• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM NUSANTARA DI KOMPLEKS ARIKARYA INDAH IV KOTABARU UJUNG KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT. Sholihin H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM NUSANTARA DI KOMPLEKS ARIKARYA INDAH IV KOTABARU UJUNG KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT. Sholihin H."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INDAH IV KOTABARU UJUNG KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

Sholihin H. Z*

ABSTRAK

Islam Nusantara (Islam Nusantara) telah menjadi wacana di negeri ini, terutama di kalangan aktivis gerakan Islam. Bahkan umat Islam yang peduli dengan gerakan Islam telah terpolarisasi menjadi tiga bagian, yaitu nusantara pro-Islam, nusantara kontra Islam dan nusantara pro-Islam dengan beberapa syarat dan ketentuan. Memang konsep Islam nusantara jika dipahami dari sumbernya seperti yang dikemukakan Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Aqil Siradj adalah bahwa Islam nusantara bukanlah agama baru, bukan konsep baru tetapi mengemukakan dengan jujur bahwa Islam nusantara adalah Islam dengan misi luhur yang diemban oleh Nabi Muhammad dan dilanjutkan oleh para sahabatnya yang kemudian bersentuhan dengan masyarakat setempat. budaya tetapi tidak bertentangan dalam istilah ushuluddin (prinsip Islam). Islam mengusung misi keramahtamahan Islami dengan pendekatan persuasif agar diterima oleh mayoritas umat Islam di Tanah Air. Pendekatan yang menenangkan ini (bukan dengan perang, bukan dengan pertempuran fisik) menambah nilai akomodatif bagi penerimaan Islam di Nusantara. Keahlian da'i dalam menyampaikan ajaran Islam membuat Islam mudah diterima dengan tangan terbuka. Hal ini memberi warna tersendiri bahwa budaya dapat menjadi media penyampaian pesan perdamaian dan keselamatan sebagaimana makna Islam itu sendiri. Maulid Nabi, Khataman al-Quran, barzanji dan lain-lain merupakan budaya lokal yang membawa pesan perdamaian Islam, dan akhirnya menjadi kegiatan keagamaan yang hingga saat ini sulit dipisahkan dari budaya lokal masyarakat Indonesia. Kegiatan keagamaan ini mudah dijumpai di Perumahan Arikarya Indah IV Kotabaru Kabupaten Ujung Kubu Raya, lokasi penelitian ini dilakukan.

Kata Kunci: Islam, Nusantara, Islam nusantara

ABSTRACT

Islam Nusantara (Islam of Indonesian archipelago) has become a discourse in this country, especially among activists of the Islamic movements. Even Muslims who are concerned with the Islamic movement has polarized into three parts, namely pro-Islam nusantara, counter Islam nusantara and pro-Islam nusantara under some terms and conditions. Indeed, the concept of Islam nusantara if understood from its source as stated by the Chairman of the General Manager of Nahdlatul Ulama, Prof. KH. Said Aqil Siradj is that Islam nusantara is not a new religion, not a new concept but it presents truthfully that Islam nusantara is Islam with its noble mission carried by the prophet Muhammad (pubh) and continued by his companions who then come into contact with local culture but not in contrary in terms of ushuluddin (Islamic principles). Islam brings the mission of Islamic hospitality with a

*Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Pontianak-Kalimantan Barat Email:hzsholihin@gmail.com

▸ Baca selengkapnya: susunan acara khataman quran

(2)

persuasive approach so that it is accepted by the majority of Muslims in the country. This soothing approach (not with war, not with physical fighting) adds accommodating value for the acceptance of Islam in the Indonesian archipelago. The expertise of the preachers in conveying the teachings of Islam makes Islam easily acceptable with open arms. This gives its own color that culture can be a medium of conveying messages of peace and salvation as the meaning of Islam itself. Maulid Nabi, Khataman al-Quran, barzanji and others are local cultures that carry a message of Islamic peace, and it eventually becomes religious activities that until present time it is difficult to separate them from the local culture of the Indonesian community. This religious activities are easy to find in Arikarya Indah IV housing complex Kotabaru Ujung Kubu Raya Regency, the location where this research is conducted.

Keywords: Islam, Nusantara, Islam nusantara

PENDAHULUAN

Sejak dilontarkannya ide Islam Nusantara oleh KH Said Agil Siradj tahun 2015, berbagai tanggapan dan komentar mengarah kepada beliau. Sejalan dengan itu pula, kemudian istilah ini merebak ke seluruh nusantara. Berbagai kalangan membicarakan Islam nusantara dan tentu berbagai persepsi bermunculan, mulai dari memahami istilah ini sebagai Islam yang bercorak nusantara hingga adanya pemahaman bahwa ini adalah agama baru dengan label Islam nusantara. Bahkan ada yang memberikan tanggapan konstruktif bahwa sebenarnya bukan Islam yang harus di-nusantara-kan tapi nusantara yang perlu di-Islam-kan (Moqsith, 2016).

Berbagai tanggapan mengenai Islam nusantara ini, peneliti mencoba mengklasi fikasikannya pada tiga kelompok besar. Pertama, adanya kelompok yang pro Islam nusantara. Kedua, kelompok yang tidak menyetujui konsep Islam nusantara dan; ketiga, kelompok yang menyetujui Islam nusantara dengan syarat dan beberapa catatan. Pro-kontra atau perbedaan ini jelas perlu penjelasan, jika tidak, akan memberi kan dampak yang cukup berbahaya, menurut hemat peneliti, karena tingkat keilmuan yang berbeda, tingkat pemaham-an ypemaham-ang setengah-setengah dengpemaham-an tidak didukung oleh sumber data primer yang memenuhi kualifikasi untuk menjelaskan

akan memberi pengaruh terhadap pemahaman tentang Islam nusantara itu

sendiri dan dikhawatirkan justru bukan mendekatkan pada makna yang dikehenda-ki. Dengan banyaknya tanggapan, demikian juga banyaknya penjelasan dari KH Said Agil Siradj tentang Islam nusantara setidaknya akan mendudukkan makna Islam nusantara pada tempatnya.

Kajian ini mencoba mengkaji bentuk penerapan nilai-nilai Islam nusantara yang terdapat di Kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Nilai-nilai Islam nusantara dimaksud adalah nilai-nilai Islam yang bersinggungan dengan budaya setem pat yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk meng gambarkan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, persepsi, kepercayaan serta pemikiran orang baik se cara individual maupun secara kelompok (Sukmadinata, 2007).

Untuk mendapatkan data, peneliti hadir dalam proses mendapat kannya yakni hadir di kegiatan keagamaan yang bernuansa budaya lokal tersebut. Adapun sumber data dalam tulisan ini adalah adalah imam masjid, tokoh agama dan ustadz yang biasa memimpin kegiatan keagamaan di kompleks yang menjadi wilayah penelitian ini (sebagai data sumber) dan data sekunder sebagai data pendukung atau data yang

(3)

diambil secara tidak langsung dari sumbernya.

PEMBAHASAN

Abdul Moqsith dalam sebuah kajian-nya pada tahun 2016 dengan judul “Tafsir atas Islam Nusantara) mengangkat makna Islam nusantara berdasarkan pendapat Kiai Afifuddin Muhajir, wakil pengasuh pondok Pesantren Sukorejo Asembagus Situbondo. Menurut Kiai Afifuddin Muhajir, ada tiga pengertian Islam nusantara sehingga penje lasannya dapat dipertanggung jawabkan.

Pertama, Islam nusantara bermakna Islam yang dipahami dan dipraktekkan kemudian menginternalisasi dalam kehidup an masyarakat Indonesia. Kedua, Islam nusantara menunjuk pada konteks geografis yaitu Islam yang berada di kawansan nusantara. Dengan demikian, mengacu kepada kondisi kekinian Indonesia berarti nusantara bermakna gugusan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Ketiga, pengertian Islam nusantara yang mengacu pada makna pengejawantahan ajaran Islam kepada masyarakat Nusantara. Sesungguhnya jika dilihat dari term “Islam” dan “nusantara”, maka makna yang dapat diambil adalah bahwa sesjatinya bukanlah agama baru, sebagai term yang melkat pda term-term lainnya seperti Islam Moderat, Islam Kaffah dan sebagainya. Asumsi dari peneliti adalah term-term tersebut sama sekali tidak mengusik substansi Islam sebagai sebuah keyakinan tetapi sangat terkait pada cara memahami Islam dari sudut pandang yang lain dan tentu ada penilaian tersendiri oleh pelaku nya (Ary, 2020).

Islam nusantara dimaksudkan sebagai Islam yang menyebar ke nusantara dan kemudian bersentuhan dengan nilai-nilai nusantara yang kemudian persinggungan ini menjadikan Islam menjadi keyakinan masyarakat nusantara sementara nilai-nilai nusantara berupa produk lokal tidak dikesampingkan sepanjang tidak berten-tangan dengan nilai-nilai Islam (Kaspullah, 2020).

Ringkasnya, Islam diterima oleh la-pisan masyarakat setempat karena pende-katannya adalah pendekatan persuasif, bukan konfrontatif, sehingga Islam diterima secara sukarela oleh masyarakat. Pendekatan budaya adalah pendekatan persuasif. Dari pemahaman ini kemudian memunculkan sikap keberagamaan yang “agak berbeda” dari kawasan-kawasan lain di luar nusantara. Hal ini dapat dipahami, saat Islam bersentuhan dengan budaya lokal maka dalam praktek keagamaannya jelas akan menimbulkan multipolarisasi atau banyak bentuk. Nilai positif dari persinggungan ini ternyata tidak mengarah kepada persoalan ushul atau hal pokok dari Islam itu sendiri. Sholat zuhur dimanapun tetap empat rakaat, sholat idul fihtri dan adha tetap diakhiri dengan pembacaan khutbah, membaca fatihah menjadi rukun dalam semua aktifitas sholat, puasa wajib bulan Ramadhan dan haji ke Mekkah dan lain sebagainya (Faqih, 2016).

Berbagai aktifitas keagamaan dengan kekhasan Islam nusantara dengan sangat mudah ditemukan di sekitar kita, budaya lokal yang didekatkan dengan nilai ke-Islam-an menjadi pemandangan yang tidak sulit untuk dilihat. Sekedar menyebut contoh, prosesi khataman al-Quran.

Bahwa membaca al-Quran adalah sunnah, meme-riahkannya dengan acara khataman al-Quran sambil diarak keliling kampung dan dengan pakaian bak seorang pengantin adalah budaya setempat. Adanya persepsi sebagian masyarakat yang jika khataman Quran 30 juz namun tidak dibuat prosesi khataman al-Quran terkesan tidak ada yang istimewa. Gembira dengan selesainya membaca al-Quran oleh masyarakat setem pat ditujukan dengan mengundang warga sekitar dan malamnya diadakan barzanji, pembacaan sholawat dan sebagainya.

Kesadaran akan kemakhlukan yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan, dan c) Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita yang nampak maupun yang tersembun-yi tidak lepas dari pengetahuan dan peng-awasan Tuhan. Pendidikan ibadah

(4)

menca-kup segala tindakan dalam kehidupan se-hari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah (habl min Allah), maupun dengan sesama manusia (habl min al-Nas). Hubungan dengan Allah swt. yang terbesar sesudah tauhid adalah mendirikan shalat. Jadi untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agam

(Suriadi, 2020).

Bentuk tradisi keagamaan yang khas Indonesia dan khususnya di wilayah penelitian yang penulis temukan dan amati di Kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

Gunting Rambut atau Mencukur Rambut

Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang bermakna doa, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendoakan sesuai nama si bayi. Biasanya acara itu dilakukan dalam acara tasmiyah atau aqiqah dalam agama islam. Acaranya dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau marhabanan untuk melengkapi acara aqiqah itu. Pada dasarnya tradisi potong rambut bayi yang baru lahir adalah salah satu sunnah Rasul dimana rambut yang dipotong nantinya akan ditimbang kemudi an beratnya akan ditukarkan dengan emas dan dishadaqahkan kepada yang berhak menerimanya. sunnahnya acara potong rambut dibarengi dengan acara aqiqah, yaitu pemotongan hewan qurban, untuk laki laki 2 ekor kambing dan untuk perempuan 1 ekor kambing, serta pemberian nama kepada bayi yang baru lahir tersebut (Khairunnisadwiastyatika, 2019).

Uniknya dalam acara itu disiapkan sejumlah telur rebus yang diberi pewarna merah atau biru ditancapkan pada sebilah bambuyang dihiasi pita berwarna-warni dan di atas bambu dipasang bendera merah. Di tengah-tengah potongan bambu diselip kan uang kertas dengan nominal paling besar hingga paling kecil ikut dipasang. Biasanya, usai acara mencukur rambut si bayi, ‘bendera merah yang ditancapi telor dan uang kertas’ tersebut dibagi-bagikan pada anak-anak kecil yang turut meramai kan suaana. Praktek mencukur rambut bayi bukanlah hal langka.

Hampir di setiap sudut wilayah Indonesia mudah ditemukan. Tidak harus mewah, sederhana sekalipun biasanya tetap digelar, sebab praktek mencukur rambut itu bersumber dari ajaran agama dan mewarisi hingga jaman ke jaman.

Tradisi Khataman al-Quran

Khataman al-Quran dimaksud sebagai pertanda selesainya anak-anak menyelesai kan bacaan al-Qurannya kepada guru mengajinya. Meskipun saat ini acara ini tidak lagi diperuntukkan khusus anak-anak, berbagai majlis taklim dan organisasi juga biasa mengadakan acara khataman Quran sebagai bentuk sukacita. Acara khataman Quran memiliki makna yang penting diantaranya: a) sarana penghargaan kepada anak dan orang banyak dimana anak-anak dihargai karena telah mampu mengaji dengan baik, upacara ini bagian pengakuan dan penghargaan kepada anak, mulai dari acara arak-arakan, lomba musabaqah tilawatil Quran, pemberian hadiah untuk semua anak serta proses berdoa di rumah masing–masing peserta khataman al-Quran; b) sarana untuk bersilaturahmi dan berkomunikasi dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis di tengah masyarakat, dimana diantara ada arak-arakan yang berkunjung dari satu kampung berkunjung ke satu kampung lain serta makan bersama sehabis arak-arakan, dimana makanan ini dimasak secara bersama pula, dan ada suatu penghargaan

(5)

antara warga masyarakat; c) sarana penghargaan kepada tokoh masyarakat terutama guru ‘ngaji’ melalui rangkaian pemberian cendera mata atas jasanya yang telah mengajari putera-puterinya sehingga bisa membaca al-Quran (Wirdanengsih, 2005).

Nujuh Bulan

Salah satu adat istiadat yang biasa dilakukan oleh suku Melayu khususnya suku Melayu adalah tujuh bulanan atau dalam bahasa setempat disebut Nujuh Bulan. Berdasarkan hasil kajian di lapang an, dapat disimpulkan bahwa: a) Tradisi ini merupakan upacara yang dilakukan oleh empunya hajat sebagai bentuk rasa syukur terhadap kepada Allah SWT atas kehamilan pertama seorang istri; b) Nujuh Bulan biasanya dilakukan saat usia kehamilan seorang wanita berumur enam belas minggu atau dua puluh delapan minggu; c) Acara ini biasanya dilakukan dengan cara memanjatkan doa-doa kepada Allah SWT dan sedekah yang akan diberikan kepada tamu undangan, yang dihadiri oleh anak-anak yatim, tetangga sekitar, dan keluarga terdekat (Dkk, 2019).

Acara nujuh bulan tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia karena acara ini dilakukan oleh banyak suku bukan hanya suku Melayu saja melainkan suku lainnya juga, yang menjadi perbedaannya hanya nama dan prosesinya saja. Walaupun memiliki nama dan prosesi yang berbeda-beda tetapi, tujuannya sama yaitu untuk mensyukuri dan mendoakan kehamilan pertama bagi seorang ibu. Agar saat kelahiran diberikan kelancaran dalam persalinan nanti (Dkk, 2019).

Maulid Nabi Muhammad SAW

Memperingati hari kelahiran Nabi besar Muhammad SAW atau biasa disebut sebagai Maulid Nabi telah menjadi sema cam tradisi bagi umat Islam di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Peringatan Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal menjadi momen untuk membangkit

kan dan menjaga semangat Nabi dalam diri umat. Bentuk peringatannyapun bermacam, diantaranya: a) Dalam bentuk yang umum dilakukan yakni diawali dengan membaca shalawat atas Rasulullah SAW, dilanjutkan dengan MC membawakan susunan acara, pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dan saritilawah, sambutan-sambutan dan acara inti dalam Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, doa dan selesai; b) Ada juga dengan acara pembacaan sholawat, doa dan pembagian makanan kepada jamaah yang hadir; c) Di beberapa tempat pernah ditemukan acara peringatan yang dilakukan dengan ringkas berupa pembaca-an ayat suci al-Qurpembaca-an, sambutpembaca-an ppembaca-anitia pelaksana, dan Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan doa; d) Ada juga yang mengadakan peringatan tapi dalam bentuk anjang sana atau penyerahan bantuan kepada kelompok atau lembaga yang tidak mampu bisa berupa sembako, pakaian baru dan sebagainya. Keragaman ini menunjukkan bahwa moment Maulid Nabi Muhammad SAW akan memberikan dampak positif untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW dan kepada siapapun sepanjang di dalamnya tidak terkandung hal-hal yang dilarang dalam agama. Kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat memiliki masjid sebagai tempat ibadah yakni masjid al-Ittihad atau disebut juga masjid kubah merah. Dinamakan masjid kubah merah karena kubahnya berwana merah dengan garis-garis putih. Warga di kompleks ini setiap tahun mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai macam bentuknya. Pengamatan penulis, Maulid 1442 atau 2020 ini menghadirkan Syekh Muhammad Ali Jabir dengan kerjasama berbagai pihak.

Hal ini jika dikaji terkait dengan fitrah manusiam bahwa Allah telah menciptakan semua mak-luknya berdasarkan fitrahnya. Tetapi fitrah Allah untuk manusia, berupa potensi dan kreativitas yang dapat dibangun

(6)

dan membangun, yang memiliki kemung-kinan berkembang dan meningkat sehingga kemampuannya jauh melampaui kemam-puan fisiknya. Pengertian fitrah sangat beragam. Meskipun demikian, kalau po-tensi dan kreativitas tersebut tidak dibang-un dan tidak dikembangkan, nicaya ia ku-rang bermakna dalamkehidupan. Oleh karena itu potensi dan kreativitas manusia perlu dibangun dan dikembangkan (Suriadi, 2019).

Lamaran

Prosesi lamaran dalam adat Melayu diawali dengan perbincangan serius antara dua pihak keluarga. Pada daerah tertentu ada yang cukup diwakili oleh orang tua atau abang tertua dan demikian juga sebaliknya. Namun ada juga dengan cara mewakilkan keluarga kepada tokoh masyarakat yang dipandang mumpuni mewakili proses lamaran ini seperti imam masjid, ustadz/kiyai dan Pak Labay (labay adalah istilah orang yang dituakan disatu kampung dan tugasnya mencakup semua aktifitas keagamaan seperti menerima lamaran kawinan, serta menyelenggarakan fardhu kifayah dan lain sebagainya. Singkatnya, Pak Labbay adalah tokoh informal bidang keagamaan dan istilah ini sangat akrab di daerah Kabupaten Sambas). Dalam acara lamaran ini yang kemudian diterima bisa berlanjut kepada acara meminang dengan memberi tanda kepada calon perempuan berupa cincin yang disematkan oleh calon mertua perempuan. Usai prosesi ini bisa berlanjut kepada pembicaraan penentuan hari, tanggal dan jam proses walimatul ‘arsy yang disampaikan secara jelas bahwa untuk tahap ini sekedar meminang dulu bahwa yang bersangkutan sudah dalam pinangan orang lain dan diterima secara jelas. Ada juga pihak keluarga yang langsung menentukan waktu walimahnya. Dalam proses lamaran terkait barang hantaran juga didapati beragam tradisi. Ada yang membawa barang hantaran sekedarnya sebagai tanda pengikat kedua belah pihak. Tapi ada juga yang proses

lamaran hanya sekedar lamaran tanpa barang hantaran. Mungkin yang terakhir ini berdasarkan pengamalan bahwa prosesi lamaran belum bisa dipastikan diterima atau tidak. Hal ini menjadi pengalaman penulis pula karena beberapa kali mewakili salah satu pihak untuk menerima atau menyampaikan lamaran kepada pihak lainnya. Masyarakat Melayu umumnya di Kalimantan Barat, aktifitas lamaran, meminang dan prosesi akad nikah tidak lepas dari pantun dan ini tentu menjadi bumbu-bumbu prosesi acara sehingga menjadi lebih unik, serius tapi santai dan kadang ditemui pantun yang saling bersambut.

Yasinan dan Tahlilan

Kegiatan ini menjadi agenda rutin di kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kab. Kubu Raya. Diawali dengan membaca Qs. Yaa Siin dilanjutkan dengan

tahlilan sebagai bentuk amalan yang

dilakukan dalam bentuk mengundang

tetangga untuk makan bersama sebagai shadaqah dari tuan rumah. Acara ini diawali dengan _ila hadrotin nabiyyil mushthofa_ dst yang kemudian dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat yang umumnya dibaca saat tahlilan (qulhu, falaq, annas, fatihah, alif lam min,

wailahukum, dan lillahi mafissamawati)

selanjutnya allahumma sholli afdhola

sholatin dan akhirnya dibacakan doa arwah,

doa yang dikhususkan kepada almarhum-almarhumah sebagai permohonan kepada Allah semoga orang yang telah berpulang

kerahmatullah diampuni dosanya, dimaafkan

kesalahannya dan diberikan tempat yang mulia disisinya.

Jangan sampai berbagai tradisi keagamaan justru di-jadikan sebagai ancaman terjadinya disin-tegrasi bangsa, apalagi ditengah persaing-an dunia seperti saat ini karena dalam menghadapi pasar bebas dunia, kesatuan dan persatuan bangsa juga merupakan faktor penting untuk dapat memenangkan kompetisi tersebut. Tanpa kesatuan dan persatuan bangsa tersebut, negara tidak akan kuat menghadapi

(7)

gem-puran kebudayaan dari luar (Kaspullah, 2020).

Demikianlah beberapa macam tradisi keagamaan yang ada di kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kab. Kubu Raya. Kegiatan ini merupakan rangkaian aktifitas keagamaan yang khas nusantara. Sebagai tradisi yang sarat dengan pesan-pesan keagamaan maka dapat difahami bahwa Islam nusantara sebagai Islam yang membawa misi sebagaimana awalnya yang dibawa Rasulullah SAW dan diteruskan para sahabatnya yang kemudian bersentuh an dengan budaya setempat dalam hal ini Indonesia sehingga mencuat menjadi Islam nusantara dengan berbagai macam tradisi keagamaannya.

SIMPULAN

Islam nusantara telah menjadi pembicaraan nasional yang kemudian memunculkan berbagai tanggapan. Tulisan ini sebagaimana sudah dipaparkan di atas memberikan sedikit pencerahan tentang makna Islam nusantara. Islam nusantara dimaksudkan bukan hadir sebagai agama baru dan membawa misi baru. Islam

nusantara menyampaikan bahwa Islam yang sejati dengan misinya rahmatan lil ‘alamin tidak bertentangan dengan budaya setempat. Fakta menunjukkan bahwa Islam dengan sentuhan persuasif dan pendekatan budaya telah menjadikannya sebagai agama yang mayoritas di negeri ini. Banyaknya budaya atau tradisi yang sebelumnya tidak dikenal dalam Islam kemudian menjadi semakin menemukan wadahnya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia, menjadikannya mudah diterima dan menjadi aktifitas keseharian khususnya warga kompleks Arikarya Indah IV Kotabaru Ujung Kab. Kubu Raya.

Penerapan Islam nusantara menjadi aktifitas keagamaan di warga kompleks ini dan menjadi pertanda bahwa ia diterima dengan kesadaran dan sebagai budaya yang tidak bertentangan dengan kaidah ushul sebagaimana diyakini selama ini.

(8)

Ary, D. (2020). An Invitation To Reseach In Social Education. Sage Publication.

Dkk, B. (2019). Tradisi Nujuh Bulan Pada Masyarakat Muslim Melayu Kabupaten Melawi:

Faqih, T. bil. (2016). Islam Nusantara, Strategi Kebudayaan NU di Tengah Tantangan Global. Jurnal Aqlam -- Journal of Islam and Plurality, 2(1).

Kaspullah, S. (2020). Globalization In Islamic Education (Internalization Strategy Of Local Values In Islamic Education In The Era Of Globalization). Tadib, 9(1). Khairunnisadwiastyatika. (2019). cukur-rambut-bayi. Https://Www.Kompasiana.Com. Moqsith, A. (2016). Tafsir atas Islam Nusantara (Dari Islamisasi Nusantara Hingga

Metodologi Islam Nusantara. Jurnal Multikultural & Multireligius, 15(2). Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.

Suriadi. (2019). Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(1), 89–105. https://doi.org/10.24260/at-turats.v9i2.315

Suriadi. (2020). Hakikat Fitrah Manusia. AL-ISHLAH, 85–100.

Wirdanengsih, D. (2005). Makna Simbolik Upacara Khatam Quran Anak-Anak Pada Perguruan Quran Awaliyah (PQA). Makna Simbolik Upacara Khatam Quran Anak-Anak Pada Perguruan Quran Awaliyah (PQA).

Referensi

Dokumen terkait

LKJIPDinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kebumen merupakan bentuk pertanggung jawaban atas perjanjian kinerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

1) Latar belakang siswa yang berbeda-beda. Siswa di MTs ini mempunyai latar belakang yang berbeda- beda Ada anak baik dari keluarga broken home, yatim, piatu dan bahkan

Pengelompokan 34 genotipe bawang merah yang dianalisis baik menggunakan marka morfologi maupun molekuler (ISSR) terlihat tidak berhubungan dengan asal geografi

Goreng belado ikan salai selais dan gulai ikan salai baung adalah masakan khas Riau yang sangat digemari masyarakat (sumber foto: www.imgrum.net dan duta indonesia.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Dadap Ayam secara statistik dapat mempengaruhi bentuk morfologi spermatozoa secara signifikan ( p d

Dalam makalah ini membahas tentang bagaimana cara memilih dan merancang media pembelajaran berbasis ICT dalam pendidikan agama Islam (PAI), karena pemilihan dan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan dewan guru, ada 6 faktor pendukung penerapan budaya sekolah islami dalam pembinaan akhlak siswa

For reference we show the precision and completeness of the ob- tained mesh (with 30k faces), of a Poisson surface reconstruction (Kazhdan and Hoppe, 2013) (6.3M faces), of