• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Diskripsi Teori

2. Akibat kelebihan gizi bagi anak

kimia dari luar, kimia dari dalam, faali atau fisiologi, genetis, psikis, tenaga atau kekuatan fisik dan biologis atau parasit. Sedangkan unsur lingkungan meliputi 3 faktor yaitu faktor lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan lingkungan sosial ekonomi, dan budaya.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2011: 199) menyebutkan keadaan penyakit kurang gizi terbagi menjadi dua kelas yaitu:

a. Penyakit kurang gizi primer

Contoh: pada kekurangan gizi esensial spesifik, seperti kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri. b. Penyakit kurang gizi sekunder

Contoh: penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan absorpsi zat gizi atau gangguan metabolisme zat gizi.

2. Akibat kelebihan gizi bagi anak.

Gizi lebih adalah suatu kondisis yang diakibatkan oleh jumlah asupan energi yang melebihi kebutuhan. Tanda-tanda yang mudah dikenali : gemuk yang dinilai dengan berat badan dan tinggi badan, lamban dalam bergerak serta cepat lelah. Gizi berlebih pada anak usia Sekolah Dasar dapat berakibat buruk, antara lain beresiko mengalami penyakit jantung, diabetes dan darah tinggi pada usia muda. Hal tersebut sesuai dengan pendapar Sunita Al,atsier (2001: 12) gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadinya berbagai

29

penyakit degeratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu. 5. Pengertian Status Gizi

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa, dkk (2002: 18) status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel. Menurut Djoko Pekik Irianto (200: 65) status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Menurut Sunita Almatsier (2001; 3) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang baik, baik, dan lebih. Status gizi yang baik adalah merupakan cerminn dari pola konsumsi yang baik pula dalam kurun waktu yang lama.

Menururt Robinson & Weighley yang dikutip Prawirohartono (1996: 1) status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh. Menururt Habicht yang dikutip Prawirohartono (1996: 1) status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh keadaan keseimbangan antara gizi di satu pihak dan pengeluaran oleh organisme di pihak lain, yang terlihat melalui variabel tertentu. Menurut Endy Paryanto Prawirohartono (1996: 1) faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi. Faktor-faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi faktor ekonomi penghasilan keluarga, faktor pertanian yaitu faktor tenaga kerja yaitu orang yang berpendididkan tinggi

30

lebih menyukai pekerjaan di kantor dari pada di sawah, faktor budaya masih ada kepercayaan untuk memantang makanan tertentu yang dipandang dari segi gizi sebenarnya mengandung zat gizi yang baik dan di masyarakat praktek semacam ini biasanya justru ditunjukan kepada golongan rawan gizi, seperti balita, wanita hamil dan menyusui. Faktor pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang diperoleh. Faktor kebersihan lingkungan kebersihan lingkungan kurang baik akan memudahkan anak menderita penyakit tertentu. Faktor fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan gizi anak yang baik.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 65-67) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Pemeriksaan Langsung

a. Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur : tinggi badan, berat badan, tebal lemak tubuh (tricep, bicep, scapila dan suprailliaca). Tujuan : menghitung lemak pada jaringan adipose.

b. Pemeriksaan Biokimia.

Pemeriksaan laboratorium (biokimia) dilakukan melalui pemeriksaan specimen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, haji, dan otot) yang diuji secara laboratoris, terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol.

c. Pemeriksaan Klinis.

Pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan epitel (superfisiel ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral. Tujuan : untuk mengetahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda khusus. d. Pemeriksaan Biofisik

Pemeriksaan biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Tujuan : untuk mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja.

31

a. Survei Konsumsi

Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara kebiasaan makaanan dan perhitungan makanan sehari-hari. Tujuan : untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.

b. Statistik Vital.

Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisa data kesehatan, seperti angka kematian, kesakitan dan kematian akibat hai-hal yang berhubungan dengan gizi. Tujuan : indikator tidak langsung status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaannya makanan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi (iklm, tanah, irigasi), Tujuan untuk mengetahui penyebab malnutrisi masyarakat.

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002: 22) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan pengukuran

2. Unit sampel yang akan diukur 3. Jenis informasi yang dibutuhkan

4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan 5. Tersedianya fasilitas dan peralatan

6. Ketersediaannya tenaga 7. Ketersediaannya waktu 8. Dana yang dibutuhkan

Menurut Djoko Pekik Irianto (2007: 67) dari tujuh pengukuran status gizi tersebut, pengukuran secara antropometri sering digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) Digunakan untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih 2. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) dan Indeks Tinggi

Badan Menurut Umur (TB/U) Pada Anak Usia 0-5 Tahun. 3. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pada

Anak Usia 0-5 Tahun.

4. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Pads Anak Usia 6-17 Tahun.

5. Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) Pada Anak Usia ½-5 Tahun dan 6-7 Tahun.

32

6. Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Tinggi Badan (LLA/TB) Pada Anak Usia dan 1-10 Tahun.

Hal-hal tersebut diatas tidak berdiri sendiri, melainkan selalu terkait faktor yang satu dengan yang lainnnya. Dalam penelitian metode status gizi harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencermati keunggulan dan kelemahan metode tersebut. Status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan tingkatan paling baik atau yang setinggi mungkin.

Menurur Sunita Almatsier (2002: 9) menyatakan status gizi seseorang dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental, terdapat keterkaitan yang erat antara tingkat transportasi penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk memperthankan gizi dengan konsumsi makanan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi adalah gambaran keseimbangan antara kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh dengan konsumsi zat gizi.

Menyadari betapa pentingnya status gizi dapat mempengaruhi kebugaran jasmani, maka karakteristik siswa SMA N 2 Playen yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga seharusnya siswa bisa mengontrol berat badan, supaya dapat terhindar dari penyakit. Bagi siswa asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting selain mempertahankan kebugaran juga terhindar dari penyakit. Saat sekarang

33

siswa SMA tidak memperhatikan status gizi pada diri merekan karena mereka menilai tidak penting bagi dirinya, maka dengan status gizi yang baik siswa tidak mudah terkena penyakit.

b. Indeks Masa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Penilaian gizi secara langsung yang banyak digunakan adalah penilaian dengan menggunakan metode antropometri. Antropometri berasal dari dari kata anthropos dan metros. Antrhopos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.

Antropometri tubuh adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umurdan tingkat gizi. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa indeks antropometri yang digunakan untuk anak sekolah yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U).

Sebelumnya IMT hanya dapat digunakan untuk orang dewasa, tapi melalui website resminya (http://www.who.org) mulai tahun 2007 World Health Organization (WHO) telah meresmikan penggunaan IMT

Dokumen terkait