• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 2 PLAYEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 2 PLAYEN."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA

DI SMA NEGERI 2 PLAYEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SINTO RAHMAD MUNANDAR NIM 10601241060

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Kesegaran Jasmani dan Status Gizi Pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Di SMA N 2 Playen” yang disusun oleh Sinto Rahmad Munandar, NIM 10601241060 ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 15 Desember 2016 Pembimbing,

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 1 Februari 2017 Yang menyatakan,

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Tingkat Kesegaran Jasmani dan Status Gizi Pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Di SMA N 2 Playen yang disusun oleh Sinto Rahmad Munandar, NIM 10601241060 ini telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 26 Januari 2017 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Aris Fajar Pambudi, M.Or Ketua Penguji ... ... Indah Prasetyawati TPS, M.Or Sekretaris Penguji ... ... Suhadi, M.Pd Penguji I (Utama) ... ...

Yogyakarta, 26 Januari 2017 Fakultas Ilmu Keolahragaan Dekan,

(5)

v Motto

“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya”

(Anatole France)

“Semoga kita bisa slalu bersyukur atas keterbatasan yang kita miliki, karena dari keterbatasan itu kita akan menemukan jalan untuk memperbaiki diri, dan dari rasa

(6)

vi

PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk:

Ibuku yang terbaik, Ibu yang tersayang, Ibu yang Penyabar dan Almarhum Bapak yang luar biasa dengan segenap jiwa raga mereka berdua selalu menyayangi, mencintai, mendo’akan, menjaga serta memberikan motivasi dan

(7)

vii

TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA

DI SMA NEGERI 2 PLAYEN Oleh:

Sinto Rahmad Munandar 10601241060

ABSTRAK

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh siswa untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Gambaran perkembangan derajat kesehatan anak dapat dilihat dari bagaimana status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dan status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 2 Playen.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif dengan dua variabel menggunakan metode survey dengan teknik tes dan pengukuran dari analisis data deskriptif dengan persentase. Populasi yang digunakan adalah siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 2 Playen yang berjumlah 73 siswa. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 30 siswa. Kesegaran jasmani diukur dengan menggunakan Tes kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak umur 16-19 tahun. Penentuan status gizi dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan kemudian ditentukan nilai Indeks Masa Tubuh (IMT).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesegaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 2 Playen yang memiliki kesegaran jasmani Baik Sekali 0% (0 siswa), Baik 56,67% (17 siswa), Sedang sebanyak 33,33% (10 siswa), Kurang 10% (3 siswa), Kurang Sekali 0% (0 siswa). Berdasarkan hasil penelitian kondisi status gizi diketahui bahwa status gizi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA Negeri 2 Playen yang Kurus Sekali 0% (0 siswa), Kurus 0% (0siswa), Normal 96,67% (29 siswa), Gemuk 3,33% (1 siswa) dan Obesitas 0% (0 siswa).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala limpahan kasih sayang dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian serta segala kemudahan yang telah diberikan.

3. Bapak Dr. Guntur, M. Pd., Ketua Program Studi PJKR FIK UNY yang telah menyetujui dan mengijinkan pelaksanaan penelitian.

4. Drs. Ngatman, M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dan studi tanpa mengalami kesulitan yang berarti.

5. Dosen Pembimbing, Bapak Aris Fajar Pambudi, M.Or. yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran dan kritik sehingga dengan lancar dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua Dosen dan karyawan FIK UNY yang telah membantu dan memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

8. Kedua orangtua, yang teramat peneliti kasihi. Terimakasih atas semua kasih sayang dan pengorbanan tulus untuk peneliti, membekali peneliti agar senantiasa menjadi insan yang berguna. Seseorang yang selalu memberi semangat.

9. Rekan-rekan PJKR Reguler kelas B angkatan 2010, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, bantuan dan diskusi yang telah diberikan selama ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTIVASI ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori ... 8

1. Hakikat Kesegaran Jasmani ... 8

2. Hakikat Gizi ... 19

3. Hakikat Zat Gizi ... 21

(11)

xi

5. Pengertian Status Gizi ... 29

6. Hakikat Ekstrakurikuler ... 34

7. Karakteristik Siswa SMA ... 35

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 43

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Instrumen ... 45

2. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Implikasi ... 61

C. Keterbatasan Penelitian ... 62

D. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Table 1 Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) ... 42

Table 2 Nilai Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia ... 46

Table 3 Norma Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia ... 46

Table 4 Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) ... 48

Table 5 Distribusi Lari 60 meter ... 50

Table 6 Distribusi Gantung Angkat Tubuh ... 51

Table 7 Distribusi Baring Duduk 60 detik ... 52

Table 8 Distribusi Loncat Tegak ... 53

Table 9 Distribusi Lari 1200 meter ... 54

Table 10 Distribusi Tingkat Kesegaran Jasmani ... 55

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Lari 60 meter ... 51

Gambar 1 Histogram Gantung Angkat Tubuh ... 52

Gambar 1 Histogram Baring Duduk 60 detik ... 53

Gambar 1 Histogram Loncat Tegak ... 54

Gambar 1 Histogram Lari 1200 meter ... 55

Gambar 1 Histogram Tingkat Kesegaran Jasmani ... 56

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman yang modern dan adanya teknologi yang semakin canggih saat ini, orang cenderung melakukan aktivitas fisik (gerak). Selain itu, dengan adanya jenis permainan elektronik dan komputer, anak lebih suka bermain dan duduk berjam-jam didepan komputer dari pada melakukan aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan menurunnya kebugaran jasmani (Djoko Pekik Irianto, 2004: 5).

Kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan cukup takarannya, dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan. Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi, dapat mengakibatkan berat badan tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi, dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan. Penyakit akibat kurang aktivitas fisik biasa dikenal dengan hipokinetik. Hipokinetik yang mulai menjangkiti pada masyarakat global membawa dampak negatif seperti kelebihan cadangan energi lazimnya disebut obesitas, dan biasanya ditemukan pada orang-orang dewasa, di negara-negara barat ditemukan 20-50% orang dewasa, bergantung pada kriteria yang digunakan (Erni Mulandari dkk, 2007: 2).

(15)

2

degeneratif atau non infeksi seperti jantung koroner, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus, osteoporosis, sakit pinggang, gampang kelelahan dan

sebagainya.

Menurut Agus Mahendra (2007: 1) upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan dengan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktivitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktivitas fisik untuk memelihara fisik mereka.

Fakta tersebut menunjukkan terjadi gejala penurunan kebugaran seseorang terutama kualitas fungsi paru-jantung. Karena itu, perlu usaha-usaha untuk meningkatkan kebugaran agar seseorang tampil bugar dan tidak mudah terkena penyakit. Untuk mendapatkan kebugaran yang diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat yaitu dengan makan teratur yang mengandung empat sehat lima sempurna, istirahat teratur dan harus bebas dari asap rokok, minuman beralkohol dan narkoba, dan yang sangat mendukung yaitu dengan berolahraga yang teratur, karena dengan dengan berolahraga tubuh terasa segar dan bugar.

(16)

3

Menurut Djoko pekik (2004: 7) berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lenih mampu berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).

Manfaat kebugaran jasmani juga sangat penting bagi siswa SMA, salah satu cara menjaga kesehatan fisik siswa harus mau menjaga tingkat kebugaran tubuhnya setiap hari. Kebugaran atau kesegaran jasmani dimaknai sebagai kemampuan tubuh siswa untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Dari pemahaman ini, kondisi yang bugar/segar akan mempengaruhi daya tahan siswa dalam menjalankan aktivitasnya dan juga akan mempengaruhi kondisi psikis siswa dalam belajar.

(17)

4

jasmani ini dan untuk itu perlu adanya pengukuran tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa. Atas dasar itulah penulis ingin mengetahui tingkat kesegaran dan status gizi siswa SMA.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang penulis amati di SMA N 2 Playen yaitu ada tiga ekstrakurikuler,ekstrakurikuler sepakbola,bola basket, dan bola voli. Peminat pada tiga ekstrakurikuler tersebut diikuti oleh siswa putra sejumlah 73 siswa, itupun yang datang hanya sebagian siswa. Alasan siswa tidak menghadiri kegiatan ekstrakurikuler antar lain kebanyakan dikarenakan sakit. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga mudah lelah dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Harapan SMA N 2 Playen mengadakan kegiatan ekstrakurikuler ini adalah untuk menyalurkan bakat siswa agar dapat berkembang serta bisa mendapatkan prestasi untuk mengharumkan nama almamater lewat prestasi olahraga.

Berdasarkan hasil pengamatan juga diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuker olahraga di SMA N 2 Playen diketahui cukup banyak yang mengalami obesitas dan overweight, demikian pula siswa yang kurus. Harapan peneliti agar siswa dapat mengontrol berat badan dan lebih menjaga berat badannya secara ideal melalui berolahraga.

(18)

5

mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen belum pernah dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Belum diketahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen.

2. Belum diketahui status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen.

3. Beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen mudah lelah dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

4. Masih kurangnya pengetahuan siswa tentang masalah gizi.

5. Belum pernah diadakan tes kesegaran jasmani dan status gizi untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen. C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, perlu diadakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalah yang ingin diteliti dan lebih memfokuskan pada masalah yang diteliti. Penulis hanya membatasi masalah pada tingkat kesegaran jasmani dan status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen.

(19)

6

Berdasarkan dari latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : .

1. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen?

2. Bagaimanakah status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

olahraga di SMA N 2 Playen.

2. Status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti lain yang mempunyai objek peneliti yang sama.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau pertimbangan bagi penelitian yang relevan pada masa yang akan datang.

(20)

7

a. Bagi Pendidik

Sebagai kontribusi untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan jasmani untuk anak SMA dalam dunia olahraga, maupun mengembangkan rangkaian kegiatan aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Bagi Orang Tua

Supaya dapat menjadikan pengetahuan terhadap orang tua agar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal ini memberikan asupan makanan yang bergizi dan penyediaan sarana dan prasarana untuk memaksimalkan tubuh kembang anak.

c. Bagi Peneliti

(21)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Diskripsi Teori

1. Hakikat Kebugaran Jasmani

Secara umum, yang dimaksud kebugaran adalah kebugaran fisik (physical fitnes), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari

secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2004: 2). Pengertian kebugaran jasmani (pshisical fitnes) adalah salah satu aspek dari kesegaran menyeluruh (total fitnes), yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif sehari-hari, tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan pekerjaan yang mendadak (Suhantoro, 1986: 12).

Menurut Mochammad Sajoto (1988: 43) kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.

(22)

9

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan. Untuk mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan cara latihan jasmani (Agus Mukholid, 2007: 64). Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Muhajir, 2006: 57).

Menurut Agus Mahendra (2007: 1) bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Menurut Dangsina Moeloek (1984: 1) ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi), kebugaran jasmani (pshysical fitnes) adalah kesanggupan dan kemampuanctubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Menurut Djoko Pekik Iriantp (2004: 2-3) kebugaran dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

A. Kebugaran Statis

Kebugaran statis yaitu keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat disebut sehat.

B. Kebugaran Dinamis

Kebugaran dinamis yaitu kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari, melompat, mengangkat.

C. Kebugaran Motoris

(23)

10

cepat sambil menggiring bola, seorang eomain voli harus dapat melompat sambil memutar badan untuk melakukan smash, dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian kebugaran jasmani menurut para ahli dapat disimpulkan, kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik yang berarti dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya.

a. Fungsi Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani atau bisa disebut kesegaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu, dsn menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik. Dengan demikian di dalam kebugaran jasmani ada tiga unsur yang pokok, yaitu unsur yang sesuai bagi tubuh, unsur kerja atau latihan, dan unsur sehat. Kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dan untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang baik dan untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan dan kesanggupan daya tahan dari setiap manusia berguna untuk mempertinggi daya kerja.

Menurut Agus Mukholid (2006: 64-65) fungsi khusus kebugaran jasmani terbagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:

(24)

11

Misalnya kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar b. Berdasarkan keadaan

Misalnya kebugaran jasmani bagi orang cacat untuk rehabilitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.

c. Berdasarkan umum

Misalnya bagio anak-anak untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Berdasarkan fungsi-fungsi kebugaran jasmani diatas dapat disimpulkan, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dan untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang baik dan untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara.

b. Komponen Kebugaran Jasmani

(25)

12

Menurut Mochamad Sajoto (1998: 44-55) kesegaran jasmani dibedakan menjadi dua yaitu kebugaran berhubungan dengan kesegaran atau kesehatan dan kebugaraan berhubungan dengan keterampilan gerak. Kebugaran berhubungan dengan kesegaran atau kesehatan meliputi daya tahan kardiorespirasi, kekuatan otot, keseimbangan berat badan, kelentukan. Kebugaraan berhubungan dengan keterampilan gerak meliputi koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kelincahaan, daya ledak.

Menurut Brian J. Sharkey, (2003: 166) komponen kebugaran jasmani meliputi daya tahan, fleksibelitas, kecepatan, kekuatan, ketangkasan, keseimbangan, Koordinasi.

Menurut Dangsina Moeloek (1984: 1), komponen kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan otot, tenaga ledak otot, kecepatan, ketangkasan , kelenturan, keseimbanagan, kecepatan reaksi, koordinasi

Menurut Agus Mahendra (2007: 1) komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan yaitu koposisi tubuh, kelunturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan jantung paru, daya tahan otot.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) kebugaran yang berhubungan kesehatan ada 4 komponen dasar meliputi :

1. Daya tahan paru-jantung, yakni kemamapuan paru-jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu jangka otot yang lama.

2. Kekuatan dan daya tahan otot

(26)

13

Daya tahan otot adalah kemammpuan otot melakuakan serangkaian kerja daklam waktu yang lama.

3. Kelentukan adalah kemampuan persendian bergerak secara leluasa.

4. Komposisi tubuh dalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dikatakan dalam persentase lemk tubuh.

Menurut Agus Mukbolid (2006: 64) ada 5 komponen utama dari kebugaran yang harus diperhatikan yaitu daya tahan kardiorespirasi/kondisi aerobik, kekuatan otot, daya tahan otot, tenaga eksplosif atau daya ledak, daya tahan jantung atau kardiorespirasi.

1. Kecepatan

Menurut Dangsina Moeloek, dkk (1984: 10) kecepatan adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberi jawaban kinetis setelah meneruma suatu rangsangan. Menurut Mochamamad Sajoto (1988: 53) kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu terutama jarak pendek, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Muhajir, 2006: 60).

Berdasarkan pengertian kecepatan yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan, kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.

(27)

14

Menurut Agus Mahendra (2007: 1) kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan kemamouan untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan. Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna untuk membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan (Muhajir, 2006: 58). Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) kekuatan otot adalah kemampuan otot melawan beban dalam suatu usaha. Berdasarkan pengertian kekuatan otot yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan, kekuatan otot adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan.

3. Daya Tahan Otot

(28)

15

Berdasarkan pengertian daya tahan yang dikemukakakn oleh para ahli dapat disimpulkan, daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan untuk berkontraksi terus menerus dala waktu relatif cukup lama, dengan bebean tertentu.

4. Tenaga Eksplosif atau Daya Ledak

Menurut Mochamamad Sajoto (1998: 58) tenaga eksplotif atau daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk melakuakan kekuatan maksimum, dengan usahanya yanag dekerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Menurut Dangsina Moeloek, (1984: 7) tenaga eksplosif atau daya ledak adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara tiba-tiba. Berdasarkan pengertian tenaga eksplosif atau daya ledak yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan, tenaga eksplosif atau daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kemampuan otot yang maksimal dalam waktu yang singkat.

5. Daya Tahan Jantung atau Kardiorespirasi

(29)

16

Mochamamad Sajoto (1988: 58) daya tahan jantung atau kardiorespirasi adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darahnya, secera efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus menerus.

Menururt Djoko Pekik Irianto (2004: 4) daya tahan jantung atau kardiorespirasi adalah kemampuan paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot jangka waktu yang lama. Berdasarkan pengertian daya tahan jantung dan kardiorespirasi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan, daya tahan jantung atau kardiorespirasi adalah kemampuan paru jantung untuk mensuplai oksigen bagi kerja otot dalam jangka waktu yang lama.

c. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 139) Derajat kesehatan dan kebugaran seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor utama yakni pengaturan makanan, istirahat dan olahraga. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan melakukan olahraga, tetapi faktor lain juga penting diperhatikan.

(30)

17

olahraga atau latihan jasmani. Keempat faktor kebugaran jasmani tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Makanan yang cukup dan bergizi

Fungsi makanan bagi tubuh adalah untuk mendapatkan tenaga, zat-zat pembangun sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, dan untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang terjadi dalam tubuh.

2. Kebiasaan hidup sehat

Kebiasaan hidup sehat yang teratur, sehat dan dikerjakan secara kontinyu akan dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Kebiasaan ini meliputi makan dan mandi teratur, cuci tangan sebelum makan, gosok gigi, dan cuci muka sebelum tidur, kebiasaan hidup bersih tidak membuang sampah sembarangan, dan masih banyak lagi.

3. Latihan Olahraga atau Latihan Kesegaran Jasmani

Salah satu meningkatkan kesegaran jasmani melalui latihan jasmani atau olahraga secara teratur dan kontinyu.

Menurut Suhantoro (1986: 13) kebgaran jasmani dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

(31)

18

a) Kurang Protein Kalori b) Gizi rendah

c) Gizi tidak adekwat 3. Latihan Fisik : a) Usia mulai latihan

b) Frekwensi latihan tiap minggu c) Intensitas latihan

d) Volume latihan 4. Faktor Keturunan : a) Bentuk artropometris b) Kelainan bawaan

Kesegaran jasmani dapat diperoleh bila seseorang latihan jasmani secara teratur sesuai kaidah yang berlaku. Dampak latihan jasmani terhadap tubub di antaranya, meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, memperkuat sendi dan otot, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak, memperbaiki bentuk tubuh, memperbaiki kadar gula darah, mengurangi resiko penyakit jantung koroner, memperlancar aliran darah, memperlancar pertukaran gas dan memperlambat proses menjadi tua.

Takaran latihan kebugaran jasmani. Keberhasilan mencapai kebugaran jasmani sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi : tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting lagi dosis yang dijabarkan dalam konsep “FIT” (frequency, intensity, and time), Djoko Pekik Irianto (2004: 16-17).

(32)

19

cukup agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan nyaman, faktor olahraga : dengan olahraga yang teratur untuk memperoleh kebugaran jasmani.

2. Hakikat Gizi

Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” yang menurut harafiah

adalah zat makanan , dalam bahasa inggis dengan istilah “nutrition” yang berarti adalah bahan makanan atau sering diartikan sebagai ilmu gizi, Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 2) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran gizi untuk mempertahankan lehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk mrenghasilkan tenaga.

(33)

20

Menurut Made Astawan, dkk (1988: 5) zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia di dalam makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme secara normal. Kebutuhan tubuh akan zat gizi merupakan hal yang sangat mutlak. Zat gizi diperlukan untuk mempertahankan kehidupan sela di dalam tubuh , baik pada waktu istirahat ataupun waktu dalam bekerja dan olahraga. Semua zat gizi yang kita makan sehari-hari. Makanan yang dianjurkan Departemen Kesehatan yaitu makanan 4 sehat 5 sempurna yang mempunyai arti dalam mengkonsumsi makanan harus selalu mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral serta meminum air susu, akan tetapi jumlahnya tentu saja ditentukan dengan kebutuhan individu yang bersangkutan. Karena kebutuhan gizi setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya.

Menurut Sunita Almatsier (2002: 291) gizi yang seimbang dikelompokan berdasarkan tiga fungsi yaitu :

1. Sumber energi atau tenaga, yaitu padi-padian yang atau serelia seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas, serta hasil olaannya seperti tepung-tepungan, mie dan bihun.

2. Sumber zat pengatur seperti sayuran dan buah-buahan

(34)

21

Berdasarkan pengertian gizi yang dikemukakakn oleh para ahli dapat disimpulkan, Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal dan yang diperlukan tubuh untuk fungsinya melalui prose pencernaan, penyerapan transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dam fungsi normal organ tubuh serta menghasilkan tenaga. 3. Hakikat Zat Gizi

Zat gizi ialah zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang berasal dari makanan. Fungsi zat gizi yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, sera mengatur proses-proses kehidupan. Makanan yang dikonsumsi setiap hari harus mengandung zat-zat antara lain karbohidrat, lemak, protein, mineral garam dan vitamin. Zat-zat makanan tersebut terkandung dalam kelompok 4 sehat 5 sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Rizqie Auliana (1991: 1) zat gizi atau disebut nutrien adalah setiap zat yang dicerna, diserap, dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Zat gizi yangdiperlukan tubuh terdiri dari (1) karbohodrat, (2) protein, (3) lemak, (4) vitamin, (5) mineral, (6) air.

Anak Sekolah Dasar kelas atas sewajarnya pada usia 10-13 tahun, bila kesehatan tidak terganggu maka pertumbuhan badannya sangat cepat. Agar makanan anak tetap terjaga kesehatannya, maka anak diharuskan

(35)

22

lemak, protein, vitamin, mineral, air, dan serat makanan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2007:6-22) ada 6 jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

1. Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati dan serat yang mengandung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat 80% berasal dari karbohidrat.

2. Lemak adalah garam yang terjadi dari penyusutan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersususn atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak.

3. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari kata proteos yang berarti mendududuki tempat pertama.

4. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasiilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari mengkonsumsi bahan makanan.

5. Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuhb manusia terdiri dari mineral.

6. Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kyrang lebih 60%-&70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air yang diperlukan oleh tubuh terutama saat beraktifitas berat atau ringan dan juga saat berolahraga. Serat makanan termasuk karbohidrat komplek yang tidak dapat dicerna, berperan untuk memelihara fungsi normal saluran cerna.

Sedangkan Rusli Lutan (2000: 6-18) menyebutkan makanan yang baik harus mengandung bahan yang termasuk dalam zat gizi antara lain :

a. Zat pemberi tenaga/energi (karbohidrat, lemak dan protein)

(36)

23

serta dibuat dari bahan makanan yang memenuhi kriteria 4 Sehat 5 Sempurna, pada umumnya mengandung jumlah vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan. Energi berguna untuk melaksanakan proses metabolisme dalam keadaaan basal, melakukan aktifitas fisik, menjalankan proses pencernaaan, penyerapan serta penggunaan zat gizi yang merupakan komposisi makanan itu sendiri . Bagi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan, energi juga diperlukan untuk metabolisme pertumbuhan.

1) Karbohidrat

Makanan yang mengandung banyak karbohidrat dapat memulihkan kondisi tubuh seseorang menjadi lebih singkat terutama pada aktifitas yang harus dijalani beberapa hari berturut-turut. 2) Lemak

Lemak tidak mutlak harus ada dalam makanan. Lemka dalam makanan dibutuhkan sebagai penyedap makanan, larut vitamin dan tambahan energi bila energi dari karbohidrat tidak mencukupi. Walaupun lemak diperlukan sebagai sumber energi tidak perlu memberikan tambahan lemak yang berlebih karen komposisi lemak makanan yang terlampau besar menimbulkan rasa enek.

3) Protein

(37)

24

penyelidikan Peteenhofer dan Voit ternyata banyak pembakaran protein diwaktu latihan berat tidak lebih tinggi dari waktu istirahat, juga setelah cadangan glycogen habis, sedangkan bila latihan diteruskan tidak didapati eksresi nitrogen yang berarti.

Tapi apabila pemberian protein terlalu rendah juga akan merugikan karena protein tubuh akan dipecah dan tenaga akan dipakai untuk pemecahn protein tubuh itu. Protein itu tidak perlu berasal dari daging tetapi asalkan dari bahan makanan kaya protein, tetapi lebih baik tentu yang berasal dari hewani sebab proteinnya bernilai tinggi.

Besarnya kebutuhan energi tergantung pada keadaan faktor yang mempengaruhinya, antara lain :

a) Faktor yang relatif tetap yaitu : berat badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin.

b) Faktor yang tidak tetap yaitu : intensitas dan lamanya kegiatan yang dilaksanakan, jenis zat gizi yang dikandung makanan yang dimakan, faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu dan ketinggian tempat berlatih, keadaan emosi seperti rasa takut, cemas, tegang, marah dan lain-lain.

b. Zat pembangun (protein, air dan mineral) 1) Protein

(38)

25

penggantian bagian tubuh yang rusak dan membentuk zat kekebalan tubuh. Sama halnya seperti lemak, protein terdiri dari 2 macam, yaitu protein nabati dan protein hewani. Sumber protein nabati diantaranya adalah tempe, tahu, kacang-kacangan dan jamur. Adapum sumber protein hewani adalah daging, ikan, telur dan susu.

2) Air

Air diperlukan terutama untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat pada waktu melakukan aktifitas yang intensif. Air merupakan suatu zat gizi ya gsangat penting, namun peranannya berbeda dengan peran zat-zat gizi yang lain. Air tidak dicerna terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari usus halus. Air tidak mensuplay energi untuk pertumbuhan untuk pemeliharaan atau untuk kerja tubuh, tetapi sebagai zat yang mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang unik, maka air merupakan suatu media untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, merupakan alat transportasi sebagai komponen utama darah, air akan mengangkut berbagai nutrisi kejaringan-jaringan dan membawa senyawa-senyawa metabolik beracun ke ginjal untuk dibuang keluar tubuh.

3) Mineral

(39)

26

pada pembentukan darah, membantu regulasi aktifitas tubuh, seperti pada pembentukan darah, membantu regulasi aktifitas otot-otot kerangka, jantung dan jaringan-jaringan lain.

c. Zat pengatur (vitamin dan mineral) 1) Vitamin

Kebutuhan vitamin harusnya diiringi dengan jumlah energi yang dibutuhkan. Dengan kata lain bila makanan disususn dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan energi dan komposisinya seimbang maka kebutuhan terhadap vitamin dapat dipenuhi.

2) Mineral

Mineral akan sangat diperlukan apabila dari tubuh keluar keringat yang berlebihan. Mineral juga berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi, fungsi nromal pembekuan darah, fungsi normal jaringan syaraf dan mencegah kelelahan otot.

Menurut Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2011: 14-17) yang dimaksud zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Mkanan seteah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk ke dalam cairan tubuh. Fungsi umum zat gizi tersebut ialah:

1. Sebagai sumber energi atau tenaga. 2. Menyumbang pertumbuhan badan.

3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak atau aus. 4. Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air,

mineral dan asam-asam basa didalam cairan tubuh.

(40)

27

Terdapat penggolongan lain bahan makanan berdasarkan fungsi zat gizi tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Zat gizi penghasil energi, ialah karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan dari makanan pokok.

2. Zat gizi pembangun sel, terutama diperankan protein. Oleh karena itu, bahan pangan lauk-pauk digolongkan makanan sumber zat pembangun.

3. Zat pengatur, termasuk di dalamnya vitamin dan mineral. Bahan pangan sumber mineral dan vitamin adalah buah dan sayur.

4. Akibat Kurang Gizi dan Lebih Pada Tubuh 1. Akibat kurangnya zat gizi bagi anak

(41)

28

kimia dari luar, kimia dari dalam, faali atau fisiologi, genetis, psikis, tenaga atau kekuatan fisik dan biologis atau parasit. Sedangkan unsur lingkungan meliputi 3 faktor yaitu faktor lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan lingkungan sosial ekonomi, dan budaya.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2011: 199) menyebutkan keadaan penyakit kurang gizi terbagi menjadi dua kelas yaitu:

a. Penyakit kurang gizi primer

Contoh: pada kekurangan gizi esensial spesifik, seperti kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri. b. Penyakit kurang gizi sekunder

Contoh: penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan absorpsi zat gizi atau gangguan metabolisme zat gizi.

2. Akibat kelebihan gizi bagi anak.

(42)

29

penyakit degeratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu. 5. Pengertian Status Gizi

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa, dkk (2002: 18) status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel. Menurut Djoko Pekik Irianto (200: 65) status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Menurut Sunita Almatsier (2001; 3) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang baik, baik, dan lebih. Status gizi yang baik adalah merupakan cerminn dari pola konsumsi yang baik pula dalam kurun waktu yang lama.

(43)

30

lebih menyukai pekerjaan di kantor dari pada di sawah, faktor budaya masih ada kepercayaan untuk memantang makanan tertentu yang dipandang dari segi gizi sebenarnya mengandung zat gizi yang baik dan di masyarakat praktek semacam ini biasanya justru ditunjukan kepada golongan rawan gizi, seperti balita, wanita hamil dan menyusui. Faktor pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang diperoleh. Faktor kebersihan lingkungan kebersihan lingkungan kurang baik akan memudahkan anak menderita penyakit tertentu. Faktor fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan gizi anak yang baik.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 65-67) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Pemeriksaan Langsung

a. Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur : tinggi badan, berat badan, tebal lemak tubuh (tricep, bicep, scapila dan suprailliaca). Tujuan : menghitung lemak pada jaringan adipose.

b. Pemeriksaan Biokimia.

Pemeriksaan laboratorium (biokimia) dilakukan melalui pemeriksaan specimen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, haji, dan otot) yang diuji secara laboratoris, terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol.

c. Pemeriksaan Klinis.

Pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan epitel (superfisiel ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral. Tujuan : untuk mengetahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda khusus. d. Pemeriksaan Biofisik

Pemeriksaan biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Tujuan : untuk mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja.

(44)

31

a. Survei Konsumsi

Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara kebiasaan makaanan dan perhitungan makanan sehari-hari. Tujuan : untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.

b. Statistik Vital.

Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisa data kesehatan, seperti angka kematian, kesakitan dan kematian akibat hai-hal yang berhubungan dengan gizi. Tujuan : indikator tidak langsung status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaannya makanan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi (iklm, tanah, irigasi), Tujuan untuk mengetahui penyebab malnutrisi masyarakat.

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002: 22) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan pengukuran

2. Unit sampel yang akan diukur 3. Jenis informasi yang dibutuhkan

4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan 5. Tersedianya fasilitas dan peralatan

6. Ketersediaannya tenaga 7. Ketersediaannya waktu 8. Dana yang dibutuhkan

Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 67) dari tujuh pengukuran status gizi tersebut, pengukuran secara antropometri sering digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) Digunakan untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih 2. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) dan Indeks Tinggi

Badan Menurut Umur (TB/U) Pada Anak Usia 0-5 Tahun. 3. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada

Anak Usia 0-5 Tahun.

4. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pads Anak Usia 6-17 Tahun.

(45)

32

6. Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Tinggi Badan (LLA/TB) Pada Anak Usia dan 1-10 Tahun.

Hal-hal tersebut diatas tidak berdiri sendiri, melainkan selalu terkait faktor yang satu dengan yang lainnnya. Dalam penelitian metode status gizi harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencermati keunggulan dan kelemahan metode tersebut. Status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan tingkatan paling baik atau yang setinggi mungkin.

Menurur Sunita Almatsier (2002: 9) menyatakan status gizi seseorang dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental, terdapat keterkaitan yang erat antara tingkat transportasi penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk memperthankan gizi dengan konsumsi makanan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi adalah gambaran keseimbangan antara kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh dengan konsumsi zat gizi.

(46)

33

siswa SMA tidak memperhatikan status gizi pada diri merekan karena mereka menilai tidak penting bagi dirinya, maka dengan status gizi yang baik siswa tidak mudah terkena penyakit.

b. Indeks Masa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Penilaian gizi secara langsung yang banyak digunakan adalah penilaian dengan menggunakan metode antropometri. Antropometri berasal dari dari kata anthropos dan metros. Antrhopos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.

Antropometri tubuh adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umurdan tingkat gizi. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa indeks antropometri yang digunakan untuk anak sekolah yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U).

Sebelumnya IMT hanya dapat digunakan untuk orang dewasa, tapi melalui website resminya (http://www.who.org) mulai tahun 2007 World Health Organization (WHO) telah meresmikan penggunaan IMT

(47)

34

berdasar Kepmenkes RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. Anak usia 5-18 tahun penilaian status gizi antropometrinya menggunakan IMT menurut umur (IMT/U), Indeks Masa Tubuh merupakan kombinasi antara pengukuran berat badan dan tinggi badan.

3. Hakekat ekstrakurikuler

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mentri Pendididkan Dan Kebudayaan (Mendikbud) No 0461/U/1964 dan SK Direktur Jendral Pendididkan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992, kgiatan merupakan jalur pembinaan kesiswaan dan wawasan wiyatamandala.

Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijakan pendididkan serta menyeluruh mempunyai tugas pokok : (Depdikbud, 1998: 1-2),

a. Memperdalam dan memperluas pengerahuan siswa. b. Mengenal hubungana antara berbagai mata pelajaran c. Menyalurkan bakat bakat dan minat.

(48)

35

4. Karakteristik siswa SMA

Sedangkan menurut Hurlock (1991: 207-209) yang dikutip Caroline Lisa (2012) remaja memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan sesudahnya, diantaranya adalah :

1) Masa remaja sebagai periode penting 2) Masa remaja sebagai periode peralihan. 3) Masa remaja sebagai periode perubahan. 4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas. 5) Usia bermasalah.

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. 7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Menurut Sukintaka (1992: 45-46) bahwa karakteristik siswa SMA ada beberapa aspek, salah satunya aspek jasmani:

1) Kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang dengan baik, 2) Senang dengan keterampilan yang baik, bahkan mengarah

pada gerak akrobatik,

3) Anak laki-laki keadaan jasmaninya sudah lebih matang, 4) Anak tubuh proporsi tubuh menjadi makin baik,

5) Mampu menggunakan enenrgi dengan baik,

(49)

36

Menurut Depdikbud yang dikutip Farah Amalia (2013: 15), siswa SMA adalah peserta didik pada satuan pendidik yang menyelenggarakan pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan ketrampilan siswa-siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

SMA Negeri 2 Playen Kab. Gunungkidul terletak lebih kurang 4 Km dari pusat pemerintahan Kab. Gunungkidul. SMA Negeri 2 Playen beralamat di Jalan Wonosari-Yogyakarta KM 4 dengan nomor telepon (0274)391176 dengan alamat website http://sman2playen.sch.id dan email : smaduaplayen@yahoo.com

Lokasi SMA Negeri 2 Playen sangat strategis karena berada di jalan raya Wonosari – Yogyakarta. Dari segi transportasi SMA Negeri 2 Playen sangat mudah dijangkau oleh angkutan umum dari berbagai jurusan.

(50)

37

berbasis TIK, dan membangun situs (website sekolah). SMA Negeri 2 Playen mulai tahun pelajaran 2008/2009 ditetapkan sebagai rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) / Sekolah Standar Nasional (SSN) dibawah pembinaan Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. SMA Negeri 2 Playen pada tahun pelajaran 2008/2009 memiliki 13 rombongan belajar yang terdiri dari 5 rombel Kelas X dengan menggunakan KTSP, 5 rombel kelas XI yang menggunakan KTSP, dan 5 rombel kelas XII yang menggunakan KTSP dengan menggunakan sistem kelas bergerak (moving class).

(51)

38

B. Penelitian yang Relevan

1. Aviv Yuka Purnomo (2009), judul penelitian “Kebugaran Jasmani

dan Status Gizi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tempel Sleman”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tempel Sleman tahun ajaran 2008/2009. Berdasarkan uraian judul penelitian di atas dapat dijelaskan tentang kesamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang tingkat kebugaran jasmani dan status gizi untuk tingkat Sekolah Menengah Atas. Instrumen tes yang digunakan yaitu TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) ,tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 (Depdiknas, 1999; 3) dan Tes Status Gizi menggunakan perhitungan Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) . Selanjutnya untuk hasil dari penelitian Aviv Yuka Purnomo yaitu sebagai berikut: Jumlah sampel 96 siswa, diperoleh hasil 0 siswa kategori baik sekali, 2 siswa kategori baik, 37 siswa kategori sedang, 49 siswa kategori kurang, 8 siswa kategori kurang sekali dan untuk status gizi yaitu sebagai berikut: Diperoleh hasil 8 siswa kategori obesitas, 5 siswa kategori lebih, 48 siswa kategori baik, 35 siswa kategori kurang.

2. Wakhyu Nurhidayanti (2004), judul penelitian “Hubungan Antara Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD

(52)

39

mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan status gizi Siswa kelas V SD Muhammadiyah Ngupasan. Instrumen tes yang digunakan yaitu TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) ,tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 (Depdiknas, 1999; 3) dan Tes Status Gizi menggunakan perbandingan antara Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) dengan rumus Devenpurt- koup. Teknik analisis data dengan menggunakan korelasi Product moment, aturan untuk menolak dan menerima hipotesis dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Ngupasan Yogyakarta.

3. Ifa Anisa (2013), judul penelitian “Status Gizi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangsari dan Petarangan Kecamatan Kemrajen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi siswa kelas V SD Negeri Karangasri dan Patarangan tahun ajaran 2012/2013. Instrumen tes yang digunakan yaitu Tes Status Gizi menggunakan perhitungan rumus Indeks Massa Tubuh menurut Umur (Kepmenkes RI, 2011). Selanjutnya untuk hasil dari penelitian Ifa Anisa yaitu sebagai berikut: Status gizi siswa kelas V SD Negeri Karangsari 0

(53)

40

“Normal”, 0 siswa (0%) “Gemuk”, 0 siswa (0%) “Obesitas”. Status

gizi siswa kelas V SD Negeri Patarangan 0 siswa (0%) “Sangat

Kurus”, 0 siswa (0%) “Kurus”, 39 siswa (72%) “Normal”, 12 siswa

(22%) “Gemuk”, 3 siswa (6%) “Obesitas”

C. Kerangka Berfikir

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik yang berarti dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluab-keperluan lainnya.

(54)

41

Status gizi adalah gambaran keseimbangan antara kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh dengan konsumsi zat gizi. Komponen status gizi meliputi tinggi badan dan berat badan. Status gizi dapat dipengaruhi oleh asupan makanan yang dimakan setiap harinya dengan keadaan gizi tubuh dan keadaan gizi dengan kesehatan jasmani antara kesehatan dengan kesegaran jasmani, serta antara kesegaran jasmani dengan prestasi fisik. Dengan kata lain gizi merupakan suatu penunjang yang penting dalam usaha mencapai prestasi fisik yang tinggi. Seseorang dapat diketahui status gizinya yaitu diukur dengan berbagai cara salah satu pengukuran adalah dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan kemudian dimasukkan ke dalam tabel standar IMT menurut umur dari Kemenkes (2010: 18-22).

Untuk mengetahui nilai IMT, dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan :

IMT= Indeks Massa Tubuh ( Kg/m BB = Berat Badan ( Kg )

TB = Tinggi Badan ( cm )

Berdasarkan hasil perhitungan IMT tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel standar IMT menurut umur dari Kemenkes (2010: 18-22). Hasil dari perhitungan di atas, kemudian dilakukan pengelompokan status gizi yaitu:

(55)

42

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) Untuk Usia 5-18 Tahun

Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

(56)

43

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif dengan dua variabel, metode yang digunakan metode survey dengan teknik tes dan pengukuran untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini hanya ada dua variabel, yaitu kesegaran jasmani dan status gizi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen. B. Deinisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kesegaran jasmani

Adalah kemampuan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen berdasarkan untuk melakukan suatu aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang bersifat mendadak.

2. Status gizi

Adalah keadaan dalam tubuh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di SMA N 2 Playen sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi pada siswa.

C. Populasi dan Sampel Penilitian 1. Populasi

(57)

44

generalisasi yang terdiri dari subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan adalah siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga (sepak bola, bola basket, dan bola voli) di SMA Negeri 2 Playen yang berjumlah 73 siswa.

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa. Jika peneliti akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) mengatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang termasuk dalan non probality sampling. Menurut

Sugiyono (2006: 85), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan syarat-syarat tertentu. Beberapa persyaratan yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Terdaftar sebagai siswa di SMA N 2 Playen.

2. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X dan XI umur 16-18 tahun.

3. Bersedia mengikuti tes sebanyak 1 kali pertemuan dengan tidak boleh absen.

(58)

45

Jika semua syarat sudah terpenuhi adapun cara penentuan sample yaitu dengan teknik random atau sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136 ), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik. Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini diadakan tes dan pengukuran.

Instrumen dalam pengumpulan data untuk mengetahui kesegaran jasmani menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI 1999 untuk remaja umur 16 – 19 tahun ). Tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 (Depdiknas, 1999; 3). Tes ini merupakan satu rangkaian sehingga butir tes dilaksanakan secara berkesinambungan.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui status gizi adalah perhitungan antara Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB). Diukur dengan menggunakan timbangan dan staturmeter.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Kesegaran Jasmani

(59)

46

1. Lari 60 meter 2. Gantung tubuh:

a) Gantung angkat tubuh untuk putra b) Gantung siku tekuk untuk putri

Formulir penelitian kesegaran jasmani terlampir:

Tabel 2. Nilai TKJI (Untuk Remaja Putra Usia 16-19 Tahun)

Nilai Lari 60

Tabel 3. Norma TKJI (Untuk Remaja Putra dan Putri Usia 16-19 Tahun)

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani

(60)

47

Tes ini merupakan satu rangkaian sehingga butir tes dilaksanakan secara berkesinambungan.

b. Status Gizi

Teknik pengumpulan data digunakan perhitungan antara Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB). Diukur dengan antropometri yang dicari adalah Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB).

Untuk mengetahui nilai IMT, dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan :

IMT= Indeks Massa Tubuh ( Kg/m BB = Berat Badan ( Kg )

TB = Tinggi Badan ( cm )

Adapun cara pengukuran TB dan BB adalah sebagai berikut:

Cara pengukuran tinggi badan adalah subyek berdiri membelakangi alat ukur tanpa sepatu, sedangkan tumit, panggul, dan kepala dalam posisi satu garis, kemudian hasil pengukuran dicatat dalam satuan centimeter (cm).

Cara pengukuran berat badan adalah subyek ditimbang tanpa sepatu, kemudian hasil pengukuran dicatat dengan satuan kilogram (kg) dengan ketelitian 0,5 kg.

(61)

48

Berdasarkan hasil perhitungan IMT tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel standar IMT menurut umur dari Kemenkes (2010: 18-22).

Hasil dari perhitungan di atas, kemudian dilakukan pengelompokan status gizi yaitu:

Tabel 4. Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) Untuk Usia 5-18 Tahun

Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Sumber : Kemenkes (2010 : 4) E. Teknik Analisis Data

(62)

49

(63)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

a) Lari 60 meter putra

Waktu yang diperoleh tercepat 8 detik, paling lmbat 11 detik. Adapun distribusi frekuensi data lama waktu lari 60 meter putra sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Lari 60 meter Peserta Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

No Interval (detik) %

1. S.d –7,2” 0 0%

2. 7.3” –8,3” 4 13,33% 3. 8,4” –9,6” 18 60% 4. 9,7” –11,0” 8 26,67%

5. 11,1” dst 0 0%

Jumlah 30 100%

(64)

51

Gambar 1. Lari 60 meter Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

b) Gantung angkat tubuh putra

Hasil tertinggi 16 kali, hasil terendah 10 kali. Adapun distribusi frekuensi data gantung angkat tubuh putra sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Gantung Angkat Tubuh Peserta

Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

No Interval (kali) %

(65)

52

Gambar 2. Gantung Angkat Tubuh Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

c) Baring duduk 60 detik

Hasil tertinggi 52 kali, hasil terendah 33 kali. Adapun distribusi frekuensi data loncat tegak sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Baring Duduk 60 detik Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

No Interval (kali) %

(66)

53

Gambar 3. Baring Duduk 60 detik Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

d) Loncat tegak

Hasil tertinggi 74 cm, hasil terendah 36 cm. Adapun distribusi frekuensi data loncat tegak sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Loncat Tegak Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

(67)

54

Gambar 4. Loncat Tegak Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

e) Lari 1200 meter

Waktu yang diperoleh tercepat 3,40 menit, paling lambat 6,57 menit. Adapun distribusi frekuensi data loncat tegak sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Lari 1200 meter Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

(68)

55

Gambar 5. Lari 1200 meter Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

f) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

Berdasakan data di atas dapat diketahui tingkat kesegaran jasmani peserta ekstrakurikuler olahraga SMA N 2 Playen yaitu sebanyak 0 siswa atau 0% baik sekali, 17 siswa atau 56,67% baik, 10 siswa atau 33,33% sedang, 3 siswa atau 10% kurang, 0 siswa atau 0% kurang sekali.

Tabel 9. Distribusi Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

No Jumlah nilai Klasifikasi %

(69)

56

Data di atas jika ditampilkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

2. Hasil Tes Status Gizi

Hasil Tes Status Gizi dapat diketahui tingkat status gizi peserta ekstrakurikuler olahraga SMA N 2 Playen yaitu sebanyak 0 siswa atau 0% sangat kurus, 0 siswa atau 0% kurus, 29 siswa atau 33,33% normal, 1 siswa atau 10% gemuk, 0 siswa atau 0% obesitas.

Tabel 10. Distribusi Tingkat Status Gizi Peserta Ekstrakurikuler Olahraga SMA N 2 Playen

No Jumlah nilai Klasifikasi %

1. < -3 SD Sangat Kurus 0 0%

(70)

57

Data di atas jika ditampilkan dalam bentuk histogram adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Status Gizi Peserta Ekstrakurikuler Olahraga di SMA N 2 Playen

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Kebugaran Jasmani

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : Tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Playen secara keseluruhan diketahui bahwa siswa yang mempunyai kebugaran jasmani Baik Sekali 0% (0 siswa), Baik 56,67% (17 siswa), Sedang sebanyak 33,33% (10 siswa), Kurang 10% (3 siswa), Kurang Sekali 0% (0 siswa).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari rata-rata tingkat kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 2 Playen yang mengikuti

Gambar

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) Untuk
Tabel 2. Nilai TKJI (Untuk Remaja Putra Usia 16-19 Tahun)
Tabel 4. Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U) Untuk
Tabel 5. Distribusi Lari 60 meter Peserta Ekstrakurikuler
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sortir Stok Gudang Reject Menyuplai Produk Pemilihan Bahan Baku Produk Unggulan Pengukuran dan Pemotongan Penjahitan Sortir Stok Gudang Reject Menyuplai Produk Produk non unggulan

BAB IV : Berisikan tentang analisis penelitian pengaruh media audio visual dalam meningkatkan minat belajar bahasa Arab pada peserta didik kelas X MA Manba’ul

Apabila obat anti psikosis tertentu tidak  memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis

4erdasarkan re.leksi pelaksanaan pem1ela2aran yang 1erlangsung di kelas# tampaknya situasi pem1ela2aran 1er2alan kurang k-ndusi.$ 8uru tampak mend-minasi kelas dengan

Pada penelitian ini “Infeksi virus dengue” didefinisikan sebagai keberadaan virus dengue berdasarkan hasil uji imuno- logi dengan hasil positif; “tanpa gejala”

Pada sistem berbasis aturan mesin inferensi menentukan bagian anteseden yang cocok dengan fakta dengan cara memanipulasi dan mengarahkan kaidah dan fakta yang

Puncak melakukan koordinasi dengan Anggota Bawaslu per telepon untuk melakukan kajian mengenai kesalahan entri dari operator yang menyebabkan terjadinya kelebihan