• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

Tentang

PELAKSANAAN SAMBANG NUSA DI PERAIRAN

Lembar, Agustus 2016

Dit Polair Polda NTB

(2)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAMBANG NUSA DITPOLAIR

I. PENDAHULUAN

1. Umum

a. Kemajuan Ilmu pengatuhan dan teknologi khususnya teknologi informasi membuat bangsa Indonesia makin peka terhadap berbagai isu gelobal terutama berkenaan dengan demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup. Reformasi kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat sipil yang demokratis sebagai salah satu perwujudannya menuntut adanya perubahan dalm berbagai bidang terutama dalam bidang pelayanan kepada masyarakat pulau terpencil.

b. Dalam era reformasi tuntutan masyarakat kepada Polri untuk melakukan berbagai perubahan mendapat perhatian pimpinan Polri, maka disusunlah Grand Strategi Polri sebagai pedoman melaksanakan reformasi di tubuh Polri guna mewujudkan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas – tugas kepolisian baik dalam pelayanan, perlindungan, pengayoman dan penegakan hukum.

c. Guna menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat perairan, dilakukan berbagai upaya agar masyarakat memahami dan bersedia ikut serta dalam menciptakan Kamtibmas

d. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas polri menerapkan model Community Policing secara umum dengan berbagai penyesuaian terhadap kekhususan budaya Indonesia dengan surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep. / 737 / X 2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang kebijakan dan strategi penerapan model Perpolisian masyarakat dalam penyelenggaraan tugas Polri.

(3)

2

e. Dengan disahkannya Surat Keoutusan tersebut diatas,Kepolisian Perairan sebagai salah satu fungsi pelayanan Polri dituntut untuk dapat menerapkan kebijakan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat lebih maksimal sebagaimana diharapkan,dipandang perlu dibuatkan panduan pelaksanaan tugas fungsi Kepolisian Perairan dengan menggunakan pendekatan Sambangnusa di Pulau-pulau berpenghuni.

2. Dasar

a. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Surat Keputusan Kapolri No. : Skep/37/IX/2004, tanggal 9 September 2004, tentang Rencana Startegi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Renstra Polri) T.A. 2005 – 2009.

c. Surat Keputusan Kapolri, No. Pol : Skep/737/X/2005, tanggal 13 Oktober 2005, tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Perpolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

d. Surat Keputusan Kapolri, No. Pol ; Skep/1637/X/1994, tentang Pokok – pokok

3. Maksud dan Tujuan a. Maksud

Standart Operasional Prosedur (SOP) ini disusun dengan maksud untuk menyamakan persepsi dan pemahaman tentang Sambang Nusa serta memberikan gambaran tentang pelaksanaan tugas pokok fungsi Kepolisian Perairan dengan menggunakan pendekatan polmas.

b. Tujuan

Standart Operasional Prosedur (SOP) ini disusun untuk dijadikan sebagaipanduan bagi personel kepolsian dalam pelaksanaan tugas pokok fungsi Kepolisian Perairan dengan menggunakan pendekatan Polmas agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.

(4)

3

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup prosedur tetap ini terbatas pada pelaksanaan tugas penangkapan terhadap kapal yang diduga telah, sedang dan akan melakukan Tindak Pidana di perairan

5. Pengertian a. SOP

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator – indikator teknis. Administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkuta

b. Sambang atau Kunjung

Sambang atau kunjung adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Polisi untuk mengadakan hubungan dan pembicaraan dengan orang tertentu/orang-orang yang ditemui di desa/kampung dan kelurahan.

c. Perairan Nusantara

Perairan Nusantara adalah merupakan wilayah perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis pangkal laut, teluk dan selat yang menghubungkan antara Pulau yang satu dengan Pulau yang lain di Indonesia, termasuk di dalamnya danau, sungai dan rawa yang terdapat di daratan.

d. Daerah Pantai / pesisir

Daerah pantai / pesisir adalah daerah yang letaknya di tepi laut dimana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan.

e. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang / warga yang hidup dalam suatu wilayah dalam arti yang lebih luas misalnya Desa, Kampung,Kecamatan, Kota, Kabupaten atau Provinsi atau bahkan yang lebih luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan kepentingan misalnya masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan, masyarakat tradisional, masyarakat modern dan sebagainya.

(5)

4

f. Pembinaan Masyarakat

Pembinaan Masyarakat adalah segala upaya yang meliputi komunikasi, konsultasi, penyuluhan, penerangan, pembinaan, pengembangan dan berbagai kegiatan lainnya dalam rangka untuk memberdayakan segenap potensi masyarakat guna menunjang keberhasilan tujuan terwujudnya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.

g. Kemitraan

Kemitraan adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi yang berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbgagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman tertib dan tentram.

h. Masalah

Masalah adalah suatu kondisi yang menjadi perhatian warga masyarakat karena dapat merugikan, mengancam, mengemparkan, menyebabkan kekuatan atau berpotensi menyebabakan gangguan ketertiban dan keamanan dalam masyarakat ( khususnya kejadian-kejadian yang tampaknya terpisah tetapi emmpunyai kesamaan – kesamaan tentang pola,waktu, korban dan / lokasi geografis ).

i. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah adalah proses pendekatan permasalahan Kamtibmas dan kejahatan untuk mencari suatu bentuk kegiatan pemecahan suatu permasalahan melalui suatu upaya memahami masalah, analisis masalah, mengusulkan alternatif –alternatif solusi yang tepat dalam rangka menciptakan rasa aman, tentram dan ketertiban ( tidak hanya berdasarakan hukum pidana dan penangkapan ) melakukan evaluasi serta solusi yang di pilih.

(6)

5

6. Tata Urut

BAB I. PENDAHULUAN BAB II. PERSIAPAN

BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN SAMBANG NUSA BAB IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

BAB V. PENUTUP

(7)

6

BAB II

PERSIAPAN

A. Tahap persiapan

1. Sambang atau kunjungan dilakukan dengan merencanakan lebih dahulu.

2. Buatlah persiapan untuk melakukan sambang atau kunjungan menurut prioritas berdasarkan penentuan permasalahan-permasalah yang selektif.

3. Sasaran sambangnusa pada Pulau-pulau yang berpenghuni khususnya perlengkapan atau alat bantu yang diperlukan, sesuai dengan sifat dan tujuan Sambangnusa

4. Kesiapan adminitrasi : a. Surat Perintah Tugas

b. Daftar hadir masyarakat yang ikut dalam kegiatan Sambangnusa c. Kesiapan materi yang akan disampaikan

5. Kesiapan dukungan sarana prasarana :

a. Alat pengeras suara ( megaphone transistor atau Wirelles ) b. Alat Tulis

c. Sepanduk kegiatan sambangnusa d. Video photo untuk dokumentasi

(8)

7

BAB III

STRATEGI PELAKSANAAN SAMBANG NUSA

Tujuan strategi Sambang Nusa adalah terwujudnya kemitraan Polri dengan warga masyarakat yang ada di pulau-pulau di wilayah Nusa Tenggara Barat sehingga di harapkan masyarakat di kepulauan mampu mengidentisifikasi akar permasalaan, menganalisa, menetapkan prioritas tindakan, mengevaluasi efektifitas tindakan dalam rangka memelihara keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.

1. Sasaran Sambang Nusa

a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat yang ada di pulau-pulau di wilayah Nusa Tenggara Barat terhadap potensi gangguan keamanan, ketertiban dan ketentaraman di lingkungannya.

b. Meningkatnya kemampuan masyarakat kepulauan bersama dengan Kepolisian untuk menjaga kelangsungan dan kelestarian biota laut, mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di dilingkungannya, melakukan analisa dan memecahkan masalah.

c. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang ada bersama-sama dengan Kepolisian dan degan cara yang tidak melanggar hukum.

d. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat Kepulauan

e. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menciptakan kamtibmas di lingkungannya masing-masing.

f. Menurunnya peristiwa yang mengganggu keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat / komunitas.

(9)

8 2. Pola Operasional Sambang Nusa.

a. Upaya pemecahan masalah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat lebih mengutamakan proses mengidentifikasi akar permasalahan, menganalisa, menetapkan prioritas tindakan, mengevaluasi efektifitas tindakan bersama dengan masyarakat, sehingga bukan hanya sekedar mencakup penanganan masalah yang bersifat sesaat.

b. Pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat menuju terwujudnya pelayanan masyarakat yang mencakup komunikasi berbasis kepedulian, tanggap, cepat dan tepat, kemudahan pemberian informasi, prosedur yang efesien dan efektif, biaya yang formal dan wajar, kemudahan penyelesaian urusan, lingkungan fisik tempat kerja kondusif

c. Upaya penegakan hukum lebih diutamakan kepada sasaran peningkatan kesadaran hukum daripada penindakan hukum.

d. Upaya peningkatan hukum merupakan alternatif tindakan yang paling akhir, bila cara-cara pemulihan masalah / cara-cara pemecahan masalah yang bersifat persuasif tidak berhasil.

3. Bentuk dalam penerapan Sambang Nusa antara lain:

a. Kegiatan pelayanan dan perlindungan warga masyarakat. 1) Intensifikasi kegiatan pembinaan masyarakat.

2) Intensifikasi patroli dan tatap muka petugas Polri dengan warga.

b. Komunikasi intensif petugas Polri – Warga masyarakat.

Intensifikasi kontak person antara petugas dengan warga secara langsung / tatap muka, atau melaluai sarana komunikasi langsung.

1) Pemanfaatan sarana media pers ctak maupun elektronik 2) Penyelenggaraan forum komunikasi Polri dan Masyarakat.

(10)

9

c. Pendekatan dan komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh formal dan informal (adat, agama, pemuda, tokoh perempua/ibu, pengusaha, profesi, dsb) dalam rangka megeliminasi akar permasalahan dan pencegahan masalah keamanan/ketertiban.

d. Pemmberdayaan pranata sosial untuk pengendalian sosial untuk pengendalian sosial, eliminasi akar masalah dan pemecahan masalah sosial.

4. Dalam kegiatan Sambangnusa usahakan timbulnya percakapan yang akrab, sopan dan tertib, dengan diawali proses pebicaraan antara lain:

a. Ucapkan salam, sapa, dengan penampilan dan sikap yang menarik.

b. Ucapakan terima kasih atas kehadirannya orang yang diundang atau atas undangan yang tepah diterima.

c. Kemukakan permasalahansecara jelas dan materinya secara berurutan.

d. Selesai mengemukakan permasalahan dan materinya, berilah kesempatan kepada orang-orang yang dihadapi untuk mengemukakan pendapat, kritik maupun saran-saran

e. Bila seseorang datang bertemu muka karena sesuatu persoalan atau permasalahan, maka setelah menerima kedatangannya, memmulai pembicaraan secara akrab, segeralah beri kesempatan kepadanya untuk mengemukakan permasalahan atau persoalan.

f. Dengarkan secara seksama dengan pernuh pengertian tetapi tidak kaku, sekali-kali boleh menyela, meminta penjelasan, meminta mengulangi, membenarkan atau mempertegas.

(11)

10

g. Selesai meneriam tanggapan, saran ataupun kritik-kritik terhadap masalah, rencana atau gagasan dari orang-orang yang di hadapi barulah tanggapan atau jawaban secara simpatik tidak emosional tidak menjelek-jelekkan dan tidak menutup-nutupi kekurang-kurangannya yang ada.

h. Dalam hal tatap muka, dilakukan untuk membantu orang yang bersangkutan menyelesaikan masalahnya, akhiri tatapmuka itu dengan kesepakatan kesimpulan-kesimpulan yang diperlukan dan sampaikan terima kasih, salam dengan penampilan yang memberi kesan puas.

5. Koordinasi

Polri membangun Koordinasi dan interaksi dengan Instansi Maritim serta masyarakat perairan berdasarkan kesetaraan / kesejahteraan, sikap saling mempercayai dan menghormati dalam upaya pencegahan Tindak pidana yang terjadi khususnya di wilayah perairan dengan metode :

a. Giat koordinasi dengan Instansi Kepolisian yang bertugas di bidang Pembinaan Masyarakat, dengan tujuan memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat serta menigkatkan SDM dalam bidang HAM.

b. Koordinasi dengan Instansi Pemerintah daerah yang berperan sebagai mediasi untuk mewujudkan kerjasama Polri dengan masyarakat khususnya masyarakat perairan.

c. Koordinasi dengan instansi Maritim terjalinnya kerjasama anta Polri dan Instasi terkait untuk secara aktif ikut dalam berbagai kegiatan komunitas / masyarakat untuk mendorong keterlibatan warga dalam upaya memelihara rasa aman dan tertib, memberi informasi, saran dan masukan, serta aktif dalam proses pengambilan keputusan guna memecahkan permasalahan Kamtibmas, serta meningkatkan kerjasama dalam bidang penegakan hukum dan ham..

(12)

11

BAB IV PENUTUP

1. Demikian Standart Operasional Prosedur (SOP) Sambangnusa ini dibuat untuk digunakan dan dipedomani dalam pelaksanaan tugas.

2. Standart operasional prosedur ini berlaku terhitung mulai tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di : Lembar

pada tanggal : Agustus 2016

DIREKTUR KEPOLISIAN PERAIRAN POLDA NTB

EDWIN RACHMAT ADIKUSUMO KOMBES POL NRP 62110800

Referensi

Dokumen terkait

Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit yang merupakan proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi

(1) Kepada Wajib Pajak yang telah memperoleh persetujuan Bupati Kepala Daerah untuk melakukan pembayaran pajak secara angsuran, harus dilakukan secara teratur dan

Dampak dari konflik antara Kerajaan Gianyar dengan Kerajaan Klungkung yaitu kembalinya Dewa Ngurah Pahang ke Gianyar dari tempat pengasingannya di Puri Kawan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy untuk meningkatkan berpikir kritis siswa berbantuan

Masyarakat Desa Cileunyi Wetan memiliki karakteristik individu meliputi umur/usia, tingkat pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama tinggal, asal

Beasiswa PPA wajib melampirkan fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3,00 yang disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi. Bantuan Biaya

Ada 2 peserta yang memberi tambahan keterangan bahwa mereka sama sekali belum pernah membuat produk olahan ubi jalar, namun dengan mengikuti pelatihan ini mereka

Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh