• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agus Mukholid. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Untuk SMA Kelas X. Yudistira.

Agus Mahendra. (2007). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. http/www.Pbprimaciptautama.blogspot.com. Diakses: 20 Februari 2009.

Aviv Yuka Purnomo. (2009) “Kebugaran Jasmani Dan Status Gizi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tempel Sleman.”Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Azrul Azwar. (2004). Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan.

www.gizi.net/gaya-hidup/Tubuh-ideal-sehat. 10 Juli 2009.

Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro. (1984). Kesehatan Olahraga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat Dengan Berolahraga. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Djoko Pekik Irianto. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Depdiknas. (1999). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Endy Paryanto Prawirohartono. (1996). Status Gizi. Yogyakarta: Pusat Informasi

Makanan Sehat Instalasi Gizi RSUP Dr. Sarjdito.

Erni Mulandari, dkk. (2007). “Pengaturan diet pada orang dewasa penderita obesitas.” Makalah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.

65

Kemenkes. (2010). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kemenkes.

Made Astawan dan Mita Wahyuni. (1988). Gizi dan Kesehatan Manula. PT MELTON PUTRA, Jakarta.

Mohammad Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Untuk SMA Kelas X. Erlangga

Rusli lutan & Andang Suherman. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjas. Yogyakarta: Depdikbud.

Rusli lutan, dkk. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan di Ssepanjang Hayat. Jakarta: Depdiknas.

Sharkey, Brian J. (2003). Kebugaran dan Kesehatan. Jkarta: Divixi Buku Sport PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Sunita Almatsier. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Suhantoro. (1986). Manula Kesehatan Olahraga. Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Wahyu Nurhidayanti. (2004). “Hubungan Antara Status Gizi Dan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SDN Muhammadiyah 1 Ngupasan.”

66 Lampiran 1.

Tes Status Gizi

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi:

1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Peralatan tes antara lain:

1. Timbangan tubuh 2. Meteran tinggi badan

Indeks Massa Tubuh ( IMT )

Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah berat badan kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan. Prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut :

Berdiri tegak lurus

Pandangan lurus kedepan

Saat pengukuran berat badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin. Tinggi badan satuan alatnya adalah cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg)

Alat yang digunakan, antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera.

Indeks massa tubuh dapat digunakan untuk mengetahui berat badan ideal. untuk mengetahui indeks massa tubuh dapat digunakan rumus berikut.

Indeks massa tubuh (IMT) =

berat

(kg) tinggi2

67

Indeks massa tubuh digunakan untuk memprediksi status gizi anak usia sekolah yaitu keadaan obesitas. Ada beberapa rumus yang dipergunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui berat ideal serta batas dari kewajaran berat seseorang.

Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris adalah body mass index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui BMI, seseorang akan tahu apakah dia termasuk kategori berberat badan normal, kelebihan, atau justru kekurangan.

Perkiraan jumlah total lemak dalam tubuh yang muncul adalah hasil dari pembagian berat badan seseorang dalam satuan kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat. Bagi beberapa kelompok orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat. Mereka yang sedang hamil, adalah binaragawan, atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi adalah golongan yang kemungkinan nilai IMT mereka tidak mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas normal, ini bukan berarti mereka memiliki lemak berlebihan.

Perhitungan IMT baik diketahui terutama sebagai pengingat seseorang akan pemeliharaan berat badan yang sehat. Dengan memiliki berat badan yang normal, keuntungan berikut bisa didapatkan.

Berat badan yang normal memungkinkan seseorang dapat melakukan aktivitas lebih banyak.

Berat badan ideal juga meminimalkan seseorang dari risiko terkena nyeri sendi dan nyeri otot.

Orang yang memiliki berat badan normal memiliki pola tidur yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak.

Kinerja jantung akan lebih ringan bagi seseorang dengan berat badan normal.

Peredaran darah dan metabolisme juga akan lebih baik jika seseorang memiliki berat badan yang ideal.

Berat badan normal juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker tertentu.

Mengurangi berat badan secara tidak langsung juga mengurangi kolesterol, trigliserida, glukosa darah, dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Mengingat banyaknya keuntungan memiliki berat badan ideal, pengetahuan mengenai indeks massa tubuh masih layak untuk dipertahankan terutama sebagai kontrol diri. Pastikan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur menjadi kebiasaan Anda sehari-hari.

68 Lampiran 2.

No Subyek Kelas Tinggi Badan Berat Badan

1 S1 XI 180 68 2 S2 XI 178 65 3 S3 X 170 50 4 S4 XI 165 55 5 S5 XI 169 55 6 S6 XI 172 63 7 S7 XI 169 62 8 S8 X 178 75 9 S9 XI 169 62 10 S10 X 175 81 11 S11 X 169 68 12 S12 XI 171 55 13 S13 X 165 57 14 S14 X 163 55 15 S15 XI 165 50 16 S16 XI 171 62 17 S17 XI 170 65 18 S18 X 171 69 19 S19 X 178 70 20 S20 XI 168 58 21 S21 XI 175 63 22 S22 XI 164 55 23 S23 X 160 47 24 S24 X 160 55 25 S25 X 175 60 26 S26 X 170 68 27 S27 XI 172 65 28 S28 XI 174 65 29 S29 XI 180 67 30 S30 X 170 58

69 Lampiran 3.

No Subyek Tanggal lahir

Umur IMT IMT menurut umur Klasifikasi Tahun Bulan 1 S1 4 Juli 1999 16 10 21 1 Normal 2 S2 9 November 1998 17 6 20,5 -1 Normal 3 S3 18 Maret 2000 16 2 17,3 -2 Normal 4 S4 27 Oktober 1998 17 7 20,2 -1 Normal 5 S5 14 Desember 1998 17 5 19,3 -1 Normal 6 S6 21 Desember 1998 17 4 21,3 1 Normal 7 S7 29 Januari 1999 16 5 21,7 1 Normal 8 S8 6 Februari 1999 16 3 23,7 1 Normal 9 S9 2 Februari 1999 16 3 21,7 1 Normal 10 S10 13 April 2000 15 1 26,4 2 Gemuk 11 S11 19 Juni 1999 16 11 23,8 1 Normal 12 S12 4 Agustus 1998 17 9 18,8 -2 Normal 13 S13 12 September 2000 15 8 20,9 1 Normal 14 S14 1 Agustus 2000 15 9 20,7 1 Normal 15 S15 9 Juli 1999 16 10 18,4 -2 Normal 16 S16 29 Mei 1999 16 11 21,2 1 Normal 17 S17 9 Desember 1998 17 5 22,5 1 Normal 18 S18 12 Oktober 1999 16 7 23,6 1 Normal 19 S19 24 Juli1999 16 9 22,1 1 Normal 20 S20 11 Mei 1999 17 0 20,5 -1 Normal 21 S21 7 Agustus 1998 17 9 20,6 -1 Normal 22 S22 10 Oktober 1998 17 7 20,4 -1 Normal 23 S23 6 Januari 1999 16 4 18,4 -1 Normal 24 S24 14 Januari 1999 16 4 21,5 1 Normal 25 S25 17 Februari 1999 16 3 19,6 -1 Normal 26 S26 25 Mei 1999 16 11 23,5 1 Normal 27 S27 30 Desember 1998 17 4 22 1 Normal 28 S28 8 Juni 1999 16 11 21,5 1 Normal 29 S29 16 Agsutus 1998 17 9 20,7 -1 Normal 30 S30 29 Januari 1999 16 3 20,1 -1 Normal

70 Statistics VAR00001 N Valid 30 Missing 0 Mean 21,130 Std. Error of Mean ,3431 Median 20,950a Mode 18,4b Std. Deviation 1,8793 Variance 3,532 Skewness ,518 Std. Error of Skewness ,427 Kurtosis 1,134 Std. Error of Kurtosis ,833 Range 9,1 Minimum 17,3 Maximum 26,4 Sum 633,9 Percentiles 25 20,200c 50 20,950 75 22,000

71 Lampiran 4.

Dokumen terkait