembelajaran saya tidak mewajibkan peserta didik menggunakan LKS, kalau LKS itu hanya sebagai pegangan saya pribadi mbak. Peserta didik menggunakan buku dari kemendikbud

14 Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni,

(16)

namun kebetulan bukunya belum ada dari sana tapi saya cetak sumber tersebut dan nanti peserta didik saya suruh untuk fotokopi. Ini soalnya buku dari sana kan sudah tersedia tapi untuk saat ini sudah 3 tahun ini belum ada. Jadi masih draf dari sana itu saya cetak

kemudian peserta didik fotokopi.”15

Sumber-sumber lain yang mendukung sumber utama adalah sumber-sumber atau artikel yang didownload dari internet. Sebagaimana penjelasan dari Ibu Zahrotun Nisa’, S.Pd.I yang mengatakan bahwa:

“Untuk sumber-sumber yang lain, Saya menyarankan kepada peserta

didik untuk mencari dari internet mbak.”16

4. Metode pembelajaran

Metode diperlukan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Zahrotun Nisa, S.Pd.I. terkait dengan metode dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedungwuni. Beliau mengatakan:

“kalau metode yang saya gunakan dalam pembelajaran yaaa tentunya disesuaikan dengan materi mbak. Biasanya diskusi, ceramah, tanya jawab, resitasi, card sort. Kalau materi sejarah yang kelas X ini kan materi tentang dakwah Nabi, kalau saya peserta didik tak suruh nonton video kisah rasul dulu kan gitu. Kemudian peserta didik diskusi kita buat kelompok. 1 kelompok itu terdiri dari 4-5 peserta didik saja mbak, kalau terlalu banyak nanti malah tidak fokus dan banyak ngobrolnya. Untuk materi al-Qur’an Hadits biasanya menggunakan metode card sort. Kalau materi fiqih saya menggunakan metode ceramah, terkadang juga menggunakan

metode resitasi mbak.”17

15 Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

Pribadi, 10 November 2015.

16

Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara Pribadi, 10 November 2015.

17 Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(17)

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni menggunakan beberapa metode antara lain: metode card sort, ceramah, diskusi, tanya jawab serta resitasi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan M. Riza Kurniawan, peserta didik di SMA Negeri 1 Kedungwuni yang mengatakan:

“Metodenya yaa macem-macem mbak. Kayak tadi kita nonton video dulu terus disuruh diskusi. Jadi kita tidak bosan karena kan

sebelumnya sudah nonton video.”18

Ika Nur Jannah selaku peserta didik di SMA Negeri 1 Kedungwuni, juga mengatakan:

“Metodenya kaya tadi mbak. Biasa guru menjelaskan dulu terus nanti guru ngasih pertanyaan-pertanyaan. Kalau yang minggu kemaren itu kita nonton video mbak, habis itu kita diskusi. Di bentuk

beberapa kelompok itu sih.”19

Hal tersebut sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti bahwa

metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab dan diskusi.20

5. Media pembelajaran

Media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X yaitu LCD untuk setiap kelas, kartu yang bertuliskan potongan ayat al-Qur’an dan artinya, al-Qur’an dan terjemah namun jumlahnya sangat terbatas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Zahrotun Nisa’, S.Pd.I yang mengatakan bahwa :

18 M. Riza Kurniawan, peserta didik kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni,

Wawancara Pribadi, 17 November 2015.

19

Ika Nur Jannah, peserta didik kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni, Wawancara Pribadi, 24 November 2015.

20 Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni,

(18)

“media dalam pembelajaran ada bermacam-macam mbak, seperti LCD proyektor, disini setiap kelas sudah tersedia LCD. jadi kalau misalkan di kelas itu LCD nya nggak nyala kan bisa pindah ke kelas lain mbak. Selain itu kartu berisi potongan ayat al-Qur’an dan arti. Al-Qur’an dan terjemah juga sudah ada di perpustakaan namun jumlahnya tidak seberapa. Kalau menggunakan al-Qur’an terjemah ya tidak semua peserta didik mendapatkan, mungkin 1 al-Qur’an

terjemah untuk 2 peserta didik.”21

6. Evaluasi

Proses pendidikan harus senantiasa dievaluasi dan diperbaiki untuk menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kedungwuni adalah lisan, tertulis dan hafalan. Evaluasi ini meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

“untuk aspek kognitif evaluasinya saya menggunakan tes lisan dan tertulis, seperti ulangan harian, Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Untuk aspek afektif evaluasinya dengan penilaian sikap. Sedangkan aspek psikomotorik dapat dilihat dari kemampuan menulis, membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an

serta menilai keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran.”22

Berdasarkan observasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X, evaluasi lisan digunakan untuk aspek kognitif. Evaluasi dilakukan dengan cara guru memanggil beberapa peserta didik untuk maju ke depan kelas, kemudian guru memberikan pertanyaan dan peserta didik menjawab

secara bergantian.23

21 Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

Pribadi, 10 November 2015.

22

Zahrotun Nisa’, S.Pd.I Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara Pribadi, 10 November 2015.

23 Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA Negeri 1

(19)

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan M. Riza Kurniawan yang mengatakan:

“Seringnya gitu sih mbak. Kadang kita disuruh mengerjakan soal-soal yang ada di fotokopi. Kadang juga guru meminta kita untuk

menjawab beberapa pertanyaan secara lisan.”24

Ika Nur Jannah selaku peserta didik di SMA Negeri 1 Kedungwuni juga mengatakan:

“Evaluasinya yang kemaren itu tes lisan. jadi kita dipanggil guru untuk maju ke depan, trus menjawab pertanyaan dari guru langsung

mbak.”25

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan

1. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti melakukan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Pekalongan, Bapak Muhammad Athfal, S.Ag. beliau mengatakan :

“yaaa tentunya sebagaimana yang diamanatkan oleh aturan pemerintah bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses membelajarkan peserta didik untuk mencapai kemampuan yang diharapkan baik itu kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Secara umum tujuan pembelajaran PAI adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik dan

memberikan penanaman nilai-nilai budi pekerti yang baik.”26

24 M. Riza Kurniawan, peserta didik kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni,

Wawancara Pribadi, 17 November 2015.

25

Ika Nur Jannah, peserta didik kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni, Wawancara Pribadi, 24 November 2015.

26 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(20)

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan yaitu mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selain itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik agar peserta didik dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar membutuhkan persiapan sebelumnya, terutama dari pihak guru. Persiapan dari guru ini sangat menentukan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, Bapak Muhammad Athfal, S. Ag, mengatakan bahwa:

“Yaaa tentunya mempersiapkan RPP, kita menyiapkan RPP berdasarkan silabus yang ada kemudian selanjutnya tentunya mempersiapkan pelaksanaannya di kelas sesuai dengan RPP tersebut semampunya. Tapi kalau misalkan kita buat RPP itu untuk seluruh kelas, nanti ketika kondisi kelas tertentu itu...apa namanya tidak bisa dilaksanakan seperti RPP yang sudah kita persiapkan, maka kita kondisikan dan kita sesuaikan. Contoh kita menyiapkan metode untuk semua kelas ternyata untuk suatu kelas kurang pas maka kita buat beberapa metode yang memungkinkan untuk pembelajaran di

kelas tersebut.”27

Persiapan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam kelas X sebelum pembelajaran diantaranya membuat RPP berdasarkan silabus, selanjutnya mempersiapkan pelaksanaannya di kelas seperti menyiapkan metode serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di SMK Negeri 2

27 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(21)

Pekalongan berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 45 menit) untuk 1 x pertemuan.

“Untuk setiap kelas ada 3 jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang ada di kurikulum 2013. 3 jam pelajaran itu 1 jam nya 45 menit. Kalau saya setiap kelas itu 1 minggu 1 pertemuan

mbak.”28

Kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam kelas X di SMK Negeri 2 Pekalongan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VIII29

Kegiatan Hasil pengamatan

Pendahuluan

Inti

Penutup

- Guru mengucapkan salam dan memulai

pembelajaran dengan membaca do’a bersama - Mengecek kehadiran peserta didik

- Membaca asmaul husna secara bersama-sama - Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Guru menjelaskan materi pembelajaran

- Menggunakan metode ceramah dan diskusi pada pertemuan pertama

- Menggunakan metode ceramah dan everyone is teacher here pada pertemuan kedua. Peserta didik menjawab 1 pertanyaan dan guru memberikan klarifikasi atas jawaban dari peserta didik

- Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran

- Pada pertemuan pertama, guru memberikan tugas

untuk membuat makalah tentang dakwah

Rasulullah saw di Mekah

- Pada pertemuan kedua, guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal di modul

- Menginformasikan rencana pembelajaran yang akan datang

28

Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara Pribadi, 22 Oktober 2015.

29 Observasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan,

(22)

3. Sumber belajar

Menurut Bapak Muhammad Athfal, S.Ag selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 2013 seharusnya menggunakan buku dari pemerintah. Namun karena buku kiriman dari pemerintah itu belum datang, akhirnya menggunakan buku terbitan Erlangga dengan pertimbangan bahwa materi yang terdapat dalam buku tersebut sesuai dengan materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum 2013. Selain itu Saya juga

menggunakan LKS namun hanya sebagai penunjang.”30

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan menggunakan buku terbitan Erlangga karena buku kiriman dari pemerintah belum ada. Penggunaan buku terbitan Erlangga ini dengan pertimbangan bahwa materi yang ada dalam buku tersebut sesuai dengan materi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam kurikulum 2013. Selain itu, peserta didik diharuskan mempunyai modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X yang dibuat oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK.

Sumber belajar yang lain yaitu sumber-sumber yang diambil dari internet. Sebagaimana penjelasan dari Bapak Muhammad Athfal, S. Ag, yang mengatakan bahwa:

“....Kita juga bisa pakai fasilitas internet di setap kelas jadi kita bisa download program-program dari internet.”31

30

Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara Pribadi, 22 Oktober 2015.

31 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(23)

4. Metode pembelajaran

Metode diperlukan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Bapak Muhammad Athfal, S. Ag. penggunaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Pekalongan disesuaikan dengan karakteristik materi. Terkadang dalam satu kali pertemuan bisa lebih dari satu metode yang digunakan.

“emmm...metodenya saya menggunakan ceramah, card sort, match card, diskusi serta everyone is teacher here. kalau saya beberapa karakter materi saya bedakan.” Misal kalau ada menganalisis ayat di sana ada bacaan, arti gitu kan kita gunakan metode card sort, kemudian untuk isi kandungannya kita buat diskusi. Untuk emmm... konsep materi yang terkandung didalamnya bisa menggunakan tanya jawab yaaa sehingga dalam satu materi saja kita bisa menggunakan beberapa metode. Kalau card sort kita siapkan kartu sortir kemudian dibagikan kepada peserta didik secara berkelompok serta memberikan waktu. Setiap kelompok kita berikan paket bacaan yang lebih dari bacaan yang terdapat dalam soal. Kemudian dalam waktu 5-10 menit peserta didik diberi waktu untuk menyortir bacaan-bacaan mana saja yang sesuai. Untuk mufrodat kita menyiapkan ayat dan terjemahnya. metode pembelajaran yang saya gunakan saya sesuaikan dengan karakteristik materi mbak. Untuk materi tentang ayat-ayat al-Qur’an, saya menggunakan metode card sort, match card serta diskusi. Terkadang saya menggunakan metode everyone is teacher hehe untuk melatih peserta didik agar berani tampil dan

berkomunikasi di depan umum.”32

Metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, match card, card sort, dan everyone is teacher here.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Syaeful Anwar, peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan yang mengatakan:

32 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(24)

“Metodenya....seperti tadi mbak. Kita nonton video, trus guru menjelaskan apa yang ada di video itu. Setelah itu, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab.”33

Ulul Ilma, peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan juga mengatakan:

“Yaa gitu mbak. Yang tadi itu pertama guru menjelaskan dulu trus memberikan kertas. Kita disuruh menulis 1 pertanyaan dan ditukar ke temen-temen yang lain. Kita di kasih waktu untuk mencari

jawabannya dan menjawab pertanyaan itu satu per satu.”34

5. Media pembelajaran

“Media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sini itu bermacam-macam, seperti LCD. Kita setiap kelas sudah ada LCD, kemudian al-Qur’an terjemah, Saya juga mempersiapkan kartu berisi potongan ayat al-Qur’an dan artinya serta kartu bertuliskan hukum

bacaan.”35

Media pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Pekalongan antara lain: LCD proyektor, kartu bertuliskan hukum bacaan, kartu bertuliskan potongan ayat al-Qur’an dan artinya, serta Al-Qur’an dan terjemah.

6. Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pencapaian peserta didik dalam menempuh mata pelajaran yang telah disajikan. Evaluasi merupakan salah satu komponen pembelajaran untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.

33 Syaeful Anwar, Peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan, Wawancara Pribadi,

16 November 2015.

34

Ulul Ilma, Peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan, Wawancara Pribadi, 23 November 2015.

35 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

(25)

Evaluasi yang dilakukan di SMK Negeri 2 Pekalongan mencakup 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

“Kalau evaluasi yang umum untuk nilai pengetahuan dan keterampilan kita ada ulangan harian, penugasan, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, kemudian ulangan lisan yaaa contoh untuk kompetensi membaca dan menghafal. Kemudian yang terakhir yaaa ulangan akhir semester. Untuk nilai sikap kita menggunakan penilaian diri, penilaian antar teman dan penilaian

sikap (pengamatan guru).”36

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Syaeful Anwar yang mengatakan:

“Sering juga mbak. Kalau sebelum materi dakwah Nabi di Mekah itu kita disuruh membuat makalah. Yaa...intinya sih biar kita belajar

dulu sebelum pembelajaran di kelas.”37

Ulul Ilma, peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan juga mengatakan:

“Iya mbak. Tadi juga kita disuruh mengerjakan soal-soal di Modul.

Biasa, minggu depan nanti dicocokkan bersama-sama trus dinilai.”38

D. Perbandingan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan SMK Negeri 2 Pekalongan

Perbandingan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan SMK Negeri 2 Pekalongan sebagai berikut. 1. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedungwuni yaitu mengembangkan kompetensi antara pengetahuan,

36 Muhammad Athfal, S. Ag, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam Kelas X, Wawancara

Pribadi, 22 Oktober 2015.

37

Syaeful Anwar, Peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan, Wawancara Pribadi, 16 November 2015.

38 Ulul Ilma, Peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pekalongan, Wawancara Pribadi, 23

(26)

keterampilan dan sikap. Untuk kompetensi sikap dan perilaku, nilai-nilai karakter kebangsaan dan nilai religiusnya lebih ditekankan lagi. Sementara tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Pekalongan yaitu agar peserta didik mencapai kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan. Selain itu untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik dan memberikan penanaman nilai-nilai budi pekerti yang baik.

2. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kedungwuni dan SMK Negeri 2 Pekalongan berlangsung selama 3 jam pelajaran. Adapun hal-hal yang dipersiapkan guru sebelum pembelajaran diantaranya RPP, metode, serta media yang akan digunakan. Selain itu, guru SMA Negeri 1 Kedungwuni juga mempersiapkan buku-buku yang sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Sumber belajar

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni yaitu buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sumber belajar yang digunakan di SMK Negeri 2 Pekalongan yaitu buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X yang disusun oleh Iim Halimah dkk, Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X SMK yang disusun oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Kejuruan.

(27)

Selain itu, guru Pendidikan Agama Islam di kedua sekolah tersebut juga menyarankan kepada peserta didik untuk mencari materi dari internet. 4. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni antara lain metode ceramah, diskusi, card sort serta resitasi. Sementara metode pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Pekalongan antara lain metode ceramah, diskusi, match card, card sort, dan everyone is teacher here.

5. Media

Media pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni diantaranya LCD proyektor, kartu bertuliskan potongan ayat Al-Qur’an dan artinya, serta Al-Qur’an dan terjemah. Sementara media pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 2 Pekalongan diantaranya LCD proyektor, kartu bertuliskan hukum bacaan, kartu bertuliskan ayat Al-Qur’an dan arti serta Al-Qur’an dan terjemah.

6. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni dan SMK Negeri 2 Pekalongan mencakup 3 aspek, yaitu: 1) Aspek kognitif (pengetahuan), evaluasi dilakukan dengan ulangan harian,

Ulangan Tengah Semester (UTS), dan Ulangan Akhir Semester (UAS). Namun, di SMK Negeri 2 Pekalongan evaluasi ditambah dengan penugasan.

(28)

2) Aspek afektif (sikap), evaluasi dilakukan dengan penilaian sikap yang meliputi penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan pengamatan guru.

3) Aspek psikomotorik (keterampilan), evaluasi dilakukan dengan menilai kemampuan peserta didik dalam membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits. Evaluasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kedungwuni ditambah dengan menilai kemampuan peserta didik dalam menulis ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan SMK Negeri 2 Pekalongan adalah sebagai berikut:

SMA Negeri 1 Kedungwuni SMK Negeri 2 Pekalongan

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu untuk mengembangkan

kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu untuk meningkatkan

keberagamaan peserta didik dan

memberikan penanaman nilai-nilai budi pekerti.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X berlangsung selama 3 jam pelajaran. Hal-hal yang dipersiapkan guru sebelum pembelajaran yaitu RPP untuk

setiap kali pertemuan, buku-buku

penunjang yang sesuai dengan materi, metode, serta media pembelajaran.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X berlangsung selama 3 jam

pelajaran. Adapun hal-hal yang

dipersiapkan guru sebelum pembelajaran diantaranya RPP, metode, serta media pembelajaran.

Sumber belajar yang digunakan yaitu buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, guru menyarankan kepada peserta didik untuk mencari materi dari internet.

Sumber belajar yang digunakan yaitu buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK kelas X yang disusun oleh Iim Halimah dkk.

(29)

Guru juga mewajibkan peserta didik untuk mempunyai Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X yang dibuat oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMK (MGMP PAI SMK). Selain itu, Guru juga menyarankan kepada peserta didik untuk mencari materi dari internet. Metode pembelajaran yang digunakan

antara lain metode ceramah, diskusi, card sort, serta resitasi.

Metode pembelajaran yang digunakan antara lain metode ceramah, diskusi, match card, card sort, dan everyone is teacher here.

Media pembelajaran yang digunakan

diantaranya LCD proyektor, kartu

bertuliskan potongan ayat Al-Qur’an dan artinya, serta Al-Qur’an dan terjemah.

Media pembelajaran yang digunakan

diantaranya LCD proyektor, kartu

bertuliskan hukum bacaan, kartu

bertuliskan ayat Al-Qur’an dan arti, serta Al-Qur’an dan terjemah.

Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan mencakup 3 aspek, yaitu:

1. Aspek kognitif, evaluasi dilakukan

dengan ulangan harian, Ulangan

Tengah Semester (UTS), dan Ulangan Akhir Semester (UAS).

2. Aspek afektif, evaluasi dilakukan dengan penilaian diri, penilaian antar teman, dan pengamatan guru.

3. Aspek psikomotorik, evaluasi

dilakukan dengan menilai kemampuan peserta didik dalam menulis, membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits.

Evaluasi pembelajaran yang

dilaksanakan mencakup 3 aspek, yaitu: 1. Aspek kognitif, evaluasi dilakukan

dengan ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan

Akhir Semester (UAS), serta

penugasan.

2. Aspek afektif, evaluasi dilakukan dengan penilaian diri, penilaian antar

teman, dan penilaian sikap

(pengamatan guru).

3. Aspek psikomotorik, evaluasi

dilakukan dengan ulangan lisan

dengan cara membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits.

Gambar

Tabel II
Tabel IV  Sarana dan Prasarana 9
Tabel VI
Tabel VII 14
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beradasarkan tabel 5 bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan (Nilai P value 0.001 dan nilai r -0,0362), terdapat hubungan

Simpulan dari penelitian ini yaitu mayoritas pengetahuan dan sikap siswa tentang siaga gempa bumi dalam kategori cukup, sebagian besar kesiapsiagaan siswa berada di kategori

Bahan kimia yang ada dalam cat tembok di anataranya adalah kalsium karbonat (CaCo), titanium dioksida (TiO), PVAC (Poly Vinly Acrylic), kaolin, pigmen, dan air.. Kalsium karbonat

Dua kata atau lebih yang mengandung fungsi yang sama dapat menye- babkan kalimat tidak efektif, misalnya adalah merupakan, seperti misalnya, agar supaya, dan demi

الااااهو وااااه بااااسلا ااااح بلا لااااصاولد ااااشكتسا اااايفيك مادختسا لئ سو ا لعتل غللا يت علا مادختس ت بيو أ شلاف في ةدحو ايميلعت ااام اااصلا عت اااسلا

informasi tentang operasi kontrol tidak memberikan subtansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol suatu perusahaan Variabel Dependen (Y)

Menurut wilkinson, selain terapi keluarga dan terapi kelompok, meningkatnya tingkat depresi pada lansia di panti wredha atau penampungan-penampungan yang bersifat

Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat Kecamatan Wara Selatan merupakan kecamatan dengan luas ketidaksesuaian terluas yaitu 400,63 ha dengan bentuk ketidaksesuaian terbesar yaitu