• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KUSIR DELMAN DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA. Arif Priatna Siti Fadjarajani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KUSIR DELMAN DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA. Arif Priatna Siti Fadjarajani"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KUSIR DELMAN DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA

Arif Priatna (riefrebel@yahoo.co.id) Siti Fadjarajani (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The background of this research is that people still loyal to use wagon to transport and not a few people in the District Singaparna use the wagon as a source of economic or livelihood as a handyman wagon or usually called the coachman gig. The method used is descriptive qualitative method with the subject as an object of research and social situation in the driver profile coachman gig. The results showed that the studied profiles coachman gig represented by three coachman gig, namely Mr. Maman who has 27 years working as a coachman gig, then Mr. Pepen Supendi who has 20 years as a coachman gig, and Mr Hendy is already 7 years as coachman gig . Socioeconomic conditions coachman gig is at middle and lower economic level. It is marked with the income derived by the coachman gig ranges from Rp 40,000 - Rp 50,000 per day. In addition, the terms of any dwelling house, the coachman gig has homes are not fancy, even otherwise quite so simple as a family shelter.

Keywords: profile, coachman gig

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan sarana yang sangat berperan dalam kehidupan manusia, baik untuk keberlangsungan interaksi antara manusia, maupun sebagai alat untuk memudahkan manusia dalam memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Aktivitas kehidupan sosial merupakan ciri keberadaan manusia sebagai masyarakat yang berkelompok, adanya kegiatan masyarakat tersebut memerlukan alat atau sarana penunjang yang memadai. Sarana penunjang tersebut antara lain layanan transportasi atau jaringan transportasi. Oleh sebab itu, transportasi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena keberadaan transportasi mendukung kelangsungan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan.

(2)

Di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya terdapat beberapa jenis sarana untuk memudahkan masyarakat dalam aktifitas sehari-hari, salah satunya yaitu sarana transportasi delman. Delman merupakan sarana transportasi tradisional yang khas dan memiliki nilai sejarah sebagai sarana transportasi alternatif. Sejak jaman dahulu delman sudah ada di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Selain dipergunakan sebagai sarana transportasi, delman juga memiliki nilai budaya yang merupakan warisan bangsa yang patut dilestarikan sehingga tentu saja memiliki potensi yang besar sebagai daya tarik tersendiri dari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Masyarakat masih setia menggunakan delman sebagai alat transportasi dan tidak sedikit juga masyarakat di Kecamatan Singaparna menggunakan delman sebagai sumber ekonomi atau mata pencaharian sebagai tukang delman atau biasa juga disebut dengan kusir delman. Berdasarkan pendataan anggota saat ini ada 100 delman yang beroperasi di Kecamatan Kecamatan Singaparna. Jumlah tersebut dikatakan masih bertahan walaupun sebenarnya mengalami penurunan dengan berbagai alasan yaitu polusi dan kotoran kuda yang tidak ditampung dengan karung di belakangnya yang banyak mengotori jalanan karena tidak sedikit kusirnya yang tidak sadar lingkungan. Jadi pemerintah sekitar mengurangi pengoperasian delman berdasarkan trayek atau rute.

Pendidikan rendah, tuntutan ekonomi, dan tuntutan meneruskan budaya yang menjadikan latar belakang, para kusir delman yang merupakan salah satu bagian dari budaya tradisional yang mencoba bertahan dan mengalami nasib yang sama dengan kebudayaan lainnya seperti yang mulai hampir punah seperti tari topeng, gambang keromong, dan jaipong.

Tetap bertahannya alat transportasi delman tersebut dilandaskan pada tetap cintanya masyarakat terhadap alat transportasi delman tersebut. Selain itu delman juga berfungsi sebagai alat untuk mencari uang. Sebagian masyarakat Singaparna mencari uang dengan menjadi kusir delman. Para kusir delman tersebut mengaku uang yang didapat dari menjadi kusir delman cukup lumayan dan bisa buat biaya hidup sehari-hari. Selain untung bagi kusir penyewa delman, delman juga membawa rezeki lumayan bagi pemiliknya, di mana para tukang atau kusir

(3)

delman tersebut menyewa kuda atau delman tersebut untuk dijadikan alat transportasi berdasarkan jalur tertentu, dan setiap penyewa atau kusir tadi membayar sewanya setelah waktunya habis/sore biasanya delman disewa Rp 10 ribu perhari. Keuntungan yang didapat pemilik delman sangat cukup lumayan bahkan banyak pemilik maupun penarik delmannya bisa dibilang kelas ekonomi menengah ke atas.

Eksistensi delman merupakan wujud cintanya masyarakat Kecamatan Singaparna terhadap adat dan budaya. Untuk eksistensi delman tersebut masyarakat harus menjaga dan melestarikan agar tidak punah dan tidak dilupakan karena adanya alat transportasi atau kendaraan-kendaraan modern,. Kesadaran masyarakat sangat berpengaruh terhadap eksistensi masih eksisnya alat transportasi delman tersebut dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang memilih delman sebagai alat transportasi umum yang digunakan kemanapun mereka pergi. Mungkin selain harga ongkosnya yang terjangkau dan murah, juga dilihat dari keamanannya jauh lebih baik dari pada alat angkutan lainnya, dan delman bisa tetap berjalan dalam kondisi jalan seperti apapun, seperti di genangan air banjir, jalan berbatu dan dalam keadaan sedang banjir delman bisa melaluinya sehingga banyak orang lebih memilih delman sebagai alat transportasi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Profil Kusir Delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui karakteristik kegiatan delman sebagai transportasi alternatif bagi masyarakat di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

(4)

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang profil kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Sehubungan dengan maksud tersebut maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mencari makna dibelakang kelakuan sehingga mampu memahami masalah atau situasi.

Teknik pengambilan responden (informan) dipilih berdasarkan informan-informan terpilih yang kaya dengan pengetahuan yang bersifat mendalam transportasi delman. Bahkan dalam penelitian kualitatif informan tersebut terus berkembang sepanjang pertanyaan dalam penelitian belum terjawab atau terungkap. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 3 (tiga) orang responden kusir delman, dengan karakteristik yang berbeda.

Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini, penentuan fokus penelitian lebih berdasarkan pada profil kusir delman yang meliputi kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, dan kehidupan budaya kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, fokus penelitian ini juga didasarkan pada karakteristik transportasi delman sebagai sarana transportasi alternatif bagi masyarakat di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

III. PEMBAHASAN 1. Profil Kusir Delman

Profil menurut kamus Bahasa Indonesia adalah grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Dapat diartikan juga sebagai gambaran atau garis sisi wajah atau sosok kehidupan.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa usia rata-rata responden kusir delman sudah termasuk ke dalam kategori angkatan kerja. Di mana usia Bapak Maman adalah 47 tahun, kemudian Bapak Pepen 40 tahun, dan usia Bapak Hendy 24 tahun.

(5)

Hal ini sesuai dengan pendapat Biro Pusat Statistik (Mantra, 2012) bahwa yang dimaksud dengan angkatan kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Dalam hal penelitian ini, kegiatan ekonomis yang dimaksud adalah mencari nafkah dengan bekerja sebagai kusir delman di Wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Mengenai pendidikan yang ditempuh oleh responden kusir delman yang diteliti diperoleh hasil penelitian bahwa rata-rata pendidikan kusir delman hanya sampai tingkat Sekolah Dasar, kecuali Bapak Hendy yang menempuh pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dilihat dari hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kualitas angkatan kerja (kusir delman) tidak cukup menggembirakan (dengan dasar pendidikan formal). Menurut Simanjuntak (Mantra, 2012), pembahasan yang terlalu menekankan pada tingkat pendidikan yang rendah dilakukan dalam rangka untuk menarik investasi asing karena mutu angkatan kerja yang rendah berkaitan dengan upah buruh yang rendah, padahal angkatan kerja yang berpendidikan rendah mempunyai tingkat kompetisi yang rendah, yang terlihat dari beberapa ciri yang kurang menguntungkan.

Walaupun pendidikan yang ditempuh para kusir delman sangat rendah, tentunya mereka tidak ingin anak-anak mereka harus bernasib sama dengan mereka, terutama dalam masalah pendidikan. Oleh karena itu, dari penghasilan yang diperoleh oleh para kusir delman tersebut, dapat disisihkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya, terutama untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

Pendidikan merupakan kunci perubahan nilai maupun sikap sekaligus merupakan faktor pendorong bagi peningkatan sumber daya manusia. Sementara itu kualitas sumber daya manusia, jauh lebih berpengaruh terhadap kecenderungan prilaku penduduk di dalam memperlakukan berbagai potensi yang ada di sekitarnya. Potensi yang ada pada suatu wilayah akan terkelola dengan baik apabila diimbangi oleh sumber daya yang memadai.

(6)

Demi tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu memanfaatkan potensi dan teknologi yang ada hanya dapat diraih jika dilakukan perbaikan pada tingkat pendidikan dalam masyarakat tersebut. Faktor-faktor akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dimulai dari pendidikan, hal ini meliputi baik pendidikan secara formal maupun non formal.

Agama berkaitan dengan sistem keyakinan dan gagasan-gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, ruh-ruh halus, neraka, surga juga berbagai bentuk upacara-upacara keagamaan. Berdasarkan keyakinan agama yang dianut oleh para responden kusir delman, hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden kusir delman menganut keyakinan agama Islam.

Responden kusir delman yang berada di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar sudah berstatus menikah dan memiliki tanggungan keluarga. Misalnya, Bapak Maman yang memiliki tanggungan keluarga berjumlah lima orang, yaitu istri dan empat orang anaknya. Keempat orang anak dari Bapak Maman ini semuanya sedang mengenyam bangku pendidikan formal. Seperti halnya Bapak Maman, responden Bapak Pepen pun sudah memiliki tanggungan keluarga yang berjumlah tiga orang, yaitu istri dan dua orang anaknya, yang sedang menempuh pendidikan formal.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya memiliki pekerjaan lain sebelum menjadi kusir delman. Responden Bapak Maman, sebelum bekerja sebagai kusir delman di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Bapak Maman berwiraswasta di daerah asalnya, di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Seperti halnya Bapak Maman, sebelum bekerja sebagai kusir delman, Bapak Pepen bekerja sebagai buruh tani, karena tidak mempunyai lahan sendiri. Adapun sebelum bekerja sebagai kusir delman, Bapak Hendy bekerja sebagai buruh di pasar. Karena faktor kebutuhan ekonomi, Bapak Hendy beralih mata pencaharian dengan bekerja sebagai kusir delman. Selain alasan faktor kebutuhan ekonomi, adalah karena rumah yang ditempati di daerah asalnya dijual dan ingin mencekati Kecamatan Singaparna, karena menurut Bapak Hendy,

(7)

wilayah Kecamatan Singaparna lebih strategis untuk mencari nafkah yang lebih baik.

2. Karakteristik Aktivitas Delman sebagai Sarana Transportasi Alternatif

Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas delman yang beroperasi di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya memiliki rute tujuan di pusat perdagangan Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Pasar tradisional Singaparna merupakan pusat perekonomian yang sangat penting bagi masyarakatnya. Dengan ditunjang pasar tradisional Singaparna, perekonomian masyarakat Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya menjadi stabil dan dinamis.

Gambar 4.4.

Keberadaan Kusir Delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

Ketersediaan jasa transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Jasa tranportasi mempunyai peranan yang sangat penting bukan hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia, tetapi jasa tranportasi juga membantu tercapainya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal, berarti kegiatan produksi dilaksanakan secara efektif dan efisien, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, selanjutnya kesenjangan antar daerah dapat ditekan menjadi sekecil mungkin. (Rahardjo, 2010)

Transportasi delman merupakan alat transportasi tradisional yang sudah lama keberadaannya di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Seiring kemajuan teknologi, alat-alat transportasi modern banyak bermunculan, tetapi keberadaan alat transportasi delman tidak bisa dihilangkan begitu saja. Bahkan delman kini menjadi alat transportasi alternatif bagi masyarakat di

(8)

Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagian responden kusir delman sudah puluhan tahun menekuni pekerjaannya sebagai kusir delman di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dan menjadi sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakat seperti Bapak Maman yang sudah 35 tahun menjadi kusir delman, kemudian Bapak Pepen sudah 20 tahun bekerja sebagai kusir delman, ataupun Bapak Hendy.

Berbicara masalah jasa transportasi tidak bisa dilepaskan dari masalah tarif jasa transportasi itu sendiri. Menurut Rahardjo (2010) tarif jasa transportasi adalah harga jasa angkutan yang harus dibayar oleh shippers (pemilik barang) kepada carrier (perusahaan pengangkutan), karena itu persoalan tarif dalam pengakutan adalah sama pentingnya dengan persoalan penentuan harga penjualan barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan industri.

Berdasarkan hasil penelitian, tarif jasa transportasi delman yang dikenakan para responden kusir delman di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ditentukan berdasarkan jauh dekatnya lokasi tujuan yang dituju oleh penumpang delman itu sendiri. Untuk lokasi tujuan yang dekat, responden kusir delman mengenakan tarif Rp 2500/penumpang, sementara untuk lokasi yang jauh responden kusir delman mengenakan tarif Rp 5000/penumpang.

Mengenai aktivitas rutin para responden kusir delman setiap harinya, diperoleh hasil penelitian bahwa para responden kusir delman yang berada di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya setiap harinya bekerja menarik delman dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB, dengan frekuensi menarik delman rata-rata sebanyak 4 rit/kali dalam sehari.

Gambar 4.10.

Aktivitas Bapak Pepen Saat Mencari Penumpang Delman Di Sekitar Alun-Alun Kecamatan Singaparna

(9)

Sebelum para respoden kusir delman ini beraktivitas mereka selalu mempersiapkan dulu peralatan-peralatan yang akan digunakan ketika bekerja menarik delman, di antaranya yaitu: palu, tang, tambang, sapu maupun sekop.

Para responden kusir delman ini menyadari sekali bahwa delman dapat menimbulkan polusi, terutama dari kotoran kuda. Oleh karena itu para responden kusir delman senantiasa mempersiapkan peralatan agar kotoran kuda tidak berserakan di jalan yaitu dengan menggunakan karung. Dengan karung tersebut, kotoran kuda ditampung dulu, dan nantinya apabila selesai bekerja, kotoran kuda tersebut tinggal dibuang atau dimanfaatkan sebagai pupuk.

Gambar 4.9.

Aktivitas Mempersiapkan Delman 3. Analisis Geografi Budaya terhadap Profil Kusir Delman

Pada dasarnya kehidupan kusir delman tidak lepas dari hakekatnya sebagai manusia berbudaya. Pada masyarakat sederhana bagaimanapun, interaksi sosial, tuntutan kehidupan, tantangan alam, dan tantangan kehidupan pada umumnya selalu melekat pada diri masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan karya, cipta, dan karsa selalu terjadi. Dengan kata lain, pada masyarakat kusir delman berkembang kebudayaan yang menjadi ciri dan jati dirinya. Secara demografis, masyarakat manusia selalu tumbuh dan berkembang. Akibatnya kebutuhan hidupnya pun juga berkembang. Dengan keberagaman kebudayaan seperti kebiasaan dan perilaku akan menandakan ciri khas atau karakter yang dimilikinya, sebagaimana dengan kehidupan ketiga responden kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, yaitu: Bapak Maman, Bapak Pepen, dan Bapak Hendy.

(10)

a. Sistem Kepercayaan (Sistem Religi)

Sistem ini berkaitan dengan sistem keyakinan dan gagasan-gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, ruh-ruh halus, neraka, surga, juga berbagai bentuk upacara-upacara keagamaan. Ketiga orang responden kusir delman ini menganut keyakinan yang sama, yakni agama Islam.

b. Sistem Pengetahuan

Pengetahuan ini bisa diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari pengalaman orang lain yang nantinya akan saling terkait dan dapat dijadkan pedoman bagi orang lain. Di sini pengetahuan yang mereka miliki adalah pengetahuan dalam hal menarik delman yang tidak semua orang dapat melakukannya tanpa keterampilan yang dimilikinya. Bapak Maman memiliki keterampilan sebagai kusir delman hasil belajar dari temannya, sementara keterampilan yang dimiliki Bapak Pepen diperoleh dari orangtua (turunan), dan Bapak Hendy mengakui bahwa keterampilannya sebagai kusir delman beliau peroleh dari kakaknya. Faktor keluarga (orangtua dan kakak) dan teman sejawat sangat berperan dalam mengembangkan keterampilan ketiga responden kusir delman tersebut.

c. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia

Sistem perjalanan hidup dan teknologi dalam suatu masyarakat biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut baik kebutuhan individu maupun kebutuhan kelompok.

Peralatan dan teknologi yang dimiliki oleh para kusir delman antara lain gerobak delman, kuda, cambuk, dan lain-lain.

d. Sistem Mata Pencaharian dan Sistem-Sistem Ekonomi

Sistem ini sangat berkaitan erat dengan aktivitas manusia yakni perekonomian, manusia berusaha atau melakukan perekonomiannya untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Mata pencaharian di suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya, karena memang menyesuaikan dengan keadaan alam dan kondisi sosial masyarakat tersebut yang nantinya akan menjadi budaya dalam hidupnya. Profesi kusir delman pada umumnya dilakukan dengan alasan masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan

(11)

alat transportasi tradisional di tengah semakin banyaknya alat transportasi modern yang sifatnya pribadi.

e. Sistem Kemasyarakatan

Suatu masyarakat tentunya memiliki organisasi sosial di dalamnya, baik formal maupun informal. Organisasi sosial ini membantu masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Organisasi sosial ini memiliki tujuan tertentu untuk dibentuk, misalkan untuk kegiatan tertentu yang telah direncanakan di dalamnya. Organisasi sosial juga bermanfaat bagi masyarakat untuk bersilaturhmi di dalamnya.

f. Sistem Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya dan mempunyai karakteristik tertentu di setiap daerah. Di sini para responden kusir delman semuanya menggunakan Bahasa Sunda, karena memang semuanya terlahir di tatar tanah Sunda.

g. Sistem Kesenian

Kesenian dapat terwujud dalam berbagai gagasan, ciptaan, pikiran, dongeng, syair tetapi juga dapat mempunyai wujud sebagai berbagai tindakan interaksi berpola antara sesama seniman pencipta, penyelenggara, penonton, pendengar, maupun peminat hasil kesenian, wujudnya berupa benda-benda yang indah.

Menurut Koentjaraningrat (2009), teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:

a. Alat-alat produksi b. Senjata

c. Wadah

d. Makanan dan minuman e. Pakaian dan perhiasan

f. Tempat berlindung dan perumahan g. Alat-alat transportasi

(12)

Di dalam kebudayaan mengatur bagaimana manusia tersebut untuk bertindak, menentukan sikap jika berhubungan dengan orang lain yaitu struktur normatif. Dalam profil kusir delman, terknologi yang berperan yaitu makanan, minuman, pakaian, perumahan, serta alat-alat transportasi, khususnya delman, yang didukung oleh teknologi lainnya yang akan sangat berperan.

Hal itu sudah menandakan sendiri bahwa hakekat para kusir delman sebagai makhluk yang berbudaya yang masih membudayakan budayanya di tengah-tengah masyarakat kita yang sudah terlihat agak kabur dalam pemahaman budayanya sendiri.

4. Analisis Geografi terhadap Profil Kusir Delman

Analisis geografi sosial terhadap profil kusir delman didasarkan pada metode 5W 1H, yang diuraikan sebagai berikut.

a. What

Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Kusir delman adalah orang yang menjalankan kereta kuda (dokar, andong, dsb). Kusir delman merupakan salah satu mata pencaharian yang menjadi andalan masyarakat kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya untuk mencari nafkah. Mata pencaharian sebagai kusir delman ini ada yang sebagai mata pencaharian sampingan ada pula yang sebagai mata pencaharian pokok. Seiring dengan perkembangan zaman, di mana alat transportasi modern banyak bermunculan, alat transportasi delman sedikit demi sedikit mulai menghilang. Oleh karena itu, tidak sedikit kusir delman yang memutuskan untuk mencari sumber penghidupan yang lain selain menjadi kusir delman karena tidak bisa mempertahankan posisinya.

b. Where

Kusir delman yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah para responden kusir delman yang beroperasi di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Para kusir delman tersebut kebanyakan beroperasi di daerah alun-alun Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, yang kebetulan berdekatan dengan pasar Singaparna, sebagai pusat perbelanjaan berbagai lapisan masyarakat Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

(13)

c. Who

Deskripsi hasil penelitian ini diperoleh dari ketiga informan kusir delman. Penulis mengambil tiga informan dikarenakan menurut penulis ketiga informan tersebut sudah dapat mewakili keseluruhan kusir delman yang terdapat di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Ketiga informan tersebut dapat dibedakan berdasarkan umur, pendidikan, dan lama menjadi kusir delman. Adapun profil dari kusir delman tersebut sebagai berikut: Profil informan kusir delman pertama, bernama Bapak Pepen Supendi yang berusia 40 tahun. Ia bertempat tinggal di Kampung Legok Desa Mangunreja, bersama istri dan kedua orang anaknya. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh Bapak Pepen Supendi hanya sampai tingkat SD. Bapak Pepen menjadi kusir delman sudah lama, yaitu sekitar 20 tahun. Profil informan kusir delman yang kedua adalah Bapak Maman yang berusia 47 tahun. Ia bertempat tinggal di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari bersama istri dan 4 orang anaknya. Pendidikan terakhir yang ditempuh Bapak Maman hanya sampai tingkat SD. Bapak Maman sudah menjadi kusir delman sekitar 27 tahun. Profil informan kusir delman yang ketiga adalah Bapak Hendi yang berusia 24 tahun, bertempat tinggal di Kampung Cilutung dan berpendidikan terakhir SMP. Bapak Hendi menjadi kusir delman sekitar 7 tahun. d. When

Penelitian yang melibatkan responden kusir delman sebagai objek penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ini dilaksanakan dari mulai bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. e. Why

Penulis mengambil tema pembahasan mengenai profil kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa masyarakat masih setia menggunakan delman sebagai alat transportasi dan tidak sedikit juga masyarakat di Kecamatan Singaparna menggunakan delman sebagai sumber ekonomi atau mata pencaharian sebagai tukang delman atau biasa juga disebut dengan kusir delman. Pendidikan rendah, tuntutan ekonomi, dan tuntutan meneruskan budaya yang menjadikan latar belakang, para kusir delman yang merupakan salah satu bagian dari budaya tradisional yang mencoba bertahan.

(14)

f. How

Dengan menggunakan penelitian deskriptif, penulis berusaha menggambarkan suatu gejala sosial menyangkut profil kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

5. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Materi Pembelajaran di Persekolahan Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gambaran dan lukisan bumi. Geografi menjadi salah satu cabang ilmu yang dimasukkan ke dalam kurikulum persekolahan yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Tujuan mata pelajaran Geografi yaitu mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial masyarakat, tempat-tempat dan lingkungan pada muka bumi, serta mendorong siswa untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan wilayah untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi.

Secara garis besar seluruh objek kajian geografi dapat di bedakan atas dua aspek utama aitu aspek fisik dan aspek sosial, aspek fisik meliputi kimiawi dan biologis, astronomis dan sebagainya sedangkan aspek sosial meliputi aspek antropologis politis, ekonomis dan sebagainya.

Rhoad Murphey dalam bukunya The Scope of Geography (Harmanto, 2007) mengemukakan 3 (tiga) pokok ruang lingkup studi geografi, yaitu:

a. Geografi membahas dan mengkaji penyebaran dan relasi umat manusia di permukaan Bumi, termasuk mengkaji aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkannya.

b. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisik (alam) sebagai bagian studi keanekaragaman wilayah.

(15)

Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan fisik (alam), dalam hal ini penggunaan delman (kuda) sebagai sarana transportasi, sebagai bagian studi keanekaragaman wilayah.

c. Kajian mengenai region

Selain objek kajian di atas, pada prinsipnya objek studi Geografi terdiri dari dua hal sebagai berikut (Harmanto, 2007):

Keterkaitan hasil penelitian ini dengan materi pembelajaran di persekolahan, adalah bahwa profil kusir delman merupakan kajian fenomena antroposfer. Antroposfer adalah lingkungan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh manusia. Contoh antroposfer berupa wilayah perkotaan, pedesaan, lokasi permukiman dan sebagainya. Di dalam lingkungan antroposfer terjadi interaksi antara lingkungan dengan manusia. Pembahasan mengenai antroposfer ini akan mencakup komposisi penduduk, cara menghitung penduduk, dan informasi penduduk Indonesia.

Sebagaimana telah dibahas di atas, bahwa kusir delman merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di wilayah Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian mengenai profil kusir delman yang ada di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya penting untuk dilakukan karena didasarkan pada pemikiran bahwa komposisi penduduk menurut mata pencaharian penting untuk mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah. Dari komposisi ini dapat diketahui tipe penduduk pada suatu negara; apakah termasuk masyarakat tradisional (berkembang) atau industri (modern). Mata pencaharian yang dimaksud dalam komposisi penduduk yaitu aktivitas ekonomi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai profil kusir delman di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil kusir delman yang diteliti diwakili oleh tiga orang kusir delman, yaitu Bapak Maman yang sudah 27 tahun bekerja sebagai kusir delman, kemudian

(16)

Bapak Pepen Supendi yang sudah 20 tahun menjadi kusir delman, dan Bapak Hendy yang sudah 7 tahun menjadi kusir delman. Kondisi sosial ekonomi kusir delman berada pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut ditandai dengan penghasilan yang diperoleh para kusir delman berkisar antara Rp 40.000 – Rp 50.000 setiap harinya. Dari penghasilan sebesar itu, para kusir delman hanya mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, tanpa dapat menyisihkan untuk keperluan yang lainnya. Dari segi pendidikan, para kusir delman hanya berpendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para kusir delman masih tergolong rendah. Selain itu, dari segi rumah tempat tinggal pun, para kusir delman tersebut memiliki rumah tempat tinggal yang tidak mewah, bahkan sebaliknya bisa dibilang terlalu sederhana sebagai tempat berteduh keluarga. 2. Setiap harinya, responden beraktivitas sebagai kusir delman di wilayah

Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, dimulai dari jam 9.00 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB, dengan frekuensi menarik delman sebanyak 3 rit/kali dalam sehari. Setiap harinya responden selalu mangkal (ngetem) untuk mencari penumpang di lokasi alun-alun Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Sebelum beraktivitas, responden senantiasa mempersiapkan peralatan yang akan dibawanya ketika menarik delman, di antaranya yaitu: palu, tang, tambang, sapu, maupun sekop. Tarif yang dikenakan Bapak Maman kepada penumpang delman, didasarkan pada dekat dan jauhnya lokasi yang dituju penumpang, dengan tarif terdekat Rp 2.500 dan tarif terjauh Rp 4.000.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. (2010). Dasar-Dasar Ekonomi Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kekuatan dan petunjuk serta melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis

Sesuai hasil penelitian, pada indikator ini terdata sejumlah 50% subjek dari unsur siswa memilih skala 3 yang menyatakan bahwa ilustrasi yang disajikan pada Buku Sekolah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencarian informasi pengguna Ruang Cyberlib Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) dalam upaya pemenuhan

Test atau pengujian terkait kebugaran jasmani di sekolah dengan KTSP dan Kuritlas harus dilakukan, karena jika test tersebut tidak dilakukan, maka selamanya kita

Berdasarkan situasi tersebut, dibuatlah situs web Toko Gitar Chics Music yang interaktif sebagai media yang disajikan untuk mempermudah dalam pencarian informasi tentang gitar.

Banyak cara yang diambil untuk mengurangin kekhawatiran akan keamanan rumahnya, misalnya dengan memelihara hewan peliharaan sebagai penjaga rumah, mempekerjakan orang sebagai

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan..

sebagai kelompok yang terorganisir secara tidak ketat dalam rangka tujuan sosial. terutama dalam usaha merubah struktur